Menghabiskan waktu berjam-jam mantengin handphone tanpa ada output yang positif dan bermanfaat, itu artinya kamu udah buang hal yang paling mahal yaitu WAKTU!
Beberapa kali gue ketemu mentor atau orang yang sukses, mereka itu punya kesamaan yaitu pinter NGATUR waktu.
Sehingga ga ada waktu yang kebuang sia-sia gitu aja, semuanya udah diplanning.
Hari ini, mereka udah buat list apa aja yang harus dikerjakan & diselesaikan besok. Jam nya udah terpalnning dengan rapi dan baik, jadi tiap hari lebih produktif.
Ada ga waktu buat males-malesan?
Tetep ada, tapi tertata setelah hal yang harus diselesaikan itu selesai. Bukan berjam-jam abis waktu sia-sia.
Coba deh kalo masih sering kebablasan waktu mantengin sosmed padahal ga berguna pikirin hal ini baik-baik:
Hari ini ilmu baru apa yang udah gue dapet?
Hari ini adakah potensi/peluang income yang bsia dikerjain?
Udah nambah belom relasi positif biar hidup terupgrade?
Udahkah olahraga biar tubuh lebih sehat?
Jadi daripada ngabisin waktu sia-sia, manfaatin sebaik-baiknya. Sesimpel bersihin kamar atau beresin rumah deh, itu aja udah bisa jadi bukti untuk diri sendiri sebagai pribadi yang bertanggung jawab, sekalian itung-itung olahraga.
Inget…
Orangtua makin lama makin renta, sudahkah kamu buat mereka bahagia?
Waktu ga akan pernah bisa diulang, karena kamu bukan Doraemon…
Beberapa kali gue ketemu mentor atau orang yang sukses, mereka itu punya kesamaan yaitu pinter NGATUR waktu.
Sehingga ga ada waktu yang kebuang sia-sia gitu aja, semuanya udah diplanning.
Hari ini, mereka udah buat list apa aja yang harus dikerjakan & diselesaikan besok. Jam nya udah terpalnning dengan rapi dan baik, jadi tiap hari lebih produktif.
Ada ga waktu buat males-malesan?
Tetep ada, tapi tertata setelah hal yang harus diselesaikan itu selesai. Bukan berjam-jam abis waktu sia-sia.
Coba deh kalo masih sering kebablasan waktu mantengin sosmed padahal ga berguna pikirin hal ini baik-baik:
Hari ini ilmu baru apa yang udah gue dapet?
Hari ini adakah potensi/peluang income yang bsia dikerjain?
Udah nambah belom relasi positif biar hidup terupgrade?
Udahkah olahraga biar tubuh lebih sehat?
Jadi daripada ngabisin waktu sia-sia, manfaatin sebaik-baiknya. Sesimpel bersihin kamar atau beresin rumah deh, itu aja udah bisa jadi bukti untuk diri sendiri sebagai pribadi yang bertanggung jawab, sekalian itung-itung olahraga.
Inget…
Orangtua makin lama makin renta, sudahkah kamu buat mereka bahagia?
Waktu ga akan pernah bisa diulang, karena kamu bukan Doraemon…
Stephen R Covey pernah menulis dalam bukunya, semua orang ingin dihargai, termasuk diri kita. Tapi mulailah dengan menghargai orang lain terlebih dahulu.
Kata-kata tersebut sangat simple, tapi pemahamannya harus mendalam dan dalam prakteknya akan mengubah diri kita menjadi orang yang bermental kaya.
Kenapa bisa begitu? karena secara tidak langsung, dengan menghargai orang lain, kita akan dengan mudah mengurangi mental gratisan.
Di lingkungan pertemanan kamu pasti akan selalu ada orang yang seperti ini:
"GRATIS dong boy buat produk lu, icip dulu lah..."
"DISKON doong, masa ama temen ga diskon..."
"Wah, mau ke Singapore lu? Oleh-oleh jangan lupa ya"
"Lu abis beli tools A? Bagi dong gue"
Sering dengar kaya gitu?, itu adalah mental mental GRATISAN, dimana secara tidak sadar, menganggap diri tidak mampu dan mengundang vibrasi kemiskinan dalam hidupnya.
Selain menunjukkan diri tidak mampu, mental kaya gini sangat meresahkan teman, dan bahaya jika menjadi label dalam diri kamu sebagai pribadi "clamitan" hehehe…
Jika masih ada hal seperti itu dalam diri kita, coba resapi sejenak, berapa usaha dan biaya kawan kamu untuk bisa menghasilkan suatu produk, bukan kah itu patut dihargai jika kita benar-benar teman yang baik?
Coba resapi, saat orang berlibur ke suatu tempat, berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan? berapa lama dia sudah menabung? Bukankah meminta oleh2 akan menambah bebannya?
Kawan yang baik, adalah kawan yang menghargai hasil karya orang lain.
Sama halnya saat kita akan berinvestasi ilmu melalui buku, seminar, atau workshop. Jika pikiran kita masih melihat sesuatu hanya dari "harga", maka kita akan sulit untuk maju.
Ubah pola pikir menjadi "investasi ini akan berdampak besar dalam percepatan bisnis kamu, karena didalamnya ada ilmu dan networking"
Dengan pola pikir yang baru, akan mudah dan ringan untuk membesarkan kapasitas diri.
Dan menghargai karya orang lain akan memperbesar vibrasi keberlimpahan dari alam.
So, hilangkan mental GRATISAN, kalo dikasih ya bersyukur, kalo ga dikasih ya jangan minta-minta kaya orang susah!! 😃
Kata-kata tersebut sangat simple, tapi pemahamannya harus mendalam dan dalam prakteknya akan mengubah diri kita menjadi orang yang bermental kaya.
Kenapa bisa begitu? karena secara tidak langsung, dengan menghargai orang lain, kita akan dengan mudah mengurangi mental gratisan.
Di lingkungan pertemanan kamu pasti akan selalu ada orang yang seperti ini:
"GRATIS dong boy buat produk lu, icip dulu lah..."
"DISKON doong, masa ama temen ga diskon..."
"Wah, mau ke Singapore lu? Oleh-oleh jangan lupa ya"
"Lu abis beli tools A? Bagi dong gue"
Sering dengar kaya gitu?, itu adalah mental mental GRATISAN, dimana secara tidak sadar, menganggap diri tidak mampu dan mengundang vibrasi kemiskinan dalam hidupnya.
Selain menunjukkan diri tidak mampu, mental kaya gini sangat meresahkan teman, dan bahaya jika menjadi label dalam diri kamu sebagai pribadi "clamitan" hehehe…
Jika masih ada hal seperti itu dalam diri kita, coba resapi sejenak, berapa usaha dan biaya kawan kamu untuk bisa menghasilkan suatu produk, bukan kah itu patut dihargai jika kita benar-benar teman yang baik?
Coba resapi, saat orang berlibur ke suatu tempat, berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan? berapa lama dia sudah menabung? Bukankah meminta oleh2 akan menambah bebannya?
Kawan yang baik, adalah kawan yang menghargai hasil karya orang lain.
Sama halnya saat kita akan berinvestasi ilmu melalui buku, seminar, atau workshop. Jika pikiran kita masih melihat sesuatu hanya dari "harga", maka kita akan sulit untuk maju.
Ubah pola pikir menjadi "investasi ini akan berdampak besar dalam percepatan bisnis kamu, karena didalamnya ada ilmu dan networking"
Dengan pola pikir yang baru, akan mudah dan ringan untuk membesarkan kapasitas diri.
Dan menghargai karya orang lain akan memperbesar vibrasi keberlimpahan dari alam.
So, hilangkan mental GRATISAN, kalo dikasih ya bersyukur, kalo ga dikasih ya jangan minta-minta kaya orang susah!! 😃
Banyak imbas yang terjadi karena tiktok, salah satunya ya ini…
Kita bisa tunggu regulasi pemerintah yang pastinya pro UKM, sambil nunggu hal itu, kita juga perlu upgrade ilmu TikTok di https://kttindonesia.com/ biar bisa “riding the wave”
Ikutan aja dulu dan jalanin POLA nya biar tiktokmu tetep bisa menghasilkan cuan ~
Kita bisa tunggu regulasi pemerintah yang pastinya pro UKM, sambil nunggu hal itu, kita juga perlu upgrade ilmu TikTok di https://kttindonesia.com/ biar bisa “riding the wave”
Ikutan aja dulu dan jalanin POLA nya biar tiktokmu tetep bisa menghasilkan cuan ~
Percayalah...
Lelah kamu saat ini akan menjadi cerita indah di masa yang akan datang...
Percayalah idemu yang saat ini tidak dianggap penting oleh orang lain akan dicari dan diincar banyak orang di masa nanti...
Percayalah tingkahmu yang terlihat aneh karena berbeda dengan kebanyakan orang akan menjadi terlihat normal bahkan diikuti orang lain...
Percayalah cibiran mereka saat ini bisa kamu bungkam di masa depan dengan prestasi...
Karena gue merasakan itu semua,
Dulu waktu jaman twitter baru hype, gue sering banget sharing tentang bisnis di akun @bisnisanakmuda, tapi teman-teman di sekitar gue selalu ada aja yang mencibir:
"ilmu masih cetek aja sok sok an sharing lu"
Gue bodo amatin aja cibiran mereka, karena gue percaya ilmu yang menurut kita biasa aja bisa bermanfaat untuk orang lain dan hal itu adalah salah satu cara gue membangun habit berbagi ilmu.
Lelah kamu saat ini akan menjadi cerita indah di masa yang akan datang...
Percayalah idemu yang saat ini tidak dianggap penting oleh orang lain akan dicari dan diincar banyak orang di masa nanti...
Percayalah tingkahmu yang terlihat aneh karena berbeda dengan kebanyakan orang akan menjadi terlihat normal bahkan diikuti orang lain...
Percayalah cibiran mereka saat ini bisa kamu bungkam di masa depan dengan prestasi...
Karena gue merasakan itu semua,
Dulu waktu jaman twitter baru hype, gue sering banget sharing tentang bisnis di akun @bisnisanakmuda, tapi teman-teman di sekitar gue selalu ada aja yang mencibir:
"ilmu masih cetek aja sok sok an sharing lu"
Gue bodo amatin aja cibiran mereka, karena gue percaya ilmu yang menurut kita biasa aja bisa bermanfaat untuk orang lain dan hal itu adalah salah satu cara gue membangun habit berbagi ilmu.
Bersyukurnya habit itu terbangun sampai sekarang & bahkan media sharing gue makin meluas di berbagai sosmed.
Banyak orang yang merasakan manfaat sharing yang gue lakukan.
Jadi ga perlu buang waktumu untuk melawan mereka yang ga percaya sama kamu, yang selalu merendahkanmu, yang terus mencibirmu, karena kita bukan capres atau cawapres sehingga tidak butuh perdebatan.
Bersabarlah hingga tiba waktu dimana kamu akan sadar bahwa yang mencacilah yang membuatmu kuat dan terus bangkit. Tanpa pencaci, kita tidak akan punya ambisi.
Terus bersyukur dan bergeraklah selalu untuk mewujudkan mimpi, karena akan ada masa dimana kamu akan bahagia melewati semuanya dan berada di titik yang telah lama diinginkan ~
Banyak orang yang merasakan manfaat sharing yang gue lakukan.
Jadi ga perlu buang waktumu untuk melawan mereka yang ga percaya sama kamu, yang selalu merendahkanmu, yang terus mencibirmu, karena kita bukan capres atau cawapres sehingga tidak butuh perdebatan.
Bersabarlah hingga tiba waktu dimana kamu akan sadar bahwa yang mencacilah yang membuatmu kuat dan terus bangkit. Tanpa pencaci, kita tidak akan punya ambisi.
Terus bersyukur dan bergeraklah selalu untuk mewujudkan mimpi, karena akan ada masa dimana kamu akan bahagia melewati semuanya dan berada di titik yang telah lama diinginkan ~
Tiap gue ngomong kalo jualan di jaman sekarang ga pake modal uangpun bisa, kenapa banyak netizen yang ga percaya ya?
Isi komennya banyak yang nyinyir…
Mungkin yang nyinyir ga pernah ada di kondisi ga punya duit tapi harus menghasilkan duit?
Kalo menurutmu gimana?
Percaya ga kalo mulai jualan itu bisa dimulai walaupun ga ada modal uang?
Isi komennya banyak yang nyinyir…
Mungkin yang nyinyir ga pernah ada di kondisi ga punya duit tapi harus menghasilkan duit?
Kalo menurutmu gimana?
Percaya ga kalo mulai jualan itu bisa dimulai walaupun ga ada modal uang?
Mereka sibuk CARI KERJA, padahal sebenernya yang dicari kan bukan kerjaan, tapi UANG! Iya kan?
Harusnya fokusnya MENGHASILKAN UANG bukan cari kerjaan.
Kenapa gue bilang gitu?
Karena kalo fokusmu cari kerjaan, maka secara ga sadar kamu menganggap satu-satunya cara menghasilkan uang adalah dengan jadi karyawan.
Ga dapet kerja = ga punya uang.
Coba kalo fokusmu cari penghasilan, maka ga punya kerja jadi karyawan pun kamu bisa menghasilkan uang dengan cara jualan atau menjual keahlian sebagai freelance.
Banyak pintu kok untuk menghasilkan uang.
Jadi ubah FOKUS mu, maka nanti hidupmu juga akan berubah.
Asal jangan berubah jadi banci Thailand yak 😂
Harusnya fokusnya MENGHASILKAN UANG bukan cari kerjaan.
Kenapa gue bilang gitu?
Karena kalo fokusmu cari kerjaan, maka secara ga sadar kamu menganggap satu-satunya cara menghasilkan uang adalah dengan jadi karyawan.
Ga dapet kerja = ga punya uang.
Coba kalo fokusmu cari penghasilan, maka ga punya kerja jadi karyawan pun kamu bisa menghasilkan uang dengan cara jualan atau menjual keahlian sebagai freelance.
Banyak pintu kok untuk menghasilkan uang.
Jadi ubah FOKUS mu, maka nanti hidupmu juga akan berubah.
Asal jangan berubah jadi banci Thailand yak 😂
Jangan kaget kalo sekarang-sekarang ini jualan berasa lebih sepi dari biasanya…
Secara logika 200trilyun itu angka yang GEDE banget kalo berputar di masyarakat, sayangnya ini larinya ke JUDI ONLINE!
Harusnya orang normal keluar uang buat beli ketoprak, tukang ketoprak bisa beli bahan-bahan ke tukang sayur, tukang sayur bisa mengaliri uang ke petani, ehh malah berhenti di judi online.
Akhirnya uang yang berputar sedikit, jualan berasa sepi deh hehehe…
Yang gue heran lagi, ternyata masih banyak orang yang ngarep kaya cepet tanpa ngapa-ngapain, sehingga gampang dibego-begoin sama bandar judi.
Padahal udah jelas itu sebuah aplikasi dan didalamnya ada algoritma yang udah pasti disetting agar bandar yang menang.
Pemain bisa aja menang, tapi palingan dari 100x main, menangnya cuma 1-2x.
Akhirnya kalo menang “ketagihan” kalo kalah “penasaran”
Ga akan ada habisnya!
Ada beberapa temen gue cerita, sodaranya ketagihan judi online sampai akhirnya rumah dan mobil habis, dan masih punya utang di pinjol, COMBO rungkadnya.
Kamu yang baca tulisan gue ini, JANGAN PERNAH COBA JUDI karena yang menang tetep bandar! 😂
Secara logika 200trilyun itu angka yang GEDE banget kalo berputar di masyarakat, sayangnya ini larinya ke JUDI ONLINE!
Harusnya orang normal keluar uang buat beli ketoprak, tukang ketoprak bisa beli bahan-bahan ke tukang sayur, tukang sayur bisa mengaliri uang ke petani, ehh malah berhenti di judi online.
Akhirnya uang yang berputar sedikit, jualan berasa sepi deh hehehe…
Yang gue heran lagi, ternyata masih banyak orang yang ngarep kaya cepet tanpa ngapa-ngapain, sehingga gampang dibego-begoin sama bandar judi.
Padahal udah jelas itu sebuah aplikasi dan didalamnya ada algoritma yang udah pasti disetting agar bandar yang menang.
Pemain bisa aja menang, tapi palingan dari 100x main, menangnya cuma 1-2x.
Akhirnya kalo menang “ketagihan” kalo kalah “penasaran”
Ga akan ada habisnya!
Ada beberapa temen gue cerita, sodaranya ketagihan judi online sampai akhirnya rumah dan mobil habis, dan masih punya utang di pinjol, COMBO rungkadnya.
Kamu yang baca tulisan gue ini, JANGAN PERNAH COBA JUDI karena yang menang tetep bandar! 😂
Menurut gue sih, walaupun TikTok di regulasi ga akan buat tanah abang jadi rame lagi…
Kenapa?
Karena semenjak covid, banyak banget orang yang tadinya ga beli barang online, jadi beli barang secara online <= Habitnya udah berubah.
Jadi sekarang banyak yang mikir daripada ngabisin awaktu di jalan, bayar parkir, jajan makan, dll… lebih baik duduk manis, pegang handphone, order dan barang dateng.
Entah beli di Tokopedia, Shopee, IG, FB, ataupun TikTok. Ga bisa dipungkiri POLA kebiasaan market udah berubah.
Jadi bukan tentang aplikasi apa yang ditutup/regulasi, tapi tentang bagaimana penjual offline ini MAU BERUBAH.
Tentunya caranya emang harus dipelajari dan salah satunya bisa lewat sini https://kttindonesia.com/
Ga bisa instant langsung rame dan laku memang, tapi PROSES menuju laris itu akan berbuah manis.
Pertanyaannya sekarang, mau berubah dan berproses atau nyalahin pihak dari luar diri?
Kenapa?
Karena semenjak covid, banyak banget orang yang tadinya ga beli barang online, jadi beli barang secara online <= Habitnya udah berubah.
Jadi sekarang banyak yang mikir daripada ngabisin awaktu di jalan, bayar parkir, jajan makan, dll… lebih baik duduk manis, pegang handphone, order dan barang dateng.
Entah beli di Tokopedia, Shopee, IG, FB, ataupun TikTok. Ga bisa dipungkiri POLA kebiasaan market udah berubah.
Jadi bukan tentang aplikasi apa yang ditutup/regulasi, tapi tentang bagaimana penjual offline ini MAU BERUBAH.
Tentunya caranya emang harus dipelajari dan salah satunya bisa lewat sini https://kttindonesia.com/
Ga bisa instant langsung rame dan laku memang, tapi PROSES menuju laris itu akan berbuah manis.
Pertanyaannya sekarang, mau berubah dan berproses atau nyalahin pihak dari luar diri?
Gw selalu bilang modal uang bukanlah yang terpenting & gw akan kasih tau faktanya disini…
Jadi sekitar beberapa bulan lalu ada seorang temen yang baru aja bangkrut bisnisnya karena bisa dibilang “ditipu” sama salah satu teamnya.
Singkat cerita dia mau mulai bisnis lagi tapi lagi ngumpulin modal dulu, karena gw lagi ngobrol sama dia disitu langsungnglah gw tawarin kasih modal tapi minim cuma 5juta.
Dengan ilmu yang udah dia punya, uang 5juta itu sebagian dibeliin perlatan shooting simpel, kaya tripod, mic wireless dan wardrobe background untuk live tiktok.
Sebagian lagi dibeliin produk baju bekas & sebagian lagi dibudgetin untuk “iklan” yang murah meriah dulu.
Seminggu awal mulai belom keliatan progressnya, tapi di minggu kedua dan seterusnya barulah terlihat progress bisnisnya dan bisa mengantongi profit 500-800ribu per hari.
Dalam sebulan kalo kita ambil paitnya 500ribu x 30hari = 15juta!
Oke, itu baru satu cerita…
Kisah lain, ada salah satu temen gw yang baru mo mulai jualan dan selalu curhat kendalanya ga punya modal.
Karena gw mo buktiin teori gw kalo bisnis itu yang terpenting bukan modal uang, gw kasihlah modal yang sama kaya temen gw diatas yaitu 5juta juga.
Dikasih modal 5juta dia bingung mo jualan apa, gw bilang sama dia gini:
“modal ini gw kasih lu cuma-cuma, tapi kalo dalam waktu 1 bulan lu belom buka bisnis, modalnya akan gw tarik lagi”
Mungkin karena itu dia jadi buru-buru ambil keputusan buka bisnis gerobakan sosis bakar dan sejenisnya.
Bukanya di tempat yang trafficnya sepi, modalnya abis buat beli peralatan masak dan bahan baku sosis bakar itu.
Dalam waktu sebulan belom ada progress apapun, pendapatannya minim.
Dalam waktu 3 bulan tutup.
Apa yang bisa kita pelajari disini?
Uang bukanlah modal utama jualan, karena modal utama untuk jualan laris yang utama adalah ILMU!
Orang berbeda dikasih modal sama, hasilnya akan BEDA, karena ilmunya juga BEDA.
Jadi sekitar beberapa bulan lalu ada seorang temen yang baru aja bangkrut bisnisnya karena bisa dibilang “ditipu” sama salah satu teamnya.
Singkat cerita dia mau mulai bisnis lagi tapi lagi ngumpulin modal dulu, karena gw lagi ngobrol sama dia disitu langsungnglah gw tawarin kasih modal tapi minim cuma 5juta.
Dengan ilmu yang udah dia punya, uang 5juta itu sebagian dibeliin perlatan shooting simpel, kaya tripod, mic wireless dan wardrobe background untuk live tiktok.
Sebagian lagi dibeliin produk baju bekas & sebagian lagi dibudgetin untuk “iklan” yang murah meriah dulu.
Seminggu awal mulai belom keliatan progressnya, tapi di minggu kedua dan seterusnya barulah terlihat progress bisnisnya dan bisa mengantongi profit 500-800ribu per hari.
Dalam sebulan kalo kita ambil paitnya 500ribu x 30hari = 15juta!
Oke, itu baru satu cerita…
Kisah lain, ada salah satu temen gw yang baru mo mulai jualan dan selalu curhat kendalanya ga punya modal.
Karena gw mo buktiin teori gw kalo bisnis itu yang terpenting bukan modal uang, gw kasihlah modal yang sama kaya temen gw diatas yaitu 5juta juga.
Dikasih modal 5juta dia bingung mo jualan apa, gw bilang sama dia gini:
“modal ini gw kasih lu cuma-cuma, tapi kalo dalam waktu 1 bulan lu belom buka bisnis, modalnya akan gw tarik lagi”
Mungkin karena itu dia jadi buru-buru ambil keputusan buka bisnis gerobakan sosis bakar dan sejenisnya.
Bukanya di tempat yang trafficnya sepi, modalnya abis buat beli peralatan masak dan bahan baku sosis bakar itu.
Dalam waktu sebulan belom ada progress apapun, pendapatannya minim.
Dalam waktu 3 bulan tutup.
Apa yang bisa kita pelajari disini?
Uang bukanlah modal utama jualan, karena modal utama untuk jualan laris yang utama adalah ILMU!
Orang berbeda dikasih modal sama, hasilnya akan BEDA, karena ilmunya juga BEDA.
Ada yang baru jualan, punya profit 3juta perbulan udah bahagia & upload ke sosmed,
Ada jg yang baru mampu beli mobil bekas, begitu kebeli langsung upload ke sosmed,
Ada yg baru bisa nraktir keluarganya di McD & upload ke sosmed dengan bahagia,
Jangan rusak kebahagiaan mereka dengan komen "NORAK LU AH"
Karena level keuangan & kebahagiaan orang berbeda, hargailah kebahagiaan mereka...
Ada jg yang baru mampu beli mobil bekas, begitu kebeli langsung upload ke sosmed,
Ada yg baru bisa nraktir keluarganya di McD & upload ke sosmed dengan bahagia,
Jangan rusak kebahagiaan mereka dengan komen "NORAK LU AH"
Karena level keuangan & kebahagiaan orang berbeda, hargailah kebahagiaan mereka...
Link ini bahaya, jangan diklik:
https://kttindonesia.com/
Bukannya apa-apa, nanti kamu jadi gampang cari duit di tiktok dan males cari kerja.
Jadi jangan dibuka ya…
https://kttindonesia.com/
Bukannya apa-apa, nanti kamu jadi gampang cari duit di tiktok dan males cari kerja.
Jadi jangan dibuka ya…
Dia mah enak, dari lahir udah tajir...
Dia mah enak bokap nyokapnya emang pebisnis...
Dia mah enak sukses karena keturunan...
Sering mikir gini?
Kalo lo sering mikir gitu, tenang aja...
Gue juga dulu sering mikir gitu kok.
Tiap liat orang sukses gue selalu bilang begitu sebagai "penenang" hati karena hidup gue gini-gini aja, atau dalam kata lain kata itu muncul karena gue IRI sama pencapaian orang lain.
Yang berarti pola pikir kaya gitu adalah SAMPAH yang harusnya ga ada dalam pikiran!
Kenapa gue bilang sampah?
Karena pola pikir itu ga akan bisa membuat hidup lo berubah.
Udah mah males, hidup susah, nyinyirin kesuksesan orang, terus ga mau berubah...
Padahal orang sukses itu ada karena kerja keras mereka, terlepas dia memulai dari "0" atau bukan.
Karena faktanya, banyak orang yang punya background biasa aja tapi bisa jadi sukses.
Kita ini emang ga bisa pilih mau terlahir dari keluarga seperti apa.
Tapi gue rasa, yang baca tulisan gue ini udah cukup dewasa untuk menentukan masa depan "ingin seperti apa?"
Ubah makna privilege dalam pikiran,
Menurut gue di era sekarang, saat lo bisa akses sosmed dan baca tulisan gue, maka gue anggep lo punya privilege.
Privilege untuk gali informasi, privilege akses internet, yang sebenernya bisa lo jadiin ladang CUAN dengan jualan...
Jadi...
Jangan sampe kita hebat dalam nyinyirin oang lain tapi ga hebat dalam action untuk mengubah kehidupan.
Karena hal paling mudah adalah nyinyirin orang, modalnya cuma bacot doang.
Cobalah sesuatu yang lebih menantang, yaitu cari tau gimana POLA PIKIR orang sukses itu bisa ada dalam otak kita.
Dia mah enak bokap nyokapnya emang pebisnis...
Dia mah enak sukses karena keturunan...
Sering mikir gini?
Kalo lo sering mikir gitu, tenang aja...
Gue juga dulu sering mikir gitu kok.
Tiap liat orang sukses gue selalu bilang begitu sebagai "penenang" hati karena hidup gue gini-gini aja, atau dalam kata lain kata itu muncul karena gue IRI sama pencapaian orang lain.
Yang berarti pola pikir kaya gitu adalah SAMPAH yang harusnya ga ada dalam pikiran!
Kenapa gue bilang sampah?
Karena pola pikir itu ga akan bisa membuat hidup lo berubah.
Udah mah males, hidup susah, nyinyirin kesuksesan orang, terus ga mau berubah...
Padahal orang sukses itu ada karena kerja keras mereka, terlepas dia memulai dari "0" atau bukan.
Karena faktanya, banyak orang yang punya background biasa aja tapi bisa jadi sukses.
Kita ini emang ga bisa pilih mau terlahir dari keluarga seperti apa.
Tapi gue rasa, yang baca tulisan gue ini udah cukup dewasa untuk menentukan masa depan "ingin seperti apa?"
Ubah makna privilege dalam pikiran,
Menurut gue di era sekarang, saat lo bisa akses sosmed dan baca tulisan gue, maka gue anggep lo punya privilege.
Privilege untuk gali informasi, privilege akses internet, yang sebenernya bisa lo jadiin ladang CUAN dengan jualan...
Jadi...
Jangan sampe kita hebat dalam nyinyirin oang lain tapi ga hebat dalam action untuk mengubah kehidupan.
Karena hal paling mudah adalah nyinyirin orang, modalnya cuma bacot doang.
Cobalah sesuatu yang lebih menantang, yaitu cari tau gimana POLA PIKIR orang sukses itu bisa ada dalam otak kita.
Kamu merasa rezekimu lagi sulit? Coba baca ini sebentar ya…
Pasa suatu masa hiduplah pasangan suami istri yang hidup teramat miskin, mereka hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun dan tetap berusaha serta bersabar.
Kemudian pada suatu hari, sang istri mengajak suaminya untuk berbicara dengan Nabi Musa tentang kondisi mereka.
Berangkatlah mereka berdua mendatangi Nabi Musa & meminta tolong kepada beliau untuk meminta kepada Tuhan agar mereka diberikan kekayaan selama menjalani sisa hidupnya.
Nabi Musa bermunajat dengan dengan menghadap Tuhan & menyampaikan keinginan mereka.
Tuhanpun menjawab doa Nabi Musa:
“Wahai Musa, Aku telah mengabulkan permintaan mereka & Aku Akan memberikan kekayaan tetapi hanya satu tahun saja & akan kukembalikan mereka menjadi miskin lagi”
Setelah kehidupan mereka yang sudah berubah drasti situ, sang istri mengingatkan suaminya bahwa kekayaannya hanya bertahan setahun saja.
Karena memikirkan hal itu, keduanya bersepakat untuk membagikan hartanya untuk menyantuni anak yatim & orang miskin.
Mereka mulai membangun rumah singgah untuk para musafir dengan 7 pintu terbuka.
Dari hari ke hari, keduanya justru sibuk menyambut para musafir dan memberikan mereka makan serta tempat tinggal sampai lupa tenggat waktu kekayaan yang cuma setahun.
Tapi kehidupan mereka udah lewat setahun tetap aja kaya & membuat Nabi Musa heran, lalu bertanya kepada Tuhan:
“Wahai Tuhan, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang sudah lewat satu tahun, tapi kok mereka masih hidup kaya?”
Tuhanpun menjawab:
“Wahai Musa, Aku membuka satu pintu diantara pintu-pintu rezeki kepada pasangan itu, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Aku merasa malu kepada mereka.
Apakah mungkin hambaKu lebih dermawan dariKu?”
Harta & kekayaan yang kita terima merupakan sebuah titipan, apabila digunakan untuk bersedekah & membantu lebih banyak orang maka Tuhan akan melipatgandakan harta kita dengan berbagai cara.
Jadi mulai dari sekarang, cobalah untuk banyak berbagi semampu kita. Karena justru hal itu akan membuka pintu rezeki dari arah yang tidak kita duga.
Pasa suatu masa hiduplah pasangan suami istri yang hidup teramat miskin, mereka hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun dan tetap berusaha serta bersabar.
Kemudian pada suatu hari, sang istri mengajak suaminya untuk berbicara dengan Nabi Musa tentang kondisi mereka.
Berangkatlah mereka berdua mendatangi Nabi Musa & meminta tolong kepada beliau untuk meminta kepada Tuhan agar mereka diberikan kekayaan selama menjalani sisa hidupnya.
Nabi Musa bermunajat dengan dengan menghadap Tuhan & menyampaikan keinginan mereka.
Tuhanpun menjawab doa Nabi Musa:
“Wahai Musa, Aku telah mengabulkan permintaan mereka & Aku Akan memberikan kekayaan tetapi hanya satu tahun saja & akan kukembalikan mereka menjadi miskin lagi”
Setelah kehidupan mereka yang sudah berubah drasti situ, sang istri mengingatkan suaminya bahwa kekayaannya hanya bertahan setahun saja.
Karena memikirkan hal itu, keduanya bersepakat untuk membagikan hartanya untuk menyantuni anak yatim & orang miskin.
Mereka mulai membangun rumah singgah untuk para musafir dengan 7 pintu terbuka.
Dari hari ke hari, keduanya justru sibuk menyambut para musafir dan memberikan mereka makan serta tempat tinggal sampai lupa tenggat waktu kekayaan yang cuma setahun.
Tapi kehidupan mereka udah lewat setahun tetap aja kaya & membuat Nabi Musa heran, lalu bertanya kepada Tuhan:
“Wahai Tuhan, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang sudah lewat satu tahun, tapi kok mereka masih hidup kaya?”
Tuhanpun menjawab:
“Wahai Musa, Aku membuka satu pintu diantara pintu-pintu rezeki kepada pasangan itu, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Aku merasa malu kepada mereka.
Apakah mungkin hambaKu lebih dermawan dariKu?”
Harta & kekayaan yang kita terima merupakan sebuah titipan, apabila digunakan untuk bersedekah & membantu lebih banyak orang maka Tuhan akan melipatgandakan harta kita dengan berbagai cara.
Jadi mulai dari sekarang, cobalah untuk banyak berbagi semampu kita. Karena justru hal itu akan membuka pintu rezeki dari arah yang tidak kita duga.