Nasihat Sahabat
1.5K subscribers
4.37K photos
221 videos
1.78K files
5.24K links
WhatsApp: +61 (450) 134 878
FB: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Twitter: @NasihatSalaf
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Download Telegram
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

DUNIA PENUH KELELAHAN

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:

"مصالح الدنيا والآخرة منوطةٌ بالتّعب، ولا راحةَ لمن لا تعب له، بل على قدر التّعب تكون الراحة"

“Kebaikan dunia dan Akhirat selalu terikat dengan kelelahan. Dan tidaklah ada ketenangan bagi yang tidak merasakan kelelahan padanya. Bahkan sesuai dengan kadar lelahnya, ia akan mendapatkan ketenangan.” [I'lamul Muwaqqi'in: 2/111]

Sumber: Mp3 Kajian & Ebook Salaf
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

APAKAH DOA BISA MENGUBAH TAKDIR?
>> Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:

Ada yang mengatakan, bahwa sesungguhnya doa dan takdir bisa saling mengubah. Doa bisa menolak sebagian takdir atau bencana, sebagaimana berbuat baik kepada orang tua akan memberkahi (menambah kebaikan) umur seorang hamba. Kami memohon penjelasan bagaimana kaidah dalam masalah ini?

Jawaban:

Terdapat dalam hadis Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, bahwasanya beliau bersabda:

إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه، وإن القضاء لا يرده إلا الدعاء، وإن الدعاء مع القضاء يعتلجان إلى يوم القيامة، وإن البر يزيد في العمر

“Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rezekinya karena dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah, kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga Hari Kiamat. Dan sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memerpanjang umur.” [HR. Ahmad no. 22438, Ibnu Majah no. 22438, dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad]

Maka perbuatan berdoa itu adalah bagian dari takdir, dan takdir itu pasti terjadi. Atas kehendak Allah-lah terjadi dan tercegahnya segala sesuatu. Dia juga yang menakdirkan dan mencegah segala sesuatu, baik dengan sebab doa, sedekah, atau amal saleh. Dan Dia menjadikan perkara-perkara ini sebagai sebab-sebab dari semua itu (rezeki, panjang umur, dll), yang tidak lepas dari ketetapan-Nya.

Suatu takdir bisa saja diperbaiki dengan takdir lain. Takdir dan doa saling mendahului satu sama lain. Contohnya, ketika engkau menggembala kambing atau unta, terkadang engkau mendapati mereka di ladang yang sangat baik. Ini terjadi karena takdir Allah. Terkadang engkau mendapati mereka berada di ladang yang cukup baik, dan terkadang engkau dapati mereka di ladang yang buruk dan tandus. Ini juga karena takdir Allah. Bahkan terkadang yang buruk adalah perlakuanmu kepada mereka. Namun yang menjadi kewajiban bagimu adalah berusaha memastikan, bahwa hewan ternak tersebut dalam keadaan baik, serta menjauhkannya dari keburukan. Namun semua ini terjadi atas takdir Allah.

Hal tersebut serupa dengan apa yang dikatakan Umar radiyallahu ‘anhu kepada orang-orang terkait turunnya tha’un (wabah menular) di Syam, yang merupakan wilayah kaum Muslimin. Umar memerintahkan agar manusia masuk ke rumahnya masing-masing, dan melarang orang-orang masuk ke Syam (karena sedang terjadi tha’un). Sebagian orang berkata: “Bukankah ini bentuk lari dari takdir Allah?” Umar radiyallahu ‘anhu pun berkata:

نفر من قدر الله إلى قدر الله

“Kita lari dari takdir Allah menuju takdir Allah (yang lain).”

Maksudnya, kita tetap di Syam adalah atas takdir Allah, dan kita kembali (ke tempat asal) juga atas takdir Allah. Semuanya adalah takdir Allah. Maka, kita (hakikatnya) berlari dari takdir Allah yang satu, menuju takdir Allah yang lain.

Sebagaimana engkau berlari dari keburukan dengan bertobat kepada Allah ﷻ, engkau berlari dari penyakit dengan melakukan pengobatan menggunakan jarum, biji-bijian, atau obat yang lainnya, semuanya adalah bentuk lari dari takdir Allah yang satu, menuju takdir Allah yang lain. Kemudian Umar membuat permisalan kepada manusia. Dia berkata:

أرأيتم لو كان إنسان عنده إبل أو غنم فأراعها في روضة مخصبة أليس بقدر الله؟ وهو بهذا مشكور- فإن راعها أو ذهب بها إلى أرض مجدبة مقحطة أو أرض خالية من الماء والعشب لكان مسيئا -وهو بقدر الله

“Tidakkah kalian melihat ketika seseorang menggembala unta atau kambing ke sebuah ladang yang subur, bukankah itu terjadi atas takdir Allah? Dan hal ini wajib untuk disyukuri. Jika dia menggembala atau membawanya ke ladang yang tandus dan gersang, atau ladang yang tidak tersedia air dan rerumputan, maka hal ini akan merugikannya. Dan ini juga terjadi atas takdir Allah.”
Kesimpulan, sesungguhnya ketika manusia mengikuti sesuatu yang benar, itu adalah takdir Allah. Dan ketika dia mengikuti sesuatu yang salah, itu juga merupakan takdir Allah. Seluruhnya terjadi karena takdir Allah. Kita berlari dari takdir Allah yang satu, menuju takdir Allah yang lain. Kalaupun manusia bermaksiat, maka maksiatnya terjadi, dan dia tidak bisa berdalil untuk lepas dari hukuman yang telah Allah syariatkan. Hal itu (maksiat dan hukuman) juga merupakan takdir Allah. Maka, tegaknya hukuman adalah karena takdir Allah. Maksiat apa pun yang terjadi juga merupakan takdir Allah. Seseorang memeroleh yang halal adalah takdir, memeroleh yang haram adalah takdir. Akan tetapi dia diperintahkan untuk memeroleh yang halal, dan dilarang untuk memeroleh yang haram. Dan semuanya terjadi karena takdir Allah.

Tidak mungkin seseorang keluar dari takdir Allah. Akan tetapi dia diperintahkan untuk berusaha memerbaikinya. Dia diperintahkan untuk melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Allah menjadikan baginya (manusia) akal pikiran. Allah ciptakan baginya kemampuan memilih untuk membedakan antara yang satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia hendaknya menyalahkan dirinya jika dia tunduk kepada keburukan dan kemaksiatan, seperti mabuk-mabukan, zina, dan selainnya.

Hendaknya dia (manusia) bersyukur ketika dia condong untuk berbuat taat, berpegang teguh kepada ketaatan, istiqamah dalam ketaatan, karena dia memiliki akal, kehendak, kemampuan memilih, serta kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang mudharat, yang benar dan yang salah. Demikianlah syariat dan takdir Allah ﷻ. Allah jalla wa‘ala tetapkan takdir bagi hamba-Nya, dan memberi akal kepada para hamba-Nya, yang dapat mereka gunakan untuk membedakan yang benar dengan yang salah, membedakan petunjuk dan bimbingan Allah dengan kesesatan, dan membedakan petunjuk Allah dengan selainnya.
https://nasihatsahabat.com/apakah-doa-bisa-mengubah-takdir/
Sumber: Mauqi’ Ibn Baz, https://bit.ly/2IH2S4U
Penerjemah: Rafi Pohan
Artikel: Muslim.or.id
Diposting ulang dengan sedikit penyesuaian redaksional di: https://nasihatsahabat.com/apakah-doa-bisa-mengubah-takdir/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

JADWAL PUASA ASYURA DAN AYYAAMUL BIIDH - MUHARAM 1446H
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

DOA AGAR MENINGGAL HUSNUL KHATIMAH

رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِۚ

“Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang selalu berbuat kebaikan.” [QS. Ali ‘Imran Ayat 193]

Sumber: @thesunnah_path
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

UNTUK MEREKA YANG MASIH SENANG MERAYAKAN ULANG TAHUN

Hari kelahiran adalah hari yang dianggap spesial bagi sebagian orang, karena di hari tersebut biasanya seseorang melempar ingatan mereka ke masa lalu, dan mereka dengan senangnya menghitung tahun demi tahun yang sudah di laluinya di dunia, terhitung saat pertama kali mereka dilahirkan.

Dan dengan dasar itulah mereka bergembira akan hari kelahirannya, sehingga dengan sangat bangganya mereka merayakan ‘ULANG TAHUN’, entah itu dengan acara makan-makan, mengadakan pesta, atau yang lebih miris mereka membalut perayaan ulang tahun dengan atas dasar agama dengan melaksanakan zikir bersama, berdoa bersama, ataupun melaksanakan ritual ibadah lainnya.

Ketahuilah, bahwa dalam Islam tidak ada yang namanya ‘ULANG TAHUN. Bahkan senang terhadap hari kelahiran adalah suatu kesalahan besar, karena di dalam Islam yang ada hanyalah umur yang berkurang. Sehingga seorang Muslim patut bersedih ketika umurnya semakin pendek, di mana ajal akan semakin dekat.

Contohlah para Ash salaf. Jika waktunya berlalu tanpa amal saleh yang mereka lakukan, tidak ada perasaan senang di hati mereka. Begitupun ketika hari kelahirannya tiba, karena yang mereka terus pikirkan adalah ajal yang semakin dekat, namun mereka menganggap amal saleh mereka yang masih saja kurang.

Perhatikanlah ketika Basyr bin Al Harits berkata:

مَرَرْتُ بِرَجُلٍ مِنَ العُبَّادِ بِالبَصْرَةِ وَهُوَ يَبْكِي فَقُلْتُ مَا يُبكِيْكَ فَقَالَ أَبْكِي عَلَى مَا فَرَّطْتُ مِنْ عُمْرِي وَعَلَى يَوْمٍ مَضَى مِنْ أَجْلِي لَمْ يَتَبَيَّنْ فِيْهِ عَمَلِي.

"Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashrah dan ia sedang menangis. Aku bertanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?"

Ia menjawab: "Aku menangis karena umur yang luput dariku, begitu pula hari-hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat, tetapi belum jelas juga amalku." [Al-Mujalasah wa Jawahirul 'Ilmi, 1/46]

Setelah kita mengetahui teladan para Ash salaf dalam menyikapi hari yang telah berlalu, apakah kita masih senang mengingat hari kelahiran? Jika Allah tampakkan batas usia seseorang, masihkah ada yang senang dan berminat merayakan hari ulang tahun?

Maka sadarlah saudaraku, tidak sepantasnya seseorang senang dengan hari kelahirannya, dan tidak menyadari bahwa waktu yang dimiliki semakin sedikit, karena ajal yang akan segera tiba. Apalagi sampai merayakan ulang tahun yang dibarengi dengan amalan tertentu seperti berzikir atau amalan lainnya, maka hal ini termasuk dalam kategori bidah, karena berarti mengada-adakan ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi ﷺ. Nabi ﷺ dan para sahabatnya tidak pernah mengajarkan dan mencontohkan untuk mengkhusukan ibadah apa pun dalam rangka memuliakan, memeringati dan mengagungkan hari lahir.

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata:

“Sesungguhnya hal itu (perayaan ulang tahun, tahun baru, dan sebagainya) adalah bidah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam perayaan (Id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan dan meridainya (tanpa ada dalil dari syariat).” [Al-Minzhaar, hal. 19]

Ditambah perayaan ulang tahun adalah tradisi orang-orang kafir, dan bukan bagian dari perayaan kaum Muslimin. Syariat kita yang mulia telah melarang untuk menyerupai (tasyabbuh) dengan orang kafir. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Abu Dawud no. 4031, hadis sahih]

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata:
“Sesungguhnya perayaan tersebut (ulang tahun, tahun baru, dan semacamnya) adalah bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, yaitu dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan selainnya, yang gemar membuat-buat berbagai macam perayaan (Id) yang tidak disyariatkan. Dan tidak diragukan lagi, bahwa kita diperintahkan untuk meninggalkan tasyabbuh terhadap orang kafir dan memutus berbagai bentuk kaitan tasyabbuh dengan mereka.” [Al-Minzhaar, hal. 19]

Betapa ruginya kita, ketika kita menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit untuk merayakan ulang tahun, namun tidak ada faidahnya sedikit pun. Malah justru membahayakan agama kita sendiri. Silakan berpikir jika ingin menjadi seorang Muslim sejati.

Wa billahit taufiq was sadaad.

Diposting ulang dengan sedikit penyesuaian redaksional di: https://nasihatsahabat.com/untuk-mereka-yang-masih-senang-merayakan-ulang-tahun/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

BEDANYA SETAN DARI KALANGAN JIN DAN KALANGAN MANUSIA

Sebagian Salaf berkata:

"شيطانُ الجِن : نستعيذ بالله منه، فينصرف. وشيطانُ الإنْس : لا يبرح حتى يُوقعك في المعصِية."

"Setan dari kalangan jin itu, jika kita meminta perlindungan kepada Allah darinya, maka dia akan menyingkir. Adapun setan dari kalangan manusia, dia tidak akan pergi sampai ia menjerumuskanmu ke dalam kemaksiatan." [Lathaif Ma'arif: 77]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

فإنَّ شيطانَ الجِنّ إذَا غُلبَ وسوس، وشيطانُ الإنس إذَا غُلبَ كَذَب!

"Sesungguhnya setan dari jenis jin jika kalah, dia akan melemparkan was-was. Sedangkan setan dari jenis manusia jika kalah, dia akan berdusta." [Majmu’ul Fatawa, jilid 22 hlm. 608]

Diposting ulang dengan sedikit penyesuaian redaksional di: https://nasihatsahabat.com/bedanya-setan-dari-kalangan-jin-dan-kalangan-manusia/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶

DOA BERLINDUNG DARI KESEDIHAN BERLEBIH, KEKHAWATIRAN DAN RASA LEMAH

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

AllaHum-ma in-nii a 'uudzubika minal Ham-mi wal hazan, wal 'ajzi wal kasal, wal jubni wal bukhl, wa dhola ‘id-daini, wa gholabatir rijaal.

Artinya:
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kekhawatiran, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan sifat pelit, dari lilitan utang, dan dari dikuasai orang-orang.” [HR. Al-Bukhari no. 6369 dari sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu 'anhu]

Sumber: shahihfiqih.com
Diposting ulang dengan sedikit penyesuaian redaksional di: https://nasihatsahabat.com/doa-berlindung-dari-kesedihan-berlebih-kekhawatiran-dan-rasa-lemah/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat