ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
*Ridha akan Takdir Allah*
Rasanya cerita hidup enggan berganti episode. Selalu terkukung dalam nestapa. Lelah, lelah dan lelah.
Betapa ingin seperti dia, yang tak pernah pusing membagi penghasilan agar mencukupi kebutuhan.
Seperti dia yang tiap akhir pekan wisata keluarga.
Seperti dia yang segala keinginan terpenuhi.
Seperti dia yang selalu wangi dan necis karena perawatan dan baju tak pernah kusam.
Rasa iri mendera merusak jiwa.
Padahal tahu bahwa dalam kelapangan ataupun kesempitan ada ujian. Lapang bukan berarti selamat. Sempit bukan berarti tamat.
Bukankah tingkat keimanan itu dibuktikan setelah lolos melewati berbagai masalah?
Kenapa selalu resah?
Betapa setan menyerang dari berbagai sisi agar diri lemah dan menyerah.
Yakinkan diri bahwa Allah ada dan penuh cinta terhadap makhluk-Nya. Dia hanya sekedar ingin membuktikan cinta kita dengan sedikit sentilan. Toh masih diberi nafas untuk hidup dalam iman dan islam sudah anugerah tak terhingga?
Bersihkan hati, buang rasa iri. Yakin Allah kan mencukupi sesuai porsi.
Ridha atas setiap takdir yang ditetapkan. Bermain peran seapik mungkin sesuai skenario. Sang Sutradara pasti bangga dan memberi penghargaan luar biasa.
_“Barang siapa yang memenuhi hatinya dengan sikap ridha terhadap takdir, Allah pasti akan memenuhi dadanya dengan kecukupan, keamanan, dan qona'ah, serta Dia akan menjadikan hatinya fokus mencintai-Nya, bertaubat, dan tawakal kepada-Nya.”_
*Ibnul Qoyyim _rahimahullah_*
(A. Har)
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
*Ridha akan Takdir Allah*
Rasanya cerita hidup enggan berganti episode. Selalu terkukung dalam nestapa. Lelah, lelah dan lelah.
Betapa ingin seperti dia, yang tak pernah pusing membagi penghasilan agar mencukupi kebutuhan.
Seperti dia yang tiap akhir pekan wisata keluarga.
Seperti dia yang segala keinginan terpenuhi.
Seperti dia yang selalu wangi dan necis karena perawatan dan baju tak pernah kusam.
Rasa iri mendera merusak jiwa.
Padahal tahu bahwa dalam kelapangan ataupun kesempitan ada ujian. Lapang bukan berarti selamat. Sempit bukan berarti tamat.
Bukankah tingkat keimanan itu dibuktikan setelah lolos melewati berbagai masalah?
Kenapa selalu resah?
Betapa setan menyerang dari berbagai sisi agar diri lemah dan menyerah.
Yakinkan diri bahwa Allah ada dan penuh cinta terhadap makhluk-Nya. Dia hanya sekedar ingin membuktikan cinta kita dengan sedikit sentilan. Toh masih diberi nafas untuk hidup dalam iman dan islam sudah anugerah tak terhingga?
Bersihkan hati, buang rasa iri. Yakin Allah kan mencukupi sesuai porsi.
Ridha atas setiap takdir yang ditetapkan. Bermain peran seapik mungkin sesuai skenario. Sang Sutradara pasti bangga dan memberi penghargaan luar biasa.
_“Barang siapa yang memenuhi hatinya dengan sikap ridha terhadap takdir, Allah pasti akan memenuhi dadanya dengan kecukupan, keamanan, dan qona'ah, serta Dia akan menjadikan hatinya fokus mencintai-Nya, bertaubat, dan tawakal kepada-Nya.”_
*Ibnul Qoyyim _rahimahullah_*
(A. Har)
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
Tiap-tiap jiwa pasti memiliki ujiannya masing-masing. Namun, hanya kadar ujian mereka yang berbeda-beda.
Jadi berhentilah mengeluh dan merasa paling menderita. Mungkin ujian kita masih tak seberapa dibandingkan mereka diluar sana.
Kamu itu hebat, dan kamu itu sangat kuat !
Percayalah Allah memberikan garis ujian ini karna Allah tau kamu mampu melewatinya. Maka berusahalah untuk ikhlas !
Semoga pahala engkau raih
@TintaBergaris
@catatansubuh
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
Tiap-tiap jiwa pasti memiliki ujiannya masing-masing. Namun, hanya kadar ujian mereka yang berbeda-beda.
Jadi berhentilah mengeluh dan merasa paling menderita. Mungkin ujian kita masih tak seberapa dibandingkan mereka diluar sana.
Kamu itu hebat, dan kamu itu sangat kuat !
Percayalah Allah memberikan garis ujian ini karna Allah tau kamu mampu melewatinya. Maka berusahalah untuk ikhlas !
Semoga pahala engkau raih
@TintaBergaris
@catatansubuh
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
CEPATNYA WAKTU BERLALU...
Tau-tau sudah ketemu akhir pekan lagi..
Tau-tau sudah akhir bulan..
Tau-tau sudah mau akhir tahun..
Tau-tau usia makin tua. Padahal masa masa kecil masih kita ingat..
Padahal ingatan pada masa masa sekolah pun masih melekat.
Merasa begitukah kita..???
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى… يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ.
‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga… zaman berdekatan.’”
[HR Bukhari]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam juga bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga zaman berdekatan,
setahun bagaikan sebulan,
sebulan bagaikan sepekan,
sepekan bagaikan sehari,
sehari bagaikan satu jam
dan satu jam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.”
[HR Ahmad dan Tirmidzi]
#Muhasabah-diri..
cari bekal sebanyak banyaknya dengan manfaatkan waktu dengan optimal..
Jangan sampai kita nyesal karena TAU-TAU TUA, TAU-TAU TIADA..!!?
Na'udzubillah min dzalik
copas
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
CEPATNYA WAKTU BERLALU...
Tau-tau sudah ketemu akhir pekan lagi..
Tau-tau sudah akhir bulan..
Tau-tau sudah mau akhir tahun..
Tau-tau usia makin tua. Padahal masa masa kecil masih kita ingat..
Padahal ingatan pada masa masa sekolah pun masih melekat.
Merasa begitukah kita..???
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى… يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ.
‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga… zaman berdekatan.’”
[HR Bukhari]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam juga bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga zaman berdekatan,
setahun bagaikan sebulan,
sebulan bagaikan sepekan,
sepekan bagaikan sehari,
sehari bagaikan satu jam
dan satu jam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.”
[HR Ahmad dan Tirmidzi]
#Muhasabah-diri..
cari bekal sebanyak banyaknya dengan manfaatkan waktu dengan optimal..
Jangan sampai kita nyesal karena TAU-TAU TUA, TAU-TAU TIADA..!!?
Na'udzubillah min dzalik
copas
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
_*"Belajar Setangguh Nabi Ayub alayhisalam"*_
Nabi Ayub diberi banyak nikmat oleh Allah, beliau diberi wajah yang rupawan, harta yang berlimpah, anak yang banyak, dan istri yang setia. Beliau tidak pernah lupa untuk bersyukur dan senantiasa mengeluarkan hartanya untuk orang yang membutuhkan.
Kemudian Allah uji, dengan ujian yang tak cuma satu. Semua yang Nabi Ayub miliki, Allah ambil kembali. Beliau diuji sakit kusta pada seluruh tubuhnya, anak-anaknya wafat, dan hartanya habis.
Ini benar-benar definisi "nikmat dunia hanya titipan, yang bisa suatu waktu pemiliknya ambil".
Ketika itu istrinya berkata "Wahai Ayub, seandainya engkau mau meminta pada Allah, tentu Ia akan memberimu jalan". Nabi Ayub justru menjawab dengan "Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun, sakit ini hanya sedikit derita yang Allah timpakan sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun".
Omongan mudahnya "Ini tuh cuma sedikit musibah yang Allah titipi padaku dari banyakya nikmat yang Allah beri." Sungguh indah kesabarannya.
Kita manusia biasa, sedih dan terluka memang manusiawi, tapi kita mau untuk belajar setangguh Nabi Ayub, sesabar dan seikhlas beliau. Kita ingin memberi tahu semua, untuk tidak cepat-cepat merasa kecewa dengan takdir yang Allah tentukan pada diri kita.
Allah lebih paham yang terbaik untuk kita. Allah juga yang lebih mengerti ujian apa yang pantas untuk kita. Jadi, mari mensyukuri nikmat dan ujiannya, dan katakan pada Allah "Ya Rabb, tanpa-Mu kami tak mampu. Kami dan dunia ini milik-Mu, mohon lapangkaan hati kami untuk menerima takdir-Mu."
@pendongeng, 13 April 2023
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
_*"Belajar Setangguh Nabi Ayub alayhisalam"*_
Nabi Ayub diberi banyak nikmat oleh Allah, beliau diberi wajah yang rupawan, harta yang berlimpah, anak yang banyak, dan istri yang setia. Beliau tidak pernah lupa untuk bersyukur dan senantiasa mengeluarkan hartanya untuk orang yang membutuhkan.
Kemudian Allah uji, dengan ujian yang tak cuma satu. Semua yang Nabi Ayub miliki, Allah ambil kembali. Beliau diuji sakit kusta pada seluruh tubuhnya, anak-anaknya wafat, dan hartanya habis.
Ini benar-benar definisi "nikmat dunia hanya titipan, yang bisa suatu waktu pemiliknya ambil".
Ketika itu istrinya berkata "Wahai Ayub, seandainya engkau mau meminta pada Allah, tentu Ia akan memberimu jalan". Nabi Ayub justru menjawab dengan "Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun, sakit ini hanya sedikit derita yang Allah timpakan sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun".
Omongan mudahnya "Ini tuh cuma sedikit musibah yang Allah titipi padaku dari banyakya nikmat yang Allah beri." Sungguh indah kesabarannya.
Kita manusia biasa, sedih dan terluka memang manusiawi, tapi kita mau untuk belajar setangguh Nabi Ayub, sesabar dan seikhlas beliau. Kita ingin memberi tahu semua, untuk tidak cepat-cepat merasa kecewa dengan takdir yang Allah tentukan pada diri kita.
Allah lebih paham yang terbaik untuk kita. Allah juga yang lebih mengerti ujian apa yang pantas untuk kita. Jadi, mari mensyukuri nikmat dan ujiannya, dan katakan pada Allah "Ya Rabb, tanpa-Mu kami tak mampu. Kami dan dunia ini milik-Mu, mohon lapangkaan hati kami untuk menerima takdir-Mu."
@pendongeng, 13 April 2023
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
Setiap Kesalahan Yang Pernah Kita Lakukan Adalah Bagian Dari Proses Pembentukan Kepribadian.
Jangan Menyesali Semua Kesalahan,
Tapi Sesalilah Jika Semua Itu Tidak Berdampak Pada Adanya Perubahan.
Mendung Di Ciptakan Bukan Untuk Membuat Langit Gelap.
Tapi Untuk Memberi Kabar Gembira Akan Sejuknya Air Hujan Yang Akan Turun.
Luka Bukan Hanya Semata Untuk Membuat Kita Tersiksa, Tapi Agar Kita Tersadar,
Bahwa Kita Hanyalah Manusia Biasa.
Genggamlah Keyakinan Dan Jangan Pernah Kita Lepaskan Indahnya Kehidupan,
Bukan Terletak Dari Banyaknya Kesenangan,
Tapi Terletak Pada Rasa Syukur Kita Yang Tidak Pernah Putus Kepada Allah عزوجل.
Jika Airmata Adalah Suatu Beban,
Maka Senyum Adalah Penawarnya.
Seberkah Kesabaran Akan Berbuah Manis.
Sebuah Senyuman Akan Menghilangkan Seribu Risau.
Jadilah Cahaya
Walau Tidak Dapat Di Sentuh,
Tapi Selalu Menerangi.
Jadilah Angin..
Walau Tidak Berwujud,
Tapi Selalu Memberi Kesejukan.
Jadilah 'Sahabat Sejati'..
Walau Tidak Selalu Bersama Menjalani Hari,
Tapi Selalu Memberi Kehangatan Di Hati."
Copas
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
Setiap Kesalahan Yang Pernah Kita Lakukan Adalah Bagian Dari Proses Pembentukan Kepribadian.
Jangan Menyesali Semua Kesalahan,
Tapi Sesalilah Jika Semua Itu Tidak Berdampak Pada Adanya Perubahan.
Mendung Di Ciptakan Bukan Untuk Membuat Langit Gelap.
Tapi Untuk Memberi Kabar Gembira Akan Sejuknya Air Hujan Yang Akan Turun.
Luka Bukan Hanya Semata Untuk Membuat Kita Tersiksa, Tapi Agar Kita Tersadar,
Bahwa Kita Hanyalah Manusia Biasa.
Genggamlah Keyakinan Dan Jangan Pernah Kita Lepaskan Indahnya Kehidupan,
Bukan Terletak Dari Banyaknya Kesenangan,
Tapi Terletak Pada Rasa Syukur Kita Yang Tidak Pernah Putus Kepada Allah عزوجل.
Jika Airmata Adalah Suatu Beban,
Maka Senyum Adalah Penawarnya.
Seberkah Kesabaran Akan Berbuah Manis.
Sebuah Senyuman Akan Menghilangkan Seribu Risau.
Jadilah Cahaya
Walau Tidak Dapat Di Sentuh,
Tapi Selalu Menerangi.
Jadilah Angin..
Walau Tidak Berwujud,
Tapi Selalu Memberi Kesejukan.
Jadilah 'Sahabat Sejati'..
Walau Tidak Selalu Bersama Menjalani Hari,
Tapi Selalu Memberi Kehangatan Di Hati."
Copas
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
Pagi ini matahari terbit masih seperti kemarin.
Namun ada dua wajah yang berbeda.
Di satu rumah, ia lalui dengan kebahagiaan.
Di rumah lain, ia lalui dengan kesedihan.
Di satu rumah, ia jalani dengan kemudahan.
Di rumah lain, ia jalani dengan kesusahan.
Begitulah sebuah takdir...
Hari ini kita bisa memasuki pagi dengan tawa.
Tapi esok hari kita mungkin memasuki pagi dengan
air mata.
Hari ini kita menyambut dengan berbagai nikmatNya.
Tapi esok hari kita mungkin menyambut dengan musibahNya.
*Inilah dunia, Kawan...*
Hidup memang tak selamanya akan senantiasa membawa kita berada ditempat yang sama.
Ada tawa ada air mata, ada suka ada duka,
ada sakit ada sehat, ada mudah ada sulit..
Tak mengapa, biarlah itu terjadi dengan sendirinya..
Yang terpenting:
Saat kemarin itu kau beriman,
Hari inipun kau tetap beriman.
Kemarin itu kau beramal shalih.
hari inipun kau tetap beramal shalih.
Dan jika kemarin "terpaksa" penuh dosa,
Semoga hari ini menjadi jalan bertaubatan kita.
Sebab biarlah bagaimana juga
hidup akan terus berjalan,
Asalkan kita mau berubah lebih baik
dan mendekat sepenuhnya padaNya,
Maka semua akan menjadi indah dan bermakna.
Karena keadaan seseorang itu tergantung
bagaimana akhirnya,
Dan setiap amalan itu juga tergantung
pada akhirnya.
Maka tiada daya dan kekuatan, selain kita memohon taufiq dan hidayah kepadaNya.
Dan selanjutnya kita berusaha dan berharap
Semoga tetap dapat Istiqomah diatasnya.
Semakin hari semakin baik ,semakin istiqomah dalam menjalankan kebenaran. Aamiin
Copas
https://t.me/catatansubuh
Semangat Subuh
Pagi ini matahari terbit masih seperti kemarin.
Namun ada dua wajah yang berbeda.
Di satu rumah, ia lalui dengan kebahagiaan.
Di rumah lain, ia lalui dengan kesedihan.
Di satu rumah, ia jalani dengan kemudahan.
Di rumah lain, ia jalani dengan kesusahan.
Begitulah sebuah takdir...
Hari ini kita bisa memasuki pagi dengan tawa.
Tapi esok hari kita mungkin memasuki pagi dengan
air mata.
Hari ini kita menyambut dengan berbagai nikmatNya.
Tapi esok hari kita mungkin menyambut dengan musibahNya.
*Inilah dunia, Kawan...*
Hidup memang tak selamanya akan senantiasa membawa kita berada ditempat yang sama.
Ada tawa ada air mata, ada suka ada duka,
ada sakit ada sehat, ada mudah ada sulit..
Tak mengapa, biarlah itu terjadi dengan sendirinya..
Yang terpenting:
Saat kemarin itu kau beriman,
Hari inipun kau tetap beriman.
Kemarin itu kau beramal shalih.
hari inipun kau tetap beramal shalih.
Dan jika kemarin "terpaksa" penuh dosa,
Semoga hari ini menjadi jalan bertaubatan kita.
Sebab biarlah bagaimana juga
hidup akan terus berjalan,
Asalkan kita mau berubah lebih baik
dan mendekat sepenuhnya padaNya,
Maka semua akan menjadi indah dan bermakna.
Karena keadaan seseorang itu tergantung
bagaimana akhirnya,
Dan setiap amalan itu juga tergantung
pada akhirnya.
Maka tiada daya dan kekuatan, selain kita memohon taufiq dan hidayah kepadaNya.
Dan selanjutnya kita berusaha dan berharap
Semoga tetap dapat Istiqomah diatasnya.
Semakin hari semakin baik ,semakin istiqomah dalam menjalankan kebenaran. Aamiin
Copas
https://t.me/catatansubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
Umar dan Isa berlarian
Azzam yg masih merangkak menangis
Merasa ditinggal
Seperti itulah diri kita, ketika belajar ilmu agama
Kita merasa sedih, ingin menangis
Ketika teman² kita sdh berada jauh didepan, sedang kita masih sj jalan ditempat
Seperti itulah kita, sedih dan ingin menangis saat kita merasa jauh tertinggal dari teman² kita
Tapi teman.. Jangan menyerah
Tetaplah berusaha mengejar ketertinggalan
Tetaplah hadir di majelis ilmu, meski lambat jalanmu, atau bahkan dg merangkak
Tetaplah maju, jangan sekali² menyerah
Semoga jalan yg kita tempuh ini, kebersamaan kita di majelis ilmu ini yg akan menghantarkan dan mengumpulkan kita di surga-Nya Aamiin
“Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu waktu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah, ‘Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami. Sewaktu di dunia kami selalu bersama, kami shalat bersama mereka, kami puasa bersama mereka dan kami berjuang bersama mereka.
Dan Allah pun berfirman, ‘Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah'.”
(HR Ibnu Mubarak)
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
Umar dan Isa berlarian
Azzam yg masih merangkak menangis
Merasa ditinggal
Seperti itulah diri kita, ketika belajar ilmu agama
Kita merasa sedih, ingin menangis
Ketika teman² kita sdh berada jauh didepan, sedang kita masih sj jalan ditempat
Seperti itulah kita, sedih dan ingin menangis saat kita merasa jauh tertinggal dari teman² kita
Tapi teman.. Jangan menyerah
Tetaplah berusaha mengejar ketertinggalan
Tetaplah hadir di majelis ilmu, meski lambat jalanmu, atau bahkan dg merangkak
Tetaplah maju, jangan sekali² menyerah
Semoga jalan yg kita tempuh ini, kebersamaan kita di majelis ilmu ini yg akan menghantarkan dan mengumpulkan kita di surga-Nya Aamiin
“Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu waktu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah, ‘Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami. Sewaktu di dunia kami selalu bersama, kami shalat bersama mereka, kami puasa bersama mereka dan kami berjuang bersama mereka.
Dan Allah pun berfirman, ‘Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah'.”
(HR Ibnu Mubarak)
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
GEROBAK SAMPAH
"Bagaimanapun juga omongan dia pernah nyakitin hati aku, Ustadz. Betul-betul gak akan aku lupain sampai kapanpun!" Begini curhatan seorang ibu yang tidak bisa melupakan perasaan dendamnya kepada saudaranya sendiri.
"Sakit hati itu menutup pintu rezeki bu. Apalagi sampai dendam. Gimana rezeki mau masuk kalo pintu hati kita ketutup kaya gitu?"
Saya termasuk orang yang percaya, bahwa pendendam itu sifat asli Iblis, bukan manusia. Lihatlah Iblis, saking dendamnya dengan Nabi Adam ia bersumpah menjerumuskan sebanyak-banyaknya anak cucu Nabi Adam. Jadi kalau ada manusia yang suka mendendam, pasti hanya khilaf, dan bisa dihilangkan.
"Hati kalau udah sakit apa bisa disembuhin Ustadz?"
"Bisa, asal keinginan itu datang dari ibu sendiri. Kan semua penyakit ada obatnya,"
"Gimana caranya Ustadz?"
"Nah, kalo emang ini kemauan ibu, begini caranya," kelihatannya saya berhasil membuat si ibu menyadari bahwa hati kita itu teramat berharga jika hanya untuk dijadikan gudang dari sifat dendam saja.
"Begini. Setiap hari ibu lihat kan petugas kebersihan lewat di jalan depan rumah sambil menarik gerobak sampah. Baunya sangat tidak sedap tercium dari dalam."
"Iya betul Ustadz, bau sampah pastinya,"
"Nah setelah gerobak itu berjalan lagi menjauhi rumah ibu, lama-lama bau busuk itu hilang juga kan?"
"Ya udah pasti begitu. Terus apa hubungannya Ustadz?"
"Gini loh, seandainya gerobak sampah itu dipersilahkan masuk ke dalam rumah ibu satu jam saja. Kemudian ia pergi lagi, saya yakin bau sampah itu pasti bertahan berhari-hari di dalam rumah. Karena apa? Ya mungkin jejak-jejak kotornya tersisa di rumah. Lebih mungkin lagi dari gerobak itu menetes-netes air kotor dari sampah basah. Sebab itulah baunya gak bisa hilang walau gerobaknya sudah gak ada."
"Ih, jijik sekali mana mungkin saya suruh masuk gerobak sampah ke dalam rumah!"
Nah, pancingan saya berhasil. Sengaja saya menyampaikan cerita di awal, baru kemudian saya tarik analoginya sebagai kesimpulan,
"Gerobak itu ibarat omongan kasar orang lain, sedangkan rumah ibarat hati kita. Mengapa bau busuk dari dendam bertahan? Karena kita sendiri yang mengizinkan gerobak itu masuk ke dalam hati, sudah tahu isinya sampah!"
Sepintas wajah sang ibu mulai memerah, mungkin pertanda penyesalan.
"Hati kita itu berharga banget, maka jangan kotori hati hanya karena hal-hal seperti ini. Memang kata-kata kasar terdengar menyakitkan, tetapi yang namanya gerobak kalo ia sudah berjalan lagi menjauhi rumah kita, lama-lama bau busuk itu hilang juga kan?"
Sang ibu membisu seribu bahasa. Semoga saja ini artinya ia memahami analogi yang saya sampaikan. Memang memaafkan itu perbuatan mulia, karena inilah yang diajarkan Al-Quran kepada kita,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Surat Al-A’raf :199)
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
-Ustadz Arafat-
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
GEROBAK SAMPAH
"Bagaimanapun juga omongan dia pernah nyakitin hati aku, Ustadz. Betul-betul gak akan aku lupain sampai kapanpun!" Begini curhatan seorang ibu yang tidak bisa melupakan perasaan dendamnya kepada saudaranya sendiri.
"Sakit hati itu menutup pintu rezeki bu. Apalagi sampai dendam. Gimana rezeki mau masuk kalo pintu hati kita ketutup kaya gitu?"
Saya termasuk orang yang percaya, bahwa pendendam itu sifat asli Iblis, bukan manusia. Lihatlah Iblis, saking dendamnya dengan Nabi Adam ia bersumpah menjerumuskan sebanyak-banyaknya anak cucu Nabi Adam. Jadi kalau ada manusia yang suka mendendam, pasti hanya khilaf, dan bisa dihilangkan.
"Hati kalau udah sakit apa bisa disembuhin Ustadz?"
"Bisa, asal keinginan itu datang dari ibu sendiri. Kan semua penyakit ada obatnya,"
"Gimana caranya Ustadz?"
"Nah, kalo emang ini kemauan ibu, begini caranya," kelihatannya saya berhasil membuat si ibu menyadari bahwa hati kita itu teramat berharga jika hanya untuk dijadikan gudang dari sifat dendam saja.
"Begini. Setiap hari ibu lihat kan petugas kebersihan lewat di jalan depan rumah sambil menarik gerobak sampah. Baunya sangat tidak sedap tercium dari dalam."
"Iya betul Ustadz, bau sampah pastinya,"
"Nah setelah gerobak itu berjalan lagi menjauhi rumah ibu, lama-lama bau busuk itu hilang juga kan?"
"Ya udah pasti begitu. Terus apa hubungannya Ustadz?"
"Gini loh, seandainya gerobak sampah itu dipersilahkan masuk ke dalam rumah ibu satu jam saja. Kemudian ia pergi lagi, saya yakin bau sampah itu pasti bertahan berhari-hari di dalam rumah. Karena apa? Ya mungkin jejak-jejak kotornya tersisa di rumah. Lebih mungkin lagi dari gerobak itu menetes-netes air kotor dari sampah basah. Sebab itulah baunya gak bisa hilang walau gerobaknya sudah gak ada."
"Ih, jijik sekali mana mungkin saya suruh masuk gerobak sampah ke dalam rumah!"
Nah, pancingan saya berhasil. Sengaja saya menyampaikan cerita di awal, baru kemudian saya tarik analoginya sebagai kesimpulan,
"Gerobak itu ibarat omongan kasar orang lain, sedangkan rumah ibarat hati kita. Mengapa bau busuk dari dendam bertahan? Karena kita sendiri yang mengizinkan gerobak itu masuk ke dalam hati, sudah tahu isinya sampah!"
Sepintas wajah sang ibu mulai memerah, mungkin pertanda penyesalan.
"Hati kita itu berharga banget, maka jangan kotori hati hanya karena hal-hal seperti ini. Memang kata-kata kasar terdengar menyakitkan, tetapi yang namanya gerobak kalo ia sudah berjalan lagi menjauhi rumah kita, lama-lama bau busuk itu hilang juga kan?"
Sang ibu membisu seribu bahasa. Semoga saja ini artinya ia memahami analogi yang saya sampaikan. Memang memaafkan itu perbuatan mulia, karena inilah yang diajarkan Al-Quran kepada kita,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Surat Al-A’raf :199)
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
-Ustadz Arafat-
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
Jangan khawatir ketika banyak orang yang meremehkanmu.
Jangan khawatir ketika dianggap berbeda oleh orang lain.
Jangan khawatir ketika dianggap sok alim.
Buat apa terlalu memikirkan posisi kita di dalam hidup orang lain?? Menyusahkan diri hanya untuk dipandang baik dan disukai oleh manusia.
Punya value dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala bukannya itu lebih penting..??
At the right time, Allah pasti mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat yang bisa menghargai value kita.
-Catatansantriii-
https://t.me/semangatsubuh
Semangat Subuh
Jangan khawatir ketika banyak orang yang meremehkanmu.
Jangan khawatir ketika dianggap berbeda oleh orang lain.
Jangan khawatir ketika dianggap sok alim.
Buat apa terlalu memikirkan posisi kita di dalam hidup orang lain?? Menyusahkan diri hanya untuk dipandang baik dan disukai oleh manusia.
Punya value dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala bukannya itu lebih penting..??
At the right time, Allah pasti mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat yang bisa menghargai value kita.
-Catatansantriii-
https://t.me/semangatsubuh
ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته
Semangat Subuh
HANDPHONE YANG TERKUNCI
"Mas, kok handphone kamu sekarang pake sandi segala sih?"
"Lah, handphone kamu malah udah hampir sebulan kamu kasih password." Raka hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan istrinya.
"Itu karna handphone ku takut hilang, akukan pelupa, jadi kalo di password lebih aman kalo hilang ga ada yang bisa pakai." terang Imas pada suaminya.
"Ya aku juga sama." Raka tak acuh.
Sudah enam bulan Raka dan Imas menikah, dan baru tiga bulan mereka ngontrak rumah, tadinya mereka numpang di rumah orangtua Raka.
"Asalammualaikum." Raka buka pintu rumahnya, namun tak ada jawaban dari Istrinya.
Ia menuju kamar, dilihatnya Imas tertidur pulas, padahal waktu masih menunjukan jam tujuh malam.
Raka menuju dapur, ia mendapati nasi yang hampir basi dan sayur dingin sisa tadi pagi.
Karna lapar Raka tetap memakannya, lalu kelar makan ia mandi dan menyeduh kopi.
Raka sedang asik nonton video di handphonenya, Imas bangun dan terkejut melihat Raka sudah ada di sampingnya.
"Kamu sudah pulang Mas?"
"Sudah sejak tadi sayang." Raka tersenyum.
"Kok ga bangunin aku sih?"
"Aku ga tega, kamu terlihat lelah." Raka belai rambut Imas.
"Ah, ga usah gombal deh kamu Mas! semenjak handphone kamu dikunci aku merasa curiga sama kamu tuh! pasti kamu ada selingkuh kan?"
"Ga adalah, aneh kamu itu dek." Raka hanya nyengir mendengar tuduhan istrinya.
"Kalo emang ga selingkuh coba sini kasih tau aku sandinya!"
Raka tak menjawab, ia malah berdiri dari ranjang dan melangkah menuju ruang tengah.
"Tuh kan! kamu kok gitu sih Mas! ayo coba sini handphone kamu, kalau memang kamu ga selingkuh di belakangku!"
Imas menyusul suaminya ke ruang tengah.
"Oke, tapi kamu juga kasih handphone kamu ke aku, biar sama-sama ga ada rahasia, bagai mana?"
Imas terdiam sesaat, lalu menghela nafas berat.
"Ayo siapa takut."
Imas lalu masuk kedalam kamar untuk mengambil handphonenya.
"Ini Handphone aku, Passwordnya 1998, tahun lahirku."
Raka menerima handphone dari Istrinya lalu membuka aplikasi chat, dan disana banyak chat istrinya dengan lelaki entah siapa.
"Kamu sering curhat sama lelaki lain?" tanya Raka.
"Iya, abis kamu kaya gitu, sekarang jarang pulang sore, pulang malem terus! ngakunya lembur tapi mana aku tau, sifat kamu juga berubah, ga kaya suamiku yang menikahi aku enam bulan lalu." Wajah Imas terlihat memerah karna marah.
"Aku cari teman curhat di sosmed, aku ga tau mau curhat sama siapa? aku merasa sendiri di sini mas, ketika kamu seperi itu, aku galau, aku butuh orang yang bisa menenangkan hatiku, jadi aku chat banyak lelaki hanya untuk curhat!"
"Maafkan aku, yang ga bisa ada disaat kamu membutuhkan." Raka hela nafas.
"Mana handphone kamu! apa Passwordnya?"
"Passwordnya 1206 tanggal dan bulan pernikahan kita."
Imas agak tercekat mendengar password itu, karna itu tak terpikirkan ketika ia berkali-kali mencoba membuka handphone itu saat suaminya tertidur.
Imas langsung membuka aplikasi chat milik suaminya.
Tak ada yang aneh, ia buka satu persatu chat itu, kebanyakan dari atasan Raka tentang pekerjaan.
Sampai pada chat terakhir Raka pada Ibunya yang baru dilakukan sejam lalu.
"Asalammualaikum, Raka bagai mana keadaan kamu?"
"Walaikumsalam bu, Alhamdulillah sehat."
"Istri kamu bagai mana?"
"Alhamdulillah sehat juga bu."
"Bagaimana Imas? apa kelakuannya masih seperti di rumah Ibu? bangun siang, makan, terus mainin handphone sampai sore, terus tidur lagi, apa masih seperti itu?"
"Enggak lah bu, sekarang dia sudah jadi ibu rumah tangga yang baik, bangun pagi terus masak, bahkan Raka belum bangun tidur ia sudah kelar beres-beres rumah, dan ketika Raka pulang kerjapun dia selalu buatkan Raka kopi, pokoknya Imas adalah istri terbaik buat Raka, bu."
"Alhamdulillah kalau seperti itu nak, ibu senang kalau kau terawat oleh istrimu, ibu cuma khawatir kamu capek kerja tapi istrimu masa bodo aja, seperi waktu ikut ibu itu."
"Ga bu, semua sudah berubah, ibu bantu doa saja ya, biar kami cepat punya momongan."
"Amin, pasti ibu doain nak."
Semangat Subuh
HANDPHONE YANG TERKUNCI
"Mas, kok handphone kamu sekarang pake sandi segala sih?"
"Lah, handphone kamu malah udah hampir sebulan kamu kasih password." Raka hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan istrinya.
"Itu karna handphone ku takut hilang, akukan pelupa, jadi kalo di password lebih aman kalo hilang ga ada yang bisa pakai." terang Imas pada suaminya.
"Ya aku juga sama." Raka tak acuh.
Sudah enam bulan Raka dan Imas menikah, dan baru tiga bulan mereka ngontrak rumah, tadinya mereka numpang di rumah orangtua Raka.
"Asalammualaikum." Raka buka pintu rumahnya, namun tak ada jawaban dari Istrinya.
Ia menuju kamar, dilihatnya Imas tertidur pulas, padahal waktu masih menunjukan jam tujuh malam.
Raka menuju dapur, ia mendapati nasi yang hampir basi dan sayur dingin sisa tadi pagi.
Karna lapar Raka tetap memakannya, lalu kelar makan ia mandi dan menyeduh kopi.
Raka sedang asik nonton video di handphonenya, Imas bangun dan terkejut melihat Raka sudah ada di sampingnya.
"Kamu sudah pulang Mas?"
"Sudah sejak tadi sayang." Raka tersenyum.
"Kok ga bangunin aku sih?"
"Aku ga tega, kamu terlihat lelah." Raka belai rambut Imas.
"Ah, ga usah gombal deh kamu Mas! semenjak handphone kamu dikunci aku merasa curiga sama kamu tuh! pasti kamu ada selingkuh kan?"
"Ga adalah, aneh kamu itu dek." Raka hanya nyengir mendengar tuduhan istrinya.
"Kalo emang ga selingkuh coba sini kasih tau aku sandinya!"
Raka tak menjawab, ia malah berdiri dari ranjang dan melangkah menuju ruang tengah.
"Tuh kan! kamu kok gitu sih Mas! ayo coba sini handphone kamu, kalau memang kamu ga selingkuh di belakangku!"
Imas menyusul suaminya ke ruang tengah.
"Oke, tapi kamu juga kasih handphone kamu ke aku, biar sama-sama ga ada rahasia, bagai mana?"
Imas terdiam sesaat, lalu menghela nafas berat.
"Ayo siapa takut."
Imas lalu masuk kedalam kamar untuk mengambil handphonenya.
"Ini Handphone aku, Passwordnya 1998, tahun lahirku."
Raka menerima handphone dari Istrinya lalu membuka aplikasi chat, dan disana banyak chat istrinya dengan lelaki entah siapa.
"Kamu sering curhat sama lelaki lain?" tanya Raka.
"Iya, abis kamu kaya gitu, sekarang jarang pulang sore, pulang malem terus! ngakunya lembur tapi mana aku tau, sifat kamu juga berubah, ga kaya suamiku yang menikahi aku enam bulan lalu." Wajah Imas terlihat memerah karna marah.
"Aku cari teman curhat di sosmed, aku ga tau mau curhat sama siapa? aku merasa sendiri di sini mas, ketika kamu seperi itu, aku galau, aku butuh orang yang bisa menenangkan hatiku, jadi aku chat banyak lelaki hanya untuk curhat!"
"Maafkan aku, yang ga bisa ada disaat kamu membutuhkan." Raka hela nafas.
"Mana handphone kamu! apa Passwordnya?"
"Passwordnya 1206 tanggal dan bulan pernikahan kita."
Imas agak tercekat mendengar password itu, karna itu tak terpikirkan ketika ia berkali-kali mencoba membuka handphone itu saat suaminya tertidur.
Imas langsung membuka aplikasi chat milik suaminya.
Tak ada yang aneh, ia buka satu persatu chat itu, kebanyakan dari atasan Raka tentang pekerjaan.
Sampai pada chat terakhir Raka pada Ibunya yang baru dilakukan sejam lalu.
"Asalammualaikum, Raka bagai mana keadaan kamu?"
"Walaikumsalam bu, Alhamdulillah sehat."
"Istri kamu bagai mana?"
"Alhamdulillah sehat juga bu."
"Bagaimana Imas? apa kelakuannya masih seperti di rumah Ibu? bangun siang, makan, terus mainin handphone sampai sore, terus tidur lagi, apa masih seperti itu?"
"Enggak lah bu, sekarang dia sudah jadi ibu rumah tangga yang baik, bangun pagi terus masak, bahkan Raka belum bangun tidur ia sudah kelar beres-beres rumah, dan ketika Raka pulang kerjapun dia selalu buatkan Raka kopi, pokoknya Imas adalah istri terbaik buat Raka, bu."
"Alhamdulillah kalau seperti itu nak, ibu senang kalau kau terawat oleh istrimu, ibu cuma khawatir kamu capek kerja tapi istrimu masa bodo aja, seperi waktu ikut ibu itu."
"Ga bu, semua sudah berubah, ibu bantu doa saja ya, biar kami cepat punya momongan."
"Amin, pasti ibu doain nak."