🚇DIANTARA PERUSAK PERSAUDARAAN
(●) BANYAK PRASANGKA
(●) KEGIATAN MATA-MATA
(●) GHIBAH
◈ Alloh ta'ala berfirman:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ }
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
(●) jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa.
(●) Dan janganlah mencari-cari keburukan (memata-matai) saudaranya,
(●) dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
╰● Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Surat Al-Hujurot: 12]
₪ Dari Channel Telegram @KEUTAMAANILMU / @SERIAKHLAQULKARIMAH
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #perusak #ukhuwah #prasaka_buruk #memata_matai #ghibah
(●) BANYAK PRASANGKA
(●) KEGIATAN MATA-MATA
(●) GHIBAH
◈ Alloh ta'ala berfirman:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ }
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
(●) jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa.
(●) Dan janganlah mencari-cari keburukan (memata-matai) saudaranya,
(●) dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
╰● Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Surat Al-Hujurot: 12]
₪ Dari Channel Telegram @KEUTAMAANILMU / @SERIAKHLAQULKARIMAH
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #perusak #ukhuwah #prasaka_buruk #memata_matai #ghibah
🚇BANTAHAN LENGKAP ASY-SYAIKH ALI AL-HUDZAIFY TERHADAP HANI BIN BURAIK
الحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، وبعد:
Seandainya saya bersikap basa-basi kepada seseorang dalam urusan agama, tentu saya akan bersikap basa-basi kepada al-Akh Hani bin Buraik, karena antara saya dengan dia terdapat persahabatan yang lama, saya telah berhubungan dekat dengannya selama 3 dekade, dan di masa itu antara dia dengan saya ada kecintaan, penghormatan, dan keakraban, di masa itu saya mengenalnya dengan sikap-sikap yang mulia, diantaranya sikapnya terhadap fitnah Abul Hasan, sikapnya terhadap fitnah al-Hajury, dan sikap terakhirnya yang mulia adalah tentang perang terhadap Hutsiyun di Kitaf, kemudian perang terhadap Hutsiyun di Aden.
Ketika muncul fitnah Watsiqah Muhammad al-Imam, para pengikut Muhammad al-Imam menghadapi watsiqah tersebut dengan sikap fanatik busuk, dan setelah berlalu lebih dari sebulan maka asy-Syaikh Ubaid al-Jabiry mengkritiknya —dan ketika itu kami sedang mengadakan daurah di Indonesia di bulan Syawwal 1435 H—, lalu para pengikut Muhammad al-Imam membantah vonis mubtadi’ terhadapnya dengan bantahan yang tidak bermutu yang menunjukkan kengawuran dan tidak mempedulikan. Lalu Hani bin Buraik mendengar bantahan mereka yang ngawur, maka dia membantah mereka dengan ucapannya yang terkenal itu di Indonesia, namun ketika itu saya mencelanya dengan sebab ucapan dia tersebut, karena ucapan itu lebih banyak merugikan dibandingkan memberi manfaat.
Setelah ucapan Hani di Indonesia tersebut, para fanatikus Muhammad al-Imam membantah Hani bin Buraik, dan mereka mengeluarkan hal-hal lama yang pernah dilakukan oleh Hani bin Buraik, diantaranya yang mereka sebutkan adalah tentang Jum’iyyah asy-Syarurah, tampilnya dia di beberapa foto, dan hal-hal lain yang saya tidak mengetahui sebelumnya. Lalu mereka mentahdzirnya, dan dengan hal inilah telah tamat riwayat Hani bin Buraik menurut orang-orang rendahan itu, padahal para ulama belum berbicara, dan menurut mereka siapa saja yang tidak merasa puas dengan kedunguan mereka itu, maka dia termasuk fanatikus Hani bin Buraik.
Kemudian, orang-orang yang mengurus ma’had Fiyusy melarang para penuntut ilmu dari luar Yaman untuk menghadiri ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Hani bin Buraik yang menyerukan untuk memerangi Hutsiyun, dan beberapa waktu setelah itu mereka mengusir para penuntut ilmu yang dari luar Yaman dari Fiyusy, dan mereka menyebarkan kedustaan yang masyhur, yaitu bahwasanya Presiden Yaman memerintahkan untuk mengusir para penuntut ilmu dari luar Yaman, dan kami telah menjelaskan dari beberapa sisi —di tempat yang lain— bahwa klaim ini tidak benar secara meyakinkan.
Hani bin Buraik menyampaikan ceramah di masjid ash-Shahabah, namun dia tidak tepat dalam menangani permasalahan, dan cara yang dilakukan oleh Hani mendorong saya untuk keluar dari ceramahnya tersebut dengan berat hati sebelum selesai. Dan pada hari berikutnya ketika kami pergi ke Gubernur Lahj untuk membicarakan tentang urusan para penuntut ilmu dari luar Yaman, terjadi diskusi yang panjang antara saya dengan dia, sampai suara meninggi di dalam mobil, dan diantara yang hadir ketika itu adalah asy-Syaikh Nashir az-Zaidy dan al-Akh al-Fadhil Abdur Rauf Ibad.
Beberapa waktu kemudian muncul darinya beberapa hal yang menyelisihi syari'at, seperti memakai celana panjang yang ketat dan menutupi mata kaki, bermudah-mudahan dalam masalah gambar hingga keluar dari batas darurat atau kebutuhan, dan yang lainnya. Dan kami telah menasehatinya secara pribadi melalui whatsapp, dan kami bertekad untuk menasehati dan berbicara dengannya jika kami berjumpa dengannya, namun kami tidak berjumpa dengan Hani kecuali setelah dia menjabat sebagai menteri, yaitu ketika Hani mengundang kami untuk bertemu dengannya di sebuah tempat. Maka semua Masyayikh pergi ke sana bersama dengan beberapa ikhwah yang lain, dan terjadilah diskusi yang sengit antara saya dengan dia dengan disaksikan oleh ikhwah.
الحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، وبعد:
Seandainya saya bersikap basa-basi kepada seseorang dalam urusan agama, tentu saya akan bersikap basa-basi kepada al-Akh Hani bin Buraik, karena antara saya dengan dia terdapat persahabatan yang lama, saya telah berhubungan dekat dengannya selama 3 dekade, dan di masa itu antara dia dengan saya ada kecintaan, penghormatan, dan keakraban, di masa itu saya mengenalnya dengan sikap-sikap yang mulia, diantaranya sikapnya terhadap fitnah Abul Hasan, sikapnya terhadap fitnah al-Hajury, dan sikap terakhirnya yang mulia adalah tentang perang terhadap Hutsiyun di Kitaf, kemudian perang terhadap Hutsiyun di Aden.
Ketika muncul fitnah Watsiqah Muhammad al-Imam, para pengikut Muhammad al-Imam menghadapi watsiqah tersebut dengan sikap fanatik busuk, dan setelah berlalu lebih dari sebulan maka asy-Syaikh Ubaid al-Jabiry mengkritiknya —dan ketika itu kami sedang mengadakan daurah di Indonesia di bulan Syawwal 1435 H—, lalu para pengikut Muhammad al-Imam membantah vonis mubtadi’ terhadapnya dengan bantahan yang tidak bermutu yang menunjukkan kengawuran dan tidak mempedulikan. Lalu Hani bin Buraik mendengar bantahan mereka yang ngawur, maka dia membantah mereka dengan ucapannya yang terkenal itu di Indonesia, namun ketika itu saya mencelanya dengan sebab ucapan dia tersebut, karena ucapan itu lebih banyak merugikan dibandingkan memberi manfaat.
Setelah ucapan Hani di Indonesia tersebut, para fanatikus Muhammad al-Imam membantah Hani bin Buraik, dan mereka mengeluarkan hal-hal lama yang pernah dilakukan oleh Hani bin Buraik, diantaranya yang mereka sebutkan adalah tentang Jum’iyyah asy-Syarurah, tampilnya dia di beberapa foto, dan hal-hal lain yang saya tidak mengetahui sebelumnya. Lalu mereka mentahdzirnya, dan dengan hal inilah telah tamat riwayat Hani bin Buraik menurut orang-orang rendahan itu, padahal para ulama belum berbicara, dan menurut mereka siapa saja yang tidak merasa puas dengan kedunguan mereka itu, maka dia termasuk fanatikus Hani bin Buraik.
Kemudian, orang-orang yang mengurus ma’had Fiyusy melarang para penuntut ilmu dari luar Yaman untuk menghadiri ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Hani bin Buraik yang menyerukan untuk memerangi Hutsiyun, dan beberapa waktu setelah itu mereka mengusir para penuntut ilmu yang dari luar Yaman dari Fiyusy, dan mereka menyebarkan kedustaan yang masyhur, yaitu bahwasanya Presiden Yaman memerintahkan untuk mengusir para penuntut ilmu dari luar Yaman, dan kami telah menjelaskan dari beberapa sisi —di tempat yang lain— bahwa klaim ini tidak benar secara meyakinkan.
Hani bin Buraik menyampaikan ceramah di masjid ash-Shahabah, namun dia tidak tepat dalam menangani permasalahan, dan cara yang dilakukan oleh Hani mendorong saya untuk keluar dari ceramahnya tersebut dengan berat hati sebelum selesai. Dan pada hari berikutnya ketika kami pergi ke Gubernur Lahj untuk membicarakan tentang urusan para penuntut ilmu dari luar Yaman, terjadi diskusi yang panjang antara saya dengan dia, sampai suara meninggi di dalam mobil, dan diantara yang hadir ketika itu adalah asy-Syaikh Nashir az-Zaidy dan al-Akh al-Fadhil Abdur Rauf Ibad.
Beberapa waktu kemudian muncul darinya beberapa hal yang menyelisihi syari'at, seperti memakai celana panjang yang ketat dan menutupi mata kaki, bermudah-mudahan dalam masalah gambar hingga keluar dari batas darurat atau kebutuhan, dan yang lainnya. Dan kami telah menasehatinya secara pribadi melalui whatsapp, dan kami bertekad untuk menasehati dan berbicara dengannya jika kami berjumpa dengannya, namun kami tidak berjumpa dengan Hani kecuali setelah dia menjabat sebagai menteri, yaitu ketika Hani mengundang kami untuk bertemu dengannya di sebuah tempat. Maka semua Masyayikh pergi ke sana bersama dengan beberapa ikhwah yang lain, dan terjadilah diskusi yang sengit antara saya dengan dia dengan disaksikan oleh ikhwah.
(02)
Setelah dia menjabat sebagai menteri, muncullah para fanatikus Muhammad al-Imam berlagak sebagai orang-orang yang menasehati, mereka mentahdzir Hani bin Buraik semata-mata karena Presiden mengangkatnya sebagai menteri, dan mereka membawakan dalil-dalil dan riwayat-riwayat yang melarang dari meminta jabatan, dan mereka tidak membedakan antara meminta jabatan karena ambisi, dengan negara menunjuk seseorang untuk memegang sebuah jabatan karena membutuhkannya, terlebih di saat negara dalam keadaan krisis yang parah dan sedikitnya orang-orang yang bekerja dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang mempermainkan keuangan negara.
Mereka juga menyebutkan bahwa masuk ke dalam politik termasuk perbuatan kelompok al-Ikhwanul Muslimun, dan mereka tidak membedakan antara majelis pembuat keputusan yang dalam undang-undangnya bersandar dengan suara mayoritas, dengan sebuah kementerian yang menterinya ditunjuk oleh Presiden untuk mengurusi orang-orang yang luka-luka dalam perang dan yang mati syahid, tanpa ikut campur dalam kegiatan demokrasi.
Jadi bahayanya bukan pada semata-mata pengangkatannya sebagai pejabat, sebagaimana anggapan orang-orang dekat Muhammad al-Imam, tetapi bahaya itu jika Hani datang untuk mengikuti tes atau ujian yang sesungguhnya untuk meraih jabatan, lalu bisa jadi kelayakannya untuk jabatan tersebut terbukti dan dia mengerahkan kemampuannya yang diharapkan oleh negara dan jauh dari kesalahan-kesalahan sebatas kemampuannya, atau bisa jadi dia gagal. Jadi hasilnya akan nampak setelah itu. Sehingga permasalahannya bukan karena menerima jabatan semacam ini, berbeda dengan yang dipahami oleh orang yang tergesa-gesa lalu mentahdzir, dan tahdzir mereka itu menyingkapkan betapa dangkal dan rendah pemahaman mereka.
Beberapa waktu kemudian saudara kami Hani ingin mengajak para pemuda di Aden untuk memerangi ISIS, bahkan dia bersikeras dan beberapa kali mengulangi hal itu, lalu para penuntut ilmu menyanggahnya dengan menyatakan bahwa masalah ini harus pemerintah yang pertama kali memintanya, kemudian yang kedua membutuhkan musyawarah dengan para Masyayikh kita yang mulia. Jadi sebagaimana kita tidak memerangi Hutsiyun kecuali berdasarkan fatwa ulama dakwah salafiyyah, maka demikian juga kita tidak akan memerangi ISIS kecuali berdasarkan fatwa ulama kita. Hanya saja saudara kami Hani tetap bersikeras, dan muncullah kerenggangan antara dia dengan saudara-saudaranya sesama Ahlus Sunnah.
Beberapa waktu kemudian kesalahan-kesalahan ini semakin parah, dan diantaranya adalah twit-twitnya dan pembicaraannya di facebook dengan kecenderungan sektarian yang membicarakan tentang Yaman Selatan dan rakyat Yaman Selatan serta tentang pemisahan Yaman Selatan dari Republik Yaman. Juga pujiannya kepada seseorang yang dahulu salafy lalu terfitnah dengan pemikiran takfir dan bergabung dengan ISIS, lalu dia terbunuh bersama ISIS. Hani memujinya bahkan setelah kematiannya, dengan dalih dia dahulu termasuk yang berjihad di Kitaf, dan dia telah bertaubat atau ingin bertaubat dari ISIS.
Maka kami dan para Masayikh yang mulia bermusyawarah, diantaranya Nashir az-Zaidy, Yasin al-Adny, Shalah Kantusy, Zakariyya bin Syu’aib, Abbas al-Jaunah, Munir as-Sa’dy, Abdur Rauf Ibad, Arafat al-Muhammady, dan selain mereka. Lalu kami sepakat untuk menasehatinya dan menunjukkan kesalahan-kesalahan ini kepadanya, dan para Masayikh tersebut menunjuk saya untuk mewakili mereka, maka saya menyerahkan surat yang bernada keras kepadanya pada tanggal 22 Sya’ban 1437H.
Di awal surat tersebut disebutkan, “Ada beberapa perkara yang kami jumpai dalam urusan dakwah di Aden yang kami menilai bahwa kita harus saling menasehati padanya, karena perkara-perkara tersebut sangat membahayakan dakwah salafiyyah, terlebih di waktu-waktu terakhir ini, dan kami tidak ridha dakwah ditimpa keburukan dari arah manapun.”
Setelah dia menjabat sebagai menteri, muncullah para fanatikus Muhammad al-Imam berlagak sebagai orang-orang yang menasehati, mereka mentahdzir Hani bin Buraik semata-mata karena Presiden mengangkatnya sebagai menteri, dan mereka membawakan dalil-dalil dan riwayat-riwayat yang melarang dari meminta jabatan, dan mereka tidak membedakan antara meminta jabatan karena ambisi, dengan negara menunjuk seseorang untuk memegang sebuah jabatan karena membutuhkannya, terlebih di saat negara dalam keadaan krisis yang parah dan sedikitnya orang-orang yang bekerja dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang mempermainkan keuangan negara.
Mereka juga menyebutkan bahwa masuk ke dalam politik termasuk perbuatan kelompok al-Ikhwanul Muslimun, dan mereka tidak membedakan antara majelis pembuat keputusan yang dalam undang-undangnya bersandar dengan suara mayoritas, dengan sebuah kementerian yang menterinya ditunjuk oleh Presiden untuk mengurusi orang-orang yang luka-luka dalam perang dan yang mati syahid, tanpa ikut campur dalam kegiatan demokrasi.
Jadi bahayanya bukan pada semata-mata pengangkatannya sebagai pejabat, sebagaimana anggapan orang-orang dekat Muhammad al-Imam, tetapi bahaya itu jika Hani datang untuk mengikuti tes atau ujian yang sesungguhnya untuk meraih jabatan, lalu bisa jadi kelayakannya untuk jabatan tersebut terbukti dan dia mengerahkan kemampuannya yang diharapkan oleh negara dan jauh dari kesalahan-kesalahan sebatas kemampuannya, atau bisa jadi dia gagal. Jadi hasilnya akan nampak setelah itu. Sehingga permasalahannya bukan karena menerima jabatan semacam ini, berbeda dengan yang dipahami oleh orang yang tergesa-gesa lalu mentahdzir, dan tahdzir mereka itu menyingkapkan betapa dangkal dan rendah pemahaman mereka.
Beberapa waktu kemudian saudara kami Hani ingin mengajak para pemuda di Aden untuk memerangi ISIS, bahkan dia bersikeras dan beberapa kali mengulangi hal itu, lalu para penuntut ilmu menyanggahnya dengan menyatakan bahwa masalah ini harus pemerintah yang pertama kali memintanya, kemudian yang kedua membutuhkan musyawarah dengan para Masyayikh kita yang mulia. Jadi sebagaimana kita tidak memerangi Hutsiyun kecuali berdasarkan fatwa ulama dakwah salafiyyah, maka demikian juga kita tidak akan memerangi ISIS kecuali berdasarkan fatwa ulama kita. Hanya saja saudara kami Hani tetap bersikeras, dan muncullah kerenggangan antara dia dengan saudara-saudaranya sesama Ahlus Sunnah.
Beberapa waktu kemudian kesalahan-kesalahan ini semakin parah, dan diantaranya adalah twit-twitnya dan pembicaraannya di facebook dengan kecenderungan sektarian yang membicarakan tentang Yaman Selatan dan rakyat Yaman Selatan serta tentang pemisahan Yaman Selatan dari Republik Yaman. Juga pujiannya kepada seseorang yang dahulu salafy lalu terfitnah dengan pemikiran takfir dan bergabung dengan ISIS, lalu dia terbunuh bersama ISIS. Hani memujinya bahkan setelah kematiannya, dengan dalih dia dahulu termasuk yang berjihad di Kitaf, dan dia telah bertaubat atau ingin bertaubat dari ISIS.
Maka kami dan para Masayikh yang mulia bermusyawarah, diantaranya Nashir az-Zaidy, Yasin al-Adny, Shalah Kantusy, Zakariyya bin Syu’aib, Abbas al-Jaunah, Munir as-Sa’dy, Abdur Rauf Ibad, Arafat al-Muhammady, dan selain mereka. Lalu kami sepakat untuk menasehatinya dan menunjukkan kesalahan-kesalahan ini kepadanya, dan para Masayikh tersebut menunjuk saya untuk mewakili mereka, maka saya menyerahkan surat yang bernada keras kepadanya pada tanggal 22 Sya’ban 1437H.
Di awal surat tersebut disebutkan, “Ada beberapa perkara yang kami jumpai dalam urusan dakwah di Aden yang kami menilai bahwa kita harus saling menasehati padanya, karena perkara-perkara tersebut sangat membahayakan dakwah salafiyyah, terlebih di waktu-waktu terakhir ini, dan kami tidak ridha dakwah ditimpa keburukan dari arah manapun.”
(03)
Sedangkan di bagian akhir disebutkan, “Maka takutlah kepada Allah dalam urusan dakwah salafiyyah, dan takutlah kepada Allah berkaitan dengan para ikhwah yang perlu dikasihani yang terjatuh ke pangkuan para pengusung kebathilan karena mereka terfitnah oleh sebagian perkara yang mereka lihat muncul darimu atau dari orang lain.”
Namun setelah itu saya tidak menjumpai faedah dari nasehat kepada Hani bin Buraik, maka saya menulis sebuah selebaran kecil yang di dalamnya saya sebutkan bahwa Hani tidak mewakili dakwah salafiyyah, tetapi dia hanya mewakili dirinya sendiri. Dan saya telah menjumpai hal yang sangat menyakitkan dari sebagian orang-orang yang bodoh —semoga Allah memberi hidayah untuk mereka— disebabkan nasehat ini dengan dalih bahwa Hani termasuk pejabat pemerintah.
Maka saya tidak bisa mentahdzir Hani secara menyeluruh, karena termasuk kaidah-kaidah yang kita tempuh sejak awal belajar adalah bahwa tahdzir terhadap orang-orang yang dikenal sebagai salafy hanya hak para ulama.
Maka kami mengangkat kesalahan-kesalahan tersebut kepada Masyayikh kita di Arab Saudi, lalu sebagian Masyayikh menasehatinya, kemudian Hani berhenti dari twit-twitnya selama beberapa waktu.
Dan termasuk sikap-sikap Masyayikh Aden yang terpuji adalah ketika al-Akh Hani ingin mengirim kepada kami bantuan keuangan setiap bulan yang jumlahnya sekitar 2000 Riyal Saudi, dan dia menyebutkan bahwa Masyayikh di Aden membutuhkan bantuan semacam ini untuk menafkahi istri dan keluarga mereka, juga karena kesibukan dakwah mereka. Maka kami berkumpul bersama untuk mendiskusikan masalah ini, lalu kami sepakat untuk menolak tawaran al-Akh Hani bin Buraik dan tidak menerima bantuan darinya.
Kemudian datang berita tentang dipecatnya dia dari jabatan menteri, maka kami mengatakan mudah-mudahan hal itu sebagai sebab dia mau kembali mengajar dan sibuk dengan ilmu. Namun kami dikejutkan dengan berita naiknya dia ke podium dan bergabung bersama orang-orang awam, di samping kemunculannya mengandung sikap melawan pemerintah yang memalukan, sehingga kami merasa sangat terpukul, terlebih lagi gambar-gambar yang menunjukkan peristiwa itu sangat jelas.
Kemudian asy-Syaikh Ubaid al-Jabiry membantah Hani bin Buraik dan menyebutkan bahwa jalan yang dia tempuh sangat buruk. Dan sikap dari asy-Syaikh Ubaid ini ditambahkan pada kamus yang berisi keutamaan-keutamaan mulia dari Masyayikh kita, di mana hal itu menunjukkan bahwa Masyayikh kita tidak bersikap basa-basi kepada siapapun dan mereka berani dengan lantang menyuarakan kebenaran, dan itu merupakan tingkatan yang tidak bisa dicapai oleh orang-orang dekat Muhammad al-Imam walaupun sepersepuluhnya.
Tambahkan lagi bahwa tahdzir asy-Syaikh Ubaid terhadap Hani merupakan tamparan keras di wajah orang-orang yang terus menyebarkan kedustaan bahwa Masyayikh kita dikelilingi oleh orang-orang dekat yang jahat yang suka menyampaikan pernyataan-pernyataan yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kemudian kesalahan-kesalahan Hani bin Buraik diangkat oleh sebagian ikhwah kepada asy-Syaikh Rabi’, diantaranya bersikerasnya dia dalam menuntut untuk memisahkan Yaman Selatan dari Republik Yaman, pujiannya terhadap para pemimpin Yaman Selatan terdahulu, dan hal-hal yang lain.
Dan lebih dari setengah bulan yang lalu —terhitung dari hari ini— asy-Syaikh Rabi’ meminta saya agar menasehati al-Akh Hani secara pribadi, dan sayapun mengingatkan dia agar takut kepada Allah, serta saya katakan kepadanya, “Kenapa engkau menuntut untuk memisahkan diri, jika engkau memisahkan diri dari Yaman, maka apakah kita akan membiarkan Yaman Utara dikuasai oleh Hutsiyun Rafidhah?!”
Dan beliau meminta saya agar menasehatinya juga atas pujiannya kepada para pemimpin Yaman Selatan terdahulu, lalu saya sampaikan kepadanya nasehat tersebut sebagimana yang diperintahkan oleh asy-Syaikh Rabi’ kepada saya, dan saya mengajaknya berdiskusi melalui whatsapp, hanya saja saya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Hani bin Buraik, semoga Allah Ta’ala memberinya hidayah.
Sedangkan di bagian akhir disebutkan, “Maka takutlah kepada Allah dalam urusan dakwah salafiyyah, dan takutlah kepada Allah berkaitan dengan para ikhwah yang perlu dikasihani yang terjatuh ke pangkuan para pengusung kebathilan karena mereka terfitnah oleh sebagian perkara yang mereka lihat muncul darimu atau dari orang lain.”
Namun setelah itu saya tidak menjumpai faedah dari nasehat kepada Hani bin Buraik, maka saya menulis sebuah selebaran kecil yang di dalamnya saya sebutkan bahwa Hani tidak mewakili dakwah salafiyyah, tetapi dia hanya mewakili dirinya sendiri. Dan saya telah menjumpai hal yang sangat menyakitkan dari sebagian orang-orang yang bodoh —semoga Allah memberi hidayah untuk mereka— disebabkan nasehat ini dengan dalih bahwa Hani termasuk pejabat pemerintah.
Maka saya tidak bisa mentahdzir Hani secara menyeluruh, karena termasuk kaidah-kaidah yang kita tempuh sejak awal belajar adalah bahwa tahdzir terhadap orang-orang yang dikenal sebagai salafy hanya hak para ulama.
Maka kami mengangkat kesalahan-kesalahan tersebut kepada Masyayikh kita di Arab Saudi, lalu sebagian Masyayikh menasehatinya, kemudian Hani berhenti dari twit-twitnya selama beberapa waktu.
Dan termasuk sikap-sikap Masyayikh Aden yang terpuji adalah ketika al-Akh Hani ingin mengirim kepada kami bantuan keuangan setiap bulan yang jumlahnya sekitar 2000 Riyal Saudi, dan dia menyebutkan bahwa Masyayikh di Aden membutuhkan bantuan semacam ini untuk menafkahi istri dan keluarga mereka, juga karena kesibukan dakwah mereka. Maka kami berkumpul bersama untuk mendiskusikan masalah ini, lalu kami sepakat untuk menolak tawaran al-Akh Hani bin Buraik dan tidak menerima bantuan darinya.
Kemudian datang berita tentang dipecatnya dia dari jabatan menteri, maka kami mengatakan mudah-mudahan hal itu sebagai sebab dia mau kembali mengajar dan sibuk dengan ilmu. Namun kami dikejutkan dengan berita naiknya dia ke podium dan bergabung bersama orang-orang awam, di samping kemunculannya mengandung sikap melawan pemerintah yang memalukan, sehingga kami merasa sangat terpukul, terlebih lagi gambar-gambar yang menunjukkan peristiwa itu sangat jelas.
Kemudian asy-Syaikh Ubaid al-Jabiry membantah Hani bin Buraik dan menyebutkan bahwa jalan yang dia tempuh sangat buruk. Dan sikap dari asy-Syaikh Ubaid ini ditambahkan pada kamus yang berisi keutamaan-keutamaan mulia dari Masyayikh kita, di mana hal itu menunjukkan bahwa Masyayikh kita tidak bersikap basa-basi kepada siapapun dan mereka berani dengan lantang menyuarakan kebenaran, dan itu merupakan tingkatan yang tidak bisa dicapai oleh orang-orang dekat Muhammad al-Imam walaupun sepersepuluhnya.
Tambahkan lagi bahwa tahdzir asy-Syaikh Ubaid terhadap Hani merupakan tamparan keras di wajah orang-orang yang terus menyebarkan kedustaan bahwa Masyayikh kita dikelilingi oleh orang-orang dekat yang jahat yang suka menyampaikan pernyataan-pernyataan yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kemudian kesalahan-kesalahan Hani bin Buraik diangkat oleh sebagian ikhwah kepada asy-Syaikh Rabi’, diantaranya bersikerasnya dia dalam menuntut untuk memisahkan Yaman Selatan dari Republik Yaman, pujiannya terhadap para pemimpin Yaman Selatan terdahulu, dan hal-hal yang lain.
Dan lebih dari setengah bulan yang lalu —terhitung dari hari ini— asy-Syaikh Rabi’ meminta saya agar menasehati al-Akh Hani secara pribadi, dan sayapun mengingatkan dia agar takut kepada Allah, serta saya katakan kepadanya, “Kenapa engkau menuntut untuk memisahkan diri, jika engkau memisahkan diri dari Yaman, maka apakah kita akan membiarkan Yaman Utara dikuasai oleh Hutsiyun Rafidhah?!”
Dan beliau meminta saya agar menasehatinya juga atas pujiannya kepada para pemimpin Yaman Selatan terdahulu, lalu saya sampaikan kepadanya nasehat tersebut sebagimana yang diperintahkan oleh asy-Syaikh Rabi’ kepada saya, dan saya mengajaknya berdiskusi melalui whatsapp, hanya saja saya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Hani bin Buraik, semoga Allah Ta’ala memberinya hidayah.
(04)
Dan terakhir, tadi malam salah seorang ikhwah mengirim pesan kepada saya dengan mengatakan bahwa asy-Syaikh Rabi' berkata kepada Anda, “Engkau telah menasehati Hani secara rahasia, tetapi dia tidak menerima nasehat tersebut, maka tahdzirlah dia dan kesalahan-kesalahannya dengan dalil-dalil.”
Dan asy-Syaikh Rabi' menambahkan, “Sampaikan dariku bahwa sesungguhnya saya mentahdzir Hani dan kelakuan-kelakuannya, dan apa yang disebarkan dari saya tentang sikap diam saya terhadapnya adalah tidak benar.”
Beliau juga mengatakan, “Bahkan Masayikh Aden yang lain, katakan kepada mereka agar mereka membantahnya dan jangan mendiamkan kesalahan-kesalahannya, karena hal ini akan membahayakan dakwah.”
Saya katakan: demikianlah, maka hendaknya tahdzir yang muncul dari para penuntut ilmu berupa dalil-dalil dan bukti-bukti, kemudian kesabaran dan saling menasehati, lalu tahdzir di atas bukti nyata, bukan dengan engkau membela dengan segala cara berbagai kesesatan Muhammad al-Imam yang orang awampun mengetahuinya. Atau dengan engkau selama sekitar 10 tahun mendiamkan berbagai kesesatan al-Hajury yang diingkari oleh manusia di belahan bumi yang timur dan barat. Sementara Hani bin Buraik ditahdzir hanya dalam hitungan hari, itupun hanya dengan jarh atau cercaan yang sifatnya global tanpa ada penjelasan. Maka yang semacam ini merupakan cara yang gagal, dan orang-orangnya tidak bisa dijadikan sandaran dalam masalah ini, dan ucapan mereka dalam menilai orang lain tidaklah bisa dipercaya.
Maka ini saya menyampaikan kepada manusia perkataan guru kita asy-Syaikh Rabi’ dalam mentahdzir Hani bin Buraik, dan lembaran Hani telah dilipat oleh para penuntut ilmu. Dan saya terus mengingatkan dia agar takut kepada Allah berkaitan dengan keselamatan dirinya, agar takut kepada Allah dalam urusan dakwah salafiyyah yang membutuhkan orang-orang yang memikulnya dengan kejujuran, bukan malah merugikannya dengan kelakuan-kelakuan buruknya.
Dan saya katakan kepadanya bahwa dakwah tidak akan mengalahkan pihak-pihak yang memusuhinya —seperti kelompok al-Ikhwanul Muslimun dan selain mereka— kecuali dengan istiqamah di atasnya, bukan dengan menyelisihinya. Dan berdakwah disertai sikap istiqamah walaupun minim sarana dan kemampuan, itu jauh lebih kuat dibandingkan dalam keadaan menyelisihinya, meskipun semua sarana untuknya mudah.
Jadi, kekuatan dakwah ini berasal dari pertolongan Allah Ta’ala, kemudian dengan kejujuran bersamanya.
Dan saya telah mengatakan kepadanya: “Wahai Abu Ali, dakwah yang bersih walaupun hanya makan dengan sepotong roti, lebih baik dibandingkan dengan dunia seisinya, dan keselamatan agama serta ketenangan hati tidak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini.”
وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله.
Ditulis oleh: Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy, yang dikenal dengan Ali al-Hudzaify // Senin, 16 Syawwal 1438 H
🌏[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/07/bantahan-lengkap-asy-syaikh-ali-al.html
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: @dourous_machaikhaden
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #Syaikh_Ali_alHudzaify #Hani_bin_Buraik
Dan terakhir, tadi malam salah seorang ikhwah mengirim pesan kepada saya dengan mengatakan bahwa asy-Syaikh Rabi' berkata kepada Anda, “Engkau telah menasehati Hani secara rahasia, tetapi dia tidak menerima nasehat tersebut, maka tahdzirlah dia dan kesalahan-kesalahannya dengan dalil-dalil.”
Dan asy-Syaikh Rabi' menambahkan, “Sampaikan dariku bahwa sesungguhnya saya mentahdzir Hani dan kelakuan-kelakuannya, dan apa yang disebarkan dari saya tentang sikap diam saya terhadapnya adalah tidak benar.”
Beliau juga mengatakan, “Bahkan Masayikh Aden yang lain, katakan kepada mereka agar mereka membantahnya dan jangan mendiamkan kesalahan-kesalahannya, karena hal ini akan membahayakan dakwah.”
Saya katakan: demikianlah, maka hendaknya tahdzir yang muncul dari para penuntut ilmu berupa dalil-dalil dan bukti-bukti, kemudian kesabaran dan saling menasehati, lalu tahdzir di atas bukti nyata, bukan dengan engkau membela dengan segala cara berbagai kesesatan Muhammad al-Imam yang orang awampun mengetahuinya. Atau dengan engkau selama sekitar 10 tahun mendiamkan berbagai kesesatan al-Hajury yang diingkari oleh manusia di belahan bumi yang timur dan barat. Sementara Hani bin Buraik ditahdzir hanya dalam hitungan hari, itupun hanya dengan jarh atau cercaan yang sifatnya global tanpa ada penjelasan. Maka yang semacam ini merupakan cara yang gagal, dan orang-orangnya tidak bisa dijadikan sandaran dalam masalah ini, dan ucapan mereka dalam menilai orang lain tidaklah bisa dipercaya.
Maka ini saya menyampaikan kepada manusia perkataan guru kita asy-Syaikh Rabi’ dalam mentahdzir Hani bin Buraik, dan lembaran Hani telah dilipat oleh para penuntut ilmu. Dan saya terus mengingatkan dia agar takut kepada Allah berkaitan dengan keselamatan dirinya, agar takut kepada Allah dalam urusan dakwah salafiyyah yang membutuhkan orang-orang yang memikulnya dengan kejujuran, bukan malah merugikannya dengan kelakuan-kelakuan buruknya.
Dan saya katakan kepadanya bahwa dakwah tidak akan mengalahkan pihak-pihak yang memusuhinya —seperti kelompok al-Ikhwanul Muslimun dan selain mereka— kecuali dengan istiqamah di atasnya, bukan dengan menyelisihinya. Dan berdakwah disertai sikap istiqamah walaupun minim sarana dan kemampuan, itu jauh lebih kuat dibandingkan dalam keadaan menyelisihinya, meskipun semua sarana untuknya mudah.
Jadi, kekuatan dakwah ini berasal dari pertolongan Allah Ta’ala, kemudian dengan kejujuran bersamanya.
Dan saya telah mengatakan kepadanya: “Wahai Abu Ali, dakwah yang bersih walaupun hanya makan dengan sepotong roti, lebih baik dibandingkan dengan dunia seisinya, dan keselamatan agama serta ketenangan hati tidak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini.”
وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله.
Ditulis oleh: Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy, yang dikenal dengan Ali al-Hudzaify // Senin, 16 Syawwal 1438 H
🌏[ Web ] http://www.alfawaaid.net/2017/07/bantahan-lengkap-asy-syaikh-ali-al.html
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: @dourous_machaikhaden
※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ https://t.me/ukhuwahsalaf
➥ #Manhaj #Rudud #Bantahan #Syaikh_Ali_alHudzaify #Hani_bin_Buraik
www.alfawaaid.net
Bantahan Lengkap asy-Syaikh Ali al-hudzaify Terhadap Hani bin Buraik
alfawaaid.net - Kumpulan al-Fawaaid as-Salafiyyah
💽[ Rekaman Audio ]
Kajian Tematik
📂KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERWUDHU'
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Abu Ishaq At-Thubany hafizhahullah
~•~•~
■ Tema ini diambil dari tulisan Asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr hafizhahullah yang hadir pada acara Daurah Asy-Syariah yang lalu.
Adapun Kesalahan-Kesalahan di dalam berwudhu' yang beliau sebutkan diantaranya:
▷[1] Melafadzkan Niat
▷[2] Tidak menghilangkan sesuatu yang menghalangi air wudhu' dari mengenai anggota wudhu'nya
▷[3] Tidak Membaca Basmillah (bagi yang meyakini wajibnya membaca basmalah)
▷[4] Berlebih-lebihan ketika berwudhu'
- Memakai air dengan boros
- Menganggap air musta'mal sebagai najis sehingga tidak mau berwudhu' dengan air ini
▷[5] Berwudhu dengan bilangan melebihi 3 kali
▷[6] Tidak sempurna ketika membasuh atau mengusap anggota wudhu'
▷[7] Tidak bersungguh-sungguh ketika Beristinsyaq (menghirup air ke hidung dengan nafasnya)
▷[8] Memisahkan antara berkumur dengan istinsyaq
▷[9] Membaca dzikir / bacaan tertentu di sela-sela berwudhu
▷[10] Menggosok gigi dengan jari ketika berkumur
▷[11] Membasuh pundak, ketiak atau perutnya
▷[12] Mengusap hanya sebagian saja dari kepala ketika mengusap kepala
▷[13] Menganggap wajib beristinja' sebelum berwudhu'
▷[14] Ucapan sebagian orang kepada orang yang berwudhu seperti “Thohuurun insyaAllah”.
Dengarkan audio di bawah utk mengetahui rinciannya. Mudah²han bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
~•~•~
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Mixcloud ] https://www.mixcloud.com/AlFawaaidNet/kesalahan-kesalahan-dlm-berwudhu/
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/587
(•) Rumah Ta'lim Manhajul Anbiya - Tuban // 12 Syawwal 1438H ~ 06.07.2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioFIAS
➥ #RekamanAudio #Tuban
Kajian Tematik
📂KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERWUDHU'
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Abu Ishaq At-Thubany hafizhahullah
~•~•~
■ Tema ini diambil dari tulisan Asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr hafizhahullah yang hadir pada acara Daurah Asy-Syariah yang lalu.
Adapun Kesalahan-Kesalahan di dalam berwudhu' yang beliau sebutkan diantaranya:
▷[1] Melafadzkan Niat
▷[2] Tidak menghilangkan sesuatu yang menghalangi air wudhu' dari mengenai anggota wudhu'nya
▷[3] Tidak Membaca Basmillah (bagi yang meyakini wajibnya membaca basmalah)
▷[4] Berlebih-lebihan ketika berwudhu'
- Memakai air dengan boros
- Menganggap air musta'mal sebagai najis sehingga tidak mau berwudhu' dengan air ini
▷[5] Berwudhu dengan bilangan melebihi 3 kali
▷[6] Tidak sempurna ketika membasuh atau mengusap anggota wudhu'
▷[7] Tidak bersungguh-sungguh ketika Beristinsyaq (menghirup air ke hidung dengan nafasnya)
▷[8] Memisahkan antara berkumur dengan istinsyaq
▷[9] Membaca dzikir / bacaan tertentu di sela-sela berwudhu
▷[10] Menggosok gigi dengan jari ketika berkumur
▷[11] Membasuh pundak, ketiak atau perutnya
▷[12] Mengusap hanya sebagian saja dari kepala ketika mengusap kepala
▷[13] Menganggap wajib beristinja' sebelum berwudhu'
▷[14] Ucapan sebagian orang kepada orang yang berwudhu seperti “Thohuurun insyaAllah”.
Dengarkan audio di bawah utk mengetahui rinciannya. Mudah²han bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
~•~•~
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Mixcloud ] https://www.mixcloud.com/AlFawaaidNet/kesalahan-kesalahan-dlm-berwudhu/
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/587
(•) Rumah Ta'lim Manhajul Anbiya - Tuban // 12 Syawwal 1438H ~ 06.07.2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioFIAS
➥ #RekamanAudio #Tuban
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
01. Kesalahan-Kesalahan Dalam Berwudhu
Ust. Abu Ishaq At-Thubany
Forwarded from annajiyahdesign
💽[ Rekaman Audio ]
Kajian Tematik
📂KESALAHAN-KESALAHAN KETIKA SHALAT (01)
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Abu Ishaq At-Thubany hafizhahullah
~•~•~
■ Tema ini diambil dari tulisan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah.
Diantaranya Syaikh menyebutkan 11 kesalahan-kesalahan ketika melakukan shalat:
▷[1] Meninggalkan shalat secara totalitas
▷[2] Mengakhirkan shalat dari waktunya
▷[3] Meninggalkan shalat secara berjemaah bagi laki-laki yang mampu dan tidak ada udzur baik dilakukan secara terus menerus atau pada sebagian waktu saja
▷[4] Tidak tuma'ninah ketika shalat
▷[5] Tidak khusuk ketika shalat dan banyak bergerak
▷[6] Mendahului imam dalam gerakan-gerakan shalat atau sengaja menyelisihi imam
▷[7] Melafadzkan niat ketika hendak shalat
▷[8] Tidak membaca surat al-Fatihah ketika shalat
▷[9] Membaca al-Quran ketika ruku' dan sujud
▷[10] Memandang ke arah langit ketika shalat atau melirik ke kanan atau ke kiri tanpa ada kebutuhan
▷[11] Duduk dengan cara Iq'a ketika shalat dan membentangkan kedua tangannya menyentuh lantai ketika sujud (seperti anjing) [** lihat catatan di bawah]
Dengarkan audio di bawah utk mengetahui rinciannya. Mudah²han bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
~•~•~
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Mixcloud ] https://www.mixcloud.com/AlFawaaidNet/kesalahan-kesalahan-ketika-shalat/
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/590
(•) Rumah Ta'lim Manhajul Anbiya - Tuban // 17 Syawwal 1438H ~ 11.07.2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioFIAS
➥ #RekamanAudio #Tuban
Kajian Tematik
📂KESALAHAN-KESALAHAN KETIKA SHALAT (01)
Disampaikan oleh
╰● Al-Ustadz Abu Ishaq At-Thubany hafizhahullah
~•~•~
■ Tema ini diambil dari tulisan Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah.
Diantaranya Syaikh menyebutkan 11 kesalahan-kesalahan ketika melakukan shalat:
▷[1] Meninggalkan shalat secara totalitas
▷[2] Mengakhirkan shalat dari waktunya
▷[3] Meninggalkan shalat secara berjemaah bagi laki-laki yang mampu dan tidak ada udzur baik dilakukan secara terus menerus atau pada sebagian waktu saja
▷[4] Tidak tuma'ninah ketika shalat
▷[5] Tidak khusuk ketika shalat dan banyak bergerak
▷[6] Mendahului imam dalam gerakan-gerakan shalat atau sengaja menyelisihi imam
▷[7] Melafadzkan niat ketika hendak shalat
▷[8] Tidak membaca surat al-Fatihah ketika shalat
▷[9] Membaca al-Quran ketika ruku' dan sujud
▷[10] Memandang ke arah langit ketika shalat atau melirik ke kanan atau ke kiri tanpa ada kebutuhan
▷[11] Duduk dengan cara Iq'a ketika shalat dan membentangkan kedua tangannya menyentuh lantai ketika sujud (seperti anjing) [** lihat catatan di bawah]
Dengarkan audio di bawah utk mengetahui rinciannya. Mudah²han bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
~•~•~
Dengarkan / Download Audio melalui:
📀[ Mixcloud ] https://www.mixcloud.com/AlFawaaidNet/kesalahan-kesalahan-ketika-shalat/
🌏[ Tg ] https://t.me/Mp3_kajian/590
(•) Rumah Ta'lim Manhajul Anbiya - Tuban // 17 Syawwal 1438H ~ 11.07.2017M
₪ Dari Channel Telegram @AudioFIAS
➥ #RekamanAudio #Tuban
Forwarded from MP3 Faidah Kajian
02. Kesalahan-Kesalahan Ketika Shalat
Ust. Abu Ishaq At-Thubany
HUKUMAN BAGI YANG MENOLAK AL-HAQ
https://t.me/ManhajulAnbiya/3657
#manhajul_anbiya #akibat #menolak_alHaq
https://t.me/ManhajulAnbiya/3657
#manhajul_anbiya #akibat #menolak_alHaq
WASPADA..!!! BAHAYA ISLAM NUSANTARA (1)
- Ke mana arah pemahaman Islam Nusantara?
https://t.me/ManhajulAnbiya/3658
#manhajul_anbiya #bahaya #islam_nusantara
- Ke mana arah pemahaman Islam Nusantara?
https://t.me/ManhajulAnbiya/3658
#manhajul_anbiya #bahaya #islam_nusantara
🚇SEKILAS INFO
Pemutusan Akses Aplikasi Telegram
Siaran Pers Kementerian Komunikasi dan Informatika
No. 84/HM/KOMINFO/07/2017
Tentang
Pemutusan Akses Aplikasi Telegram
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 14 Juli 2017 telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram. Pemblokiran ini harus dilakukan karena banyak sekali kanal yang ada di layanan tersebut bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Adapun ke-11 DNS yang diblokir sebagai berikut: t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org. Dampak terhadap pemblokiran ini adalah tidak bisa diaksesnya layanan Telegram versi web (tidak bisa diakses melalui komputer).
“Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” papar Dirjen Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa aplikasi Telegram ini dapat membahayakan keamanan negara karena tidak menyediakan SOP dalam penanganan kasus terorisme.
Dirjen Aptika juga menegaskan bahwa dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 40 UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kemkominfo selalu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga Negara dan aparat penegak hukum lainnya dalam menangani pemblokiran konten-konten yang melanggar peraturan perundangan-undangan Indonesia.
Jakarta, 14 Juli 2017
Biro Humas
Kementerian Komunikasi dan Informatika
https://kominfo.go.id/content/detail/10106/siaran-pers-no-84hmkominfo072017-tentang-pemutusan-akses-aplikasi-telegram/0/siaran_pers
#info
Pemutusan Akses Aplikasi Telegram
Siaran Pers Kementerian Komunikasi dan Informatika
No. 84/HM/KOMINFO/07/2017
Tentang
Pemutusan Akses Aplikasi Telegram
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 14 Juli 2017 telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram. Pemblokiran ini harus dilakukan karena banyak sekali kanal yang ada di layanan tersebut bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Adapun ke-11 DNS yang diblokir sebagai berikut: t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org. Dampak terhadap pemblokiran ini adalah tidak bisa diaksesnya layanan Telegram versi web (tidak bisa diakses melalui komputer).
“Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” papar Dirjen Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa aplikasi Telegram ini dapat membahayakan keamanan negara karena tidak menyediakan SOP dalam penanganan kasus terorisme.
Dirjen Aptika juga menegaskan bahwa dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 40 UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kemkominfo selalu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga Negara dan aparat penegak hukum lainnya dalam menangani pemblokiran konten-konten yang melanggar peraturan perundangan-undangan Indonesia.
Jakarta, 14 Juli 2017
Biro Humas
Kementerian Komunikasi dan Informatika
https://kominfo.go.id/content/detail/10106/siaran-pers-no-84hmkominfo072017-tentang-pemutusan-akses-aplikasi-telegram/0/siaran_pers
#info
Kominfo
Pemutusan Akses Aplikasi Telegram
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 14 Juli 2017 telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram.
WASPADA..!!! BAHAYA ISLAM NUSANTARA (2)
- Benarkah “Islam Nusantara” Cinta Damai dan Antikekerasan?
https://t.me/ManhajulAnbiya/3659
#manhajul_anbiya #bahaya #islam_nusantara
- Benarkah “Islam Nusantara” Cinta Damai dan Antikekerasan?
https://t.me/ManhajulAnbiya/3659
#manhajul_anbiya #bahaya #islam_nusantara
CAMKAN..!!! INILAH ANTARA CIRI KHAS YANG ADA PADA HAMPIR SELURUH KELOMPOK YANG SESAT & BID'AH
[ Kenapa Mereka Takut dengan Jarh wat Ta'dil?? ]
#jarhwattadil #jarh #tadil
[ Kenapa Mereka Takut dengan Jarh wat Ta'dil?? ]
#jarhwattadil #jarh #tadil
🚇HIMBAUAN TERKAIT AKH ABU NAUFAL KENDARI DAN CHANNEL TELEGRAM AL-ISTIQOMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين
Segenap puji hanya milik Allah semata. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla
Sekitar beberapa tahun yang lalu, seorang akh dari Kendari yang bernama Abu Naufal La Ode Muh Djainal Abidin menyampaikan kepada saya (Abu Utsman Kharisman) via whatsapp hendak menyebarluaskan tulisan-tulisan saya melalui channel telegram yang dia buat. Saya pun mempersilakannya. Channel tsb kemudian baru saya ketahui bernama al-Istiqomah.
Tidak dipungkiri bahwa keberadaan channel telegram al-Istiqomah tsb memberikan banyak manfaat bagi kaum muslimin, termasuk saya sendiri. Tidak jarang ada beberapa masukan dan koreksi yang sangat berharga dari berbagai pihak yang dialamatkan pada admin (Abu Naufal) kemudian diteruskan pada saya terkait tulisan dalam buku-buku yang saya tulis maupun terjemahkan. Jazaahumullaahu khayran.
Anggota grup tsb pernah mencapai 7200 orang. Suatu jumlah yang cukup besar. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Ta'ala.
Hingga kemudian ada masalah antara akh Abu Naufal ini dgn sebagian ikhwah Kendari yang juga merembet pada celaan dia terhadap sebagian asatidzah di Kendari, di antaranya ustadz Hasan bin Rosyid, Lc hafidzhahullah.
Saat terjadinya masalah itu, Abu Naufal tidak jarang menghubungi saya via telpon maupun whatsapp untuk berkonsultasi. Saya menasihatkan pada dia untuk bersabar, tetap bertaawun dalam dakwah bersama ikhwah dan asatidzah di Kendari. Kedepankan husnudzhdzhon. Jika ada hal-hal yang dirasa musykil, bisa dikonsultasikan langsung dengan para asatidzah kibar yang datang berkunjung ke Kendari.
Namun, dalam perjalanan waktu, akh Abu Naufal ini ternyata semakin menjauh dari majelis ilmu bersama para ikhwah Salafiyyin Kendari. Juga terkesan ia merasa cukup dgn faidah-faidah yang didapat dari grup WA maupun telegram yang diikutinya. Padahal dalam berbagai kesempatan kami selalu mengingatkan bahwa keberkahan dan limpahan kebaikan di majelis ilmu tidak bisa dipadankan dgn faidah-faidah yang didapatkan dari media yang lain.
Para asatidzah dan ikhwah Salafy Kendari juga telah menempuh upaya nasihat terhadapnya. Bahkan, cukup lama waktu berjalan, ia belum ditahdzir secara luas. Kalaupun diperingatkan, masih dalam majelis-majelis yg khusus. Namun, hal itu semakin membuatnya menjauh dari para ikhwah Salafy Kendari.
Saya juga menasihatkan kepadanya untuk meminta maaf kepada ikhwah dan asatidzah Kendari, setelah salah satu poin (tentang masalah mengintip) yang dia jadikan bahan celaan, telah terbahas dgn tuntas tanpa menyisakan syubhat. Tapi akh Abu Naufal ini tetap tidak mau berubah mendekat dan bertaawun kembali dgn ikhwah Salafy Kendari. Nasihat-nasihat dari ustadz maupun ikhwah Kendari tidak ditanggapi kecuali dgn celaan.
Saat muncul tahdzir Ust Hasan bin Rosyid terhadap dia, saya mengeluarkan dia dari grup WA al I'tishom (grup yang kami asuh). Ia ternyata menanggapi tahdzir itu dgn memposting 3 poin kritikan dia thd ust Hasan di grup al-Istiqomah, padahal 3 poin itu tdk mendapatkan persetujuan dari asatidzah manapun. Apalagi, salah satu poin yg disebutkan telah dibahas tuntas antara saya dengan dia tanpa menyisakan syubhat seperti yg dikemukakan di atas.
Saya pun kembali menasihati dia untuk meminta maaf secara terbuka. Terakhir, saya menasihati dia juga untuk menutup channel grup al-Istiqomah itu. Karena saya melihat keberadaan grup itu lah yg membuat dia takabbur merasa cukup terhadap majelis ilmu dan bergaul dgn ikhwah lainnya. Ia merasa bangga dgn banyaknya jumlah member dalam grup itu yang berjumlah 7000 lebih. Ia menganggap bahwa kritikan para ikhwah dan asatidzah Kendari kepada dia semata karena hasad akan jumlah member dalam channel yg diasuhnya itu. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين
Segenap puji hanya milik Allah semata. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla
Sekitar beberapa tahun yang lalu, seorang akh dari Kendari yang bernama Abu Naufal La Ode Muh Djainal Abidin menyampaikan kepada saya (Abu Utsman Kharisman) via whatsapp hendak menyebarluaskan tulisan-tulisan saya melalui channel telegram yang dia buat. Saya pun mempersilakannya. Channel tsb kemudian baru saya ketahui bernama al-Istiqomah.
Tidak dipungkiri bahwa keberadaan channel telegram al-Istiqomah tsb memberikan banyak manfaat bagi kaum muslimin, termasuk saya sendiri. Tidak jarang ada beberapa masukan dan koreksi yang sangat berharga dari berbagai pihak yang dialamatkan pada admin (Abu Naufal) kemudian diteruskan pada saya terkait tulisan dalam buku-buku yang saya tulis maupun terjemahkan. Jazaahumullaahu khayran.
Anggota grup tsb pernah mencapai 7200 orang. Suatu jumlah yang cukup besar. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Ta'ala.
Hingga kemudian ada masalah antara akh Abu Naufal ini dgn sebagian ikhwah Kendari yang juga merembet pada celaan dia terhadap sebagian asatidzah di Kendari, di antaranya ustadz Hasan bin Rosyid, Lc hafidzhahullah.
Saat terjadinya masalah itu, Abu Naufal tidak jarang menghubungi saya via telpon maupun whatsapp untuk berkonsultasi. Saya menasihatkan pada dia untuk bersabar, tetap bertaawun dalam dakwah bersama ikhwah dan asatidzah di Kendari. Kedepankan husnudzhdzhon. Jika ada hal-hal yang dirasa musykil, bisa dikonsultasikan langsung dengan para asatidzah kibar yang datang berkunjung ke Kendari.
Namun, dalam perjalanan waktu, akh Abu Naufal ini ternyata semakin menjauh dari majelis ilmu bersama para ikhwah Salafiyyin Kendari. Juga terkesan ia merasa cukup dgn faidah-faidah yang didapat dari grup WA maupun telegram yang diikutinya. Padahal dalam berbagai kesempatan kami selalu mengingatkan bahwa keberkahan dan limpahan kebaikan di majelis ilmu tidak bisa dipadankan dgn faidah-faidah yang didapatkan dari media yang lain.
Para asatidzah dan ikhwah Salafy Kendari juga telah menempuh upaya nasihat terhadapnya. Bahkan, cukup lama waktu berjalan, ia belum ditahdzir secara luas. Kalaupun diperingatkan, masih dalam majelis-majelis yg khusus. Namun, hal itu semakin membuatnya menjauh dari para ikhwah Salafy Kendari.
Saya juga menasihatkan kepadanya untuk meminta maaf kepada ikhwah dan asatidzah Kendari, setelah salah satu poin (tentang masalah mengintip) yang dia jadikan bahan celaan, telah terbahas dgn tuntas tanpa menyisakan syubhat. Tapi akh Abu Naufal ini tetap tidak mau berubah mendekat dan bertaawun kembali dgn ikhwah Salafy Kendari. Nasihat-nasihat dari ustadz maupun ikhwah Kendari tidak ditanggapi kecuali dgn celaan.
Saat muncul tahdzir Ust Hasan bin Rosyid terhadap dia, saya mengeluarkan dia dari grup WA al I'tishom (grup yang kami asuh). Ia ternyata menanggapi tahdzir itu dgn memposting 3 poin kritikan dia thd ust Hasan di grup al-Istiqomah, padahal 3 poin itu tdk mendapatkan persetujuan dari asatidzah manapun. Apalagi, salah satu poin yg disebutkan telah dibahas tuntas antara saya dengan dia tanpa menyisakan syubhat seperti yg dikemukakan di atas.
Saya pun kembali menasihati dia untuk meminta maaf secara terbuka. Terakhir, saya menasihati dia juga untuk menutup channel grup al-Istiqomah itu. Karena saya melihat keberadaan grup itu lah yg membuat dia takabbur merasa cukup terhadap majelis ilmu dan bergaul dgn ikhwah lainnya. Ia merasa bangga dgn banyaknya jumlah member dalam grup itu yang berjumlah 7000 lebih. Ia menganggap bahwa kritikan para ikhwah dan asatidzah Kendari kepada dia semata karena hasad akan jumlah member dalam channel yg diasuhnya itu. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian.