Karya : @kakakakakkkkkkk
CINTA MAHA PAKSA
manusia semua duduk
di telapak kaki cinta
semesta menempatkannya
kita pasrah,
menanti restunya
kita itu awan
terseret angin utara
sewaktu ditiup ke selatan
hingga..
sampai waktu tiba
kita dipaksa lebur
merupa hujan
membasahi tanah.
Tasikmalaya, 2 juni 2022
Selamat berpuisi💐💐💐
CINTA MAHA PAKSA
manusia semua duduk
di telapak kaki cinta
semesta menempatkannya
kita pasrah,
menanti restunya
kita itu awan
terseret angin utara
sewaktu ditiup ke selatan
hingga..
sampai waktu tiba
kita dipaksa lebur
merupa hujan
membasahi tanah.
Tasikmalaya, 2 juni 2022
Selamat berpuisi💐💐💐
Karya : @Syaitonn
"Rumpang"
Biarkan rembulan datang ke genggamanku
Agar kuisi rumpang dalam tubuhmu
Tidak apa dengan redup cahayanya
Gulita lekas pergi dan mati
Sampaikan pada surya agar menjelma tidak seperti jelaga
Terang sinarnya berbinar dan menggelegar
Bukan seperti kelabu awal resahku
Diamku bergumam tentang rembulan dan rumpang
Sampai kapan bertahan dengan cahaya yang remang
Tak apa esok surya datang dengan silaunya
Semuanya akan terlihat kembali saat rembulan selesai melerai
Dan ragamu terlihat nyata seperti sediakala
Tak ada lagi rumpang yang mengiang mengambang.
Bogor 4, April 2022
Ditunggu karya orisinal terbaiknya, Pujangga hebat 🖤❤
"Rumpang"
Biarkan rembulan datang ke genggamanku
Agar kuisi rumpang dalam tubuhmu
Tidak apa dengan redup cahayanya
Gulita lekas pergi dan mati
Sampaikan pada surya agar menjelma tidak seperti jelaga
Terang sinarnya berbinar dan menggelegar
Bukan seperti kelabu awal resahku
Diamku bergumam tentang rembulan dan rumpang
Sampai kapan bertahan dengan cahaya yang remang
Tak apa esok surya datang dengan silaunya
Semuanya akan terlihat kembali saat rembulan selesai melerai
Dan ragamu terlihat nyata seperti sediakala
Tak ada lagi rumpang yang mengiang mengambang.
Bogor 4, April 2022
Ditunggu karya orisinal terbaiknya, Pujangga hebat 🖤❤
Karya : @Ergotisme
Jenuh hati tanpa suara
Melantang di jalur lintang
Dari ufuk timur ke barat
Menyebarkan bintang malam
Yang tenggelam pada pagi buta
Sebuta mata oleh harta
Ludah melepas bebas
Keluar dari mulut mengangah
Pada jalan yang dilewati
Kaki kerdil pasir campur air bah
Yang menimpah di Zaman kaumnya
Penuh penentang pada tuhan
Aku seperti patung
Berdiri tertatah sebilah mani
Begitu tajam menusuk untuk masuk
Agar tercipta diriku seorangan
Yang cuma diam dalam jenuh
Tanpa sepatah kata terangkai
Sial! Sialan atas harta dagangku
Dirampok demi sedalil penenang
Yang tengah haus di kursi tumpukan
Penuh debu kudis bergetah opium
Terlihat dari wajahnya oleh mataku
Tapi aku hanya bisa apa
Lawan tak ada hasil
Tak seperti main dadu di belakang pesta
Dihiasi musik dendang dan tarian perut
Diam ya cuma itu cara
Metode seorang awam
Tak bermodal kantong sarjana.
File corrupt, 1970
Jangan lupa japri penulis kalau ingin memakai puisinya. Anda sopan, kami berkesan dan selalu teringat kenangan. 📝
Jenuh hati tanpa suara
Melantang di jalur lintang
Dari ufuk timur ke barat
Menyebarkan bintang malam
Yang tenggelam pada pagi buta
Sebuta mata oleh harta
Ludah melepas bebas
Keluar dari mulut mengangah
Pada jalan yang dilewati
Kaki kerdil pasir campur air bah
Yang menimpah di Zaman kaumnya
Penuh penentang pada tuhan
Aku seperti patung
Berdiri tertatah sebilah mani
Begitu tajam menusuk untuk masuk
Agar tercipta diriku seorangan
Yang cuma diam dalam jenuh
Tanpa sepatah kata terangkai
Sial! Sialan atas harta dagangku
Dirampok demi sedalil penenang
Yang tengah haus di kursi tumpukan
Penuh debu kudis bergetah opium
Terlihat dari wajahnya oleh mataku
Tapi aku hanya bisa apa
Lawan tak ada hasil
Tak seperti main dadu di belakang pesta
Dihiasi musik dendang dan tarian perut
Diam ya cuma itu cara
Metode seorang awam
Tak bermodal kantong sarjana.
File corrupt, 1970
Jangan lupa japri penulis kalau ingin memakai puisinya. Anda sopan, kami berkesan dan selalu teringat kenangan. 📝
Karya:
@randirizaldi_27
Bait Bait Rindu
Bait bait rindu aku tuangkan dalam sebuah wadah
Hanya ada kertas dan pena
Kini, kertasku sudah mulai tergores dengan rangkain kata demi kata
Bertepatan di waktu senja penuh makna
Rindu dan senja itu sahabatan
Sama halnya dengan sebuah puisi
Rindu itu seperti bait demi bait puisi
Sedangkan senja seperti majas yang membuat puisi ini menjadi indah dan menyenangkan
Walau terkadang juga menyedihkan
Sayang, aku sedang berjuang di perantauan orang
Mengais rezeki yang berubah menjadi uang
Sebagai bekal untukku pulang
Hanya doa yang aku minta darimu, Sayang
Sayang, rindu ini tidak bisa aku tahan
Aku sudah mencoba untuk menuangkan rindu kesebuah kertas
Dan sekarang sudah menjadi kumpulan beberapa kertas
Yaitu sebuah buku beralaskan rindu
Sayang, kini aku pulang
Kubawa buku rindu ini dan kuberikan padamu, Sayang
Sayang, aku harap kamu segera menungguku di sana
Karena kapalku sudah mulai berlayar
Untuk segera menemui, Sayang
Bukittinggi, 27 September 2022
Ditunggu karya orisinal terbaiknya, Genks. Selamat memainkan diksi dari hati.❤🏹
@randirizaldi_27
Bait Bait Rindu
Bait bait rindu aku tuangkan dalam sebuah wadah
Hanya ada kertas dan pena
Kini, kertasku sudah mulai tergores dengan rangkain kata demi kata
Bertepatan di waktu senja penuh makna
Rindu dan senja itu sahabatan
Sama halnya dengan sebuah puisi
Rindu itu seperti bait demi bait puisi
Sedangkan senja seperti majas yang membuat puisi ini menjadi indah dan menyenangkan
Walau terkadang juga menyedihkan
Sayang, aku sedang berjuang di perantauan orang
Mengais rezeki yang berubah menjadi uang
Sebagai bekal untukku pulang
Hanya doa yang aku minta darimu, Sayang
Sayang, rindu ini tidak bisa aku tahan
Aku sudah mencoba untuk menuangkan rindu kesebuah kertas
Dan sekarang sudah menjadi kumpulan beberapa kertas
Yaitu sebuah buku beralaskan rindu
Sayang, kini aku pulang
Kubawa buku rindu ini dan kuberikan padamu, Sayang
Sayang, aku harap kamu segera menungguku di sana
Karena kapalku sudah mulai berlayar
Untuk segera menemui, Sayang
Bukittinggi, 27 September 2022
Ditunggu karya orisinal terbaiknya, Genks. Selamat memainkan diksi dari hati.❤🏹
Karya: @Birrualzafif
DETAK CINTA
Demi sanggup menghayati merah bibirmu
kurelakan aku termangu memandang kerjap bintang
terlentang terang dalam rayuan senyummu yang menerawang.
Demi mampu menjiwai kedip matamu
kuikhlaskan rinduku dicumbu angin
merangkak kesetiap helai yang halus berguling.
Demi dapat memaknai isyarat hatiku
kuangkuhkan diriku diam sebagai rahasia dalam puisi
dan mengungkap kata yang terkutip di kitab suci.
Demi bisa mencintaimu kutekadkan
sukamu untuk menarik semua cintamu untukku.
Sumenep, 2022
Silakan gabung ke ch @temanpuisi dan seru bersama dengan aneka diksi puisi 🥳🥳
DETAK CINTA
Demi sanggup menghayati merah bibirmu
kurelakan aku termangu memandang kerjap bintang
terlentang terang dalam rayuan senyummu yang menerawang.
Demi mampu menjiwai kedip matamu
kuikhlaskan rinduku dicumbu angin
merangkak kesetiap helai yang halus berguling.
Demi dapat memaknai isyarat hatiku
kuangkuhkan diriku diam sebagai rahasia dalam puisi
dan mengungkap kata yang terkutip di kitab suci.
Demi bisa mencintaimu kutekadkan
sukamu untuk menarik semua cintamu untukku.
Sumenep, 2022
Silakan gabung ke ch @temanpuisi dan seru bersama dengan aneka diksi puisi 🥳🥳
Karya :@erma_tasik
HUJAN DI SENJAKU
Sepi menelan tiap warna dari matamu
Meluahkan sakit dari tiap luang pori-pori
Secangkir kopi menguarkan aroma rindu
Mencatat satu-satu rintik rasa yang berkelindan dalam memori
Hari ini hujan berlarian di pelataran senja
Memerangkapmu dalam belitan nuansa maya
Derai asa berjatuhan, mengalir menjauhi cahaya
Kau coba mengurung petrichor dalam botol elegi.
Aku bersandar pada tiang penantianku
Menghitung detak jarum jam serupa detak jantungku
Tiga ratus tiga puluh empat detik berlalu
Sejak pertama kali kau terpusat dalam pandangku.
Kamar yang dingin di kampungku
HUJAN DI SENJAKU
Sepi menelan tiap warna dari matamu
Meluahkan sakit dari tiap luang pori-pori
Secangkir kopi menguarkan aroma rindu
Mencatat satu-satu rintik rasa yang berkelindan dalam memori
Hari ini hujan berlarian di pelataran senja
Memerangkapmu dalam belitan nuansa maya
Derai asa berjatuhan, mengalir menjauhi cahaya
Kau coba mengurung petrichor dalam botol elegi.
Aku bersandar pada tiang penantianku
Menghitung detak jarum jam serupa detak jantungku
Tiga ratus tiga puluh empat detik berlalu
Sejak pertama kali kau terpusat dalam pandangku.
Kamar yang dingin di kampungku
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Karya : @feytri dibacakan oleh
@sitisyarifah_almumas
Yuk, berkreasi membuat musikalisasi puisi original buatan sendiri. Maksimal berdurasi 2 menit. Sertakan username penulisnya juga. Nanti akan di UP di chanel @puisi.
Selamat membacakan puisi indah para pujangga
🌻🌻🌻
@sitisyarifah_almumas
Yuk, berkreasi membuat musikalisasi puisi original buatan sendiri. Maksimal berdurasi 2 menit. Sertakan username penulisnya juga. Nanti akan di UP di chanel @puisi.
Selamat membacakan puisi indah para pujangga
🌻🌻🌻
Karya : @menungsoayu
Nanti
suatu hari nanti,
akan ada titik temu
di mana, jenuh mulai menghuni
lelah lelah mulai tiba,
lalu kata usai di ujung tanduk
suatu hari nanti,
akan ada sebuah persimpangan
di mana perdebatan-perdebatan mulai tak terselesaikan
egois mengambil alih
lalu kata pisah menjadi satu-satunya pilihan
suatu hari nanti,
akan ada masa
di mana aku maupun kamu mulai beranjak
meninggalkan satu sama lain
bahkan, tatap satu sama lainnya pun tampak semu
sengaja ataupun tidak,
akan ada hati yang terluka
sakit, lalu menyerah
tapi,
sebelum hari itu tiba,
biarkan aku mencintaimu,
membahagiakanmu, dan mempertahankanmu
sekuat yang aku mampu
1 Nov 2020
Nanti
suatu hari nanti,
akan ada titik temu
di mana, jenuh mulai menghuni
lelah lelah mulai tiba,
lalu kata usai di ujung tanduk
suatu hari nanti,
akan ada sebuah persimpangan
di mana perdebatan-perdebatan mulai tak terselesaikan
egois mengambil alih
lalu kata pisah menjadi satu-satunya pilihan
suatu hari nanti,
akan ada masa
di mana aku maupun kamu mulai beranjak
meninggalkan satu sama lain
bahkan, tatap satu sama lainnya pun tampak semu
sengaja ataupun tidak,
akan ada hati yang terluka
sakit, lalu menyerah
tapi,
sebelum hari itu tiba,
biarkan aku mencintaimu,
membahagiakanmu, dan mempertahankanmu
sekuat yang aku mampu
1 Nov 2020
Sore, Teman.
Kita nih ceritanya mau ngadain sharing cara nulis puisi.
Berhubung banyak yang tanya tentang kepenulisan puisi itu sendiri.
Kira-kira nih, bahasan yang mau di sharing duluan tentang apa aja?
Bantuin spill and share dong.
Thengkyuuu🥳
Kita nih ceritanya mau ngadain sharing cara nulis puisi.
Berhubung banyak yang tanya tentang kepenulisan puisi itu sendiri.
Kira-kira nih, bahasan yang mau di sharing duluan tentang apa aja?
Bantuin spill and share dong.
Thengkyuuu🥳
Karya : @yuhanidunima
Luka
oleh Yuha Aminudin
Seminggu disini
napasku hilir mudik mengejar manusia
di pulau kertas-kertas tebal
dan pegawai-pegawai bisu
diteriaki deadline wisuda
Sebulan di sini
tenggorokanku makin sering
kemasukan polusi dan birokrasi
secepat kereta kuda
tanpa sepatunya
Selebihnya
kuminta Tuhan mencium keningku
lebih dalam dari yang kemarin lalu
Sumbersari, 2022
Peringatan: Jika ingin memakai puisi, silahkan izin terlebih dahulu kepada penulis terkait. Mencontek dan meminta tidak hormat, berakibat .....
Luka
oleh Yuha Aminudin
Seminggu disini
napasku hilir mudik mengejar manusia
di pulau kertas-kertas tebal
dan pegawai-pegawai bisu
diteriaki deadline wisuda
Sebulan di sini
tenggorokanku makin sering
kemasukan polusi dan birokrasi
secepat kereta kuda
tanpa sepatunya
Selebihnya
kuminta Tuhan mencium keningku
lebih dalam dari yang kemarin lalu
Sumbersari, 2022
Peringatan: Jika ingin memakai puisi, silahkan izin terlebih dahulu kepada penulis terkait. Mencontek dan meminta tidak hormat, berakibat .....
Karya : @philosophiaaaaaaaa
Entahlah!
Jalanku tibalah buntu
Tangisan menggerutu
Saat kamu tinggal aku
Asmara semakin semu
Tak ada lagi tegur sapa saat netra terjaga
Dari jauhnya raga kita
Aku masih mengeja cantikmu
Menusuk sepi saat malam berseri
Diriku diam
Seringkali terpuruk dalam lamunan
Mengingat mentariku tenggelam dari pandang hati
Inikah patah hati? ini!?
Kepada kamu yang dulu aku puja
Sukabumi, 2022
Ditunggu puisi sajak orisinal terbaiknya. Selamat memainkan diksi dari hati 💝
Entahlah!
Jalanku tibalah buntu
Tangisan menggerutu
Saat kamu tinggal aku
Asmara semakin semu
Tak ada lagi tegur sapa saat netra terjaga
Dari jauhnya raga kita
Aku masih mengeja cantikmu
Menusuk sepi saat malam berseri
Diriku diam
Seringkali terpuruk dalam lamunan
Mengingat mentariku tenggelam dari pandang hati
Inikah patah hati? ini!?
Kepada kamu yang dulu aku puja
Sukabumi, 2022
Ditunggu puisi sajak orisinal terbaiknya. Selamat memainkan diksi dari hati 💝
Karya : @Zian_Andara
Renjana Hilang Makna.
Ditampar oleh takdir
Ingin ku tak lagi berbentuk
Terbang melayang debu berserakan
Patah harapan engkau kubuang
Kau sirna oleh nestapa
Janji bahagia kau tunai lara
Bungkam suara terdiam merana
Hening hanyut tak bermuara
Nama di doa tak kau jaga
Sumpah setia kau ingkar lupa
Jingga menyapa kau buang muka
Sepi meraja atma kuternoda
Rakusnya mata oleh harta
Raga renjana sirna tak bermakna
Air mata deras bak hujan meronta
Tergenanglah suara dan asa.
Pemangkat, 18 Nov 2022.
Yuk, gabung ke chanel @temanpuisi. Kirim puisi ke chanel tersebut dan selamat menikmati banyak aksara keren di dalamnya. 🖤🖤🖤
Renjana Hilang Makna.
Ditampar oleh takdir
Ingin ku tak lagi berbentuk
Terbang melayang debu berserakan
Patah harapan engkau kubuang
Kau sirna oleh nestapa
Janji bahagia kau tunai lara
Bungkam suara terdiam merana
Hening hanyut tak bermuara
Nama di doa tak kau jaga
Sumpah setia kau ingkar lupa
Jingga menyapa kau buang muka
Sepi meraja atma kuternoda
Rakusnya mata oleh harta
Raga renjana sirna tak bermakna
Air mata deras bak hujan meronta
Tergenanglah suara dan asa.
Pemangkat, 18 Nov 2022.
Yuk, gabung ke chanel @temanpuisi. Kirim puisi ke chanel tersebut dan selamat menikmati banyak aksara keren di dalamnya. 🖤🖤🖤
Karya : @Iyo000
Ayah
Jarak hanyalah sebuah omong kosong
Tak berarti bagai cerita halu siang bolong
Perpisahan hanya sebuah entitas tak berarti
Terciptanya hanya karena jiwa yang sepi
Sentuhan hangat milikmu sedari masa kecilku mengenyahkan hadirnya jarak dan perpisahan
Tangan kekarmu selalu dapat memberikan kenyamanan
Suara beratmu seakan membawa kedamaian
Cinta pertama setiap wanita di muka bumi
Pria pertama yang kan selalu di kagumi
Entitasnya sebagai perpanjangan tangan Tuhan
Ayah jiwamu abadi dalam tiap langkahku menempuh kehidupan
qolam.syair (16 September 2020)
Terus berkarya, Pujangga. Kita tunggu karya terbaik lainnya. 🙏❤🙏❤🙏
Ayah
Jarak hanyalah sebuah omong kosong
Tak berarti bagai cerita halu siang bolong
Perpisahan hanya sebuah entitas tak berarti
Terciptanya hanya karena jiwa yang sepi
Sentuhan hangat milikmu sedari masa kecilku mengenyahkan hadirnya jarak dan perpisahan
Tangan kekarmu selalu dapat memberikan kenyamanan
Suara beratmu seakan membawa kedamaian
Cinta pertama setiap wanita di muka bumi
Pria pertama yang kan selalu di kagumi
Entitasnya sebagai perpanjangan tangan Tuhan
Ayah jiwamu abadi dalam tiap langkahku menempuh kehidupan
qolam.syair (16 September 2020)
Terus berkarya, Pujangga. Kita tunggu karya terbaik lainnya. 🙏❤🙏❤🙏
Karya: @frasaalta
Yah kekasih, kupagari taman-taman itu di lepas pantai ketika aku melewati hutan bebatuan. Padi-padi melambai, puisi pun ikut membentangkan langit pada burung-burung yang terbang karena merindukan sangkarnya. Angin berlari-lari kecil menjelang fajar ditengah sawah antara pohon kelapa dan sayap-sayap yang patah. Birahi memelas jenazah, menghilangkan jejak di pasir putih dengan bayangannya yang suram dan membakar pada tulang-tulang cahaya.
Rindu yang begitu kuat, menjaga pulangku untuk keindahan ruang dan gemintang. Menyentuh sukma hingga gulungan ombak dan prahara, rona cakrawala menyebarkan kecemburuan melalui ucap purnama. Mendapati desir yang merengkuh sebuah hati, meneteskan air di savana yang lembut.
Engkau dan aku.
Padang, 29 Oktober 2022
- Alek Wahyu Nurbista Lukmana
Yah kekasih, kupagari taman-taman itu di lepas pantai ketika aku melewati hutan bebatuan. Padi-padi melambai, puisi pun ikut membentangkan langit pada burung-burung yang terbang karena merindukan sangkarnya. Angin berlari-lari kecil menjelang fajar ditengah sawah antara pohon kelapa dan sayap-sayap yang patah. Birahi memelas jenazah, menghilangkan jejak di pasir putih dengan bayangannya yang suram dan membakar pada tulang-tulang cahaya.
Rindu yang begitu kuat, menjaga pulangku untuk keindahan ruang dan gemintang. Menyentuh sukma hingga gulungan ombak dan prahara, rona cakrawala menyebarkan kecemburuan melalui ucap purnama. Mendapati desir yang merengkuh sebuah hati, meneteskan air di savana yang lembut.
Engkau dan aku.
Padang, 29 Oktober 2022
- Alek Wahyu Nurbista Lukmana
Karya : @xxcheo
sesat sukma layu
lemah kepalan tangan kian terbuka
sukma mati sekejap selepas berkata.
bergema dalam hati
"oh ini kah jalanku"
rintik air Tuhan membumi.
tubuh ini bagai bunga menyambut senja.
tubuh ini bagai laut tak berombak
tubuh ini bagai daun dicumbu angin.
tubuh ini bagai fajar menyendiri.
dan tubuh ini juga ... bagai lukisan pudar tak bertema.
12 September 2022
by: fillo
Yuk, adu diksi terbaik dari hati lewat puisi. Gabung ch @puisi dan @temanpuisi juga.🥳
sesat sukma layu
lemah kepalan tangan kian terbuka
sukma mati sekejap selepas berkata.
bergema dalam hati
"oh ini kah jalanku"
rintik air Tuhan membumi.
tubuh ini bagai bunga menyambut senja.
tubuh ini bagai laut tak berombak
tubuh ini bagai daun dicumbu angin.
tubuh ini bagai fajar menyendiri.
dan tubuh ini juga ... bagai lukisan pudar tak bertema.
12 September 2022
by: fillo
Yuk, adu diksi terbaik dari hati lewat puisi. Gabung ch @puisi dan @temanpuisi juga.🥳
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Karya : @flowersareserenity
Yuk, berkreasi membuat musikalisasi puisi original buatan sendiri. Maksimal berdurasi 2 menit. Sertakan username penulisnya juga. Nanti akan di UP di chanel @puisi. Jangan lupa gabung juga ke ch @temanpuisi
Selamat membacakan puisi indah para pujangga
🌻🌻🌻
Yuk, berkreasi membuat musikalisasi puisi original buatan sendiri. Maksimal berdurasi 2 menit. Sertakan username penulisnya juga. Nanti akan di UP di chanel @puisi. Jangan lupa gabung juga ke ch @temanpuisi
Selamat membacakan puisi indah para pujangga
🌻🌻🌻
Karya : @Dooooooooooorrr
Kantuk Bulan
bulan mengintip sekumpulan patung
kepalanya terpenggal jaman
namun mereka tidak menangisi apapun,
mestinya ia persembahkan sesaji
pelepas dahaga mereka,
bahwa mereka telah menjadi guru terbaik
meski tanpa kepala,
mereka gagah berdiri menghadap malam
dendangkan irama keras, penuh gairah,
mereka nyalakan perapian
hangatkan kaki dan sukma,
mereka pantang jatuh dan kalah.
bulan mabuk, kehilangan sadar
cahayanya samar
terbuai di angan-angan
batinnya sempoyongan pecah tak beraturan
malam ini ia lemas,
ingin tidur di ranjang mirip gula-gula kapas
terbuat dari hikayat-hikayat lembut
yang siap menamparnya ketika terlena.
17/12/22
Jangan lupa japri penulis kalau ingin memakai puisinya. Anda sopan, kami berkesan dan selalu teringat kenangan. 📝
Kantuk Bulan
bulan mengintip sekumpulan patung
kepalanya terpenggal jaman
namun mereka tidak menangisi apapun,
mestinya ia persembahkan sesaji
pelepas dahaga mereka,
bahwa mereka telah menjadi guru terbaik
meski tanpa kepala,
mereka gagah berdiri menghadap malam
dendangkan irama keras, penuh gairah,
mereka nyalakan perapian
hangatkan kaki dan sukma,
mereka pantang jatuh dan kalah.
bulan mabuk, kehilangan sadar
cahayanya samar
terbuai di angan-angan
batinnya sempoyongan pecah tak beraturan
malam ini ia lemas,
ingin tidur di ranjang mirip gula-gula kapas
terbuat dari hikayat-hikayat lembut
yang siap menamparnya ketika terlena.
17/12/22
Jangan lupa japri penulis kalau ingin memakai puisinya. Anda sopan, kami berkesan dan selalu teringat kenangan. 📝
Karya : @RinaHeningNna
Menari Dalam Puisi
Tenggelam Sesuka Hati
Sebuah euforia aksara yang diusung saban hari oleh para pujangga
Sepertinya mulai menguap, terdistilasi mengembun hendak rebah pada awan jenuh yang menghitam
Entah akan turun seperti derai hujan rindu penuh elegi, sarkas merangsek agar binasa atau malah mencumbu peluh sebuah asmara
Terpenting adalah
Seseorang akan terus memungut makna sebagai sarana pembelajar
Tenggelam dalam setiap jengkal aksara yang tertulis, bahkan dalam mulut bungkam
Tetapi tarian penuh celoteh ringan hingga gelak sandiwara serupa bayang bayang nirwana
Nikmatilah, selagi tarian ini kita padu berdua
Tentang cinta, rindu, luka hingga beberapa yang tak perlu disebutkan, bisa kita cipta
Selagi bisa
Selagi ada
Selagi di dunia
Maukah kau menari bersama, Sayang?
Kamar Hening, 12 Januari 2022.
Jangan lupa japri penulis jika ingin memakai puisinya. Yuk, ditunggu karya puisi lainnya. Kirim puisi atau video musikalisasi puisi ke ch @temanpuisi. Kamsahamnida 🖤
Menari Dalam Puisi
Tenggelam Sesuka Hati
Sebuah euforia aksara yang diusung saban hari oleh para pujangga
Sepertinya mulai menguap, terdistilasi mengembun hendak rebah pada awan jenuh yang menghitam
Entah akan turun seperti derai hujan rindu penuh elegi, sarkas merangsek agar binasa atau malah mencumbu peluh sebuah asmara
Terpenting adalah
Seseorang akan terus memungut makna sebagai sarana pembelajar
Tenggelam dalam setiap jengkal aksara yang tertulis, bahkan dalam mulut bungkam
Tetapi tarian penuh celoteh ringan hingga gelak sandiwara serupa bayang bayang nirwana
Nikmatilah, selagi tarian ini kita padu berdua
Tentang cinta, rindu, luka hingga beberapa yang tak perlu disebutkan, bisa kita cipta
Selagi bisa
Selagi ada
Selagi di dunia
Maukah kau menari bersama, Sayang?
Kamar Hening, 12 Januari 2022.
Jangan lupa japri penulis jika ingin memakai puisinya. Yuk, ditunggu karya puisi lainnya. Kirim puisi atau video musikalisasi puisi ke ch @temanpuisi. Kamsahamnida 🖤
Karya : @unknownyourname
MELIHATMU
Aku melihatmu dimana-mana
Di bangku taman kosong yang dimakan rayap, kering kurus bak batang pohon layu
Di keran air yang mengalir membawa percikan rindu yang di sekat pagar besi
Di bawah temaram lampu jalan yang menerangi gelapnya arah pulang
Aku melihatmu dimana-mana
Dalam adegan sihir harry potter yang membuat semua orang takjub, atau dalam nada-nada suara gitar yang pernah kupetik untukmu malam itu.
Memetik nada gitar yang terayun dalam bayanganmu, lalu kuberikan buah irama itu ke seekor kucing putih kesayanganmu.
Matanya berbinar bak rakyat miskin diberi makan daging kerbau.
Melihatmu ...
Aku mengawang, termangsang dalam fatamorganamu.
(A.C) -2021
MELIHATMU
Aku melihatmu dimana-mana
Di bangku taman kosong yang dimakan rayap, kering kurus bak batang pohon layu
Di keran air yang mengalir membawa percikan rindu yang di sekat pagar besi
Di bawah temaram lampu jalan yang menerangi gelapnya arah pulang
Aku melihatmu dimana-mana
Dalam adegan sihir harry potter yang membuat semua orang takjub, atau dalam nada-nada suara gitar yang pernah kupetik untukmu malam itu.
Memetik nada gitar yang terayun dalam bayanganmu, lalu kuberikan buah irama itu ke seekor kucing putih kesayanganmu.
Matanya berbinar bak rakyat miskin diberi makan daging kerbau.
Melihatmu ...
Aku mengawang, termangsang dalam fatamorganamu.
(A.C) -2021
Karya : @kahiyang_sastra
Rupa
Ayu berias sepasang mata memandang ranum Jenggala
Tempias air Curug bersenandung tentang manah yang berdarah
Dia, tergelak sekilas
Keras meraung, menembus dinding-dinding batu
Tak lama terpaut
Dia, meringkik
Nyeri
Memanjat pada dahan-dahan penuh jelaga
Menandai salam jejaknya pada neraka
Seperti roda kereta langkah itu melaju, tak memandang ataupun mematung
Di balik topeng lebar menyeringai
Dia bertutur,
Lugas, lirih, lalu berderak bagai ombak
Dia tak mengerti apa yang mewujud diantara dua sudut bibirnya, atau ....
Dia, hanya pura-pura tak memahami titik hitam dalam Sukma yang makin meraja
Rupa ....
Di pojok ruang itu dia bersendekap
Berlagu dalam sunyi,
Sesekali tertawa, lalu merintih tak tahu arah
Rupa .....
Lukisan nyata penyimpan nestapa pada ria.
Silahkan japri penulis jika ingin memakai puisinya. Ditunggu karya puisi atau musikalisasi puisi. Kirim ke ch @temanpuisi. Terima kisah setiap kasih. 🥰😎
Rupa
Ayu berias sepasang mata memandang ranum Jenggala
Tempias air Curug bersenandung tentang manah yang berdarah
Dia, tergelak sekilas
Keras meraung, menembus dinding-dinding batu
Tak lama terpaut
Dia, meringkik
Nyeri
Memanjat pada dahan-dahan penuh jelaga
Menandai salam jejaknya pada neraka
Seperti roda kereta langkah itu melaju, tak memandang ataupun mematung
Di balik topeng lebar menyeringai
Dia bertutur,
Lugas, lirih, lalu berderak bagai ombak
Dia tak mengerti apa yang mewujud diantara dua sudut bibirnya, atau ....
Dia, hanya pura-pura tak memahami titik hitam dalam Sukma yang makin meraja
Rupa ....
Di pojok ruang itu dia bersendekap
Berlagu dalam sunyi,
Sesekali tertawa, lalu merintih tak tahu arah
Rupa .....
Lukisan nyata penyimpan nestapa pada ria.
Silahkan japri penulis jika ingin memakai puisinya. Ditunggu karya puisi atau musikalisasi puisi. Kirim ke ch @temanpuisi. Terima kisah setiap kasih. 🥰😎
Karya : @imjuneeee
Penunjuk Luka
Sekian tahun, kita bahagia
Berbagi aksara yang tatkala jenaka
Tak mengusikku sama sekali
Karna ini adalah himpitan sesak yang terabai
Hingga yang tercerna hanya puing tawanya
Namun, gemuruh menerpa
Bak angin kasar yang menggulung
Ia seakan ingin menerbangkan segala
Ribuan bulir kehampaan mengandai
Arah mana, arah mana terpilih?
Katakan saja tanpa bina suara
Karna aku mengertimu, selalu
Inikah yang katanya serakah?
Menuli pada suara yang menyiksa
Getaran nadi tak dipeduli
Sepersekian nafas yang terhembus, tercekat kenyataan
Karna pada akhirnya, arahmu menuju pada luka
Goresmu begitu sengaja bukan?
Namun, terimakasih
Karnamu, aku terlatih
3 Desember 2022.
Penunjuk Luka
Sekian tahun, kita bahagia
Berbagi aksara yang tatkala jenaka
Tak mengusikku sama sekali
Karna ini adalah himpitan sesak yang terabai
Hingga yang tercerna hanya puing tawanya
Namun, gemuruh menerpa
Bak angin kasar yang menggulung
Ia seakan ingin menerbangkan segala
Ribuan bulir kehampaan mengandai
Arah mana, arah mana terpilih?
Katakan saja tanpa bina suara
Karna aku mengertimu, selalu
Inikah yang katanya serakah?
Menuli pada suara yang menyiksa
Getaran nadi tak dipeduli
Sepersekian nafas yang terhembus, tercekat kenyataan
Karna pada akhirnya, arahmu menuju pada luka
Goresmu begitu sengaja bukan?
Namun, terimakasih
Karnamu, aku terlatih
3 Desember 2022.