🌎 AYO KUNJUNGI‼️
http://antikomunisme.com/
CABUT Komunisme Hingga ke Akarnya
✅ Ayo klik!! Klik antum sangat berarti untuk menaikkan rating www.antikomunisme.com, biidznillah, sehingga memudahkan kaum muslimin menemukan link al Haq.
☝️Atas klik antum, kami ucapkan jazaakumullahu khaira.
🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹
🌎AYO KUNJUNGI‼️
http://antikomunisme.com/
CABUT Komunisme Hingga ke Akarnya
http://antikomunisme.com/
CABUT Komunisme Hingga ke Akarnya
✅ Ayo klik!! Klik antum sangat berarti untuk menaikkan rating www.antikomunisme.com, biidznillah, sehingga memudahkan kaum muslimin menemukan link al Haq.
☝️Atas klik antum, kami ucapkan jazaakumullahu khaira.
🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹
🌎AYO KUNJUNGI‼️
http://antikomunisme.com/
CABUT Komunisme Hingga ke Akarnya
🚇MENGAMBIL ILMU DARI AHLUSSUNNAH
◈ Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dari Nabi -ﷺ- bahwasanya beliau bersabda,
“Akan muncul pada akhir jaman sekelompok manusia yang akan menceritakan hadits kepada kalian dengan sesuatu yang tidak pernah kalian mendengarnya demikian juga bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” [HR. Muslim dalam muqoddimah shahihnya hal.6]
◈ Al-Imam Al-Baghawi Rahimahullah menyebutkan kesepakatan ulama salaf dalam memboikot ahlul bid'ah, beliau berkata, “Dan telah berlalu para shahabat, tabi'in, dan pengikut mereka, serta ulama sunnah atas perkara ini, yaitu mereka bersepakat untuk memusuhi ahlul bid'ah dan memboikot mereka.” [Syarhus Sunnah 1/227]
◈ Al-Imam Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah berkata, “Tiga (jenis manusia) yang tidak diambil (ilmunya) dari mereka, yaitu:
(➊) ✘ Orang yang tertuduh melakukan kedustaan
(➋) ✘ Pelaku kebid'ahan yang menyeru kepada bid'ahnya
(➌) ✘ dan seseorang yang cenderung keliru dan salah
◈ Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Semoga Allah menghinakan al-Karobisi,
(➊) ✘ tidak boleh dijadikan teman duduk,
(➋) ✘ tidak boleh diajak bicara,
(➌) ✘ tidak boleh disalin kitab-kitabnya,
(➍) ✘ dan kami tidak duduk bersama orang yang duduk dengannya.”
◈ Abdul Wahhab Al-Khaffaf rahimahullah berkata: “Aku melewati Amr bin Ubaid (tokoh mu'tazilah, pen) sedang duduk sendirian. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang terjadi denganmu sehingga manusia meninggalkanmu?’ Ia menjawab, ‘Ibnu 'Aun (ulama sunnah, pen) telah melarang manusia dariku, maka mereka pun pergi (meninggalkanku).’” [Mizanul I'tidal 3/274]
◈ Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata: “Barangsiapa mendengar dari ahli bid'ah, maka Allah tidak akan memberi manfaat dengan apa yang ia dengar. Dan barangsiapa berjabatan tangan dengannya, maka sungguh ia telah melepas Islam seutas demi seutas.” [Al-Jami' Li AKhlaqi Ar-Rawi 1/138 hal.163]
◈ Al-Qahthani berkata dalam baitnya: “Tidaklah berteman dengan ahli bid'ah kecuali orang yang sepertinya ... di bawah asap ada api yang berkobar.”
※ Oleh karena itu,
(✘) janganlah mengambil ilmu dari ahli bid'ah
(✘) dan orang-orang yang menyimpang
(✘) atau memiliki penyakit di dalam hatinya.
≡ Karena mengambil ilmu dari mereka akan mewariskan penyimpangan dari al-haq baik disadari ataupun tidak.
◈ Bundar Ibnul Husein rahimahullah berkata: “Berteman dengan ahli bid'ah akan mewariskan berpalingnya dari kebenaran.” [As-Siyar 16/106]
▸ Sehingga, jangan pedulikan orang yang mengatakan, “Aku akan mengambil ilmu dari siapa pun” atau “Aku akan mengambil yang baiknya saja, adapun yang jelek aku tinggalkan”.
[↑] Sebenarnya, mereka sedang mempertaruhkan hidayah yang telah Allah berikan kepada mereka. Allahul musta'an
- Semoga bermanfaat -
📚[An-Nubadz fi Adabi Thalabil ilmi, hal.24-28]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengambil-ilmu-dari-ahlussunnah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @warisansalaf // Dikumpulkan oleh Tim Warisan Salaf
➥ #Manhaj #mengambil_ilmu #sunnah #salaf
◈ Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dari Nabi -ﷺ- bahwasanya beliau bersabda,
“Akan muncul pada akhir jaman sekelompok manusia yang akan menceritakan hadits kepada kalian dengan sesuatu yang tidak pernah kalian mendengarnya demikian juga bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” [HR. Muslim dalam muqoddimah shahihnya hal.6]
◈ Al-Imam Al-Baghawi Rahimahullah menyebutkan kesepakatan ulama salaf dalam memboikot ahlul bid'ah, beliau berkata, “Dan telah berlalu para shahabat, tabi'in, dan pengikut mereka, serta ulama sunnah atas perkara ini, yaitu mereka bersepakat untuk memusuhi ahlul bid'ah dan memboikot mereka.” [Syarhus Sunnah 1/227]
◈ Al-Imam Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah berkata, “Tiga (jenis manusia) yang tidak diambil (ilmunya) dari mereka, yaitu:
(➊) ✘ Orang yang tertuduh melakukan kedustaan
(➋) ✘ Pelaku kebid'ahan yang menyeru kepada bid'ahnya
(➌) ✘ dan seseorang yang cenderung keliru dan salah
◈ Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Semoga Allah menghinakan al-Karobisi,
(➊) ✘ tidak boleh dijadikan teman duduk,
(➋) ✘ tidak boleh diajak bicara,
(➌) ✘ tidak boleh disalin kitab-kitabnya,
(➍) ✘ dan kami tidak duduk bersama orang yang duduk dengannya.”
◈ Abdul Wahhab Al-Khaffaf rahimahullah berkata: “Aku melewati Amr bin Ubaid (tokoh mu'tazilah, pen) sedang duduk sendirian. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang terjadi denganmu sehingga manusia meninggalkanmu?’ Ia menjawab, ‘Ibnu 'Aun (ulama sunnah, pen) telah melarang manusia dariku, maka mereka pun pergi (meninggalkanku).’” [Mizanul I'tidal 3/274]
◈ Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata: “Barangsiapa mendengar dari ahli bid'ah, maka Allah tidak akan memberi manfaat dengan apa yang ia dengar. Dan barangsiapa berjabatan tangan dengannya, maka sungguh ia telah melepas Islam seutas demi seutas.” [Al-Jami' Li AKhlaqi Ar-Rawi 1/138 hal.163]
◈ Al-Qahthani berkata dalam baitnya: “Tidaklah berteman dengan ahli bid'ah kecuali orang yang sepertinya ... di bawah asap ada api yang berkobar.”
※ Oleh karena itu,
(✘) janganlah mengambil ilmu dari ahli bid'ah
(✘) dan orang-orang yang menyimpang
(✘) atau memiliki penyakit di dalam hatinya.
≡ Karena mengambil ilmu dari mereka akan mewariskan penyimpangan dari al-haq baik disadari ataupun tidak.
◈ Bundar Ibnul Husein rahimahullah berkata: “Berteman dengan ahli bid'ah akan mewariskan berpalingnya dari kebenaran.” [As-Siyar 16/106]
▸ Sehingga, jangan pedulikan orang yang mengatakan, “Aku akan mengambil ilmu dari siapa pun” atau “Aku akan mengambil yang baiknya saja, adapun yang jelek aku tinggalkan”.
[↑] Sebenarnya, mereka sedang mempertaruhkan hidayah yang telah Allah berikan kepada mereka. Allahul musta'an
- Semoga bermanfaat -
📚[An-Nubadz fi Adabi Thalabil ilmi, hal.24-28]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengambil-ilmu-dari-ahlussunnah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @warisansalaf // Dikumpulkan oleh Tim Warisan Salaf
➥ #Manhaj #mengambil_ilmu #sunnah #salaf
Forwarded from II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
ILMU HANYA DIAMBIL DARI AHLUSSUNNAH
#Manhaj #mengambil_ilmu #sunnah #salaf
@ukhuwahsalaf
@Alfawaaid
@ForumBerbagiFaidah
www.alfawaaid.net
#Manhaj #mengambil_ilmu #sunnah #salaf
@ukhuwahsalaf
@Alfawaaid
@ForumBerbagiFaidah
www.alfawaaid.net
🚇METODE YANG BENAR DALAM BERMU'AMALAH DENGAN BUKU-BUKU AHLUL BID'AH
❱ Berkata Asy-Syaikh al-'Allaamah Ubaid bin Abdillah al-Jabiry -hafizhahullahu wa ro'aahu-:
■ “Sesungguhnya melihat (membaca. pent) buku-buku yang menyimpang (dari Ahlus Sunnah) mempunyai tiga hukum:
(➊) ※ Buku yang di dalamnya terdapat kebid'ahan yang murni dan tidak didapati sedikitpun di dalamnya sunnah
[ Contohnya ] Kitab “Ushulul Kaafi” karya Al-Kulainy dan yang lainnya dari buku-buku milik (syi'ah) Rafidhah, yang semacam ini (hukumnya) melihatnya atau membacanya haram kecuali bagi seorang 'Alim matang keilmuannya yang ingin membantah (kesesatan) kepada suatu kaum dari kitab-kitab mereka.
Dua syaratnya yaitu:
[1] Seorang Alim yang matang keilmuannya
[2] Ingin membantah atas suatu kaum dari kitab-kitab mereka.
(➋) ※ Buku yang di dalamnya bercampur antara bid'ah dengan sunnah
Dan yang seperti ini tidak diperbolehkan membaca buku tersebut kecuali bagi seorang Alim matang keilmuannya yang mampu mengklarifikasi antara yang benar dan salah, antara sunnah dan bid'ah,
[ Contohnya seperti ] Kitab “Al-Kasyaaf” karya Az-Zamakhsyary yang berpaham mu'tazilah, seorang yang cerdik dalam membuat makar (penipuan), yang menyembunyikan ke-mu'tazilahnnya, maka bagi seorang yang matang keilmuannya dari kalangan Ahli 'Ilm, akan mengambil faedah-faedah yang tertuang di dalamnya dari arti-arti kalimat, balaghoh (retorika kalimat. pent), keindahan rangkaian kalimat, juga dari bahasa, nahwu (tata cara berbahasa arab), dan lain sebagainya, yaitu selagi ia memiliki kemampuan untuk membedakan (antara haq dan bathil. pent).
(➌) ※ Kitab-kitab yang terlepas dan bersih dari kebid'ahan, dan pemilik atau penulisnya adalah seorang yang telah sesat dan keluar dari Ahlus sunnah, tetapi kitabnya tidak ditemukan di dalamnya kebid'ahan
[ Contohnya adalah ] Seorang Mubtadi' yang menulis kitab tentang Fiqh, atau dalam bab “Thoharoh” (bersuci. pent) saja, atau dalam bab jual beli saja, atau dia (penyusun) hanya mengambil Kitab-Kitab hadist yang kemudian ia susun, ia rapihkan berdasarkan bab-babnya kemudian ia beri penomeran pada setiap hadist saja, tanpa ia masukkan di dalamnya kebid'ahannya, maka yang semacam ini jika seorang 'Alim menunjukanmu (untuk membaca) kepada kitab tersebut, dan dikatakan kepada anda: “Sesungguhnya kitab fulan tidak terdapat di dalamnya kebid'ahan, aku telah membacanya dan menela'ahnya”, (sehingga 'Alim tersebut mengatakan) “kitab milik fulany tidak terdapat di dalamnya kebid'ahannya”, maka yang seperti ini tidak ada larangan dari membacanya.
Washallallaahu wa sallama 'alaa nabiyyina Muhammad wa 'alaa aalihi wa sohbihi ilaa yaumiddin wal hamdulillahi rabbil 'aalamiin.
🚇المنهج الصحيح في التعامل مع كتب أهل البدع للشيخ العلامة عبيد الجابري
❱ قال الشيخ العلاَّمة عُبيد بن عبد الله الجابري:
■ إنَّ النَّظر في كتب الانحراف له ثلاثة أحكام:
(➊) ※ ما كان بدعةً خالصاً ليس فيه شيءٌ من السُنَّة، ومثال ذلك: “أصول الكافي” للكُلَيْنيّ وغيره من كُتُب الرافضة، فهذا يحرم النظر فيه ومطالعته إلاَّ لعالمٍ متمكن يريد الردَّ على القوم من كتبهم.سمعتم ؟
شرطان:
أ - عالم متمكن.
ب - يريد الرَّد على القوم من كتبهم.
(➋) ※ ما كان خليطاً فيه سُنَّةٌ وبدعة؛ فهذا لا يحل النظرُ فيه إلاَّ لعالمٍ مُتمكن قادرٌ على التمييز بين الصحيح والسقيم والغث والسمين والسنة والبدعة؛ ومن أمثلة ذلك: “الكشَّاف” للزمخشري تفسير الكشَّاف للزمخشري، فإنَّ الزمخشري معتزلي جلد، ماكرٌ داهيةٌ، يدُسُّ اعتزالياته؛ فالمُتمكِّنُ من أهل العلم يستفيدُ مما فيه من المعاني والبلاغة والبديع واللغة والنحو وغير ذلك ما دامت عنده القدرةُ على التمييز.
❱ Berkata Asy-Syaikh al-'Allaamah Ubaid bin Abdillah al-Jabiry -hafizhahullahu wa ro'aahu-:
■ “Sesungguhnya melihat (membaca. pent) buku-buku yang menyimpang (dari Ahlus Sunnah) mempunyai tiga hukum:
(➊) ※ Buku yang di dalamnya terdapat kebid'ahan yang murni dan tidak didapati sedikitpun di dalamnya sunnah
[ Contohnya ] Kitab “Ushulul Kaafi” karya Al-Kulainy dan yang lainnya dari buku-buku milik (syi'ah) Rafidhah, yang semacam ini (hukumnya) melihatnya atau membacanya haram kecuali bagi seorang 'Alim matang keilmuannya yang ingin membantah (kesesatan) kepada suatu kaum dari kitab-kitab mereka.
Dua syaratnya yaitu:
[1] Seorang Alim yang matang keilmuannya
[2] Ingin membantah atas suatu kaum dari kitab-kitab mereka.
(➋) ※ Buku yang di dalamnya bercampur antara bid'ah dengan sunnah
Dan yang seperti ini tidak diperbolehkan membaca buku tersebut kecuali bagi seorang Alim matang keilmuannya yang mampu mengklarifikasi antara yang benar dan salah, antara sunnah dan bid'ah,
[ Contohnya seperti ] Kitab “Al-Kasyaaf” karya Az-Zamakhsyary yang berpaham mu'tazilah, seorang yang cerdik dalam membuat makar (penipuan), yang menyembunyikan ke-mu'tazilahnnya, maka bagi seorang yang matang keilmuannya dari kalangan Ahli 'Ilm, akan mengambil faedah-faedah yang tertuang di dalamnya dari arti-arti kalimat, balaghoh (retorika kalimat. pent), keindahan rangkaian kalimat, juga dari bahasa, nahwu (tata cara berbahasa arab), dan lain sebagainya, yaitu selagi ia memiliki kemampuan untuk membedakan (antara haq dan bathil. pent).
(➌) ※ Kitab-kitab yang terlepas dan bersih dari kebid'ahan, dan pemilik atau penulisnya adalah seorang yang telah sesat dan keluar dari Ahlus sunnah, tetapi kitabnya tidak ditemukan di dalamnya kebid'ahan
[ Contohnya adalah ] Seorang Mubtadi' yang menulis kitab tentang Fiqh, atau dalam bab “Thoharoh” (bersuci. pent) saja, atau dalam bab jual beli saja, atau dia (penyusun) hanya mengambil Kitab-Kitab hadist yang kemudian ia susun, ia rapihkan berdasarkan bab-babnya kemudian ia beri penomeran pada setiap hadist saja, tanpa ia masukkan di dalamnya kebid'ahannya, maka yang semacam ini jika seorang 'Alim menunjukanmu (untuk membaca) kepada kitab tersebut, dan dikatakan kepada anda: “Sesungguhnya kitab fulan tidak terdapat di dalamnya kebid'ahan, aku telah membacanya dan menela'ahnya”, (sehingga 'Alim tersebut mengatakan) “kitab milik fulany tidak terdapat di dalamnya kebid'ahannya”, maka yang seperti ini tidak ada larangan dari membacanya.
Washallallaahu wa sallama 'alaa nabiyyina Muhammad wa 'alaa aalihi wa sohbihi ilaa yaumiddin wal hamdulillahi rabbil 'aalamiin.
🚇المنهج الصحيح في التعامل مع كتب أهل البدع للشيخ العلامة عبيد الجابري
❱ قال الشيخ العلاَّمة عُبيد بن عبد الله الجابري:
■ إنَّ النَّظر في كتب الانحراف له ثلاثة أحكام:
(➊) ※ ما كان بدعةً خالصاً ليس فيه شيءٌ من السُنَّة، ومثال ذلك: “أصول الكافي” للكُلَيْنيّ وغيره من كُتُب الرافضة، فهذا يحرم النظر فيه ومطالعته إلاَّ لعالمٍ متمكن يريد الردَّ على القوم من كتبهم.سمعتم ؟
شرطان:
أ - عالم متمكن.
ب - يريد الرَّد على القوم من كتبهم.
(➋) ※ ما كان خليطاً فيه سُنَّةٌ وبدعة؛ فهذا لا يحل النظرُ فيه إلاَّ لعالمٍ مُتمكن قادرٌ على التمييز بين الصحيح والسقيم والغث والسمين والسنة والبدعة؛ ومن أمثلة ذلك: “الكشَّاف” للزمخشري تفسير الكشَّاف للزمخشري، فإنَّ الزمخشري معتزلي جلد، ماكرٌ داهيةٌ، يدُسُّ اعتزالياته؛ فالمُتمكِّنُ من أهل العلم يستفيدُ مما فيه من المعاني والبلاغة والبديع واللغة والنحو وغير ذلك ما دامت عنده القدرةُ على التمييز.
(02)
(➌) ※ الثالثُ ما كان خالياً من البدعة، صاحبهُ مبتدع مُؤلفه مبتدع ولكنَّ الكتاب ليس فيه بدعة، يؤلفُ مثلاً في الفقه، في الطهارة، في البيوع، ولا يدسُّ، يقول ليس لي شأن، أنا أؤلف أطلب المعيشة، أطلب الرزق من هذا التأليف، أو يأخذ مثلاً كتاباً من كُتُب الحديث ويرتبه وينظمُ أبوابهُ ويُرقمه فقط، ولا يدخل شيئاً من بدعته، فهذا إذا أرشدك إليه عالمٌ متمكنٌ أرشدك إلى هذا الكتاب، وقال لك: إن كتاب فُلان ليس فيه بدعة، طالعتهُ وخبَرتهُ، الكتاب الفلاني ليس فيه شيءٌ من بِدَعِِهِ، فلا مانع من قراءته» اهـ.
وصلى الله وسلَّم على نبينا مُحمَّد وآله وصحبه إلى يوم الدين والحمد لله رب العالمين.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/metode-yang-benar-dalam-bermuamalah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah [FBF] - Alih Bahasa:
Abu Kuraib bin Ahmad Bandung hafizhahullah // Sumber:
http://ajurry.com/home/كتب-أهل-البدع/
➥ #Manhaj #muamalah #dengan_kitab #ahli_bid_ah
(➌) ※ الثالثُ ما كان خالياً من البدعة، صاحبهُ مبتدع مُؤلفه مبتدع ولكنَّ الكتاب ليس فيه بدعة، يؤلفُ مثلاً في الفقه، في الطهارة، في البيوع، ولا يدسُّ، يقول ليس لي شأن، أنا أؤلف أطلب المعيشة، أطلب الرزق من هذا التأليف، أو يأخذ مثلاً كتاباً من كُتُب الحديث ويرتبه وينظمُ أبوابهُ ويُرقمه فقط، ولا يدخل شيئاً من بدعته، فهذا إذا أرشدك إليه عالمٌ متمكنٌ أرشدك إلى هذا الكتاب، وقال لك: إن كتاب فُلان ليس فيه بدعة، طالعتهُ وخبَرتهُ، الكتاب الفلاني ليس فيه شيءٌ من بِدَعِِهِ، فلا مانع من قراءته» اهـ.
وصلى الله وسلَّم على نبينا مُحمَّد وآله وصحبه إلى يوم الدين والحمد لله رب العالمين.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/metode-yang-benar-dalam-bermuamalah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah [FBF] - Alih Bahasa:
Abu Kuraib bin Ahmad Bandung hafizhahullah // Sumber:
http://ajurry.com/home/كتب-أهل-البدع/
➥ #Manhaj #muamalah #dengan_kitab #ahli_bid_ah
www.alfawaaid.net
Metode Yang Benar Dalam Bermu'amalah Dengan Buku-Buku Ahlul Bid'ah
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇ISLAM HANYA MENGAJARKAN SUNNAH HASANAH, BUKAN BID'AH HASANAH
◈ Rasulullah -ﷺ- bersabda,
《 مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ ؛ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. 》
“Siapa yang mengajarkan Sunnah Hasanah (sunnah yang baik) dalam Islam, kemudian diamalkan sepeninggalnya, akan dituliskan bagi orang yang mengajari, pahala orang yang melakukannya, dan tidak mengurangi pahala untuk orang yang beramal sedikit pun.” [HR. Muslim]
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
وليس في الدين بدعة حسنة أبدًا، والسنة الحسنة هي التي توافق الشرع، وهذه تشمل أن يبدأ الإنسان بالسنة أي يبدأ العمل بها، أو يبعثها بعد تركها، أو يفعل شيئًا يسنه يكون وسيلة لأمر متعبد به فهذه ثلاثة أشياء:
[ الأول ] ※ إطلاق السنة على من ابتدأ العمل ويدل له سبب الحديث فإن النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- حث على التصدق على القوم الذين قدموا عليه -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وهم في حاجة وفاقة، فحث على التصدق فجاء رجل من الأنصار بصرة من فضة قد أثقلت يده فوضعها في حجر النبي عليه الصلاة والسلام، فقال النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-:« من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها » فهذا الرجل سن سنة ابتداء عمل لا ابتداء شرع.
[ الثاني ] ※ السنة التي تركت ثم فعلها الإنسان فأحياها فهذا يقال عنه: سنها بمعنى أحياها وإن كان لم يشرعها من عنده.
[ الثالث ] ※ أن يفعل شيئًا وسيلة لأمر مشروع مثل بناء المدارس وطبع الكتب فهذا لا يتعبد بذاته ولكن لأنه وسيلة لغيره فكل هذا داخل في قول النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: " « من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها » . والله أعلم.
“Tidak ada di dalam agama ini bid'ah hasanah, selamanya.
▸ Sunnah hasanah itu adalah yang sesuai syariat.
▸ Sunnah hasanah mencakup seseorang memulai sunnah,
• yakni mulai mengamalkannya,
• menghidupkannya setelah mati,
• atau melakukan sesuatu sunnah yang menjadi sarana perkara untuk ibadah.
■ Sehingga, sunnah hasanah ada tiga hal:
(➊) ※ Sebutan “sunnah” bagi orang yang mulai mengamalkan
Hal inilah yang ditunjukkan sababul wurud hadis. Nabi -ﷺ- menganjurkan untuk bersedekah bagi suatu kaum yang datang menemui Nabi -ﷺ-. Lalu beliau pun bersabda, “Siapa yang mengajarkan sunnah hasanah dalam Islam, maka dia mendapat pahala serta pahala orang yang beramal setelahnya.” Maka, orang yang pertama bersedekah, dia telah mengajarkan sunnah. Dia memulai amalan, bukan mulai mensyariatkan.
(➋) ※ Sunnah yang ditinggalkan, lalu dilakukan oleh seseorang dan dia menghidupkannya
Maka dia dikatakan, telah mengajarkan sunnah, yakni dia menghidupkannya. Dia tidak mensyariatkannya dari dirinya sendiri.
(➌) ※ Melakukan sesuatu yang merupakan sarana untuk hal yang disyariatkan
Contohnya, membangun sekolah, mencetak kitab. Dia tidak beribadah dengan amalan itu sendiri, namun beribadah karena itu adalah sarana untuk hal lainnya.
[↑] Maka semua ini termasuk dalam sabda Nabi -ﷺ-, ‘Siapa yang mengajarkan dalam Islam sunnah hasanah, maka dia mendapat pahalanya dan orang yang mencontohnya’.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Ibni Utsaimin]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/islam-hanya-mengajarkan-sunnah-hasanah.html
{ Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @MajalahTashfiyah
➥ #Manhaj #Hadis #fatwa #IbnuUtsaimin #sunnah #bidah #hasanah
◈ Rasulullah -ﷺ- bersabda,
《 مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ ؛ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. 》
“Siapa yang mengajarkan Sunnah Hasanah (sunnah yang baik) dalam Islam, kemudian diamalkan sepeninggalnya, akan dituliskan bagi orang yang mengajari, pahala orang yang melakukannya, dan tidak mengurangi pahala untuk orang yang beramal sedikit pun.” [HR. Muslim]
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
وليس في الدين بدعة حسنة أبدًا، والسنة الحسنة هي التي توافق الشرع، وهذه تشمل أن يبدأ الإنسان بالسنة أي يبدأ العمل بها، أو يبعثها بعد تركها، أو يفعل شيئًا يسنه يكون وسيلة لأمر متعبد به فهذه ثلاثة أشياء:
[ الأول ] ※ إطلاق السنة على من ابتدأ العمل ويدل له سبب الحديث فإن النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- حث على التصدق على القوم الذين قدموا عليه -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وهم في حاجة وفاقة، فحث على التصدق فجاء رجل من الأنصار بصرة من فضة قد أثقلت يده فوضعها في حجر النبي عليه الصلاة والسلام، فقال النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-:« من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها » فهذا الرجل سن سنة ابتداء عمل لا ابتداء شرع.
[ الثاني ] ※ السنة التي تركت ثم فعلها الإنسان فأحياها فهذا يقال عنه: سنها بمعنى أحياها وإن كان لم يشرعها من عنده.
[ الثالث ] ※ أن يفعل شيئًا وسيلة لأمر مشروع مثل بناء المدارس وطبع الكتب فهذا لا يتعبد بذاته ولكن لأنه وسيلة لغيره فكل هذا داخل في قول النبي -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: " « من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها » . والله أعلم.
“Tidak ada di dalam agama ini bid'ah hasanah, selamanya.
▸ Sunnah hasanah itu adalah yang sesuai syariat.
▸ Sunnah hasanah mencakup seseorang memulai sunnah,
• yakni mulai mengamalkannya,
• menghidupkannya setelah mati,
• atau melakukan sesuatu sunnah yang menjadi sarana perkara untuk ibadah.
■ Sehingga, sunnah hasanah ada tiga hal:
(➊) ※ Sebutan “sunnah” bagi orang yang mulai mengamalkan
Hal inilah yang ditunjukkan sababul wurud hadis. Nabi -ﷺ- menganjurkan untuk bersedekah bagi suatu kaum yang datang menemui Nabi -ﷺ-. Lalu beliau pun bersabda, “Siapa yang mengajarkan sunnah hasanah dalam Islam, maka dia mendapat pahala serta pahala orang yang beramal setelahnya.” Maka, orang yang pertama bersedekah, dia telah mengajarkan sunnah. Dia memulai amalan, bukan mulai mensyariatkan.
(➋) ※ Sunnah yang ditinggalkan, lalu dilakukan oleh seseorang dan dia menghidupkannya
Maka dia dikatakan, telah mengajarkan sunnah, yakni dia menghidupkannya. Dia tidak mensyariatkannya dari dirinya sendiri.
(➌) ※ Melakukan sesuatu yang merupakan sarana untuk hal yang disyariatkan
Contohnya, membangun sekolah, mencetak kitab. Dia tidak beribadah dengan amalan itu sendiri, namun beribadah karena itu adalah sarana untuk hal lainnya.
[↑] Maka semua ini termasuk dalam sabda Nabi -ﷺ-, ‘Siapa yang mengajarkan dalam Islam sunnah hasanah, maka dia mendapat pahalanya dan orang yang mencontohnya’.”
📚[Majmu' Fatawa wa Rasail Ibni Utsaimin]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/islam-hanya-mengajarkan-sunnah-hasanah.html
{ Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @MajalahTashfiyah
➥ #Manhaj #Hadis #fatwa #IbnuUtsaimin #sunnah #bidah #hasanah
www.alfawaaid.net
Islam Hanya Mengajarkan Sunnah Hasanah, Bukan Bid'ah Hasanah
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
Forwarded from منتدى نشر الفـــــــوائد
::
🚇PENGINGAT SHAUM SUNNAH
Pekan spesial untuk berpuasa sunnah di bulan AlMuharram:
1⃣ Kamis, 8 AlMuharram/28 September (Puasa sunnah Kamis) hari diangkatnya amalan
2⃣ Jum'at, 9 AlMuharram/29 September (hari Tasu'a)
3⃣ Sabtu, 10 AlMuharram/ 30 September (hari 'Asyuro) Pahala puasanya menghapus dosa setahun
4⃣ Ahad, 11 AlMuharram/1 Oktober (puasa sehari setelah 'Asyuro)
5⃣ Senin, 12 AlMuharram/ 2 Oktober (Puasa sunnah Senin)
6⃣ Selasa, 13 AlMuharram/3 Oktober (Puasa sunnah hari pertama Ayyaamul bidh)
7⃣ Rabu, 14 AlMuharram/4 Oktober (Puasa sunnah hari kedua Ayyaamul bidh)
8⃣ Kamis, 15 AlMuharram/5 Oktober (Puasa sunnah hari ketiga Ayyaamul bidh)
____________
◾️تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Dihadapkan amalan-amalan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang shaum” (HR. Tirmidzi no. 747)
◾️أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah bulan Allah yakni AlMuharram, dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.Muslim No.1163)
◾️ كَانَ رَسُولُ اللَّهﷺ يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah ﷺ biasa memerintahkan kami agar berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Dawud no. 2449, An-Nasai no. 2434).
..
🚇PENGINGAT SHAUM SUNNAH
Pekan spesial untuk berpuasa sunnah di bulan AlMuharram:
1⃣ Kamis, 8 AlMuharram/28 September (Puasa sunnah Kamis) hari diangkatnya amalan
2⃣ Jum'at, 9 AlMuharram/29 September (hari Tasu'a)
3⃣ Sabtu, 10 AlMuharram/ 30 September (hari 'Asyuro) Pahala puasanya menghapus dosa setahun
4⃣ Ahad, 11 AlMuharram/1 Oktober (puasa sehari setelah 'Asyuro)
5⃣ Senin, 12 AlMuharram/ 2 Oktober (Puasa sunnah Senin)
6⃣ Selasa, 13 AlMuharram/3 Oktober (Puasa sunnah hari pertama Ayyaamul bidh)
7⃣ Rabu, 14 AlMuharram/4 Oktober (Puasa sunnah hari kedua Ayyaamul bidh)
8⃣ Kamis, 15 AlMuharram/5 Oktober (Puasa sunnah hari ketiga Ayyaamul bidh)
____________
◾️تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Dihadapkan amalan-amalan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang shaum” (HR. Tirmidzi no. 747)
◾️أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah bulan Allah yakni AlMuharram, dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.Muslim No.1163)
◾️ كَانَ رَسُولُ اللَّهﷺ يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah ﷺ biasa memerintahkan kami agar berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Dawud no. 2449, An-Nasai no. 2434).
..
🚇BENARKAH MEMBANTAH KEBATILAN DAN PELAKUNYA MENYIA-NYAIAKAN WAKTU SAJA?
❱ Asy-Syaikh Shalih bin Abdillah bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Semoga Allah berbuat baik kepada anda, sebagian orang mengatakan bahwa bantahan terhadap ahlul ahwa’ (pengekor hawa nafsu) ahlul bid’ah menyia-nyiakan waktu dan tidak ada manfaatnya bagi orang-orang awam, apakah perkataan ini benar?
[ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan menjawab ]
■ “Justru orang inilah yang menyia-nyiakan,
(✘) justru orang yang mengatakan ucapan tersebut dialah yang tidak ada gunanya.
≡ Adapun menjelaskan kebenaran
▸ maka itu upaya mengembalikan kepada al-Haq dan kepada kebenaran,
▸ serta upaya menyatukan umat di atas al-Haq dan di atas kebenaran.”
[ س ]
يقول أحسن الله إليكم، يقول بعضهم أن الرد على أهل الأهواء والبدع مضيعة للوقت وأنه لا ينفع العوام فهل هذا صحيح؟
[ العلامة الفوزان ]
مضيعة للشخص هذا الذي قال هذا الكلام هو الضائع، أما بيان الحق فهو رد إلى الحق والصواب وجمع للأمة على الحق والصواب.
Video: https://www.youtube.com/embed/Mg_U1XSp7Tc
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/06/video-benarkah-membantah-kebatilan.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WhatsApp Manhajul Anbiya Indonesia
➥ #VideoFawaid #Manhaj #Bantahan #membantah_kebathilan #membuang_waktu
❱ Asy-Syaikh Shalih bin Abdillah bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Semoga Allah berbuat baik kepada anda, sebagian orang mengatakan bahwa bantahan terhadap ahlul ahwa’ (pengekor hawa nafsu) ahlul bid’ah menyia-nyiakan waktu dan tidak ada manfaatnya bagi orang-orang awam, apakah perkataan ini benar?
[ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan menjawab ]
■ “Justru orang inilah yang menyia-nyiakan,
(✘) justru orang yang mengatakan ucapan tersebut dialah yang tidak ada gunanya.
≡ Adapun menjelaskan kebenaran
▸ maka itu upaya mengembalikan kepada al-Haq dan kepada kebenaran,
▸ serta upaya menyatukan umat di atas al-Haq dan di atas kebenaran.”
[ س ]
يقول أحسن الله إليكم، يقول بعضهم أن الرد على أهل الأهواء والبدع مضيعة للوقت وأنه لا ينفع العوام فهل هذا صحيح؟
[ العلامة الفوزان ]
مضيعة للشخص هذا الذي قال هذا الكلام هو الضائع، أما بيان الحق فهو رد إلى الحق والصواب وجمع للأمة على الحق والصواب.
Video: https://www.youtube.com/embed/Mg_U1XSp7Tc
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/06/video-benarkah-membantah-kebatilan.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WhatsApp Manhajul Anbiya Indonesia
➥ #VideoFawaid #Manhaj #Bantahan #membantah_kebathilan #membuang_waktu
YouTube
Benarkah Membantah Kebatilan Menyia-Nyiakan Waktu Saja #AlFawaaidNet
Disampaikan oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Abdillah bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah { Dengan Transkrip Terjemahan dalam Bahasa Indonesia } URL Video: https:/...
🚇JANGAN TERTIPU DENGAN JAMAAH JAMAAH SEMPALAN YANG MENGAKU AHLUS SUNNAH
❱ Asy-Syaikh Abdus Salam bin Barjas rahimahullah
■ Dan jamaah jamaah hizbiyyah ini
※ Mereka mengeluarkan kitab kitab dan artikel artikel mereka dengan nama salaf dan ahlus sunnah,
▸ padahal yang mereka inginkan dengan apa yang mereka sebarkan ini adalah untuk menabur racun di atas madu.
▸ Dan mereka berkedok di balik nama yang mulia ini untuk menyamarkan syariat ini dan untuk menyesatkan manusia.
※ Dan berapa banyak -demi Allah- kitab-kitab dan artikel artikel mereka ini yang menyelisihi dari manhaj salafus shalih dan yang mereka inginkan adalah pembelaan terhadap madzhab khalaf yang menyimpang, seperti
▸ khawarij,
▸ mu'tazilah,
▸ dan kaum sufi.
📚[Ushul Ad Da'wah As Salafiyyah: 19]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/jangan-tertipu-dengan-jamaah-jamaah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @Berbagiilmuagama - Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
➥ #Manhaj #Nasehat #syubhat #firqah #hizbiyyah #khawarij #muktazilah #sufi #jemaah_sempalan
❱ Asy-Syaikh Abdus Salam bin Barjas rahimahullah
■ Dan jamaah jamaah hizbiyyah ini
※ Mereka mengeluarkan kitab kitab dan artikel artikel mereka dengan nama salaf dan ahlus sunnah,
▸ padahal yang mereka inginkan dengan apa yang mereka sebarkan ini adalah untuk menabur racun di atas madu.
▸ Dan mereka berkedok di balik nama yang mulia ini untuk menyamarkan syariat ini dan untuk menyesatkan manusia.
※ Dan berapa banyak -demi Allah- kitab-kitab dan artikel artikel mereka ini yang menyelisihi dari manhaj salafus shalih dan yang mereka inginkan adalah pembelaan terhadap madzhab khalaf yang menyimpang, seperti
▸ khawarij,
▸ mu'tazilah,
▸ dan kaum sufi.
📚[Ushul Ad Da'wah As Salafiyyah: 19]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/jangan-tertipu-dengan-jamaah-jamaah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @Berbagiilmuagama - Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
➥ #Manhaj #Nasehat #syubhat #firqah #hizbiyyah #khawarij #muktazilah #sufi #jemaah_sempalan
www.alfawaaid.net
Jangan Tertipu Dengan Jamaah Jamaah Sempalan Yang Mengaku Ahlus Sunnah
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇BOLEHKAH ORANG AWAM MENYAMPAIKAN TAHDZIR ULAMA
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Saya orang yang masih awam, tetapi saya senang menghadiri durus para Ulama Kibar. Ketika terjadi berbagai peristiwa yang sedang terjadi (fitnah, kerusuhan, peperangan dsb. –pent), saya menyampaikan perkataan para ulama tentang berbagai kelompok yang ada dan bahaya hizbiyah. Maka sebagian orang dan sebagian teman ada yang mengingkari saya. Apakah ucapan mereka benar? Kalau tidak apakah artinya apa yang saya lakukan benar?
[ Jawaban ]
■ Tidak benar (orang yang mengingkarimu, ed), apa yang engkau lakukan benar dan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.
※ Jika engkau melihat seseorang suka ikut kelompok yang menyimpang, atau suka bergolong-golong, atau suka membagi-bagi manusia menjadi kelompok-kelompok atau partai-partai atau golongan-golongan tertentu, maka itu merupakan kemungkaran.
(✔️) Engkau bisa mengingkarinya sesuai dengan kemampuanmu dan sebatas yang engkau ketahui. Dan engkau insya Allah akan mendapatkan pahala atas hal tersebut.
[ السؤال ]
أنا أنسان عامي و لكنني أحب أحضر دروس العلماء الكبار و مع الأحداث الراهنة أنقل كلام العلماء في الجماعات و في خطر التحزب فأنكر علي بعض الناس و بعض الزملاء هل كلامهم صحيح و إلا فعلي صحيح؟
فضيلة الشيخ:
لا، فعلك صحيح جزاك الله خيرا، و إذا رأيت من يتحزب، أو من يتقسم، يقسمون الناس إلى أحزاب، و إلى طوائف، و إلى، فهذا منكر، و أنت تنكره بقدر استطاعتك، و معرفتك، و انت مأجور أن شاء الله على ذلك. نعم
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/bolehkah-orang-awam-menyampaikan.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - Alih Bahasa: Abu Almass // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147367
➥ #Manhaj #Bantahan #orang_awam #menukil #tahdzir_ulama
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Saya orang yang masih awam, tetapi saya senang menghadiri durus para Ulama Kibar. Ketika terjadi berbagai peristiwa yang sedang terjadi (fitnah, kerusuhan, peperangan dsb. –pent), saya menyampaikan perkataan para ulama tentang berbagai kelompok yang ada dan bahaya hizbiyah. Maka sebagian orang dan sebagian teman ada yang mengingkari saya. Apakah ucapan mereka benar? Kalau tidak apakah artinya apa yang saya lakukan benar?
[ Jawaban ]
■ Tidak benar (orang yang mengingkarimu, ed), apa yang engkau lakukan benar dan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.
※ Jika engkau melihat seseorang suka ikut kelompok yang menyimpang, atau suka bergolong-golong, atau suka membagi-bagi manusia menjadi kelompok-kelompok atau partai-partai atau golongan-golongan tertentu, maka itu merupakan kemungkaran.
(✔️) Engkau bisa mengingkarinya sesuai dengan kemampuanmu dan sebatas yang engkau ketahui. Dan engkau insya Allah akan mendapatkan pahala atas hal tersebut.
[ السؤال ]
أنا أنسان عامي و لكنني أحب أحضر دروس العلماء الكبار و مع الأحداث الراهنة أنقل كلام العلماء في الجماعات و في خطر التحزب فأنكر علي بعض الناس و بعض الزملاء هل كلامهم صحيح و إلا فعلي صحيح؟
فضيلة الشيخ:
لا، فعلك صحيح جزاك الله خيرا، و إذا رأيت من يتحزب، أو من يتقسم، يقسمون الناس إلى أحزاب، و إلى طوائف، و إلى، فهذا منكر، و أنت تنكره بقدر استطاعتك، و معرفتك، و انت مأجور أن شاء الله على ذلك. نعم
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/bolehkah-orang-awam-menyampaikan.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - Alih Bahasa: Abu Almass // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147367
➥ #Manhaj #Bantahan #orang_awam #menukil #tahdzir_ulama
www.alfawaaid.net
Bolehkah Orang Awam Menyampaikan Tahdzir Ulama
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇RENUNGAN BAGI YANG MEMIKIRKAN TENTANG REZEKINYA
◈ Allah berfirman:
《 أَمَّن هذَا الَّذي يَرزُقُكُم إِن أَمسَكَ رِزقَهُ 》
“Siapakah yang memberi kalian rezeki jika Dia menahan rezekiNya?” [Al-Mulk: 21]
◈ As-Si'diy berkata:
قال السعدي :أي: الرزق كله من الله، فلو أمسك عنكم رزقه، فمن الذي يرسله لكم؟ فإن الخلق لا يقدرون على رزق أنفسهم، فكيف بغيرهم؟
“Ertinya semua rezeki dari Allah, jika Allah tahan rezekiNya maka siapa yang akan memberi kalian rezeki? Hal itu kerana manusia tidak akan mampu mengurusi rezeki mereka sendiri, apalagi selain mereka!” [Tafsir As-Si'diy]
※ Maka termasuk dari kerugian besar ketika kamu bangun di pagi hari demi mencari rezekimu, sementara kamu tinggalkan Shalat Fajar (Subuh) untuk yang memberimu rezeki, Ar-Rozzaq yang Maha Pemberi Rezeki!!
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/renungan-bagi-yang-memikirkan-tentang.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ThoriqusSalaf - Faidah dari Al-Ustadz Usamah Mahri
➥ #Renungan #Nasehat #rezeki
◈ Allah berfirman:
《 أَمَّن هذَا الَّذي يَرزُقُكُم إِن أَمسَكَ رِزقَهُ 》
“Siapakah yang memberi kalian rezeki jika Dia menahan rezekiNya?” [Al-Mulk: 21]
◈ As-Si'diy berkata:
قال السعدي :أي: الرزق كله من الله، فلو أمسك عنكم رزقه، فمن الذي يرسله لكم؟ فإن الخلق لا يقدرون على رزق أنفسهم، فكيف بغيرهم؟
“Ertinya semua rezeki dari Allah, jika Allah tahan rezekiNya maka siapa yang akan memberi kalian rezeki? Hal itu kerana manusia tidak akan mampu mengurusi rezeki mereka sendiri, apalagi selain mereka!” [Tafsir As-Si'diy]
※ Maka termasuk dari kerugian besar ketika kamu bangun di pagi hari demi mencari rezekimu, sementara kamu tinggalkan Shalat Fajar (Subuh) untuk yang memberimu rezeki, Ar-Rozzaq yang Maha Pemberi Rezeki!!
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/renungan-bagi-yang-memikirkan-tentang.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ThoriqusSalaf - Faidah dari Al-Ustadz Usamah Mahri
➥ #Renungan #Nasehat #rezeki
www.alfawaaid.net
Renungan Bagi Yang Memikirkan Tentang Rezekinya
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇APA MAKNA HIZBIYYAH?
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Apa makna hizbiyyah? Dan apa makna bahwa fulan padanya ada hizbiyyah? Dan siapakah mereka hizbiyyun? Dan apakah dakwah mereka? Dan apakah manhaj mereka?
[ Jawaban ]
Setiap yang menyelisihi Manhaj Nabi dan Sunnah-nya maka dia termasuk dari kelompok-kelompok sesat dan hizbiyyah tidak memiliki persyaratan. Allah Ta'ala menamakan ummat-ummat terdahulu sebagai ahzab (kelompok-kelompok), dan menamakan kaum Quraisy tatkala mereka berkumpul dan bergabungnya golongan-golongan kepada mereka sebagai ahzab, tidak ada pada mereka struktur organisasi dan tidak ada pada mereka sesuatu pun, maka bukan merupakan syarat hizbiyyah harus adanya organisasi.
Namun apabila ada yang mengorganisir kelompok ini maka menjadi bertambah jelek sehingga fanatisme kepada suatu pemikiran tertentu yang menyelisihi Kitabullah dan Sunnah Rasul serta melakukan loyalitas dan kebencian di atas dasar kelompok maka ini adalah sikap hizbiyyah.
Hizbiyyah ini sekalipun tidak terorganisir, dibangun di atas sebuah pemikiran yang menyimpang dan dia mengumpulkan di atas kelompok tersebut orang-orang maka ini adalah hizbiyyah sama saja apakah ada yang mengorganisir ataupun tidak ada yang mengorganisirnya. Selama mereka bersatu untuk suatu hal yang bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah ini adalah hizbiyyah. Orang-orang kafir yang mereka dahulu memerangi Rasul mereka tidak memiliki organisasi yang ada seperti sekarang, namun dengan itu Allah namakan mereka sebagai ahzab (kelompok-kelompok), bagaimana bisa?
Karena mereka berkelompok demi suatu kebatilan dan mereka memerangi al-Haq:
《 كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالْأَحْزَابُ مِنْ بَعْدِهِمْ ۖ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ ۖ وَجَادَلُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ. 》
“Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” [QS. Ghofir: 5]
Allah namakan mereka sebagai ahzab, mereka berbuat sebagai ahzab, kaum Quraisy mengumpulkan Bani Ghathafan dan Bani Quraidhah serta beberapa kelompok dari kabilah-kabilah yang mereka tidak terorganisir dengan struktur ini mereka berkumpul maka Allah menamakan mereka sebagai ahzab dan suratnya dinamakan “Surat al-Ahzab”, apakah ahzab tersebut terorganisir?
Maka bukan merupakan syarat hizbiyyah haruslah terorganisir, apabila mereka aman dengan sebuah pemikiran batil dan dia bertikai demi membelanya serta berdebat karenanya dan berloyalitas..., ini adalah hizbiyyah. Dan apabila dia tambahkan hal itu menjadi sebuah organisasi -baarakallahu fiik- dan mengkoordinir harta-harta dan seterusnya, -tentunya- bersikap berlebihan dalam hizbiyyah dan menjadi termasuk dari ahzab kesesatan na'udzu billah.
📚[Kaset berjudul Rof'us Sitar - “Menguak Tabir”]
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Apa makna hizbiyyah? Dan apa makna bahwa fulan padanya ada hizbiyyah? Dan siapakah mereka hizbiyyun? Dan apakah dakwah mereka? Dan apakah manhaj mereka?
[ Jawaban ]
Setiap yang menyelisihi Manhaj Nabi dan Sunnah-nya maka dia termasuk dari kelompok-kelompok sesat dan hizbiyyah tidak memiliki persyaratan. Allah Ta'ala menamakan ummat-ummat terdahulu sebagai ahzab (kelompok-kelompok), dan menamakan kaum Quraisy tatkala mereka berkumpul dan bergabungnya golongan-golongan kepada mereka sebagai ahzab, tidak ada pada mereka struktur organisasi dan tidak ada pada mereka sesuatu pun, maka bukan merupakan syarat hizbiyyah harus adanya organisasi.
Namun apabila ada yang mengorganisir kelompok ini maka menjadi bertambah jelek sehingga fanatisme kepada suatu pemikiran tertentu yang menyelisihi Kitabullah dan Sunnah Rasul serta melakukan loyalitas dan kebencian di atas dasar kelompok maka ini adalah sikap hizbiyyah.
Hizbiyyah ini sekalipun tidak terorganisir, dibangun di atas sebuah pemikiran yang menyimpang dan dia mengumpulkan di atas kelompok tersebut orang-orang maka ini adalah hizbiyyah sama saja apakah ada yang mengorganisir ataupun tidak ada yang mengorganisirnya. Selama mereka bersatu untuk suatu hal yang bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah ini adalah hizbiyyah. Orang-orang kafir yang mereka dahulu memerangi Rasul mereka tidak memiliki organisasi yang ada seperti sekarang, namun dengan itu Allah namakan mereka sebagai ahzab (kelompok-kelompok), bagaimana bisa?
Karena mereka berkelompok demi suatu kebatilan dan mereka memerangi al-Haq:
《 كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالْأَحْزَابُ مِنْ بَعْدِهِمْ ۖ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ ۖ وَجَادَلُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ. 》
“Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” [QS. Ghofir: 5]
Allah namakan mereka sebagai ahzab, mereka berbuat sebagai ahzab, kaum Quraisy mengumpulkan Bani Ghathafan dan Bani Quraidhah serta beberapa kelompok dari kabilah-kabilah yang mereka tidak terorganisir dengan struktur ini mereka berkumpul maka Allah menamakan mereka sebagai ahzab dan suratnya dinamakan “Surat al-Ahzab”, apakah ahzab tersebut terorganisir?
Maka bukan merupakan syarat hizbiyyah haruslah terorganisir, apabila mereka aman dengan sebuah pemikiran batil dan dia bertikai demi membelanya serta berdebat karenanya dan berloyalitas..., ini adalah hizbiyyah. Dan apabila dia tambahkan hal itu menjadi sebuah organisasi -baarakallahu fiik- dan mengkoordinir harta-harta dan seterusnya, -tentunya- bersikap berlebihan dalam hizbiyyah dan menjadi termasuk dari ahzab kesesatan na'udzu billah.
📚[Kaset berjudul Rof'us Sitar - “Menguak Tabir”]
(02)
[ السؤال ]
ما معنى الحزبية؟ وما معنى أن فلان عنده حزبية؟ ومن هم الحزبيون؟ وما هي دعوتهم؟ وما هو منهجهم؟
[ الجواب ]
كل من خالف منهج النبي وسنته فهو من أحزاب الضلال، والحزبية ليس لها شروط، الله سمى الأمم الماضية أحزابا، وسمى قريشا لما تجمعوا وانضم إليهم من [الفرق] أحزابا، ما عندهم تنظيم ولا عندهم شيء، فليس من شرط الحزب أن يكون منظم، فإذا نظم هذا الحزب زاد سوء، فالتعصب لفكر معين يخالف كتاب الله وسنة الرسول والموالاة والمعادات عليه هذا تحزب، هذا التحزب ولو لم ينظم، تبنى فكرا منحرفا وجمع عليه أناسا هذا حزب سواء نظمه أو لم ينظمه، ما دام [يجتمعون] لواحد يخالف الكتاب والسنة هذا حزب، الكفار الذين كانوا يحاربون الرسول ما كان عندهم التنظيم الموجود الآن، ومع ذلك أطلق الله عليهم أحزابا، كيف؟ لأنهم تحزبوا للباطل وحاربوا الحق 《 كذبت قبلهم قوم نوح والأحزاب من بعدهم وهمت كل أمة برسولهم ليأخذوه وجادلوا بالباطل ليدحضوا به الحق. 》 سماهم أحزابا، عملوا أحزاب، جمّعت قريش غطفان وقريظة وأصناف من القبائل ما هم منظمين هذا التنظيم تجمعوا سماهم الله أحزابا وسميت السورة "سورة الأحزاب" هل الأحزاب منظمون؟ فليس من شرط الحزب أن يكون منظما، إذا آمن بفكرة باطلة وخاصم من أجلها وجادل من أجلها ووالى...، هذا حزب، فإذا زاد ذلك تنظيما -بارك الله فيك- وجند الأموال وإلى آخره، -طبعا- أمعن في الحزبية وصار من أحزاب الضلال والعياذ بالله.
[شريط بعنوان: رفع الستار]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/apa-makna-hizbiyyah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah - Alih Bahasa: al-Ustadz Muhammad Sholehuddin hafizhahullah // Sumber: http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=31&id=662
➥ #Manhaj #tahdzir #makna_hizbiyyah #ahli_tamyi #ikhwani #sururi #turatsi #ruhaili #halabi #rodja #mlm #mlmm
[ السؤال ]
ما معنى الحزبية؟ وما معنى أن فلان عنده حزبية؟ ومن هم الحزبيون؟ وما هي دعوتهم؟ وما هو منهجهم؟
[ الجواب ]
كل من خالف منهج النبي وسنته فهو من أحزاب الضلال، والحزبية ليس لها شروط، الله سمى الأمم الماضية أحزابا، وسمى قريشا لما تجمعوا وانضم إليهم من [الفرق] أحزابا، ما عندهم تنظيم ولا عندهم شيء، فليس من شرط الحزب أن يكون منظم، فإذا نظم هذا الحزب زاد سوء، فالتعصب لفكر معين يخالف كتاب الله وسنة الرسول والموالاة والمعادات عليه هذا تحزب، هذا التحزب ولو لم ينظم، تبنى فكرا منحرفا وجمع عليه أناسا هذا حزب سواء نظمه أو لم ينظمه، ما دام [يجتمعون] لواحد يخالف الكتاب والسنة هذا حزب، الكفار الذين كانوا يحاربون الرسول ما كان عندهم التنظيم الموجود الآن، ومع ذلك أطلق الله عليهم أحزابا، كيف؟ لأنهم تحزبوا للباطل وحاربوا الحق 《 كذبت قبلهم قوم نوح والأحزاب من بعدهم وهمت كل أمة برسولهم ليأخذوه وجادلوا بالباطل ليدحضوا به الحق. 》 سماهم أحزابا، عملوا أحزاب، جمّعت قريش غطفان وقريظة وأصناف من القبائل ما هم منظمين هذا التنظيم تجمعوا سماهم الله أحزابا وسميت السورة "سورة الأحزاب" هل الأحزاب منظمون؟ فليس من شرط الحزب أن يكون منظما، إذا آمن بفكرة باطلة وخاصم من أجلها وجادل من أجلها ووالى...، هذا حزب، فإذا زاد ذلك تنظيما -بارك الله فيك- وجند الأموال وإلى آخره، -طبعا- أمعن في الحزبية وصار من أحزاب الضلال والعياذ بالله.
[شريط بعنوان: رفع الستار]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/apa-makna-hizbiyyah.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Arsip dari WA Forum Berbagi Faidah - Alih Bahasa: al-Ustadz Muhammad Sholehuddin hafizhahullah // Sumber: http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=31&id=662
➥ #Manhaj #tahdzir #makna_hizbiyyah #ahli_tamyi #ikhwani #sururi #turatsi #ruhaili #halabi #rodja #mlm #mlmm
www.alfawaaid.net
Apa Makna Hizbiyyah?
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇PUASA (SHAUM) ‘ASYURA ... KAPAN? TANGGAL 10 AL-MUHARRAM SAJA, ATAU 9 & 10 AL-MUHARRAM ATAU 9, 10 & 11 AL-MUHARRAM??
❱ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Rasulullah -ﷺ- mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
※ Bershaum pada hari ke-9 dan ke-10, ini yang paling utama.
▸ Kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah mencukupi, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.
▸ Kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka tidak mengapa. Berdasarkan sebagian riwayat, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”
▸ Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka makruh.”
📚[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah XV/403, fatwa no. 158]
(✔️) Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10. Namun, para ‘ulama lainnya ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah bershaum tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Ini merupakan pendapat Ibnul Qayyim (dalam Zadul Ma’ad II/76), dan al-Hafizh (dalam Fathul Bari).
❱ Pendapat ini dikuatkan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah
[ Beliau berkata ]
“Shaum ‘Asyura memiliki empat tingkatan:
(➊) Tingkat Pertama
※ bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad: “Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.
(➋) Tingkat Kedua
※ bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-: “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.
(➌) Tingkat Ketiga
※ bershaum pada tanggal 10 dan 11.
(➍) Tingkat Keempat
※ bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.
▸ Yang berpendapat hukumnya mubah berdalil dengan keumuman sabda Nabi -ﷺ- ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura, maka beliau menjawab, “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.
▸ Sementara yang berpendapat hukumnya makruh berdalil dengan sabda Nabi -ﷺ-, “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”
📚[Liqaat Babil Maftuh]
* * *
❱ Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta ditanya, apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura satu hari saja?
[ Maka lembaga tersebut menjawab ]
Boleh melaksanakan shaum hari ‘Asyura satu hari saja. Namun yang afdhal (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Ini merupakan sunnah yang pasti dari Nabi -ﷺ- berdasarkan sabda beliau: “Kalau saya masih hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan bershaum pada hari ke-9.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, “Yakni bersama hari ke-10.”
Wabillahit Taufiq. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa Shahbihi wa Sallam.
Ketua: ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
📚[Dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta' X/401, fatwa no. 13.700]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/puasa-shaum-asyura-kapan-tanggal-10-al.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
❱ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Rasulullah -ﷺ- mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
※ Bershaum pada hari ke-9 dan ke-10, ini yang paling utama.
▸ Kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah mencukupi, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.
▸ Kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka tidak mengapa. Berdasarkan sebagian riwayat, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”
▸ Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka makruh.”
📚[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah XV/403, fatwa no. 158]
(✔️) Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10. Namun, para ‘ulama lainnya ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah bershaum tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Ini merupakan pendapat Ibnul Qayyim (dalam Zadul Ma’ad II/76), dan al-Hafizh (dalam Fathul Bari).
❱ Pendapat ini dikuatkan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah
[ Beliau berkata ]
“Shaum ‘Asyura memiliki empat tingkatan:
(➊) Tingkat Pertama
※ bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad: “Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.
(➋) Tingkat Kedua
※ bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi -ﷺ-: “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.
(➌) Tingkat Ketiga
※ bershaum pada tanggal 10 dan 11.
(➍) Tingkat Keempat
※ bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.
▸ Yang berpendapat hukumnya mubah berdalil dengan keumuman sabda Nabi -ﷺ- ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura, maka beliau menjawab, “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.
▸ Sementara yang berpendapat hukumnya makruh berdalil dengan sabda Nabi -ﷺ-, “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”
📚[Liqaat Babil Maftuh]
* * *
❱ Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta ditanya, apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura satu hari saja?
[ Maka lembaga tersebut menjawab ]
Boleh melaksanakan shaum hari ‘Asyura satu hari saja. Namun yang afdhal (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Ini merupakan sunnah yang pasti dari Nabi -ﷺ- berdasarkan sabda beliau: “Kalau saya masih hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan bershaum pada hari ke-9.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, “Yakni bersama hari ke-10.”
Wabillahit Taufiq. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa Shahbihi wa Sallam.
Ketua: ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
📚[Dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta' X/401, fatwa no. 13.700]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/puasa-shaum-asyura-kapan-tanggal-10-al.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
www.alfawaaid.net
Puasa (shaum) ‘Asyura ... Kapan? Tanggal 10 al-Muharram Saja, Atau 9 & 10 al-Muharram Atau 9, 10 & 11 al-Muharram??
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇JAUHILAH ➌PERKARA..!!
❱ Berkata Wahab bin Munabbih Rahimahullah Ta'ala:
“Ingatlah dariku tiga perkara, jauhilah:
(➊) Hawa nafsu
(➋) Teman yang buruk, dan
(➌) Kagum terhadap diri sendiri.”
📚[Siyar A'laam an-Nubalaa': 4/ 549]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Thalab Ilmu Syar'i @Askarybinjamal
➥ #Nasehat #jauhi_3_perkara
❱ Berkata Wahab bin Munabbih Rahimahullah Ta'ala:
“Ingatlah dariku tiga perkara, jauhilah:
(➊) Hawa nafsu
(➋) Teman yang buruk, dan
(➌) Kagum terhadap diri sendiri.”
📚[Siyar A'laam an-Nubalaa': 4/ 549]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram Thalab Ilmu Syar'i @Askarybinjamal
➥ #Nasehat #jauhi_3_perkara
🚇TIDAK MAKRUH PUASA PADA TANGGAL 10 Al-MUHARRAM SAJA
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
الراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء بالصيام.
“Pendapat yang rajih (yang paling kuat) adalah bahwasanya berpuasa hanya pada hari Asyura' (tanggal 10 al-Muharram) tidak makruh hukumnya.”
📚[Asy-Syarhul Mumti’, jilid 6 hlm. 479]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/alsunna_way/status/913293394255867905
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
الراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء بالصيام.
“Pendapat yang rajih (yang paling kuat) adalah bahwasanya berpuasa hanya pada hari Asyura' (tanggal 10 al-Muharram) tidak makruh hukumnya.”
📚[Asy-Syarhul Mumti’, jilid 6 hlm. 479]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/alsunna_way/status/913293394255867905
➥ #Fiqih #Ibadah #al_muharram #puasa #asyura
Twitter
كبار علماء أهل السنة
قال الشيخ ابن عثيمين - رحمه الله تعالى : . الراجح أنه لا يكره إفراد #عاشوراء بالصيام . . 📚الشرح الممتع : ٦/٤٦٩
🚇MENGENAL KAIDAH JARH WA TA'DIL
(➊) ❱ Berkata al-‘Allamah Rabi’ bin Hadiy al-Madkhaliy hafizhahullah:
■ Dan kebanyakan manusia, mereka tidak mengetahui kaidah-kaidah jarh wa ta'dil, “Bahwa jarh (kritikan) yang terperinci didahulukan dari pada ta'dil (pujian).”
※ Dikarenakan orang yang menta'dil membangun ta'dilnya di atas apa yang nampak atas orang tersebut dan prasangka baik terhadapnya.
※ Sedangkan orang yang menjarh membangun jarhnya di atas ilmu dan kenyataan yang ada.
(▴) Ini sebagaimana yang diketahui dari para ulama jarh wa ta'dil.
■ ومعظم الناس لا يعرفون قواعد الجرح والتعديل، { وأن الجرح المفصَّل مقدم على التعديل }
※ لأن المعدِّل يبني على الظاهر وعلى حسن الظن،
※ لوالجارح يبني على العلم والواقع،
[↑] كما هو معلوم عند أئمة الجرح والتعديل.
📚[Al-Haddul Fashil Bainal Haq wal Bathil]
❱ Berkata al-‘Allamah Ubaid al-Jabiriy hafizhahullah:
■ Ini merupakan kaidah jarh wa ta'dil (kaidah dalam mengkritik atau memuji seseorang), kesimpulannya, “Bahwa orang yang mengetahui, hujjah bagi orang yang tidak mengetahui.”
■ هذه قاعدة الجرح والتعديل، وملخصها: أن من علم حجة على من لم يعلم.
📚[Dari kaset: Al-Haddul Fashil baina Ahlis Sunnah wa Ahlil Bathil]
* * *
(➋) ❱ Berkata Al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah:
■ “Jika terkumpul pada seorang rawi adanya jarh yang terperinci dan ta’dil,
▸ maka jarh lebih didahulukan
▸ meskipun makin bertambah jumlah orang yang menta’dilnya.
(▴) Inilah yang lebih shahih menurut para Fuqoha’ dan ulama ahli ushul. Dan al-Khothib al-Baghdady telah menukilkan pendapat ini dari jumhur ulama.”
📚[Tadriibur Rowy, hal 364]
❱ وقال الحافظ السيوطي رحمه الله:
■ وإذا اجتمع فيه -أي الراوي- جرح مفسّر و تعديل، فالجرح مقدم و لو زاد عدد المعدل هذا
(▴) هو الأصح عند الفقهاء والأصوليين، ونقله الخطيب عن جمهور العلماء.
📚[تدريب الراوي ص364]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengenal-kaidah-jarh-wa-tadil.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
(➊) Arsip dari WA Forum Salafy Purbalingga
(➋) Arsip dari WA FIK
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
(➊) ❱ Berkata al-‘Allamah Rabi’ bin Hadiy al-Madkhaliy hafizhahullah:
■ Dan kebanyakan manusia, mereka tidak mengetahui kaidah-kaidah jarh wa ta'dil, “Bahwa jarh (kritikan) yang terperinci didahulukan dari pada ta'dil (pujian).”
※ Dikarenakan orang yang menta'dil membangun ta'dilnya di atas apa yang nampak atas orang tersebut dan prasangka baik terhadapnya.
※ Sedangkan orang yang menjarh membangun jarhnya di atas ilmu dan kenyataan yang ada.
(▴) Ini sebagaimana yang diketahui dari para ulama jarh wa ta'dil.
■ ومعظم الناس لا يعرفون قواعد الجرح والتعديل، { وأن الجرح المفصَّل مقدم على التعديل }
※ لأن المعدِّل يبني على الظاهر وعلى حسن الظن،
※ لوالجارح يبني على العلم والواقع،
[↑] كما هو معلوم عند أئمة الجرح والتعديل.
📚[Al-Haddul Fashil Bainal Haq wal Bathil]
❱ Berkata al-‘Allamah Ubaid al-Jabiriy hafizhahullah:
■ Ini merupakan kaidah jarh wa ta'dil (kaidah dalam mengkritik atau memuji seseorang), kesimpulannya, “Bahwa orang yang mengetahui, hujjah bagi orang yang tidak mengetahui.”
■ هذه قاعدة الجرح والتعديل، وملخصها: أن من علم حجة على من لم يعلم.
📚[Dari kaset: Al-Haddul Fashil baina Ahlis Sunnah wa Ahlil Bathil]
* * *
(➋) ❱ Berkata Al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah:
■ “Jika terkumpul pada seorang rawi adanya jarh yang terperinci dan ta’dil,
▸ maka jarh lebih didahulukan
▸ meskipun makin bertambah jumlah orang yang menta’dilnya.
(▴) Inilah yang lebih shahih menurut para Fuqoha’ dan ulama ahli ushul. Dan al-Khothib al-Baghdady telah menukilkan pendapat ini dari jumhur ulama.”
📚[Tadriibur Rowy, hal 364]
❱ وقال الحافظ السيوطي رحمه الله:
■ وإذا اجتمع فيه -أي الراوي- جرح مفسّر و تعديل، فالجرح مقدم و لو زاد عدد المعدل هذا
(▴) هو الأصح عند الفقهاء والأصوليين، ونقله الخطيب عن جمهور العلماء.
📚[تدريب الراوي ص364]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/mengenal-kaidah-jarh-wa-tadil.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
(➊) Arsip dari WA Forum Salafy Purbalingga
(➋) Arsip dari WA FIK
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
۩ Mengenal Kaidah Jarh Wa Ta'dil ۩
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi
🚇PIHAK YANG MENOLAK HUJJAH AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN JATUH PULA KEADILANNYA
❱ Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
■ Dalam masalah Jarh wa Ta’dil,
✔️ cukup jarh itu muncul dari seorang ulama saja
✔️ dan cukup ta’dil itu muncul dari seorang ulama saja.
※ Maka jika terjadi perbedaan pendapat dalam menilai seseorang antara dua ulama yang jujur, diakui keilmuannya, dan jauh dari hawa nafsu,
▸ maka yang wajib bagi selain kedua ulama tersebut dari para pembawa ilmu untuk melakukan tabayyun (meneliti dan klarifikasi –pent) dengan meminta penjelasan kepada ulama yang menjarh dan menuntut bukti kepadanya.
▸ Kalau ulama yang menjarh tersebut menunjukkan bukti maka wajib atas mereka untuk menerima bukti dan hujjah tersebut.
※ Jika ada seorang yang menta’dilnya atau selainnya berusaha menentangnya,
▸ maka pihak yang menolak hujjah ini dia akan jatuh tersungkur dan akan jatuh pula keadilannya serta tidak bisa dipercaya lagi dalam urusan agama Allah.
▸ Seandainya ada satu saja ulama yang membawa hujjah dan bukti, lalu dia diselisihi oleh puluhan pihak dengan alasan yang bathil, kedustaan dan tipu daya, maka tidak perlu mendengar ucapan mereka.
(▴) Ini adalah kaedah-kaedah Jarh wa Ta’dil yang telah diletakkan dalam masalah Jarh wa Ta’dil yang wajib kita pegangi dalam menghadapi fitnah-fitnah semacam ini.
※ Ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama dan para ulama tersebut membawakan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebathilan, kesesatan dan fitnahnya, kemudian ada sebagian manusia yang tidak mau mendengar perkataan para ulama tersebut dengan dalih bahwa kebenaran belum nampak jelas baginya.
≡ Sikap semacam ini tidak boleh di dalam agama Allah.
(▴) Jika sikap seperti itu dibenarkan
▸ maka bisa saja ketika kita membuka kitab-kitab jarh wa ta’dil kita tidak mengambil sikap dalam menilai setiap biografi seorang periwayat hadits dengan dalih: “Demi Allah, saya tidak mengetahui dengan jelas keadaannya.”
▸ Demikian juga akan menyeret kita untuk tidak berani meyakini yang benar di dalam setiap akidah dengan dalih: “Saya belum mengetahui dengan jelas masalah ini.”
※ Ketika ada perselisihan
▸ antara Rafidhah dengan Salafiyun, atau
▸ antara Rafidhah dengan Jahmiyah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Mu’tazilah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Khawarij, atau
▸ antara Salafiyun dengan Murji’ah, atau
▸ antara Salafiyun dengan Shufiyah,
(▴) muncul seseorang yang menyatakan: __“Demi Allah, saya tidak mengetahui masalah ini dengan jelas.”** - Cara dia semacam ini tidak diterima.
(✔️) Jika ada dua pihak dari Salafiyun berselisih dan hujjah bersama salah seorang dari keduanya, maka wajib berpihak kepada yang memiliki hujjah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh.html
Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2k725xj
📀[ Telegram ] https://t.me/ukhuwahsalaf/4643
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy - http://forumsalafy.net/pihak-yang-menolak-hujjah-akan-jatuh-tersungkur-dan-jatuh-pula-keadilannya/
➥ #Manhaj #mengenal #ilmu #kaedah #JarhwaTa_dil #jarh_orang_yang_telah_dijarh #yang_mengetahui #hujjah_atas_tidak_mengetahui #tunjuk_hidung #takyin #Pujian_tidak_bermanfaat #jika_terbukti_menyimpang #kaedah #tidak_mentadi_mubtadi_ #maka_dia_mubtadi