Karya : @Yahterserahlahapa
Hakikat Pertanyaan di Dalam Pernyataan
Apa arti dari kita, yang hadir di dunia,
Saat waktu mengalir tanpa henti, tanpa suara?
Adakah kita hanya debu yang terhempas angin,
Atau titisan cahaya dalam gulita yang dingin?
Jiwa ini, mengapa selalu merindu makna,
Berjalan meniti batas antara fana dan nirwana?
Dimanakah akhir dari segala pencarian,
Ketika setiap langkah terjerat dalam pertanyaan?
Adakah tujuan di balik setiap nafas yang terhembus,
Atau kita hanya bayangan yang tak pernah terurus?
Mengapa rasa sakit seakan bagian dari perjalanan,
Namun bahagia terasa semu, bagai fatamorgana impian?
Apakah kita bebas, atau terikat dalam takdir,
Mengikuti alur, atau mampu menawar nasir?
Apakah yang hakiki, jika semua yang ada sirna,
Kenyataan hanya bayang, atau kebenaran yang sempurna?
Dalam diam, kita bertanya pada langit tak berbatas,
Tentang hakikat diri, tentang esensi yang terbatas.
10 September 2024
Gabung langsung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Banyak diskusi seru di sana.
Hakikat Pertanyaan di Dalam Pernyataan
Apa arti dari kita, yang hadir di dunia,
Saat waktu mengalir tanpa henti, tanpa suara?
Adakah kita hanya debu yang terhempas angin,
Atau titisan cahaya dalam gulita yang dingin?
Jiwa ini, mengapa selalu merindu makna,
Berjalan meniti batas antara fana dan nirwana?
Dimanakah akhir dari segala pencarian,
Ketika setiap langkah terjerat dalam pertanyaan?
Adakah tujuan di balik setiap nafas yang terhembus,
Atau kita hanya bayangan yang tak pernah terurus?
Mengapa rasa sakit seakan bagian dari perjalanan,
Namun bahagia terasa semu, bagai fatamorgana impian?
Apakah kita bebas, atau terikat dalam takdir,
Mengikuti alur, atau mampu menawar nasir?
Apakah yang hakiki, jika semua yang ada sirna,
Kenyataan hanya bayang, atau kebenaran yang sempurna?
Dalam diam, kita bertanya pada langit tak berbatas,
Tentang hakikat diri, tentang esensi yang terbatas.
10 September 2024
Gabung langsung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Banyak diskusi seru di sana.
Karya : @alirobiansyah1997
Kepada angkasa yang menyaksikan, kusampaikan bait-bait ini terurai dari jiwa, kepada engkau, sosok yang berdiri di sana, seperti akar kokoh menghunjam tanah kehidupan.
Dari jantungmu, ada arus waktu mengalir, tak sekadar detik yang terlepas begitu saja, kau bawa ketenangan di setiap langkah, seperti ombak laut yang memeluk bibir pantai.
Tak berteriak, tetapi suaramu terdengar, dalam lirihnya angin, dalam gemuruh badai, kau taburkan kearifan di mana langkah terhenti, mengajar mereka yang hilang arah kembali.
Engkau adalah kawan senja, saudara fajar, menerangi pagi dengan kisah abadi, di bawah langit luas, namamu menjadi gema, menjadi tiang-tiang kokoh bagi jiwa yang rapuh.
Ada kesunyian, ya, hanya kau yang tahu,
namun, itu adalah kekuatan tersembunyi, seperti akar pohon yang tak pernah dilihat,
namun menopang kehidupan di atasnya.
Sebuah pujian bagi engkau, penguasa yang diam, dengan sayap waktu di kedua tangan, kau adalah kisah yang akan terus dikenang, menuntun dalam gelap dan menyala dalam terang.
-robian- ♡
Lampung, 25 Oktober 2024.
Join langsung ke @temanpuisi buat sharing, kirim karya orisinal kalian. Akan rutin diunggah puisi pilihan di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Kepada angkasa yang menyaksikan, kusampaikan bait-bait ini terurai dari jiwa, kepada engkau, sosok yang berdiri di sana, seperti akar kokoh menghunjam tanah kehidupan.
Dari jantungmu, ada arus waktu mengalir, tak sekadar detik yang terlepas begitu saja, kau bawa ketenangan di setiap langkah, seperti ombak laut yang memeluk bibir pantai.
Tak berteriak, tetapi suaramu terdengar, dalam lirihnya angin, dalam gemuruh badai, kau taburkan kearifan di mana langkah terhenti, mengajar mereka yang hilang arah kembali.
Engkau adalah kawan senja, saudara fajar, menerangi pagi dengan kisah abadi, di bawah langit luas, namamu menjadi gema, menjadi tiang-tiang kokoh bagi jiwa yang rapuh.
Ada kesunyian, ya, hanya kau yang tahu,
namun, itu adalah kekuatan tersembunyi, seperti akar pohon yang tak pernah dilihat,
namun menopang kehidupan di atasnya.
Sebuah pujian bagi engkau, penguasa yang diam, dengan sayap waktu di kedua tangan, kau adalah kisah yang akan terus dikenang, menuntun dalam gelap dan menyala dalam terang.
-robian- ♡
Lampung, 25 Oktober 2024.
Join langsung ke @temanpuisi buat sharing, kirim karya orisinal kalian. Akan rutin diunggah puisi pilihan di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Karya : @noblessiu
Dosa besar cinta
Di setiap pengucapan ; mu
Keutuhan daksa pecah
Terbagi kubu sengketa
Si timur akal dan barat hati
Bebal saling melantun kidung cinta
Merapal litaninya
Di setiap pengucapan kata ; ku
Tak lagi kalis sukma diri
Jiwa lagi tertimpa dosa besar cinta
Maaf gusti
Diri lagi terbuai paras ayu duniawi
Ya gusti yang kuabdi
Mogalah dahayu imanku
Mogalah tak luput namamu kurapali
Kala-kala aku besua
Dengan dosa besar cinta
~noblessiu
29 juni, 2024
Gabung @temapuisi @puisi @sedih
Dosa besar cinta
Di setiap pengucapan ; mu
Keutuhan daksa pecah
Terbagi kubu sengketa
Si timur akal dan barat hati
Bebal saling melantun kidung cinta
Merapal litaninya
Di setiap pengucapan kata ; ku
Tak lagi kalis sukma diri
Jiwa lagi tertimpa dosa besar cinta
Maaf gusti
Diri lagi terbuai paras ayu duniawi
Ya gusti yang kuabdi
Mogalah dahayu imanku
Mogalah tak luput namamu kurapali
Kala-kala aku besua
Dengan dosa besar cinta
~noblessiu
29 juni, 2024
Gabung @temapuisi @puisi @sedih
Karya : @Thary_phonho
Mimik
Terjepit ....
Nada menggelitik
bermain taktik
Kepala sakit
Ruang gelap dipenuhi suara jangkrik
Oh sakit
Sempit ....
Sungguh berisik
Mata melirik
Leher seolah tercekik
Pelatuk ditarik
Namun takut salah bidik
Hahaha ... jangkrik-jangkrik
Sampai kapan akan terus mencekik
Berhenti berisik
Hingga tak lagi mengundang kritik
Hahaha ....
Sungguh berisik namun asyik
Senyumnya yang cantik
Menculik amarah hingga tak sakit
Aaahhh mimik-mimik
Bermain penuh munafik
Suaranya selalu mengusik
Namun istimewa dan unik
Bolsel ~ 11. 11. 2024
Memo
@temanpuisi tempat kamu kirim puisi orisinal kalian
@puisi akan rutin diunggah puisi-puisi pilihan
@sedih follow aja. Siapa tau bisa sedih bareng
Mimik
Terjepit ....
Nada menggelitik
bermain taktik
Kepala sakit
Ruang gelap dipenuhi suara jangkrik
Oh sakit
Sempit ....
Sungguh berisik
Mata melirik
Leher seolah tercekik
Pelatuk ditarik
Namun takut salah bidik
Hahaha ... jangkrik-jangkrik
Sampai kapan akan terus mencekik
Berhenti berisik
Hingga tak lagi mengundang kritik
Hahaha ....
Sungguh berisik namun asyik
Senyumnya yang cantik
Menculik amarah hingga tak sakit
Aaahhh mimik-mimik
Bermain penuh munafik
Suaranya selalu mengusik
Namun istimewa dan unik
Bolsel ~ 11. 11. 2024
Memo
@temanpuisi tempat kamu kirim puisi orisinal kalian
@puisi akan rutin diunggah puisi-puisi pilihan
@sedih follow aja. Siapa tau bisa sedih bareng
Karya : @Roomimaji
Waktu aku kembali
Ke taman ingatanmu yang indah.
Kau telah dibersamai sekuntum bunga dan selembar musim—puisi isinya.
Deru angin, menerpa daun kenang menggugurkannya satu persatu.
Satu tak tersentuh; ialah rindu kelupaan bertumbuh. Itu aku.
R . . .
November, 2024.
Kirim langsung puisi orisinal kalian ke chanel @temanpuisi. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Jangan ragu untuk diskusi di sini. Karena banyak pujangga sering bermain diksi.
Gabung ke @sedih. Biar Mimin temani.
Waktu aku kembali
Ke taman ingatanmu yang indah.
Kau telah dibersamai sekuntum bunga dan selembar musim—puisi isinya.
Deru angin, menerpa daun kenang menggugurkannya satu persatu.
Satu tak tersentuh; ialah rindu kelupaan bertumbuh. Itu aku.
R . . .
November, 2024.
Kirim langsung puisi orisinal kalian ke chanel @temanpuisi. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Jangan ragu untuk diskusi di sini. Karena banyak pujangga sering bermain diksi.
Gabung ke @sedih. Biar Mimin temani.
Enjoy our content? Advertise on this channel and reach a highly engaged audience! 👉🏻
It's easy with Telega.io. As the leading platform for native ads and integrations on Telegram, it provides user-friendly and efficient tools for quick and automated ad launches.
⚡️ Place your ad here in three simple steps:
1 Sign up
2 Top up the balance in a convenient way
3 Create your advertising post
If your ad aligns with our content, we’ll gladly publish it.
Start your promotion journey now!
It's easy with Telega.io. As the leading platform for native ads and integrations on Telegram, it provides user-friendly and efficient tools for quick and automated ad launches.
⚡️ Place your ad here in three simple steps:
1 Sign up
2 Top up the balance in a convenient way
3 Create your advertising post
If your ad aligns with our content, we’ll gladly publish it.
Start your promotion journey now!
Karya : @senandikaaaaaaaaa
Aku terbakar oleh api yang tak terlihat, melumat sedikit demi sedikit bagian yang ada. Pelan-pelan perlahan. Api terus berkobar tanpa ampun, tanpa cela sedikitpun. Mengepul di atasnya asap-asap putus asa.
Kini tersisa darinya abu-abu keraguan, menumpuk menggunung mengotori ruang relung. Dinding pertahanan mulai lapuk —mungkin saja sedikit lagi ambruk.
Angin ketidakpedulian mulai meniup abu-abu itu.
—Dan semuanya kini kosong.
Pemalang, 2 Februari.
Gabung ke chanel @temanpuisi untuk kirim puisi kalian. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Aku terbakar oleh api yang tak terlihat, melumat sedikit demi sedikit bagian yang ada. Pelan-pelan perlahan. Api terus berkobar tanpa ampun, tanpa cela sedikitpun. Mengepul di atasnya asap-asap putus asa.
Kini tersisa darinya abu-abu keraguan, menumpuk menggunung mengotori ruang relung. Dinding pertahanan mulai lapuk —mungkin saja sedikit lagi ambruk.
Angin ketidakpedulian mulai meniup abu-abu itu.
—Dan semuanya kini kosong.
Pemalang, 2 Februari.
Gabung ke chanel @temanpuisi untuk kirim puisi kalian. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Karya: @mojangkecil
Dear Shizuku
selalu ada dunia dalam dunia
selalu ada mata di dalam mata
di hatimu ada sebongkah batu
hitam, kasar, belum terasah
dan kita lahir sebagai kembara
mencari lazuardi di antara batu tua
saat kecil, kita selalu suka langit
saling menebak-nebak
bentuk apakah, mirip apakah
kadang awan-awan berarakan
seperti para prajurit kerajaan
kadang pula mirip buih lautan
dengan kapal-kapal perkasa
lalu kau akan tertawa bersama
karena kita telah membangun
kerajaan sekaligus lautan
dalam kepala kita sendiri
dan awan itu hanyalah awan
yang sebentar lagi turun
menjadi air hujan
saat kau berdiri di atas kakimu
udara semakin dingin dan kencang
gedung dan gunung nampak besar
dan segala sesuatu di sekelilingmu
tampak tak ada apa-apanya
kelak kau akan melihat Tokyo
di pagi buta, telah berbuih embun
roh-roh jelaga bangun terlalu pagi
pergi ke toko di pesisir Shibuya
saat dewasa kau akan melihatnya
bahwa, waktu seperti berlipat-lipatan
di setiap inci kulit tubuh dan wajahmu
di kalender kertas, lipatan dompetmu
bahkan di majalah berwajah molek
gadis-gadis tampak di karikatur
berlipstik dan berbedak abadi
menantang waktu yang perkasa
melesat lewati jalanan Osaka
menjejal sisi tak tersisa
Kuningan, 2 Desember 2024
Lekas gabung ke chanel @puisi @temanpuisi @sedih
Dear Shizuku
selalu ada dunia dalam dunia
selalu ada mata di dalam mata
di hatimu ada sebongkah batu
hitam, kasar, belum terasah
dan kita lahir sebagai kembara
mencari lazuardi di antara batu tua
saat kecil, kita selalu suka langit
saling menebak-nebak
bentuk apakah, mirip apakah
kadang awan-awan berarakan
seperti para prajurit kerajaan
kadang pula mirip buih lautan
dengan kapal-kapal perkasa
lalu kau akan tertawa bersama
karena kita telah membangun
kerajaan sekaligus lautan
dalam kepala kita sendiri
dan awan itu hanyalah awan
yang sebentar lagi turun
menjadi air hujan
saat kau berdiri di atas kakimu
udara semakin dingin dan kencang
gedung dan gunung nampak besar
dan segala sesuatu di sekelilingmu
tampak tak ada apa-apanya
kelak kau akan melihat Tokyo
di pagi buta, telah berbuih embun
roh-roh jelaga bangun terlalu pagi
pergi ke toko di pesisir Shibuya
saat dewasa kau akan melihatnya
bahwa, waktu seperti berlipat-lipatan
di setiap inci kulit tubuh dan wajahmu
di kalender kertas, lipatan dompetmu
bahkan di majalah berwajah molek
gadis-gadis tampak di karikatur
berlipstik dan berbedak abadi
menantang waktu yang perkasa
melesat lewati jalanan Osaka
menjejal sisi tak tersisa
Kuningan, 2 Desember 2024
Lekas gabung ke chanel @puisi @temanpuisi @sedih
Karya :@Pertunjuknkasihsayangyangmunafik
Kau susul senja lindap ke titik ujung bukit ajal
Jari-jemarimu menjahit mentari dalam jeritan
Sementara malam kau pakai merangkai kata sekepal
Sekedar menuju deretan langit mengadu kepada tertinggi
Kini kau terbangun dari tidur panjangmu
Lekas rupamu menjelma angin yang berhembus kencang
Lalu menghapuskan jejak telapakmu pada setapak itu
Yang masih memijaknya hari ini
Kau hilang kini
O,
Hilang setelah hujan terakhirmu jatuh di jalanmu
2016
Langsung gabung ke chanel @puisi. Akan rutin mengunggah puisi orisinal dari kalian @temanpuisi
Kau susul senja lindap ke titik ujung bukit ajal
Jari-jemarimu menjahit mentari dalam jeritan
Sementara malam kau pakai merangkai kata sekepal
Sekedar menuju deretan langit mengadu kepada tertinggi
Kini kau terbangun dari tidur panjangmu
Lekas rupamu menjelma angin yang berhembus kencang
Lalu menghapuskan jejak telapakmu pada setapak itu
Yang masih memijaknya hari ini
Kau hilang kini
O,
Hilang setelah hujan terakhirmu jatuh di jalanmu
2016
Langsung gabung ke chanel @puisi. Akan rutin mengunggah puisi orisinal dari kalian @temanpuisi
Karya : @rekarya
Jeda
barang kali di antara jeda
ada kalimat sumbang berdiri di antara rumpang
ada pesan tersirat di antara barisan aksara yang berdiri rapat
ada jiwa-jiwa kesepian berada di antara keramaian
barang kali di antara jeda
ada mata hampa yang menolak tenggelam dalam malam
terseok-seok dalam pikiran yang kelam
dan mencoba kembali merapal langkah diam-diam
barang kali di antara jeda
ada jiwa yang mengemis tenang
dari hujan urusan dalam ruang
untuk sekedar berselimut luang
dan jeda terakhir pun tiba
sang bayu merayap masuk ke dada
berkaca pada jiwa dan sukma
hingga kita sadar bahwa kita telah tiada
Serendipity
Jakarta, 30 Juni 2024.
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih ya.
Jeda
barang kali di antara jeda
ada kalimat sumbang berdiri di antara rumpang
ada pesan tersirat di antara barisan aksara yang berdiri rapat
ada jiwa-jiwa kesepian berada di antara keramaian
barang kali di antara jeda
ada mata hampa yang menolak tenggelam dalam malam
terseok-seok dalam pikiran yang kelam
dan mencoba kembali merapal langkah diam-diam
barang kali di antara jeda
ada jiwa yang mengemis tenang
dari hujan urusan dalam ruang
untuk sekedar berselimut luang
dan jeda terakhir pun tiba
sang bayu merayap masuk ke dada
berkaca pada jiwa dan sukma
hingga kita sadar bahwa kita telah tiada
Serendipity
Jakarta, 30 Juni 2024.
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih ya.
Karya : @James07692
"Mesin waktu"
Oleh: Riadi Komara
Semenjak aku mengenalmu
Pada malam minggu hari itu
Aku merasa kehangatan beda
Aku menemukan rasa cinta
Setelah aku mati rasa
Karena terpatahkan
Bahkan awalnya
..Aku sempat..
...Tak lagi...
...Percaya...
....Apakah....
.....Bisa....
Bangkit lagi
Dari rasa sakit
Seperti obat pahit
Yang buatku terjangkit
Hari itu aku sangat berharap
Bahwa Einstein menemukan
Penemuan mesin waktunya
Agar aku bisa memperbaiki semua
Tasikmalaya, 31 Maret 2024.
Selamat berpuisi. Gabung ke chanel @puisi @temanpuisi dan juga @sedih, ya.
"Mesin waktu"
Oleh: Riadi Komara
Semenjak aku mengenalmu
Pada malam minggu hari itu
Aku merasa kehangatan beda
Aku menemukan rasa cinta
Setelah aku mati rasa
Karena terpatahkan
Bahkan awalnya
..Aku sempat..
...Tak lagi...
...Percaya...
....Apakah....
.....Bisa....
Bangkit lagi
Dari rasa sakit
Seperti obat pahit
Yang buatku terjangkit
Hari itu aku sangat berharap
Bahwa Einstein menemukan
Penemuan mesin waktunya
Agar aku bisa memperbaiki semua
Tasikmalaya, 31 Maret 2024.
Selamat berpuisi. Gabung ke chanel @puisi @temanpuisi dan juga @sedih, ya.
Karya : @AditPYusuf
Singgah Bagimu, Pulang Bagimu
Jika mendendam adalah salah
Mengapa rasa indah menjaga nalar yang terpencar
Dari sulur-sulur yang terdedah
Menguning dalam larut angin berderai pudar
Kau mengutip sebait kata-kata dari sebuah buku tua.
Derma yang tak juga sampai kepada waktu
Menjejak dalam rana waktu yang bersenda gurau
Jika hanya ini yang tersisa dari derap langkah kecilmu
Sekali lagi aku ingin berarti untukmu.
Memberi dunia yang sejenak,
tak kau rasakan dalam sebuah kata pulang
Tempat kembali dari penat dan retak;
hatimu yang setipis kaca pada suatu petang.
Jakarta, 10 Januari 2023
Di follow chanelnya @temanpuisi @puisi @sedih dulu, Kakaks ✌️
Singgah Bagimu, Pulang Bagimu
Jika mendendam adalah salah
Mengapa rasa indah menjaga nalar yang terpencar
Dari sulur-sulur yang terdedah
Menguning dalam larut angin berderai pudar
Kau mengutip sebait kata-kata dari sebuah buku tua.
Derma yang tak juga sampai kepada waktu
Menjejak dalam rana waktu yang bersenda gurau
Jika hanya ini yang tersisa dari derap langkah kecilmu
Sekali lagi aku ingin berarti untukmu.
Memberi dunia yang sejenak,
tak kau rasakan dalam sebuah kata pulang
Tempat kembali dari penat dan retak;
hatimu yang setipis kaca pada suatu petang.
Jakarta, 10 Januari 2023
Di follow chanelnya @temanpuisi @puisi @sedih dulu, Kakaks ✌️
Karya : @Aldipaicong
Menciptakan ulang tangan kita
suatu hari nanti kita
tiba kembali di sana
melihat matahari berkilau
di ranting-ranting paling jauh
pohon-pohon yang namanya
sama dengan nama ibu kita;
bekerja bersama batu-batu kecil
di pantai & mengamati jantung
mereka merawat hutan bunga
seluas dunia;
belajar pada ombak yang tak
lelah menulis & menyunting
diri mereka sendiri;
bermain di udara terbuka
sebagai anak-anak & air mata
membilas hingga bersih semua
warna yang dinodai niat jahat.
*
suatu hari nanti kita
tiba kembali di sana
segala sesuatu di dekatmu—
seperti tiap kata di puisi ini—
pintu menuju perjumpaan.
mari kita mulai dari matamu.
aku ada
di balik benda-benda sederhana
agar kau mudah menemukanku.
atau tanganmu. kau akan
menyentuh segala yang telah
menyentuh tanganku.
senantiasa ada waktu
untuk menciptakan ulang
tangan kita. tangan kita
bergandengan menyusuri
jalan-jalan tenang & terang.
tiada lagi papan-papan iklan
berisi bahasa & wajah asing
bisa mengubah pohon diri
kita menjadi angka-angka.
Bekasi, 31 Mei, 2024.
Gabung langsung ke chanel @puisi, @temanpuisi dan @sedih.
Menciptakan ulang tangan kita
suatu hari nanti kita
tiba kembali di sana
melihat matahari berkilau
di ranting-ranting paling jauh
pohon-pohon yang namanya
sama dengan nama ibu kita;
bekerja bersama batu-batu kecil
di pantai & mengamati jantung
mereka merawat hutan bunga
seluas dunia;
belajar pada ombak yang tak
lelah menulis & menyunting
diri mereka sendiri;
bermain di udara terbuka
sebagai anak-anak & air mata
membilas hingga bersih semua
warna yang dinodai niat jahat.
*
suatu hari nanti kita
tiba kembali di sana
segala sesuatu di dekatmu—
seperti tiap kata di puisi ini—
pintu menuju perjumpaan.
mari kita mulai dari matamu.
aku ada
di balik benda-benda sederhana
agar kau mudah menemukanku.
atau tanganmu. kau akan
menyentuh segala yang telah
menyentuh tanganku.
senantiasa ada waktu
untuk menciptakan ulang
tangan kita. tangan kita
bergandengan menyusuri
jalan-jalan tenang & terang.
tiada lagi papan-papan iklan
berisi bahasa & wajah asing
bisa mengubah pohon diri
kita menjadi angka-angka.
Bekasi, 31 Mei, 2024.
Gabung langsung ke chanel @puisi, @temanpuisi dan @sedih.
Karya : @HaiaaNoureen
Kita
Tiada berkata, puisi yang bercerita
bercermin pada rasa
atau nalar yang digertak liar
mulut si A, hati si B
bernegosiasi dengan AB
kita; dekil yang gigil
kamu dan aku; beradab terkadang biadab
sepasang nyawa yang diboikot oleh 'seandainya'
Patah, di ujung jalan
bersumpah; menghalau kabut pekat yang membutakan
22 Agustus 2024.
Sehat selalu para Pujangga. Kita tunggu karya orisinal terbaik kalian di chanel @temanpuisi @puisi.
Kita
Tiada berkata, puisi yang bercerita
bercermin pada rasa
atau nalar yang digertak liar
mulut si A, hati si B
bernegosiasi dengan AB
kita; dekil yang gigil
kamu dan aku; beradab terkadang biadab
sepasang nyawa yang diboikot oleh 'seandainya'
Patah, di ujung jalan
bersumpah; menghalau kabut pekat yang membutakan
22 Agustus 2024.
Sehat selalu para Pujangga. Kita tunggu karya orisinal terbaik kalian di chanel @temanpuisi @puisi.
Karya : @neurolosastra
BILA NANTI
nafsu mengayun, lambat laun,
di lorong pikiran; bayang-bayang
perasaan memudar
arus waktu menganga.
Bila nanti, kisah adalah udara,
cinta jadi daun kering
berdesir di lapang-lapang kosong
yang ditinggalkan para penyair.
waktu mencair—seperti lilin redup
mengalir ke jurang nasib,
takdir menggema hampa,
nasibnya meragukan doa.
Bila nanti, kisah adalah maya,
cinta menyelinap dalam sejuk mata
dan menggulung kesepian—
pengembaraan melilit derita sendiri.
mimpi menguap, mengelupas dari kulitnya,
terurai dalam embus iman,
takwa berdiri seperti patung
di jalan yang bersimpangan.
Bila nanti, kisah adalah kata,
cinta menggema sebagai makna
melebur dengan hening yang kudus,
mengukir hidup dalam renungan suci.
Ciputat, 2019
Gabung langsung ke chanel @puisi @temanpuisi juga @sedih
BILA NANTI
nafsu mengayun, lambat laun,
di lorong pikiran; bayang-bayang
perasaan memudar
arus waktu menganga.
Bila nanti, kisah adalah udara,
cinta jadi daun kering
berdesir di lapang-lapang kosong
yang ditinggalkan para penyair.
waktu mencair—seperti lilin redup
mengalir ke jurang nasib,
takdir menggema hampa,
nasibnya meragukan doa.
Bila nanti, kisah adalah maya,
cinta menyelinap dalam sejuk mata
dan menggulung kesepian—
pengembaraan melilit derita sendiri.
mimpi menguap, mengelupas dari kulitnya,
terurai dalam embus iman,
takwa berdiri seperti patung
di jalan yang bersimpangan.
Bila nanti, kisah adalah kata,
cinta menggema sebagai makna
melebur dengan hening yang kudus,
mengukir hidup dalam renungan suci.
Ciputat, 2019
Gabung langsung ke chanel @puisi @temanpuisi juga @sedih
Karya : @sinimaen
Kemarin,
Masih tercetak jelas,
Lekungan senyum tipis,
Setara mentari menyilaukan pagi,
Tak apa,
Sekarang sudah tak ada lagi,
Penyembuh duka,
Setidaknya,
Mengingatnya kembali,
Sesekali,
Tanpa mengingat luka yang lewat, tanpa permisi.
Kediri, 03.42_05.10.24.
@temanpuisi @puisi @sedih
Silahkan difollow👍
Kemarin,
Masih tercetak jelas,
Lekungan senyum tipis,
Setara mentari menyilaukan pagi,
Tak apa,
Sekarang sudah tak ada lagi,
Penyembuh duka,
Setidaknya,
Mengingatnya kembali,
Sesekali,
Tanpa mengingat luka yang lewat, tanpa permisi.
Kediri, 03.42_05.10.24.
@temanpuisi @puisi @sedih
Silahkan difollow👍
Karya :@tirtogesang
L I R I H
Kepada bulan sendu
Dihantarkannya tembang rindu
Membelai sunyi bagai angin mencuri dalam sembunyi
Semua terendap dalam gelap
Godamu kunang-kunang
Cantik berkelip seperti main mata di rimbun ilalang padang
Mataiku sedang menyulam do'a
Sebelum berangkat pagi menitik bening embun
Kalau saja di antara kalian menjumpa
Rahasiakanlah aku dari sajak-sajak yang katanya
Sebab, dari sajak-sajak itu ....
Aku di pakuan tipu
Purworejo, 21 Desember 2024
Bantu difollow @temanpuisi @puisi @sedih
L I R I H
Kepada bulan sendu
Dihantarkannya tembang rindu
Membelai sunyi bagai angin mencuri dalam sembunyi
Semua terendap dalam gelap
Godamu kunang-kunang
Cantik berkelip seperti main mata di rimbun ilalang padang
Mataiku sedang menyulam do'a
Sebelum berangkat pagi menitik bening embun
Kalau saja di antara kalian menjumpa
Rahasiakanlah aku dari sajak-sajak yang katanya
Sebab, dari sajak-sajak itu ....
Aku di pakuan tipu
Purworejo, 21 Desember 2024
Bantu difollow @temanpuisi @puisi @sedih
Karya : @Rimba_kisah
Simfoni Cinta di Pagi Buta
Ketika embun bercumbu dengan dedaunan,
Dan mentari masih malu di ufuk timur,
Aku temukan bayangmu di antara kabut,
Lembut, seperti doa yang terucap pelan.
Langit membisikkan puisi kepada cakrawala,
Nada cinta tersebar di udara pagi.
Angin menyentuh pipiku serupa belaianmu,
Hangat, meski diselimuti dingin sunyi.
Oh, pagi yang melukis rindu,
Dalam sejuknya, ada bara yang tak padam.
Aku menunggu, seperti bunga menanti fajar,
Hingga cintamu hadir, menghapus malam.
Setiap helai cahaya adalah nadiku,
Mengalirkan harapan akan hadirmu.
Dan pagi ini, kutitipkan segenap rasaku,
Pada sinar mentari yang menyentuh hatimu.
Pontianak, 8 Januari 2025
Silahkan di follow chanel ini @temanpuisi @puisi @sedih
Simfoni Cinta di Pagi Buta
Ketika embun bercumbu dengan dedaunan,
Dan mentari masih malu di ufuk timur,
Aku temukan bayangmu di antara kabut,
Lembut, seperti doa yang terucap pelan.
Langit membisikkan puisi kepada cakrawala,
Nada cinta tersebar di udara pagi.
Angin menyentuh pipiku serupa belaianmu,
Hangat, meski diselimuti dingin sunyi.
Oh, pagi yang melukis rindu,
Dalam sejuknya, ada bara yang tak padam.
Aku menunggu, seperti bunga menanti fajar,
Hingga cintamu hadir, menghapus malam.
Setiap helai cahaya adalah nadiku,
Mengalirkan harapan akan hadirmu.
Dan pagi ini, kutitipkan segenap rasaku,
Pada sinar mentari yang menyentuh hatimu.
Pontianak, 8 Januari 2025
Silahkan di follow chanel ini @temanpuisi @puisi @sedih
Karya : @arifaugust
Napas yang terhempas,
dalam manik-manik hujan.
Angin sedang berhenti meramal arah ....
aku, tinggal titik-titik kecil di atas buih lautan prasangkaku sendiri.
apa yang harus kutemukan,
apa yang harus kulewati,
berlawanan dan mati dalam dogma-dogma...
yang tak kupahami dari mana asalnya.
Jambi, 17 Januari 2024
DY.
Yok mari yok gabung ke chanel @puisi @temanpuisi dan @sedih
Open paid promote juga kita
Napas yang terhempas,
dalam manik-manik hujan.
Angin sedang berhenti meramal arah ....
aku, tinggal titik-titik kecil di atas buih lautan prasangkaku sendiri.
apa yang harus kutemukan,
apa yang harus kulewati,
berlawanan dan mati dalam dogma-dogma...
yang tak kupahami dari mana asalnya.
Jambi, 17 Januari 2024
DY.
Yok mari yok gabung ke chanel @puisi @temanpuisi dan @sedih
Open paid promote juga kita