114. SEUTAMA-UTAMA SHALAT...
#shalat #subuh #utama #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
#shalat #subuh #utama #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Forwarded from Asy-Syariah
📚 IMAN DAN CABANG-CABANGNYA
✅ Iman menurut akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah memiliki cabang yang banyak. Di antara cabang iman tersebut ada yang merupakan rukun, ada yang wajib, ada pula yang mustahab.
💡Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً -أَوْ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً- أَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Iman mempunyai 63 atau 73 cabang. Yang paling utama adalah kalimat tauhid la ilaha illallah. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (HR. Muslim, an-Nasai, dan lainnya, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)
📝 Dalam hadits yang mulia ini Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan tiga perkara yang terkait dengan keimanan.
1️⃣ Ucapan, yakni kalimat tauhid la ilaha illallah. Inilah hal yang rukun.
2️⃣ Amalan, yakni menyingkirkan gangguan dari jalan. Inilah hal yang mustahab.
3️⃣ Amalan hati, yakni malu. Ini termasuk hal yang wajib.
❌ Lawan dari iman adalah kafir. Sebagaimana halnya keimanan mempunyai banyak cabang, kekafiran pun memiliki cabang yang banyak.
☑️ Namun, tidak setiap orang yang mengerjakan salah satu dari cabang-cabang keimanan dikatakan mukmin. Demikian pula tidak orang yang melakukan salah satu dari cabang kekafiran lantas dikatakan kafir.
Untuk lebih memperjelas hal di atas, salah satu contohnya adalah orang yang menyambung tali silaturahmi. Perbuatan ini merupakan cabang keimanan. Ia belumlah dapat dikatakan mukmin karena amalan tersebut, sampai ia mengerjakan rukun-rukun iman.
Demikian pula halnya dengan orang yang meratapi mayit. Perbuatan ini adalah salah satu dari cabang kekafiran. Akan tetapi, tidaklah setiap orang yang melakukan hal tersebut menjadi kafir keluar dari Islam.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
✅ Iman menurut akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah memiliki cabang yang banyak. Di antara cabang iman tersebut ada yang merupakan rukun, ada yang wajib, ada pula yang mustahab.
💡Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً -أَوْ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً- أَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Iman mempunyai 63 atau 73 cabang. Yang paling utama adalah kalimat tauhid la ilaha illallah. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (HR. Muslim, an-Nasai, dan lainnya, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)
📝 Dalam hadits yang mulia ini Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan tiga perkara yang terkait dengan keimanan.
1️⃣ Ucapan, yakni kalimat tauhid la ilaha illallah. Inilah hal yang rukun.
2️⃣ Amalan, yakni menyingkirkan gangguan dari jalan. Inilah hal yang mustahab.
3️⃣ Amalan hati, yakni malu. Ini termasuk hal yang wajib.
❌ Lawan dari iman adalah kafir. Sebagaimana halnya keimanan mempunyai banyak cabang, kekafiran pun memiliki cabang yang banyak.
☑️ Namun, tidak setiap orang yang mengerjakan salah satu dari cabang-cabang keimanan dikatakan mukmin. Demikian pula tidak orang yang melakukan salah satu dari cabang kekafiran lantas dikatakan kafir.
Untuk lebih memperjelas hal di atas, salah satu contohnya adalah orang yang menyambung tali silaturahmi. Perbuatan ini merupakan cabang keimanan. Ia belumlah dapat dikatakan mukmin karena amalan tersebut, sampai ia mengerjakan rukun-rukun iman.
Demikian pula halnya dengan orang yang meratapi mayit. Perbuatan ini adalah salah satu dari cabang kekafiran. Akan tetapi, tidaklah setiap orang yang melakukan hal tersebut menjadi kafir keluar dari Islam.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
"Menolak kebenaran dan merendahkan orang lain."
Ini adalah definisi ...
Ini adalah definisi ...
Anonymous Quiz
5%
Hasad
4%
Kemunafikan
85%
Kesombongan
6%
Ujub
Forwarded from Asy-Syariah
📚 PEMBATAL KEIMANAN KARENA UCAPAN
📝 Pembatal keimanan karena qauliyah (ucapan) letaknya adalah di lisan. Bentuknya, seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang menyebabkan batal keimanannya dan ia menjadi kafir karenanya.
❗️Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa ucapan-ucapan yang mengandung kekafiran, seperti mencela Allah subhanahu wa ta’ala atau Rasul shallallahu alaihi wa sallam, atau mencela din (agama) dan semisalnya, tidaklah menjadi sebab pelakunya kafir keluar dari Islam, selama di dalam hatinya masih ada keimanan. Anggapan ini tentu saja keliru karena bertentangan dengan nas (dalil) dan apa yang telah ditetapkan ulama.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۚ
“Sesungguhnya, telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam’." (al-Maidah: 17)
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٍۘ
“Sesungguhnya, telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga’.” (al-Maidah: 73)
🖊 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Barang siapa mengucapkan perkataan kufur dengan lisannya, dalam keadaan sengaja dan tahu bahwa itu adalah ucapan kufur, ia telah kafir lahir dan batin. Tidak boleh bagi kita terlalu berlebihan sehingga harus dikatakan, ‘Mungkin saja dalam hatinya ia mukmin’. Siapa yang mengucapkan (kekufuran) itu, sungguh dia telah keluar dari Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنۡ أُكۡرِهَ وَقَلۡبُهُۥ مُطۡمَئِنُّۢ بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلۡكُفۡرِ صَدۡرًا فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Barang siapa kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa). Akan tetapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (an-Nahl: 106) (ash-Sharimul Maslul, hlm. 524)
▪️ Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar rahimahullah menerangkan bahwa para ulama telah bersepakat bahwa orang yang mencela Allah dan Rasul-Nya, menolak sesuatu yang telah Allah turunkan, atau membunuh seorang nabi Allah alaihimus salam meski dia mengimani apa yang Allah turunkan, maka dia kafir. (at-Tamhid, 4/226, melalui nukilan dari at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 38)
☑️ Dengan demikian, barang siapa mencela Allah subhanahu wa ta’ala, dia kafir, baik bercanda maupun serius. Demikian pula orang yang menghina Allah, ayat-ayat-Nya, rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ
“Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman’.” (at-Taubah: 65—66)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
📝 Pembatal keimanan karena qauliyah (ucapan) letaknya adalah di lisan. Bentuknya, seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang menyebabkan batal keimanannya dan ia menjadi kafir karenanya.
❗️Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa ucapan-ucapan yang mengandung kekafiran, seperti mencela Allah subhanahu wa ta’ala atau Rasul shallallahu alaihi wa sallam, atau mencela din (agama) dan semisalnya, tidaklah menjadi sebab pelakunya kafir keluar dari Islam, selama di dalam hatinya masih ada keimanan. Anggapan ini tentu saja keliru karena bertentangan dengan nas (dalil) dan apa yang telah ditetapkan ulama.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۚ
“Sesungguhnya, telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam’." (al-Maidah: 17)
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٍۘ
“Sesungguhnya, telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga’.” (al-Maidah: 73)
🖊 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Barang siapa mengucapkan perkataan kufur dengan lisannya, dalam keadaan sengaja dan tahu bahwa itu adalah ucapan kufur, ia telah kafir lahir dan batin. Tidak boleh bagi kita terlalu berlebihan sehingga harus dikatakan, ‘Mungkin saja dalam hatinya ia mukmin’. Siapa yang mengucapkan (kekufuran) itu, sungguh dia telah keluar dari Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنۡ أُكۡرِهَ وَقَلۡبُهُۥ مُطۡمَئِنُّۢ بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلۡكُفۡرِ صَدۡرًا فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Barang siapa kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa). Akan tetapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (an-Nahl: 106) (ash-Sharimul Maslul, hlm. 524)
▪️ Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar rahimahullah menerangkan bahwa para ulama telah bersepakat bahwa orang yang mencela Allah dan Rasul-Nya, menolak sesuatu yang telah Allah turunkan, atau membunuh seorang nabi Allah alaihimus salam meski dia mengimani apa yang Allah turunkan, maka dia kafir. (at-Tamhid, 4/226, melalui nukilan dari at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 38)
☑️ Dengan demikian, barang siapa mencela Allah subhanahu wa ta’ala, dia kafir, baik bercanda maupun serius. Demikian pula orang yang menghina Allah, ayat-ayat-Nya, rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ
“Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman’.” (at-Taubah: 65—66)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
115. ISTIQAMAH DI ATAS KEBENARAN
#istiqamah #alhaq #kokoh #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
#istiqamah #alhaq #kokoh #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Forwarded from Asy-Syariah
📚 PEMBATAL KEIMANAN KARENA PERBUATAN
📝 Pembatal iman yang disebabkan oleh perbuatan (‘amaliyah) adalah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang menjadikannya kafir, yakni tindakan yang dilakukan dengan unsur kesengajaan dan penghinaan yang jelas terhadap din (agama). Misalnya, sujud kepada patung atau matahari, melemparkan mushaf Al-Qur’an ke tempat-tempat kotor, melakukan sihir, dan sebagainya.
✔️ Tak ada seorang pun dari kaum muslimin keluar dari Islam sampai dia menolak satu ayat dari Kitab Allah atau menolak sesuatu dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, atau shalat kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, atau menyembelih bagi selain Allah. Jika ada yang melakukan salah satu dari hal tersebut, engkau wajib mengeluarkannya dari Islam. Demikian ditegaskan Imam al-Hasan bin Ali al-Barbahari rahimahullah dalam Syarhus Sunnah (hlm. 31).
▪️ Setelah menerangkan kekafiran karena ucapan, Al-Qadhi Iyadh bin Musa rahimahullah berkata,
“Demikian pula kami menyatakan kafir terhadap perbuatan yang telah disepakati oleh kaum muslimin sebagai perbuatan yang tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang kafir, meski pelakunya menyatakan Islam saat melakukannya. Contohnya, (perbuatan) sujud kepada patung atau matahari, bulan, salib, dan api, serta berusaha mendatangi gereja dan berjanji setia bersama penghuninya. Semua perbuatan ini tidaklah dilakukan kecuali oleh orang-orang kafir.” (at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 41)
▪️ Imam Syihabuddin Ahmad bin Idris al-Qarafi berkata,
“Kafir karena perbuatan, contohnya adalah melempar mushaf ke tempat-tempat kotor, menentang hari kebangkitan, menentang kenabian atau sifat Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengatakan (Allah) tidak mengetahui, tidak menghendaki, atau tidak hidup, dan selainnya.” (at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 47)
▪️ Pernah diajukan sebuah pertanyaan kepada Fadhilatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah mengenai kufur amaliah (kekafiran yang berkenaan dengan amal/perbuatan) yang mengeluarkan (pelakunya) dari agama.
💎 Beliau menjawab,
“Sembelihan untuk selain Allah dan bersujud kepada selain Allah adalah kufur amaliah yang mengeluarkan dari agama. Demikian pula apabila seseorang shalat kepada selain Allah atau sujud kepada selain-Nya, dia telah kufur dengan kekufuran amaliah yang akbar—wal ‘iyadzu billah. Begitu juga kalau dia mencela din atau rasul, atau melecehkan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Itu semua adalah kufur amaliah yang paling besar menurut seluruh Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (Majalah al-Furqan al-Kuwaitiyah, edisi 94/Syawal 1418 H)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
📝 Pembatal iman yang disebabkan oleh perbuatan (‘amaliyah) adalah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang menjadikannya kafir, yakni tindakan yang dilakukan dengan unsur kesengajaan dan penghinaan yang jelas terhadap din (agama). Misalnya, sujud kepada patung atau matahari, melemparkan mushaf Al-Qur’an ke tempat-tempat kotor, melakukan sihir, dan sebagainya.
✔️ Tak ada seorang pun dari kaum muslimin keluar dari Islam sampai dia menolak satu ayat dari Kitab Allah atau menolak sesuatu dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, atau shalat kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, atau menyembelih bagi selain Allah. Jika ada yang melakukan salah satu dari hal tersebut, engkau wajib mengeluarkannya dari Islam. Demikian ditegaskan Imam al-Hasan bin Ali al-Barbahari rahimahullah dalam Syarhus Sunnah (hlm. 31).
▪️ Setelah menerangkan kekafiran karena ucapan, Al-Qadhi Iyadh bin Musa rahimahullah berkata,
“Demikian pula kami menyatakan kafir terhadap perbuatan yang telah disepakati oleh kaum muslimin sebagai perbuatan yang tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang kafir, meski pelakunya menyatakan Islam saat melakukannya. Contohnya, (perbuatan) sujud kepada patung atau matahari, bulan, salib, dan api, serta berusaha mendatangi gereja dan berjanji setia bersama penghuninya. Semua perbuatan ini tidaklah dilakukan kecuali oleh orang-orang kafir.” (at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 41)
▪️ Imam Syihabuddin Ahmad bin Idris al-Qarafi berkata,
“Kafir karena perbuatan, contohnya adalah melempar mushaf ke tempat-tempat kotor, menentang hari kebangkitan, menentang kenabian atau sifat Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengatakan (Allah) tidak mengetahui, tidak menghendaki, atau tidak hidup, dan selainnya.” (at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 47)
▪️ Pernah diajukan sebuah pertanyaan kepada Fadhilatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah mengenai kufur amaliah (kekafiran yang berkenaan dengan amal/perbuatan) yang mengeluarkan (pelakunya) dari agama.
💎 Beliau menjawab,
“Sembelihan untuk selain Allah dan bersujud kepada selain Allah adalah kufur amaliah yang mengeluarkan dari agama. Demikian pula apabila seseorang shalat kepada selain Allah atau sujud kepada selain-Nya, dia telah kufur dengan kekufuran amaliah yang akbar—wal ‘iyadzu billah. Begitu juga kalau dia mencela din atau rasul, atau melecehkan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Itu semua adalah kufur amaliah yang paling besar menurut seluruh Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (Majalah al-Furqan al-Kuwaitiyah, edisi 94/Syawal 1418 H)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
📚 PEMBATAL KEIMANAN KARENA KEYAKINAN
📝 Pembatal iman keyakinan (i’tiqadiyah) adalah keyakinan-keyakinan dalam hati atau amalan-amalan hati yang membatalkan keimanan.
▪️ Misalnya, al-i’radh (berpaling), yakni meninggalkan al-haq (kebenaran), tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ٱلۡحَقَّۖ فَهُم مُّعۡرِضُونَ
“Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.” (al-Anbiya’: 24)
❗️Barang siapa berpaling dari syariat yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari Rabb-nya, dengan cara memalingkan hatinya sehingga tidak beriman terhadapnya atau memalingkan anggota badan sehingga mengamalkannya, berarti dia kafir karena pembangkangannya itu. (al-Madkhal, hlm. 156)
▪️ Kekafiran karena i’tiqad (keyakinan) yang lainnya adalah menolak dan menyombongkan diri di hadapan al-haq, melecehkannya dan melecehkan para pengikutnya, dalam keadaan meyakini bahwa apa yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah benar-benar dari Rabb-nya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (al-Baqarah: 34)
▪️ Menganggap halal (istihlal) terhadap sesuatu yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diketahui secara pasti keharamannya dalam agama adalah penyebab kekafiran, terutama jika menyangkut i’tiqad (keyakinan).
Adapun kalau menyangkut fi’il (perbuatan), harus dilihat dahulu bentuk perbuatannya, apakah perbuatan yang menyebabkan pelakunya kafir ataukah tidak.
📝 Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang ketentuan istihlal yang menyebabkan seseorang kafir. Beliau menjawab,
“Istihlal adalah seseorang meyakini halalnya sesuatu yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala (dan ini adalah istihlal i’tiqadi [penghalalan yang berkenaan dengan keyakinan], menyebabkan kafir pelakunya, -pent.). Adapun istihlal fi’li (penghalalan yang berkenaan dengan perbuatan), harus dilihat. Apabila memang menyangkut perbuatan yang dapat menjadikan pelakunya kafir, dia kafir murtad.
Misalnya, seseorang sujud kepada patung, maka dia kafir. Mengapa? Karena perbuatan itu menjadikannya kafir.
Contoh lain adalah seseorang yang bermuamalah dengan riba. Ia tidak meyakini riba itu halal, tetapi tetap melakukannya. Dia tidaklah kafir karena dia tidak menganggap halal (riba tersebut). Telah diketahui secara umum bahwa memakan harta riba tidaklah menyebabkan seseorang menjadi kafir, tetapi perbuatan tersebut adalah dosa besar.
Namun, apabila ada seseorang berkata, ‘Sesungguhnya riba itu halal’, ia kafir karena telah mendustakan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.
🖊 Inilah ketentuan istihlal. Tampaknya perlu ditambahkan syarat lain, yaitu hendaknya orang yang melakukan tindakan istihlal ini bukan orang yang mendapat keringanan karena kebodohannya. Jika ternyata demikian keadaan pelakunya, ia tidaklah kafir. (Liqa’ Babil Maftuh, soal no. 1200, melalui nukilan dari catatan at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 31)
▪️ Bentuk kekafiran karena i’tiqad juga bisa terjadi jika seseorang meyakini adanya serikat bersama dengan Allah dalam hal wujud-Nya, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan meyakini bahwa nama dan sifat serta perbuatan Allah adalah sama dengan makhluk-Nya. Padahal Allah berfirman,
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٌۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (asy-Syura: 11)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
📝 Pembatal iman keyakinan (i’tiqadiyah) adalah keyakinan-keyakinan dalam hati atau amalan-amalan hati yang membatalkan keimanan.
▪️ Misalnya, al-i’radh (berpaling), yakni meninggalkan al-haq (kebenaran), tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ٱلۡحَقَّۖ فَهُم مُّعۡرِضُونَ
“Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.” (al-Anbiya’: 24)
❗️Barang siapa berpaling dari syariat yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari Rabb-nya, dengan cara memalingkan hatinya sehingga tidak beriman terhadapnya atau memalingkan anggota badan sehingga mengamalkannya, berarti dia kafir karena pembangkangannya itu. (al-Madkhal, hlm. 156)
▪️ Kekafiran karena i’tiqad (keyakinan) yang lainnya adalah menolak dan menyombongkan diri di hadapan al-haq, melecehkannya dan melecehkan para pengikutnya, dalam keadaan meyakini bahwa apa yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah benar-benar dari Rabb-nya.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (al-Baqarah: 34)
▪️ Menganggap halal (istihlal) terhadap sesuatu yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diketahui secara pasti keharamannya dalam agama adalah penyebab kekafiran, terutama jika menyangkut i’tiqad (keyakinan).
Adapun kalau menyangkut fi’il (perbuatan), harus dilihat dahulu bentuk perbuatannya, apakah perbuatan yang menyebabkan pelakunya kafir ataukah tidak.
📝 Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang ketentuan istihlal yang menyebabkan seseorang kafir. Beliau menjawab,
“Istihlal adalah seseorang meyakini halalnya sesuatu yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala (dan ini adalah istihlal i’tiqadi [penghalalan yang berkenaan dengan keyakinan], menyebabkan kafir pelakunya, -pent.). Adapun istihlal fi’li (penghalalan yang berkenaan dengan perbuatan), harus dilihat. Apabila memang menyangkut perbuatan yang dapat menjadikan pelakunya kafir, dia kafir murtad.
Misalnya, seseorang sujud kepada patung, maka dia kafir. Mengapa? Karena perbuatan itu menjadikannya kafir.
Contoh lain adalah seseorang yang bermuamalah dengan riba. Ia tidak meyakini riba itu halal, tetapi tetap melakukannya. Dia tidaklah kafir karena dia tidak menganggap halal (riba tersebut). Telah diketahui secara umum bahwa memakan harta riba tidaklah menyebabkan seseorang menjadi kafir, tetapi perbuatan tersebut adalah dosa besar.
Namun, apabila ada seseorang berkata, ‘Sesungguhnya riba itu halal’, ia kafir karena telah mendustakan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.
🖊 Inilah ketentuan istihlal. Tampaknya perlu ditambahkan syarat lain, yaitu hendaknya orang yang melakukan tindakan istihlal ini bukan orang yang mendapat keringanan karena kebodohannya. Jika ternyata demikian keadaan pelakunya, ia tidaklah kafir. (Liqa’ Babil Maftuh, soal no. 1200, melalui nukilan dari catatan at-Tawassuth wal Iqtishad, hlm. 31)
▪️ Bentuk kekafiran karena i’tiqad juga bisa terjadi jika seseorang meyakini adanya serikat bersama dengan Allah dalam hal wujud-Nya, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan meyakini bahwa nama dan sifat serta perbuatan Allah adalah sama dengan makhluk-Nya. Padahal Allah berfirman,
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٌۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (asy-Syura: 11)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pembatal-pembatal-keimanan/
📲 https://t.me/asysyariah
116. BESARNYA DOSA RIBA
#riba #dosabesar #ngeRIBAnget #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
#riba #dosabesar #ngeRIBAnget #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Forwarded from Salafy Indonesia
💥⚠⛔🔥 BESARNYA DOSA RIBA DAN GHIBAH
Dari Al-Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الرِّبَا إِثْنَانِ وَسَبْعُوْنَ بَاباً، أَدْنَاهَا مِثْلُ إِتْيَانِ الرَّجُلِ أَمَّهُ، وَإِنَّ أَرْبِى الرِّبَا إِسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِيْ عِرْضِ أَخِيْهِ.
"Riba memiliki tujuh puluh dua tingkatan, yang paling ringan dosanya adalah seperti seseorang yang menggauli ibunya, dan sesungguhnya riba yang paling besar dosanya adalah seseorang mencemarkan kehormatan saudaranya."
📚 Ash-Shahihah no. 1871
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Dari Al-Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الرِّبَا إِثْنَانِ وَسَبْعُوْنَ بَاباً، أَدْنَاهَا مِثْلُ إِتْيَانِ الرَّجُلِ أَمَّهُ، وَإِنَّ أَرْبِى الرِّبَا إِسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِيْ عِرْضِ أَخِيْهِ.
"Riba memiliki tujuh puluh dua tingkatan, yang paling ringan dosanya adalah seperti seseorang yang menggauli ibunya, dan sesungguhnya riba yang paling besar dosanya adalah seseorang mencemarkan kehormatan saudaranya."
📚 Ash-Shahihah no. 1871
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
117. LAKNAT BAGI PELAKU RIBA
#riba #laknat #ngeRIBAnget #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
#riba #laknat #ngeRIBAnget #posterdakwah #salafy #ahlussunnah
📲 Gabung & Bagikan :
http://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Forwarded from Asy-Syariah
📚 SIAPAKAH ISA BIN MARYAM?
✅ Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
إِنۡ هُوَ إِلَّا عَبۡدٌ أَنۡعَمۡنَا عَلَيۡهِ وَجَعَلۡنَٰهُ مَثَلًا لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ
“Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil.” (az-Zukhruf: 59)
مَّا ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ صِدِّيقَةٌۖ كَانَا يَأۡكُلَانِ ٱلطَّعَامَۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ ثُمَّ ٱنظُرۡ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah diutus beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).” (al-Maidah: 75)
Sebenarnya masih banyak ayat lain yang menegaskan hal ini. Namun, apa yang telah disebutkan sudah cukup menjelaskan siapakah Nabi Isa alaihis salam sebenarnya.
💡 Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu anhu disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلىَ مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
“Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya; Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, Isa adalah hamba-Nya, rasul-Nya, serta kalimat-Nya yang Allah tiupkan kepada Maryam; dan bahwa surga dan neraka itu benar adanya; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amalannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
☑️ Dengan demikian, Nabi Isa alaihis salam adalah seorang hamba yang sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan, tidak pula berhak diibadahi ataupun dijadikan tuhan.
☑️ Beliau adalah seorang rasul yang wajib diimani, dicintai, dan dihormati. Namun, semua itu tidak akan mengangkat kodrat beliau melebihi manusia biasa. Beliau tidak boleh dihinakan, dilecehkan, lebih-lebih dikatakan sebagai anak zina.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman/
📲 https://t.me/asysyariah
✅ Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
إِنۡ هُوَ إِلَّا عَبۡدٌ أَنۡعَمۡنَا عَلَيۡهِ وَجَعَلۡنَٰهُ مَثَلًا لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ
“Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil.” (az-Zukhruf: 59)
مَّا ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ صِدِّيقَةٌۖ كَانَا يَأۡكُلَانِ ٱلطَّعَامَۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ ثُمَّ ٱنظُرۡ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah diutus beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).” (al-Maidah: 75)
Sebenarnya masih banyak ayat lain yang menegaskan hal ini. Namun, apa yang telah disebutkan sudah cukup menjelaskan siapakah Nabi Isa alaihis salam sebenarnya.
💡 Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu anhu disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلىَ مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
“Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya; Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, Isa adalah hamba-Nya, rasul-Nya, serta kalimat-Nya yang Allah tiupkan kepada Maryam; dan bahwa surga dan neraka itu benar adanya; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amalannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
☑️ Dengan demikian, Nabi Isa alaihis salam adalah seorang hamba yang sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan, tidak pula berhak diibadahi ataupun dijadikan tuhan.
☑️ Beliau adalah seorang rasul yang wajib diimani, dicintai, dan dihormati. Namun, semua itu tidak akan mengangkat kodrat beliau melebihi manusia biasa. Beliau tidak boleh dihinakan, dilecehkan, lebih-lebih dikatakan sebagai anak zina.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman/
📲 https://t.me/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
📚 SIKAP YANG BENAR TERHADAP NABI ISA
☑️ Beliau adalah seorang nabi yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam.
Namun, hal ini justru tidak diketahui oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani—atau mungkin mereka berpura-pura bodoh dalam keyakinan dan tulisan-tulisan mereka.
Sungguh, Islam telah menyatakan kedudukan mulia tersebut, menetapkannya dengan sebaik-baiknya, dan menyempurnakannya. Dalam banyak ayat pun Islam juga bersikap pertengahan; dan hanya inilah yang dapat diterima oleh akal sehat, bukan selainnya. (Mauqiful Islam min Isa alaihis salam, hlm. 3)
✅ Sikap yang benar terhadap Nabi Isa alaihis salam adalah meyakini bahwa beliau adalah hamba dan utusan Allah. Allah subhanahu wa ta’ala mengutus beliau kepada Bani Israil, menciptakannya dengan sebuah kalimat yang Ia tiupkan kepada Maryam. Beliau juga merupakan salah seorang rasul yang bergelar “Ulul Azmi”.
✔️ Berbagai keistimewaan juga telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada beliau. Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan beliau dengan sebuah kalimat yang ditiupkan-Nya kepada Maryam, yaitu kata “Kun” (jadilah). Kemudian terciptalah sebuah janin pada perut Maryam, wanita mulia lagi salihah yang tidak pernah dijamah oleh seorang pun.
💎 Atas izin Allah, beliau dapat berbicara pada waktu bayi, mampu menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang dari penyakit sopak dan bisu, serta memberi tahu apa yang dimakan oleh orang-orang dan apa yang disimpan di rumah mereka (sebagaimana tercantum dalam surah Ali Imran ayat 45—50).
🖊 Karena segala keistimewaan yang dimiliki beliau ini, kita dituntut untuk mengimani, mencintai, dan menghormati beliau.
❌ Namun, walaupun beliau memiliki sekian banyak keistimewaan, beliau tetaplah manusia biasa yang tidak memiliki sifat ketuhanan. Beliau tidak boleh dipertuhankan. Beliau bukan Tuhan ataupun anak Tuhan, bukan pula salah satu dari tiga unsur Tuhan.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman/
📲 https://t.me/asysyariah
☑️ Beliau adalah seorang nabi yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam.
Namun, hal ini justru tidak diketahui oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani—atau mungkin mereka berpura-pura bodoh dalam keyakinan dan tulisan-tulisan mereka.
Sungguh, Islam telah menyatakan kedudukan mulia tersebut, menetapkannya dengan sebaik-baiknya, dan menyempurnakannya. Dalam banyak ayat pun Islam juga bersikap pertengahan; dan hanya inilah yang dapat diterima oleh akal sehat, bukan selainnya. (Mauqiful Islam min Isa alaihis salam, hlm. 3)
✅ Sikap yang benar terhadap Nabi Isa alaihis salam adalah meyakini bahwa beliau adalah hamba dan utusan Allah. Allah subhanahu wa ta’ala mengutus beliau kepada Bani Israil, menciptakannya dengan sebuah kalimat yang Ia tiupkan kepada Maryam. Beliau juga merupakan salah seorang rasul yang bergelar “Ulul Azmi”.
✔️ Berbagai keistimewaan juga telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada beliau. Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan beliau dengan sebuah kalimat yang ditiupkan-Nya kepada Maryam, yaitu kata “Kun” (jadilah). Kemudian terciptalah sebuah janin pada perut Maryam, wanita mulia lagi salihah yang tidak pernah dijamah oleh seorang pun.
💎 Atas izin Allah, beliau dapat berbicara pada waktu bayi, mampu menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang dari penyakit sopak dan bisu, serta memberi tahu apa yang dimakan oleh orang-orang dan apa yang disimpan di rumah mereka (sebagaimana tercantum dalam surah Ali Imran ayat 45—50).
🖊 Karena segala keistimewaan yang dimiliki beliau ini, kita dituntut untuk mengimani, mencintai, dan menghormati beliau.
❌ Namun, walaupun beliau memiliki sekian banyak keistimewaan, beliau tetaplah manusia biasa yang tidak memiliki sifat ketuhanan. Beliau tidak boleh dipertuhankan. Beliau bukan Tuhan ataupun anak Tuhan, bukan pula salah satu dari tiga unsur Tuhan.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman/
📲 https://t.me/asysyariah
Forwarded from WarisanSalaf.Com
💎🍃 SEMANGAT BERIBADAH DI USIA MUDA
➖➖➖➖
📝 Muhammad bin Yusuf rahimahullah berkata,
"Dahulu Sufyan ats-Tsauri membangunkan kami di malam hari, seraya mengatakan,
قوموا يا شباب صلوا ما دمتم شبابا
'Bangunlah wahai para pemuda... shalatlah selagi kalian masih muda!'"
🌎 Al-Jarhu wa at-Ta'dilu li Ibni Abi Hatim 1/96
#Fawaidumum #ibadah #muda #shalat
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
📝 Muhammad bin Yusuf rahimahullah berkata,
"Dahulu Sufyan ats-Tsauri membangunkan kami di malam hari, seraya mengatakan,
قوموا يا شباب صلوا ما دمتم شبابا
'Bangunlah wahai para pemuda... shalatlah selagi kalian masih muda!'"
🌎 Al-Jarhu wa at-Ta'dilu li Ibni Abi Hatim 1/96
#Fawaidumum #ibadah #muda #shalat
〰️〰️➰〰️〰️
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅💢 IKUTILAH KEBENARAN ❗️
➖➖➖➖
📝 Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,
وَلَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا انْصَرَفُوا إِلَى الْحَقِّ إِذْ بَانَ لهم
"Senantiasa manusia berada di atas kebaikan selama mereka mengikuti kebenaran ketika kebenaran itu telah jelas bagi mereka."
🌎 Al-Istridzkar 6/257
#Fawaidumum #aqidah #alhaq #kebenaran
〰️〰️➰〰️〰️
📩 Sumber : https://t.me/warisansalaf/2108
📲 Gabung & Bagikan:
https://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
➖➖➖➖
📝 Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,
وَلَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا انْصَرَفُوا إِلَى الْحَقِّ إِذْ بَانَ لهم
"Senantiasa manusia berada di atas kebaikan selama mereka mengikuti kebenaran ketika kebenaran itu telah jelas bagi mereka."
🌎 Al-Istridzkar 6/257
#Fawaidumum #aqidah #alhaq #kebenaran
〰️〰️➰〰️〰️
📩 Sumber : https://t.me/warisansalaf/2108
📲 Gabung & Bagikan:
https://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Telegram
WarisanSalaf.Com
✅💢 IKUTILAH KEBENARAN❗️
➖➖➖➖
📝 Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,
وَلَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا انْصَرَفُوا إِلَى الْحَقِّ إِذْ بَانَ لهم
"Senantiasa manusia berada di atas kebaikan selama mereka mengikuti kebenaran ketika kebenaran…
➖➖➖➖
📝 Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,
وَلَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا انْصَرَفُوا إِلَى الْحَقِّ إِذْ بَانَ لهم
"Senantiasa manusia berada di atas kebaikan selama mereka mengikuti kebenaran ketika kebenaran…
💦⚖️💯 FENOMENA YANG LUAR BIASA DI ZAMAN INI
💬 Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala menjelaskan,
إظهار الحق ونشره في هذا العصر ودعوة الناس إليه يعتبر من الأمور الغريبة وذلك لاستحكام غربة الإسلام وقلة دعاة الحق وكثرة دعاة الباطل
"Di zaman ini, menampakkan kebenaran, menyebarkannya dan menyeru manusia kepadanya termasuk perkara yang sangat luar biasa. Hal itu dikarenakan keterasingan Islam dan ditambah lagi dengan sedikitnya para penyeru kepada kebenaran serta banyaknya penyeru kesesatan.”
📚 Majmu' Fatawa Ibnu Baz 3/158
#nasehat #zaman #kebenaran #penyeru
📩 Sumber : https://t.me/KajianIslamTemanggung/10222
📲 Gabung & Bagikan:
https://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
💬 Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala menjelaskan,
إظهار الحق ونشره في هذا العصر ودعوة الناس إليه يعتبر من الأمور الغريبة وذلك لاستحكام غربة الإسلام وقلة دعاة الحق وكثرة دعاة الباطل
"Di zaman ini, menampakkan kebenaran, menyebarkannya dan menyeru manusia kepadanya termasuk perkara yang sangat luar biasa. Hal itu dikarenakan keterasingan Islam dan ditambah lagi dengan sedikitnya para penyeru kepada kebenaran serta banyaknya penyeru kesesatan.”
📚 Majmu' Fatawa Ibnu Baz 3/158
#nasehat #zaman #kebenaran #penyeru
📩 Sumber : https://t.me/KajianIslamTemanggung/10222
📲 Gabung & Bagikan:
https://t.me/salafysubang
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Telegram
KajianIslamTemanggung
💦⚖️💯 FENOMENA YANG LUAR BIASA DI ZAMAN INI
💬 Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala menjelaskan,
إظهار الحق ونشره في هذا العصر ودعوة الناس إليه يعتبر من الأمور الغريبة وذلك لاستحكام غربة الإسلام وقلة دعاة الحق وكثرة دعاة الباطل
"Di zaman ini, menampakkan…
💬 Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala menjelaskan,
إظهار الحق ونشره في هذا العصر ودعوة الناس إليه يعتبر من الأمور الغريبة وذلك لاستحكام غربة الإسلام وقلة دعاة الحق وكثرة دعاة الباطل
"Di zaman ini, menampakkan…