🚇GHIBAH YANG DIBOLEHKAN (MENURUT IMAM NAWAWI RAHIMAHULLAH)
❱ Asy-Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
■ Ketahuilah sesungguhnya ghibah itu dibolehkan untuk tujuan yang benar sesuai syariat, yang tidak mungkin diraih kecuali dengan ghibah.
… Hal itu ada dalam enam perkara:
(➊) Yang pertama:
※ Orang yang terzalimi
Maka bagi orang yang terzalimi boleh untuk melaporkan kepada penguasa atau hakim dan selainnya dari pihak yang berwenang, atau orang yang mampu menengahi dari orang yg menzaliminya. Lalu ia berkata: Si fulan telah menzalimi saya.
(➋) Yang kedua:
※ Dalam rangka meminta tolong untuk menghilangkan kemungkaran, mengembalikan orang yang berbuat maksiat ke jalan yang benar
Lalu ia berkata kepada orang yang diharapkan bisa menghilangkan kemungkaran tersebut: “Fulan telah berbuat (maksiat) demikian, maka hendaknya engkau mencegahnya.” Atau kalimat yang semisal itu. Maksud/tujuannya adalah mencari sarana untuk menghilangkan kemungkaran tersebut. Maka jika ia tidak bermaksud seperti itu, maka hukumnya haram.
(➌) Yang ketiga:
※ Meminta fatwa
Lalu ia mengatakan kepada mufti: Ayahku, saudaraku, suamiku atau fulan telah menzalimiku demikian, apakah hal itu boleh baginya? Dan saya tidak memiliki jalan untuk terlepas dari orang ini dan mengambil hak saya serta mencegah kezalimannya (kecuali dengan itu)? Dan yang semisal itu. Maka itu boleh kalau ada hajat.
Akan tetapi yang afdhal dan lebih hati-hati hendaknya ia mengatakan: Apa pendapat anda, tentang seorang atau seorang suami yang keadaannya demikian? Maka jika sudah tercapai tujuannya tanpa menyebut nama individunya (itu lebih baik). Walaupun jika menyebut namanya itu boleh juga, sebagaimana kami akan sebutkan dalam hadits Hindun radhiallahu'anha in sya Allah.
(➍) Yang keempat:
※ Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan dan menasihati mereka
Yang demikian ini dari beberapa segi:
(•) Diantaranya: Jarh (kritikan) terhadap orang yang dikritik dari para rawi dan saksi. Yang demikian itu boleh dengan ijmak kaum muslimin, bahkan wajib untuk tujuan ini.
(•) Diantaranya juga: Ketika meminta pendapat (saran) ketika hendak menikah dengan seorang, atau kerja sama dengannya, menitipkan sesuatu, bermuamalah dan selain itu, atau berdialog dengannya. Wajib bagi orang yang dimintai saran untuk tidak menyembunyikan keadaan orang tersebut. Bahkan dia mesti menyebutkan kejelekkan-kejelekkan yang ada padanya dengan niat menasihati.
(•) Dan diantaranya: Jika melihat seorang pelajar yang bolak-balik menemui ahli bidah, atau orang fasiq yang ia mengambil ilmu darinya, dan dikawatirkan pelajar tadi akan mengalami mudharat dengan itu. Maka wajib menasihatinya dan menjelaskan keadaannya (ahli bidah). Dengan syarat untuk tujuan menasihatinya.
Dan ini diantara perkara yang salah dalam hal ini: Terkadang yang mengkritik itu terbawa sifat hasad (dalam menjarh), syaitan membuat pengkaburan dalam hal itu, digambarkan seolah-olah itu adalah nasihat. Maka berlaku cermatlah dalam mengkritik.
(•) Diantaranya: Orang yang mempunyai amanah tanggung jawab, tapi tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya: Baik karena memang ia tidak pantas untuk itu, ataupun karena ia adalah seorang fasiq atau teledor dan semisalnya. Maka wajib untuk menyebutkan (kekurangan orang itu) kepada pihak yang memiliki kewenangan umum untuk menyingkirkannya dan menggantikannya dengan orang yang pantas. Atau mengabarkan hal itu agar ia ditindak sesuai keadaannya, tidak tertipu dengannya, dan berupaya untuk mendorongnya agar istiqamah atau membimbingnya.
(➎) Yang kelima:
※ Ketika seorang itu terang-terangan menampakkan perbuatan fasiqnya, atau kebidahannya
Semisal terang-terangan menampakkan minum khamer, merampok manusia, minta pajak dan pungutan uang secara zalim, melakukan perkara-perkara yang batil. Maka boleh disebutkan perkara yang dia tampakkan, dan diharamkan menyebutkan aib-aib selainnya, kecuali disebutkan kejelekannya karena suatu sebab lain yang telah kami sebutkan.
❱ Asy-Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
■ Ketahuilah sesungguhnya ghibah itu dibolehkan untuk tujuan yang benar sesuai syariat, yang tidak mungkin diraih kecuali dengan ghibah.
… Hal itu ada dalam enam perkara:
(➊) Yang pertama:
※ Orang yang terzalimi
Maka bagi orang yang terzalimi boleh untuk melaporkan kepada penguasa atau hakim dan selainnya dari pihak yang berwenang, atau orang yang mampu menengahi dari orang yg menzaliminya. Lalu ia berkata: Si fulan telah menzalimi saya.
(➋) Yang kedua:
※ Dalam rangka meminta tolong untuk menghilangkan kemungkaran, mengembalikan orang yang berbuat maksiat ke jalan yang benar
Lalu ia berkata kepada orang yang diharapkan bisa menghilangkan kemungkaran tersebut: “Fulan telah berbuat (maksiat) demikian, maka hendaknya engkau mencegahnya.” Atau kalimat yang semisal itu. Maksud/tujuannya adalah mencari sarana untuk menghilangkan kemungkaran tersebut. Maka jika ia tidak bermaksud seperti itu, maka hukumnya haram.
(➌) Yang ketiga:
※ Meminta fatwa
Lalu ia mengatakan kepada mufti: Ayahku, saudaraku, suamiku atau fulan telah menzalimiku demikian, apakah hal itu boleh baginya? Dan saya tidak memiliki jalan untuk terlepas dari orang ini dan mengambil hak saya serta mencegah kezalimannya (kecuali dengan itu)? Dan yang semisal itu. Maka itu boleh kalau ada hajat.
Akan tetapi yang afdhal dan lebih hati-hati hendaknya ia mengatakan: Apa pendapat anda, tentang seorang atau seorang suami yang keadaannya demikian? Maka jika sudah tercapai tujuannya tanpa menyebut nama individunya (itu lebih baik). Walaupun jika menyebut namanya itu boleh juga, sebagaimana kami akan sebutkan dalam hadits Hindun radhiallahu'anha in sya Allah.
(➍) Yang keempat:
※ Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan dan menasihati mereka
Yang demikian ini dari beberapa segi:
(•) Diantaranya: Jarh (kritikan) terhadap orang yang dikritik dari para rawi dan saksi. Yang demikian itu boleh dengan ijmak kaum muslimin, bahkan wajib untuk tujuan ini.
(•) Diantaranya juga: Ketika meminta pendapat (saran) ketika hendak menikah dengan seorang, atau kerja sama dengannya, menitipkan sesuatu, bermuamalah dan selain itu, atau berdialog dengannya. Wajib bagi orang yang dimintai saran untuk tidak menyembunyikan keadaan orang tersebut. Bahkan dia mesti menyebutkan kejelekkan-kejelekkan yang ada padanya dengan niat menasihati.
(•) Dan diantaranya: Jika melihat seorang pelajar yang bolak-balik menemui ahli bidah, atau orang fasiq yang ia mengambil ilmu darinya, dan dikawatirkan pelajar tadi akan mengalami mudharat dengan itu. Maka wajib menasihatinya dan menjelaskan keadaannya (ahli bidah). Dengan syarat untuk tujuan menasihatinya.
Dan ini diantara perkara yang salah dalam hal ini: Terkadang yang mengkritik itu terbawa sifat hasad (dalam menjarh), syaitan membuat pengkaburan dalam hal itu, digambarkan seolah-olah itu adalah nasihat. Maka berlaku cermatlah dalam mengkritik.
(•) Diantaranya: Orang yang mempunyai amanah tanggung jawab, tapi tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya: Baik karena memang ia tidak pantas untuk itu, ataupun karena ia adalah seorang fasiq atau teledor dan semisalnya. Maka wajib untuk menyebutkan (kekurangan orang itu) kepada pihak yang memiliki kewenangan umum untuk menyingkirkannya dan menggantikannya dengan orang yang pantas. Atau mengabarkan hal itu agar ia ditindak sesuai keadaannya, tidak tertipu dengannya, dan berupaya untuk mendorongnya agar istiqamah atau membimbingnya.
(➎) Yang kelima:
※ Ketika seorang itu terang-terangan menampakkan perbuatan fasiqnya, atau kebidahannya
Semisal terang-terangan menampakkan minum khamer, merampok manusia, minta pajak dan pungutan uang secara zalim, melakukan perkara-perkara yang batil. Maka boleh disebutkan perkara yang dia tampakkan, dan diharamkan menyebutkan aib-aib selainnya, kecuali disebutkan kejelekannya karena suatu sebab lain yang telah kami sebutkan.
(02)
(➏) Yang keenam:
※ Dalam rangka mengenalkan
Maka jika seorang insan dikenal dengan gelar si Buta, si Pincang, si Tuli, si Picek, si Juling dan selain mereka, boleh saja mengenalkan mereka dengan hal itu. Dan diharamkan menyebutkannya dengan maksud menghina/merendahkamnya. Seandainya memungkinkan menyebutkannya dengan selain itu, tentu lebih utama.
[↑] Maka ini adalah enam sebab yang disebutkan para ulama dan kebanyakannya adalah perkara yang telah disepakati.
◈ Al-allamah Al-Faqih Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
“Bab ini telah disebutkan oleh imam an-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya “Riyadhus Shalihin” perkara -perkara yang diperbolehkan ghibah di sana, beliau menyebutkan ada enam perkara. Dan perkataan beliau itu tidak perlu dikritisi, karena semuanya adalah perkataan yang bagus dan benar yang memiliki dalil-dalil. Dan beliau akan menyebutkannya in sya Allah dalam bab ini. Beliau menyebutkan dalil -dalil dan kita akan membicarakan hal itu pada waktunya in sya Allah.
Maka kita memohon kepada Allah semoga Dia mengampuni An-Nawawi rahimahullah dan mengumpulkan kita dan kalian dengan beliau di surga An-Na'im.”
📚[Syarh Riyadhus Shalihin karya Al-Utsaimin 6/134-136]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/ghibah-yang-dibolehkan-menurut-imam.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: Channel Al Baarakah Ma'a Akabirikum
➥ #Manhaj #Nasehat #membicarakan_penyimpangan #ahli_bid_ah #ghibah #namimah #memata_matai #prasaka_buruk #tahdzir #Rudud #bantahan_ilmiyah #ahli_tamyi #ikhwani #sururi #turatsi #ruhaili #halabi #rodja #mlm #mlmm
(➏) Yang keenam:
※ Dalam rangka mengenalkan
Maka jika seorang insan dikenal dengan gelar si Buta, si Pincang, si Tuli, si Picek, si Juling dan selain mereka, boleh saja mengenalkan mereka dengan hal itu. Dan diharamkan menyebutkannya dengan maksud menghina/merendahkamnya. Seandainya memungkinkan menyebutkannya dengan selain itu, tentu lebih utama.
[↑] Maka ini adalah enam sebab yang disebutkan para ulama dan kebanyakannya adalah perkara yang telah disepakati.
◈ Al-allamah Al-Faqih Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
“Bab ini telah disebutkan oleh imam an-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya “Riyadhus Shalihin” perkara -perkara yang diperbolehkan ghibah di sana, beliau menyebutkan ada enam perkara. Dan perkataan beliau itu tidak perlu dikritisi, karena semuanya adalah perkataan yang bagus dan benar yang memiliki dalil-dalil. Dan beliau akan menyebutkannya in sya Allah dalam bab ini. Beliau menyebutkan dalil -dalil dan kita akan membicarakan hal itu pada waktunya in sya Allah.
Maka kita memohon kepada Allah semoga Dia mengampuni An-Nawawi rahimahullah dan mengumpulkan kita dan kalian dengan beliau di surga An-Na'im.”
📚[Syarh Riyadhus Shalihin karya Al-Utsaimin 6/134-136]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/ghibah-yang-dibolehkan-menurut-imam.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: Channel Al Baarakah Ma'a Akabirikum
➥ #Manhaj #Nasehat #membicarakan_penyimpangan #ahli_bid_ah #ghibah #namimah #memata_matai #prasaka_buruk #tahdzir #Rudud #bantahan_ilmiyah #ahli_tamyi #ikhwani #sururi #turatsi #ruhaili #halabi #rodja #mlm #mlmm
www.alfawaaid.net
Ghibah Yang Dibolehkan (Menurut Imam Nawawi Rahimahullah)
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
[🎙] Kajian Ilmiyah Cikarang Utara
🚇PERGAULILAH DIA DENGAN BAIK
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 1:12:54
Dengarkan / Download Audio melalui:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/819
📀[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-pergaulilah-dia-dengan-baik-al.html
(•) Masjid Al-Munawar, Kec. Cikarang Utara // Sabtu, 25 Dzulhijjah 1438H ~ 16 September 2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioKajian
➥ #RekamanAudio #Cikarang
🚇PERGAULILAH DIA DENGAN BAIK
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 1:12:54
Dengarkan / Download Audio melalui:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/819
📀[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-pergaulilah-dia-dengan-baik-al.html
(•) Masjid Al-Munawar, Kec. Cikarang Utara // Sabtu, 25 Dzulhijjah 1438H ~ 16 September 2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioKajian
➥ #RekamanAudio #Cikarang
Telegram
MP3 Kajian
....
▼
▼
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
Pergaulilah Dia Dengan Baik
Ust. Afifuddin As-Sidawy
🚇MUHARRAM ATAU AL-MUHARRAM?
❱ Asy-Syaikh Abu Abdil Mu'iz Muhammad Ali Firkus Al-Qubi hafizhahullah
■ “Seharusnya memperingatkan akan kesalahan yang tersebar luas tentang penggunaan lafazh {محرّم} 'Muharram' tanpa alif dan lam.
※ Hal ini karena yang benar adalah melafazhkannya secara ma'rifah (dengan alif dan lam) yakni {المحرّم} 'Al-Muharram'
(•) berdasarkan penyebutannya dalam banyak hadits nabawi secara ma'rifah,
(•) dan karena orang Arab tidaklah menyebutkan bulan ini dalam perkataan-perkataan dan sya'ir-sya'ir mereka kecuali secara ma'rifah dengan alif dan lam, yang berbeda dengan bulan-bulan lain.
Oleh karena itu, penamaannya adalah sima'i bukan kiasi.”
🚇محرّم أو المحرّم
ينبغي التنبيهُ على خطأ شائعٍ في إطلاق لفظ «محرم» مجرّدًا عن الألف واللاَّم؛
ذلك لأنّ الصواب إطلاقه معرَّفًا، بأن يقال: «المحرَّم»، لورود الأحاديث النبوية بها معرَّفة؛ ولأنَّ العرب لم تذكر هذا الشهر في مقالهم وأشعارهم إلاّ معرَّفًا بالألف واللام، دون بقية الشهور، فإطلاق تسميته إذًا سماعي وليس قياسًّيا.
📚[Dinukil dari fatwa fi Hukm Shiyam Syahrillah Al-Muharram]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/muharram-atau-al-muharram.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Admin Salafiyat Indonesia (ASIA) - Alih bahasa oleh Ummu Muhammad Hasna At-Tirnatiyyah // Sumber: http://ferkous.com/home/?q=fatwa-817
➥ #almuharram
❱ Asy-Syaikh Abu Abdil Mu'iz Muhammad Ali Firkus Al-Qubi hafizhahullah
■ “Seharusnya memperingatkan akan kesalahan yang tersebar luas tentang penggunaan lafazh {محرّم} 'Muharram' tanpa alif dan lam.
※ Hal ini karena yang benar adalah melafazhkannya secara ma'rifah (dengan alif dan lam) yakni {المحرّم} 'Al-Muharram'
(•) berdasarkan penyebutannya dalam banyak hadits nabawi secara ma'rifah,
(•) dan karena orang Arab tidaklah menyebutkan bulan ini dalam perkataan-perkataan dan sya'ir-sya'ir mereka kecuali secara ma'rifah dengan alif dan lam, yang berbeda dengan bulan-bulan lain.
Oleh karena itu, penamaannya adalah sima'i bukan kiasi.”
🚇محرّم أو المحرّم
ينبغي التنبيهُ على خطأ شائعٍ في إطلاق لفظ «محرم» مجرّدًا عن الألف واللاَّم؛
ذلك لأنّ الصواب إطلاقه معرَّفًا، بأن يقال: «المحرَّم»، لورود الأحاديث النبوية بها معرَّفة؛ ولأنَّ العرب لم تذكر هذا الشهر في مقالهم وأشعارهم إلاّ معرَّفًا بالألف واللام، دون بقية الشهور، فإطلاق تسميته إذًا سماعي وليس قياسًّيا.
📚[Dinukil dari fatwa fi Hukm Shiyam Syahrillah Al-Muharram]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/muharram-atau-al-muharram.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Admin Salafiyat Indonesia (ASIA) - Alih bahasa oleh Ummu Muhammad Hasna At-Tirnatiyyah // Sumber: http://ferkous.com/home/?q=fatwa-817
➥ #almuharram
www.alfawaaid.net
Muharram Atau Al-Muharram?
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇INILAH 3 SEPULUH HARI YANG MEREKA MULIAKAN
❱ Berkata Abu 'Utsman An-Nahdi rahimahullah:
“Mereka dahulu memuliakan 3 sepuluh hari:
(➊) sepuluh hari terakhir dari Ramadhan,
(➋) sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah, dan
(➌) sepuluh hari pertama dari Al-Muharram.”
📚[Lathaif Al-Ma'arif, Ibnu Rajab: halaman: 39]
❱ قال أبو عثمان النهدي رحمه الله:
〈 كانوا يعظمون ثلاث عشرات: العشر الأخير من رمضان، والعشر الأول من ذي الحجة، والعشر الأول من المحرم. 〉
📚[لطائف المعارف لابن رجب: 39]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/inilah-3-sepuluh-hari-yang-mereka.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram FIK @Forum_ilmiyahKarangAnyar
➥ #Fiqh #Ibadah #10_hari_yang_dimuliakan
❱ Berkata Abu 'Utsman An-Nahdi rahimahullah:
“Mereka dahulu memuliakan 3 sepuluh hari:
(➊) sepuluh hari terakhir dari Ramadhan,
(➋) sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah, dan
(➌) sepuluh hari pertama dari Al-Muharram.”
📚[Lathaif Al-Ma'arif, Ibnu Rajab: halaman: 39]
❱ قال أبو عثمان النهدي رحمه الله:
〈 كانوا يعظمون ثلاث عشرات: العشر الأخير من رمضان، والعشر الأول من ذي الحجة، والعشر الأول من المحرم. 〉
📚[لطائف المعارف لابن رجب: 39]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/inilah-3-sepuluh-hari-yang-mereka.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram FIK @Forum_ilmiyahKarangAnyar
➥ #Fiqh #Ibadah #10_hari_yang_dimuliakan
🚇BID’AH & KEMUNGKARAN PADA HARI ‘ASYURA
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu asy-Syaikh rahimahullah berkata,
■ “Semua yang disebutkan tentang amalan-amalan para hari ‘Asyura selain puasa, maka itu tidak ada asalnya (dalam syari'at) bahkan itu adalah bid’ah. Seperti bercelak untuk kedua mata. Demikian juga hadits-hadits yang disebutkan seperti memberikan keluasan untuk keluarga, maka itu batil tidak ada yang shahih.
Pada hari ‘Asyura ini ada dua kelompok yang saling bertolak belakang:
(•) Rafidhah, mereka menjadikan hari ‘Asyura dan hari sebelumnya sebagai hari berkabung.
(•) Nawashib, mereka menjadikannya sebagai hari Raya, yang disebut sebagai Idul ‘Umur.
▸ Adapun Ahlus Sunnah, maka tidak memandang seperti kelompok pertama maupun kelompok kedua, dan tidak mengkhususkan hari tersebut kecuali dengan ibadah puasa.”
📚[Syarh Kitab Adabul Masyi ila ash-Shalat]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Sebagaimana disebutkan tentang keutamaan-keutamaan 'Asyura:
(•) memberikan keluasan untuk keluarga,
(•) keutamaan berjabat tangan,
(•) keutamaan inai (pacar)
(•) keutamaan bersemir
(•) keutamaan mandi, dan semisal itu
(•) serta apa yang disebutkan tentang keutamaan shalat pada hari tersebut
▸ Maka semua itu adalah dusta atas nama Rasulullah -ﷺ-. Tidak ada satu pun dalil yang sah terkait dengan keutamaan ‘Asyura kecuali keutamaan puasa pada hari tersebut.
◈ Harb al-Kirmani mengatakan, “Hadits yang diriwayatkan bahwa barangsiapa yang melapangkan untuk keluarganya pada Hari 'Asyura, akan Allah luaskan untuknya sepanjang tahun.
Al-Imam Ahmad menjawab, "Hadits tersebut tidak ada asalnya.”
📚[Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata,
“Adapun yang diriwayatkan tentang
(•) bercelak pada hari 'Asyura, atau
(•) semir, atau
(•) mandi, atau
(•) berjabat tangan, atau
(•) mengusap kepala anak yatim, atau
(•) memakan biji-bijian, atau
(•) menyembelih, atau semisalnya
Maka itu semua dusta atas nama Nabi -ﷺ-. yang seperti itu adalah bid'ah, tidak satupun disukai oleh para imam dalam agama.
Adapun yang dilakukan oleh Ahlul Bid'ah (yakni Rafidhah, pen) yaitu Niyahah (meratapi kematian), memanggil-manggil orang yang sudah mati, perkumpulan-perkumpulan acara, mencela shahabat, itu semua juga di antara bid'ah dan kemungkaran yang terbesar. Dan semua bid'ah itu sesat. Meskipun sebagian bid'ah dan kemunkaran itu lebih berat daripada yang lainnya.”
📚[Al-Fatawa al-Kubra 5/479]
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/10/artikel-bidah-kemungkaran-pada-hari.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #muharram #bid_ah #dihari_asyura
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu asy-Syaikh rahimahullah berkata,
■ “Semua yang disebutkan tentang amalan-amalan para hari ‘Asyura selain puasa, maka itu tidak ada asalnya (dalam syari'at) bahkan itu adalah bid’ah. Seperti bercelak untuk kedua mata. Demikian juga hadits-hadits yang disebutkan seperti memberikan keluasan untuk keluarga, maka itu batil tidak ada yang shahih.
Pada hari ‘Asyura ini ada dua kelompok yang saling bertolak belakang:
(•) Rafidhah, mereka menjadikan hari ‘Asyura dan hari sebelumnya sebagai hari berkabung.
(•) Nawashib, mereka menjadikannya sebagai hari Raya, yang disebut sebagai Idul ‘Umur.
▸ Adapun Ahlus Sunnah, maka tidak memandang seperti kelompok pertama maupun kelompok kedua, dan tidak mengkhususkan hari tersebut kecuali dengan ibadah puasa.”
📚[Syarh Kitab Adabul Masyi ila ash-Shalat]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Sebagaimana disebutkan tentang keutamaan-keutamaan 'Asyura:
(•) memberikan keluasan untuk keluarga,
(•) keutamaan berjabat tangan,
(•) keutamaan inai (pacar)
(•) keutamaan bersemir
(•) keutamaan mandi, dan semisal itu
(•) serta apa yang disebutkan tentang keutamaan shalat pada hari tersebut
▸ Maka semua itu adalah dusta atas nama Rasulullah -ﷺ-. Tidak ada satu pun dalil yang sah terkait dengan keutamaan ‘Asyura kecuali keutamaan puasa pada hari tersebut.
◈ Harb al-Kirmani mengatakan, “Hadits yang diriwayatkan bahwa barangsiapa yang melapangkan untuk keluarganya pada Hari 'Asyura, akan Allah luaskan untuknya sepanjang tahun.
Al-Imam Ahmad menjawab, "Hadits tersebut tidak ada asalnya.”
📚[Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah]
* * *
❱ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata,
“Adapun yang diriwayatkan tentang
(•) bercelak pada hari 'Asyura, atau
(•) semir, atau
(•) mandi, atau
(•) berjabat tangan, atau
(•) mengusap kepala anak yatim, atau
(•) memakan biji-bijian, atau
(•) menyembelih, atau semisalnya
Maka itu semua dusta atas nama Nabi -ﷺ-. yang seperti itu adalah bid'ah, tidak satupun disukai oleh para imam dalam agama.
Adapun yang dilakukan oleh Ahlul Bid'ah (yakni Rafidhah, pen) yaitu Niyahah (meratapi kematian), memanggil-manggil orang yang sudah mati, perkumpulan-perkumpulan acara, mencela shahabat, itu semua juga di antara bid'ah dan kemungkaran yang terbesar. Dan semua bid'ah itu sesat. Meskipun sebagian bid'ah dan kemunkaran itu lebih berat daripada yang lainnya.”
📚[Al-Fatawa al-Kubra 5/479]
Url: http://www.alfawaaid.net/2016/10/artikel-bidah-kemungkaran-pada-hari.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari: bit.ly/3gbndMW
➥ #Fiqih #Ibadah #muharram #bid_ah #dihari_asyura
www.alfawaaid.net
Bid’ah & Kemungkaran Pada Hari ‘asyura
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇ADAB-ADAB MENCARI ILMU
Adab mencari ilmu mutlak diperlukan, bahkan para Salafush Shalih mendidik anak-anaknya dengan adab sebelum membawanya ke majelis ilmu.
◈ Berkata Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri -rahimahullah-: “Mereka dulu tidak mengeluarkan anak-anak mereka untuk mencari ilmu hingga mereka belajar adab dan dididik ibadah hingga 20 tahun”. (Hilyatul-Aulia Abu Nuaim 6/361)
◈ Berkatalah Abdullah bin Mubarak -rahimahullah-: “Aku mempelajari adab 30 tahun dan belajar ilmu 20 tahun, dan mereka dulu mempelajari adab terlebih dahulu baru kemudian mempelajari ilmu.” [Ghayatun-Nihayah fi Thobaqotil Qurro 1/446]
◈ Dan beliau juga berkata: “Hampir-hampir adab menimbangi 2/3 ilmu.” [Sifatus-shofwah Ibnul-Jauzi 4/120]
◈ Al-Khatib Al-Baghdadi menyebutkan sanadnya kepada Malik bin Anas, dia berkata bahwa Muhammad bin Sirrin berkata (-rahimahullah-): “Mereka dahulu mempelajari adab seperti mempelajari ilmu.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/49]
◈ Berkata Abullah bin Mubarak: “Berkata kepadaku Makhlad bin Husain -rahimahullah-: “Kami lebih butuh kepada adab walaupun sedikit daripada hadits walaupun banyak.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80]
※ Mengapa demikian ucapan para ulama tentang adab?
Tentunya karena ilmu yang masuk kepada seseorang yang memiliki adab yang baik akan bermafaat baginya dan kaum muslimin.
◈ Berkata Abu Zakariya Yaha bin Muhammad Al-Anbari -rahimahullah-: “Ilmu tanpa adab seperti api tanda kayu bakar sedangkan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80]
… bersambung insyaAllah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/adab-adab-mencari-ilmu.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari situs DarusSalaf.Or.Id // Sumber: Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009M
➥ #Adab #akhlak #mencari_ilmu #dakwah #manhaj #salaf
Adab mencari ilmu mutlak diperlukan, bahkan para Salafush Shalih mendidik anak-anaknya dengan adab sebelum membawanya ke majelis ilmu.
◈ Berkata Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri -rahimahullah-: “Mereka dulu tidak mengeluarkan anak-anak mereka untuk mencari ilmu hingga mereka belajar adab dan dididik ibadah hingga 20 tahun”. (Hilyatul-Aulia Abu Nuaim 6/361)
◈ Berkatalah Abdullah bin Mubarak -rahimahullah-: “Aku mempelajari adab 30 tahun dan belajar ilmu 20 tahun, dan mereka dulu mempelajari adab terlebih dahulu baru kemudian mempelajari ilmu.” [Ghayatun-Nihayah fi Thobaqotil Qurro 1/446]
◈ Dan beliau juga berkata: “Hampir-hampir adab menimbangi 2/3 ilmu.” [Sifatus-shofwah Ibnul-Jauzi 4/120]
◈ Al-Khatib Al-Baghdadi menyebutkan sanadnya kepada Malik bin Anas, dia berkata bahwa Muhammad bin Sirrin berkata (-rahimahullah-): “Mereka dahulu mempelajari adab seperti mempelajari ilmu.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/49]
◈ Berkata Abullah bin Mubarak: “Berkata kepadaku Makhlad bin Husain -rahimahullah-: “Kami lebih butuh kepada adab walaupun sedikit daripada hadits walaupun banyak.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80]
※ Mengapa demikian ucapan para ulama tentang adab?
Tentunya karena ilmu yang masuk kepada seseorang yang memiliki adab yang baik akan bermafaat baginya dan kaum muslimin.
◈ Berkata Abu Zakariya Yaha bin Muhammad Al-Anbari -rahimahullah-: “Ilmu tanpa adab seperti api tanda kayu bakar sedangkan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.” [Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80]
… bersambung insyaAllah.
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/adab-adab-mencari-ilmu.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari situs DarusSalaf.Or.Id // Sumber: Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009M
➥ #Adab #akhlak #mencari_ilmu #dakwah #manhaj #salaf
www.alfawaaid.net
Adab-Adab Mencari Ilmu
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇ADAB-ADAB MENCARI ILMU
※ Niat Ikhlas
Karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan setinggi-tingginya ibadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- maka kita wajib mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.
◈ Allah berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus“. [Al-Bayyinah:5]
※ Beramal dengan Ilmu
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- sangat marah kepada mereka-mereka yang berbicara tentang ilmu sedangkan dia sendiri tidak beramal.
◈ Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” [As-Shaff:2-3]
※ Sabar, Tidak Terburu-Buru
Seorang pencari ilmu seringkali terbawa semangat, sehingga ia ingin dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan semua bidang ilmu. Ingatlah bahwa ilmu ini agama yang tidak terpisah dari amal, bukan hanya sekedar mengetahui dan menghafal. Maka pelajarilah secara bertahap dari yang paling penting, kemudian berikutnya, kemudian berikutnya. Tidak mungkin dengan belajar sebulan sampai dua bulan ia menjadi ulama atau dalam waktu singkat dia menjadi pakar hadits yang menshahihkan dan mendhoifkan hadits atau menjadi ahli fiqih yang dapat mengumpulkan hukum dari ayat-ayat dan hadits.
Para Ulama terdahulu mereka belajar dari sejak kecil sampai 30 tahun baru mempelajari ilmu hadits apalagi meriwayatkan hadits.
-Selesai.-
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/adab-adab-mencari-ilmu.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari situs DarusSalaf.Or.Id // Sumber: Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009M
➥ #Adab #akhlak #mencari_ilmu #dakwah #manhaj #salaf
※ Niat Ikhlas
Karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan setinggi-tingginya ibadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- maka kita wajib mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.
◈ Allah berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus“. [Al-Bayyinah:5]
※ Beramal dengan Ilmu
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- sangat marah kepada mereka-mereka yang berbicara tentang ilmu sedangkan dia sendiri tidak beramal.
◈ Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” [As-Shaff:2-3]
※ Sabar, Tidak Terburu-Buru
Seorang pencari ilmu seringkali terbawa semangat, sehingga ia ingin dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan semua bidang ilmu. Ingatlah bahwa ilmu ini agama yang tidak terpisah dari amal, bukan hanya sekedar mengetahui dan menghafal. Maka pelajarilah secara bertahap dari yang paling penting, kemudian berikutnya, kemudian berikutnya. Tidak mungkin dengan belajar sebulan sampai dua bulan ia menjadi ulama atau dalam waktu singkat dia menjadi pakar hadits yang menshahihkan dan mendhoifkan hadits atau menjadi ahli fiqih yang dapat mengumpulkan hukum dari ayat-ayat dan hadits.
Para Ulama terdahulu mereka belajar dari sejak kecil sampai 30 tahun baru mempelajari ilmu hadits apalagi meriwayatkan hadits.
-Selesai.-
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/adab-adab-mencari-ilmu.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari situs DarusSalaf.Or.Id // Sumber: Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009M
➥ #Adab #akhlak #mencari_ilmu #dakwah #manhaj #salaf
www.alfawaaid.net
Adab-Adab Mencari Ilmu
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
🚇[MEMBANTAH SYUBHAT] TAHDZIR ITU TERMASUK GHIBAH DAN DAPAT MEMECAH BELAH UMMAT?
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Mohon dijelaskan syubhat yang mengatakan tahzir itu adalah ghibah dan dapat memecah belah ummat?
[ Jawaban ]
■ Kalau tahdzir dikatakan ghibah, tahdzir dikatakan memecah belah ummat maka konsekuensinya adalah harus mengatakan bahwa Nabi -ﷺ- dan para shahabatnya telah melakukan ghibah dan telah memecah belah ummat. Karena tahdzir adalah salah satu prinsip dakwah yang diusung oleh Nabi -ﷺ-, oleh para shahabatnya ... ya.
◈ Nabi -ﷺ- mengatakan:
《 إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ. 》
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku melainkan sudah menjadi haq atas Nabi tersebut untuk menunjuki kepada umatnya kebaikan yang diketahuinya untuk mereka, dan memperingatkan (melakukan indzar/tahdzir) umatnya dari bermacam kejelekan yang diketahuinya untuk mereka.” [HR. Muslim no. 1844, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma]
※ Ada banyak contoh kasus di mana Nabi -ﷺ- memperingatkan seseorang, para shahabat pun demikian.
▸ Seperti contohnya Ibnu Umar dikhabarkan tentang adanya kelompok yang menolak takdir. “Sampaikan kepada mereka bahwa Ibnu Umar berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dari Ibnu Umar”, dalam keadaan Ibnu Umar tidak pernah bertemu dengan mereka.
Oleh kerena itu, tahdzir tidak melazimkan harus ketemu dengan pihak yang akan ditahdzir. Sebatas ada informasi yang datang, benar, valid datanya, sesuai dengan fakta maka tidak mengapa ditegakkan tahdzir. Na'am.
▸ Jadi tidak benar kalau tahdzir, itu masuk dalam kategori ghibah dan memecah belah ummat. Na'am.
◈ Imam Nawawi rahimahullahu ta'ala menjelaskan ghibah yang dibolehkan, iya kan?
Karena tidak semua ghibah dilarang, salah satunya adalah dalam rangka mengingatkan. Memperingatkan ummat dari berbagai macam kejelekan. Itu ghibah yang dibolehkan.
◈ Para salaf ada yang mengatakan:
(Berkata Syu’bah rahimahullah) “Kemarilah kalian, mari kita berghibah sesaat karena Allah Azza wajalla”, yaitu berbicara tentang jarh dan ta’dil. [Adh-Dhu’afa’, al-Uqaili: 11]
▸ Jadi, kalaupun dikatakan ghibah, iyah lah, sudah..!! Katakan itu ghibah, tetapi ghibah yang dibolehkan. Ghibah yang telah dijalankan oleh para Salaf.
▸ Kalau tahdzir dikatakan memecah belah ummat, katakanlah iya. Memecah belah antara yang haq dan yang bathil. Memecah belah, memisahkan antara yang haq dan yang bathil adalah ajaran Rasulullah -ﷺ-.
◈ Makanya dulu beliau dikatakan: “Muhammad telah memecah belah manusia”, “Muhammad telah memecah belah Ummat”, karena memisahkan antara yang haq dan yang bathil. Na'am.
[ Pertanyaan ]
Kalau ada seorang ulama yang mentahdzir, maka lihat ulama yang lain, apakah mereka sepakat nanti baru diterima tahdzirnya.
[ Jawaban ]
■ Tidak..!! Tidak mesti begini..!! Yang namanya tahdzir itu tidak mengharuskan adanya kesepakatan, atau ijma' para ulama', Laa..!! (tidak..!!)
◈ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta'ala ketika disampaikan kepadanya tentang Sayyid Qutb, beliau mengatakan:
“Aku tidak banyak membaca kitab-kitab Sayyid Qutb, tetapi Asy-Syaikh Rabi', beliau telah mentahdzirnya dan telah menjelaskan kesesatannya kepada ummat.”
[↑] Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin mencukupkan dengan tahdzir yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Rabi' hafizhahullahu ta'ala.
▸ Jadi tidak mesti ada ijma', tidak mesti semua ulama itu melakukan tahdzir yang sama, karena (kaidahnya, ed): “Orang Yang tahu menjadi hujjah bagi orang yang tidak tahu.”
❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Mohon dijelaskan syubhat yang mengatakan tahzir itu adalah ghibah dan dapat memecah belah ummat?
[ Jawaban ]
■ Kalau tahdzir dikatakan ghibah, tahdzir dikatakan memecah belah ummat maka konsekuensinya adalah harus mengatakan bahwa Nabi -ﷺ- dan para shahabatnya telah melakukan ghibah dan telah memecah belah ummat. Karena tahdzir adalah salah satu prinsip dakwah yang diusung oleh Nabi -ﷺ-, oleh para shahabatnya ... ya.
◈ Nabi -ﷺ- mengatakan:
《 إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ. 》
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku melainkan sudah menjadi haq atas Nabi tersebut untuk menunjuki kepada umatnya kebaikan yang diketahuinya untuk mereka, dan memperingatkan (melakukan indzar/tahdzir) umatnya dari bermacam kejelekan yang diketahuinya untuk mereka.” [HR. Muslim no. 1844, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma]
※ Ada banyak contoh kasus di mana Nabi -ﷺ- memperingatkan seseorang, para shahabat pun demikian.
▸ Seperti contohnya Ibnu Umar dikhabarkan tentang adanya kelompok yang menolak takdir. “Sampaikan kepada mereka bahwa Ibnu Umar berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dari Ibnu Umar”, dalam keadaan Ibnu Umar tidak pernah bertemu dengan mereka.
Oleh kerena itu, tahdzir tidak melazimkan harus ketemu dengan pihak yang akan ditahdzir. Sebatas ada informasi yang datang, benar, valid datanya, sesuai dengan fakta maka tidak mengapa ditegakkan tahdzir. Na'am.
▸ Jadi tidak benar kalau tahdzir, itu masuk dalam kategori ghibah dan memecah belah ummat. Na'am.
◈ Imam Nawawi rahimahullahu ta'ala menjelaskan ghibah yang dibolehkan, iya kan?
Karena tidak semua ghibah dilarang, salah satunya adalah dalam rangka mengingatkan. Memperingatkan ummat dari berbagai macam kejelekan. Itu ghibah yang dibolehkan.
◈ Para salaf ada yang mengatakan:
(Berkata Syu’bah rahimahullah) “Kemarilah kalian, mari kita berghibah sesaat karena Allah Azza wajalla”, yaitu berbicara tentang jarh dan ta’dil. [Adh-Dhu’afa’, al-Uqaili: 11]
▸ Jadi, kalaupun dikatakan ghibah, iyah lah, sudah..!! Katakan itu ghibah, tetapi ghibah yang dibolehkan. Ghibah yang telah dijalankan oleh para Salaf.
▸ Kalau tahdzir dikatakan memecah belah ummat, katakanlah iya. Memecah belah antara yang haq dan yang bathil. Memecah belah, memisahkan antara yang haq dan yang bathil adalah ajaran Rasulullah -ﷺ-.
◈ Makanya dulu beliau dikatakan: “Muhammad telah memecah belah manusia”, “Muhammad telah memecah belah Ummat”, karena memisahkan antara yang haq dan yang bathil. Na'am.
[ Pertanyaan ]
Kalau ada seorang ulama yang mentahdzir, maka lihat ulama yang lain, apakah mereka sepakat nanti baru diterima tahdzirnya.
[ Jawaban ]
■ Tidak..!! Tidak mesti begini..!! Yang namanya tahdzir itu tidak mengharuskan adanya kesepakatan, atau ijma' para ulama', Laa..!! (tidak..!!)
◈ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta'ala ketika disampaikan kepadanya tentang Sayyid Qutb, beliau mengatakan:
“Aku tidak banyak membaca kitab-kitab Sayyid Qutb, tetapi Asy-Syaikh Rabi', beliau telah mentahdzirnya dan telah menjelaskan kesesatannya kepada ummat.”
[↑] Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin mencukupkan dengan tahdzir yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Rabi' hafizhahullahu ta'ala.
▸ Jadi tidak mesti ada ijma', tidak mesti semua ulama itu melakukan tahdzir yang sama, karena (kaidahnya, ed): “Orang Yang tahu menjadi hujjah bagi orang yang tidak tahu.”
(02)
Tidak semua para ulama sibuk mempelajari setiap firqah-firqah yang menyimpang, tokoh-tokoh yang menyimpang, tidak..!! Sehingga sangat wajar diantara mereka ada yang tidak tahu. Tetapi sebagian para ulama ada yang menghabiskan waktunya atau sebagian besar dari waktunya digunakan untuk itu. Dan para ulama yang tidak menyibukkan dengan hal tersebut mencukupkan dengan para ulama yang melakukan hal itu. Ini sikap para ulama.
Jangan kemudian kita sok tahu, sok pintar, sok bijak, bijak sana bijak sini.!! Dengan mengatakan: “Nanti kalau ada tahdzir dari seorang ulama, tunggu dulu. Kita lihat para ulama yang lain.” ... “Ulama yang lain mentahdzir ngak..??” Ini sikap yang salah..!! Ini sikap yang tidak benar..!!
※ Bagaimana sikap yang benar?
Sikap yang benar adalah ketika ada tahdzir, ketika ada jarh (kritikan/celaan) maka lihat apakah jarh ini mufassar (terperinci), jelas data-datanya, sesuai faktanya atau tidak? Kalau ternyata mufassar, jelas data-datanya maka terima.
“Bahwa jarh (kritikan) yang sifatnya terperinci itu senantiasa didahulukan dari pada ta'dil (pujian).” Ini yang dilakukan..!!
Bukan kemudian melihat, mencoba memeriksa apa adakah ulama lain yang mentahdzir? Kalau ada orang yang seperti ini, ini sudah ada penyakit dalam dirinya.. penyakit tamyi'..!! Kelemahan, kelembikan (dalam bermanhaj, ed.) Para Salaf tidak mengajarkan kita seperti itu. Para ulama tidak mengajarkan kita seperti itu. Na'am.
Jadi tidak ada wajibnya ijma' dalam tahdzir, dalam jarh. Laa (tidak)..!!
▸ Kaedahnya adalah: “Yang mengetahui menjadi hujjah bagi yang tidak mengetahui.” Na'am.
📚[Kajian Ilmiyah "Indahnya Hidup Dibawah Naungan Kitabullah & Sunnah Rasulullah -ﷺ-" // Jum'at-Sabtu, 27-28 Jumadil Awal 1438H ~ 24-25 Februari 2017M // Desa Raoda, Kec. Lambai, Kolaka Utara]
Video: https://www.youtube.com/embed/yXnpP3Q6PQ0
Audio: https://t.me/Mp3_kajian/514
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/membantah-syubhat-tahdzir-itu-termasuk.html
₪ Audio dari @ForumBerbagiFaidah [FBF]
➥ #VideoFawaid #Manhaj #salafy #ahlussunnah #salafy_imitasi #salafy_muzaiyaf #mejelaskan_alHaq #membantah_kebathilan #prinsip #ikhwani #sururi #turatsi #halabi #ruhaili #rodja #hizbi
Tidak semua para ulama sibuk mempelajari setiap firqah-firqah yang menyimpang, tokoh-tokoh yang menyimpang, tidak..!! Sehingga sangat wajar diantara mereka ada yang tidak tahu. Tetapi sebagian para ulama ada yang menghabiskan waktunya atau sebagian besar dari waktunya digunakan untuk itu. Dan para ulama yang tidak menyibukkan dengan hal tersebut mencukupkan dengan para ulama yang melakukan hal itu. Ini sikap para ulama.
Jangan kemudian kita sok tahu, sok pintar, sok bijak, bijak sana bijak sini.!! Dengan mengatakan: “Nanti kalau ada tahdzir dari seorang ulama, tunggu dulu. Kita lihat para ulama yang lain.” ... “Ulama yang lain mentahdzir ngak..??” Ini sikap yang salah..!! Ini sikap yang tidak benar..!!
※ Bagaimana sikap yang benar?
Sikap yang benar adalah ketika ada tahdzir, ketika ada jarh (kritikan/celaan) maka lihat apakah jarh ini mufassar (terperinci), jelas data-datanya, sesuai faktanya atau tidak? Kalau ternyata mufassar, jelas data-datanya maka terima.
“Bahwa jarh (kritikan) yang sifatnya terperinci itu senantiasa didahulukan dari pada ta'dil (pujian).” Ini yang dilakukan..!!
Bukan kemudian melihat, mencoba memeriksa apa adakah ulama lain yang mentahdzir? Kalau ada orang yang seperti ini, ini sudah ada penyakit dalam dirinya.. penyakit tamyi'..!! Kelemahan, kelembikan (dalam bermanhaj, ed.) Para Salaf tidak mengajarkan kita seperti itu. Para ulama tidak mengajarkan kita seperti itu. Na'am.
Jadi tidak ada wajibnya ijma' dalam tahdzir, dalam jarh. Laa (tidak)..!!
▸ Kaedahnya adalah: “Yang mengetahui menjadi hujjah bagi yang tidak mengetahui.” Na'am.
📚[Kajian Ilmiyah "Indahnya Hidup Dibawah Naungan Kitabullah & Sunnah Rasulullah -ﷺ-" // Jum'at-Sabtu, 27-28 Jumadil Awal 1438H ~ 24-25 Februari 2017M // Desa Raoda, Kec. Lambai, Kolaka Utara]
Video: https://www.youtube.com/embed/yXnpP3Q6PQ0
Audio: https://t.me/Mp3_kajian/514
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/membantah-syubhat-tahdzir-itu-termasuk.html
₪ Audio dari @ForumBerbagiFaidah [FBF]
➥ #VideoFawaid #Manhaj #salafy #ahlussunnah #salafy_imitasi #salafy_muzaiyaf #mejelaskan_alHaq #membantah_kebathilan #prinsip #ikhwani #sururi #turatsi #halabi #ruhaili #rodja #hizbi
YouTube
[Membantah Syubhat] Tahdzir Itu Termasuk Ghibah Dan Dapat Memecah Belah Ummat? #AlFawaaidNet
Disampaikan oleh:
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
[*] Juga penjelasan syubhat:
“Kalau ada seorang ulama yang mentahdzir, maka harus dilihat juga pendapat ulama lain. Jika ulama belum IJMA' (sepakat) maka tahdzirnya tidak bisa diterima.”
// Kajian…
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah
[*] Juga penjelasan syubhat:
“Kalau ada seorang ulama yang mentahdzir, maka harus dilihat juga pendapat ulama lain. Jika ulama belum IJMA' (sepakat) maka tahdzirnya tidak bisa diterima.”
// Kajian…
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
Tahdzir itu Ghibah_Tahdzir Ulama harus Sepakat dan Ijma baru Diterima_Tj..
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
INILAH 3 SEPULUH HARI YANG MEREKA MULIAKAN
https://t.me/ukhuwahsalaf/4572
https://t.me/ukhuwahsalaf/4572
[🎙] Kajian Ilmiyah Semarang
🚇AL-IFFAH, SEBAB KEMULIAAN SEORANG MUSLIM DAN MUSLIMAH
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 49:39
› 02. Sesi 2 - Durasi: 59:44
› 03. Sesi TJ - Durasi: 11:07
(•) Masjid Al-I'tishom, Semarang - Jawa Tengah // Kamis, 02 Muharram 1438H ~ 21 September 2017M
Dengarkan / Download Audio di:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/823
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-al-iffah-sebab-kemulian-seorang.html
₪ Dari Channel Telegram @AudioKajian
➥ #RekamanAudio #Semarang
🚇AL-IFFAH, SEBAB KEMULIAAN SEORANG MUSLIM DAN MUSLIMAH
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 49:39
› 02. Sesi 2 - Durasi: 59:44
› 03. Sesi TJ - Durasi: 11:07
(•) Masjid Al-I'tishom, Semarang - Jawa Tengah // Kamis, 02 Muharram 1438H ~ 21 September 2017M
Dengarkan / Download Audio di:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/823
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-al-iffah-sebab-kemulian-seorang.html
₪ Dari Channel Telegram @AudioKajian
➥ #RekamanAudio #Semarang
Telegram
MP3 Kajian
....
▼
▼
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
[Sesi 1] Al-Iffah, Sebab Kemuliaan Seorang Muslim dan Muslimah
Ust. Abdul Mu'thi Sutarman
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
[Sesi 2] Al-Iffah, Sebab Kemuliaan Seorang Muslim dan Muslimah
Ust. Abdul Mu'thi Sutarman
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
[Sesi TJ] Al-Iffah, Sebab Kemuliaan Seorang Muslim dan Muslimah
Ust. Abdul Mu'thi Sutarman
🚇KAUM YANG DIKURANGI REZEKI MEREKA
[¹] ❱ Abu Kholad berkata:
ما من قوم فيهم من يتهاون بالصلاة ولا يأخذون على يديه إلا كان أول عقوبتهم إن ينقص من أرزاقهم.
■ “Tidaklah dari suatu kaum
(➊) ada orang yang meremehkan (menggampangkan) shalat
(➋) dan tidak ada di antara mereka yang mengingatkannya
▸ kecuali pertama hukuman bagi mereka adalah dikurangi rezeki mereka.”
📚[Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari Libni Rajab, 3/144]
≡ Tambahan Faidah ≡
Faidah Tafsir:
🚇REZEKI YANG MANA ENGKAU HARAPKAN DARI ALLAH -ﷻ-?
[²] ◈ Allah -ﷻ- berfirman:
《 زين للذين كفروا الحياة الدنيا ويسخرون من الذين أمنوا والذين اتقوا فوقهم يوم القيامة ، والله يرزق من يشآءبغير حساب. 》
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” [Qs al-Baqarah: 212]
❱ Al-'Allamah Abdurrahman bin Nashir as-Sa'dy rahimahullah berkata:
(•) Rezeki yang bersifat dunia, Allah -ﷻ- berikan kepada orang beriman juga kepada orang kafir.
(•) Adapun rezeki yang ada dalam hati berupa
▸ ilmu,
▸ keimanan,
▸ cinta kepada Allah -ﷻ-,
▸ takut kepada-Nya,
▸ mengharap kepada-Nya
▸ dan semisal dengan itu,
︿ Allah -ﷻ- tidaklah memberikannya, kecuali kepada siapa yang dicintainya.
📚[Tafsir As-Sa'dy pada Surah al-Baqarah: 212, hal: 95]
◈ قال الله -ﷻ-: 《 زين للذين كفروا الحياة الدنيا ويسخرون من الذين أمنوا والذين اتقوا فوقهم يوم القيامة ، والله يرزق من يشآءبغير حساب. 》 [سورة البقرة: ٢١٢]
◈ قـال الـعَلّامَـة عبد الرحمن بن ناصر الـسعـدي رحمه الله:
(•) الـرزق الـدنيـوي يحصـل للـمؤمن والـكـافـر،
(•) وأمـا رزق الـقلـوب مـن العلـم والإيمـان، ومـحبـة الله وخـشيتـه ورجـائـه، ونـحـو ذلك، فـلا يـعطيهـا إلا مـن يحـب.
📚[تفسير السعدي: سورة البقرة، ٢١٢ صـ٩٥]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/kaum-yang-dikurangi-rezeki-mereka.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
[¹] Dari Channel Telegram @KajianIslamLsm
[²] Dari Channel Telegram @Alhaqquahabbuilaina
➥ #Fiqh #Ibadah #shalat #dikurangirezeki
[¹] ❱ Abu Kholad berkata:
ما من قوم فيهم من يتهاون بالصلاة ولا يأخذون على يديه إلا كان أول عقوبتهم إن ينقص من أرزاقهم.
■ “Tidaklah dari suatu kaum
(➊) ada orang yang meremehkan (menggampangkan) shalat
(➋) dan tidak ada di antara mereka yang mengingatkannya
▸ kecuali pertama hukuman bagi mereka adalah dikurangi rezeki mereka.”
📚[Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari Libni Rajab, 3/144]
≡ Tambahan Faidah ≡
Faidah Tafsir:
🚇REZEKI YANG MANA ENGKAU HARAPKAN DARI ALLAH -ﷻ-?
[²] ◈ Allah -ﷻ- berfirman:
《 زين للذين كفروا الحياة الدنيا ويسخرون من الذين أمنوا والذين اتقوا فوقهم يوم القيامة ، والله يرزق من يشآءبغير حساب. 》
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” [Qs al-Baqarah: 212]
❱ Al-'Allamah Abdurrahman bin Nashir as-Sa'dy rahimahullah berkata:
(•) Rezeki yang bersifat dunia, Allah -ﷻ- berikan kepada orang beriman juga kepada orang kafir.
(•) Adapun rezeki yang ada dalam hati berupa
▸ ilmu,
▸ keimanan,
▸ cinta kepada Allah -ﷻ-,
▸ takut kepada-Nya,
▸ mengharap kepada-Nya
▸ dan semisal dengan itu,
︿ Allah -ﷻ- tidaklah memberikannya, kecuali kepada siapa yang dicintainya.
📚[Tafsir As-Sa'dy pada Surah al-Baqarah: 212, hal: 95]
◈ قال الله -ﷻ-: 《 زين للذين كفروا الحياة الدنيا ويسخرون من الذين أمنوا والذين اتقوا فوقهم يوم القيامة ، والله يرزق من يشآءبغير حساب. 》 [سورة البقرة: ٢١٢]
◈ قـال الـعَلّامَـة عبد الرحمن بن ناصر الـسعـدي رحمه الله:
(•) الـرزق الـدنيـوي يحصـل للـمؤمن والـكـافـر،
(•) وأمـا رزق الـقلـوب مـن العلـم والإيمـان، ومـحبـة الله وخـشيتـه ورجـائـه، ونـحـو ذلك، فـلا يـعطيهـا إلا مـن يحـب.
📚[تفسير السعدي: سورة البقرة، ٢١٢ صـ٩٥]
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/kaum-yang-dikurangi-rezeki-mereka.html
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
//-₪-//
[¹] Dari Channel Telegram @KajianIslamLsm
[²] Dari Channel Telegram @Alhaqquahabbuilaina
➥ #Fiqh #Ibadah #shalat #dikurangirezeki
II Ukhuwah Salafiyyah 🇲🇾 II
Ust. Abdul Mu'thi Sutarman – [Sesi TJ] Al-Iffah, Sebab Kemuliaan Seorang Muslim dan Muslimah
📂[Sesi TJ] Al-Iffah, Sebab Kemuliaan Seorang Muslim dan Muslimah
Pertanyaan:
■ [ Menit 00:00 ] ※ Hal apa saja yang perlu dijaga terkait harga diri?
■ [ Menit 02:18 ] ※ Bagaimana nasehat untuk orang yang kurang menjaga penampilannya?
■ [ Menit 07:09 ] ※ Hal apa saja yang bisa menjaga harga diri agar tetap mulia dan hal apa saja yang dapat merusaknya?
■ [ Menit 09:01 ] ※ Apa hukumnya memakai handbody yang merubah warna kulit yang tadi hitam menjadi putih?
-Selesai, Alhamdulillah-
Pertanyaan:
■ [ Menit 00:00 ] ※ Hal apa saja yang perlu dijaga terkait harga diri?
■ [ Menit 02:18 ] ※ Bagaimana nasehat untuk orang yang kurang menjaga penampilannya?
■ [ Menit 07:09 ] ※ Hal apa saja yang bisa menjaga harga diri agar tetap mulia dan hal apa saja yang dapat merusaknya?
■ [ Menit 09:01 ] ※ Apa hukumnya memakai handbody yang merubah warna kulit yang tadi hitam menjadi putih?
-Selesai, Alhamdulillah-
[🎙] Kajian Ilmiyah Bekasi
🚇MENGHORMATI PEMIMPIN ADALAH PRINSIP SEORANG MUSLIM
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 1:43:31
› 02. Sesi 2 - Durasi: 48:00
› 03. Sesi TJ - Durasi: 27:07
(•) Masjid Baitul Ma'Muur, Cikarang Barat, Bekasi - Jawa Barat // Ahad, 26 Dzulhijjah 1438H ~ 17 September 2017M
Dengarkan / Download Audio di:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/832
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-menghormati-pemimpin-adalah.html
₪ Dari Channel Telegram @audiodauroh
➥ #RekamanAudio #Bekasi
🚇MENGHORMATI PEMIMPIN ADALAH PRINSIP SEORANG MUSLIM
Ξ Disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy hafizhahullah
› 01. Sesi 1 - Durasi: 1:43:31
› 02. Sesi 2 - Durasi: 48:00
› 03. Sesi TJ - Durasi: 27:07
(•) Masjid Baitul Ma'Muur, Cikarang Barat, Bekasi - Jawa Barat // Ahad, 26 Dzulhijjah 1438H ~ 17 September 2017M
Dengarkan / Download Audio di:
🌏[ Telegram ] https://t.me/Mp3_kajian/832
Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/audio-menghormati-pemimpin-adalah.html
₪ Dari Channel Telegram @audiodauroh
➥ #RekamanAudio #Bekasi
Telegram
MP3 Kajian
....
▼
▼