🚇IDEOLOGI KHOWARIJ
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
{ الذي ينشر فكر الخوارج و يرغب فيه هذا أخطر ممن يحمل السلاح. }
■ “Para pembawa pemikiran khowarij dan para provokator terhadap pemikiran
(●) ini lebih berbahaya daripada mereka yang membawa senjata.”
📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, 3/441] [¹]
•••
🚇KHAWARIJ TIDAK HANYA YANG MENGANGKAT SENJATA
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:
{ ليس من شرط الخوارج حمل السلاح، بل إذا اعتقد تكفير المسلم بالكبيرة يكون من الخوارج وعلى مذهبهم، وإذا حرَّض على ولي أمر المسلمين بالخطب والكتابات ولو لم يحمل السلاح، هذا مذهب الخوارج. }
■ “Bukan termasuk syarat untuk dikatakan sebagai Khawarij dengan mengangkat senjata,
(●) bahkan jika seseorang meyakini bahwa seorang muslim dikafirkan karena melakukan dosa besar, maka dia termasuk Khawarij dan mengikuti madzhab mereka.
(●) Dan jika seseorang memprovokasi orang lain agar menentang pemerintah dengan orasi dan tulisan, walaupun dia tidak mengangkat senjata, ini merupakan madzhab Khawarij.”
📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, hlm. 16] [²]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
--₪--
[¹] Dari Channel Telegram @BerbagiIlmuAgama
[²] Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: Channel Rudud Manhajiyyah { https://goo.gl/u89Fhj }
➥ #Manhaj #khawarij #alqoadiyyah #takfiri #ISIS #HTI #alqaeda #IM #ikhwanul_muflisin #ikhwani #tablighi #sufi #syiah #rafidhah
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
{ الذي ينشر فكر الخوارج و يرغب فيه هذا أخطر ممن يحمل السلاح. }
■ “Para pembawa pemikiran khowarij dan para provokator terhadap pemikiran
(●) ini lebih berbahaya daripada mereka yang membawa senjata.”
📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, 3/441] [¹]
•••
🚇KHAWARIJ TIDAK HANYA YANG MENGANGKAT SENJATA
❱ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:
{ ليس من شرط الخوارج حمل السلاح، بل إذا اعتقد تكفير المسلم بالكبيرة يكون من الخوارج وعلى مذهبهم، وإذا حرَّض على ولي أمر المسلمين بالخطب والكتابات ولو لم يحمل السلاح، هذا مذهب الخوارج. }
■ “Bukan termasuk syarat untuk dikatakan sebagai Khawarij dengan mengangkat senjata,
(●) bahkan jika seseorang meyakini bahwa seorang muslim dikafirkan karena melakukan dosa besar, maka dia termasuk Khawarij dan mengikuti madzhab mereka.
(●) Dan jika seseorang memprovokasi orang lain agar menentang pemerintah dengan orasi dan tulisan, walaupun dia tidak mengangkat senjata, ini merupakan madzhab Khawarij.”
📚[Al-Ijabat al-Muhimmah, hlm. 16] [²]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
--₪--
[¹] Dari Channel Telegram @BerbagiIlmuAgama
[²] Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: Channel Rudud Manhajiyyah { https://goo.gl/u89Fhj }
➥ #Manhaj #khawarij #alqoadiyyah #takfiri #ISIS #HTI #alqaeda #IM #ikhwanul_muflisin #ikhwani #tablighi #sufi #syiah #rafidhah
PERBANYAKLAH SHALAWAT DI HARI DAN MALAM JUM'AT
•••
IG @gfawaid
https://telegram.me/gambarfawaid
#GAMBAR_FAWAID #shalawat #jumat #malamjumat #shalawatnabi
•••
IG @gfawaid
https://telegram.me/gambarfawaid
#GAMBAR_FAWAID #shalawat #jumat #malamjumat #shalawatnabi
🚇SIAPA YANG TIDAK MENGIMANI AL-HAUDH, PASTI DIA TIDAK AKAN PERNAH MINUM DARINYA ( wal'iyadzu billah )
❱ Aku (asy-Syaikh Dr. Abdullah al-Bukhari hafizhahullah) berkata:
{ صحّ عن أبي برزة رضي الله عنه أنه قال: مٓنْ كذّب بالحوض فلا سقاهُ اللهُ منه. }
“Telah shahih dari Abu Barzah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau berkata: Siapa yang mendustakan (hadits-hadits) tentang telaga Nabi -ﷺ-, maka Allah tidak akan memberi dia minum darinya.” [Riwayat Abu Dawud: 4749 dan Ahmad: 19779]
Ξ Kita memohon kepada Allah agar diberi satu tegukan darinya yang tidak pernah kehausan lagi setelah (meminum)nya.
[ Catatan ]
(●) Banyak sekali hadits yang menyebutkan tentang haudh (telaga) Rasulullah ﷺ yang ada di padang mahsyar kelak. Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah menyebutkan bahwa hadits tentang telaga adalah mutawatir (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi). Dan ini adalah aqidah Ahlussunnah: beriman kepada haudh (telaga) Nabi ﷺ. Di saat mentari hanya berjarak sejengkal dari kepala dan manusia sangat kehausan.
◈ Diantara sabda beliau -ﷺ- tersebut adalah hadits Ibnu 'Umar:
{ حوضي مسيرة شهر و زواياه سواء و ماؤه أبيض من اللبن و ريحه أطيب من المسك و كيزانه كنجوم السماء من يشرب منه فلا يظمأ أبدا ( ق ) عن ابن عمرو. }
“Telagaku (di hari kiamat-pent) sejauh perjalanan satu bulan, sudut-sudutnya serupa, airnya lebih putih dari susu, harumnya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang minum darinya niscaya dia tidak akan kehausan selamanya.” [Muttafaqun 'alayhi dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @GoresanFawaid // Dari Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) // Sumber: https://twitter.com/dr_albukhary/status/880093004605927424
➥ #Aqidah #telaga #alHaudh
❱ Aku (asy-Syaikh Dr. Abdullah al-Bukhari hafizhahullah) berkata:
{ صحّ عن أبي برزة رضي الله عنه أنه قال: مٓنْ كذّب بالحوض فلا سقاهُ اللهُ منه. }
“Telah shahih dari Abu Barzah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau berkata: Siapa yang mendustakan (hadits-hadits) tentang telaga Nabi -ﷺ-, maka Allah tidak akan memberi dia minum darinya.” [Riwayat Abu Dawud: 4749 dan Ahmad: 19779]
Ξ Kita memohon kepada Allah agar diberi satu tegukan darinya yang tidak pernah kehausan lagi setelah (meminum)nya.
[ Catatan ]
(●) Banyak sekali hadits yang menyebutkan tentang haudh (telaga) Rasulullah ﷺ yang ada di padang mahsyar kelak. Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah menyebutkan bahwa hadits tentang telaga adalah mutawatir (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi). Dan ini adalah aqidah Ahlussunnah: beriman kepada haudh (telaga) Nabi ﷺ. Di saat mentari hanya berjarak sejengkal dari kepala dan manusia sangat kehausan.
◈ Diantara sabda beliau -ﷺ- tersebut adalah hadits Ibnu 'Umar:
{ حوضي مسيرة شهر و زواياه سواء و ماؤه أبيض من اللبن و ريحه أطيب من المسك و كيزانه كنجوم السماء من يشرب منه فلا يظمأ أبدا ( ق ) عن ابن عمرو. }
“Telagaku (di hari kiamat-pent) sejauh perjalanan satu bulan, sudut-sudutnya serupa, airnya lebih putih dari susu, harumnya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang minum darinya niscaya dia tidak akan kehausan selamanya.” [Muttafaqun 'alayhi dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @GoresanFawaid // Dari Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) // Sumber: https://twitter.com/dr_albukhary/status/880093004605927424
➥ #Aqidah #telaga #alHaudh
🚇APAKAH ALLAH BERISTIWA DI ATAS ARSY-NYA SEBELUM LANGIT DAN DUNIA DICIPTAKAN?
❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
◈ Allah berfirman,
{ إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ }
Artinya: “Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.” [QS. Yunus: 3]
◈ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata tentang ayat ini:
“Yakni setelah menciptakan langit dan bumi, Allah beristiwa di atas arsy.
(●) Maka, apakah sebelum diciptakan (langit dan bumi) Allah beristiwa juga atau tidak?
[ Jawabnya ]
■ Jika kita katakan tidak, maka kita salah. Jika kita katakan iya, maka kita salah juga,
(•) karena Allah mengkabarkan bahwa berisitiwanya ke atas arsy-Nya hanya setelah penciptaan langit dan bumi, dan berhenti (tidak dikabarkan) bagaimana (kejadian) sebelumnya.
(•) Maka kita wajib diam (tentang hal ini) dan kami katakan (atas jawaban pertanyaan ini dengan) wallahu alam.
📚[Disadur dari Syarah Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah - Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 119, cet. Maktabatush Shaffa 2005]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SedikitFaidahSaja
➥ #Aqidah #istiwa #diatas #arasy #langit
❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
◈ Allah berfirman,
{ إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ }
Artinya: “Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.” [QS. Yunus: 3]
◈ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata tentang ayat ini:
“Yakni setelah menciptakan langit dan bumi, Allah beristiwa di atas arsy.
(●) Maka, apakah sebelum diciptakan (langit dan bumi) Allah beristiwa juga atau tidak?
[ Jawabnya ]
■ Jika kita katakan tidak, maka kita salah. Jika kita katakan iya, maka kita salah juga,
(•) karena Allah mengkabarkan bahwa berisitiwanya ke atas arsy-Nya hanya setelah penciptaan langit dan bumi, dan berhenti (tidak dikabarkan) bagaimana (kejadian) sebelumnya.
(•) Maka kita wajib diam (tentang hal ini) dan kami katakan (atas jawaban pertanyaan ini dengan) wallahu alam.
📚[Disadur dari Syarah Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah - Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 119, cet. Maktabatush Shaffa 2005]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SedikitFaidahSaja
➥ #Aqidah #istiwa #diatas #arasy #langit
🚇BANTAHAN TERHADAP PENDALILAN MUNGKARNYA BERDZIKIR DENGAN SUARA KERAS SETELAH SHALAT WAJIB
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata:
■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah shalat ini) dengan firman-Nya:
{ وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ. }
“Sebutlah (wahai Muhammad) nama Tuhanmu di dalam dirimu, dengan rendah hati dan suara yang lirih serta tidak mengeraskan suara, ketika awal dan akhir hari. Dan janganlah kamu menjadi orang yang lalai.” [al-A’rof: 205]
(●) Maka bisa dijawab dengan mengatakan: Sesungguhnya yang diperintah untuk berdzikir dalam diri dengan rendah hati dan suara lirih (yaitu Rasulullah -ﷺ-), beliau juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib.
︿ Lalu apakah orang itu lebih tahu maksud Alloh dalam ayat itu melebihi rasul-Nya?!
︿ Ataukah ia beranggapan bahwa Rasul -ﷺ- sebenarnya tahu maksud ayat itu, tapi beliau sengaja menyelisihinnya?!
■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah sholat ini) dengan hadits berikut:
قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم }
Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, sayangilah diri kalian, karena kalian tidaklah berdoa kepada Dzat yang …! (sampai akhir hadits)”.
(●) [Maka bisa dijawab dengan mengatakan…] Sesungguhnya orang yang menyabdakan hal itu, dia juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib ini.
︿ Itu berarti, tuntunan ini punya tempat sendiri, sedangkan yang itu juga ada tempatnya sendiri.
︿ Dan sempurnanya mengikuti sunnah beliau adalah dengan memakai semua nash yang ada, pada tempatnya masing-masing.
■ Adapun orang yang mengatakan bahwa amalan itu bisa mengganggu orang lain, maka bisa dijawab dengan mengatakan padanya:
(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang tidak biasa dengan hal itu, maka hal itu akan hilang (dengan sendirinya), ketika ia tahu bahwa amalan itu adalah sunnah.
(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang shalat, maka jika tidak ada ma’mum yang masbuq, tentu hal itu tidak akan mengganggu mereka, sebagaimana fakta di lapangan. Karena mereka sama-sama mengeraskan dzikirnya.
(●) Adapun jika ada ma’mum masbuq yang sedang menyelesaikan shalatnya, maka jika ia dekat denganmu hingga kamu bisa mengganggunya dengan (kerasnya) suara dzikirmu, maka janganlah kamu meninggikan suara dengan tingkatan suara yang bisa mengganggunya, agar kamu tidak mengganggu shalatnya. Sedang jika ia jauh darimu, maka tentu kerasnya suara (dzikir)-mu tidak akan mengganggunya sama sekali.
◇ Dengan keterangan yang kami sebutkan di atas, menjadi jelas bagi kita, bahwa mengeraskan dzikir setelah shalat wajib adalah sunnah. Hal itu sama sekali tidak bertentangan dengan nash yang shahih maupun dengan sisi pendalilan yang sharih (jelas). Aku memohon kepada Alloh, semoga Dia memberikan kita semua ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang baik, sesungguhnya Dia itu maha dekat lagi maha mengabulkan doa.
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata:
■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah shalat ini) dengan firman-Nya:
{ وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ. }
“Sebutlah (wahai Muhammad) nama Tuhanmu di dalam dirimu, dengan rendah hati dan suara yang lirih serta tidak mengeraskan suara, ketika awal dan akhir hari. Dan janganlah kamu menjadi orang yang lalai.” [al-A’rof: 205]
(●) Maka bisa dijawab dengan mengatakan: Sesungguhnya yang diperintah untuk berdzikir dalam diri dengan rendah hati dan suara lirih (yaitu Rasulullah -ﷺ-), beliau juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib.
︿ Lalu apakah orang itu lebih tahu maksud Alloh dalam ayat itu melebihi rasul-Nya?!
︿ Ataukah ia beranggapan bahwa Rasul -ﷺ- sebenarnya tahu maksud ayat itu, tapi beliau sengaja menyelisihinnya?!
■ Adapun orang yang mengingkari amalan mengeraskan (dzikir setelah sholat ini) dengan hadits berikut:
قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم }
Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, sayangilah diri kalian, karena kalian tidaklah berdoa kepada Dzat yang …! (sampai akhir hadits)”.
(●) [Maka bisa dijawab dengan mengatakan…] Sesungguhnya orang yang menyabdakan hal itu, dia juga yang dulunya mengeraskan dzikir setelah shalat wajib ini.
︿ Itu berarti, tuntunan ini punya tempat sendiri, sedangkan yang itu juga ada tempatnya sendiri.
︿ Dan sempurnanya mengikuti sunnah beliau adalah dengan memakai semua nash yang ada, pada tempatnya masing-masing.
■ Adapun orang yang mengatakan bahwa amalan itu bisa mengganggu orang lain, maka bisa dijawab dengan mengatakan padanya:
(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang tidak biasa dengan hal itu, maka hal itu akan hilang (dengan sendirinya), ketika ia tahu bahwa amalan itu adalah sunnah.
(●) Jika maksudmu akan mengganggu orang yang shalat, maka jika tidak ada ma’mum yang masbuq, tentu hal itu tidak akan mengganggu mereka, sebagaimana fakta di lapangan. Karena mereka sama-sama mengeraskan dzikirnya.
(●) Adapun jika ada ma’mum masbuq yang sedang menyelesaikan shalatnya, maka jika ia dekat denganmu hingga kamu bisa mengganggunya dengan (kerasnya) suara dzikirmu, maka janganlah kamu meninggikan suara dengan tingkatan suara yang bisa mengganggunya, agar kamu tidak mengganggu shalatnya. Sedang jika ia jauh darimu, maka tentu kerasnya suara (dzikir)-mu tidak akan mengganggunya sama sekali.
◇ Dengan keterangan yang kami sebutkan di atas, menjadi jelas bagi kita, bahwa mengeraskan dzikir setelah shalat wajib adalah sunnah. Hal itu sama sekali tidak bertentangan dengan nash yang shahih maupun dengan sisi pendalilan yang sharih (jelas). Aku memohon kepada Alloh, semoga Dia memberikan kita semua ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang baik, sesungguhnya Dia itu maha dekat lagi maha mengabulkan doa.
(02)
■ وأما احتجاج منكر الجهر بقوله تعالى: { وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ }. فنقول له: إن الذي أمر أن يذكر ربه في نفسه تضرعاً وخيفة هو الذي كان يجهر بالذكر خلف المكتوبة، فهل هذا المحتج أعلم بمراد الله من رسوله، أو يعتقد أن الرسول صلى الله عليه وسلم يعلم المراد ولكن خالفه، ثم إن الآية في ذكر أول النهار وآخره (بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ) وليست في الذكر المشروع خلف الصلوات، وقد حمل ابن كثير في تفسيره الجهر على الجهر البليغ.
■ وأما احتجاج منكر الجهر أيضاً بقوله صلى الله عليه وسلم: { أيها الناس اربعوا على أنفسكم }. الحديث. فإن الذي قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم } هو الذي كان يجهر بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، فهذا له محل، وذاك له محل، وتمام المتابعة أن تستعمل النصوص كل منها في محله.
■ ثم إن السياق في قوله: { اربعوا على أنفسكم } يدل على أنهم كانوا يرفعون رفعاً بليغاً يشق عليهم ويتكلفونه، ولهذا قال: { أربعوا على أنفسكم }. أي: ارفقوا بها ولا تجهدوها، وليس في الجهر بالذكر بعد الصلاة مشقة ولا إجهاد.
■ أما من قال: إن في ذلك تشويشاً. فيقال له: إن أردت أنه يشوش على من لم يكن له عادة بذلك، فإن المؤمن إذا تبين له أن هذا هو السنة زال عنه التشويش، إن أردت أنه يشوش على المصلين، فإن المصلين إن لم يكن فيهم مسبوق يقضي ما فاته فلن يشوش عليهم رفع الصوت كما هو الواقع، لأنهم مشتركون فيه، وإن كان فيهم مسبوق يقضي فإن كان قريباً منك بحيث تشوش عليه فلا تجهر الجهر الذي يشوش عليه لئلا تلبس عليه صلاته، وإن كان بعيداً منك فلن يحصل عليه تشوش بجهرك.
◇ وبما ذكرنا يتبين أن السنة رفع الصوت بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، وأنه لا معارض لذلك لا بنص صحيح ولا بنظر صريح، وأسأل الله تعالى أن يرزقنا جميعاً العلم النافع والعمل الصالح، إنه قريب مجيب، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ukhwh // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=94686
➥ #Fiqh #Ibadah #shalat #dzikir #bada_shalat
■ وأما احتجاج منكر الجهر بقوله تعالى: { وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ }. فنقول له: إن الذي أمر أن يذكر ربه في نفسه تضرعاً وخيفة هو الذي كان يجهر بالذكر خلف المكتوبة، فهل هذا المحتج أعلم بمراد الله من رسوله، أو يعتقد أن الرسول صلى الله عليه وسلم يعلم المراد ولكن خالفه، ثم إن الآية في ذكر أول النهار وآخره (بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ) وليست في الذكر المشروع خلف الصلوات، وقد حمل ابن كثير في تفسيره الجهر على الجهر البليغ.
■ وأما احتجاج منكر الجهر أيضاً بقوله صلى الله عليه وسلم: { أيها الناس اربعوا على أنفسكم }. الحديث. فإن الذي قال: { أيها الناس أربعوا على أنفسكم } هو الذي كان يجهر بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، فهذا له محل، وذاك له محل، وتمام المتابعة أن تستعمل النصوص كل منها في محله.
■ ثم إن السياق في قوله: { اربعوا على أنفسكم } يدل على أنهم كانوا يرفعون رفعاً بليغاً يشق عليهم ويتكلفونه، ولهذا قال: { أربعوا على أنفسكم }. أي: ارفقوا بها ولا تجهدوها، وليس في الجهر بالذكر بعد الصلاة مشقة ولا إجهاد.
■ أما من قال: إن في ذلك تشويشاً. فيقال له: إن أردت أنه يشوش على من لم يكن له عادة بذلك، فإن المؤمن إذا تبين له أن هذا هو السنة زال عنه التشويش، إن أردت أنه يشوش على المصلين، فإن المصلين إن لم يكن فيهم مسبوق يقضي ما فاته فلن يشوش عليهم رفع الصوت كما هو الواقع، لأنهم مشتركون فيه، وإن كان فيهم مسبوق يقضي فإن كان قريباً منك بحيث تشوش عليه فلا تجهر الجهر الذي يشوش عليه لئلا تلبس عليه صلاته، وإن كان بعيداً منك فلن يحصل عليه تشوش بجهرك.
◇ وبما ذكرنا يتبين أن السنة رفع الصوت بالذكر خلف الصلوات المكتوبة، وأنه لا معارض لذلك لا بنص صحيح ولا بنظر صريح، وأسأل الله تعالى أن يرزقنا جميعاً العلم النافع والعمل الصالح، إنه قريب مجيب، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ukhwh // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=94686
➥ #Fiqh #Ibadah #shalat #dzikir #bada_shalat
KUNCI KESELAMATAN
https://telegram.me/ForumSalafyPurbalingga
#Manhaj #kunci #keselamatan #halal #haram #ittiba
https://telegram.me/ForumSalafyPurbalingga
#Manhaj #kunci #keselamatan #halal #haram #ittiba
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 1 ]
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:
Sebagian saudara kita salafiyin asal Suriah bertanya kepadaku di Yordania tentang keadaan Ali Al-Halabi dan apa yang Aku ketahui tentangnya:
[ Mereka berkata ]
Kami telah mendengar tahdzir para ulama darinya, apa yang engkau ketahui tentangnya?
[ Maka Aku menjawab ]
■ Aku akan menyebutkan kepada kalian secara ringkas poin-poin yang mana al-Halabi dihukumi sebagai mubtadi’ dan ditahdzir karenanya, kemudian Aku akan merincinya berdasarkan apa yang Aku ketahui dari dekat tentang orang ini, namun Aku akan meninggalkan permasalahan yang paling besar dan yang paling berbahaya, sebab al-Halabi dan para pengikutnya menjadikan tahdzir kami terhadap mereka sebagai kesempatan untuk melakukan adu domba dan permusuhan diantara kita.
■ Maka dengan taufiq dari Allah 'azza wa jalla Aku berkata:
︿ [ 1 ] kekacauan dia dalam permasalahan iman, dan menetapkan aqidah Murji'ah dalam sebagian permasalahannya.
︿ [ 2 ] Permainan dia dan yang bersamanya terhadap harta milik markaz Al-Albani.
︿ [ 3 ] Membela ahli bid’ah.
︿ [ 4 ] Memerangi ahlussunnah dan para masyaikhnya,
︿ [ 5 ] Mempermainkan kaedah-kaedah jarah wat ta’dil.
︿ [ 6 ] Penipuan dia dan yang bersamanya terhadap para pemuda salafiyin dan membiarkan mereka dalam kejahilan dan tidak memberi pelajaran kepada mereka.
•••
Secara rinci Aku mengatakan -semoga Allah senantiasa menjaga kalian-:
[ 1 ] KEKACAUAN DIA DALAM PERMASALAHAN IMAN DAN MENETAPKAN AQIDAH MURJI’AH DALAM SEBAGIAN MASALAH
■ Adapun tentang Murji’ah, sudah merupakan hal yang tetap dalam ahlussunnah bahwa iman mencakup keyakinan, ucapan dan amalan, tidak mencukupi salah satu dari tiga hal ini kecuali bersama yang lain, sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i, dan Beliau menukil adanya kesepakatan atas hal ini, dan telah disebutkan pula hal ini oleh beberapa ulama salaf.
(•) Adapun kaum murji’ah mengatakan: Iman itu hanyalah keyakinan saja, dan ini pendapat jumhur mereka. Sebagian ada yang berkata: Iman adalah keyakinan dan ucapan. Dan ada lagi pendapat lainnya dari mereka, yang mereka bersepakat dalam hal mengeluarkan amalan dari iman.
■ Dibangun di atas hal ini, kekufuran menurut mereka hanya terbatas pada keyakinan, atau keyakinan dan ucapan.
(•) Seringkali mereka menyebutkan dalam kitab-kitab mereka: Kekufuran adalah mendustakan, sementara amalan jasmani yang dihukumi dalam syari’at sebagai kekufuran, mereka mengatakan: Itu menunjukkan atas kekufuran dalam hatinya dan bukan amalan tersebut yang menjadi sebab kekufuran, sebab kekufuran tidak dapat terjadi dengan amalan berdasarkan apa yang dibangun di atas prinsip mereka.
Kalian mendapati dalam kitab-kitab mereka selalu mengembalikan kufur amalan kepada masalah keyakinan. Sujud kepada patung misalnya, merupakan dalil atas kekufuran dalam hatinya, dan amalan tersebut bukanlah merupakan kekufuran semata. Demikian pula mencela Allah 'azza wa jalla, tidak dikatakan kafir kecuali jika dia menghalalkan hal itu dalam hatinya, dan demikian seterusnya.
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:
Sebagian saudara kita salafiyin asal Suriah bertanya kepadaku di Yordania tentang keadaan Ali Al-Halabi dan apa yang Aku ketahui tentangnya:
[ Mereka berkata ]
Kami telah mendengar tahdzir para ulama darinya, apa yang engkau ketahui tentangnya?
[ Maka Aku menjawab ]
■ Aku akan menyebutkan kepada kalian secara ringkas poin-poin yang mana al-Halabi dihukumi sebagai mubtadi’ dan ditahdzir karenanya, kemudian Aku akan merincinya berdasarkan apa yang Aku ketahui dari dekat tentang orang ini, namun Aku akan meninggalkan permasalahan yang paling besar dan yang paling berbahaya, sebab al-Halabi dan para pengikutnya menjadikan tahdzir kami terhadap mereka sebagai kesempatan untuk melakukan adu domba dan permusuhan diantara kita.
■ Maka dengan taufiq dari Allah 'azza wa jalla Aku berkata:
︿ [ 1 ] kekacauan dia dalam permasalahan iman, dan menetapkan aqidah Murji'ah dalam sebagian permasalahannya.
︿ [ 2 ] Permainan dia dan yang bersamanya terhadap harta milik markaz Al-Albani.
︿ [ 3 ] Membela ahli bid’ah.
︿ [ 4 ] Memerangi ahlussunnah dan para masyaikhnya,
︿ [ 5 ] Mempermainkan kaedah-kaedah jarah wat ta’dil.
︿ [ 6 ] Penipuan dia dan yang bersamanya terhadap para pemuda salafiyin dan membiarkan mereka dalam kejahilan dan tidak memberi pelajaran kepada mereka.
•••
Secara rinci Aku mengatakan -semoga Allah senantiasa menjaga kalian-:
[ 1 ] KEKACAUAN DIA DALAM PERMASALAHAN IMAN DAN MENETAPKAN AQIDAH MURJI’AH DALAM SEBAGIAN MASALAH
■ Adapun tentang Murji’ah, sudah merupakan hal yang tetap dalam ahlussunnah bahwa iman mencakup keyakinan, ucapan dan amalan, tidak mencukupi salah satu dari tiga hal ini kecuali bersama yang lain, sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i, dan Beliau menukil adanya kesepakatan atas hal ini, dan telah disebutkan pula hal ini oleh beberapa ulama salaf.
(•) Adapun kaum murji’ah mengatakan: Iman itu hanyalah keyakinan saja, dan ini pendapat jumhur mereka. Sebagian ada yang berkata: Iman adalah keyakinan dan ucapan. Dan ada lagi pendapat lainnya dari mereka, yang mereka bersepakat dalam hal mengeluarkan amalan dari iman.
■ Dibangun di atas hal ini, kekufuran menurut mereka hanya terbatas pada keyakinan, atau keyakinan dan ucapan.
(•) Seringkali mereka menyebutkan dalam kitab-kitab mereka: Kekufuran adalah mendustakan, sementara amalan jasmani yang dihukumi dalam syari’at sebagai kekufuran, mereka mengatakan: Itu menunjukkan atas kekufuran dalam hatinya dan bukan amalan tersebut yang menjadi sebab kekufuran, sebab kekufuran tidak dapat terjadi dengan amalan berdasarkan apa yang dibangun di atas prinsip mereka.
Kalian mendapati dalam kitab-kitab mereka selalu mengembalikan kufur amalan kepada masalah keyakinan. Sujud kepada patung misalnya, merupakan dalil atas kekufuran dalam hatinya, dan amalan tersebut bukanlah merupakan kekufuran semata. Demikian pula mencela Allah 'azza wa jalla, tidak dikatakan kafir kecuali jika dia menghalalkan hal itu dalam hatinya, dan demikian seterusnya.
( 02 )
■ Ali al-Halabi menetapkan bahwa kekufuran tidak terjadi kecuali jika dia mendustakannya.
Dia memberi muqaddimah terhadap kitab Murod Syukri “Ahkam At-Taqrir” – orang ini rusak dan perusak yang suka mencari permasalahan-permasalahan yang nyeleneh lalu dia berpendapat dengannya agar tinggi kedudukannya dan masyhur di kalangan manusia-.
Setelah Lajnah Daimah membantahnya yang diketuai oleh Syaikh Bin Baaz rahimahullah dan menjelaskan bahwa itu adalah manhaj Murji’ah, Ali al-Halabi segera menarik muqaddimahnya. Namun kembali ia mengulanginya dalam dua kitabnya: At-Tahdzir dan Shaihah. Namun dengan cara pengaburan model baru, yaitu dengan membedakan antara kufur asli dan kufur murtad, dan membatasi kufur murtad hanya dengan “mendustakan”, dengan menetapkan aqidah Murji’ah.
Pernah sekali ia ditanya tentang hukum mencela Allah 'azza wa jalla, maka dia mengafirkannya jika menganggap halal yang menguatkan apa yang berasal dari keyakinannya. Siapa yang ingin penjelasan, silahkan dia merujuk kepada bantahan-bantahan Lajnah Daimah terhadapnya, secara khusus Syaikh Al-Fauzan hafizhahullah, dan juga perkataan Syaikh Ghudayyan hafizhahullah tentangnya, silahkan pula dia membaca kitab “Aqwal dzil ‘irfan” dengan muqaddimah Al-Allamah al-Fauzan hafizhahullah, dan kitab ini adalah bantahan khusus terhadap Ali al-Halabi terhadap keyakinan murji’ah yang ia tetapkan.
... bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
■ Ali al-Halabi menetapkan bahwa kekufuran tidak terjadi kecuali jika dia mendustakannya.
Dia memberi muqaddimah terhadap kitab Murod Syukri “Ahkam At-Taqrir” – orang ini rusak dan perusak yang suka mencari permasalahan-permasalahan yang nyeleneh lalu dia berpendapat dengannya agar tinggi kedudukannya dan masyhur di kalangan manusia-.
Setelah Lajnah Daimah membantahnya yang diketuai oleh Syaikh Bin Baaz rahimahullah dan menjelaskan bahwa itu adalah manhaj Murji’ah, Ali al-Halabi segera menarik muqaddimahnya. Namun kembali ia mengulanginya dalam dua kitabnya: At-Tahdzir dan Shaihah. Namun dengan cara pengaburan model baru, yaitu dengan membedakan antara kufur asli dan kufur murtad, dan membatasi kufur murtad hanya dengan “mendustakan”, dengan menetapkan aqidah Murji’ah.
Pernah sekali ia ditanya tentang hukum mencela Allah 'azza wa jalla, maka dia mengafirkannya jika menganggap halal yang menguatkan apa yang berasal dari keyakinannya. Siapa yang ingin penjelasan, silahkan dia merujuk kepada bantahan-bantahan Lajnah Daimah terhadapnya, secara khusus Syaikh Al-Fauzan hafizhahullah, dan juga perkataan Syaikh Ghudayyan hafizhahullah tentangnya, silahkan pula dia membaca kitab “Aqwal dzil ‘irfan” dengan muqaddimah Al-Allamah al-Fauzan hafizhahullah, dan kitab ini adalah bantahan khusus terhadap Ali al-Halabi terhadap keyakinan murji’ah yang ia tetapkan.
... bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 2 ]
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 2 ] PERMAINAN DIA DAN YANG BERSAMANYA TERHADAP HARTA MARKIZ AL-ALBANI
■ Adapun masalah harta, siapa yang meneliti keadaan markiz al-Albani dan dana yang sampai kepadanya, dan kelalaian dalam mengelola dan menelantarkan dana tersebut, maka dia akan mengetahui bahwa kepentingan mereka bukanlah dakwah, namun mereka hanyalah memperhatikan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada kepentingan pribadinya baik materi maupun kedudukan, padahal para syaikh pengelola markiz tersebut mandapatkan gaji bulanan berdasarkan pengakuan sekertaris markiz itu kepadaku secara khusus, lalu dalam beberapa bulan mereka tidak masuk ke dalam markiz tersebut dan bahkan tidak bertanya tentangnya.
(•) Aku sempat duduk bersama al-Halabi dan berbicara kepadanya tentang hal itu, namun saya tidak mendapatkan darinya kecuali uzur yang dia berikan untuk dirinya dan teman-temannya. Yang diketahui dari kegiatan markiz adalah beberapa daurah ilmiyah dalam setahun, yang mungkin tidak melebih dua kali daurah atau tiga kali, dan juga mencetak beberapa artikel yang disebarkan.
(•) Hakekat pun tersingkap tatkala Salim al-Hilali pergi ke yayasan Ihya at-Turats -yang sebelumnya ditahdzir oleh Imam al-Albani sementara mereka memujinya disebabkan karena harta yang melimpah yang dimasukkan ke dalam kantong-kantong mereka- lalu diapun meminta dana. Maka ia diberi 90000 dinar, namun saya tidak tahu apakah dinar itu Yordan atau dinar kuwait.
(•) Lalu Muhammad Musa Nashr pergi dan meminta dari yayasan tersebut, sementara dia tidak mengetahui dana yang telah diambil oleh Salim al-Hilali. Maka mereka pun berkata, "Kami telah memberikan kepada kalian". Maka Musa Nashr mengingkari, maka dilakukanlah penelitian, dan nampaklah hakikatnya dan semakin jelas
- bahwa yayasan itu telah mengirim uang jaminan untuk sekumpulan penuntut ilmu, dan dikirimkan kepada masing- masing mereka 10000 dinar untuk perbaikan ekonomi dan menikah.
- Dan semakin jelas pula adanya beberapa bidang tanah milik markiz namun tercatat dengan nama- nama milik pribadi.
Pada asalnya harta-harta ini tersembunyi hingga Allah 'azza wa jalla menjadikan perselisihan diantara mereka, dan mereka saling tuding. Yang jelas dana tersebut telah dicuri, dan sebagian mereka tertuduh. Aku telah mengirim surat kepada mereka untuk menjelaskan apa yang dituduhkan kepada mereka sebagai pencuri harta tersebut, namun tidak mendapatkan jawaban sedikitpun.
[ 3 ] PEMBELAANNYA TERHADAP AHLI BID’AH
■ Adapun pembelaannya terhadap ahli bid’ah maka bukan hal yang samar lagi.
(•) Aku memulai dengan al-‘Ur-‘Ur yang telah ditahdzir oleh Imam Al-Albani, al-'Utsaimin, al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Kemudian pujian terhadap Al-Maghrawi yang telah dijelaskan kesesatannya oleh al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Dan juga Al-Ma’ribi yang telah ditahdzir oleh orang yang paling mengerti tentangnya daripada yang lainnya, yaitu Imam al-Wadi’i rahimahullah.
(•) Juga membela al-Huwaini, Muhammad Hassan, yayasan Ihya at-Turats, Abu Malik Syaqrah yang bersaing bersama al-Halabi untuk merebut kepemimpinan dalam dakwah salafiyah di negeri Syam dalam keadaan mereka berada di sisi kuburan Syaikh al-Albani rahimahullah.
Abu Malik berkata: Katakanlah… katakanlah wahai ayahanda kami, wahai Abu Malik.
■ Maka meluap amarah sebagian kaum, dan terjadilah peperangan diantara mereka melalui kaset, kitab-kitab, sambil saling melempar tuduhan diantara mereka,
(•) lalu Syaqrah pun menampakkan manhajnya yang takfiri, dan memberi pujian kepada tokoh- tokoh takfiri seperti Abu Bashir dan yang lainnya, dan menuduh: Imam al-Albani dengan tuduhan murji’ah untuk menyenangkan para takfiriyin,
(•) lalu kemudian al-Halabi, Masyhur dan kelompoknya melakukan perdamaian dengannya dalam keadaan Syaqrah tidak menyatakan rujuk sedikitpun baik berupa ucapan maupun perbuatan.
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 2 ] PERMAINAN DIA DAN YANG BERSAMANYA TERHADAP HARTA MARKIZ AL-ALBANI
■ Adapun masalah harta, siapa yang meneliti keadaan markiz al-Albani dan dana yang sampai kepadanya, dan kelalaian dalam mengelola dan menelantarkan dana tersebut, maka dia akan mengetahui bahwa kepentingan mereka bukanlah dakwah, namun mereka hanyalah memperhatikan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada kepentingan pribadinya baik materi maupun kedudukan, padahal para syaikh pengelola markiz tersebut mandapatkan gaji bulanan berdasarkan pengakuan sekertaris markiz itu kepadaku secara khusus, lalu dalam beberapa bulan mereka tidak masuk ke dalam markiz tersebut dan bahkan tidak bertanya tentangnya.
(•) Aku sempat duduk bersama al-Halabi dan berbicara kepadanya tentang hal itu, namun saya tidak mendapatkan darinya kecuali uzur yang dia berikan untuk dirinya dan teman-temannya. Yang diketahui dari kegiatan markiz adalah beberapa daurah ilmiyah dalam setahun, yang mungkin tidak melebih dua kali daurah atau tiga kali, dan juga mencetak beberapa artikel yang disebarkan.
(•) Hakekat pun tersingkap tatkala Salim al-Hilali pergi ke yayasan Ihya at-Turats -yang sebelumnya ditahdzir oleh Imam al-Albani sementara mereka memujinya disebabkan karena harta yang melimpah yang dimasukkan ke dalam kantong-kantong mereka- lalu diapun meminta dana. Maka ia diberi 90000 dinar, namun saya tidak tahu apakah dinar itu Yordan atau dinar kuwait.
(•) Lalu Muhammad Musa Nashr pergi dan meminta dari yayasan tersebut, sementara dia tidak mengetahui dana yang telah diambil oleh Salim al-Hilali. Maka mereka pun berkata, "Kami telah memberikan kepada kalian". Maka Musa Nashr mengingkari, maka dilakukanlah penelitian, dan nampaklah hakikatnya dan semakin jelas
- bahwa yayasan itu telah mengirim uang jaminan untuk sekumpulan penuntut ilmu, dan dikirimkan kepada masing- masing mereka 10000 dinar untuk perbaikan ekonomi dan menikah.
- Dan semakin jelas pula adanya beberapa bidang tanah milik markiz namun tercatat dengan nama- nama milik pribadi.
Pada asalnya harta-harta ini tersembunyi hingga Allah 'azza wa jalla menjadikan perselisihan diantara mereka, dan mereka saling tuding. Yang jelas dana tersebut telah dicuri, dan sebagian mereka tertuduh. Aku telah mengirim surat kepada mereka untuk menjelaskan apa yang dituduhkan kepada mereka sebagai pencuri harta tersebut, namun tidak mendapatkan jawaban sedikitpun.
[ 3 ] PEMBELAANNYA TERHADAP AHLI BID’AH
■ Adapun pembelaannya terhadap ahli bid’ah maka bukan hal yang samar lagi.
(•) Aku memulai dengan al-‘Ur-‘Ur yang telah ditahdzir oleh Imam Al-Albani, al-'Utsaimin, al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Kemudian pujian terhadap Al-Maghrawi yang telah dijelaskan kesesatannya oleh al-Wadi’i, an-Najmi, Rabi’ dan yang lainnya.
(•) Dan juga Al-Ma’ribi yang telah ditahdzir oleh orang yang paling mengerti tentangnya daripada yang lainnya, yaitu Imam al-Wadi’i rahimahullah.
(•) Juga membela al-Huwaini, Muhammad Hassan, yayasan Ihya at-Turats, Abu Malik Syaqrah yang bersaing bersama al-Halabi untuk merebut kepemimpinan dalam dakwah salafiyah di negeri Syam dalam keadaan mereka berada di sisi kuburan Syaikh al-Albani rahimahullah.
Abu Malik berkata: Katakanlah… katakanlah wahai ayahanda kami, wahai Abu Malik.
■ Maka meluap amarah sebagian kaum, dan terjadilah peperangan diantara mereka melalui kaset, kitab-kitab, sambil saling melempar tuduhan diantara mereka,
(•) lalu Syaqrah pun menampakkan manhajnya yang takfiri, dan memberi pujian kepada tokoh- tokoh takfiri seperti Abu Bashir dan yang lainnya, dan menuduh: Imam al-Albani dengan tuduhan murji’ah untuk menyenangkan para takfiriyin,
(•) lalu kemudian al-Halabi, Masyhur dan kelompoknya melakukan perdamaian dengannya dalam keadaan Syaqrah tidak menyatakan rujuk sedikitpun baik berupa ucapan maupun perbuatan.
(02)
■ Tatkala Al-Halabi ditanya tentang rujuknya Syaqrah maka dia berkata:
“Kami tidak mensyaratkan seperti syarat yang ditetapkan oleh orang- orang yang ghuluw (Ekstrim).”
(•) Sehingga persyaratan taubat yang ditetapkan Allah 'azza wa jalla menjadi manhaj orang-orang yang ekstrim menurut penilaian Al-Halabi.
(•) Lalu terus berlanjut pujian al-Halabi terhadap ahli bid’ah sehingga menurutnya bahwa setiap orang yang mengaku sebagai salafi maka dia benar salafi, tidak seorangpun yang keluar darinya, kecuali yang menyelisihi hawa nafsunya atau yang ditahdzirnya.
(•) Bahkan dia mencerca salah seorang da’i yang ada di tempat kami di sini hanya disebabkan karena dia melakukan qiyamul lail sebanyak 20 raka’at. Orang- orang Yordan mengenal orang ini dan mengetahui pertikaian yang terjadi antara dia dengan al-Halabi dalam hal itu …
... bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
■ Tatkala Al-Halabi ditanya tentang rujuknya Syaqrah maka dia berkata:
“Kami tidak mensyaratkan seperti syarat yang ditetapkan oleh orang- orang yang ghuluw (Ekstrim).”
(•) Sehingga persyaratan taubat yang ditetapkan Allah 'azza wa jalla menjadi manhaj orang-orang yang ekstrim menurut penilaian Al-Halabi.
(•) Lalu terus berlanjut pujian al-Halabi terhadap ahli bid’ah sehingga menurutnya bahwa setiap orang yang mengaku sebagai salafi maka dia benar salafi, tidak seorangpun yang keluar darinya, kecuali yang menyelisihi hawa nafsunya atau yang ditahdzirnya.
(•) Bahkan dia mencerca salah seorang da’i yang ada di tempat kami di sini hanya disebabkan karena dia melakukan qiyamul lail sebanyak 20 raka’at. Orang- orang Yordan mengenal orang ini dan mengetahui pertikaian yang terjadi antara dia dengan al-Halabi dalam hal itu …
... bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
🚇 MENJAGA DIRI DARI SEBAB-SEBAB FITNAH
❱ Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah:
■ “Adalah Yunus Bin Ubaid berwasiat dengan tiga perkara,
{ يقول لا تدخل على سلطان وإن قلت آمره بطاعة الله، ولا تدخل على امرأة وإن قلت أعلمها كتاب الله، ولا تصغ أذنك الى صاحب بدعة وان قلت أرد عليه فأمره بالاحتراز من أسباب الفتنة فإن الانسان اذا تعرض لذلك فقد يفتتن ولا يسلم. }
(●) Beliau berkata:
︿ [ 1 ] Janganlah engkau masuk menemui penguasa walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku perintahkan dia dengan ketaatan kepada Allah,
︿ [ 2 ] Janganlah engkau masuk menemui wanita walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku mengajarkan kepadanya kitab Allah (al-Quran),
︿ [ 3 ] Dan janganlah engkau menyodorkan telingamu kepada ahli bid'ah walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku membantahnya lalu aku perintahkan dia agar berhati-hati dari sebab-sebab fitnah
(●) sebab seorang insan jika ia melapangkan dirinya terhadap hal itu maka terkadang ia terfitnah dan tidak selamat.”
📚[Az-Zuhdu wal Wara' wal Ibadah, hal: 18]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyKolaka
➥ #Manhaj #salafy #ahlussunnah #menjaga #diri_dari #fitnah #sebab_fitnah
❱ Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah:
■ “Adalah Yunus Bin Ubaid berwasiat dengan tiga perkara,
{ يقول لا تدخل على سلطان وإن قلت آمره بطاعة الله، ولا تدخل على امرأة وإن قلت أعلمها كتاب الله، ولا تصغ أذنك الى صاحب بدعة وان قلت أرد عليه فأمره بالاحتراز من أسباب الفتنة فإن الانسان اذا تعرض لذلك فقد يفتتن ولا يسلم. }
(●) Beliau berkata:
︿ [ 1 ] Janganlah engkau masuk menemui penguasa walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku perintahkan dia dengan ketaatan kepada Allah,
︿ [ 2 ] Janganlah engkau masuk menemui wanita walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku mengajarkan kepadanya kitab Allah (al-Quran),
︿ [ 3 ] Dan janganlah engkau menyodorkan telingamu kepada ahli bid'ah walaupun engkau mengatakan (beralasan) aku membantahnya lalu aku perintahkan dia agar berhati-hati dari sebab-sebab fitnah
(●) sebab seorang insan jika ia melapangkan dirinya terhadap hal itu maka terkadang ia terfitnah dan tidak selamat.”
📚[Az-Zuhdu wal Wara' wal Ibadah, hal: 18]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SalafyKolaka
➥ #Manhaj #salafy #ahlussunnah #menjaga #diri_dari #fitnah #sebab_fitnah
PERASAAN ADALAH BADAI JIKA TANPA AKAL DAN SYARIAT
•••
IG @gfawaid
https://telegram.me/gambarfawaid
#GAMBAR_FAWAID #akal #syariat #perasaan
•••
IG @gfawaid
https://telegram.me/gambarfawaid
#GAMBAR_FAWAID #akal #syariat #perasaan
🚇SALING MEMBERI DAN MENERIMA NASEHAT MERUPAKAN TANDA JUJUR DALAM MENCINTAI KARENA ALLAH
❱ Asy-Syaikh Dr. Muhammad Ghalib hafizhahullah berkata:
{ من صدق المحبة في الله بذل النصح، ومن صدق المحبة في الله كذلك؛ قبول النصح. فلا تنصب نفسك ناصحا، وتأنف عن قبوله، فذاك علامة نقصان وذم. }
■ “Siapa yang jujur dalam mencintai karena Allah maka dia akan mencurahkan nasehat, demikian juga siapa yang jujur dalam mencintai karena Allah dia akan menerima nasehat.
Ξ Jadi jangan memposisikan dirimu sebagai seorang pemberi nasehat, namun engkau sendiri merasa gengsi untuk menerimanya, yang seperti itu merupakan tanda kehinaan dan sifat tercela.”
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/m_g_alomari/status/893526800252497920
➥ #Manhaj #senang #memberi #menerima #nasahat #jujur #cinta_karena_Allah
❱ Asy-Syaikh Dr. Muhammad Ghalib hafizhahullah berkata:
{ من صدق المحبة في الله بذل النصح، ومن صدق المحبة في الله كذلك؛ قبول النصح. فلا تنصب نفسك ناصحا، وتأنف عن قبوله، فذاك علامة نقصان وذم. }
■ “Siapa yang jujur dalam mencintai karena Allah maka dia akan mencurahkan nasehat, demikian juga siapa yang jujur dalam mencintai karena Allah dia akan menerima nasehat.
Ξ Jadi jangan memposisikan dirimu sebagai seorang pemberi nasehat, namun engkau sendiri merasa gengsi untuk menerimanya, yang seperti itu merupakan tanda kehinaan dan sifat tercela.”
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: https://twitter.com/m_g_alomari/status/893526800252497920
➥ #Manhaj #senang #memberi #menerima #nasahat #jujur #cinta_karena_Allah
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 3 ]
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 4 ] MEMERANGI AHLUSSUNNAH DAN PARA MASYAYIKHNYA
■ Adapun dia memerangi Ahlussunnah dan para masyayikhnya, maka itu dimulai semenjak Lajnah daimah mentahdzir darinya.
(•) Terkhusus Syailh Al-Fauzan hafizhahullah, maka al-Halabi memulai celaannya terhadap Syaikh al-Fauzan dan menuduhnya sebagai takfiri, oleh sebab itu Syaikh menghukuminya berpemikiran murji’ah, dan Ulama kerajaan (Arab Saudi) memiliki fanatik suku terhadap ucapan ini yang ia tanamkan kepada orang-orang yang ada disekitarnya.
(•) Lalu setelah itu berpindah kepada Syaikh Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah tatkala Syaikh berbicara tentangnya disebabkan Muhammad Hassan yang mengirim surat kepadaku yang ketika itu dia sedang di Arab Saudi, ia mengeluhkan perbuatan Syaikh Ubaid.
Tatkala kembali, diapun menulis makalah yang dia berkata di dalamnya: “Sesungguhnya pembicaraan tentang jarah wat-ta’dil memerlukan penambahan dalam ketakwaan”, lalu dia menelponku dengan mengharapkan pendapatku tentang makalah tersebut. Maka Aku berkata kepadanya: “Sepertinya Engkau menyindir Syaikh”. Dia menjawab: “Iya”. Maka akupun berbicara dengannya tentang Muhammad Hassan. Maka dia menjawab: “Permasalahannya bukan tentang Muhammad Hassan, namun permasalahannya lebih mendalam dari itu”. Lalu Aku berkata kepadanya: “Maksudmu permasalahan manhaj”. Ia menjawab: “Iya”. Permasalahannya adalah masalah manhaj. Lalu Aku mengirim sebuah surat nasehat kepadanya yang Aku sebarkan dalam makalahku “Kasyful Awraq min waroo’il awraaq”.
Silahkan Engkau merujuk kepadanya karena itu merupakan hal penting, di mana di dalamnya terdapat cercaan dia yang jelas terhadap Syaikh Ubaid dan Syaikh Rabi’, lalu kemudian dia terang-terangan mencercanya bersama kelompoknya dalam website-websitenya yang merupakan website sesat.
[ 5 ] MEMPERMAINKAN KAEDAH-KAEDAH JARH WAT-TA’DIL
■ Adapun dia mempermainkan kaedah-kaedah jarah wat-ta’dil maka dimulai dengan ucapannya: “Pada asalnya kaedah-kaedah jarh wat-ta’dil tidak memiliki dalil dari al-kitab dan as-sunnah”.
(•) Dia menghendaki dengan hal itu untuk menggugurkan ilmu ini agar ia dapat membantah perkataan ulama sunnah terhadapnya dan terhadap ahli bid’ah.
(•) Tatkala diingkari ucapannya itu, maka dia menampakkan seolah-olah rujuk, namun ternyata dia bermain-main dengan metode yang lebih jahat dan lebih menipu daya,
(•) dia bermain-main dengan istilah khabar tsiqah dan ijma’, atau mengharuskan untuk ikut menjarh, dan yang semisalnya.
Demikian pula dalam menerapkan kaedah-kaedah yang sahih, lalu dia menerapkannya dengan cara yang penuh makar dan jahat, kebanyakan apa yang aku sebutkan ini disebutkan dengan bukti- bukti dari ucapan al-Halabi beserta bantahannya dalam situs sahab, baidha dan addin al-qayyim. Siapa yang ingin kebenaran dan pembuktian, silahkan dia merujuknya.
Sebagian apa yang Aku sebutkan ini, bersandar kepada apa yang Aku dengarkan sendiri, al-Halabi telah duduk bersama ulama kibar dan mereka telah berbicara dengannya, Lalu dia (Al-Halabi) berkata kepadaku dengan mulutnya: “Sesungguhnya dia itu takut dan gentar kepada Syaikh Rabi’”, dan aku telah duduk bersamanya dan menyebutkan apa yang Aku ketahui dari kesalahan-kesalahannya, dan ia mengakui sebagiannya, dan dia telah mengoreksinya di hadapanku, sehingga tidak perlu lagi untuk membuat tantangan dengannya.
.. bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 4 ] MEMERANGI AHLUSSUNNAH DAN PARA MASYAYIKHNYA
■ Adapun dia memerangi Ahlussunnah dan para masyayikhnya, maka itu dimulai semenjak Lajnah daimah mentahdzir darinya.
(•) Terkhusus Syailh Al-Fauzan hafizhahullah, maka al-Halabi memulai celaannya terhadap Syaikh al-Fauzan dan menuduhnya sebagai takfiri, oleh sebab itu Syaikh menghukuminya berpemikiran murji’ah, dan Ulama kerajaan (Arab Saudi) memiliki fanatik suku terhadap ucapan ini yang ia tanamkan kepada orang-orang yang ada disekitarnya.
(•) Lalu setelah itu berpindah kepada Syaikh Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah tatkala Syaikh berbicara tentangnya disebabkan Muhammad Hassan yang mengirim surat kepadaku yang ketika itu dia sedang di Arab Saudi, ia mengeluhkan perbuatan Syaikh Ubaid.
Tatkala kembali, diapun menulis makalah yang dia berkata di dalamnya: “Sesungguhnya pembicaraan tentang jarah wat-ta’dil memerlukan penambahan dalam ketakwaan”, lalu dia menelponku dengan mengharapkan pendapatku tentang makalah tersebut. Maka Aku berkata kepadanya: “Sepertinya Engkau menyindir Syaikh”. Dia menjawab: “Iya”. Maka akupun berbicara dengannya tentang Muhammad Hassan. Maka dia menjawab: “Permasalahannya bukan tentang Muhammad Hassan, namun permasalahannya lebih mendalam dari itu”. Lalu Aku berkata kepadanya: “Maksudmu permasalahan manhaj”. Ia menjawab: “Iya”. Permasalahannya adalah masalah manhaj. Lalu Aku mengirim sebuah surat nasehat kepadanya yang Aku sebarkan dalam makalahku “Kasyful Awraq min waroo’il awraaq”.
Silahkan Engkau merujuk kepadanya karena itu merupakan hal penting, di mana di dalamnya terdapat cercaan dia yang jelas terhadap Syaikh Ubaid dan Syaikh Rabi’, lalu kemudian dia terang-terangan mencercanya bersama kelompoknya dalam website-websitenya yang merupakan website sesat.
[ 5 ] MEMPERMAINKAN KAEDAH-KAEDAH JARH WAT-TA’DIL
■ Adapun dia mempermainkan kaedah-kaedah jarah wat-ta’dil maka dimulai dengan ucapannya: “Pada asalnya kaedah-kaedah jarh wat-ta’dil tidak memiliki dalil dari al-kitab dan as-sunnah”.
(•) Dia menghendaki dengan hal itu untuk menggugurkan ilmu ini agar ia dapat membantah perkataan ulama sunnah terhadapnya dan terhadap ahli bid’ah.
(•) Tatkala diingkari ucapannya itu, maka dia menampakkan seolah-olah rujuk, namun ternyata dia bermain-main dengan metode yang lebih jahat dan lebih menipu daya,
(•) dia bermain-main dengan istilah khabar tsiqah dan ijma’, atau mengharuskan untuk ikut menjarh, dan yang semisalnya.
Demikian pula dalam menerapkan kaedah-kaedah yang sahih, lalu dia menerapkannya dengan cara yang penuh makar dan jahat, kebanyakan apa yang aku sebutkan ini disebutkan dengan bukti- bukti dari ucapan al-Halabi beserta bantahannya dalam situs sahab, baidha dan addin al-qayyim. Siapa yang ingin kebenaran dan pembuktian, silahkan dia merujuknya.
Sebagian apa yang Aku sebutkan ini, bersandar kepada apa yang Aku dengarkan sendiri, al-Halabi telah duduk bersama ulama kibar dan mereka telah berbicara dengannya, Lalu dia (Al-Halabi) berkata kepadaku dengan mulutnya: “Sesungguhnya dia itu takut dan gentar kepada Syaikh Rabi’”, dan aku telah duduk bersamanya dan menyebutkan apa yang Aku ketahui dari kesalahan-kesalahannya, dan ia mengakui sebagiannya, dan dia telah mengoreksinya di hadapanku, sehingga tidak perlu lagi untuk membuat tantangan dengannya.
.. bersambung insyaAllah. Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
🚇PENJELASAN TENTANG ALI AL-HALABI SESUAI APA YANG AKU KETAHUI [ Bag. 4 ]
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 6 ] PENIPUAN DIA DAN YANG BERSAMANYA TERHADAP PARA PEMUDA SALAFIYIN DAN MEMBIARKAN MEREKA DALAM KEJAHILAN DAN TIDAK MEMBERI PERLAJARAN KEPADA MEREKA
■ Adapun penipuannya terhadap para pemuda, dan mengaburkan permasalahan terhadap mereka dalam hal ilmu,
(•) bukti akan hal tersebut bahwa kalau seseorang berusaha mencari di Yordania mulai dari timur hingga barat, dari utara hingga selatan, maka dia tidak akan mendapatkan seorang penuntut ilmu yang terdidik melalui tangan-tangan mereka, dan mengambil ilmu dari mereka dengan pendidikan yang ilmiyah dan yang benar.
(•) Namun di sekitar mereka hanyalah sebagian orang yang perhatian terhadap dirinya sendiri dan Allah memberi kepadanya rezki berupa hafalan yang kuat sehingga dia bisa menghafal dan berbicara.
(•) Yang terbaik dari keadaannya adalah yang mengambil faedah dari kaset-kaset, sementara mereka tidak pernah membuat pelajaran yang bersifat prinsip kecuali jarang sekali, mereka mengajarkan sebagian pelajaran dan daurah dengan tujuan untuk mengikat para pemuda dengan mereka dan memutus hubungan para pemuda tersebut dari ulama salafiyin, untuk menjaga diri dari tahdzir ulama terhadap mereka, dan agar mereka mengesankan kepada para pemuda bahwa merekalah yang mengajari dan memberi manfaat kepadanya, sehingga tidak lagi butuh kepada selain mereka.
■ Ada beberapa orang dari penuntut ilmu yang mengeluhkan kepadaku tentang keadaan mereka. Salah seorang mereka berkata kepadaku: “Aku berjalan bersama mereka selama 15 tahun, saya tidak mendapatkan hasil kecuali pengetahuan biasa.” Suatu hari Aku mendengar Masyhur (Hasan Salman) berkata tatkala ditanya tentang mengajar: “Engkau mengajari seseorang lalu dia berbalik membantahmu.” Salim Al-Hilali diminta untuk membuka cabang markiz al-Albani di salah satu daerah karena permasalahan undang-undang, dan agar penuntut ilmu yang dia ketahui dapat belajar, maka dia menolak dan berkata: “Kami tidak menghendaki dari kelas dua yang keras suaranya terhadap kelas satu.” Beginilah keadaan mereka.
■ Kesimpulan dari hal ini, Aku mendapati satu kaum yang semangat terhadap harta dan kekuasaan melalui jalur dakwah salafiyah, dan bertumpu di atas punggung Imam Al-Albani rahimahullah, Wallahul musta’an, dan Aku akan menjadi seteru mereka pada hari kiamat insya Allah …
Selesai dengan keutamaan dari Allah 'azza wa jalla
Ditulis oleh:
Asy-Syaikh Ali Ramli Al-Urdunni hafizhahullah
Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
❱ Ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Ramli al-Urdunni hafizhahullah
[ 6 ] PENIPUAN DIA DAN YANG BERSAMANYA TERHADAP PARA PEMUDA SALAFIYIN DAN MEMBIARKAN MEREKA DALAM KEJAHILAN DAN TIDAK MEMBERI PERLAJARAN KEPADA MEREKA
■ Adapun penipuannya terhadap para pemuda, dan mengaburkan permasalahan terhadap mereka dalam hal ilmu,
(•) bukti akan hal tersebut bahwa kalau seseorang berusaha mencari di Yordania mulai dari timur hingga barat, dari utara hingga selatan, maka dia tidak akan mendapatkan seorang penuntut ilmu yang terdidik melalui tangan-tangan mereka, dan mengambil ilmu dari mereka dengan pendidikan yang ilmiyah dan yang benar.
(•) Namun di sekitar mereka hanyalah sebagian orang yang perhatian terhadap dirinya sendiri dan Allah memberi kepadanya rezki berupa hafalan yang kuat sehingga dia bisa menghafal dan berbicara.
(•) Yang terbaik dari keadaannya adalah yang mengambil faedah dari kaset-kaset, sementara mereka tidak pernah membuat pelajaran yang bersifat prinsip kecuali jarang sekali, mereka mengajarkan sebagian pelajaran dan daurah dengan tujuan untuk mengikat para pemuda dengan mereka dan memutus hubungan para pemuda tersebut dari ulama salafiyin, untuk menjaga diri dari tahdzir ulama terhadap mereka, dan agar mereka mengesankan kepada para pemuda bahwa merekalah yang mengajari dan memberi manfaat kepadanya, sehingga tidak lagi butuh kepada selain mereka.
■ Ada beberapa orang dari penuntut ilmu yang mengeluhkan kepadaku tentang keadaan mereka. Salah seorang mereka berkata kepadaku: “Aku berjalan bersama mereka selama 15 tahun, saya tidak mendapatkan hasil kecuali pengetahuan biasa.” Suatu hari Aku mendengar Masyhur (Hasan Salman) berkata tatkala ditanya tentang mengajar: “Engkau mengajari seseorang lalu dia berbalik membantahmu.” Salim Al-Hilali diminta untuk membuka cabang markiz al-Albani di salah satu daerah karena permasalahan undang-undang, dan agar penuntut ilmu yang dia ketahui dapat belajar, maka dia menolak dan berkata: “Kami tidak menghendaki dari kelas dua yang keras suaranya terhadap kelas satu.” Beginilah keadaan mereka.
■ Kesimpulan dari hal ini, Aku mendapati satu kaum yang semangat terhadap harta dan kekuasaan melalui jalur dakwah salafiyah, dan bertumpu di atas punggung Imam Al-Albani rahimahullah, Wallahul musta’an, dan Aku akan menjadi seteru mereka pada hari kiamat insya Allah …
Selesai dengan keutamaan dari Allah 'azza wa jalla
Ditulis oleh:
Asy-Syaikh Ali Ramli Al-Urdunni hafizhahullah
Baca selengkapnya di: http://www.alfawaaid.net/2017/08/penjelasan-tentang-ali-al-halabi-sesuai.html
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari situs SalafyBPP.com // Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=141660
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #halabi #rodja #ikhwani #sururi #turatsi
Kajian Tematik
🚇AKIBAT SALAH MEMAHAMI KAIDAH-KAIDAH AGAMA [Tambahan: Dialog Dengan Warga]
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Muhammad bin Umar as-Sewed hafizhahullah
› 01. Durasi: 1:02:45
› 02. Dialog Dengan Warga - Durasi: 33:04
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/08/audio-akibat-salah-memahami-kaidah.html
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/644
(•) Masjid Daarul Muhajir, Kota Bandung // Jum'at, 27 Syawwal 1438H ~ 21 Juli 2017M
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBandung
➥ #RekamanAudio #Bandung
....
▼
🚇AKIBAT SALAH MEMAHAMI KAIDAH-KAIDAH AGAMA [Tambahan: Dialog Dengan Warga]
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Muhammad bin Umar as-Sewed hafizhahullah
› 01. Durasi: 1:02:45
› 02. Dialog Dengan Warga - Durasi: 33:04
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/08/audio-akibat-salah-memahami-kaidah.html
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/644
(•) Masjid Daarul Muhajir, Kota Bandung // Jum'at, 27 Syawwal 1438H ~ 21 Juli 2017M
₪ Dari Channel Telegram @SalafyBandung
➥ #RekamanAudio #Bandung
....
▼
www.alfawaaid.net
[AUDIO] Akibat Salah Memahami Kaidah-Kaidah Agama [Tambahan: Dialog Dengan Warga] - Al-Ustadz Muhammad as-Sewed
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
01. Akibat Salah Memahami Kaidah-Kaidah Agama
Ust. Muhammad As-Sewed
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
02. Dialog Dengan Warga
Ust. Muhammad As-Sewed
🚇BERTANYA TENTANG BAGAIMANA CARA ALLAH BERISTIWA ITU ADALAH BID'AH
❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Hal itu ada dua sisi:
Ξ[ 1 ]Ξ Sisi yang pertama:
■ Bahwasa pertanyaan tentang ini adalah pertanyaan tentang agama dan akidah,
(•) Tidak ada pada perkara ini keterangan dari kalangan para shahabat nabi. Tidak ada satu pun di kalangan mereka bertanya kepada nabi -ﷺ- tentang bagaimana caranya Allah beristiwa, padahal mereka adalah orang-orang yang paling antusias tergadap sesuatu yang berkaitan dengan Allah taala. Terlebih, ketika itu ada yang mungkin bisa diminta jawabannya yaitu Rasulullah -ﷺ-.
Jika sebabnya ada dan penghalangnya telah hilang, maka mesti adanya sesuatu. Akan tetapi para shahabat nabi tidak menanyakannya, mereka tidak bertanya, “Wahai rasulullah bagaimana cara beristiwanya?”.
(•) Hal itu terjadi karena adab para shahabat nabi kepada Allah dan rasul-Nya, serta ilmu yang ada pada mereka bahwa hal itu (bertanya tentang cara beristiwa) tidak akan mungkin dapat dicerna (indera) dan tidak akan ada keinginan-keinginan (membahas masalah) yang seperti ini melainkan datang dari orang-orang yang menyimpang.
[↑] Oleh karenanya kami katakan bahwa pertanyaan tentang ini (bagaimana cara beristiwanya Allah) adalah bid'ah.
Ξ[ 2 ]Ξ Sisi yang kedua:
■ Bahwa bertanya tentang hal ini adalah termasuk dari ciri-ciri ahlu bid'ah.
Mereka bertanya,
(•) “Bagaimana cara beristiwanya Allah?”,
(•) “Bagaimana caranya Allah turun?”,
(•) “Bagaimana caranya Allah datang?”,
(•) “Bagaimana rupa tangannya Allah?”,
(•) “Bagaimana rupa wajahnya Allah?”,
… dan pertanyaan-pertanyaan yang semisalnya.
[↑] Tidaklah seorang pun yang bertanya tentang bagaimana caranya kecuali dia adalah ahlu bid'ah.”
📚[Disadur dari Syarah Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah-Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 121-122, cet. Maktabatush Shaffa 2005]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SedikitFaidahSaja
➥ #Aqidah #bid_ah #bertanya #kaifiyat #istiwa
❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Hal itu ada dua sisi:
Ξ[ 1 ]Ξ Sisi yang pertama:
■ Bahwasa pertanyaan tentang ini adalah pertanyaan tentang agama dan akidah,
(•) Tidak ada pada perkara ini keterangan dari kalangan para shahabat nabi. Tidak ada satu pun di kalangan mereka bertanya kepada nabi -ﷺ- tentang bagaimana caranya Allah beristiwa, padahal mereka adalah orang-orang yang paling antusias tergadap sesuatu yang berkaitan dengan Allah taala. Terlebih, ketika itu ada yang mungkin bisa diminta jawabannya yaitu Rasulullah -ﷺ-.
Jika sebabnya ada dan penghalangnya telah hilang, maka mesti adanya sesuatu. Akan tetapi para shahabat nabi tidak menanyakannya, mereka tidak bertanya, “Wahai rasulullah bagaimana cara beristiwanya?”.
(•) Hal itu terjadi karena adab para shahabat nabi kepada Allah dan rasul-Nya, serta ilmu yang ada pada mereka bahwa hal itu (bertanya tentang cara beristiwa) tidak akan mungkin dapat dicerna (indera) dan tidak akan ada keinginan-keinginan (membahas masalah) yang seperti ini melainkan datang dari orang-orang yang menyimpang.
[↑] Oleh karenanya kami katakan bahwa pertanyaan tentang ini (bagaimana cara beristiwanya Allah) adalah bid'ah.
Ξ[ 2 ]Ξ Sisi yang kedua:
■ Bahwa bertanya tentang hal ini adalah termasuk dari ciri-ciri ahlu bid'ah.
Mereka bertanya,
(•) “Bagaimana cara beristiwanya Allah?”,
(•) “Bagaimana caranya Allah turun?”,
(•) “Bagaimana caranya Allah datang?”,
(•) “Bagaimana rupa tangannya Allah?”,
(•) “Bagaimana rupa wajahnya Allah?”,
… dan pertanyaan-pertanyaan yang semisalnya.
[↑] Tidaklah seorang pun yang bertanya tentang bagaimana caranya kecuali dia adalah ahlu bid'ah.”
📚[Disadur dari Syarah Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah-Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 121-122, cet. Maktabatush Shaffa 2005]
••••
📮https://t.me/ukhuwahsalaf [M.U.S]
🌍www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @SedikitFaidahSaja
➥ #Aqidah #bid_ah #bertanya #kaifiyat #istiwa