ZUHUD
Al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah berkata: “Zuhud adalah istilah dari berpalingnya keinginan dari sesuatu menuju yang lain yang lebih baik darinya. Dan syarat hal yang ditinggalkan keinginannya itu, juga disukai pada sebagian sisinya. Maka barangsiapa meninggalkan sesuatu yang dzatnya tidak disukai dan tidak dicari, dia tidak dinamakan zaahid (orang yang zuhud)”.
Tujuan meninggalkan dunia bagi orang yang zuhud adalah untuk meraih kebaikan akhirat, bukan semata-mata untuk rileks dan menganggur.
Abu Sulaiman rahimahullah berkata,”Orang yang zuhud bukanlah orang yang meninggalkan kelelahan-kelelahan dunia dan beristirahat darinya. Tetapi orang yang zuhud adalah orang yang meninggalkan dunia, dan berpayah-payah di dunia untuk akhirat.”
Al-Hafiz Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah berkata,”Maksud zuhud di dunia adalah mengosongkan hati dari menyibukkan diri dengan dunia, sehingga orang itu dapat berkonsentrasi untuk mencari (rida) Allah, mengenal-Nya, dekat kepada-Nya, merasa tenang dengan-Nya, dan rindu menghadap-Nya.”
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah , zuhud itu ada tiga bentuk. Pertama, meninggalkan yang haram. (Demikian) ini zuhudnya orang-orang awam. Kedua, meninggalkan yang berlebih-lebihan dari yang halal. (Demikian) ini zuhud orang-orang khusus. Ketiga, meninggalkan semua perkara yang menyibukkan diri dari Allah. Ini zuhudnya orang-orang ‘arif (orang-orang yang faham terhadap Allah).
sunnahedu.com
Al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah berkata: “Zuhud adalah istilah dari berpalingnya keinginan dari sesuatu menuju yang lain yang lebih baik darinya. Dan syarat hal yang ditinggalkan keinginannya itu, juga disukai pada sebagian sisinya. Maka barangsiapa meninggalkan sesuatu yang dzatnya tidak disukai dan tidak dicari, dia tidak dinamakan zaahid (orang yang zuhud)”.
Tujuan meninggalkan dunia bagi orang yang zuhud adalah untuk meraih kebaikan akhirat, bukan semata-mata untuk rileks dan menganggur.
Abu Sulaiman rahimahullah berkata,”Orang yang zuhud bukanlah orang yang meninggalkan kelelahan-kelelahan dunia dan beristirahat darinya. Tetapi orang yang zuhud adalah orang yang meninggalkan dunia, dan berpayah-payah di dunia untuk akhirat.”
Al-Hafiz Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah berkata,”Maksud zuhud di dunia adalah mengosongkan hati dari menyibukkan diri dengan dunia, sehingga orang itu dapat berkonsentrasi untuk mencari (rida) Allah, mengenal-Nya, dekat kepada-Nya, merasa tenang dengan-Nya, dan rindu menghadap-Nya.”
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah , zuhud itu ada tiga bentuk. Pertama, meninggalkan yang haram. (Demikian) ini zuhudnya orang-orang awam. Kedua, meninggalkan yang berlebih-lebihan dari yang halal. (Demikian) ini zuhud orang-orang khusus. Ketiga, meninggalkan semua perkara yang menyibukkan diri dari Allah. Ini zuhudnya orang-orang ‘arif (orang-orang yang faham terhadap Allah).
sunnahedu.com
Alhamdulillah ready stok terjemah matan klasik fikih Mazhab Hambali yang diramu untuk para pemula BIDAYAATUL 'AABID WA KIFAYATUZ ZAAHID karya Al-Allamah Abdurrahman al-Ba'li al-Hanbali rahimahullah
Isi buku tentang fikih:
- Thaharah
- Shalat
- Jenazah
- Zakat
- Puasa
- Haji
- Jihad
Spesifikasi buku:
- Ukuran 14x20 cm
- Jumlah halaman 128 halaman
- Soft cover
- Full terjemah (tanpa teks Arab)
Harga Rp. 80.000, - (belum ongkir)
Minat?
Hubungi wa.me/6282265011201
Pesan segera sebelum kehabisan.
Isi buku tentang fikih:
- Thaharah
- Shalat
- Jenazah
- Zakat
- Puasa
- Haji
- Jihad
Spesifikasi buku:
- Ukuran 14x20 cm
- Jumlah halaman 128 halaman
- Soft cover
- Full terjemah (tanpa teks Arab)
Harga Rp. 80.000, - (belum ongkir)
Minat?
Hubungi wa.me/6282265011201
Pesan segera sebelum kehabisan.
HUKUM WANITA HAID MEMBACA BUKU-BUKU AGAMA
❓ Seorang wanita dari mesir bertanya:
▶️ Bolehkah bagi seorang wanita haid membaca buku-buku dan buklet agama yang di dalamnya tercantum sebagian ayat-ayat Al-Qur’anul Karim dan apa hukumnya jika wanita haidh membaca mushaf tanpa menyentuhnya, maksudnya dia hanya membaca dengan melihatnya saja (tanpa menyentuh mushaf)?
Temukan jawabannya di https://sunnahedu.com/2021/06/21/hukum-wanita-haid-membaca-buku-buku-agama/
❓ Seorang wanita dari mesir bertanya:
▶️ Bolehkah bagi seorang wanita haid membaca buku-buku dan buklet agama yang di dalamnya tercantum sebagian ayat-ayat Al-Qur’anul Karim dan apa hukumnya jika wanita haidh membaca mushaf tanpa menyentuhnya, maksudnya dia hanya membaca dengan melihatnya saja (tanpa menyentuh mushaf)?
Temukan jawabannya di https://sunnahedu.com/2021/06/21/hukum-wanita-haid-membaca-buku-buku-agama/
*Alu Asy-Syekh*
Alu Asy-Syekh (Keluarga Asy-Syekh) adalah keluarga besar muslim Arab Najdi Saudi keturunan dari Al-Mujaddid Al-Imam Asy-Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, seorang ahli fikih Mazhab Hambali pada abad ke-12 H / abad ke-18 M.
Alu Asy-Syekh telah memimpin Arab Saudi sejak berdirinya negara pertama pada tahun 1157 H/1744 M dengan fungsi keagamaan -secara adat atau resmi- seperti mengeluarkan fatwa, mengajar, amar makruf nahi munkar, dan memimpin lembaga-lembaga Islam serta perguruan tinggi. Banyak dari keturunannya yang telah berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, peradilan syariah, yurispridensi Mazhab Hambali, dan sosial, baik di dalam ataupun di luar Arab Saudi.
Sebut saja seperti:
- Samahatul Mufti Syekh Muhammad bin Ibrahim alu Syekh (Mufti Saudi)
- Samahatul Mufti Syekh Abdul Aziz bin Abdullah alu Syekh (Mufti Saudi sekarang)
- Syekh Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim alu Syekh (Rais Majelis Syura)
- Syekh Muhammad bin Hasan alu Syekh (Rais Majma' Khadim Dua Tanah Suci)
- Syekh Saleh bin Abdul Aziz alu Syekh (Menteri Agama)
- Syekh Abdul Lathif bin Abdul Aziz alu Syekh (Menteri Agama sekarang)
- Syekh Muhammad bin Abdul Malik alu Syekh (Menteri Negara dan anggota Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan)
- Dan lainnya.
✍️ Abahnya 'Aashim
Alu Asy-Syekh (Keluarga Asy-Syekh) adalah keluarga besar muslim Arab Najdi Saudi keturunan dari Al-Mujaddid Al-Imam Asy-Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, seorang ahli fikih Mazhab Hambali pada abad ke-12 H / abad ke-18 M.
Alu Asy-Syekh telah memimpin Arab Saudi sejak berdirinya negara pertama pada tahun 1157 H/1744 M dengan fungsi keagamaan -secara adat atau resmi- seperti mengeluarkan fatwa, mengajar, amar makruf nahi munkar, dan memimpin lembaga-lembaga Islam serta perguruan tinggi. Banyak dari keturunannya yang telah berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, peradilan syariah, yurispridensi Mazhab Hambali, dan sosial, baik di dalam ataupun di luar Arab Saudi.
Sebut saja seperti:
- Samahatul Mufti Syekh Muhammad bin Ibrahim alu Syekh (Mufti Saudi)
- Samahatul Mufti Syekh Abdul Aziz bin Abdullah alu Syekh (Mufti Saudi sekarang)
- Syekh Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim alu Syekh (Rais Majelis Syura)
- Syekh Muhammad bin Hasan alu Syekh (Rais Majma' Khadim Dua Tanah Suci)
- Syekh Saleh bin Abdul Aziz alu Syekh (Menteri Agama)
- Syekh Abdul Lathif bin Abdul Aziz alu Syekh (Menteri Agama sekarang)
- Syekh Muhammad bin Abdul Malik alu Syekh (Menteri Negara dan anggota Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan)
- Dan lainnya.
✍️ Abahnya 'Aashim
Ngaji Kitab Umdah ath-Thalib karya Imam Al-Buhuti rahimahullah
Nanti malam
Pkl. 20.00 WIB s.d. selesai
LIBUR DULU KARENA SEDANG SAFAR
Barakallahu fikum
Nanti malam
Pkl. 20.00 WIB s.d. selesai
LIBUR DULU KARENA SEDANG SAFAR
Barakallahu fikum
Menjaga itu tidak melulu perkara kesehatan badan.
Betapa banyak orang yang mereka rela merogoh koceknya untuk menjaga badan, baik dengan berolahraga ataupun mengonsumsi vitamin, terlebih masa sekarang ini.
Tapi, tidak sedikit yang tidak menjaga lisan dan hatinya. Lisannya tetap pedas kepada sesama. Lisannya merendahkan ulama. Hatinya keras, sehingga nasehat tak masuk ke relung qalbunya. Hatinya sakit, sebab kemaksiatan yang terus berdatangan kepadanya.
Aduhai, jika engkau rela melakukan segalanya untuk menjaga kesehatan badan dan nyawamu. Maka jagalah lisanmu agar orang lain tak tersakiti dan jagalah hatimu agar tak mati.
✍ Abahnya 'Aashim
Betapa banyak orang yang mereka rela merogoh koceknya untuk menjaga badan, baik dengan berolahraga ataupun mengonsumsi vitamin, terlebih masa sekarang ini.
Tapi, tidak sedikit yang tidak menjaga lisan dan hatinya. Lisannya tetap pedas kepada sesama. Lisannya merendahkan ulama. Hatinya keras, sehingga nasehat tak masuk ke relung qalbunya. Hatinya sakit, sebab kemaksiatan yang terus berdatangan kepadanya.
Aduhai, jika engkau rela melakukan segalanya untuk menjaga kesehatan badan dan nyawamu. Maka jagalah lisanmu agar orang lain tak tersakiti dan jagalah hatimu agar tak mati.
✍ Abahnya 'Aashim
Dars Umdah sementara libur sampai waktu yg belum ditentukan.
Qadarullah dari malam Ahad demam naik turun, kepala pusing, muntah2 dan batuk2 sampai sekarang.
🙏🙏
Qadarullah dari malam Ahad demam naik turun, kepala pusing, muntah2 dan batuk2 sampai sekarang.
🙏🙏
🌷 Mengamalkan Ilmu
✅ Sudah selayaknya bagi penuntut ilmu untuk semangat terhadap buah ilmu, yakni beramal. Khususnya dalam ilmu fikih. Karena suatu keharusan baginya untuk memperhatikan buah dari ilmu tersebut baik itu yang wajib maupun yang mustahab. Seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Serta sunah rawatib, salat malam, salat duha, dan selain itu.
Oleh karena itu, bersegeralah untuk mengamalkan apa-apa yang mampu engkau untuk mengerjakannya. Dan mengenai perkara-perkara yang haram maka wajib bagimu untuk menjauhinya.
✍ Asy-Syekh Ahmad al-Quaimi hafizhahullah
📗Ma'had Al-Buhuti Li Tafaqquhi Al-Hanbali
---
🌏 Web kami:
https://sunnahedu.com
✅ Sudah selayaknya bagi penuntut ilmu untuk semangat terhadap buah ilmu, yakni beramal. Khususnya dalam ilmu fikih. Karena suatu keharusan baginya untuk memperhatikan buah dari ilmu tersebut baik itu yang wajib maupun yang mustahab. Seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Serta sunah rawatib, salat malam, salat duha, dan selain itu.
Oleh karena itu, bersegeralah untuk mengamalkan apa-apa yang mampu engkau untuk mengerjakannya. Dan mengenai perkara-perkara yang haram maka wajib bagimu untuk menjauhinya.
✍ Asy-Syekh Ahmad al-Quaimi hafizhahullah
📗Ma'had Al-Buhuti Li Tafaqquhi Al-Hanbali
---
🌏 Web kami:
https://sunnahedu.com
🌷 Asas Keimanan
Secara jelas keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah mengenai iman termaktub dalam perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al Aqidah Al Wasithiyyah di mana beliau berkata,
.
فَصْلٌ : وَمِنْ أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ أَنَّ الدِّينَ وَالْإِيمَانَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ ، قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ ، وَأَنَّ الْإِيمَانَ يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ ، وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ .
.
“Fasal: Di antara pokok akidah Ahlussunnah wal Jamaah, bahwa agama dan iman terdiri atas: perkataan dan amalan, perkataan hati dan lisan, amalan hati, lisan dan anggota badan. Iman itu bisa bertambah dengan melakukan ketaatan dan bisa berkurang karena maksiat.”.
📗 Al-Aqidah Al-Wasitihiyah
---
🌍 Web kami:
https://sunnahedu.com
Secara jelas keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah mengenai iman termaktub dalam perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al Aqidah Al Wasithiyyah di mana beliau berkata,
.
فَصْلٌ : وَمِنْ أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ أَنَّ الدِّينَ وَالْإِيمَانَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ ، قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ ، وَأَنَّ الْإِيمَانَ يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ ، وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ .
.
“Fasal: Di antara pokok akidah Ahlussunnah wal Jamaah, bahwa agama dan iman terdiri atas: perkataan dan amalan, perkataan hati dan lisan, amalan hati, lisan dan anggota badan. Iman itu bisa bertambah dengan melakukan ketaatan dan bisa berkurang karena maksiat.”.
📗 Al-Aqidah Al-Wasitihiyah
---
🌍 Web kami:
https://sunnahedu.com
FAEDAH BERHARGA DARI LAMANYA WABAH KORONA oleh Asy-Syaikh Shalih Al-'Ushaimi hafizhahullah
Penerjemah : Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari hafidhahumallah.
Penerjemah : Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari hafidhahumallah.