Sahabat Ayah
2.12K subscribers
1.12K photos
293 videos
36 files
1.48K links
Kumpulan Materi dan Informasi Seputar Dunia Parenting
Download Telegram
Forwarded from Majelis Indahnya Berbagi
🌻 Hukum Meninggalkan Shaum Ramadhan Tanpa Udzur 🌻

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Berkata Imam Adz Dzahabi Rahimahullah:

وعند المؤمنين مقرر: أن من ترك صوم رمضان بال مرض، أنه شر من الزاني، ومدمن الخمر، بل يشكون في إسالمه،ويظنون به الزندقة، واالنحالل

“Bagi kaum mukminin telah menjadi ketetapan bahwa meninggalkan puasa Ramadhan padahal tidak sakit
adalah lebih buruk dari pezina dan pemimum khamr, bahkan mereka meragukan keislamannya dan mencurigainya sebagai zindiq dan telah tanggal agamanya.

📕📕📕📕📕📕📕

📚 Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, 1/434. Lihat
juga Imam Al Munawi, Faidhul Qadir, 4/410. Darul Kutub Al Ilmiyah

🌸🌺🌴🌻🍃🌾🌷

Farid Nu'man Hasan
📡 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
Informasi kajian Forum Usroh bulan ini (Mei 2017)

FOR US (FORum USroh) Seri ke-8

Tema : 30 HARI MENCARI CINTA "Ramadhan Ceria Bersama Ananda"

Fasilitator: Ayah Irwan Rinaldi

🕌 Tempat 🕌
Masjid Al Falah Benhil
Jl. Bendungan Hilir No.44, RT.8/RW.1, Bend. Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat

Maps https://goo.gl/maps/ErgHa4iscMw

Waktu : Sabtu,27 Mei 2017, Jam 09.00

Luangkan waktu untuk hadir bersama keluarga ya Ayah Bunda. Semoga Allah mudahkan.

Salam cinta dari kami.

Langkah Kita
facebook.com/langkahkita.id
MUNCHAUSEN SYNDROME by PROXY : A Rare Form of Child Abuse
by : Uwi Maniapasta

Mungkin tidak banyak yang tau bahwa ada istilah psikologi untuk seseorang yang sengaja memalsukan atau melebih²kan gejala sakit yang dialaminya dengan tujuan meraih simpati, iba, dan keuntungan material dari orang lain. Kondisi ini disebut dengan Munchausen Syndrome.

Ketika hal ini dilakukan oleh orang yang merawatnya, maka disebut dengan Munchausen Syndrome by Proxy. Kasus paling banyak adalah seorang ibu yang melakukan hal ini pada anaknya. Di beberapa kasus juga terjadi pada istri yang merawat suaminya, suami yang merawat istri, atau anak yang merawat orangtuanya.

Munchausen Syndrome pertama kali diidentifikasi oleh seorang psikiater bernama Richard Asher pada tahun 1951. Sedangkan Munchausen Syndrome by Proxy ditemukan oleh Roy Meadow pada tahun 1977 dan tercakup dalam DSM atau Diagnosed Manual yang digunakan oleh para psikiater sejak tahun 1980.

Dalam DSM dijelaskan bahwa "Munchausen syndrome from is called “malingering,” that is, faking or inducing symptoms of illness where there is some hope of material benefit. Malingering isn’t considered to be a mental illness. It’s just plain fraud".

Ciri² Munchausen Syndrome by Proxy antara lain :
• Seringkali dilakukan oleh orang yang pernah mendapatkan medical training atau orang yang mencoba mempelajari isu² kesehatan agar terlihat meyakinkan.
• Sering berganti² dokter. Jika ada dokter yang tidak mempercayai perkataannya, ia akan pindah ke dokter lain.
• Sering berpindah² tempat tinggal atau rumah sakit.
• Ada satu gejala sakit yang umum dan tidak berbahaya namun ditambah²i dengan gejala lain yang seolah emergency dan bisa merenggut jiwa.

Salah satu kasus paling heboh berkaitan dengan Munchausen Syndrome by Proxy terjadi di Missouri, Amerika Serikat pada Juni 2015 lalu.

Adalah Dee Dee dan Gypsy Rose Blancharde, pasangan ibu dan anak yang sekilas tampak sangat manis. Dee Dee bertahun² merawat Gypsy yang terlihat kurus, kecil, botak dengan gigi berantakan, nada suara yang seperti anak kecil (padahal usianya sudah 24 tahun), menggunakan feeding tube (NGT), dan selalu duduk di kursi roda. Dalam beberapa kesempatan juga ia terlihat membawa² tabung oksigen portabel saat keluar rumah.

Jika ditanya apa sakit yang diderita Gypsy, maka ibunya akan menjawab dengan sederet diagnosa yang panjang : chromosomal defects, muscular dystrophy, epilepsy, severe asthma, sleep apnea, and eye problems. Dee Dee juga selalu menceritakan bahwa Gypsy pernah dirawat di NICU saat lahir dan pernah didiagnosa dengan Leukimia saat balita.

Begitu lihainya Dee Dee menceritakan kondisi Gypsy, ia berhasil mendapatkan banyak donasi dan charity dari beberapa komunitas sosial. Tidak hanya uang, tapi mereka juga mendapatkan kesempatan berwisata ke Disney World, tiket penerbangan gratis kemana saja, sampai mendapatkan rumah dari komunitas House for Humanity.

Ayah Gypsy, Rod Blanchard sudah berpisah dengan Dee Dee sebelum Gypsy lahir dan karenanya Rod tidak pernah terlalu terlibat dalam hidup Gypsy.

Tahun 2014 saat usia Gypsy 23 tahun, ia berkenalan dengan Nick Godejohn dan kemudian mereka berkencan secara online. Tampaknya Gypsy menceritakan semua kondisi yang dialaminya pada Godejohn (yang disinyalir juga punya isu anger management) yang berujung pada plot pembunuhan berencana pada Dee Dee, ibu kandung Gypsy sendiri. Pada Juni 2015, Dee Dee ditemukan tewas ditikam pisau oleh Nick di rumahnya sendiri. Gypsy kemudian melarikan diri bersama Nick Godejohn ke Wincousin.

Perbuatan keduanya berhasil diungkap polisi. Saat ditangkap, ternyata Gypsy dalam keadaan sehat. Kulitnya bersih dan terawat, rambutnya hitam, dia bisa berjalan dengan normal, walaupun suaranya memang khas bawaan seperti suara anak kecil. Ternyata, selama lebih dari 20 tahun, Dee Dee, ibu kandung Gypsy sendirilah yang membuat kondisi Gypsy seolah sakit. Gypsy bahkan hanya diberikan makanan cair berbentuk susu, bukan solid food. Dan kunjungan dari dokter ke dokter serta ratusan kali tindakan dokter mulai dari aneka blood test, scanning dengan CT Scan atau MRI
, pemasangan selang NGT, sampai tindakan operasi muscular yang pernah dijalani Gypsy selama ini sebenarnya tidak perlu dilakukan.

Atas perbuatannya, Gypsy kemudian divonis dengan tuntutan minimal yaitu 10 tahun penjara. Namun Gypsy mengaku hidupnya di penjara justru jauh lebih baik daripada hidup bersama ibu kandungnya selama ini.

Munchausen Syndrome by Proxy adalah bentuk penganiayaan anak yang cukup langka. Namun bukan berarti tidak ada. Langkanya kasus ini antara lain disebabkan karena sulit sekali membuktikan apakah orangtua benar² menceritakan kondisi anak yang sesungguhnya saat berkunjung ke dokter. Sekalipun dokter tidak menemukan gejala yang disebutkan saat memeriksa langsung si anak atau bahkan saat hasil tes semua baik² saja, dokter tetap harus berhati² saat menegakkan diagnosa berdasarkan kondisi klinis yang dilaporkan pasien.

Seringkali juga kasus ini tidak terungkap karena si anak yang masih belum cukup umur untuk menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Sekalipun ia bercerita, belum tentu orang akan percaya. Jika abuse ini dilakukan bertahun², maka akan timbul juga perasaan tergantung antara korban dengan pelaku, apalagi mengingat hubungan antara keduanya yang seringkali adalah hubungan darah atau hubungan emosional yang dalam seperti pernikahan.

Kasus Dee Dee dan Gypsy Blancharde difilmkan secara dokumenter oleh HBO dan disutradarai oleh Erin Larr. Resmi tayang di HBO awal Mei 2017 lalu dengan judul Mommy Dead and Dearest.

Tragis memang. Tapi terkadang harga yang harus dibayar untuk perbuatan keji seperti yang dilakukan Dee Dee sangatlah mahal yaitu nyawanya sendiri. Dan semoga Gypsy akan segera mendapatkan kebebasan yang selama ini ia mimpikan.

Dan mungkin, ada banyak Gypsy Gypsy lainnya di luar sana yang belum terungkap kisahnya. Semoga kita semua senantiasa dianugerahi pikiran yang waras dan sehat agar tidak melakukan hal yang sedemikian buruknya terhadap anak² kita sendiri.


*Penjelasan dokter bgmn sang Ibu berusaha mengelabuhi para dokter yang pernah memeriksa Gypsy:
https://www.buzzfeed.com/michelledean/dee-dee-wanted-her-daughter-to-be-sick-gypsy-wanted-her-mom?utm_term=.hnQ48dleD#.npWvje376
[AQL]

*“Kunci Peradaban Rp 16 Ribu”*

_*Percayakah Anda kunci peradaban harganya hanya Rp 16 ribu?*_
_Tidak?_
_Kami juga juga tidak percaya._

Namun *jika Rp 16 ribu-nya kali 1.000.000 (sejuta) orang*, akan hadir dana Rp 16 Miliar untuk membangun sebuah pusat peradaban di pusat Jakarta.

_Jumlah itu akan menambahi donasi yang sudah terkumpul Rp 10 Miliar._

Sehingga jumlahnya InsyaAllah tembus Rp 26 Miliar sampai akhir Juli 2017.

*AQL Islamic Center* dalam Perjalanan Dakwahnya *telah dan akan terus menebarkan rahmat ALLAH terbesar, yaitu Al-Qur'an di bumi Indonesia, melalui gerakan Tadabbur.*

AQL bekerja dan bekerja sama dengan seluruh komponen umat dan bangsa untuk kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia lewat penghayatan dan pengamalan al-Qur'an.

Saat ini *kontrak Markas dakwah* AQL Islamic Center di Jl. Tebet Utara I No.40, Jakarta Selatan, *sudah habis* dan *akan dibebaskan* dgn nilai 26 M *sampai akhir Juli 2017.*

Dari tempat ini semua rangkaian perjalanan dakwah kita dan momentum Syiar Islam berkembang. Shalat 5 waktu dan Shalat Jum'at ditegakkan, ya di masjid AQL yg sederhana; ditempat ini pula remaja, pemuda sampai orang tua semua menimba ilmu dan melakukan gerak dakwah, Demi Terbangunnya Peradaban Qur'ani yg kelak akan kita Wariskan untuk Generasi Penerus.

Mari manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memiliki kunci peradaban yang insyaaALLAH akan menjadi kunci surga kita semua.

Ayo, turut serta menjadi pejuang peradaban!

Bergabunglah dalam

*Gerakan*
*Sejuta Insan Berinfaq Rp.16.000*
Untuk Pembebasan Tanah AQL Islamic Center


Salurkan Infaq terbaik anda melalui

BNI Syariah (KodeBank : 009) NoRek : 0377750737
a/n. Yayasan Pusat Peradaban Islam

_Dapatkan kemudahan mengakses Video Pilihan_ *SahabatUBN* cukup dg mengkonfirmasi :
Nama#No.Hp#Nominalinfaq#Tgl&WktTransfer
Kirim ke : +6281315333416

Ajak seluruh keluarga dan sahabat, jadilah bagian dari kunci peradaban.

*#KunciPeradabanRp.16Ribu*
*GerakanSejutaInsan* *Berinfaq 16.000* untuk Pembebasan Tanah AQL
Fenomena Mother Distrust
By : Ajo Bendri Jaisyurrahman

Silahkan browsing "mama bangs*t", maka akan muncul ribuan tweet anak-anak remaja mengtweet "mama bangs*t" atau memaki ibu mereka pada akun sosialnya. Menyedihkan. Apa pasal?

Rupanya, banyak ibu sekarang, yang melupakan arti bonding, atau kelekatan kasih sayang untuk anak anaknya. Ada seorang anak Pejabat, yang memiliki kelimpahan materi. Membuang Iphone seharga 3juta rupiah, melempar laptop mac seharga 35juta rupiah ke kolam renang rumahnya. Hanya karena dilarang keluar malam oleh Ayahnya. Ketika si ibu datang, melarang anaknya, keluar lah kalimat kebun binatang pada si ibu..
*Astaghfirullah..

Setelah diselidiki. Si anak curhat. Bahwa sejak bayi, ia tidak punya bonding terhadap ibu nya. Ibu nya terlalu sibuk bekerja meraih karir, ia jarang merasakan belai kasih ibu nya.Para Bunda, ternyata hak anak untuk bisa menyusui adalah mutlak, dia menemukan kasih sayang, kenyamanan, cinta kasih lewat emotional bonding dgn ibunya ketika menyusu. Jangan pernah cepat-cepat disapih.

Makanya, ketika anak masih bayi, tidak ada istilah bau tangan, anak butuh segera gendong. Karena dia butuh mendapatkan rasa aman dan cinta. Kalau dibiarkan lama-lama, dia akan menjadi anak yg memikirkan diri sendiri tidak memahami perasaan orang lain.

Fungsi ibu memberi rasa aman. Sedang Ayah, menegakkan aturan. Ketika ibu sebagai ratu di rumah tidak lagi dirindukan, anak akan betah lama lama di luar.Harus menularkan energi positif kepada anak.

Ketika melihat anak bandel, nakal, harusnya anak tersebut lebih butuh kasih sayang dan perhatian kita.

Kebutuhan seorang ibu :
1. Ibu harus punya 'me time'
2. Couple (ibu harus punya waktu berdua bersama pasangan. Wanita yang sehat jiwa nya, harus mengeluarkan 20.000 kata per hari. Jalan bersama, membahas tentang anak)
3. Family time (waktu bersama keluarga inti)
4. Social Time

Aspek diatas harus seimbang. Skill dasar seorang wanita, menulis. Karena emosi yang tidak keluar atau disalurkan, akan rentan membuat ibu menjadi kasar dan emosional. Curahkan isi kepala dan hati lewat tulisan.

Rumus mendidik anak di era sekarang, adalah menjebol privasi si anak. Jangan GR ketika anak memprotect hp, jangan menganggap dia mandiri. Hati hati.

Kejadian nyata, anak 2 smp, punya akun fb, berteman dengan pemuda yang status FB nya penuh motivasi. Si gadis kagum. Kopi darat, si ibu tidak tahu. Ternyata si cowok punya niat tidak baik. Awal ketemuan pegangan tangan, lalu mulai berani yang lebih. Tapi si anak perempuan selalu menolak. Sampai suatu waktu, anak gadis di telepon pacarnya tengah malam, ia berbohong bilang menjadi korban begal. Si gadis karena kadung cinta, keluar malam itu hendak menolong pacarnya. Di tempat sepi, ia nyaris mau dinodai. Bersyukur ada bapak bapak melihat dan segera menolong anak gadis tersebut. Si ibu nyaris pingsan. Anak yang dikira baik, dikira tidur di kamarnya, ternyata sudah pacaran 2 tahun dengan pemuda tersebut. Si anak tidak mau cerita dan terbuka dengan bunda nya. Kenapa? Karena bunda nya bukan menjadi tempat yang asik untuk diajak curhat.

Ibu hrs punya skill dasar agar dirindukan anak.
*bisa memasak (audience heboh byk yg protes), Ustad mengatakan memang tugas seorang ibu bukan memasak, di kitab fiqih mana pun tdk dijelaskan tugas utama ibu memasak, krn kita membangun rumah tangga, bukan rumah makan. Harus bisa masak, agar anak kangen dgn masakan ibu.
*memijit
Anak sampai usia berapa pun butuh dipeluk dan disentuh. Ketika anak yg biasa dipijat di punggung, perut, dan tangan, maka ia akan terbiasa lancar bercerita. Maka nya profesi tukang pijit sekalian tukang pijit jadi konselor juga.
Pelajari ilmu akupresure, akupuntur.
*mendengarkan
Kalau wanita ditanya banyak jawab singkat. Berarti dia lagi sedih. Kalau ditanya sedikit jawabannya banyak, tanda si ibu lagi happy.

Penutup :
Ketika ibu sudah dirindukan, maka anak akan punya definisi indah tentang rumah.. Rumah dimana disana ibu berada. Ibu yang selalu punya cinta yg membuat anak ingin pulang.

----
Dirangkum oleh : Nailah Assagaf
Sahabat Ayah
Ada seorang anak usia 6 tahun, sebutlah Alif, mencuri uang temannya, Rp 2500. Ibu Alif sangat malu, sakit hati dan murka. Sang ibu begitu kecewa anaknya yang diharapkan shalih itu mengecewakannya luarbiasa. Tujuh turunan tak sudi menjadi pencuri. Amarahnya…
Konsep perkembangan pendidikan anak :

0-2 Tahun dekatkan anak kepada ibunya.
3-6 Tahun dekatkan anak kepada ayah ibunya.
7-10 Tahun dekatkan anak laki-laki dengan ayahnya, dekatkan anak perempuan dengan ibunya.
11-14 Tahun dekatkan anak laki - laki dengan ibunya, dekatkan anak perempuan dengan ayahnya


"Fitrah based education"
Ust. Harry Santosa
<AQL>

Ayah..Ibu..
📝 _Apa Agenda Ramadhan bersama Keluarga Besok_

💝 Ramadhan adalah momentum untuk perbaikan diri dan keluarga

👨‍👩‍👧‍👦 Membangun keluarga yang memiliki visi mulia tentu kita membutuhkan model atau teladan.

💖 Al-Qur'an telah menceritakan bagaimana kehidupan berkeluarga para nabi dan juga orang-orang mulia yang sangat layak kita jadikan model dalam berkeluarga & mendidik buah hati.

Bagaimana teladan keluarga dan orang tua bijaksana dalam al-Qur'an

Hadirilah..
Majelis Keluarga Spesial


*"Parenting Keluarga Qur'an"*

*Bersama* :
Ust. Bachtiar Nasir, Lc

📆 *Kamis, 1 Juni 2017*
🕗 Pkl. 09.30 - 14.00 WIB
🕌 *Di AQL Islamic Center*
Jl. Tebet Utara 1 No. 40. Jakarta Selatan.

📩 *Infaq* : 100.000,-

*Acara ini Terbuka untuk Umum* : _Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Calon Ayah dan Calon Ibu baik yg sdh berkeluarga atau belum_

📢 Silahkan ajak Keluarga dan Sahabat, sebarkan informasi ini agar bermanfaat untuk Muslim lainnya

📲 Daftar Segera..
*Dan konfirmasi kehadirannya dg Format* :
Nama_Usia_No.HP_TglTransfer_JumlahPeserta_
*Kirim ke* : +62 812-9115-4111

*Pembayaran Infaq* :
🔻On The Spot
Atau
🔻 *Transfer ke* :
Rek. a.n Yayasan Pusat Peradaban Islam
BNI Syariah 0607077667
kode atm (009)

Mari jadikan Ramadhan ini Momentum untuk perbaikan diri dan Keluarga


_Mari membangun Keluarga Qur'an._
==================
Tw : @bachtiarnasir
FB : AQL Islamic Center
www.aqlnews.com
= = = = = = = = = = = =
Majelis Keluarga Spesial

*"Parenting Keluarga Qur'an"*
Bersama Ust Bachtiar Nasir,
*Kamis 1 Juni 2017*
Forwarded from Bunda Rusni Channel
����������

"Mumpung anak masih kecil, jangan sampai salah seperti saya ya.
Anak pertama usia 22 thn hafal 18 juz.
Anak kedua dan ketiga semua hafidz dan hafidzah.
Tuntas 30 juz.
Tapi ...
saya sedih karena untuk sholat saja mereka masih diingatkan dan disuruh. Saya menangis saat saya baru sadar bahwa ada yg terlewat kala itu.
*
Fitrah keimanan (dibahas saat workshop) yg harusnya ditanam di 7 tahun pertama hidupnya ternyata lupa saya kawal lebih ketat dan belum tuntas. Dan sekarang kami harus "restart" dari awal untuk mengulang proses yg terlewat".
Hmm,,,Jazakumullah khairan katsira nasehat berharganya pak,,,
Satu hal lagi yg saya dapat saat mengikuti worshop home education based fitrah and tallent di semarang bbrp waktu lalu bersama ust harry.
Didiklah anak sesuai fitrah.
Fitrah apa?
Ada bbrp fitrah.
Diantaranya fitrah iman, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas?
Wow, , ,
gimana itu?
*

Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa seperti gendernya.
Jika ia anak perempuan, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sbg perempuan.
Jika ia laki2, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki2.
Pertanyaan berikutnya yg muncul, bagaimana tekhnis membangkitkan fitrah seksualitas ini ?
Ada beberapa tahap yg perlu kita kawal di tiap fasenya.
*
Usia 0 - 2 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.
Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun.
Menyusui, bukan memberi asi.
Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.
*

Usia 3 - 6 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya.
Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.
Perbanyak aktivitas bersama.
*
Usia 7 - 10 tahun
Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya.
Jika anak laki2, maka dekatkan dengan ayahnya.
Ajak anak beraktifitas yg menonjolkan sisi ke-maskulin-annya.
Nyuci motor, akrab dg alat2 pertukangan, dsb.
Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya.
Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan ke-feminin-annya.
Stop katering dan banyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan saat bersih2 rumah, menjahit dsb.
*

Usia 11 - 14 tahun
Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan.
Lintas gender.
Jika anak laki2, maka dekatkan pada bundanya.
Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.
*
Ada sebuah riset yg menunjukkan jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada fase ini maka data menunjukkan anak tsb 6x lebih rentan akan ditiduri oleh laki2 lain.
Di sebuah artikel parenting, dulu saya juga menemukan hal senada.
Jika tdk dekat dg ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki2 yg menawarkan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.
Logis juga sih.
Saat ada laki2 yg memuji kecantikannya, mungkin ananda gak gampang silau krn ada ayahnya yg lebih sering memujinya.
Kalau ada laki2 yg memberikan hadiah, ananda tak akan gampang klepek2 krn ada ayahnya yg lbh dulu mencurahkan perhatian dan memberi hadiah.
Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dg ayahnya, maka sebaliknya, anak laki2 harus dekat dengan bundanya.
Efek yg sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewat, maka anak laki2 punya potensi lebih besar untuk jadi suami yg kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan.
Ada yang tanya, lho kalau ortunya bercerai atau LDR bagaimana?
Hadirkan sosok lain sesuai gender yg dibutuhkan.
Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki2 lain yg bs menjadi sosok ayah pengganti.
Bisa kakek, atau paman.
Sama dengan rasulullah.
Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi rasulullah tak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu.
Ada kakek dan pamannya.
Ada nenek, bibi dan ibu susunya.
***
Fase berikutnya setelah 14 thn bagaimana? Sudah tuntas. Krn jumhur ulama sepakat usia 15 thn adalah usia aqil baligh
Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi.
Ia telah menjelma menjadi orang lain yg sepadan dengan kita.
Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak2, karna kita hanya
Forwarded from Bunda Rusni Channel
punya waktu 14thn saja.
Saling mengingatkan, saling menguatkan, saling mendoakan ya teman2.
Moga allah mampukan dan bisa mempertanggungjawabkan amanah ini kelak di hari penghitungan..
Selamat berkumpul dan merajut cinta bersama keluarga.
Apapun keadaannya, jangan lupa bersyukur dan bahagia
#pentingnya_kurikulum
#janganburu2
#homebased_education
#home_education_based_akhlak_and_talent
#copas
Semoga bermanfaat
Dapat copas dr teman

Penulis : euis kurniawati
(AQL- Spesial Ramadhan)

*Al Fatihah*, Surat yang semua orang pasti menghafalnya.. Namun sudahkah kita tau makna dan mutiara yang terkandung dalam Surat Al Fatihah??

_Surat yg selalu dibaca berulang-ulang dalam tiap Shalat kita._

Tau kah kita bahwa di dalamnya terdapat *petunjuk selamat, kebahagian dan kesuksesan hidup* dunia-akhirat tertuang didalamnya?

*Karena Al Fatihah adalah Ringkasan Jalan Al Qur'an*

💝 Mari ikuti
Tadabbur Spesial

*"The Qur'an Way"*
(Tadabbur Surat Al Fatihah)

*Bersama*
KH. Bachtiar Nasir

🗓 *Sabtu*, 3 Juni 2017
🕗 *Jam* 08.00 - 12.00
🏨 Di *Grand Sahid Jaya Hotel*
Jl. Jendral Sudirman No. 86
Jakarta

*Infaq* : Rp.500.000,-
(100% untuk Pembebasan Tanah AQL Islamic Center)
www.aqlnews.com

*Daftar Segera* :
QW_Nama_Usia_No.HP_Tgl.Transfer
*) Sertakan Bukti Transfer
*Kirim ke* :
+6281295907373
*Transfer ke*
BNI Syariah (KodeBank: 009)
NoRek 0377750737
a.n. Yayasan Pusat Peradaban Islam

_Mari Jadikan Ramadhan ini Momentum Perbaikan Diri, menuju Shirat Al Mustaqim._
===================
*The Qur'an Way*
_(Tadabbur Surat Al Fatihah)_
*Sabtu, 3 Juni 2017*
*Bersama* KH.Bachtiar Nasir
Forwarded from Nouman Ali Khan
Assalamualaikum, this is unofficial Nouman Ali Khan channel's. Managed by NAK Indonesia.
Forwarded from Nouman Ali Khan
As the month of Ramadan approaches faster than most of us realize I thought it would be best to write something briefly about the idea of being respectful and loving towards one another despite our differences. The believers, in their attitudes towards one another are described with phrases in the Qur’an like

رحماء بينهم ,

loving & caring towards one another

أذلة على المؤمنين,

humble and pride-less in their dealings with other believers

إنما المؤمنون إخوة ,

that they are nothing but a band of brothers.

يؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة ,

that they give preference to others over themselves even when afflicted with starvation themselves

فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا

That He caused a surging love to make its way into your hearts then thus you all transformed, only by His blessing and grace, into brethren.

They are described as making the prayer that preserves that brotherhood. I would like to share a piece of that prayer with you:

ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ,

Do not allow for ghill to be furnished in our hearts for those who’ve believed.

The Arabic word غل has a number of implications including

شدة العطش والحرارة
,an overwhelmingly intense feeling of thirst and burning. They would say

أغل إبله أساء سقيها فصدرت ولم ترو

That so and so did ghill to his camel meaning didn’t quench her thirst and she was still dispatched (meaning out in the desert) without being replenished.

Figurative meanings were used derived from this image for someone carrying two sets of meanings, depending on the morphology used,

a. شدة الحسد والحزن والحقد والضغن

intense burning feelings of jealousy, grief (because of someone), hatred, malice and harboring a grudge.

b. الغش والخيانة

To cheat and be disloyal and dishonest

Perhaps, and Allah knows best, both stem from the image popular among the Arabs regarding that camel. Its master did cheat it and abuse it while all its done is be at his service. And of course as a result it is experiencing the intense heat and thirst that is eating away at it from within.

In the Qur'an believers beg Allah not to harbor these feelings towards each other. May He include us amongst those whose hearts remain clean of ghill.

On the one hand there are the people who benefit from the work I do and others whose contributions are far greater and far more valuable. I see the change people have experienced in their lives and sincere love and sincerity they have towards people like me despite having never met me. I’ll run into people like that at a program or on the street and take du’as from them. I’ve been handed cards and artwork lovingly drawn by beautiful children who can’t believe I popped out of a screen into real life. And I’m sure others in my place have experienced these beautiful loving gestures from our blessed ummah. I’ve met scholars, da’ees and activists whose love of deen and love of serving it oozes out of them and just being in their presence is inspiration. These are the gifts of Allah to our ummah and may Allah protect and preserve them, always.

Yet on the other hand I’ve seen ugliness in this ummah from a unique vantage point. I’ve seen an eagerness to be quick to judge, to make the worst assumptions, to allege without understanding the facts, to be waiting to pounce at the opportunity of finding another’s mistake, to speak so easily and casually of the faults of another ripping their dignity to shreds as we bite into our meals, to dismiss and disassociate, to declare kafir, deviant, hypocrite, corrupt and more. I’ve seen enough that I can relate to many who are in this space trying to do something good for their community just give up and say, “I can’t take it anymore, I don’t want anything to do with this.” I’ve met activists and Islamic workers around the world who’ve asked me the painful question, “how do you deal with Muslims and still carry on?”

Before saying anymore, I would like to clarify that this post is NOT meant, I swear by Allah, as a sliding comment towards anyone. It is however meant to defend some people. I’ve met with Dr. Zakir Naik. I love and re
Forwarded from Nouman Ali Khan
spect him. I’ve met Dr. Farhat Hashmi and I love and respect her. I’ve met Javed Ghamdi Sahib and I love and respect him. I’ve met Maulana Tariq Jamil and I love and respect him. I have the honor of knowing people like Shaikh Hamza Yusuf, Dr. Yasir Qadhi, Mufti Menk, Dr. Tariq Ramadan…the list goes on and on and I have love and respect for these great individuals, the ones I have named and the ones I haven’t. I can say with complete honesty that I disagree with virtually every one of them on one matter or another, and sometimes passionately. That, in no way, takes away my love and respect for them. If they asked for my help, I’d stand by them because they are sincere servants of Allah and if I don’t see eye to eye with them on all things and even sometimes fundamental things, the fact that they are my family in faith will not be shaken. I will discuss with them candidly, disagree with them, compliment them on the work that they do, pray for them as I hope they do for me.

It was Shaikh Hamza Yusufs videos in the nineties that while watching them I first thought to myself, I wish I knew Arabic. His videos made me laugh and cry and love Islam. I started praying more regularly as a result. I believe not a prayer I perform goes by that he doesn't get sadaqa jaria for. Dr. Yasir Qadhi, I feel, is like my older brother. I learn from him, admire his rigorous scholarship, find myself in awe of his divinely gifted genius and truly believe he's an invaluable asset to the ummah. I've listened to hours of Dr Farhat Hashmi, Maulana Tariq and Javed Ghamdi Sahib. They've each benefited me tremendously and uniquely. I wholeheartedly love Mufti Menk. He's officially the coolest human being I know and the personal gift he's given me (that shall remain personal), I will be indebted to him so long as I live.

I’m not ashamed to say that I’ve benefited from these and more wonderful people. Some people like to think that means I wholeheartedly endorse all that they ever say or they endorse all that I ever say. This silliness needs to stop. Standing by someone isn’t a blanket statement about agreeing with all of their ideas. I’ve learned from my non Muslim professors at the University. I’ve learned from western academics writing research papers on the Qur’an. We have to grow up as an ummah and realize that knowledge and benefit can only truly be acquired when we bring a respectful, critical, inquisitive, sincere and transparent attitude to our learning. I will continue to ask questions without hesitation, criticize without shame and benefit without worry of ‘endorsement’ but here’s the thing. You won’t know anything about it my criticisms or disagreements because that is part of my personal journey as a student and that is completely different from who I am as a teacher. Some people turn disagreements between public figures into something of a sport. Well I'm not playing that game. I will publicly speak about what I feel is far more valuable; the word of Allah, as opposed to what I do or do not endorse of anyone else.

I study the Qur’an with my team to the best of my ability. I try to teach what I’ve learned to the best of my ability. You are completely free to disagree with what I’m saying. It is at the end of the day, a human attempt to understanding Allah’s words better. I pray that Allah counts that effort as a sincere one. Take the good from people and leave what you’re not convinced of. If you want to turn that into a crusade of saving the ummah from the mistakes of xyz, so be it. The rest of us have better things to do with our lives like worship Allah and learn something of benefit. I love the old Arab saying

من طلب أخا بلا عيب بقي بلا أخ

Whoever seeks a brother without flaw is left without a brother. I endorse this message. Okay bye.

https://www.facebook.com/noumanbayyinah/photos/a.247063285426421.63209.185523868247030/1049619191837489/?type=3
كَانَ الرَجُلَانِ مِنْ اَصْحَابِ رَسُولِ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، إِذَا التَقَيٰ لَمْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَقْرَأَ اَحَدُهُمَا عَلَى الثَّانِيْ سُورَةَ العَصْرِ

Dulu, ada dua orang dari sahabat Rasul shallallahu 'alahi wa sallam, apabila mereka berjumpa mereka belum akan berpisah sampai salah satu dari mereka membacakan Surah Al 'Ashr kepada yang lainnya


Sumber:
Bab Surah Al'Ashr Halaman 38, Kitab Silsilatu Ta'limi Al-Lughah Al-'Arabiyyah
Al-Mustawal Ula
Durus Min Al-Quranil Kariim
LIPIA
Sahabat Ayah
BRANDING (seri LELAKI PENDEKAR bag. 5) by : bendri jaisyurrahman (twitter/IG : @ajobendri) Dialah Muhammad. Nama yang diberikan oleh kakek tercinta, Abdul Muthollib. Menjadi satu-satunya nama di muka bumi saat itu. Tak ada satupun makhluk yang menyamai namanya.…
TEMAN SEJATI (seri LELAKI PENDEKAR bag. 6)

by : bendri jaisyurrahman (twitter/IG : @ajobendri)

Inilah episode hidup lelaki pendekar yang paling mendebarkan : nikah. Nikah itu nikmat yang bikin gelisah. Sebab di balik kesenangan yang ditawarkan, terdapat tanggung jawab besar yang sekiranya tak ditunaikan, jadilah ia lelaki yang hina di dunia dan akherat. Bagi lelaki pendekar, menikah adalah titik nol perjalanan membangun peradaban lewat keluarga. Karena itu, ia mutlak butuh pasangan sebagai teman sejati yang membantu wujudkan visinya. Tak mungkin membangun keluarga tanpa adanya pasangan. Alih-alih disebut rumah tangga, malah lebih tepat namanya rumah (tanpa) tangga. Belum lengkap isi rumahnya. Disebut rumah (plus) tangga disini memiliki banyak makna. Dimana pernikahan sejatinya bukan sekedar memberikan kenyamanan layaknya fungsi rumah; namun mampu membantu penghuninya untuk ‘naik’ layaknya tangga. ‘Naik’ untuk menjemput impian dan meraih cita-cita. Itulah kenapa percepatan potensi seseorang dipengaruhi saat ia sudah menikah. Memiliki energi berlipat-lipat untuk maju. Syarat utamanya adalah jangan sampai salah pilih pasangan.

Kita belajar dari kisah Nabi Nuh alaihissalam, yang tak mampu bawa anaknya ke dalam barisannya. Tersebab ibu dari sang anak yang tetap bersikukuh dalam kekafiran. Durhaka terhadap suaminya. Hingga akhirnya nabi Nuh tak mampu membawa seluruh anggota keluarganya kumpul bersama di surga. Mereka tercerai berai di akherat meski di dunia nampak utuh sebagai sebuah keluarga. Inilah hakikat dari keluarga broken home. Yaitu gagal untuk kumpul bersama di surga.

Apa yang dialami nabi Nuh tentu adalah taqdir dari Allah yang tak kuasa dihindari. Sebab memang sejatinya hidayah milik Allah. Kita hanya dituntut untuk berupaya sekuat tenaga membuka jalan hidayah, khususnya bagi orang-orang terdekat. Namun pelajaran pentingnya adalah betapa pasangan hidup amat menentukan kualitas keluarga yang hendak kita bangun nantinya. Salah pilih beresiko menghancurkan pondasi keluarga. Maka Allah pun memuji keluarga Ibrahim dan keluarga Imran dalam surat Ali imran ayat 33 karena mereka memulainya dengan harmonisasi pasangan. Istri-istri mereka adalah wanita mulia yang siap mendukung perjuangan mereka membangun peradaban hebat lewat keluarga.

Lelaki pendekar tahu betul tentang hal ini. Selalu teringat sabda Baginda Nabi. Bahwa wanita dipilih karena empat hal : harta, kecantikan, keturunan dan juga agamanya. Sebagai lelaki normal tentu ia mengharapkan keempat hal tersebut bisa terhimpun dalam satu wanita. Sudahlah ia cantik, bermata biru, kulit putih, hidung mancung, tinggi 170 cm dan ternyata keturunan Raja Arab yang kaya raya. Ditambah status anak tunggal dimana bapaknya terkena penyakit stroke pula. Plus wanita tersebut juga hafal quran, dan juga hafal shahih Bukhari dan Muslim. Subhanallah. Pertanyaannya ia mau gak sama kita? Itu aja. Kalaupun mau, paling mau muntah. Sebab kita pun bisa jadi tak sesempurna itu. Sudahlah, ini realita bukan serial drama korea. Makanya Rasul kasih petunjuk, jika tak mampu dapatkan keempat-empat kriteria tersebut, pilihlah karena agama. “Niscaya kamu beruntung”, ini janji dari Nabi.

Keberuntungan lelaki pendekar ditandai ketika memilih pasangan karena agama. Bukan sekedar seiman. Namun sama-sama punya visi dan tujuan hidup yang mulia. Sehingga pernikahan bukanlah sekedar puaskan syahwat semata. Namun punya target besar : membangun peradaban negeri dengan mencetak generasi rabbani. Dari sini saja sudah jelas, jalan hidup dan lika liku lelaki pendekar. Sehingga sang pendamping hidupnya haruslah sosok yang istimewa. Yang siap memenuhi impiannya. Bukan sekedar istri baginya. Namun juga ibu bagi anak-anaknya nanti.

Tengoklah baginda Nabi. Saat mula-mula dilantik menjadi pembawa risalah kebenaran dengan turunnya wahyu melalui Jibril. Bukan main gemetarnya beliau. Pulang ke rumah dengan tubuh menggigil seraya berucap, “Selimuti aku! Selimuti aku!”. Datanglah sang kekasih tercinta, belahan jiwa beliau, Khadijah binti Khuwailid. Dengan pelukan hangatnya memberikan ketentraman bagi jiwa yang sedang gel
Sahabat Ayah
BRANDING (seri LELAKI PENDEKAR bag. 5) by : bendri jaisyurrahman (twitter/IG : @ajobendri) Dialah Muhammad. Nama yang diberikan oleh kakek tercinta, Abdul Muthollib. Menjadi satu-satunya nama di muka bumi saat itu. Tak ada satupun makhluk yang menyamai namanya.…
isah. Inilah teman sejati. Tahu apa yang dimaui suami. Saat suami pulang ia menyediakan jiwa dan raganya laksana menyambut sang pangeran dengan senyuman cinta. Bukan malah sibuk dengan orderan bisnis onlinenya atau sibuk gonta ganti channel TV. Suami datang malah dikacangin. Ingat, kacang itu gurih. Dikacangin? Perih!

Karena kehati-hatian dalam memilih pasangan inilah, maka seringkali kita dapati lelaki pendekar terkesan menunda-nunda pernikahan. Bukan karena ia tak berani nikah, namun menikah baginya bukan seperti mencari HP di kios elektronik. Yang kalau salah pesan, masih bisa komplain dan ditukar. Mencari istri tak seperti itu. Pertimbangan akan hak anak yang kelak jadi generasi tangguh di masa depan, salah satu alasan kenapa ia begitu selektif. Sebab sejatinya, ibu adalah madrasah pertama seorang anak. Memilih wanita yang salah, berarti mensekolahkan anak di tempat yang salah. Dan hal ini sejatinya menzholimi hak anak yang pada dasarnya punya hak mendapatkan ibu yang baik.

Seperti yang dituturkan oleh Abul Aswad Ad Duali. Beliau menikah di usia yang tak lagi prima, 40 tahun. Ketika hal itu ditanya oleh anaknya, saat sang anak beranjak dewasa, dengan lugas ia menjawab, “Ayah bertahun-tahun sibuk mencari wanita yang layak menjadi ibumu. Bukan sekedar istri bagi ayah”. Allahu Akbar. Sebuah niat mulia yang dibangun sejak awal merencanakan pernikahan. Menunjukkan kepedulian akan generasi masa depan.

Atau kisah yang dialami oleh Najmuddin Ayyub, ayahanda dari Sang Pembebas Kota Suci Palestina, Sholahuddin Al Ayyubi. Berbagai cemoohan dan bullyan ia terima karena di usianya yang sudah layak menikah, tak jua ia memiliki pasangan hidup. Bahkan kawan-kawannya sibuk menjodohkannya dengan wanita-wanita cantik keturunan bangsawan di masa itu. Dengan tegas ia menolak seraya sebutkan visi hidupnya di hadapan teman sejawatnya. “Aku hanya akan menikah dengan wanita yang siap bersamaku mendidik anak yang akan membebaskan kota suci Palestina”. Semua kawannya pun diam. Speechless. Bukan sembarang wanita yang ia cari.

Hingga saat ia melewati sebuah rumah dimana ada seorang ayah yang menasehati anak gadisnya yang kerap menolak pinangan lelaki yang melamarnya, ia tercekat dengan alasan sang wanita, “Aku hanya akan menikah dengan lelaki yang siap bersamaku mendidik anak untuk membebaskan Palestina”. Tanpa ragu, Najmuddin Ayyub buru-buru mengetuk pintu rumah sang wanita dan segera melamarnya tanpa lebih dulu melihat bentuk fisik dan wajahnya.

Pesona visi sang wanita ternyata mengungguli ketertarikan Najmuddin akan parasnya. Baginya, visi yang selaras dalam upaya membangun peradaban adalah nomor satu. Urusan kecantikan bisa cincay lah. Lagi-lagi inilah cara lelaki pendekar dalam mencari pasangan hidup. Tak terburu-buru karena takut dicap jomblo abadi. Namun tak menunda-nunda jika sudah ketemu yang sevisi, meski kuliah masih belum ngerjain skripsi. Baginya mendapatkan wanita terbaik ibarat mendapatkan tambang emas. Jika kau tak segera miliki, maka agen mata-mata dari Amerika bisa aja langsung menguasai. Tinggallah engkau meratap di pojokan, sambil mengacungkan salam gigit jari.

Sekali lagi, bagi lelaki pendekar menikah adalah lepas landas menuju ke pulau harapan yang ia mau. Yaitu peradaban Islam yang hebat ditopang oleh generasi yang kuat. Dan kesungguhannya dapat dilihat saat ia melamar sang wanita. Ia tak lafalkan puisi-puisi gombal seraya memberikan sekotak berlian diiringi kalimat, “Maukah kau menjadi istriku?”. Ini udah basi. Lelaki pendekar cukup bawa proposal pengasuhan di hadapan sang wanita. Kemudian dengan mantap ia berkata, “Maukah telapak kakimu menjadi surga untuk anak-anakku nanti?”. So sweet. Bahkan drama Korea maupun India pun belum bisa seromantis ini (bersambung)
Pagi ini cuma mau share sebuah video parenting. Bagi yang punya anak laki-laki atau yang menginginkan anak laki2 wajib lihat video ini.