kamu yang ku kira obat ternyata racun yang membuatku makin sekarat. luka yang awalnya hanya satu goresan saja, kamu lebarkan lagi dengan beribu sayatan di tempat yang berbeda. bagaimana aku harus menyembuhkannya ? bahkan waktu yang katanya selalu menjadi penyembuh, ternyata tidak bisa meredakan sakitku. ternyata hadirmu, menjadi tokoh utama kesakitan ku.
hubungan itu bukan cuma dimiliki tapi dirawat. kalo kamu aja ga bisa ngerawat dari hal-hal sepele dan selalu lupain apapun tentang pasangan mu, lama-lama hubungannya juga layu dan mati.
jangan sama gue, gue banyak lukanya. kalo gue mau nya lo, lo bisa apa ? gue egois ?? iyaa.
aku memaksakan diriku untuk bisa segalanya tanpa bantuanmu. karena akan sangat sakit, saat sadar kamu juga bukan milikku, Tuhan bisa membuatmu pergi kapan saja dariku, dan aku sudah bisa melihat bagaimana hancurnya saat itu tiba. aku tidak akan menabur garam garam di luka itu, dengan terus membiarkan ku bergantung padamu.
“i love you, but i’m letting go” ternyata sekarang gue paham apa arti kalimat itu.