PONPES ASSUNNAH BATU
7.83K subscribers
791 photos
153 videos
6 files
2.74K links
Channel Resmi Mahad As Sunnah Batu Jawa Timur, di bawah bimbingan Asatidzah Mahad As Sunnah, Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafidzahullah, Al Ustadz Abdusshamad Bawazier hafidzahullah, dan Al Ustadz Ahmad Khadim hafidzahullah
Download Telegram
📜🚪📝 SEJARAWAN ISLAM YANG TIDAK MENGANGGAP SEJARAH DIRINYA

▫️▫️▫️

Bukankah sangat tidak sopan jika ada orang yang menganggap pakar sejarah yang satu ini adalah ulama biasa. Ya, dia dijuluki sebagai Al-Imam (seorang panutan), Al-'Allamah (yang sangat luas ilmunya), Al-Hafidz (seorang penghafal pilih tanding), Mu-arrikhul Islam (sejarawan Islam), Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin 'Utsman Adz-Dzahabi rahimahullah.

Kitab-kitab yang beliau tulis menjadi bukti kapabilitasnya dalam banyak bidang ilmu, terlebih dalam ilmu sejarah Islam. Sebut saja di antara karya tulis beliau:

Tārīkhul Islām. Kitab ini kini tercetak di antaranya hingga 15 jilid, beliau memulainya dari Sirah Nabawiyyah, hingga peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di zaman beliau.

Siyar A'lāmin Nubalā'. Karya tulis yang sangat fenomenal dan menjadi kitab yang sangat diminati oleh banyak kalangan. Kitab ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku-buku tebal yang mencapai 30 jilid.

Tadzkiratul Huffādz, atau Thabaqåtul Huffadz. Literatur yang secara khusus menyajikan nama dan biografi singkat para penghafal dan narator hadits, beliau susun dengan standar klasifikasi thabaqah (tingkatan) dan jenjangnya. Dimulai dari tingkatan pertama yaitu para Sahabat radhiyallahu 'anhum, hingga tingkatan ke-21. Dan beliau tutup dengan tingkatan ulama-ulama yang beliau jumpai di masanya.

Mīzānul I'tidāl. Salah satu karya tulis paling penting di dunia dalam bidang ilmu Rijalul Hadits (para perawi dan narator hadits). Beliau mengevaluasi para narator hadits melalui biografi masing-masingnya. Adz-Dzahabi rahimahullah menyusun kitabnya ini sesuai urutan abjad, dari sana beliau mengidentifikasi perawi yang Tsiqah (terpercaya), Shaduq (jujur), atau bahkan Kadzdzab (pendusta), dan Matrukul Hadits (haditsnya ditinggalkan oleh para ulama), dan sebagainya.

Dzail Dīwān Adh-Dhu'afā. Kitab ini sesuai namanya, yaitu Dzail. Secara harfiyah, "Dzail" dalam bahasa Arab didefinisikan sebagai : "ujung dari setiap benda". Maksudnya adalah tambahan, dan memang demikian kenyataannya, kitab Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa ini merupakan pelengkap dan tambahan untuk kitab aslinya yaitu Dīwān Adh-Dhu'afa karya Adz-Dzahabi sendiri. Kitab ini hanya berisikan para perawi yang lemah hafalannya, perawi yang tidak dianggap standar keshahihan sebuah riwayat hadits.

Namun, ada keganjalan di kitab terakhir ini, aneh dan mengherankan. Penulisnya yaitu Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah memasukkan namanya di dalam daftar perawi yang lemah hafalannya. Padahal ulama-ulama hadits di masanya, maupun yang datang setelahnya, semuanya sepakat akan kapabilitas dan kualitas seorang Adz-Dzahabi dalam hafalannya dan keilmuannya.

Perhatikan penggalan kalimat berikut di dalam kitabnya (Dzail Dīwān Adh-Dhu'afa, no. 345, 1/57),

محمد بن أحمد بن عثمان الغافقي : سيّء الحفظ ليس بالمتقن ولا بالمتَّقي، سامحه الله تعالى.

"Muhammad bin Ahmad bin 'Utsman Al-Ghafiqiy (yakni dirinya sendiri -pen) : Seorang yang buruk hafalannya, bukan orang yang mutqin, bukan pula orang yang bertakwa, semoga Allah mengampuninya."

Allahu Akbar!!!

Maka sudah sepantasnya kita bertakwa kepada Allah, bercermin dari seorang Al-Imam Adz-Dzahabi, dan memperbaiki amalan dan kualitas ilmu kita. Sudah seharusnya pula kita malu kepada beliau, dan malu terhadap diri-diri kita. Siapa diri ini hingga tampil membusungkan dada menganggapnya ALIM, PAKAR ILMU HADITS, ULAMA BESAR, MUFTI, SEJARAWAN, dan gelar-gelar yang lainnya.

Lihatlah akhlak seorang yang sangat luas ilmunya, dia hanya menganggap orang lain daripada dirinya sendiri. Dan begitu lah teladan dari Salafus Saleh, betapa indahnya sejarah hidup orang-orang pilihan yang pernah tinggal di bawah kolong langit.

✍🏽 Abul Walid سامحه الله

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #AdzDzahabi #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📃📮📋 TERDIDIK DENGAN HADITS NABI ﷺ MENJADIKAN AKHLAK DAN NAMANYA HARUM

▫️▫️▫️

Sangat besar sekali peran dari hadits Nabi ﷺ dalam menempa karakter dan mencetak kepribadian seorang muslim. Perangai indah dan akhlak mulia menghiasi tubuh-tubuh yang hidup, memberikan arti dan kualitas pada figur-figur generasi terbaik umat ini.

Salafus Shalih, sangat identik dengan hadits Nabi ﷺ. Hari-hari mereka setiap waktunya sangat cerah dengan ucapan: "Rasulullah ﷺ bersabda...", "Nabi ﷺ pernah melakukan demikian..." Dan seterusnya.

Kisah apik penuh inspirasi, terjadi di era Atbaa' Taabi'iin, kisah yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari jalur salah seorang murid Sufyan bin 'Uyainah, yaitu Harun bin Said Al-Ailiy rahimahullah, ketika itu di majelis, ada dari kalangan hadirin yang mengatakan kepada Sufyan -sambil membawakan sebuah hadits-, dia berkata,

"Sungguh Malik (bin Anas) menyelisihimu terkait sanad hadits ini."

Maka, Sufyan rahimahullah dengan kesucian jiwa menjawab,

“Semoga Allah merahmati Malik, aku dengan Malik tidak lain seperti ucapan seorang penyair,

وابن اللبون إذا ما لز في قرن ::: لم يستطع صولة البزل القناعيس

Yang namanya anak unta usia 2 tahun (atau lebih -pen) ketika diikat bergandengan dengan satu tali...
Dia tidak akan mampu memikul layaknya unta tua yang besar badannya.” [Lihat: Hilyatul Auliyā' 9/150]

Beliau bermaksud bahwa dirinya belum ada apa-apanya jika namanya disandingkan dan bergandengan dengan Imam Malik rahimahullah. Layaknya anak unta yang baru genap berusia 2 tahun, ketika diikat bergandengan dengan unta tua, besar dan kuat, kemudian mengangkut di atasnya beban-beban tertentu, pasti akan merasa payah dan tidak mampu karena mengikuti beban unta besar di sebelahnya.

Tidak kemudian beliau menjawab dengan jawaban yang menohok, yang jika ucapan yang sama dilontarkan kepada sebagian kita, kita akan menjawab dengannya. Mungkin jika di posisi beliau, kita akan berkata: "Malik punya standar dalam hadits, aku juga punya standar yang lain." Atau jawaban: "Malik manusia biasa, bisa keliru dalam mengevaluasi hadits." Dan sebagainya.

Namun, hadits Nabi ﷺ mendidik seorang untuk berakhlak mulia, berjiwa besar untuk mengakui keutamaan orang lain, dan menghiasi diri dengan sifat tawadhu'.

Walau tanpa nada, yang keluar dari tutur katanya hanya kalam hikmah yang indah dan santun, menunjukkan kesucian jiwa, dan keluhuran budi dari seorang imam ahli hadits ini.

Sufyan bin 'Uyainah, sosok alim panutan yang menghabiskan waktunya untuk hadits. Tak heran jika beliau sangat dihormati di masanya, dan majelisnya dikerumuni oleh banyak penuntut ilmu. Kala itu, beliau adalah tokoh ahli hadits negeri Al-Haram (Mekkah) yang kuat dan kokoh hafalannya.

Cukuplah ucapan murid tersohornya, Asy-Syafi'i rahimahullah, menjadi bukti kapabilitas sang guru, Sufyan bin 'Uyainah. Kata Asy-Syafi'i rahimahullah,

لولا مالك وسفيان بن عيينة، لذهب علم الحجاز.

"Seandainya tidak ada Malik dan Sufyan bin 'Uyainah, niscaya lenyap ilmu di Hijaz (Mekkah dan Madinah)."

Kini, Sufyan bin 'Uyainah telah tiada. Namun, walau jasadnya sudah di perut bumi, harumnya sejarah hidup beliau lebih semerbak daripada minyak kesturi. Seorang penuntut ilmu pasti akan selalu rindu akan aroma wangi nan semerbak tersebut. Manakala dia sudah tenggelam di dalam aroma harumnya, dia akan selalu membuka kembali kisah-kisah keteladanan, dan akhlak mulia seorang alim besar di masanya.

Sufyan bin 'Uyainah wafat pada tahun 198 H. Semoga Allah merahmati dan meridhoinya.

✍🏽 Ibnu Januardi عفا الله عنه وعن والديه

▫️▫️▫️
#panutan #figur #biografi #akhlak #ahli_hadits #ulama #tawadhu
© Gabung Channel
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
📚📜●●● ════════════╗
      𝐅 𝐀 𝐓 𝐖 𝐀   𝐔 𝐋 𝐀 𝐌 𝐀
╚════════════ ●●●📜📚

🌙🔭🌃 KETIKA SEORANG WANITA MELIHAT HILAL RAMADHAN...

▫️▫️▫️

🔵 Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wādi'i rahimahullah pernah ditanya,

هل يقبل خبر المرأة في رؤية هلال رمضان وكذلك في رؤية هلال شوال؟

"Apakah diterima berita dari seorang wanita terkait melihat hilal Ramadhan, demikian pula hilal Syawwal?"

🔊 Maka beliau rahimahullah menjawab,

الذي جاء أن أعرابياً أتى إلى النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- وشهد أنه رأى الهلال فأمر النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- الناس أن يصوموا.

وأما إنتهاء شهر رمضان ودخول شوال فإنه جاء شاهدان يشهدان.

فالذي يظهر لا تقبل شهادتها في هذا، هذا أمر.

بقي هي نفسها إذا رأت الهلال، إن كانت رأت هلال رمضان تصوم لنفسها، وإن كانت رأت هلال شوال تفطر ولا يلزم الناس أن يعملوا بعملها.

“Yang disebutkan (dalam hadits) adalah, bahwasannya seorang Arab Badui mendatangi Nabi ﷺ, dan bersaksi bahwa dia telah melihat hilal, lantas Nabi ﷺ memerintahkan manusia untuk berpuasa.

Adapun terkait berakhirnya bulan Ramadhan dan masuknya Bulan Syawwal, maka dua orang harus datang memberikan kesaksian.

Sehingga yang tampak di sini adalah tidak diterima persaksiannya (seorang wanita) dalam perkara ini. Ini masalah yang pertama.

Tersisa permasalahan tentang bagaimana jika seorang wanita telah melihat hilal?

Kalau memang dia (wanita) melihat hilal Ramadhan, maka ia berpuasa untuk dirinya sendiri, dan jika dia melihat hilal Syawwal maka dia berbuka untuk dirinya sendiri, dan tidak mengharuskan manusia untuk berbuat seperti perbuatannya.”

💽 Kaset: As-ilatu Syabāb Al-Udayn Wa Ba'dān

📝 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Hamzah حفظـہ اللـہ

▫️▫️▫️
#fatwa #ulama #hilal #Ramadhan
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
Sumber Transkrip:
https://t.me/mawsuat_alamam_muqbel/2938
╔●●●💬💬 ═════════════╗
     𝗕𝗜𝗢𝗚𝗥𝗔𝗙𝗜 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗦𝗔𝗟𝗔𝗙
╚═════════════ 💬💬●●●╝

🖇 ALIM SENIOR, TETANGGA IBNU ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMA YANG SANGAT MENJAGA LISANNYA

▫️▫️▫️

Yang berilmu pasti terhormat. Dari majelis para Sahabat dia berangkat. Mengikat hasrat, menempuh jalan berat. Semua dilalui tanpa berehat-rehat. Bergerak menuju cinta Rabb-nya, bersemangat kuat. Menambatkan asa hanya untuk negeri akhirat.

Aus bin 'Abdillah Ar-Rib'iy Al-Bashri, berkunyah Abul Jauza' dan lebih dikenal dengan kunyahnya.

Abul Jauza' tergolong ulama generasi Tabi'in. Beliau mengambil ilmu dan riwayat hadits dari sejumlah Sahabat. Antara lain: Ummul Mu'minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, dan Abdullah bin Amer bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma.

Semasa hidupnya, Abul Jauza' sangat giat dalam beribadah, bahkan beliau terbiasa puasa 𝘸𝘪𝘴𝘩𝘢𝘭 hingga satu pekan tanpa berbuka sama sekali. Beliau juga terkenal sangat kuat, pernah suatu saat beliau menggenggam lengan anak muda, dan hampir saja membuatnya remuk.

Abul Jauza' adalah tetangga seorang Sahabat yang sangat berilmu. Ya, beliau tinggal berdekatan rumah dengan Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan,

جاورت ابن عباس في داره اثنتي عشرة سنة ما في القرآن آية إلا وقد سألته عنها.

"Aku bertetangga dengan Ibnu 'Abbas di perkampungannya selama 12 tahun, tidak ada satu ayat di dalam Al-Quran, melainkan telah aku tanyai beliau tentangnya."

Sehingga tak heran jika ulama sekaliber Qatadah bin Di'amah menyempatkan untuk 𝘯𝘨𝘶𝘯𝘥𝘶𝘩 ilmu dari beliau. Bahkan para ulama senior lainnya juga tidak melewati kesempatan ini, antara lain: Abul Asy-hab Al-'Utharidiy, Amer bin Malik An-Nukri, Aban bin Abi 'Ayyasy, Budail bin Maisarah, Sulaiman bin 'Ali Ar-Rib'iy, dan sejumlah ulama lainnya.

Saking menjaga lisannya, Abul Jauza' tidak pernah melaknat dan mencela makanan sekali pun. Kata beliau,

"Aku tidak pernah melaknat sesuatu apa pun, tidak pula memakan sesuatu yang terlaknat, dan aku tidak pernah mengganggu seorang pun."

Yahya bin Amer bin Malik An-Nukri berkata,

"Aku mendengar ayahku bercerita, bahwa Abul Jauza' tidak pernah melaknati sesuatu apa pun, dan beliau tidak akan memakan sesuatu yang dilaknati."

Dalam riwayat lain, Amer bin Malik menambahkan,

ولم يكذب رجلا قط ولم يجلس على دكاكين قط.

"Beliau tidak pernah berdusta kepada seorang pun, dan tidak pernah sama sekali 𝘯𝘰𝘯𝘨𝘬𝘳𝘰𝘯𝘨 di toko-toko."

Abul Jauza' telah menjadi murid sejati para Sahabat. Hal itu terlihat dari sikapnya kepada pengekor hawa nafsu, sampai-sampai beliau mengatakan,

لأن أجالس الخنازير، أحب إلي من أن أجالس أحدا من أهل الأهواء.

"Aku duduk-duduk dengan babi, itu lebih aku sukai daripada aku duduk-duduk dengan seorang dari kalangan pengekor hawa nafsu."

Abul Jauza' tergolong ulama tsiqah (terpercaya) riwayatnya menurut para ahli hadits, bahkan hadits-hadits dari jalur beliau dikeluarkan oleh imam-imam 𝘬𝘶𝘵𝘶𝘣𝘶𝘴 𝘴𝘪𝘵𝘵𝘢𝘩 (kitab enam imam, yaitu: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Disebutkan, bahwa beliau termasuk orang yang terbunuh pada peperangan Jamajim di pinggiran Kufah, melawan Al-Hajjaj bin Yusuf.

Perang Jamajim (tengkorak), disebut demikian karena tempat tersebut sudah menjadi gundukan tengkorak dari mayat akibat perang yang berkecamuk dahulu kala. Kemudian ia menjadi tempat pemberontakan Ibnul Asy'ats kepada Al-Hajjaj bin Yusuf, si gubernur yang terkenal kejam, bengis, dan lalim.

Ketika itu, tragedi berdarah, kerusuhan, dan fitnah besar mengguncang dunia Islam dan muslimin. Beberapa orang dari ulama Tabi'in terseret arus fitnah Ibnul Asy'ats, sampai menyebabkan mereka juga harus terbunuh di tempat tersebut.

Di antara mereka yang terbunuh adalah Abul Jauza', pada tahun 83 H. Rahimahullah.

Semoga Allah mengampuni beliau, merahmatinya, dan menjadikan Jannah tempat tinggalnya.

✒️ [Siyar A'lāmin Nubalā' (4/371-372), Tahdzībul Kamāl (3/392-393), Ath-Thabaqat Al-Kubra (7/166-167), dan selainnya]

▫️▫️▫️
#biografi #ulama #salaf
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥
https://t.me/ponpes_assunnah_batu