Puisi
25.8K subscribers
52 photos
17 videos
10 links
Kumpulan dan wadah berpuisi para pengguna telegram.
Dikirim oleh warga telegram, dibaca oleh warga telegram.
Kirim puisi original kamu ke @temanpuisi , nanti puisi akan dipilih secara acak oleh admin untuk dipost di channel ini.

Paidpromote : @deemuaach
Download Telegram
Karya : @vedddeeerr


Lingkaran Depresi

Terjaga ku dari khayal tentang hamparan kehijauan dan harumnya kecupanmu
Ternyata kenyataan terlalu amnesia untuk memutar drama penuh keintiman
Atau memang tunas yang ku gagas selalu semangat untuk menjadi asing dari bumi yang ku pupuki dengan penuh harapan

Memang keimananku patut dipertanyakan
Sebab bersyukur saja sulit
Aku lebih senang berdansa dengan sepucuk ranjang,bantal dan guling
Menjadi gagah
Menjadi jenius
Asal jangan jadi diriku lagi
Aku ingin sempurna saat bersamamu.
Puisi pinned Deleted message
Karya : @oemar_aziz1453


Aku tahu
Berdiri diatas gunung menatap rendah yang dibawah
Mendongak kepala membusungkan dada

Aku tahu
Diatas sana aku jumawa
Karena bumi berada dibawahku

Lupa yang dibawah menatap kecil yang diatas
Lupa bahwa langit menatap dengan senyum manis
Karya : @Andrex_d

Oh ayah ibuku
Selamat malam
Selamat bertengkar hingga kau puas
Ku tutup kupingku
Mengapa masih terdengar
Sayatan sayatan di tangan ini tak mampu mengurangi luka di hati ini
Karya : @thelovegood

Pulang
adalah cara temu kedua malaikatku,
merindu wajah-wajah yang berkerut, beserta sayap-sayap yang memutih, sudah.

Ingin ku pulang
mengingat ranumnya atmosfir kampung halaman,
mesti tak berbuah tangan,
namun ingin masih jadi angan.

Aku rindu
goresan dinding masa kecil,
kasur lemas nan usang,
beserta atap rumah yang terkelupas.

Meski waktu yang berlayar, tetap enggan membawaku,

pulang.
Karya : @Ichisomeone

:: Mengeja dibibir utara,_


Ditengah rayuan air laut masuk kepekarangan
Lumpur mengendap dimeja makan
bibir diutara semakin tenggelam
Menenggelamkan kaki dan warisan
semakin dalam
Pesisir semakin hilang dan karam

Pagi sarapan angin
Siang bersantap angan
Malamnya, tanpa suap tertidur berselimut gelap
Dalam layu sepi berharap pagi cepat bertatap

Para perayu pencoleng macak gagah
Berkepentingan masuk lewat wacana menghadang arah
Ibu belum sempat mengusap keluh dan kesah
Ia harus berhadapan dengan wajah yang ia kasih,
Lemah pasrah ditipu saudara sedarah

ditengah rayuan air laut masuk kepelataran
Sumber pangan hanyut terbawa gelombng
Direndam kebingungan
Bertahan, atau harus melangkah tumbang
Karya : Ismiya J Dafir @Ismi0211

Kabar malang

Lembar lembar buku bergaris di pojok kamar
Menatapku nelangsa
Sedang aku tergelak digelitik angin
Yang berhembus mengabari duka
Katanya, kau telah mati
Katanya, aku telah mati
Katanya, dunia telah sekarat pasti
Lantas aku menimang buku malang itu
Tapi ia malah berdengkur puisi-puisi rindu
Jangan, berhenti!
Kau juga harus mati
Kau juga harus berhenti
Jangan lagi! Lagi nyanyi!
Aku menyambar kain putih yang tergantung di dinding yang berderak-pekak
Membungkus buku itu erat lantas memeluknya
Aku makamkan ia di detak waktu, bersamaku
Di pusar jam, nisanku berdiri bisu bersama buku yg telah kubuat sekarat
Sedang kau mengelilingiku di antara angka 1 dan 12
Sembari berdendang; kasmaran kepalang
Sembari menggenggam tangan wanita itu.
Karya : @RinaHeningNna


Perayaan patah hati kadang membuat mata mengabur dengan air mata

Terlupa berjejak pada raga yang tidak bisa tegak

Mengais kenangan seperti seorang pesakitan

Padahal diri sendiri bisa baik baik saja

Masih bisa bernapas walaupun tersengal

Masih bisa tertawa walau dengan asal

Masih bisa tidur walau rindu selalu membuat bebal

Dan masih tidak bisa lupa pada kamu yang membuat kesal

Tetapi, apapun itu
Sebuah perayaan patah hati selalu sukses membuat aneka diksi sakit mengalun secepat derai air mata


Kamar Hening 12 Okt 2021
Karya :
@Hikmawan_Attamany

Sudahi kesengsaraanmu..
Mengapa harus berteman dengan dia yang tidak pernah tahu
Bagaimana cara memahami kehidupan.

Dekatilah dia yang selalu mengingatkan
Bukan dia yang selalu melupakan

Kadang, berkorban itu harus terus terang
Agar tidak menjadi manusia bodoh yang terus dibodohi
Biarlah cacian, biarlah hinaan
Selama tujuannya adalah kebenaran
Tetaplah berjuang dan tenang
Sampai Allah memanggil kita pulang

Hikmawan Attamany
Bogor, 21 Juni 21
 Kudekap Kusayang-Sayang

(Emha Ainun Najib) Yogyakarta, 1994, halaman 7 Republika, 24 Januari 1999


Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan

di dadaku ini demi cintaku kepada semua manusia

Kupersembahkan kepadamu sirnanya seluruh kepentingan

diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia,

yang teramat menyakitkan ini, denganmu

Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah

persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu

Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika

mereka tancapkan pisau ke dadaku, mengucur darah dari

mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya,

kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku

Kemudian kudekap ia, kupanggul, kusayang-sayang,

kupeluk,

kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan

lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagi darah

batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya,

kusumpal,

kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap,

kusayang-sayang.
Karya : @Imaturofih
Bisakah ratapan ini di dengar dunia .
sedang diri terbelenggu dlm kamar kedap udara.
Sekuat apa berusaha,
Alam seakan siap menelannya.

Pintu pintu gelap menyergap jiwa
Larut dalam kenangan berputus asa.
Hilang sudah jalan menuju terang
Terkunci dalam lautan kebencian.

Benci akan keputusan yang salah,
Akhirnya terkubur dengan segala putus asa,
Tak bisa bangkit
Tak bisa bangkit.
Puisi pinned Deleted message
Karya : @anggunap
Pada angin senja
Menyambangi jauh menelisik rasa
Ku papahkan sepoi dari sulit angan
Sesajak pun terjaga semalaman
Sebait pun menyelinap diujung lamunan
Waktu seakan tak berjalan
Jantung berdebar tak karuan
Menyangga jiwa yang mulai terkulai
Mengingat lamunku lelap disekap semesta
Harapku diam tercekat bayangan
Singgah dalam mimpi bergelimang peluh
Tak sampai batin ini 'tuk mengeluh
Namun...
Aku mencoba berdialog dengan jiwa
Bahwa semua rekaan semata
Hingga waktu menghakimiku
Dan aku terdakwa sebagai tokoh utama pemilik cerita nyata
JP : Romantis
Oleh : @gagaklumayung_2

Cinta itu memang romantis sekali,
Ketika awan mendung sudah menurunkan hujannya di pelataran bumi,
Kala aku dan kau tak saling bertemu,
Berbalas doa, kita saling merindu!
Puisi pinned Deleted message
Karya : @tidakuntukdiurusi

aku kau buat kagok dengan sikapmu
sekap senyapmu membuatku seperti serdadu
condong kanan memantau keadaan
tanpa prasangka tanpa perasaan

lalu aku menyerahkan diri kekalahan ku
"lapor letnan, saya sudah kalah"
"saya terlalu asing dalam jangkauannya"
"saya lebih baik dihujat lawan"
"karena percuma, dialah komandannya"

laporan selesai!
19-05-2010
Dari: Tanpa Nama @R3dD3v17
Dunia Tipu-Tipu

Bukan lah puisi
tapi sindiran dari hati
Kata demi kata yang tak disadari
Itulah masa kini
Oh....selamat datang dunia tipu-tipu...
Selamat datang tak mau dicela, tapi mencela....
Selamat datang kalah penantang, malah menghilang....
Selamat datang yang salah, tak mau kalah...
Selamat datang hal kecil saja, harus berdusta...
Selamat datang gengsi yang mengikis hati....
Selamat datang penyindir, yang tak mau dinyinyir....
Selamat datang yang maha benar tapi nyatanya tidak masuk akal....
Selamat datang yang pura pura bahagia dengan segala derita yang pura-pura di lupa
Oh....selamat datang dunia naif
Tipu daya ntah dari mana
Kebenaran dikata tak masuk logika
Kedustaan dikata fakta sebenarnya
Wangi melati terhalang bangkai
Rintikan rinai ditutupi sunyi
Malam hari adalah kemistri
Menjalin luka dihati
Kata malu sudah tiada lagi
Demi pandangan rela melepas sandangan diri
Ohh selamat datang dunia tipu-tipu
Memberikan waru❤️ malah membiru
Terhalang topan, badai, banjir dan hujan berujung kepergian
Hanya lisan menghujam perasaan
Lengung bibir ternyata tipu-tipu
Tampil modis, glamor, trendy beli buku tak mampu
Bualan virtual nyatanya rebahan
Iri dengki tak berhenti
Yang menjaga malah dicerca
Yang tak suci pujaan hati
Ohh.... Selamat datang dunia tipu-tipu
Biarlah semua lekas berlaku
Biarlah semua mulai membiru.
Karya : @ShutTheF4ck_Up

Pernah

aksa yang terus bersatu temu, atma yang tak pernah bersentuh,
perbedaan yang tak pernah seikat.
pada akhirnya kita hanya orang asing yang berpapasan bahu.
Mungkin takdir,
hanya saja tak seindah novel, tak semerdu puisi, tak selaras pantun.

tergila gila pada sesuatu yang abstark, selalu masuk kedalam ketidak jelasan
ini hanyalah tentang kemungkinan yang pada titik terakhir aku hanya bisa mendengar “selamat tinggal”.
Nyatanya rasa itu tak bisa kudekap kembali.

membawa angan angan memasuki masalalu.
Bangunlah, aku hanya sedang berwisata.
Bagaimana bisa aku mengharapkan sesuatu yang telah hilang
harsa yang sekejap, Cuma selintas “waktu itu”.
setidaknya kita pernah, meski nantinya senyummu terbit
untuk seseorang yang bukan aku.

Jem
21:33
1 september 2021
Karya : @Eka_Herdit_Juningsih

Sebatas Angan


Jarum jam berdetak begitu cepat
Tanpa kenal lelah ataupun telat
Setiap detik terbuai nafas
Pun menit yang kian membias

Atma nan raga beriringan
Tuk berjalan demi akan
Tapi takdir tak sejalan
Pun seirama dengan angan

Harap mulai luntur
Pun niat yang tersungkur
Namun, hati tak boleh keluh
Agar bara kembali sembuh
Karya : @Iiillyyyyyy

Rindu

Di bawah rimbunnya bambu
Bertiup angin penenang kalbu
Tempat yang menjadi saksi bisu
Di atas bangku bambu

Aku denganmu
Sekarang tak lagi merindu
Hanya kisah yg saling berpadu
Kini dan dulu


Jogja, 13-02-2021