Fairuz menjawab, “Jika kalian menghendaki putusan hukum, lakukanlah. Saya tidak meninggalkan hak istri saya yang merupakan kewajiban saya.”
Lantas mereka pun menuntutnya untuk mencari putusan hukum. Fairuz bersama mereka menghadap hakim. Ketika itu hakim sedang duduk di samping Raja. Saudara si istri berkata, “Tuanku hakim yang mulia! Saya menyewakan kepada pemuda ini kebun yang berpagar kuat lengkap dengan sumur yang airnya melimpah dan terpelihara serta pepohonan yang berbuah, lalu dia memakan buah-buahannya, merobohkan pagarnya, dan menghancurkan sumurnya.”
Lantas hakim menoleh ke arah si pemuda dan berkata kepadanya, “Apa tanggapanmu, hai Fairuz?”
Fairuz menjawab, “Wahai tuan hakim! Saya telah menerima kebun itu dan saya menyerahkannya lagi kepadanya sebaik keadaannya semula.”
Hakim bertanya, “Apakah dia mengembalikan kebun itu kepadamu sebagaimana keadaannya semula?”
Dia menjawab, “Benar. Akan tetapi, saya ingin mengetahui penyebab dia mengembalikan kebun itu.”
Hakim berkata, “Apa tanggapanmu, hai Fairuz?”
Fairuz menjawab, “Yang mulia! Demi Allah, saya mengembalikannya bukan karena membencinya. Hanya saja, pada suatu hari saya datang dan ternyata saya menemukan jejak singa di dalamnya (maksudnya ialah sandal sang Raja). Saya takut diterkam oleh singa tersebut. Makanya, saya menahan diri untuk masuk ke dalam kebun untuk menghormati singa tersebut.”
Pada saat itu sang Raja sedang duduk bersandar, lantas beliau duduk dengan tegak dan berkata, “Wahai pemuda! Kembalilah pada kebunmu dalam keadaan aman dan tenang. Demi Allah, singa itu masuk ke dalam kebun tidak melakukan apa-apa. Ia tidak menyentuh daun, buah, dan apa saja. Ia berada di dalamnya hanya sebentar saja dan keluar tanpa berbuat apa-apa. Demi Allah, singa tersebut belum pernah melihat semisal kebunmu dan tidak ada yang lebih kuat perlindungannya dari pada pagar yang mengelilingi pepohonannya.”
Selanjutnya, pemuda tersebut pulang ke rumahnya dan istrinya pun dikembalikan kepadanya. Sang hakim dan lainnya tiadk ada yang tahu apa yang terjadi sebenarnya.
(Ini semua termasuk di antara ungkapan-ungkapan eksentrik yang dibuat secara metaforis).
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Artikel KisahMuslim
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Lantas mereka pun menuntutnya untuk mencari putusan hukum. Fairuz bersama mereka menghadap hakim. Ketika itu hakim sedang duduk di samping Raja. Saudara si istri berkata, “Tuanku hakim yang mulia! Saya menyewakan kepada pemuda ini kebun yang berpagar kuat lengkap dengan sumur yang airnya melimpah dan terpelihara serta pepohonan yang berbuah, lalu dia memakan buah-buahannya, merobohkan pagarnya, dan menghancurkan sumurnya.”
Lantas hakim menoleh ke arah si pemuda dan berkata kepadanya, “Apa tanggapanmu, hai Fairuz?”
Fairuz menjawab, “Wahai tuan hakim! Saya telah menerima kebun itu dan saya menyerahkannya lagi kepadanya sebaik keadaannya semula.”
Hakim bertanya, “Apakah dia mengembalikan kebun itu kepadamu sebagaimana keadaannya semula?”
Dia menjawab, “Benar. Akan tetapi, saya ingin mengetahui penyebab dia mengembalikan kebun itu.”
Hakim berkata, “Apa tanggapanmu, hai Fairuz?”
Fairuz menjawab, “Yang mulia! Demi Allah, saya mengembalikannya bukan karena membencinya. Hanya saja, pada suatu hari saya datang dan ternyata saya menemukan jejak singa di dalamnya (maksudnya ialah sandal sang Raja). Saya takut diterkam oleh singa tersebut. Makanya, saya menahan diri untuk masuk ke dalam kebun untuk menghormati singa tersebut.”
Pada saat itu sang Raja sedang duduk bersandar, lantas beliau duduk dengan tegak dan berkata, “Wahai pemuda! Kembalilah pada kebunmu dalam keadaan aman dan tenang. Demi Allah, singa itu masuk ke dalam kebun tidak melakukan apa-apa. Ia tidak menyentuh daun, buah, dan apa saja. Ia berada di dalamnya hanya sebentar saja dan keluar tanpa berbuat apa-apa. Demi Allah, singa tersebut belum pernah melihat semisal kebunmu dan tidak ada yang lebih kuat perlindungannya dari pada pagar yang mengelilingi pepohonannya.”
Selanjutnya, pemuda tersebut pulang ke rumahnya dan istrinya pun dikembalikan kepadanya. Sang hakim dan lainnya tiadk ada yang tahu apa yang terjadi sebenarnya.
(Ini semua termasuk di antara ungkapan-ungkapan eksentrik yang dibuat secara metaforis).
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Artikel KisahMuslim
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Semangat Subuh
KESEHATAN ADALAH NIKMAT YANG BESAR DARI ALLAH TA'ALA
Ibnu as-Sammak az-Zahid berkata kepada Harun ar-Rasyid –sebelumnya dia meminta segelas air untuk diminum, “Wahai Amirul Mukminin! Seandainya Anda dihalangi untuk meneguk minuman ini. Berapa Anda berani membelinya?”
Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.”
Ibnu as-Sammak melanjutkan, “Seandainya Anda dihalangi mengeluarkan minuman tersebut dari diri Anda (maksudnya tidak bisa kencing). Dengan berapa banyak Anda rela menebus diri Anda?”
Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.”
Ibnu as-Sammak berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Tidak ada sisi kebaikan harta yang tidak sebanding dengan minuman dan air kencing.”
Artikel KisahMuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Semangat Subuh
KESEHATAN ADALAH NIKMAT YANG BESAR DARI ALLAH TA'ALA
Ibnu as-Sammak az-Zahid berkata kepada Harun ar-Rasyid –sebelumnya dia meminta segelas air untuk diminum, “Wahai Amirul Mukminin! Seandainya Anda dihalangi untuk meneguk minuman ini. Berapa Anda berani membelinya?”
Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.”
Ibnu as-Sammak melanjutkan, “Seandainya Anda dihalangi mengeluarkan minuman tersebut dari diri Anda (maksudnya tidak bisa kencing). Dengan berapa banyak Anda rela menebus diri Anda?”
Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.”
Ibnu as-Sammak berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Tidak ada sisi kebaikan harta yang tidak sebanding dengan minuman dan air kencing.”
Artikel KisahMuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Semangat Subuh
Kisah Keteladanan dalam Menjauhi Sifat Rakus Terhadap Harta Meskipun dalam Keadaan Miskin dan Kekurangan
Imam Ibnul Jauzi menukil kisah dari jaman para Salaf, tentang seorang lelaki dari Bagdad yang bernama ‘Abdullah, dia akan melakukan ibadah haji dan membawa titipan uang sepuluh ribu dirham dari pamannya yang berpesan kepadanya:
“Jika kamu telah sampai di kota Madinah, maka carilah keluarga yang paling miskin di sana, lalu berikanlah uang ini kepada mereka (sebagai sedekah)”.
Abdullah berkata: Ketika aku telah sampai di Madinah, maka aku bertanya (kepada orang lain) tentang keluarga yang paling miskin di Madinah. Lalu aku ditunjukkan sebuah rumah, maka (akupun mendatanginya), kemudian aku mengetuk pintu dan seorang perempuan (dari dalam rumah) menjawab ketukanku.
Dia berkata: “Siapakah anda”, maka aku menjawab: “Aku seorang yang datang dari Baghdad, aku dititipkan (uang sebesar) sepuluh ribu dirham dan aku dipesan untuk menyerahkannya (sebagai sedekah) kepada keluarga yang paling miskin di Madinah, dan orang-orang telah menceritakan keadaan kalian kepadaku, maka ambillah uang ini!”.
Perempuan itu menjawab: “Wahai ‘Abdullah, orang yang menitipkan uang itu kepadamu mensyaratkan keluarga yang paling miskin (di Madinah yang berhak menerimanya), dan keluarga yang (tinggal) di depan (rumah) kami lebih miskin daripada kami, (berikanlah uang itu pada mereka)!”.
Akupun meninggalkan rumah itu dan mendatangi rumah keluarga di depannya, lalu aku mengetuk pintu dan seorang perempuan (dari dalam rumah) menjawab ketukanku. Kemudian aku katakan padanya seperti yang aku katakan kepada perempuan yang pertama. Maka perempuan itu menjawab:
“Wahai ‘Abdullah, kami dan tetangga kami itu sama-sama miskin, maka bagilah uang itu untuk kami dan mereka.”.
Shifatush shafwah” (2/206). Artikel muslim.or. id
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Semangat Subuh
Kisah Keteladanan dalam Menjauhi Sifat Rakus Terhadap Harta Meskipun dalam Keadaan Miskin dan Kekurangan
Imam Ibnul Jauzi menukil kisah dari jaman para Salaf, tentang seorang lelaki dari Bagdad yang bernama ‘Abdullah, dia akan melakukan ibadah haji dan membawa titipan uang sepuluh ribu dirham dari pamannya yang berpesan kepadanya:
“Jika kamu telah sampai di kota Madinah, maka carilah keluarga yang paling miskin di sana, lalu berikanlah uang ini kepada mereka (sebagai sedekah)”.
Abdullah berkata: Ketika aku telah sampai di Madinah, maka aku bertanya (kepada orang lain) tentang keluarga yang paling miskin di Madinah. Lalu aku ditunjukkan sebuah rumah, maka (akupun mendatanginya), kemudian aku mengetuk pintu dan seorang perempuan (dari dalam rumah) menjawab ketukanku.
Dia berkata: “Siapakah anda”, maka aku menjawab: “Aku seorang yang datang dari Baghdad, aku dititipkan (uang sebesar) sepuluh ribu dirham dan aku dipesan untuk menyerahkannya (sebagai sedekah) kepada keluarga yang paling miskin di Madinah, dan orang-orang telah menceritakan keadaan kalian kepadaku, maka ambillah uang ini!”.
Perempuan itu menjawab: “Wahai ‘Abdullah, orang yang menitipkan uang itu kepadamu mensyaratkan keluarga yang paling miskin (di Madinah yang berhak menerimanya), dan keluarga yang (tinggal) di depan (rumah) kami lebih miskin daripada kami, (berikanlah uang itu pada mereka)!”.
Akupun meninggalkan rumah itu dan mendatangi rumah keluarga di depannya, lalu aku mengetuk pintu dan seorang perempuan (dari dalam rumah) menjawab ketukanku. Kemudian aku katakan padanya seperti yang aku katakan kepada perempuan yang pertama. Maka perempuan itu menjawab:
“Wahai ‘Abdullah, kami dan tetangga kami itu sama-sama miskin, maka bagilah uang itu untuk kami dan mereka.”.
Shifatush shafwah” (2/206). Artikel muslim.or. id
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Semangat Subuh
Tatkala Ajal Menjemput Khalifah Abdul Malik bin Marwaan
Tatkala ajal menjemput Khalifah Abdul Malik bin Marwaan maka iapun memerintahkan untuk dibukakan pintu istana, tiba-tiba ada seorang penjaga istana yang sedang mengeringkan bajunya di atas batu, maka iapun berkata, “Siapa ini?”, maka mereka menjawab, “Seorang penjaga istana”. Maka iapun berkata, “Seandainya aku adalah seorang penjaga istana…”. Ia juga berkata, “Seandainya aku adalah budak milik seorang yang tinggal di pegunungan Tihaamah, lantas akupun menggembalakan kambing di pegunungan tersebut”.
Di antara perkataan terakhir yang diucapkannya adalah,
اللَّهُمَّ إِنْ تَغْفِرْ تَغْفِرْ جَمًّا، لَيْتَنِي كُنْتُ غَسَّالاً أَعِيْشُ بِمَا أَكْتَسِبُ يَوْماً بِيَوْمٍ
“Yaa Allah, jika engkau mengampuniku, maka berilah pengampunan-Mu yang luas, seandainya aku hanyalah seorang tukang cuci, aku hidup dari hasil penghasilanku sehari untuk kehidupan sehari”
Dan diriwayatkan bahwsanya tatkala Khalifah Abdul Malik bin Marwan sakit parah maka iapun berkata, “Keluarkanlah aku di beranda istana…”, kemudian ia melihat megahnya kekuasaannya lalu iapun berkata,
يَا دُنْيَا مَا أَطْيَبَكِ أَنَّ طَوِيْلَكِ لَقَصِيْرٌ وَأَنَّ كَبِيْرَكِ لَحَقِيْرٌ وَأَنْ كُنَّا مِنْكِ لَفِي غُرُوْرٍ
“Wahai dunia sungguh indah engkau…, ternyata lamanya waktumu sangatlah singkat, kebesaranmu sungguh merupakan kehinaan, dan kami ternyata telah terpedaya olehmu”. Lalu iapun mengucapkan dua bait berikut ini,
إِنْ تُنَاقِشْ يَكُنْ نِقَاشُكَ يَارَبَّ عَذَابًا لاَ طَوْقَ لِي بِالْعَذَابِ
Jika engkau menyidangku wahai Rabb-ku, maka persidangan-Mu itu merupakan sebuah adzab yang tidak mampu aku hadapi
أَوْ تَجَاوَزْتَ فَأَنْتَ رَبٌّ صَفُوْحٌ عَنْ مُسِيْءٍ ذُنُوْبَهُ كَالتُّرَابِ
Atau jika engkau memaafkan aku maka engkau adalah Tuhan Yang Maha Memaafkan dosa-dosa seorang hamba yang bersalah”
(Lihat Mukhtashor Taariikh Dimasyq 5/88-89 dan Al-Kaamil fi At-Taariikh 4/238-239)
Penulis: Ustadz Firanda Andirja, Lc., M.A. Artikel www.KisahMuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Semangat Subuh
Tatkala Ajal Menjemput Khalifah Abdul Malik bin Marwaan
Tatkala ajal menjemput Khalifah Abdul Malik bin Marwaan maka iapun memerintahkan untuk dibukakan pintu istana, tiba-tiba ada seorang penjaga istana yang sedang mengeringkan bajunya di atas batu, maka iapun berkata, “Siapa ini?”, maka mereka menjawab, “Seorang penjaga istana”. Maka iapun berkata, “Seandainya aku adalah seorang penjaga istana…”. Ia juga berkata, “Seandainya aku adalah budak milik seorang yang tinggal di pegunungan Tihaamah, lantas akupun menggembalakan kambing di pegunungan tersebut”.
Di antara perkataan terakhir yang diucapkannya adalah,
اللَّهُمَّ إِنْ تَغْفِرْ تَغْفِرْ جَمًّا، لَيْتَنِي كُنْتُ غَسَّالاً أَعِيْشُ بِمَا أَكْتَسِبُ يَوْماً بِيَوْمٍ
“Yaa Allah, jika engkau mengampuniku, maka berilah pengampunan-Mu yang luas, seandainya aku hanyalah seorang tukang cuci, aku hidup dari hasil penghasilanku sehari untuk kehidupan sehari”
Dan diriwayatkan bahwsanya tatkala Khalifah Abdul Malik bin Marwan sakit parah maka iapun berkata, “Keluarkanlah aku di beranda istana…”, kemudian ia melihat megahnya kekuasaannya lalu iapun berkata,
يَا دُنْيَا مَا أَطْيَبَكِ أَنَّ طَوِيْلَكِ لَقَصِيْرٌ وَأَنَّ كَبِيْرَكِ لَحَقِيْرٌ وَأَنْ كُنَّا مِنْكِ لَفِي غُرُوْرٍ
“Wahai dunia sungguh indah engkau…, ternyata lamanya waktumu sangatlah singkat, kebesaranmu sungguh merupakan kehinaan, dan kami ternyata telah terpedaya olehmu”. Lalu iapun mengucapkan dua bait berikut ini,
إِنْ تُنَاقِشْ يَكُنْ نِقَاشُكَ يَارَبَّ عَذَابًا لاَ طَوْقَ لِي بِالْعَذَابِ
Jika engkau menyidangku wahai Rabb-ku, maka persidangan-Mu itu merupakan sebuah adzab yang tidak mampu aku hadapi
أَوْ تَجَاوَزْتَ فَأَنْتَ رَبٌّ صَفُوْحٌ عَنْ مُسِيْءٍ ذُنُوْبَهُ كَالتُّرَابِ
Atau jika engkau memaafkan aku maka engkau adalah Tuhan Yang Maha Memaafkan dosa-dosa seorang hamba yang bersalah”
(Lihat Mukhtashor Taariikh Dimasyq 5/88-89 dan Al-Kaamil fi At-Taariikh 4/238-239)
Penulis: Ustadz Firanda Andirja, Lc., M.A. Artikel www.KisahMuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Maka sang ibu pun berteriak menangisi anak satu-satunya, “Anakku, ya Rabbi, aku tidak punya anak selainnya…, apa yang terjadi padamu anakku?”
Dengan kedua tangannya yang penuh belas kasihan, sang ibu mengeluarkan anaknya dari bumi yang menelannya seraya mengatakan, “Sekiranya aku mati tanpa terjadi hal ini padamu wahai anakku.”
Sungguh, Allah Yang Mahakuasa telah membalas anak durhaka ini. ( Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-71)
Sumber:“Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta. Artikel Kisahmuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Dengan kedua tangannya yang penuh belas kasihan, sang ibu mengeluarkan anaknya dari bumi yang menelannya seraya mengatakan, “Sekiranya aku mati tanpa terjadi hal ini padamu wahai anakku.”
Sungguh, Allah Yang Mahakuasa telah membalas anak durhaka ini. ( Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-71)
Sumber:“Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta. Artikel Kisahmuslim .com
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Semangat Subuh
Khalifah Harun al-Rasyid Ketika Mendengar Al-Qur'an
Suatu hari Khalifah Harun al-Rasyid duduk-duduk bersama para sahabat dan para menterinya, tiba-tiba datang seorang Yahudi yang mengatakan, “Bertakwalah engkau kepada Allah!”
Serta merta Harun al-Rasyid turun dari tempat duduknya dan bersujud kepada Allah. Para sahabat dan para menterinya mengatakan, “Ini orang Yahudi, tidak perlu dipedulikan ucapannya.” Mungkin menurut para sahabat beliau orang Yahudi ini hanya cari gara-gara, karena dia sendiri sangat jauh dari ketakwaan kepada Allah, hal itu terbukti dengan kekafirannya.
Namun Harun al-Rasyid mengatakan, “Aku takut termasuk dalam ayat
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِاْلأِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: ‘Bertakwalah kepada Allah’, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al-Baqarah: 206)
Demikianlah keadaan Harun al-Rasyid, seorang khalifah yang mulia, yang kekuasaannya terbentang luas dari daratan Benua Asia hingga ujung Benua Afrika, akan tetapi dengan kemuliaan tersebut beliau tetaplah seorang yang rendah hati dan sangat takut kepada Allah.
Bagaimana dengan kita yang kekuasaan sejengkal bumi pun tidak kita miliki, akan tetapi hati kita begitu keras, jauh dari ketundukan dan rasa takut kepada Allah. Mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita untuk mengamalkan apa yang Dia cintai dan ridhai.
Ditulis oleh Nurfitri Hadi (Artikel KisahMuslimcom)
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Semangat Subuh
Khalifah Harun al-Rasyid Ketika Mendengar Al-Qur'an
Suatu hari Khalifah Harun al-Rasyid duduk-duduk bersama para sahabat dan para menterinya, tiba-tiba datang seorang Yahudi yang mengatakan, “Bertakwalah engkau kepada Allah!”
Serta merta Harun al-Rasyid turun dari tempat duduknya dan bersujud kepada Allah. Para sahabat dan para menterinya mengatakan, “Ini orang Yahudi, tidak perlu dipedulikan ucapannya.” Mungkin menurut para sahabat beliau orang Yahudi ini hanya cari gara-gara, karena dia sendiri sangat jauh dari ketakwaan kepada Allah, hal itu terbukti dengan kekafirannya.
Namun Harun al-Rasyid mengatakan, “Aku takut termasuk dalam ayat
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِاْلأِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: ‘Bertakwalah kepada Allah’, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al-Baqarah: 206)
Demikianlah keadaan Harun al-Rasyid, seorang khalifah yang mulia, yang kekuasaannya terbentang luas dari daratan Benua Asia hingga ujung Benua Afrika, akan tetapi dengan kemuliaan tersebut beliau tetaplah seorang yang rendah hati dan sangat takut kepada Allah.
Bagaimana dengan kita yang kekuasaan sejengkal bumi pun tidak kita miliki, akan tetapi hati kita begitu keras, jauh dari ketundukan dan rasa takut kepada Allah. Mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita untuk mengamalkan apa yang Dia cintai dan ridhai.
Ditulis oleh Nurfitri Hadi (Artikel KisahMuslimcom)
#kisahkisahmulia
https://t.me/semangatsubuh
Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin
Telegram
Semangat Subuh
Kisah² motivasi dan inspirasi, di ambil dr berbagai sumber
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
Kritik saran yg membangun ke wa.me/628119090190
Zakat Infaq Shodaqoh ke
Yayasan Indonesia Berkhidmat
Bank BSI
No rek 7145847715
Sedekah Sehari Seribu
Bank BSI
No Rek 7145847968
KISAH ORANG YANG MEMERINTAHKAN ANAK-ANAKNYA AGAR MEMBAKARNYA SETELAH DIA MATI
Ini adalah kisah seorang laki-laki yang tenggelam di dalam dosa-dosa sepanjang hidupnya. Dia baru tersadar ketika Malaikat maut mengetuk pintunya dan mengajaknya untuk menghadap Tuhannya.
Dia sangat ketakutan terhadap siksa Allah. Dia sadar bahwa dia tidak akan selamat dari Tuhannya, pada saat dia berdiri di hadapan-Nya. Dosa-dosanya menumpuk, dan kebaikan-kebaikannya nihil.
Dia ingin berlari dari adzab- Nya. Satu-satunya jalan, menurutnya, adalah dengan membakar jasadnya setelah mati lalu abunya ditebar di laut dan di darat.
Sebuah ide aneh yang mengisyaratkan dua perkara yang kontradiktif. Ketakutannya yang besar terhadap adzab Allah, ini termasuk ibadah besar. Dan ketidaktahuannya terhadap kodrat Allah, ini termasuk dosa besar.
Allah memaklumi kebodohannya dan mengampuninya karena besarnya rasa takut yang dimilikinya.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Seorang laki-laki yang belum pernah berbuat kebaikan apa pun berpesan kepada keluarganya: Jika dia mati, maka hendaknya mereka membakarnya lalu separuh abunya ditebar di daratan dan separuh lagi di lautan.
Demi Allah, jika Allah mampu mengembalikannya, niscaya dia akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun di dunia.
Ketika laki-laki itu mati, mereka melakukan apa yang dipesankannya. Lalu Allah memerintahkan daratan agar mengumpulkannya dan memerintahkan lautan agar mengumpulkannya pula.
Kemudian Allah bertanya, _'Mengapa kamu melakukan itu?'_
Dia menjawab, _'Karena takut kepada-Mu, ya Rabbi, dan Engkau lebih mengetahuinya.'_
Maka Allah mengampuninya.
📚Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri (no. 2756, 2757)
📚Bukhari meriwayatkannya dari Hudzaifah dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab keterangan tentang Bani Israil, 6/494, no. 3452 (6/514, no. 3479). Dialam Kitabur Raqaq, bab takut kepada Allah (11/312), no. 6480
♻️ Shahihul Qashash Kisah-kisah Shahih, Syaikh ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Ini adalah kisah seorang laki-laki yang tenggelam di dalam dosa-dosa sepanjang hidupnya. Dia baru tersadar ketika Malaikat maut mengetuk pintunya dan mengajaknya untuk menghadap Tuhannya.
Dia sangat ketakutan terhadap siksa Allah. Dia sadar bahwa dia tidak akan selamat dari Tuhannya, pada saat dia berdiri di hadapan-Nya. Dosa-dosanya menumpuk, dan kebaikan-kebaikannya nihil.
Dia ingin berlari dari adzab- Nya. Satu-satunya jalan, menurutnya, adalah dengan membakar jasadnya setelah mati lalu abunya ditebar di laut dan di darat.
Sebuah ide aneh yang mengisyaratkan dua perkara yang kontradiktif. Ketakutannya yang besar terhadap adzab Allah, ini termasuk ibadah besar. Dan ketidaktahuannya terhadap kodrat Allah, ini termasuk dosa besar.
Allah memaklumi kebodohannya dan mengampuninya karena besarnya rasa takut yang dimilikinya.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Seorang laki-laki yang belum pernah berbuat kebaikan apa pun berpesan kepada keluarganya: Jika dia mati, maka hendaknya mereka membakarnya lalu separuh abunya ditebar di daratan dan separuh lagi di lautan.
Demi Allah, jika Allah mampu mengembalikannya, niscaya dia akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun di dunia.
Ketika laki-laki itu mati, mereka melakukan apa yang dipesankannya. Lalu Allah memerintahkan daratan agar mengumpulkannya dan memerintahkan lautan agar mengumpulkannya pula.
Kemudian Allah bertanya, _'Mengapa kamu melakukan itu?'_
Dia menjawab, _'Karena takut kepada-Mu, ya Rabbi, dan Engkau lebih mengetahuinya.'_
Maka Allah mengampuninya.
📚Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri (no. 2756, 2757)
📚Bukhari meriwayatkannya dari Hudzaifah dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab keterangan tentang Bani Israil, 6/494, no. 3452 (6/514, no. 3479). Dialam Kitabur Raqaq, bab takut kepada Allah (11/312), no. 6480
♻️ Shahihul Qashash Kisah-kisah Shahih, Syaikh ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Ishaq bin Abbad suatu ketika tidur dan bermimpi seseorang berkata kepadanya: "Tolonglah orang yang sedang berduka itu!".
Beliau bangun lalu bertanya ke orang-orang di sekitarnya, "Adakah tetangga kita yang butuh bantuan?" Mereka bilang, "Kami tidak tahu". Beliau kembali tidur lalu bermimpi bertemu orang yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya, orang tersebut berkata, "Apakah kamu masih tidur sedangkan kamu belum menolong orang yang berduka itu?".
Beliau bangun dan membawa uang 300 dirham kemudian mengendarai bighalnya menuju masjid. Ketika beliau sampai, beliau melihat di mesjid hanya ada seorang laki-laki yang sedang salat. Ketika laki-laki itu merasa ada orang yang melihatnya, Ia pergi lalu Ishaq pun mendekatinya lalu berkata:
"Wahai hamba Allah, di waktu dan tempat seperti ini? Apa yang membuatmu keluar dari rumahmu?"
Lelaki itu menjawab, "Aku punya modal 100 Dirham, kemudian itu semua habis sampai aku punya hutang 200 Dirham".
Kemudian Ishaq mengeluarkan 300 Dirham yang tadi dibawanya dan berkata, "Ini 300 Dirham, ambillah!".
Lelaki itu mengambil uang tersebut lalu Ishaq bertanya,"Apakah kamu mengenalku?"
Lelaki itu berkata, "Tidak".
"Aku Ishaq bin Abbad, kalau kamu butuh sesuatu, datanglah ke rumahku di tempat a."
Lelaki itu berkata,"Semoga Allah merahmatimu, kalau kami butuh sesuatu, kami mengadu kepada Dzat yang mengeluarkanmu di waktu seperti ini dan mendatangkanmu kepada kami".
📔 Majmu Rasail Ibnu Rajab
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Beliau bangun lalu bertanya ke orang-orang di sekitarnya, "Adakah tetangga kita yang butuh bantuan?" Mereka bilang, "Kami tidak tahu". Beliau kembali tidur lalu bermimpi bertemu orang yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya, orang tersebut berkata, "Apakah kamu masih tidur sedangkan kamu belum menolong orang yang berduka itu?".
Beliau bangun dan membawa uang 300 dirham kemudian mengendarai bighalnya menuju masjid. Ketika beliau sampai, beliau melihat di mesjid hanya ada seorang laki-laki yang sedang salat. Ketika laki-laki itu merasa ada orang yang melihatnya, Ia pergi lalu Ishaq pun mendekatinya lalu berkata:
"Wahai hamba Allah, di waktu dan tempat seperti ini? Apa yang membuatmu keluar dari rumahmu?"
Lelaki itu menjawab, "Aku punya modal 100 Dirham, kemudian itu semua habis sampai aku punya hutang 200 Dirham".
Kemudian Ishaq mengeluarkan 300 Dirham yang tadi dibawanya dan berkata, "Ini 300 Dirham, ambillah!".
Lelaki itu mengambil uang tersebut lalu Ishaq bertanya,"Apakah kamu mengenalku?"
Lelaki itu berkata, "Tidak".
"Aku Ishaq bin Abbad, kalau kamu butuh sesuatu, datanglah ke rumahku di tempat a."
Lelaki itu berkata,"Semoga Allah merahmatimu, kalau kami butuh sesuatu, kami mengadu kepada Dzat yang mengeluarkanmu di waktu seperti ini dan mendatangkanmu kepada kami".
📔 Majmu Rasail Ibnu Rajab
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Seorang pencuri memasuki rumah Malik bin Dinar rohimahullah, kemudian dia mencari sesuatu yang bisa dia curi, akan tetapi dia tidak mendapatkan apapun..
Akhirnya dia melihat Malik bin Dinar yang sedang sholat.
Ketika Malik telah selesai dari salam dia berkata kepada pencuri tersebut, “Kamu mencari harta dunia (di tempat ini), namun kamu tidak mendapatkannya..? Apakah kamu sudah memiliki perbekalan akhirat..?”
Akhirnya pencuri tersebut mengikuti nasihat Malik bin Dinar dan duduk sejenak mendengarkan nasihat beliau hingga dia mencucurkan air matanya..
Setelah itu mereka berdua berangkat bersama ke masjid untuk sholat (berjama’ah)..
Setiba di masjid, orang-orang merasa heran melihat keduanya sembari berkata, "Seorang alim besar bersama seorang gembong pencuri..? Ini tidak masuk akal..!'
Mereka kemudian bertanya kepada Malik bin Dinar kemudian beliau menjawab, “Dia datang dengan niat mencuri harta kami akan tetapi justru kami berhasil mencuri hatinya..”
[ Thoriiq Islami 2/144 – Karya Imam adz-Dzahabi rohimahullah ]
BBG Al ILMU
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Akhirnya dia melihat Malik bin Dinar yang sedang sholat.
Ketika Malik telah selesai dari salam dia berkata kepada pencuri tersebut, “Kamu mencari harta dunia (di tempat ini), namun kamu tidak mendapatkannya..? Apakah kamu sudah memiliki perbekalan akhirat..?”
Akhirnya pencuri tersebut mengikuti nasihat Malik bin Dinar dan duduk sejenak mendengarkan nasihat beliau hingga dia mencucurkan air matanya..
Setelah itu mereka berdua berangkat bersama ke masjid untuk sholat (berjama’ah)..
Setiba di masjid, orang-orang merasa heran melihat keduanya sembari berkata, "Seorang alim besar bersama seorang gembong pencuri..? Ini tidak masuk akal..!'
Mereka kemudian bertanya kepada Malik bin Dinar kemudian beliau menjawab, “Dia datang dengan niat mencuri harta kami akan tetapi justru kami berhasil mencuri hatinya..”
[ Thoriiq Islami 2/144 – Karya Imam adz-Dzahabi rohimahullah ]
BBG Al ILMU
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Mari kita simak bersama kisah seorang ulama bahasa Arab bernama Imam Abu al-Abbas al-Mubarrid -rahimahullah-.
Cerita berawal saat seorang penuntut ilmu yang bernama Abu Ishaq az-Zajjaj -rahimahullah- datang kepada beliau dengan niatan untuk mempelajari kitab fenomenal karya Imam Sibawaih -rahimahullah-.
Melihat murid di hadapannya, Imam al-Mubarrid -rahimahullah- bertanya,
“Apa pekerjaanmu?”.
“Zajjaj (tukang kaca)”, jawabnya.
“Berapa rata-rata penghasilanmu dalam sehari?”, tanyanya lagi.
“Sekitar 10 dirham”, jawabnya.
Mendengar jawaban tersebut, Imam Al-Mubarrid -rahimahullah- lantas memberikan sebuah syarat selama ia belajar.
“Bawalah setengah dari pendapatanmu setiap hari dan masukkan ke dalam kotak ini”, ucap beliau sambil menyodorkan sebuah kotak infak.
Tanpa pikir panjang, Imam az-Zajjaj -rahimahullah- yang dikenal memiliki semangat empat lima dalam belajar pun menyanggupi syarat tersebut meskipun ia harus rela kehilangan setengah pendapatannya.
Singkat cerita, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, hingga akhirnya ia berhasil mengkhatamkan kitab tersebut.
Tanpa disadari, di akhir pertemuan Imam al-Mubarrid -rahimahullah- menyerahkan kunci kotak infak tersebut kepadanya sembari berujar,
“Bukalah kotak tersebut dan ambil uang yang telah kau simpan di dalamnya”.
Ya! Kotak tersebut telah penuh dengan uang yang setiap hari ia masukkan saat hendak belajar.
Kala menceritakan kisah menarik ini, Imam az-Zajjaj -rahimahullah- berujar,
“Semoga Allah ta‘ala merahmati Abu al-Abbas al-Mubarrid, sungguh ia telah berbuat baik kepadaku, membuatku kaya sekaligus memberiku ilmu”.
Dari kisah di atas, bisa kita sadari bahwa Imam al-Mubarrid -rahimahullah- sejatinya sedang menguji kesungguhan murid di hadapannya dalam belajar; Apakah ia rela mengeluarkan uang yang jumlahnya tentu tidak sedikit baginya.
Uang yang diserahkan tiap harinya tak mengubahnya seperti tabungan yang disimpan oleh Imam al-Mubarrid -rahimahullah- hingga akhirnya diserahkan kembali kepada sang murid di akhir pembelajaran.
Semoga Allah subhanahu wa ta‘ala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, Aamiin.
Referensi: Mu’jam al-Udaba' karya Yaqut al-Hamawi -rahimahullah-
– Ustadz Afit Iqwanudin, Lc. - (Bimbinganislam)
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#motivasi
#inspirasi
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh
Cerita berawal saat seorang penuntut ilmu yang bernama Abu Ishaq az-Zajjaj -rahimahullah- datang kepada beliau dengan niatan untuk mempelajari kitab fenomenal karya Imam Sibawaih -rahimahullah-.
Melihat murid di hadapannya, Imam al-Mubarrid -rahimahullah- bertanya,
“Apa pekerjaanmu?”.
“Zajjaj (tukang kaca)”, jawabnya.
“Berapa rata-rata penghasilanmu dalam sehari?”, tanyanya lagi.
“Sekitar 10 dirham”, jawabnya.
Mendengar jawaban tersebut, Imam Al-Mubarrid -rahimahullah- lantas memberikan sebuah syarat selama ia belajar.
“Bawalah setengah dari pendapatanmu setiap hari dan masukkan ke dalam kotak ini”, ucap beliau sambil menyodorkan sebuah kotak infak.
Tanpa pikir panjang, Imam az-Zajjaj -rahimahullah- yang dikenal memiliki semangat empat lima dalam belajar pun menyanggupi syarat tersebut meskipun ia harus rela kehilangan setengah pendapatannya.
Singkat cerita, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, hingga akhirnya ia berhasil mengkhatamkan kitab tersebut.
Tanpa disadari, di akhir pertemuan Imam al-Mubarrid -rahimahullah- menyerahkan kunci kotak infak tersebut kepadanya sembari berujar,
“Bukalah kotak tersebut dan ambil uang yang telah kau simpan di dalamnya”.
Ya! Kotak tersebut telah penuh dengan uang yang setiap hari ia masukkan saat hendak belajar.
Kala menceritakan kisah menarik ini, Imam az-Zajjaj -rahimahullah- berujar,
“Semoga Allah ta‘ala merahmati Abu al-Abbas al-Mubarrid, sungguh ia telah berbuat baik kepadaku, membuatku kaya sekaligus memberiku ilmu”.
Dari kisah di atas, bisa kita sadari bahwa Imam al-Mubarrid -rahimahullah- sejatinya sedang menguji kesungguhan murid di hadapannya dalam belajar; Apakah ia rela mengeluarkan uang yang jumlahnya tentu tidak sedikit baginya.
Uang yang diserahkan tiap harinya tak mengubahnya seperti tabungan yang disimpan oleh Imam al-Mubarrid -rahimahullah- hingga akhirnya diserahkan kembali kepada sang murid di akhir pembelajaran.
Semoga Allah subhanahu wa ta‘ala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, Aamiin.
Referensi: Mu’jam al-Udaba' karya Yaqut al-Hamawi -rahimahullah-
– Ustadz Afit Iqwanudin, Lc. - (Bimbinganislam)
#kisahkisahmulia
#CatatanSubuh
#motivasi
#inspirasi
#atiummuaqila
https://t.me/semangatsubuh