Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Segera Mohon Maaf*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
_*Daripada Abu Hurairah R.A bahawa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa pernah melakukan kesalahan terhadap saudaranya, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta dihalalkan kepadanya hari ini (di dunia) sebelum datang suatu hari yang sudah tidak ada lagi dinar dan dirham (hari Kiamat). Ketika itu, jika dia memiliki amalan soleh, amalan solehnya diambil darinya dan diserahkan kepada saudaranya sesuai dengan kadar pelanggaran yang pernah diperbuatnya. Namun, jika dia tidak memiliki amal-amal kebaikan, kesalahan-kesalahan saudaranya itu diambil, lalu dipikulkan kepadanya.*_ (HR Bukhari No: 2282) Status Hadis Sahih.
*Pengajaran:*
1. Setiap Muslim perlu sentiasa berusaha menghindarkan diri dari melakukan dosa dan maksiat sama ada kepada Allah mahupun sesama manusia lain.
2. Barangsiapa yang pernah melakukan kesalahan terhadap orang lain, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta maaf semasa hidup.
3. Jika dosa seseorang terhadap orang lain tidak dimaafkan, dibimbangi ia menjadi hutang yang perlu dibayar dengan pahala amalan solehnya di akhirat nanti.
4. Jika amal kebaikan yang dimiliki telah habis kerana membayar hutang kepada orang lain, maka dosa saudaranya itu akan dipikulkan kepadanya.
5. Ingatlah firman Allah SWT:
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِندَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
Maksudnya: *Kemudian, sesungguhnya kamu semua, pada hari kiamat, akan bertengkar berhujah di hadapan Tuhan kamu.* (Surah al-Zumar : 31)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Zubair bin Awwam, dia berkata: *Ketika turunnya ayat 31 Surah al-Zumar (di atas), Zubair bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah perkara yang terjadi di antara kita di dunia akan diungkit kembali di samping dosa-dosa peribadi?” Baginda SAW menjawab:*
نَعَمْ لَيُكَرَّرَنَّ عَلَيْكُمْ حَتَّى يُؤَدَّى إِلَى كُلِّ ذِي حَقٍّ حَقُّهُ
Maksudnya: *Ya, benar. Semuanya akan diungkit semula sehingga setiap orang memperoleh hak yang semestinya.* (HR: Tirmizi No: 3236)
Imam al-Suyuti ketika mengulas ayat ini berkata: *“Orang yang dizalimi menuntut (haknya) daripada orang yang zalim, orang yang dhaif menuntut haknya daripada orang yang menindas, sehinggalah setiap mereka dipulangkan hak-hak mereka. Apabila telah dipulangkan hak masing-masing, maka diperintahkan kepada ahli syurga untuk masuk ke syurga manakala ahli neraka untuk masuk ke dalam neraka.”* (Lihat al-Durr al-Manthur fi al-Ta’wil bi al-Ma’thur, 4/16)
Semoga kita tidak memandang mudah dosa yang kita lakukan kepada orang lain semasa di dunia seperti dosa memfitnah, mengumpat melalui media sosial yang dengan mudah tersebar keseluruh dunia. Jika kita berdosa, maka bersegeralah meminta maaf dan tidak mengulangi lagi.
27hb April 2024
18hb Syawal 1445H
*Segera Mohon Maaf*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
_*Daripada Abu Hurairah R.A bahawa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa pernah melakukan kesalahan terhadap saudaranya, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta dihalalkan kepadanya hari ini (di dunia) sebelum datang suatu hari yang sudah tidak ada lagi dinar dan dirham (hari Kiamat). Ketika itu, jika dia memiliki amalan soleh, amalan solehnya diambil darinya dan diserahkan kepada saudaranya sesuai dengan kadar pelanggaran yang pernah diperbuatnya. Namun, jika dia tidak memiliki amal-amal kebaikan, kesalahan-kesalahan saudaranya itu diambil, lalu dipikulkan kepadanya.*_ (HR Bukhari No: 2282) Status Hadis Sahih.
*Pengajaran:*
1. Setiap Muslim perlu sentiasa berusaha menghindarkan diri dari melakukan dosa dan maksiat sama ada kepada Allah mahupun sesama manusia lain.
2. Barangsiapa yang pernah melakukan kesalahan terhadap orang lain, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta maaf semasa hidup.
3. Jika dosa seseorang terhadap orang lain tidak dimaafkan, dibimbangi ia menjadi hutang yang perlu dibayar dengan pahala amalan solehnya di akhirat nanti.
4. Jika amal kebaikan yang dimiliki telah habis kerana membayar hutang kepada orang lain, maka dosa saudaranya itu akan dipikulkan kepadanya.
5. Ingatlah firman Allah SWT:
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِندَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
Maksudnya: *Kemudian, sesungguhnya kamu semua, pada hari kiamat, akan bertengkar berhujah di hadapan Tuhan kamu.* (Surah al-Zumar : 31)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Zubair bin Awwam, dia berkata: *Ketika turunnya ayat 31 Surah al-Zumar (di atas), Zubair bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah perkara yang terjadi di antara kita di dunia akan diungkit kembali di samping dosa-dosa peribadi?” Baginda SAW menjawab:*
نَعَمْ لَيُكَرَّرَنَّ عَلَيْكُمْ حَتَّى يُؤَدَّى إِلَى كُلِّ ذِي حَقٍّ حَقُّهُ
Maksudnya: *Ya, benar. Semuanya akan diungkit semula sehingga setiap orang memperoleh hak yang semestinya.* (HR: Tirmizi No: 3236)
Imam al-Suyuti ketika mengulas ayat ini berkata: *“Orang yang dizalimi menuntut (haknya) daripada orang yang zalim, orang yang dhaif menuntut haknya daripada orang yang menindas, sehinggalah setiap mereka dipulangkan hak-hak mereka. Apabila telah dipulangkan hak masing-masing, maka diperintahkan kepada ahli syurga untuk masuk ke syurga manakala ahli neraka untuk masuk ke dalam neraka.”* (Lihat al-Durr al-Manthur fi al-Ta’wil bi al-Ma’thur, 4/16)
Semoga kita tidak memandang mudah dosa yang kita lakukan kepada orang lain semasa di dunia seperti dosa memfitnah, mengumpat melalui media sosial yang dengan mudah tersebar keseluruh dunia. Jika kita berdosa, maka bersegeralah meminta maaf dan tidak mengulangi lagi.
27hb April 2024
18hb Syawal 1445H
Manfaatkan jari-jarimu hanya untuk menyebarkan kebaikan, sebagai tanda bersyukur
Kita masih memiliki jari yang masih berfungsi dengan baik.
Kita masih memiliki jari yang masih berfungsi dengan baik.
Kita belajar agama bukan untuk bertanding siapa yang lebih savage dalam mengemukakan hujjah.
Kita belajar agama sebab nak jadi hamba Allah yang bertaqwa, sebarkan ilmu dengan cara paling berhikma
Kita belajar agama sebab nak jadi hamba Allah yang bertaqwa, sebarkan ilmu dengan cara paling berhikma
Jangan Bangga Dengan Banyak Shalat, Puasa, Dan Dzikir Karena Itu Semua Belum Membuat ALLAH Senang! Mau Tahu Apa Yang Membuat ALLAH Senang?
Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?
Allah SWT:
SHALAT? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.
DZIKIR? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.
PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.
Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Engkau senang Ya Allah?
Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu.
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. ---dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262) ---
Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah.
Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.
Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia.
(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)
Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?
Allah SWT:
SHALAT? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.
DZIKIR? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.
PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.
Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Engkau senang Ya Allah?
Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu.
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. ---dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262) ---
Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah.
Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.
Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia.
(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)
CINTA DUNIA
- Bila kita malu nak pakai pakaian yang menutup aurat sepenuhnya .
- Bila kita segan atau malu nak keluar rumah atau jumpa orang kalau tak berhias (berlebihan) dulu .
- Bila kita malu nak makan di warung tepi jalan walaupun tempat tu bersih dan halal .
- Bila kita bangun pagi , kita memikirkan masalah bisnes atau pekerjaan kita .
- Bila kita selalu menangguh atau langsung tak fikir pasal ibadat terutama sekali bab solat .
- Bila kita tanpa segan silu bercerita pasal aib sendiri .
- Bila kita lebih bangga bila orang puji maksiat yang kita buat .
- Bila kita rasa panas atau tak selesa membaca , nampak atau dengar orang bercakap pasal agama .
- Bila kita rasa teguran bab agama seperti satu sindiran .
- Bila kita memandang sinis ahli agama atau tok guru .
- Bila kita suka untuk mengumpat aib orang tanpa rasa bersalah malah share kepada orang lain pula .
- Bila kita rasa dah puas dengan ibadat yang sedikit .
- Bila kita tidak menghalang atau melarang anak-anak kita membuang masa melakukan maksiat . Contoh , biar anak main /guna telefon untuk main game tanpa kawalan .
- Bila kita hanya memikirkan keuntungan atau kepentingan dunia sahaja .
- Bila kita tidak hiraukan bab hukum agama . Contoh pasal halal haram rezeki .
- Bila kita rasa posting orang macam tuju kat kita .
- Bila kita malu nak pakai pakaian yang menutup aurat sepenuhnya .
- Bila kita segan atau malu nak keluar rumah atau jumpa orang kalau tak berhias (berlebihan) dulu .
- Bila kita malu nak makan di warung tepi jalan walaupun tempat tu bersih dan halal .
- Bila kita bangun pagi , kita memikirkan masalah bisnes atau pekerjaan kita .
- Bila kita selalu menangguh atau langsung tak fikir pasal ibadat terutama sekali bab solat .
- Bila kita tanpa segan silu bercerita pasal aib sendiri .
- Bila kita lebih bangga bila orang puji maksiat yang kita buat .
- Bila kita rasa panas atau tak selesa membaca , nampak atau dengar orang bercakap pasal agama .
- Bila kita rasa teguran bab agama seperti satu sindiran .
- Bila kita memandang sinis ahli agama atau tok guru .
- Bila kita suka untuk mengumpat aib orang tanpa rasa bersalah malah share kepada orang lain pula .
- Bila kita rasa dah puas dengan ibadat yang sedikit .
- Bila kita tidak menghalang atau melarang anak-anak kita membuang masa melakukan maksiat . Contoh , biar anak main /guna telefon untuk main game tanpa kawalan .
- Bila kita hanya memikirkan keuntungan atau kepentingan dunia sahaja .
- Bila kita tidak hiraukan bab hukum agama . Contoh pasal halal haram rezeki .
- Bila kita rasa posting orang macam tuju kat kita .
Rawatlah ikhlasmu dan biarkan takdir memainkan perannya. Tidak perlu khawatir Allah tau lelahmu, Allah tau niatmu, perbanyak lagi sabarmu, perbaiki lagi ibadahmu, semoga Allah permudah jalannya.
Habib Umar Bin Hafidz
Habib Umar Bin Hafidz
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَحِيْم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
TAZKIRAH DARI HATI KE HATI USTAZAH DATUK DR.
NORHAFIZAH MUSA
“ALLAH S.W.T. berbicara dengan penduduk -penduduk Syurga; “Wahai Ahli Syurga, lalu dijawab oleh penghuni Syurga,
“Kami memenuhi panggilanMU
Wahai Tuhan kami. Kebahagiaanlah kepada kami dengan panggilan daripadaMU”.
Maka ALLAH bertanya kepada penduduk Syurga; “Adakah Engkau redha sekarang?”
“Bagaimana kami tidak redha YA RABB? Sesungguhnya ENGKAU telah memberikan kepada kami sesuatu yang ENGKAU tidak pernah berikan kepada hamba-hambaMU yang lain.”
Maka Allah pun menjawab, “AKU akan memberikan kepadamu yang lebih hebat lagi dan lebih baik daripada itu.”.
“YA TUHAN kami, apakah lagi yang lebih baik daripada ini”?
Maka ALLAH S.W.T. berfirman;” AKU halalkan untuk kalian keredhaanKU, maka AKU tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya”. - HR Bukhari.
*ULASAN USTAZAH*
Satu pemberian yang terlebih baik kepada semua penduduk Syurga, iaitu ketika ALLAH mengatakan “Aku halalkan kepadamu, keredhaanKu dan tidak ada lagi kemurkaanKu kepadamu selama-lamanya. Inilah kemuncak kebahagiaan yang Allah berikan kepada kita yang bakal mewarisi Syurga.
Renung - renungkan
Ingatan buat diri sendiri.
Semuga bermanfaat.
Bi Iznillah.Fi Amanillah.Allahul Musta'an.Insya Allah.
Aamiin.
🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
TAZKIRAH DARI HATI KE HATI USTAZAH DATUK DR.
NORHAFIZAH MUSA
“ALLAH S.W.T. berbicara dengan penduduk -penduduk Syurga; “Wahai Ahli Syurga, lalu dijawab oleh penghuni Syurga,
“Kami memenuhi panggilanMU
Wahai Tuhan kami. Kebahagiaanlah kepada kami dengan panggilan daripadaMU”.
Maka ALLAH bertanya kepada penduduk Syurga; “Adakah Engkau redha sekarang?”
“Bagaimana kami tidak redha YA RABB? Sesungguhnya ENGKAU telah memberikan kepada kami sesuatu yang ENGKAU tidak pernah berikan kepada hamba-hambaMU yang lain.”
Maka Allah pun menjawab, “AKU akan memberikan kepadamu yang lebih hebat lagi dan lebih baik daripada itu.”.
“YA TUHAN kami, apakah lagi yang lebih baik daripada ini”?
Maka ALLAH S.W.T. berfirman;” AKU halalkan untuk kalian keredhaanKU, maka AKU tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya”. - HR Bukhari.
*ULASAN USTAZAH*
Satu pemberian yang terlebih baik kepada semua penduduk Syurga, iaitu ketika ALLAH mengatakan “Aku halalkan kepadamu, keredhaanKu dan tidak ada lagi kemurkaanKu kepadamu selama-lamanya. Inilah kemuncak kebahagiaan yang Allah berikan kepada kita yang bakal mewarisi Syurga.
Renung - renungkan
Ingatan buat diri sendiri.
Semuga bermanfaat.
Bi Iznillah.Fi Amanillah.Allahul Musta'an.Insya Allah.
Aamiin.
🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️
Hidayah itu mahal.
Begitu juga dgn istiqomah, menjadi baik itu susah, namun, jauh lebih susah lagi bertahan dalam kebaikan.
Kerana tidak setiap
mereka yg tampak baik “berakhir husnul khotimah”, dan tidak setiap mereka yang tampak buruk “berakhir su'ul khotimah”.
Semoga Allah selalu menetapkan hati ini di atas iman, Islam dan lstiqomah
Begitu juga dgn istiqomah, menjadi baik itu susah, namun, jauh lebih susah lagi bertahan dalam kebaikan.
Kerana tidak setiap
mereka yg tampak baik “berakhir husnul khotimah”, dan tidak setiap mereka yang tampak buruk “berakhir su'ul khotimah”.
Semoga Allah selalu menetapkan hati ini di atas iman, Islam dan lstiqomah
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Pekerjaan Paling Baik*
عن سعيد بن عمير الأنصاري قال : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
_*Daripada Said bin Amir al-Ansari berkata, Rasulullah SAW ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Baginda menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap perniagaan yang baik.”*_ (HR. Baihaqi No: 1222) Status: Sahih lighairihi
*Pengajaran:*
1. Setiap kita wajib melakukan usaha dan ikhtiar bekerja mencari nafkah dan perbelanjaan kehidupan.
2. Sumber nafkah hendaklah diperoleh daripada sumber yang halal dan diharuskan syarak.
3. Pekerjaan yang paling baik ialah yang dilakukan dengan tangan sendiri juga perniagaan yang halal.
4. Pekerjaan dengan tangan sendiri bermaksud pekerjaan yang dilakukan seseorang tanpa meminta-minta. Pekerjaan tersebut termasuk yang menggunakan tulang empat kerat seperti buruh, tukang, operator juga yang menggunakan kelayakan akademik seperti doktor, guru, pegawai tadbir dan yang lain-lain.
5. Perniagaan yang baik bermaksud perniagaan atau perusahaan yang bersih dari penipuan dan kecurangan. Baik kecurangan timbangan mahupun kecurangan dengan menyembunyikan cacatnya barang yang dijual.
*Selamat Hari Pekerja. Pekerja Kesuma Bangsa.*
01hb Mei 2024
22hb Syawal 1445H
*Pekerjaan Paling Baik*
عن سعيد بن عمير الأنصاري قال : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
_*Daripada Said bin Amir al-Ansari berkata, Rasulullah SAW ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Baginda menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap perniagaan yang baik.”*_ (HR. Baihaqi No: 1222) Status: Sahih lighairihi
*Pengajaran:*
1. Setiap kita wajib melakukan usaha dan ikhtiar bekerja mencari nafkah dan perbelanjaan kehidupan.
2. Sumber nafkah hendaklah diperoleh daripada sumber yang halal dan diharuskan syarak.
3. Pekerjaan yang paling baik ialah yang dilakukan dengan tangan sendiri juga perniagaan yang halal.
4. Pekerjaan dengan tangan sendiri bermaksud pekerjaan yang dilakukan seseorang tanpa meminta-minta. Pekerjaan tersebut termasuk yang menggunakan tulang empat kerat seperti buruh, tukang, operator juga yang menggunakan kelayakan akademik seperti doktor, guru, pegawai tadbir dan yang lain-lain.
5. Perniagaan yang baik bermaksud perniagaan atau perusahaan yang bersih dari penipuan dan kecurangan. Baik kecurangan timbangan mahupun kecurangan dengan menyembunyikan cacatnya barang yang dijual.
*Selamat Hari Pekerja. Pekerja Kesuma Bangsa.*
01hb Mei 2024
22hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Jujur Dengan Upah, Jangan Khianat*
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ غُلُولٌ
_*Daripada Abdullah bin Buraidah RA dari ayahnya, dari Nabi SAW baginda bersabda: Barangsiapa yang telah kami ambil untuk melakukan sesuatu kerja, dan telah ditetapkan baginya sesuatu rezeki (gaji atau upah), maka apa yang diambilnya selepas itu adalah ghulul (pengkhianatan) "*_ (HR Abu Daud, no 2943) Status: Hadis Sahih; Ma'alim as-Sunan, Al-Khattabi, 3/8 cet Dar Kutub Ilmiah)
*Pengajaran:*
1. Setiap orang yang dilantik sebagai pekerja dan dibayar gaji oleh majikan hasil daripada pelaksanaan kerja seperti yang dipersetujui, maka pendapatan yang diperolehi adalah bersih dan halal.
2. Orang yang mengambil upah selain daripada yang ditetapkan oleh majikan yang bukan haknya adalah suatu pengkhianatan.
3. Pengkhianatan itu boleh dalam pelbagai bentuk seperti wang ringgit, diskaun, komisyen, rebet, bonus, potongan, peratusan, hadiah, kemudahan, jawatan, undi, kontrak, tuntutan palsu, perlepasan, penyelesaian, perlindungan dan sebagainya.
4. Mereka yang terlibat dengan pengkhianatan ini akan dilaknat oleh Allah SWT dan RasulNya. Daging yang tumbuh dari sumber yang haram, Neraka lebih utama untuknya. Dengan rezeki pengkhianatan tersebut, akan hilang keberkatan dalam kehidupan. Hidup tidak terdorong ke arah kebajikan dan kebaikan malah terdorong ke arah kemaksiatan dan kejahatan.
5. Berjaga-jagalah sesuatu yang diterima berupa hadiah. Saidina Umar al-Khattab turut memperingatkan gejala hadiah ini, “Berjaga-jagalah dengan hadiah kerana ia merupakan rasuah”. Tidak hairanlah Saidina Umar menghantar pulang hadiah anak kaisar Rom kepada isteri Umar dan menegahnya menerima apa-apa hadiah lagi.
6. Saidina Ali pernah mengingatkan: *“Zaman akan datang, manusia menghalalkan rasuah dengan (nama) hadiah”.*
7. Dalam Nihayah al-Muhtaj menyebut, *“Menutup pintu menerima (hadiah) secara mutlak adalah terlebih awla (terbaik), bagi menutup pintu (perselisihan)*”.
Dalam kita membina Negara Malaysia yang harmoni dan Sejahtera, setiap kita khususnya pekerja dan pemimpin dapat melaksanakan tugas dengan penuh kejujuran. Jangan sesekali berlaku khianat. Pekerja Kesuma Bangsa.
02hb Mei 2024
23hb Syawal 1445H
*Jujur Dengan Upah, Jangan Khianat*
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ غُلُولٌ
_*Daripada Abdullah bin Buraidah RA dari ayahnya, dari Nabi SAW baginda bersabda: Barangsiapa yang telah kami ambil untuk melakukan sesuatu kerja, dan telah ditetapkan baginya sesuatu rezeki (gaji atau upah), maka apa yang diambilnya selepas itu adalah ghulul (pengkhianatan) "*_ (HR Abu Daud, no 2943) Status: Hadis Sahih; Ma'alim as-Sunan, Al-Khattabi, 3/8 cet Dar Kutub Ilmiah)
*Pengajaran:*
1. Setiap orang yang dilantik sebagai pekerja dan dibayar gaji oleh majikan hasil daripada pelaksanaan kerja seperti yang dipersetujui, maka pendapatan yang diperolehi adalah bersih dan halal.
2. Orang yang mengambil upah selain daripada yang ditetapkan oleh majikan yang bukan haknya adalah suatu pengkhianatan.
3. Pengkhianatan itu boleh dalam pelbagai bentuk seperti wang ringgit, diskaun, komisyen, rebet, bonus, potongan, peratusan, hadiah, kemudahan, jawatan, undi, kontrak, tuntutan palsu, perlepasan, penyelesaian, perlindungan dan sebagainya.
4. Mereka yang terlibat dengan pengkhianatan ini akan dilaknat oleh Allah SWT dan RasulNya. Daging yang tumbuh dari sumber yang haram, Neraka lebih utama untuknya. Dengan rezeki pengkhianatan tersebut, akan hilang keberkatan dalam kehidupan. Hidup tidak terdorong ke arah kebajikan dan kebaikan malah terdorong ke arah kemaksiatan dan kejahatan.
5. Berjaga-jagalah sesuatu yang diterima berupa hadiah. Saidina Umar al-Khattab turut memperingatkan gejala hadiah ini, “Berjaga-jagalah dengan hadiah kerana ia merupakan rasuah”. Tidak hairanlah Saidina Umar menghantar pulang hadiah anak kaisar Rom kepada isteri Umar dan menegahnya menerima apa-apa hadiah lagi.
6. Saidina Ali pernah mengingatkan: *“Zaman akan datang, manusia menghalalkan rasuah dengan (nama) hadiah”.*
7. Dalam Nihayah al-Muhtaj menyebut, *“Menutup pintu menerima (hadiah) secara mutlak adalah terlebih awla (terbaik), bagi menutup pintu (perselisihan)*”.
Dalam kita membina Negara Malaysia yang harmoni dan Sejahtera, setiap kita khususnya pekerja dan pemimpin dapat melaksanakan tugas dengan penuh kejujuran. Jangan sesekali berlaku khianat. Pekerja Kesuma Bangsa.
02hb Mei 2024
23hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Jadilah Pemberi Bukan Peminta*
عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
_*Daripada Hakim bin Hizam RA dari Nabi SAW bersabda: “Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan sedekah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk keperluan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya”.*_ (HR Bukhari No: 1338) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Bersedekah lebih baik daripada meminta-minta.
2. Menghulurkan sedekah dan sumbangan hendaklah dimulakan terlebih dahulu kepada ahli keluarga yang menjadi tanggungan kita.
3. Sedekah yang paling baik adalah lebihan daripada keperluan asas seseorang.
4. Berusahalah mencari rezeki sebaik mungkin dan elakkan diri dari meminta-minta atau mengharap belas kasihan orang lain.
5. Allah akan memelihara dan mencukupkan keperluan kepada orang yang berusaha dan bekerja mencari rezeki tanpa meminta-minta.
6. Nabi SAW mencela orang yang suka meminta-minta (mengemis) kerana perbuatan tersebut merendahkan martabat kehormatan manusia. Padahal Allah sendiri sudah memuliakan manusia, seperti terungkap melalui firman-Nya:
وَلَقَدْ كَرَمْنَا بَنِى اَدَم وَحَمْلنَاهُمْ فىِ اْلبَرِّ وَاْلبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلاً
*Maksudnya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”* (Surah Al-Isra’ Ayat: 70).
7. Jangan sengaja menjadi peminta. Ingatlah amaran Nabi SAW seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:
مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ
*Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api, maka silakan ia meminta sedikit atau banyak* (HR. Muslim (no. 1041)
8. Lakukanlah apa juga pekerjaan yang halal dan baik seperti bertani, berniaga, mengutip tin kosong dan menjualnya, bertukang, menjadi pelayan, kerja kilang dan sebagainya untuk keperluan hidup, jangan sekali-kali mengharapkan pemberian orang lain. Pekerja Kesuma Bangsa.
Jadilah Kita Pemberi Bukan Orang Yang Mengharap Pemberian Orang Lain.
03hb Mei 2024
24hb Syawal 1445H
*Jadilah Pemberi Bukan Peminta*
عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
_*Daripada Hakim bin Hizam RA dari Nabi SAW bersabda: “Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan sedekah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk keperluan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya”.*_ (HR Bukhari No: 1338) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Bersedekah lebih baik daripada meminta-minta.
2. Menghulurkan sedekah dan sumbangan hendaklah dimulakan terlebih dahulu kepada ahli keluarga yang menjadi tanggungan kita.
3. Sedekah yang paling baik adalah lebihan daripada keperluan asas seseorang.
4. Berusahalah mencari rezeki sebaik mungkin dan elakkan diri dari meminta-minta atau mengharap belas kasihan orang lain.
5. Allah akan memelihara dan mencukupkan keperluan kepada orang yang berusaha dan bekerja mencari rezeki tanpa meminta-minta.
6. Nabi SAW mencela orang yang suka meminta-minta (mengemis) kerana perbuatan tersebut merendahkan martabat kehormatan manusia. Padahal Allah sendiri sudah memuliakan manusia, seperti terungkap melalui firman-Nya:
وَلَقَدْ كَرَمْنَا بَنِى اَدَم وَحَمْلنَاهُمْ فىِ اْلبَرِّ وَاْلبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلاً
*Maksudnya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”* (Surah Al-Isra’ Ayat: 70).
7. Jangan sengaja menjadi peminta. Ingatlah amaran Nabi SAW seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:
مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ
*Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api, maka silakan ia meminta sedikit atau banyak* (HR. Muslim (no. 1041)
8. Lakukanlah apa juga pekerjaan yang halal dan baik seperti bertani, berniaga, mengutip tin kosong dan menjualnya, bertukang, menjadi pelayan, kerja kilang dan sebagainya untuk keperluan hidup, jangan sekali-kali mengharapkan pemberian orang lain. Pekerja Kesuma Bangsa.
Jadilah Kita Pemberi Bukan Orang Yang Mengharap Pemberian Orang Lain.
03hb Mei 2024
24hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Awal Pagi Waktu Barakah*
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ صَخْرُ بْنُ وَدَاعَةَ
_*Daripada Shakhr Al Ghamidi, dari Nabi SAW, baginda mengucapkan: "ALLAAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA (Ya Allah, berkatilah bagi umatku di awal pagi hari mereka). Dan baginda apabila mengirim expedisi atau pasukan baginda mengirim mereka di awal siang (awal pagi). Dan Shakhr adalah seorang pedagang dan ia mengirim perdagangannya di awal siang, maka hartanya bertambah banyak. Abu Daud berkata; ia adalah Shakhr bin Wada'ah.*_ (Sunan Abu Daud No: 2239) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Awal pagi adalah waktu yang banyak keberkatan dari Allah.
2. Rasulullah mendoakan umatnya keberkatan pada setiap waktu pagi.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
*(Ya Allah, berkatilah bagi umatku di awal pagi hari mereka)*
3. Perkataan bukur (بُكُور ) bermaksud awal pagi sehingga terbitnya matahari. Syeikh Abu Usamah Salim dalam syarah Riyad as-Salihin menyatakan: waktu yang terbaik dan berkat. Menghidupkan waktu pagi merupakan sunah Nabi SAW dan amalan orang yang berjaya.
4. Hadis ini menunjukkan bahawa waktu awal pagi adalah waktu penting untuk melaksanakan kerja-kerja penting dan utama. Elakkan waktu awal pagi dengan kerja yang kurang manfaatnya seperti tidur selepas subuh.
5. Shakhr al-Ghamidi menjadi kaya raya dan banyak harta antaranya kerana ia mengikut sunah Nabi SAW dengan memulakan perniagaan di awal pagi.
6. Waktu sebelum terbitnya matahari umpama waktu rezeki diluluskan manakala apabila terbitnya matahari, waktu rezeki diagih-agihkan.
Rebut dan manfaatkan waktu penuh keberkatan di awal pagi dengan melakukan kerja bermanfaat seperti waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan memulakan perniagaan. Pekerja Kesuma Bangsa.
04hb Mei 2024
25hb Syawal 1445H
*Awal Pagi Waktu Barakah*
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ صَخْرُ بْنُ وَدَاعَةَ
_*Daripada Shakhr Al Ghamidi, dari Nabi SAW, baginda mengucapkan: "ALLAAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA (Ya Allah, berkatilah bagi umatku di awal pagi hari mereka). Dan baginda apabila mengirim expedisi atau pasukan baginda mengirim mereka di awal siang (awal pagi). Dan Shakhr adalah seorang pedagang dan ia mengirim perdagangannya di awal siang, maka hartanya bertambah banyak. Abu Daud berkata; ia adalah Shakhr bin Wada'ah.*_ (Sunan Abu Daud No: 2239) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Awal pagi adalah waktu yang banyak keberkatan dari Allah.
2. Rasulullah mendoakan umatnya keberkatan pada setiap waktu pagi.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
*(Ya Allah, berkatilah bagi umatku di awal pagi hari mereka)*
3. Perkataan bukur (بُكُور ) bermaksud awal pagi sehingga terbitnya matahari. Syeikh Abu Usamah Salim dalam syarah Riyad as-Salihin menyatakan: waktu yang terbaik dan berkat. Menghidupkan waktu pagi merupakan sunah Nabi SAW dan amalan orang yang berjaya.
4. Hadis ini menunjukkan bahawa waktu awal pagi adalah waktu penting untuk melaksanakan kerja-kerja penting dan utama. Elakkan waktu awal pagi dengan kerja yang kurang manfaatnya seperti tidur selepas subuh.
5. Shakhr al-Ghamidi menjadi kaya raya dan banyak harta antaranya kerana ia mengikut sunah Nabi SAW dengan memulakan perniagaan di awal pagi.
6. Waktu sebelum terbitnya matahari umpama waktu rezeki diluluskan manakala apabila terbitnya matahari, waktu rezeki diagih-agihkan.
Rebut dan manfaatkan waktu penuh keberkatan di awal pagi dengan melakukan kerja bermanfaat seperti waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan memulakan perniagaan. Pekerja Kesuma Bangsa.
04hb Mei 2024
25hb Syawal 1445H
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka ‘ilman nafi'an wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Artinya: "Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima."
Allahumma inni as-aluka ‘ilman nafi'an wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Artinya: "Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima."
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Bersedekah Semampu Mungkin*
عَنْ سَعِيدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ أَوْ قَالَ بِالْمَعْرُوفِ قَالَ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُمْسِكُ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَة
_*Daripada Said bin Abi Burdah, dari datuknya berkata, Nabi SAW bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mempunyai apa-apa? ' Baginda bersabda: Hendaklah dia bekerja dengan kedua-dua tangannya, sehingga ia boleh memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak boleh melakukannya? ' Baginda bersabda: Hendaklah dia menolong orang yang kesusahan atau sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak mampu melakukannya? ' Baginda bersabda: Suruhlah orang melakukan kebaikan atau; menyuruh melakukan yang makruf'. Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Baginda bersabda: Tahanlah dirimu diri dari kejahatan, kerana itu juga adalah sedekah baginya.'*_ (HR Bukhari No: 5563) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Rasulullah SAW mengajar umatnya agar menjadi insan yang berguna, sentiasa memberi bukan mengharap pemberian.
2. Pemberian tidak semestinya dalam bentuk kebendaan. Sumbangan boleh dalam bentuk tenaga, harta, ilmu, kemahiran, nasihat yang berguna, buah fikiran yang baik, kepakaran yang dimiliki dan sebagainya.
3. Setiap Muslim perlu bekerja, agar ia memperoleh hasil yang dengannya ia mampu mengurus dirinya dan menyumbang untuk orang lain, serta menjauhkannya dari kehinaan meminta-minta.
4. Bersedekah dan menyumbang menjadi bukti kebenaran iman seseorang. Sebagai muslim wajar bersedekah atau menyumbang sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing, perlu bersegera jangan menunda, bimbang kematian menjemput kita.
5. Jika ia tidak mampu membantu keperluan orang lain dalam bentuk harta, menjadi sedekah juga bagi kita apabila dapat menyuruh kepada kebaikan. Berdakwah melalui pelbagai relong – berceramah, edar pamplet, forward 1 hari 1 hadis. Ini juga sedekah!
6. Jika tidak ada apa-apa yang boleh diberikan untuk kebaikan orang lain, maka tahan diri dari melakukan sebarang kejahatan. Kejahatan amat luas pengetiannya. Ia merangkumi kezaliman dengan mencerobohi nyawa, maruah, harta orang lain sama ada dengan perbuatan, perkataan, memek muka, tulisan, gambar, atau menyimpan dendam serta buruk sangka terhadap sesama manusia. Jadi apabila Nabi SAW bersabda “tahan dirimu dari kejahatan” bererti mendidik diri agar menjauhi kejahatan lahir dan batin.
7. Rasulullah SAW mengajar kepada kita adab dan akhlak mulia. Diajukan kepadanya soalan bertubi-tubi, namun setiap satunya dilayani dan dijawab dengan tenang tanpa mengherdik atau merendah-rendahkan si penanya.
05hb Mei 2024
26hb Syawal 1445H
*Bersedekah Semampu Mungkin*
عَنْ سَعِيدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ أَوْ قَالَ بِالْمَعْرُوفِ قَالَ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُمْسِكُ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَة
_*Daripada Said bin Abi Burdah, dari datuknya berkata, Nabi SAW bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mempunyai apa-apa? ' Baginda bersabda: Hendaklah dia bekerja dengan kedua-dua tangannya, sehingga ia boleh memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak boleh melakukannya? ' Baginda bersabda: Hendaklah dia menolong orang yang kesusahan atau sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak mampu melakukannya? ' Baginda bersabda: Suruhlah orang melakukan kebaikan atau; menyuruh melakukan yang makruf'. Mereka bertanya lagi; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Baginda bersabda: Tahanlah dirimu diri dari kejahatan, kerana itu juga adalah sedekah baginya.'*_ (HR Bukhari No: 5563) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Rasulullah SAW mengajar umatnya agar menjadi insan yang berguna, sentiasa memberi bukan mengharap pemberian.
2. Pemberian tidak semestinya dalam bentuk kebendaan. Sumbangan boleh dalam bentuk tenaga, harta, ilmu, kemahiran, nasihat yang berguna, buah fikiran yang baik, kepakaran yang dimiliki dan sebagainya.
3. Setiap Muslim perlu bekerja, agar ia memperoleh hasil yang dengannya ia mampu mengurus dirinya dan menyumbang untuk orang lain, serta menjauhkannya dari kehinaan meminta-minta.
4. Bersedekah dan menyumbang menjadi bukti kebenaran iman seseorang. Sebagai muslim wajar bersedekah atau menyumbang sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing, perlu bersegera jangan menunda, bimbang kematian menjemput kita.
5. Jika ia tidak mampu membantu keperluan orang lain dalam bentuk harta, menjadi sedekah juga bagi kita apabila dapat menyuruh kepada kebaikan. Berdakwah melalui pelbagai relong – berceramah, edar pamplet, forward 1 hari 1 hadis. Ini juga sedekah!
6. Jika tidak ada apa-apa yang boleh diberikan untuk kebaikan orang lain, maka tahan diri dari melakukan sebarang kejahatan. Kejahatan amat luas pengetiannya. Ia merangkumi kezaliman dengan mencerobohi nyawa, maruah, harta orang lain sama ada dengan perbuatan, perkataan, memek muka, tulisan, gambar, atau menyimpan dendam serta buruk sangka terhadap sesama manusia. Jadi apabila Nabi SAW bersabda “tahan dirimu dari kejahatan” bererti mendidik diri agar menjauhi kejahatan lahir dan batin.
7. Rasulullah SAW mengajar kepada kita adab dan akhlak mulia. Diajukan kepadanya soalan bertubi-tubi, namun setiap satunya dilayani dan dijawab dengan tenang tanpa mengherdik atau merendah-rendahkan si penanya.
05hb Mei 2024
26hb Syawal 1445H
“Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan; dan demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mahu berfikir.”
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Elakkan Perkataan Penyebab Ke Neraka*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ.
_*Daripada Abu Hurairah RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang hamba apabila mengucapkan sesuatu perkataan tanpa diteliti akan kebenarannya, akan membuatkannya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya sejauh antara jarak timur ke barat."*_ (HR Bukhari No. 6477) Status Hadis Sahih
*Pengajaran*
1. Lidah adalah anggota anugerah Allah yang boleh mengeluarkan sesuatu perkataan ataupun ungkapan daripada seseorang. Perkataan atau ucapan tersebut boleh menjadi satu kebenaran dan boleh juga menjadi satu pembohongan, umpatan mahupun fitnah.
2. Rasulullah SAW mengingatkan agar setiap Muslim menjaga setiap perkara yang diucapkan oleh lidah. Ucapan yang benar lagi memberikan kesan yang baik akan mendatangkan ganjaran pahala yang besar di sisi Allah SWT dan menjadi sebab seseorang dimasukkan ke dalam syurga.
3. Adakalanya ucapan yang benar tetapi dengan sebab tidak diselidiki adakah perkataan itu akan memberikan kesan yang baik ataupun buruk maka ia mungkin menjadi punca yang memasukkannya ke dalam neraka. Apatah lagi jika sesuatu ucapan yang buruk seperti mengeji, memfitnah, mengaibkan orang lain, berbohong dan seumpamanya pasti akan menyebabkan kehancurannya dan ianya adalah haram lagi berdosa.
4. Kita hendaklah menilai setiap perkataan yang akan diucapkan walaupun baik, adakah ianya perlu? Adakah ianya akan mendatangkan kebaikan? Atau mendatangkan keburukan? Janganlah kerana keterlanjuran lidah, kita menjadi berdosa yang akan menatijahkan neraka sebagai tempat pembalasan.
07hb Mei 2024
28hb Syawal 1445H
*Elakkan Perkataan Penyebab Ke Neraka*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ.
_*Daripada Abu Hurairah RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang hamba apabila mengucapkan sesuatu perkataan tanpa diteliti akan kebenarannya, akan membuatkannya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya sejauh antara jarak timur ke barat."*_ (HR Bukhari No. 6477) Status Hadis Sahih
*Pengajaran*
1. Lidah adalah anggota anugerah Allah yang boleh mengeluarkan sesuatu perkataan ataupun ungkapan daripada seseorang. Perkataan atau ucapan tersebut boleh menjadi satu kebenaran dan boleh juga menjadi satu pembohongan, umpatan mahupun fitnah.
2. Rasulullah SAW mengingatkan agar setiap Muslim menjaga setiap perkara yang diucapkan oleh lidah. Ucapan yang benar lagi memberikan kesan yang baik akan mendatangkan ganjaran pahala yang besar di sisi Allah SWT dan menjadi sebab seseorang dimasukkan ke dalam syurga.
3. Adakalanya ucapan yang benar tetapi dengan sebab tidak diselidiki adakah perkataan itu akan memberikan kesan yang baik ataupun buruk maka ia mungkin menjadi punca yang memasukkannya ke dalam neraka. Apatah lagi jika sesuatu ucapan yang buruk seperti mengeji, memfitnah, mengaibkan orang lain, berbohong dan seumpamanya pasti akan menyebabkan kehancurannya dan ianya adalah haram lagi berdosa.
4. Kita hendaklah menilai setiap perkataan yang akan diucapkan walaupun baik, adakah ianya perlu? Adakah ianya akan mendatangkan kebaikan? Atau mendatangkan keburukan? Janganlah kerana keterlanjuran lidah, kita menjadi berdosa yang akan menatijahkan neraka sebagai tempat pembalasan.
07hb Mei 2024
28hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Mohon Perlindungan Daripada Keburukan Amalan*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ :كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
_*Daripada Abu Hurairah RA, beliau berkata: "Adalah Rasulullah SAW sering berdoa: Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi benteng pelindung urusanku, perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku, perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah baki kehidupan ini sebagai tambahan (peluang) bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai kebebasanku daripada segala kejahatan".*_ (HR Muslim No: 2720) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran*
1. Doa adalah senjata bagi orang mukmin. Menjadi kewajipan kita untuk berdoa memohon kebaikan dalam hidup sama ada di dunia juga di akhirat.
2. Antara permohon dalam doa kita adalah agar diperbaiki amalan agama kerana agama adalah cara hidup yang menjadi panduan kita menuju jalan kebenaran. Hanya dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam sahajalah manusia itu akan mendapat kebahagian di dunia mahupun di akhirat.
3. Allah turunkan agama untuk menjadi benteng yang melindungi seseorang agar tidak tergelincir dan terjerumus dalam kesalahan dan maksiat. Ia menjaga manusia daripada kesesatan dan mengikut hawa nafsu dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
4. Sesungguhnya Allah SWT menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat persinggahan untuk hamba-Nya memperbanyakkan amal soleh sebagai bekalan kehidupan di akhirat yang kekal abadi.
5. Allah SWT telah menetapkan ajal dan maut setiap insan. Justeru, jika Allah SWT memberikan baki kehidupan ke atas hamba-Nya, ia adalah peluang untuknya menambah amal soleh. Namun jika dihabiskannya dalam kemaksiatan maka sesungguhnya kematian itu adalah pembebasan dan penamat baginya daripada segala kejahatan. Oleh itu, sentiasalah berdoa agar Allah memperbaiki urusan kita di dunia dan di akhirat.
08hb Mei 2024
29hb Syawal 1445H
*Mohon Perlindungan Daripada Keburukan Amalan*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ :كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
_*Daripada Abu Hurairah RA, beliau berkata: "Adalah Rasulullah SAW sering berdoa: Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi benteng pelindung urusanku, perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku, perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah baki kehidupan ini sebagai tambahan (peluang) bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai kebebasanku daripada segala kejahatan".*_ (HR Muslim No: 2720) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran*
1. Doa adalah senjata bagi orang mukmin. Menjadi kewajipan kita untuk berdoa memohon kebaikan dalam hidup sama ada di dunia juga di akhirat.
2. Antara permohon dalam doa kita adalah agar diperbaiki amalan agama kerana agama adalah cara hidup yang menjadi panduan kita menuju jalan kebenaran. Hanya dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam sahajalah manusia itu akan mendapat kebahagian di dunia mahupun di akhirat.
3. Allah turunkan agama untuk menjadi benteng yang melindungi seseorang agar tidak tergelincir dan terjerumus dalam kesalahan dan maksiat. Ia menjaga manusia daripada kesesatan dan mengikut hawa nafsu dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
4. Sesungguhnya Allah SWT menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat persinggahan untuk hamba-Nya memperbanyakkan amal soleh sebagai bekalan kehidupan di akhirat yang kekal abadi.
5. Allah SWT telah menetapkan ajal dan maut setiap insan. Justeru, jika Allah SWT memberikan baki kehidupan ke atas hamba-Nya, ia adalah peluang untuknya menambah amal soleh. Namun jika dihabiskannya dalam kemaksiatan maka sesungguhnya kematian itu adalah pembebasan dan penamat baginya daripada segala kejahatan. Oleh itu, sentiasalah berdoa agar Allah memperbaiki urusan kita di dunia dan di akhirat.
08hb Mei 2024
29hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Doa Bermusafir*
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ كَبَّرَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
_*Daripada Abdullah bin Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW apabila Baginda duduk di atas tunggangannya dengan tujuan untuk keluar bermusafir, Baginda akan bertakbir sebanyak tiga kali (Allah Maha Besar! Allah Maha Besar! Allah Maha Besar!) Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. Ya Allah! Kami mohon kepada-Mu agar permusafiran kami ini di atas kebaikan dan ketaqwaan, dan ia dikira sebagai amalan yang Engkau redhai. Ya Allah! kami mohon agar permusafiran ini menjadi mudah ke atas kami, Engkau lipatkanlah jaraknya (supaya menjadi pendek). Ya Allah! Engkaulah Peneman ketika permusafiran dan Penjaga bagi ahli keluarga (yang ditinggalkan). Ya Allah! aku mohon berlindung daripada-Mu agar Engkau peliharalah kami daripada kesusahan ketika musafir, pemandangan yang mendukacitakan dan kepulangan yang buruk pada harta dan keluarga kami.”*_ (HR Muslim No:1342) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Rasulullah mengajar adab ketika kita melakukan permusafiran dengan membaca doa dan zikir tertentu.
2. Imam Nawawi berkata: berdasarkan hadis ini, sunat memulakan permusafiran dengan membaca doa ini di samping membanyakkan zikir dan doa agar dipermudahkan permusafiran. Antara doa bermusafir:
*سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ*
3. Imam al-Baidhawi menyatakan, hadis ini adalah doa bagi tujuan memohon perlindungan daripada segala pemandangan yang mengakibatkan kekecewaan dan daripada kepulangan yang buruk kerana berlaku kekurangan pada harta atau ahli keluarga (seperti kerosakan atau kematian).” [Lihat: Tuhfah al-Abrar, 95/2]
4. Syeikh al-Sa’di menyatakan di dalam doa ini terkandung permohonan agar dilindungi daripada sebarang kesusahan dan kepayahan, juga dijauhkan daripada perkara yang menyedihkan. Selain itu juga, memohon agar Allah SWT menjaga baginya setiap yang telah ditinggalkan dan setiap yang terpisah disebabkan permusafiran ini daripada ahli keluarga serta harta. [Lihat: Bahjah al-Qulub, 197]
Setiap insan yang beriman memerlukan kepada doa agar setiap perkara yang dilakukan dipelihara oleh Allah SWT serta doa juga merupakan senjata dan kekuatan buat orang yang beriman. Bagi yang akan bermusafir seperti untuk menunaikan ibadat haji juga umrah, atau pergi bertugas di luar daerah juga yang melancong, jangan lupa membaca doa ini.
09hb Mei 2024
30hb Syawal 1445H
*Doa Bermusafir*
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ كَبَّرَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
_*Daripada Abdullah bin Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW apabila Baginda duduk di atas tunggangannya dengan tujuan untuk keluar bermusafir, Baginda akan bertakbir sebanyak tiga kali (Allah Maha Besar! Allah Maha Besar! Allah Maha Besar!) Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. Ya Allah! Kami mohon kepada-Mu agar permusafiran kami ini di atas kebaikan dan ketaqwaan, dan ia dikira sebagai amalan yang Engkau redhai. Ya Allah! kami mohon agar permusafiran ini menjadi mudah ke atas kami, Engkau lipatkanlah jaraknya (supaya menjadi pendek). Ya Allah! Engkaulah Peneman ketika permusafiran dan Penjaga bagi ahli keluarga (yang ditinggalkan). Ya Allah! aku mohon berlindung daripada-Mu agar Engkau peliharalah kami daripada kesusahan ketika musafir, pemandangan yang mendukacitakan dan kepulangan yang buruk pada harta dan keluarga kami.”*_ (HR Muslim No:1342) Status: Hadis Sahih
*Pengajaran:*
1. Rasulullah mengajar adab ketika kita melakukan permusafiran dengan membaca doa dan zikir tertentu.
2. Imam Nawawi berkata: berdasarkan hadis ini, sunat memulakan permusafiran dengan membaca doa ini di samping membanyakkan zikir dan doa agar dipermudahkan permusafiran. Antara doa bermusafir:
*سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ*
3. Imam al-Baidhawi menyatakan, hadis ini adalah doa bagi tujuan memohon perlindungan daripada segala pemandangan yang mengakibatkan kekecewaan dan daripada kepulangan yang buruk kerana berlaku kekurangan pada harta atau ahli keluarga (seperti kerosakan atau kematian).” [Lihat: Tuhfah al-Abrar, 95/2]
4. Syeikh al-Sa’di menyatakan di dalam doa ini terkandung permohonan agar dilindungi daripada sebarang kesusahan dan kepayahan, juga dijauhkan daripada perkara yang menyedihkan. Selain itu juga, memohon agar Allah SWT menjaga baginya setiap yang telah ditinggalkan dan setiap yang terpisah disebabkan permusafiran ini daripada ahli keluarga serta harta. [Lihat: Bahjah al-Qulub, 197]
Setiap insan yang beriman memerlukan kepada doa agar setiap perkara yang dilakukan dipelihara oleh Allah SWT serta doa juga merupakan senjata dan kekuatan buat orang yang beriman. Bagi yang akan bermusafir seperti untuk menunaikan ibadat haji juga umrah, atau pergi bertugas di luar daerah juga yang melancong, jangan lupa membaca doa ini.
09hb Mei 2024
30hb Syawal 1445H
Forwarded from MĄÑ
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
*Pesanan Untuk Orang Yang Akan Bermusafir*
عَنْ سَالِمٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ لِلرَّجُلِ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا ادْنُ مِنِّي أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوَدِّعُنَا فَيَقُولُ أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
_*Daripada Salim RA bahawa Ibn Umar RA berkata kepada seseorang apabila hendak melakukan musafir: “Datanglah kepadaku, aku ingin menyampaikan ucapan perpisahan sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan kepada kami, kemudian beliau mengucapkan:*_
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
_*“Aku menyerahkan kepada Allah urusan agama kamu, amanah kamu dan pengakhiran amalan kamu.”*_ (HR Tirmizi, No. 3443) Status: Hadis Sahih
.
*Pengajaran:*
1.Musafir adalah perjalanan seseorang daripada satu tempat ke satu tempat yang lain. Contohnya mengerjakan ibadat fardhu haji ke Mekah. Ianya boleh menyebabkan kesulitan dan kemudharatan kerana menimbulkan kesukaran, keletihan dan menghalang keselesaan, kerehatan serta kesempurnaan dalam beribadah sepanjang perjalanan.
2.Justeru, Rasulullah SAW telah mengajar para sahabat mengenai sunnah yang sangat baik untuk diamalkan apabila seseorang hendak melakukan musafir ialah mengucapkan doa kepadanya.
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
*“Aku menyerahkan kepada Allah urusan agama kamu, amanah kamu dan pengakhiran amalan kamu.”*
3. Terdapat juga dalam hadis Riwayat Anas RA, bahawa seorang lelaki telah datang kepada Nabi SAW memberitahu dia akan bermusafir, lalu Nabi SAW mendoakannya:
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
*“Semoga Allah SWT membekalkanmu dengan ketaqwaan, mengampunkan dosamu dan Allah memudahkan kebaikan untukmu di mana sahaja kamu berada.”* (Sunan Tirmizi No: 3444) Status: Hadis Sahih
4. Kebiasaannya, bermusafir akan menyebabkan hilangnya kesenangan dan keselesaan dalam melakukan amalan harian mahupun beribadah. Oleh sebab itu, Islam telah memberikan rukhsah (keringanan) kepada seseorang yang bermusafir.
5. Sebagai Muslim hendaklah kita mendoakan orang yang akan bermusafir dan berpesan kepada mereka untuk sentiasa bertaqwa dan menjaga amalan ibadah sepanjang perjalanan tersebut.
6. Sempena musim orang bertolak untuk bermusafir mengerjakan ibadat haji, doakanlah mereka semoga dikurniakan kesihatan yang baik serta kemudahan beribadat sepanjang berada di sana dan mendapat haji yang mabrur.
Mari kita doakan kepada yang akan menjadi Duyufurrahman (tetamu Allah ke Mekah) dengan lafaz:
*زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ*
“Semoga Allah SWT membekalkanmu dengan ketaqwaan, mengampunkan dosamu dan Allah memudahkan kebaikan untukmu di mana sahaja kamu berada.”
*اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا*
“Semoga Allah menganugerahkan haji yang mabrur, usaha yang disyukuri dan dosa yang diampuni.”
10hb Mei 2024
01hb Zulkaedah 1445H
*Pesanan Untuk Orang Yang Akan Bermusafir*
عَنْ سَالِمٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ لِلرَّجُلِ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا ادْنُ مِنِّي أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوَدِّعُنَا فَيَقُولُ أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
_*Daripada Salim RA bahawa Ibn Umar RA berkata kepada seseorang apabila hendak melakukan musafir: “Datanglah kepadaku, aku ingin menyampaikan ucapan perpisahan sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan kepada kami, kemudian beliau mengucapkan:*_
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
_*“Aku menyerahkan kepada Allah urusan agama kamu, amanah kamu dan pengakhiran amalan kamu.”*_ (HR Tirmizi, No. 3443) Status: Hadis Sahih
.
*Pengajaran:*
1.Musafir adalah perjalanan seseorang daripada satu tempat ke satu tempat yang lain. Contohnya mengerjakan ibadat fardhu haji ke Mekah. Ianya boleh menyebabkan kesulitan dan kemudharatan kerana menimbulkan kesukaran, keletihan dan menghalang keselesaan, kerehatan serta kesempurnaan dalam beribadah sepanjang perjalanan.
2.Justeru, Rasulullah SAW telah mengajar para sahabat mengenai sunnah yang sangat baik untuk diamalkan apabila seseorang hendak melakukan musafir ialah mengucapkan doa kepadanya.
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
*“Aku menyerahkan kepada Allah urusan agama kamu, amanah kamu dan pengakhiran amalan kamu.”*
3. Terdapat juga dalam hadis Riwayat Anas RA, bahawa seorang lelaki telah datang kepada Nabi SAW memberitahu dia akan bermusafir, lalu Nabi SAW mendoakannya:
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
*“Semoga Allah SWT membekalkanmu dengan ketaqwaan, mengampunkan dosamu dan Allah memudahkan kebaikan untukmu di mana sahaja kamu berada.”* (Sunan Tirmizi No: 3444) Status: Hadis Sahih
4. Kebiasaannya, bermusafir akan menyebabkan hilangnya kesenangan dan keselesaan dalam melakukan amalan harian mahupun beribadah. Oleh sebab itu, Islam telah memberikan rukhsah (keringanan) kepada seseorang yang bermusafir.
5. Sebagai Muslim hendaklah kita mendoakan orang yang akan bermusafir dan berpesan kepada mereka untuk sentiasa bertaqwa dan menjaga amalan ibadah sepanjang perjalanan tersebut.
6. Sempena musim orang bertolak untuk bermusafir mengerjakan ibadat haji, doakanlah mereka semoga dikurniakan kesihatan yang baik serta kemudahan beribadat sepanjang berada di sana dan mendapat haji yang mabrur.
Mari kita doakan kepada yang akan menjadi Duyufurrahman (tetamu Allah ke Mekah) dengan lafaz:
*زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ*
“Semoga Allah SWT membekalkanmu dengan ketaqwaan, mengampunkan dosamu dan Allah memudahkan kebaikan untukmu di mana sahaja kamu berada.”
*اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا*
“Semoga Allah menganugerahkan haji yang mabrur, usaha yang disyukuri dan dosa yang diampuni.”
10hb Mei 2024
01hb Zulkaedah 1445H