Maka setelah hal itu dilakukan, Sahl kembali bersama orang-orang dalam keadaan tidak kurang suatu apa (sehat kembali).”[6]
Bisa juga dengan wudhu, jika pelakunya tidak memungkinkan mandi,
Dari ‘Aisyah radliallaahu ‘anha ia berkata,
عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان يؤمر العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين
“Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)”[7]
–menaruh tangan ke atas kepala penderita ‘Ain kemudian membaca doa
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dab dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu”[8]
Atau doa,
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ
“Dengan nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)”[9]
– meruqyah dengan membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas
Dan doa-doa shahih yang lainnya.
Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Pogung Kidul, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/mengobati-penyakit-ain-pada-anak.html
Footnote:
[1] An-Nihayah 3/332
[2] HR. Muslim
[3] Shahihul jami’ 988 n0.5662
[4] HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi
[5] HR Abu Daud
[6] HR. Ahmad, shahih
[7] HR. Abu Dawud, shahih
[8] HR. Muslim no. 2186
[9] HR. Muslim no 2185
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Bisa juga dengan wudhu, jika pelakunya tidak memungkinkan mandi,
Dari ‘Aisyah radliallaahu ‘anha ia berkata,
عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان يؤمر العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين
“Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)”[7]
–menaruh tangan ke atas kepala penderita ‘Ain kemudian membaca doa
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dab dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu”[8]
Atau doa,
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ
“Dengan nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)”[9]
– meruqyah dengan membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas
Dan doa-doa shahih yang lainnya.
Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Pogung Kidul, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/mengobati-penyakit-ain-pada-anak.html
Footnote:
[1] An-Nihayah 3/332
[2] HR. Muslim
[3] Shahihul jami’ 988 n0.5662
[4] HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi
[5] HR Abu Daud
[6] HR. Ahmad, shahih
[7] HR. Abu Dawud, shahih
[8] HR. Muslim no. 2186
[9] HR. Muslim no 2185
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
# Anak-anak Rusak karena Kelalaian Orang Tua
Dari sekian penyebab kerusakan pada anak dan generasi muda, penyebab utamanya adalah kelalaian orang tua dalam mendidik anak mereka, sehingga ketika anak rusak, nakal atau tidak sesuai harapan. JANGANLAH orang tua menyalahkan orang lain baik guru di sekolah atau yang dianggap merusak dan mempengaruhi anaknya, akan tetapi segera orang tua intropeksi diri mereka.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,
ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ, ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ, ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ, ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ
“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.” [1]
Orang tua terlalu sibuk atau malas mendidik anak mereka, serta tidak mengawasi dengan siapa anak-anak bergaul yang bisa mempengaruhi anak-anak. Inilah menjadi penyebab rusaknya anak-anak dan generasi muda. Padahal anak-anak lahir dengan kepolosan dan di atas fitrah. Tidak ada yang lahir kemudian langsung nakal atau rusak akhlaknya.
Dua hal yang penting yang harus menjadi perhatian (dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan):
1. Orang tua harus mengajarkan dasar-dasar ilmu agama, adab islam dan akhlak mulia. [2]
Jika tidak ada dasar agama, anak bisa jadi sukses dunia tetapi tidak memperhatikan bakti kepada kedua orang tua dan mempunyai adab yang buruk atau menelantarkan orang tua ketika mereka di usia tua.
Sebagaimana perkataan:
ﻳﺎﺃﺑﺖ, ﺇﻧﻚ ﻋﻘﻘﺘﻨﻲ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻓﻌﻘﻘﺘﻚ ﻛﺒﻴﺮﺍ, ﻭﺃﺿﻌﺘﻨﻲ ﻭﻟﺪﺍ ﻓﺄﺿﻌﺘﻚ ﺷﻴﺨﺎ
“Wahai ayahku, sungguh engkau mendurhakaiku di waktu kecil maka aku pun mendurhakaimu dikala aku besar. Engkau menelantarkanku di waktu kecil maka aku terlantarkan engkau di kala tua nanti.” [3]. Sedangkan anak yang baik agamanya ia akan berusaha berbakti kepada orang tua mereka
2. Orang tua harus memperhatikan baik-baik, dengan siapa anak-anak bergaul dan lingkungannya.
Sebagian orang tua kaget, anak mereka baik di rumah tetapi menjadi rusak di luar rumah. Karena orang tua tidak melarang atau mengarahkan ketika anak-anak mereka ketika berada di lingkungan yang buruk atau teman-teman yang buruk. Anak-anak dan manusia secara umum sangat cepat terpengaruh teman dan lingkungan mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang akan sesuai dengan kebiasaan/sifat sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikanlah siapa yang akan menjadi sahabat kalian ”. [4]
SANGAT PENTING memperhatikan lingkungan dan pertemanan anak-anak kita.
Hendaknya ayah sebagai kepala keluarga benar-benar memperhatikan hal ini. Intropeksi diri dan jauhi maksiat karena maksiat yang suami lakukan bisa berpengaruh buruk pada istri dan anak-anaknya.
Sebagian ulama berkata,
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan anak-anakku serta hewan tungganganku.”
Demikian semoga bermanfaat
@Di antara bumi dan langit Allah, Pesawat express Air Yogyakarta-pontianak
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/anak-anak-rusak-karena-kelalaian-orang-tua.html
Catatan kaki:
[1] Kewajiban orang tua terutama bapak agar menjaga anak mereka dari api mereka yaitu dengan mengajarkannya,
Allah berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Taahrim:6)
Ar-Razi rahimahullahu menjelaskan ayat ini mengutip perkataan Muqatil rahimahullahu,
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣُﻘَﺎﺗِﻞٌ : ﺃَﻥْ ﻳُﺆَﺩِّﺏَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﺃَﻫْﻠَﻪُ، ﻓَﻴَﺄْﻣُﺮَﻫُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﺎﻫُﻢْ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﺮِّ
“ seorang muslim mendidik dirinya dan keluarganya , memerintahkan mereka kebaikan dan melarang dari keburukan”. ( Mafaatihul Ghoib Tafsir Ar-Roziy 30/527,Dar Ihya’ At-Turats, cet-ke-3, 1420 H, Asy- Syamilah)
Dari sekian penyebab kerusakan pada anak dan generasi muda, penyebab utamanya adalah kelalaian orang tua dalam mendidik anak mereka, sehingga ketika anak rusak, nakal atau tidak sesuai harapan. JANGANLAH orang tua menyalahkan orang lain baik guru di sekolah atau yang dianggap merusak dan mempengaruhi anaknya, akan tetapi segera orang tua intropeksi diri mereka.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,
ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ, ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ, ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ, ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ
“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.” [1]
Orang tua terlalu sibuk atau malas mendidik anak mereka, serta tidak mengawasi dengan siapa anak-anak bergaul yang bisa mempengaruhi anak-anak. Inilah menjadi penyebab rusaknya anak-anak dan generasi muda. Padahal anak-anak lahir dengan kepolosan dan di atas fitrah. Tidak ada yang lahir kemudian langsung nakal atau rusak akhlaknya.
Dua hal yang penting yang harus menjadi perhatian (dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan):
1. Orang tua harus mengajarkan dasar-dasar ilmu agama, adab islam dan akhlak mulia. [2]
Jika tidak ada dasar agama, anak bisa jadi sukses dunia tetapi tidak memperhatikan bakti kepada kedua orang tua dan mempunyai adab yang buruk atau menelantarkan orang tua ketika mereka di usia tua.
Sebagaimana perkataan:
ﻳﺎﺃﺑﺖ, ﺇﻧﻚ ﻋﻘﻘﺘﻨﻲ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻓﻌﻘﻘﺘﻚ ﻛﺒﻴﺮﺍ, ﻭﺃﺿﻌﺘﻨﻲ ﻭﻟﺪﺍ ﻓﺄﺿﻌﺘﻚ ﺷﻴﺨﺎ
“Wahai ayahku, sungguh engkau mendurhakaiku di waktu kecil maka aku pun mendurhakaimu dikala aku besar. Engkau menelantarkanku di waktu kecil maka aku terlantarkan engkau di kala tua nanti.” [3]. Sedangkan anak yang baik agamanya ia akan berusaha berbakti kepada orang tua mereka
2. Orang tua harus memperhatikan baik-baik, dengan siapa anak-anak bergaul dan lingkungannya.
Sebagian orang tua kaget, anak mereka baik di rumah tetapi menjadi rusak di luar rumah. Karena orang tua tidak melarang atau mengarahkan ketika anak-anak mereka ketika berada di lingkungan yang buruk atau teman-teman yang buruk. Anak-anak dan manusia secara umum sangat cepat terpengaruh teman dan lingkungan mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang akan sesuai dengan kebiasaan/sifat sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikanlah siapa yang akan menjadi sahabat kalian ”. [4]
SANGAT PENTING memperhatikan lingkungan dan pertemanan anak-anak kita.
Hendaknya ayah sebagai kepala keluarga benar-benar memperhatikan hal ini. Intropeksi diri dan jauhi maksiat karena maksiat yang suami lakukan bisa berpengaruh buruk pada istri dan anak-anaknya.
Sebagian ulama berkata,
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan anak-anakku serta hewan tungganganku.”
Demikian semoga bermanfaat
@Di antara bumi dan langit Allah, Pesawat express Air Yogyakarta-pontianak
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/anak-anak-rusak-karena-kelalaian-orang-tua.html
Catatan kaki:
[1] Kewajiban orang tua terutama bapak agar menjaga anak mereka dari api mereka yaitu dengan mengajarkannya,
Allah berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Taahrim:6)
Ar-Razi rahimahullahu menjelaskan ayat ini mengutip perkataan Muqatil rahimahullahu,
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣُﻘَﺎﺗِﻞٌ : ﺃَﻥْ ﻳُﺆَﺩِّﺏَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﺃَﻫْﻠَﻪُ، ﻓَﻴَﺄْﻣُﺮَﻫُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﺎﻫُﻢْ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﺮِّ
“ seorang muslim mendidik dirinya dan keluarganya , memerintahkan mereka kebaikan dan melarang dari keburukan”. ( Mafaatihul Ghoib Tafsir Ar-Roziy 30/527,Dar Ihya’ At-Turats, cet-ke-3, 1420 H, Asy- Syamilah)
MuslimAfiyah
Anak-anak Rusak karena Kelalaian Orang Tua - MuslimAfiyah
Dari sekian penyebab kerusakan pada anak dan generasi muda, penyebab utamanya adalah kelalaian orang tua dalam mendidik anak mereka, sehingga ketika anak rusak, nakal atau tidak sesuai harapan. JANGANLAH orang tua menyalahkan orang lain baik guru di sekolah…
[2] Tuhfatul Maulud hal. 387
[3] idem
[4] HR Abu Dawud no. 4833,dihasankan oleh syaikh Al-Albani.
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
[3] idem
[4] HR Abu Dawud no. 4833,dihasankan oleh syaikh Al-Albani.
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
WhatsApp.com
Share on WhatsApp
WhatsApp Messenger: More than 2 billion people
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
# Sudah berapa harta kita keluar untuk Ilmu Agama?
Untuk kursus bahasa Inggris, orang tua tidak sungkan merogoh kocek yang tidak sedikit. Bahkan jika perlu anak didorong untuk les privat berbagai pelajaran sulit dengan mendatangkan guru terbaik dengan bayaran yang “wah”. Untuk bisa masuk perguruan tinggi bonafit, berapapun akan keluar dana yang dimiliki, apalagi untuk jurusan yang sudah menjadi idaman orang tua, yang bisa membuat bangga dan merasa masa depan anak akan terjamin.
Akan tetapi, sangat jarang kita melihat orang yang mengeluarkan harta untuk mempelajari ilmu agama, mendatangakan guru privat agar anaknya bisa membaca Al-Quran dan memiliki hapalan yang banyak, memiliki suara yang bagus ketika melantunkan ayat suci Al-Quran. Atau mendatangkan guru agar anaknya bisa belajar bahasa Arab, bahasa Al-Quran dan agama Islam. Bahkan beberapa sarana ilmu seperti ini terkadang gratis tanpa biaya.
Yang herannya lagi, ketika ada pengajian atau daurah ilmu dimana beberapa orang diminta untuk membayar uang pendaftaran. Maka rasanya seperti keberatan, padahal terkadang uang itu untuk mereka juga, seperti makalah, snack, peminjaman tempat dan lain-lain. Seharusnya kita berkorban sedikit harta dengan untuk mencari ilmu. Jika dibandingkan dengan para salaf maka kita sangat jauh. Mereka mengorbankan segalanya begitu juga harta, sampai-sampai ada ungkapan,
من طلب علم الحديث أفلس
“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka akan bangkrut/jatuh miskin”
Meskipun tidak sepenuhnya benar akan tetapi, demikianlah beberapa ulama dalam perjalanan mereka menuntut ilmu. Yang cukup terkenal adalah kisah ulama menuntut ilmu sampai-sampai harus menjual atap rumah mereka.
Ibnu Al-Qasim berkata,
قال ابن القاسم: أفضى بمالك طلب العلم إلى أن نقض سقف بيته فباع خشبه، ثم مالت عليه الدنيا
“Mencari ilmu juga menyebabkan Imam Malik membongkar atap rumahnya dan menjual kayunya. Kemudian setelah itu dunia berdatangan kepadanya.”[1]
Al-Khatib al-Baghdadi membawakan riwayat,
أنفق ابن عائشة على إخوانه أربع مائة ألف دينار في الله، حتى التجأ إلى أن باع سقف بيته
“Ibnu Aisyah membelanjakan harta untuk saudara-saudaranya sebanyak empat ratus dinar, hingga ia menjual atap rumahnya.”[2]
Ibnu ‘Adi berkata mengisahkan tentang Yahya Ibnu Ma’in,
كان معين على خراج الري، فمات، فخلف ليحيى ابنه ألف ألف درهم، فأنفقه كله على الحديث حتى لم يبق له نعل يلبسه.
“Ma’in [Ayah Yahya Ibnu Ma’in] terkena radang tenggorokan, kemudian meninggal, ia mewariskan untuk Yahya Ibnu Ma’in sebanyak 1.000.000 dirham, maka ia habiskan seluruhnya untuk mencari hadits sampai-sampai tidak ada yang tersisa kecuali sandal yang ia pakai.”[3]
Muhammad bin Salam berkata,
أنفقت في طلب العلم أربعين ألفا، وأنفقت في نشره أربعين ألفا، وليت ما أنفقت في طلبه كان في نشره
“Aku ketika menuntut ilmu menghabiskan 40.000 dan untuk menyebarkannya 40.000, sekiranya kuhabiskan ketika mencarinya, kuhabiskan ketika menyebarkannya.”[4]
Demikianlah seharusnya bagi seorang penuntut ilmu agama, hendaknya mau mengorbankan sedikit harta untuk memperoleh ilmu, lebih baik lagi jika mau menyumbangkan harta tanpa diminta.
Demikian semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@RS Mitra Sehat, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/sudah-berapa-harta-kita-keluar-untuk-ilmu-agama.html
Footnote:
[1] Tartibul Madarik 1/31, Syamilah
[2] Tarikh Baghdadi 12/17, Darul Gharbil Islami, Beirut, cet.I, 1422 H, syamilah
[3] Siyar A’lam An-Nubala 21/85, Muassasah Risalah, syamilah
[4] idem
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Untuk kursus bahasa Inggris, orang tua tidak sungkan merogoh kocek yang tidak sedikit. Bahkan jika perlu anak didorong untuk les privat berbagai pelajaran sulit dengan mendatangkan guru terbaik dengan bayaran yang “wah”. Untuk bisa masuk perguruan tinggi bonafit, berapapun akan keluar dana yang dimiliki, apalagi untuk jurusan yang sudah menjadi idaman orang tua, yang bisa membuat bangga dan merasa masa depan anak akan terjamin.
Akan tetapi, sangat jarang kita melihat orang yang mengeluarkan harta untuk mempelajari ilmu agama, mendatangakan guru privat agar anaknya bisa membaca Al-Quran dan memiliki hapalan yang banyak, memiliki suara yang bagus ketika melantunkan ayat suci Al-Quran. Atau mendatangkan guru agar anaknya bisa belajar bahasa Arab, bahasa Al-Quran dan agama Islam. Bahkan beberapa sarana ilmu seperti ini terkadang gratis tanpa biaya.
Yang herannya lagi, ketika ada pengajian atau daurah ilmu dimana beberapa orang diminta untuk membayar uang pendaftaran. Maka rasanya seperti keberatan, padahal terkadang uang itu untuk mereka juga, seperti makalah, snack, peminjaman tempat dan lain-lain. Seharusnya kita berkorban sedikit harta dengan untuk mencari ilmu. Jika dibandingkan dengan para salaf maka kita sangat jauh. Mereka mengorbankan segalanya begitu juga harta, sampai-sampai ada ungkapan,
من طلب علم الحديث أفلس
“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka akan bangkrut/jatuh miskin”
Meskipun tidak sepenuhnya benar akan tetapi, demikianlah beberapa ulama dalam perjalanan mereka menuntut ilmu. Yang cukup terkenal adalah kisah ulama menuntut ilmu sampai-sampai harus menjual atap rumah mereka.
Ibnu Al-Qasim berkata,
قال ابن القاسم: أفضى بمالك طلب العلم إلى أن نقض سقف بيته فباع خشبه، ثم مالت عليه الدنيا
“Mencari ilmu juga menyebabkan Imam Malik membongkar atap rumahnya dan menjual kayunya. Kemudian setelah itu dunia berdatangan kepadanya.”[1]
Al-Khatib al-Baghdadi membawakan riwayat,
أنفق ابن عائشة على إخوانه أربع مائة ألف دينار في الله، حتى التجأ إلى أن باع سقف بيته
“Ibnu Aisyah membelanjakan harta untuk saudara-saudaranya sebanyak empat ratus dinar, hingga ia menjual atap rumahnya.”[2]
Ibnu ‘Adi berkata mengisahkan tentang Yahya Ibnu Ma’in,
كان معين على خراج الري، فمات، فخلف ليحيى ابنه ألف ألف درهم، فأنفقه كله على الحديث حتى لم يبق له نعل يلبسه.
“Ma’in [Ayah Yahya Ibnu Ma’in] terkena radang tenggorokan, kemudian meninggal, ia mewariskan untuk Yahya Ibnu Ma’in sebanyak 1.000.000 dirham, maka ia habiskan seluruhnya untuk mencari hadits sampai-sampai tidak ada yang tersisa kecuali sandal yang ia pakai.”[3]
Muhammad bin Salam berkata,
أنفقت في طلب العلم أربعين ألفا، وأنفقت في نشره أربعين ألفا، وليت ما أنفقت في طلبه كان في نشره
“Aku ketika menuntut ilmu menghabiskan 40.000 dan untuk menyebarkannya 40.000, sekiranya kuhabiskan ketika mencarinya, kuhabiskan ketika menyebarkannya.”[4]
Demikianlah seharusnya bagi seorang penuntut ilmu agama, hendaknya mau mengorbankan sedikit harta untuk memperoleh ilmu, lebih baik lagi jika mau menyumbangkan harta tanpa diminta.
Demikian semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@RS Mitra Sehat, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/sudah-berapa-harta-kita-keluar-untuk-ilmu-agama.html
Footnote:
[1] Tartibul Madarik 1/31, Syamilah
[2] Tarikh Baghdadi 12/17, Darul Gharbil Islami, Beirut, cet.I, 1422 H, syamilah
[3] Siyar A’lam An-Nubala 21/85, Muassasah Risalah, syamilah
[4] idem
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
MuslimAfiyah
Sudah berapa harta kita keluar untuk Ilmu Agama? - MuslimAfiyah
Untuk kursus bahasa Inggris, orang tua tidak sungkan merogoh kocek yang tidak sedikit. Bahkan jika perlu anak didorong untuk les privat berbagai pelajaran sulit dengan mendatangkan guru terbaik dengan bayaran yang “wah”. Untuk bisa masuk perguruan tinggi…
# JANGAN MENJADI PENUNTUT ILMU YANG ANGKUH DAN SOMBONG
..
Kita sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita telah mengetahui bahwa salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan harta dan ketamakan terhadap dunia. Akan tetapi, sedikit dari kita yang mengetahui bahwa setan juga menyesatkan manusia melalui ilmu. Yaitu dengan membuat pemilik ilmu tersebut menjadi angkuh, sombong, dan merendahkan manusia karena merasa sudah berilmu. Umumnya ditunjukkan dengan sifat yang keras, hobi berdebat kusir, dan banyak membicarakan kesalahan orang lain secara tidak bijak.
Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata,
إن للعلم ظغيانا كطغيان المال
“Sesungguhnya ilmu memiliki keangkuhan sebagaimana keangkuhan harta.” (an-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi, hal. 185)
Bisa jadi banyak manusia yang tahu bahwa harta adalah fitnah terbesar umat Islam dan membuat pemiliknya menjadi sombong. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)
Demikian juga dengan ilmu, dapat membuat pemiliknya menjadi sombong dan angkuh. Perhatikanlah perkataan yang dinukil oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berikut,
العلم ثلاثة أشبار، من دخل في الشبر الأول تكبر، ومن دخل في الشبر الثانى تواضع، ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه ما يعلم
“Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibil ‘Ilmi, hal. 79)
Hendaknya kita tidak sombong hanya karena memiliki ilmu, karena kita tidak layak mensucikan diri sendiri lalu merendahkan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Salah satu cara agar terhindar dari sifat sombong adalah berusaha melihat orang lain lebih baik dari kita. ‘Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata,
إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك.
“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku.‘ Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka dia sebenarnya lebih baik dariku.‘ Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 226)
Demikian, semoga bermanfaat.
***
@ Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penyusun: Raehanul Bahraen
Link Artikel:
https://muslim.or.id/59430-jangan-jadi-penuntut-ilmu-yang-angkuh-dan-sombong.html?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR06AjkT1tiiEyn6dkTpP-r06O2Ihlx3VjFSka1qqYaR0Ii0Vy38jqoZJv0_aem_1bvKM981Fw4hjmaLQ9pefg
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
..
Kita sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita telah mengetahui bahwa salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan harta dan ketamakan terhadap dunia. Akan tetapi, sedikit dari kita yang mengetahui bahwa setan juga menyesatkan manusia melalui ilmu. Yaitu dengan membuat pemilik ilmu tersebut menjadi angkuh, sombong, dan merendahkan manusia karena merasa sudah berilmu. Umumnya ditunjukkan dengan sifat yang keras, hobi berdebat kusir, dan banyak membicarakan kesalahan orang lain secara tidak bijak.
Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata,
إن للعلم ظغيانا كطغيان المال
“Sesungguhnya ilmu memiliki keangkuhan sebagaimana keangkuhan harta.” (an-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi, hal. 185)
Bisa jadi banyak manusia yang tahu bahwa harta adalah fitnah terbesar umat Islam dan membuat pemiliknya menjadi sombong. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)
Demikian juga dengan ilmu, dapat membuat pemiliknya menjadi sombong dan angkuh. Perhatikanlah perkataan yang dinukil oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berikut,
العلم ثلاثة أشبار، من دخل في الشبر الأول تكبر، ومن دخل في الشبر الثانى تواضع، ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه ما يعلم
“Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibil ‘Ilmi, hal. 79)
Hendaknya kita tidak sombong hanya karena memiliki ilmu, karena kita tidak layak mensucikan diri sendiri lalu merendahkan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Salah satu cara agar terhindar dari sifat sombong adalah berusaha melihat orang lain lebih baik dari kita. ‘Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata,
إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك.
“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku.‘ Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka dia sebenarnya lebih baik dariku.‘ Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 226)
Demikian, semoga bermanfaat.
***
@ Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penyusun: Raehanul Bahraen
Link Artikel:
https://muslim.or.id/59430-jangan-jadi-penuntut-ilmu-yang-angkuh-dan-sombong.html?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR06AjkT1tiiEyn6dkTpP-r06O2Ihlx3VjFSka1qqYaR0Ii0Vy38jqoZJv0_aem_1bvKM981Fw4hjmaLQ9pefg
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Muslim.or.id
Jangan Menjadi Penuntut Ilmu yang Angkuh dan Sombong
Kita sebagai penuntut ilmu (thalibul 'ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita telah mengetahui bahwa salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan harta dan ketamakan terhadap dunia.
# Kehidupan Dunia yang Sangat Sebentar
Pernahkah anda merenungkan atau dahulu pernah terucap:
“Perasaan, baru kemaren aku masuk SMA, sekarang sudah mau kuliah”
“Perasaan, baru kemaren aku menghabiskan masa kecilku di kampung ini, sekarang aku sudah siap akan menikah dengan teman sekampung”
“Bang, perasaan baru aja kemaren anak kita maen-maen dan kita gendong-gendong, sekarang udah minta nikah ya bang”
“Perasaan, baru kemaren anak nikah, sekarang aku sudah punya banyak cucu”
“Perasaan baru kemaren aku bertemu dengan sahabat-sabahatku, sekarang satu-persatu mereka mulai menghadap Allah, di usiaku yang sudah 65 tahun ini.
Demikianlah, dunia ini terasa sangat sebentar, sedangkan akhirat adalah kampung abadi, kekal, kekal dan dikekalkan selama-lamanya, tetapi mengapa kita selalu melupakan akhirat?
Dunia ini sangat singkat, jika dibandingkan dengan kehidupan satu hari di akhirat yang menyamai 1000 tahun di bumi.
Allah berfirman,
ﻭَﺇِﻥَّ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻛَﺄَﻟْﻒِ ﺳَﻨَﺔٍ ﻣِﻤَّﺎ ﺗَﻌُﺪُّﻭﻥَ
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).
Umur manusia rata-rata adalah 60-70 tahun, sebagaimana dalam hadits,
ﺃَﻋْﻤَﺎﺭُ ﺃُﻣَّﺘِـﻲ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴِّﺘِّﻴْﻦَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻭَﺃَﻗَﻠُّﻬُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﺫَﻟِﻚَ
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampui umur tersebut ” (HR. Ibnu Majah: 4236, hasan shahih)
Jika satu hari akhirat 1000 tahun
Umur manusia 60-70 tahun (rata-rata= 65)
Maka kehidupan di dunia kurang lebih HANYA 1,5 jam saja hari di akhirat.
Karenanya berbagai kesenangan dunia yang melalaikan kita akan akhirat adalah kesenangan yang sangat sebentar
Allah berfirman,
ﻗُﻞْ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻗَﻠِﻴﻞٌ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ
“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. An NIsa’:77)
ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)
Semoga kita selalu ingat kampung abadi kita akhirat dan dunia tidak melalaikan kita.
“Dunia ditangan, akhirat selalu dihati”
@Pesawat Wings Air Surabaya – Madura
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/kehidupan-dunia-yang-sangat-sebentar.html?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR1x8zGBfdLmijOIJLdcF-efr24KqySBsl6Iv9_B4oiK2kdYNFcQ6F_xq2w_aem_w-d4nmIRqUntN9oc7xYqHg
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Pernahkah anda merenungkan atau dahulu pernah terucap:
“Perasaan, baru kemaren aku masuk SMA, sekarang sudah mau kuliah”
“Perasaan, baru kemaren aku menghabiskan masa kecilku di kampung ini, sekarang aku sudah siap akan menikah dengan teman sekampung”
“Bang, perasaan baru aja kemaren anak kita maen-maen dan kita gendong-gendong, sekarang udah minta nikah ya bang”
“Perasaan, baru kemaren anak nikah, sekarang aku sudah punya banyak cucu”
“Perasaan baru kemaren aku bertemu dengan sahabat-sabahatku, sekarang satu-persatu mereka mulai menghadap Allah, di usiaku yang sudah 65 tahun ini.
Demikianlah, dunia ini terasa sangat sebentar, sedangkan akhirat adalah kampung abadi, kekal, kekal dan dikekalkan selama-lamanya, tetapi mengapa kita selalu melupakan akhirat?
Dunia ini sangat singkat, jika dibandingkan dengan kehidupan satu hari di akhirat yang menyamai 1000 tahun di bumi.
Allah berfirman,
ﻭَﺇِﻥَّ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻛَﺄَﻟْﻒِ ﺳَﻨَﺔٍ ﻣِﻤَّﺎ ﺗَﻌُﺪُّﻭﻥَ
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).
Umur manusia rata-rata adalah 60-70 tahun, sebagaimana dalam hadits,
ﺃَﻋْﻤَﺎﺭُ ﺃُﻣَّﺘِـﻲ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴِّﺘِّﻴْﻦَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻭَﺃَﻗَﻠُّﻬُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﺫَﻟِﻚَ
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampui umur tersebut ” (HR. Ibnu Majah: 4236, hasan shahih)
Jika satu hari akhirat 1000 tahun
Umur manusia 60-70 tahun (rata-rata= 65)
Maka kehidupan di dunia kurang lebih HANYA 1,5 jam saja hari di akhirat.
Karenanya berbagai kesenangan dunia yang melalaikan kita akan akhirat adalah kesenangan yang sangat sebentar
Allah berfirman,
ﻗُﻞْ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻗَﻠِﻴﻞٌ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ
“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. An NIsa’:77)
ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)
Semoga kita selalu ingat kampung abadi kita akhirat dan dunia tidak melalaikan kita.
“Dunia ditangan, akhirat selalu dihati”
@Pesawat Wings Air Surabaya – Madura
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/kehidupan-dunia-yang-sangat-sebentar.html?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR1x8zGBfdLmijOIJLdcF-efr24KqySBsl6Iv9_B4oiK2kdYNFcQ6F_xq2w_aem_w-d4nmIRqUntN9oc7xYqHg
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
MuslimAfiyah
Kehidupan Dunia yang Sangat Sebentar - MuslimAfiyah
Pernahkah anda merenungkan atau dahulu pernah terucap: “Perasaan, baru kemaren aku masuk SMA, sekarang sudah mau kuliah” “Perasaan, baru kemaren aku menghabiskan masa kecilku di kampung ini, sekarang aku sudah siap akan menikah dengan teman sekampung” “Bang…
# Setiap Hari Rutin Membaca Al-Quran
Jadikanlah Al-Quran kebutuhan harian kita
Jika tidak makan dan minum sehari
Badan menjadi lemah
Demikian jika tidak membaca Al-Quran sehari
Bisa jadi hati dan jiwa menjadi lemah
Hati menjadi keras, mudah marah, mengeluh dan selalu miskin
Tidak qana’ah dan bersemangat menjalani hari
Tidak tersentuh dengan kebaikan dan hidayah
Sungguh benar khabar bahwa Al-Quran akan ditinggalkan
Allah berfirman,
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﻬْﺠُﻮﺭﺍً
“Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang TIDAK DIACUHKAN/DITINGGALKAN”. (Al Furqan: 30)
Bacalah Al-Quran beberapa juz sehari
Jika tidak mampu, beberapa halaman
Jika tidak mampu, setengah halaman
Jika tidak mampu, beberapa ayat
Jika tidak mampu, mohon ampun kepada Allah
Maksiat yang banyak telah mengeraskan hati
Cinta dunia telah melalaikan akhirat
Waktu itu selalu ada,
Setelah shalat subuh
Setelah magrib
Dalam perjalanan ke kantor
Ketika menunggu dan mengantri
Bukan banyak bacaan yang menjadi utama
Akan tetapi istiqamah setiap hari membaca
Walaupun hanya beberapa ayat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺐَّ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎﺩَﺍﻡَ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻞَّ
” Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus (istiqamah) walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)
Al-Quran adalah penyembuh penyakit fisik dan jiwa
Kuatkan hati dengan Al-Quran setiap hari
Allah berfirman
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).
Demikian semoga bermanfaat
@ Kota Kudus, Jawa Tengah
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/setiap-hari-rutin-membaca-al-quran.html
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Jadikanlah Al-Quran kebutuhan harian kita
Jika tidak makan dan minum sehari
Badan menjadi lemah
Demikian jika tidak membaca Al-Quran sehari
Bisa jadi hati dan jiwa menjadi lemah
Hati menjadi keras, mudah marah, mengeluh dan selalu miskin
Tidak qana’ah dan bersemangat menjalani hari
Tidak tersentuh dengan kebaikan dan hidayah
Sungguh benar khabar bahwa Al-Quran akan ditinggalkan
Allah berfirman,
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﻬْﺠُﻮﺭﺍً
“Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang TIDAK DIACUHKAN/DITINGGALKAN”. (Al Furqan: 30)
Bacalah Al-Quran beberapa juz sehari
Jika tidak mampu, beberapa halaman
Jika tidak mampu, setengah halaman
Jika tidak mampu, beberapa ayat
Jika tidak mampu, mohon ampun kepada Allah
Maksiat yang banyak telah mengeraskan hati
Cinta dunia telah melalaikan akhirat
Waktu itu selalu ada,
Setelah shalat subuh
Setelah magrib
Dalam perjalanan ke kantor
Ketika menunggu dan mengantri
Bukan banyak bacaan yang menjadi utama
Akan tetapi istiqamah setiap hari membaca
Walaupun hanya beberapa ayat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺐَّ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎﺩَﺍﻡَ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻞَّ
” Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus (istiqamah) walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)
Al-Quran adalah penyembuh penyakit fisik dan jiwa
Kuatkan hati dengan Al-Quran setiap hari
Allah berfirman
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).
Demikian semoga bermanfaat
@ Kota Kudus, Jawa Tengah
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/setiap-hari-rutin-membaca-al-quran.html
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
MuslimAfiyah
Setiap Hari Rutin Membaca Al-Quran - MuslimAfiyah
Jadikanlah Al-Quran kebutuhan harian kita Jika tidak makan dan minum sehariBadan menjadi lemahDemikian jika tidak membaca Al-Quran sehariBisa jadi hati dan jiwa menjadi lemahHati menjadi keras, mudah marah, mengeluh dan selalu miskinTidak qana’ah dan bersemangat…
# Meluruskan Informasi yang Tidak Tepat mengenai “Kedokteran Modern”
Kami beri contoh:
Terapi pasien diabetes,
terapi utama tahap awal adalah pasien memperbaiki pola hidup,
pola makan dan lain-lainnya.
.
Tidak langsung pakai obat,
akan tetapi cukup banyak juga pasien yang tidak mampu mengontrol pola hidup terutama makanan,
sehingga dokter pun memberikan resep obat.
.
Terkadang ada istilah “minum obat seumur hidup” untuk kontrol gula, kami dokter pun tidak ingin,
akan tetapi selama pasien tidak bisa mengontrol, selama itu pula obat dibutuhkan.
.
Mohon jangan meremehkan gula yang tidak terkontrol, akibatnya cukup berat, kami para dokter sangat sering melihat pasien dan bahaya hal ini. Sebagian mengatakan:
“Ah dokter cuma menakut-nakuti saja, dan disuruh minum obat seumur hidup supaya obatnya laku”
Tentu pernyataan di atas tidak tepat.
📗Baca selengkapnya:
https://muslimafiyah.com/meluruskan-informasi-yang-tidak-tepat-mengenai-kedokteran-modern.html
✍️ dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
📎 Follow juga akun kami:
@kajian_raehanul_bahraen
@raehanul_bahraen
@muslimafiyahrihlah
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 089651755537
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
_
GABUNG GRUP WA FIKIH KEDOKTERAN DAN KESEHATAN dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link berikut:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
FKKI#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#profesi
Kami beri contoh:
Terapi pasien diabetes,
terapi utama tahap awal adalah pasien memperbaiki pola hidup,
pola makan dan lain-lainnya.
.
Tidak langsung pakai obat,
akan tetapi cukup banyak juga pasien yang tidak mampu mengontrol pola hidup terutama makanan,
sehingga dokter pun memberikan resep obat.
.
Terkadang ada istilah “minum obat seumur hidup” untuk kontrol gula, kami dokter pun tidak ingin,
akan tetapi selama pasien tidak bisa mengontrol, selama itu pula obat dibutuhkan.
.
Mohon jangan meremehkan gula yang tidak terkontrol, akibatnya cukup berat, kami para dokter sangat sering melihat pasien dan bahaya hal ini. Sebagian mengatakan:
“Ah dokter cuma menakut-nakuti saja, dan disuruh minum obat seumur hidup supaya obatnya laku”
Tentu pernyataan di atas tidak tepat.
📗Baca selengkapnya:
https://muslimafiyah.com/meluruskan-informasi-yang-tidak-tepat-mengenai-kedokteran-modern.html
✍️ dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
📎 Follow juga akun kami:
@kajian_raehanul_bahraen
@raehanul_bahraen
@muslimafiyahrihlah
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 089651755537
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
_
GABUNG GRUP WA FIKIH KEDOKTERAN DAN KESEHATAN dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link berikut:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
FKKI#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#profesi
MuslimAfiyah
Meluruskan Informasi yang Tidak Tepat mengenai "Kedokteran Modern" - MuslimAfiyah
Maaf, ada beberapa informasi yang tidak benar mengenai para dokter dan kedokteran modern sehingga muncul salah paham di sebagian masyarakat semisal: 1. Dokter itu “bakul obat” hanya ingin agar obat laris 2. Dokter bermudah-mudahan operasi caesar dan tidak…
# Memahami Sifat Dasar Laki-Laki: CUEK
.
Kasus pertama
Istri: “Papa ga protes ni, rumah berantakan kayak kapal pecah?”
Suami: “biasa aja tuh, yang penting ada tempat buat baringkan punggung”
Kasus kedua
Neng: “kank, tahu ga, ibu yang di sebelah rumah bla bla bla, trus ada anaknya itu idiih bla bla bla, dan ternyata suaminya malah bla bla bla, eh eh mertuanya yang bla bla bla
Suami: “oh gitu ya, nanti juga mereka tau sendiri akibatnya (sambil tetap fokus di laptop dan minum kopi)
Kasus ketiga
Mamah: “pah, ntar kalo kita udah punya rumah, mamah yang atur desain kamarnya ya, kamarnya warna bla bla, trus harus ada taman kecil dibelakang, trus di depan harus ada pohon mangga ama jambu, trus kalo bisa bat kolam ikan kecil ya, gimana menurut papah?”
Papah: “oke dah ma, diatur aja”
Kasus keempat
“mas, kok gak care banget sih, sengaja saya ga pake cincin mahar nikah kita, supaya mas nanya-nanya dan perhatian, ini khan cincin kawin kita…”
Sosok laki-laki yang kebanyakan cuek
Sosok laki-laki identik dengan sifat dasar mereka sebagimana yang diungkapkan oleh para psikologi dan ahli sifat manusia, yaitu cuek, mengutamakan logika, praktis, harga diri, berpikir masa akan datang, menaklukkan, mengutamakan hasil dan berpikir global. Namun kumpulan sifat ini, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya memang diciptakan agar kelak bisa menjadi pemimpin. Minimal menjadi pemimpin dalam rumah tangganya. Allah Ta’ala berfirman
,الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa’: 34)
Salah satu sifat yang kita sorot disini adalah cuek. Mungkin sesama laki-laki tidak terlalu bisa melihat kontrasnya sifat ini. Karena jelas, mereka sama-sama cuek. Bisa kita lihat jika kita masuk ke asrama atau wiswa laki-laki, maka pandangan tidak biasa di mata wanita akan nampak, seperti lantai yang setengah bersih, panci kotor diatas kompor, handuk di atas kursi dan sepatu dengan kaos kaki berserakan di depan pintu. Tetapi para laki-laki sepertinya santai saja dan sudah biasa yang seperti ini.
Bagi yang sudah berumah tangga, maka mereka bisa melihat bagaimana protes para istri terhadap sikap cuek para suami, mulai dari tidur mendengkur tengah malam di saat anak bangun menangis. Cuek dengan curhat para istri dengan berkata, “sudah, ga apa-apa; sudah, tenang aja; wah kayak gini gampang”. Dan umumnya cuek dengan penampilan dirinya. Padahal wanita sangat jauh dari sikap cuek alias sensitif dan perhiasannya adalah perhatian.
Yang lebih kita sorot lagi adalah cuek terhadap penampilannya. Jangan salahkan sepenuhnya para istri jika mereka menyambut para suami yang pulang dengan baju lusuh, agak bau dapur dan tidak berhias. Lha wong suami kalau di rumah juga biasanya sarungan plus kaos putih lusuh kayak penjual-penjual di pinggir jalan, rambut jarang disisir, pakai parfum hanya keluar rumah saja. Dan yang kurang adil adalah suami jarang membelikan istri pakaian yang bagus-bagus, pakaian dengan mode terkini dan pakaian yang [maaf] agak menggoda serta jarang membelikan parfum pilihannya buat istrinya. Tentu dengan catatan dipakai di rumah untuk dipersembahkan bagi para suami mereka.
Solusi bersama
Mudahan dengan mengerti sifat dasar laki-laki ini wanita bisa lebih bijaksana menyikapi dan laki-laki juga lebih bijaksana memperbaiki dan begitu juga sebaliknya. Solusi dari itu semua adalah komunikasi dan keterbukaan. Dalam hal ini laki-laki lebih banyak memegang kunci, karena laki-laki lebih diberi ketenangan dengan kecuekannya dalam menghadapi permasalahan. Laki-laki yang lebih dulu mengajak untuk bermusyawarah kecil. Musyawarahkanlah apa yang diinginkan suami dan apa yang diinginkan istri dan apa yang diperlu sama-sama diperbaiki serta apa-apa yang masih bisa ditolerir dan mentok sudah tidak bisa ditolerir lagi.
.
Kasus pertama
Istri: “Papa ga protes ni, rumah berantakan kayak kapal pecah?”
Suami: “biasa aja tuh, yang penting ada tempat buat baringkan punggung”
Kasus kedua
Neng: “kank, tahu ga, ibu yang di sebelah rumah bla bla bla, trus ada anaknya itu idiih bla bla bla, dan ternyata suaminya malah bla bla bla, eh eh mertuanya yang bla bla bla
Suami: “oh gitu ya, nanti juga mereka tau sendiri akibatnya (sambil tetap fokus di laptop dan minum kopi)
Kasus ketiga
Mamah: “pah, ntar kalo kita udah punya rumah, mamah yang atur desain kamarnya ya, kamarnya warna bla bla, trus harus ada taman kecil dibelakang, trus di depan harus ada pohon mangga ama jambu, trus kalo bisa bat kolam ikan kecil ya, gimana menurut papah?”
Papah: “oke dah ma, diatur aja”
Kasus keempat
“mas, kok gak care banget sih, sengaja saya ga pake cincin mahar nikah kita, supaya mas nanya-nanya dan perhatian, ini khan cincin kawin kita…”
Sosok laki-laki yang kebanyakan cuek
Sosok laki-laki identik dengan sifat dasar mereka sebagimana yang diungkapkan oleh para psikologi dan ahli sifat manusia, yaitu cuek, mengutamakan logika, praktis, harga diri, berpikir masa akan datang, menaklukkan, mengutamakan hasil dan berpikir global. Namun kumpulan sifat ini, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya memang diciptakan agar kelak bisa menjadi pemimpin. Minimal menjadi pemimpin dalam rumah tangganya. Allah Ta’ala berfirman
,الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa’: 34)
Salah satu sifat yang kita sorot disini adalah cuek. Mungkin sesama laki-laki tidak terlalu bisa melihat kontrasnya sifat ini. Karena jelas, mereka sama-sama cuek. Bisa kita lihat jika kita masuk ke asrama atau wiswa laki-laki, maka pandangan tidak biasa di mata wanita akan nampak, seperti lantai yang setengah bersih, panci kotor diatas kompor, handuk di atas kursi dan sepatu dengan kaos kaki berserakan di depan pintu. Tetapi para laki-laki sepertinya santai saja dan sudah biasa yang seperti ini.
Bagi yang sudah berumah tangga, maka mereka bisa melihat bagaimana protes para istri terhadap sikap cuek para suami, mulai dari tidur mendengkur tengah malam di saat anak bangun menangis. Cuek dengan curhat para istri dengan berkata, “sudah, ga apa-apa; sudah, tenang aja; wah kayak gini gampang”. Dan umumnya cuek dengan penampilan dirinya. Padahal wanita sangat jauh dari sikap cuek alias sensitif dan perhiasannya adalah perhatian.
Yang lebih kita sorot lagi adalah cuek terhadap penampilannya. Jangan salahkan sepenuhnya para istri jika mereka menyambut para suami yang pulang dengan baju lusuh, agak bau dapur dan tidak berhias. Lha wong suami kalau di rumah juga biasanya sarungan plus kaos putih lusuh kayak penjual-penjual di pinggir jalan, rambut jarang disisir, pakai parfum hanya keluar rumah saja. Dan yang kurang adil adalah suami jarang membelikan istri pakaian yang bagus-bagus, pakaian dengan mode terkini dan pakaian yang [maaf] agak menggoda serta jarang membelikan parfum pilihannya buat istrinya. Tentu dengan catatan dipakai di rumah untuk dipersembahkan bagi para suami mereka.
Solusi bersama
Mudahan dengan mengerti sifat dasar laki-laki ini wanita bisa lebih bijaksana menyikapi dan laki-laki juga lebih bijaksana memperbaiki dan begitu juga sebaliknya. Solusi dari itu semua adalah komunikasi dan keterbukaan. Dalam hal ini laki-laki lebih banyak memegang kunci, karena laki-laki lebih diberi ketenangan dengan kecuekannya dalam menghadapi permasalahan. Laki-laki yang lebih dulu mengajak untuk bermusyawarah kecil. Musyawarahkanlah apa yang diinginkan suami dan apa yang diinginkan istri dan apa yang diperlu sama-sama diperbaiki serta apa-apa yang masih bisa ditolerir dan mentok sudah tidak bisa ditolerir lagi.
Allah Ta’ala berfirman,
وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya” [Ali-Imran : 159]
Dan merupakan kebiasan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bermusyawarah dengan istri beliau, saling curhat dan bertukar pikiran. Kita lihat contoh ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu pertama kali dan pulang ke rumah istri beliau khadijah radhiallahu ‘anha dengan hati yang bergetar bercampur rasa takut, kemudian beliau meminta diselimuti dan berkata,
لَقَدْ خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِيْ
“Sungguh aku mengkhawatirkan diriku (akan binasa).”
Khadijah radhiallahu ‘anha pun menghibur suaminya,
كَلاَّ وَاللهِ، مَا يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْـمَعْدُوْمَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Tidak demi Allah! Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Engkau seorang yang menyambung silaturahim, menanggung orang yang lemah, memberi kecukupan/kemanfaatan pada orang yang tidak berpunya, suka menjamu tamu, dan menolong kejadian yang haq.”[1]
Imam Nawawi rahimahullahu menjelaskan perkataan Khadijah yang sangat menghibur suaminya,
(قال العلماء رضي الله عنهم معنى كلام خديجة رضي الله عنها إنك لا يصيبك مكروه لما جعل الله فيك من مكارم الأخلاق وكرم الشمائل
“Para ulama radhiallahu ‘anhum berkata, “Makna dari ucapan Khadijah radhiallahu ‘anha ini adalah engkau tidak akan ditimpa perkara yang jelek /tidak disukai karena Allah menjadikan pada dirimu akhlak yang mulia dan perangai yang utama.”[2]
Begitu juga curhat beliau kepada kepada Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengenai para Sahabat yang belum mau menyembelih hewan kurban dan mencukur rambut ketika mereka tidak jadi melakukan haji tahun tersebut karena perjanjian dengan musyrikin Mekkah. Kemudian istrinya berkata,
يَا نَبِيَّ اللهِ، أَتُحِبُّ ذلِكَ؟ اُخْرُجْ، ثُمَّ لاَ تُكَلِّمْ أَحَدًا مِنْهُمْ حَتَّى تَنْحَرَ بُدْنَكَ، وَتَدْعُو حَالِقَكَ فَيحْلِقَكَ
“Wahai Nabiullah! Apakah engkau ingin mereka melakukan apa yang engkau perintahkan? Keluarlah, lalu jangan engkau mengajak bicara seorang pun dari mereka hingga engkau menyembelih sembelihanmu dan engkau memanggil tukang cukurmu lalu ia mencukur rambutmu.”[3]
Maka para sabahat langsung mengikuti beliau.
Kebiasaan bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur. Saling berbagi, saling curhat dan mencari solusi bersama.
Kami sebutkan salah satu contoh saja dari sekian banyak contoh, yaitu kisah abu dan ummu Zar’ merupakan kisah yang panjang diceritakan oleh ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarkan dengan seksama dan memberikan beberapa komentar mengenai kehangatan dan romantisme kisah mereka. Beliau berkata.
Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Aisyah,
كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ إِلاَّ أَنَّ أَبَا زَرْعٍ طَلَّقَ وَأَنَا لاَ أُطَلِّقُ
“Aku bagimu seperti Abu Zar’ seperti Ummu Zar’ hanya saja Abu Zar’ mencerai dan aku tidak mencerai”[4]
kemudian Aisyah radhiallahu ‘anha membalas dengan romanntis lagi,
يَا رَسُوْلَ اللهِ بَلْ أَنْتَ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أَبِي زَرْعٍ
“Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’”[5]
Semoga kita bisa menerapkannya, karena memang menerapkan tidak semudah teori.
Demikian semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Gedung Radiopoetro FK UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/memahami-sifat-dasar-laki-laki-cuek.html
Footnote:
[1] HR. Al-Bukhari no. 3 dan Muslim no. 401
[2] Al-Minhaj 2/202, Darul Ihya’ut Turots, cet. Ke-2, asy-Syamilah
وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya” [Ali-Imran : 159]
Dan merupakan kebiasan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bermusyawarah dengan istri beliau, saling curhat dan bertukar pikiran. Kita lihat contoh ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu pertama kali dan pulang ke rumah istri beliau khadijah radhiallahu ‘anha dengan hati yang bergetar bercampur rasa takut, kemudian beliau meminta diselimuti dan berkata,
لَقَدْ خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِيْ
“Sungguh aku mengkhawatirkan diriku (akan binasa).”
Khadijah radhiallahu ‘anha pun menghibur suaminya,
كَلاَّ وَاللهِ، مَا يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْـمَعْدُوْمَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Tidak demi Allah! Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Engkau seorang yang menyambung silaturahim, menanggung orang yang lemah, memberi kecukupan/kemanfaatan pada orang yang tidak berpunya, suka menjamu tamu, dan menolong kejadian yang haq.”[1]
Imam Nawawi rahimahullahu menjelaskan perkataan Khadijah yang sangat menghibur suaminya,
(قال العلماء رضي الله عنهم معنى كلام خديجة رضي الله عنها إنك لا يصيبك مكروه لما جعل الله فيك من مكارم الأخلاق وكرم الشمائل
“Para ulama radhiallahu ‘anhum berkata, “Makna dari ucapan Khadijah radhiallahu ‘anha ini adalah engkau tidak akan ditimpa perkara yang jelek /tidak disukai karena Allah menjadikan pada dirimu akhlak yang mulia dan perangai yang utama.”[2]
Begitu juga curhat beliau kepada kepada Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengenai para Sahabat yang belum mau menyembelih hewan kurban dan mencukur rambut ketika mereka tidak jadi melakukan haji tahun tersebut karena perjanjian dengan musyrikin Mekkah. Kemudian istrinya berkata,
يَا نَبِيَّ اللهِ، أَتُحِبُّ ذلِكَ؟ اُخْرُجْ، ثُمَّ لاَ تُكَلِّمْ أَحَدًا مِنْهُمْ حَتَّى تَنْحَرَ بُدْنَكَ، وَتَدْعُو حَالِقَكَ فَيحْلِقَكَ
“Wahai Nabiullah! Apakah engkau ingin mereka melakukan apa yang engkau perintahkan? Keluarlah, lalu jangan engkau mengajak bicara seorang pun dari mereka hingga engkau menyembelih sembelihanmu dan engkau memanggil tukang cukurmu lalu ia mencukur rambutmu.”[3]
Maka para sabahat langsung mengikuti beliau.
Kebiasaan bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur. Saling berbagi, saling curhat dan mencari solusi bersama.
Kami sebutkan salah satu contoh saja dari sekian banyak contoh, yaitu kisah abu dan ummu Zar’ merupakan kisah yang panjang diceritakan oleh ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarkan dengan seksama dan memberikan beberapa komentar mengenai kehangatan dan romantisme kisah mereka. Beliau berkata.
Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Aisyah,
كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ إِلاَّ أَنَّ أَبَا زَرْعٍ طَلَّقَ وَأَنَا لاَ أُطَلِّقُ
“Aku bagimu seperti Abu Zar’ seperti Ummu Zar’ hanya saja Abu Zar’ mencerai dan aku tidak mencerai”[4]
kemudian Aisyah radhiallahu ‘anha membalas dengan romanntis lagi,
يَا رَسُوْلَ اللهِ بَلْ أَنْتَ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أَبِي زَرْعٍ
“Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’”[5]
Semoga kita bisa menerapkannya, karena memang menerapkan tidak semudah teori.
Demikian semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Gedung Radiopoetro FK UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/memahami-sifat-dasar-laki-laki-cuek.html
Footnote:
[1] HR. Al-Bukhari no. 3 dan Muslim no. 401
[2] Al-Minhaj 2/202, Darul Ihya’ut Turots, cet. Ke-2, asy-Syamilah
MuslimAfiyah
Memahami Sifat Dasar Laki-Laki: CUEK - MuslimAfiyah
Kasus pertama Istri: “Papa ga protes ni, rumah berantakan kayak kapal pecah?” Suami: “biasa aja tuh, yang penting ada tempat buat baringkan punggung” Kasus kedua Neng: “kank, tahu ga, ibu yang di sebelah rumah bla bla bla, trus ada anaknya itu idiih bla…
[3] HR. Al-Bukhari no. 2731, 2372
[4] HR At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir XXIII/173 no 270
[5] HR An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro V/358 no 9139
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
[4] HR At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir XXIII/173 no 270
[5] HR An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro V/358 no 9139
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
WhatsApp.com
Share on WhatsApp
WhatsApp Messenger: More than 2 billion people
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and
family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure,
reliable messaging and calling, available…
# Sikap Pertengahan Mengenai Biaya Sekolah Pondok Pesantren
.
Sebagian orang tua santri mengeluhkan mahalnya biaya sekolah pondok pesantren. Sebagian pengurus pondok pesantren juga mengeluhkan sulitnya mengelola pondok pesantren dengan biaya yang minimal dan terpaksa harus menaikkan biaya masuk dan SPP pondok pesantren. Bagaimana solusi hal ini? Kedua pihak baik orang tua santri dan pengurus pondok pesantren perlu dipahamkan kembali mengenai proses pendidikan.
.
Bagi orang tua santri perlu paham bahwa:
.
1. Yang namanya pendidikan itu perlu biaya, bahkan dahulu ulama menghabiskan biaya yang sangat banyak untuk proses pendidikan mereka. Ada di antara mereka sampai bangkrut jatuh miskin karena menuntut ilmu.
.
Syu’bah, beliau berkata,
.
مَنْ طَلَبَ الْحَدِيثَ أَفْلَسَ
.
“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka akan bangkrut” (Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi I/410 no.597)
.
Ibu dari Rabi’ah Ar-ra’yi guru Imam Malik menghabiskan 30.000 dinar (1 dinar hampir mendekati 2 juta rupiah, totalnya mendekati angka Triliun) untuk pendidikan anaknya, tatkala suaminya pulang dan menagih harta yang di titip terjadi perbincangan,
.
فقالت أمه: أيما أحب إليك ثلاثون ألف دينار، أَوْ هذا الَّذِي هو فيه من الجاه، قَالَ: لا وَالله إِلا هذا، قالت: فإني قد أنفقت المال كله عَلَيْهِ، قَالَ: فوالله ما ضيعته
.
“Ibu Rabi’ah berkata kepada suaminya, ‘Mana yang engkau sukai antara 30.000 dinar atau kedudukan yang dia (anakmu) peroleh?’ Suaminya berkata, ‘Demi Allah aku lebih suka yang ini (kedudukan ilmu anaknya)’, Ibu Rabi’ah berkata, ‘Saya telah menghabiskan seluruh harta tersebut untuk mendapatkan seperti sekarang ini’ Suaminya berkata, ‘Demi Allah, engkau tidak menyia-nyiakannya.’ (Tarikh Baghdad 9/414) [1]
.
2. Apabila ingin “mengeluhkan” biaya pondok yang mahal, hendaknya melakukan komunikasi dengan pihak pondok pesantren. Tidak hanya mengeluh “di belakang” atau hanya mencela beramai-ramai tanpa memberikan solusi. Bisa jadi pengurus pondok pesantren benar-benar kesulitan mendapatkan sumber dana operasional karena tidak ada donatur ataupun masih tahap merintis di awal-awal
.
Orang tua santri dapat memberikan bantuan dengan membentuk “forum wali santri” dan membantu melobi-lobi agar pondok pesantren mendapatkan bantuan dana dari luar atau mengusulkan ada metode subsidi silang antara orang tua miskin dan kaya.
.
3. Orang tau santri juga perlu paham bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki channel-channel dana pembangunan pondok dan operasional. Terkadang guru digaji apa adanya bahkan di bawah standar UMR. Jangan sampai “guru dituntut ikhlas mengajar, tetapi orang tua santri tidak dituntut ikhlas membayar kewajiban (alias mental gratisan)”.
.
4. Apabila masih mengeluhkan juga dan tetap tidak bisa membantu, masih banyak cara lain untuk bisa melakukan pendidikan. Misalnya “home schooling” di rumah dengan biaya yang tidak terlalu banyak atau dengan sekolah yang lebih rendah biayanya meskipun tidak favorite menurut penilaiannya atau sekolah yang agak jauh sedikit dari rumah dengan kualitas yang sama.
.
Bagi pengurus pondok pesantren hendaknya memperhatikan:
.
1. Apabila pondok pesantren dibangun dengan mayoritas donasi dari kaum muslimin. Hendaknya tidak boleh ada niat mencari keuntungan sebesar-besarnya dari pondok pesantren. Hendaknya diusahakan pendapatan pengurus sama atau rata-rata dengan pondok/sekolah yang ada di sekitar kotanya. Diusahakan gaji guru tidak dibawah standar kota/daerah tersebut. Demikian juga uang pembangan dan SPP, hendaknya diusahakan sama atau rata-rata dengan pondok pesantren di sekitarnya.
Jangan sampai sekolah yang dibangun dengan donasi kaum muslimin hanya bisa dimasuki oleh orang-orang kaya saja karena orientasinya adalah mengejar keuntungan untuk pengurus.
Apabila sekolah tersebut dibangun dengan dana pribadi, maka terserah yang punya sekolah apabila menetapkan harga SPP demikian. Bisa jadi ia ingin membangun sekolah yang kualitasnya bagus dan tentu butuh biaya yang tinggi juga (ada harga, ada kualitas).
.
Sebagian orang tua santri mengeluhkan mahalnya biaya sekolah pondok pesantren. Sebagian pengurus pondok pesantren juga mengeluhkan sulitnya mengelola pondok pesantren dengan biaya yang minimal dan terpaksa harus menaikkan biaya masuk dan SPP pondok pesantren. Bagaimana solusi hal ini? Kedua pihak baik orang tua santri dan pengurus pondok pesantren perlu dipahamkan kembali mengenai proses pendidikan.
.
Bagi orang tua santri perlu paham bahwa:
.
1. Yang namanya pendidikan itu perlu biaya, bahkan dahulu ulama menghabiskan biaya yang sangat banyak untuk proses pendidikan mereka. Ada di antara mereka sampai bangkrut jatuh miskin karena menuntut ilmu.
.
Syu’bah, beliau berkata,
.
مَنْ طَلَبَ الْحَدِيثَ أَفْلَسَ
.
“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka akan bangkrut” (Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi I/410 no.597)
.
Ibu dari Rabi’ah Ar-ra’yi guru Imam Malik menghabiskan 30.000 dinar (1 dinar hampir mendekati 2 juta rupiah, totalnya mendekati angka Triliun) untuk pendidikan anaknya, tatkala suaminya pulang dan menagih harta yang di titip terjadi perbincangan,
.
فقالت أمه: أيما أحب إليك ثلاثون ألف دينار، أَوْ هذا الَّذِي هو فيه من الجاه، قَالَ: لا وَالله إِلا هذا، قالت: فإني قد أنفقت المال كله عَلَيْهِ، قَالَ: فوالله ما ضيعته
.
“Ibu Rabi’ah berkata kepada suaminya, ‘Mana yang engkau sukai antara 30.000 dinar atau kedudukan yang dia (anakmu) peroleh?’ Suaminya berkata, ‘Demi Allah aku lebih suka yang ini (kedudukan ilmu anaknya)’, Ibu Rabi’ah berkata, ‘Saya telah menghabiskan seluruh harta tersebut untuk mendapatkan seperti sekarang ini’ Suaminya berkata, ‘Demi Allah, engkau tidak menyia-nyiakannya.’ (Tarikh Baghdad 9/414) [1]
.
2. Apabila ingin “mengeluhkan” biaya pondok yang mahal, hendaknya melakukan komunikasi dengan pihak pondok pesantren. Tidak hanya mengeluh “di belakang” atau hanya mencela beramai-ramai tanpa memberikan solusi. Bisa jadi pengurus pondok pesantren benar-benar kesulitan mendapatkan sumber dana operasional karena tidak ada donatur ataupun masih tahap merintis di awal-awal
.
Orang tua santri dapat memberikan bantuan dengan membentuk “forum wali santri” dan membantu melobi-lobi agar pondok pesantren mendapatkan bantuan dana dari luar atau mengusulkan ada metode subsidi silang antara orang tua miskin dan kaya.
.
3. Orang tau santri juga perlu paham bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki channel-channel dana pembangunan pondok dan operasional. Terkadang guru digaji apa adanya bahkan di bawah standar UMR. Jangan sampai “guru dituntut ikhlas mengajar, tetapi orang tua santri tidak dituntut ikhlas membayar kewajiban (alias mental gratisan)”.
.
4. Apabila masih mengeluhkan juga dan tetap tidak bisa membantu, masih banyak cara lain untuk bisa melakukan pendidikan. Misalnya “home schooling” di rumah dengan biaya yang tidak terlalu banyak atau dengan sekolah yang lebih rendah biayanya meskipun tidak favorite menurut penilaiannya atau sekolah yang agak jauh sedikit dari rumah dengan kualitas yang sama.
.
Bagi pengurus pondok pesantren hendaknya memperhatikan:
.
1. Apabila pondok pesantren dibangun dengan mayoritas donasi dari kaum muslimin. Hendaknya tidak boleh ada niat mencari keuntungan sebesar-besarnya dari pondok pesantren. Hendaknya diusahakan pendapatan pengurus sama atau rata-rata dengan pondok/sekolah yang ada di sekitar kotanya. Diusahakan gaji guru tidak dibawah standar kota/daerah tersebut. Demikian juga uang pembangan dan SPP, hendaknya diusahakan sama atau rata-rata dengan pondok pesantren di sekitarnya.
Jangan sampai sekolah yang dibangun dengan donasi kaum muslimin hanya bisa dimasuki oleh orang-orang kaya saja karena orientasinya adalah mengejar keuntungan untuk pengurus.
Apabila sekolah tersebut dibangun dengan dana pribadi, maka terserah yang punya sekolah apabila menetapkan harga SPP demikian. Bisa jadi ia ingin membangun sekolah yang kualitasnya bagus dan tentu butuh biaya yang tinggi juga (ada harga, ada kualitas).
.
2. Tujuan dibentuknya yayasan adalah untuk kegiatan sosial dan bukan tujuan utamanya mencari keuntungan atau berorientasi dengan keuntungan. Yayasan adalah tempat orang menyalurkan hartanya untuk umat, bukan tempat untuk orientasi mencari kekayaan. Jangan sampai yayasan disangka menjadi milik pribadi dan kepengurusannya seperti kerajaan yang diturunkan terus kepada anak-cucunya, padahal dibangun bersama-sama dan menggunakan dana umat.
.
3. Hendaknya membangun pondok pesantren lebih fokus ke “fungsi” bukan fokus ke “mempercantik dengan kebutuhan tersier” bangunan pesantren serta sarana dan prasarananya. Demikian juga pengadaan barang-barang tersier yang seharusnya mendahulukan kebutuhan primer.
.
4. Hendaknya pengurus yayasan benar-benar teliti dan profesional dalam menggunakan uang umat karena akan dipertanggungjawabkan juga. Hendaknya jelas penggunaannya dengan laporan yang jelas. Lebih baik ada laporan donasi dan dilaporkan terbuka kepada umat melalui web dll (apabila buka donasi terbuka, maka laporan donasi juga secara terbuka). Tidak bijak apabila sangat sering buka donasi, tetapi tidak ada laporan (secara umum) kepada publik mengenai penggunaan uang donasi tersebut.
.
Perlu kita ingat bahwa dana yayasan adalah amanah umat dan harta adalah fitnah terbesar umat Muhammah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
.
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta” (HR. Bukhari)[2]
.
Mohon maaf yang kami sampaikan ini mungkin bukanlah solusi yang terbaik, bisa jadi juga solusinya tidak tepat (mohon dikoreksi). Kami hanya berbagi pengalaman ketika pernah mendapat amanah menjadi ketua sebuah yayasan dan mengurusi pendidikan termasuk sekolah. Hal ini menjadi catatan bagi diri kami pribadi (terutama) dan kaum muslimin.
.
@ Lombok, Pulau seribu masjid
.
Penyusun: Raehanul Bahraen
.
Artikel www.muslimafiyah.com
.
Catatan kaki:
[1] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:
“Berkorban harta untuk menuntut ilmu”
https://muslim.or.id/43401-berkorban-harta-untuk-menuntut-ilmu.html
.
[2] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:
“Ustadz Dan Ulama Juga Diuji Dengan Fitnah Harta”
https://muslimafiyah.com/ustadz-dan-ulama-juga-diuji-dengan-fitnah-harta.html
.
https://muslimafiyah.com/sikap-pertengahan-mengenai-biaya-sekolah-pondok-pesantren.html
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
2. Tujuan dibentuknya yayasan adalah untuk kegiatan sosial dan bukan tujuan utamanya mencari keuntungan atau berorientasi dengan keuntungan. Yayasan adalah tempat orang menyalurkan hartanya untuk umat, bukan tempat untuk orientasi mencari kekayaan. Jangan sampai yayasan disangka menjadi milik pribadi dan kepengurusannya seperti kerajaan yang diturunkan terus kepada anak-cucunya, padahal dibangun bersama-sama dan menggunakan dana umat.
.
3. Hendaknya membangun pondok pesantren lebih fokus ke “fungsi” bukan fokus ke “mempercantik dengan kebutuhan tersier” bangunan pesantren serta sarana dan prasarananya. Demikian juga pengadaan barang-barang tersier yang seharusnya mendahulukan kebutuhan primer.
.
4. Hendaknya pengurus yayasan benar-benar teliti dan profesional dalam menggunakan uang umat karena akan dipertanggungjawabkan juga. Hendaknya jelas penggunaannya dengan laporan yang jelas. Lebih baik ada laporan donasi dan dilaporkan terbuka kepada umat melalui web dll (apabila buka donasi terbuka, maka laporan donasi juga secara terbuka). Tidak bijak apabila sangat sering buka donasi, tetapi tidak ada laporan (secara umum) kepada publik mengenai penggunaan uang donasi tersebut.
.
Perlu kita ingat bahwa dana yayasan adalah amanah umat dan harta adalah fitnah terbesar umat Muhammah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
.
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta” (HR. Bukhari)[2]
.
Mohon maaf yang kami sampaikan ini mungkin bukanlah solusi yang terbaik, bisa jadi juga solusinya tidak tepat (mohon dikoreksi). Kami hanya berbagi pengalaman ketika pernah mendapat amanah menjadi ketua sebuah yayasan dan mengurusi pendidikan termasuk sekolah. Hal ini menjadi catatan bagi diri kami pribadi (terutama) dan kaum muslimin.
.
@ Lombok, Pulau seribu masjid
.
Penyusun: Raehanul Bahraen
.
Artikel www.muslimafiyah.com
.
Catatan kaki:
[1] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:
“Berkorban harta untuk menuntut ilmu”
https://muslim.or.id/43401-berkorban-harta-untuk-menuntut-ilmu.html
.
[2] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:
“Ustadz Dan Ulama Juga Diuji Dengan Fitnah Harta”
https://muslimafiyah.com/ustadz-dan-ulama-juga-diuji-dengan-fitnah-harta.html
.
https://muslimafiyah.com/sikap-pertengahan-mengenai-biaya-sekolah-pondok-pesantren.html
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:
Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia
Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
Muslim.or.id
Berkorban Harta Untuk Menuntut Ilmu
Ketahuilah bahwa yang namanya ilmu itu perlu juga pengorbanan harta baik banyak maupun sedikit.