Muslimafiyah.com
21.1K subscribers
3.33K photos
102 videos
6 files
3.78K links
Download Telegram
# Ghibah Tidak Selalu dengan Perkataan, Bisa Juga dengan Isyarat
.
Telah jelas pada ayat surat Al-Hujurat bahwa kita dilarang keras ghibah terhadap saudara sendiri. Perumpamaan yang sangat jelek yaitu makan daging mayat saudara sendiri.[1] Ghibah membuat pelakunya “bangkrut” di akhirat karena akan bagi-bagi pahala kepada yang dighibahi bahkan habislah pahala dihari kiamat kelak.

Ternyata ghibah tidak selalu dengan perkataan, tetapi bisa juga dengan:
-Isyarat atau dengan perkataan tidak langsung tetapi pendengar tahu siapa orang yang dimaksud, meski tanpa menyebut nama
-Meniru-niru perbuatannya dengan maksud menghina, misalnya meniru-niru orang pincang, meniru-niru ucapan orang yang “keseleo lidah/khilaf” untuk menghina

Contoh ghibah dengan isyarat sebagaimana teguran Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepasa ‘Aisyah yang memberikan kode-kode bahwa Shafiyah itu pendek dan maksudnya adalah ingin ghibah

ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻗُﻠْﺖُ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻲِّ ﺣَﺴْﺒُﻚَ ﻣِﻦْ ﺻَﻔِﻴَّﺔ ﻛَﺬَﺍ ﻭَ ﻛَﺬَﺍ ﻭَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺮُّﻭَﺍﺓُ : ﺗَﻌْﻨِﻲْ ﻗَﺼِﻴْﺮَﺓٌ , ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻟَﻘَﺪْ ﻗُﻠْﺖِ ﻛَﻠِﻤَﺔً ﻟَﻮْ ﻣُﺰِﺟَﺖْ ﺑِﻤَﺎﺀِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ ﻟَﻤَﺰَﺟَﺘْﻪُ

“Dari ‘Aisyah beliau berkata: Aku pernah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Cukup bagimu dari Shofiyah “INI DAN ITU”. Sebagian rawi berkata :”’Aisyah mengatakan Shofiyah pendek”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ”Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat, yang seandainya kalimat tersebut dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya (karena sangat kotor dan bau sehingga bisa merubah air laut).” [2].

Bahkan walaupun kita tidak menyebut namanya, tapi orang lain tahu siapa yang kita maksud. Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan:

ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻻ ﻳﻔﻬﻢ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﺑﺄﻧﻪ ﻓﻼﻥ، ﻓﺈﻥ ﻓﻬﻢ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﺑﺄﻧﻪ ﻓﻼﻥ ﻓﻼ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﺼﻔﺔ ﻋﺎﻣﺔ

“Syarat (menasehati secara umum) adalah para pendengar tidak mengetahui bahwa yang dimaksud adalah fulan (orang tertentu). Jika pendengar paham bahwa orang itu adalah Fulan maka tidak ada faidahnya kita menasehati secara umum.”[3] Demikian juga ghibah dengan isyarat dan meniru-nirukan dengan maksud merendahkan.
‘Aisyah pernah berkata:

ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻭَﺣَﻜَﻴْﺖُ ﻟَﻪُ ﺇِﻧْﺴَﺎﻧًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﺃُﺣِﺐُّ ﺃَﻧِّﻲْ ﺣَﻜَﻴْﺖُ ﺇِﻧْﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَ ﺇِﻥَّ ﻟِﻲْ ﻛَﺬَﺍ

“Aku meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang seseorang pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata :”Saya tidak suka meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang (walaupun) saya mendapatkan sekian dan sekian”. [4]

Semoga kita selalu dihindarkan dari perbuatan ghibah karena ini membuat rugi dunia dan akhirat

@Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan kaki:
[1] Allah berfirman,
ﻭَﻻَ ﻳَﻐْﺘِﺐْ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮْﻩُ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ ﺭَﺣِﻴْﻢٌ
“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih”. [Al Hujurat :12] [2] HR. Abu Dawud no 4875, At-Thirmidzi 2502 dan Ahmad 6/189
[3] Fatwa Nurun Alad Darb kaset no. 295
[4] HR. Abu Dawud, Shahih

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/ghibah-tidak-selalu-dengan-perkataan-bisa-juga-dengan-isyarat.html?fbclid=IwAR2aHvZLYdf7zX6_qsAkjTQTyfmJaP2MTBFqwKtDFMmIW52xo2X-GIxv4LM

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat/Artikel
# Anjuran Doa di Setiap Sujud Bukan Hanya di Sujud Terakhir Saja Dalam Shalat

[Rubrik: Faidah Ringkas]
Salah satu waktu berdoa yang mustajab (mudah dikabulkan) adalah ketika sujud. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu.” (HR. Muslim no. 482)

Oleh karena itu, selain membaca dzikir sujud, hendaknya juga memanfaatkan waktu tersebut untuk berdoa kepada Allah mengenai hajat dan kebutuhan kita. Namun seringkali kita jumpai sebagian kaum muslimin memperlama sujudnya pada sujud terakhir saja, tujuannya adalah agar memperbanyak doa ketika itu.

Jika kita baca keterangan para ulama, mereka mengatakan bahwa memperpanjang atau memperlama sujud terakhir secara khusus ketika shalat bukanlah termasuk sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena yang disunnahkan adalah menyeimbangkan durasi waktu antara setiap gerakan. Al-Barra’ bin ‘Azib mengatakan,

كَانَ رُكُوعُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَسُجُودُهُ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ

“Ruku’, sujud, bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471)

Berdasarkan hadits di atas, yang tepat adalah hendaknya gerakan rukun itu sama atau hampir sama. Boleh saja membaca doa pada sujud terakhir saja, tetapi waktunya tidak berbeda jauh dengan gerakan rukun lainnya. Jika punya banyak hajat maka bisa dibagi pada sujud-sujud yang lainnya.

Selain pada waktu sujud, tempat lainnya yang mustajab dalam shalat adalah setelah tasyahhud sebelum salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya,

أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ

Doa apakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah)? Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “(Doa) di tengah malam (akhir malam) dan di ujung (akhir) shalat-shalat (lima waktu) yang wajib.” (HR. At-Tirmidzi, no. 9936, hasan)

Para ulama menjelaskan bahwa ‘dubur shalat’ (ujung akhir shalat) adalah setelah tasyahhud sebelum salam. Selain doa berlindung dari 4 hal (siksa neraka jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan fitnah dajjal), hendaknya seorang muslim bersemangat juga berdoa dengan doa-doa umum lainnya terkait hajatnya pada waktu tersebut.

Artikel www.muslimafiyah.com
(Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK.
Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/anjuran-doa-di-setiap-sujud-bukan-hanya-di-sujud-terakhir-saja-dalam-shalat.html
.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
SURGA - SURGA YESS

Sebuah tujuan yang pasti semua orang inginkan,
Sebuah tujuan akhir setelah ditempa di dunia,

Seperti apakah tempat tujuan itu?
Apakah memang seindah itu?

Semoga kita dapat dikumpulkan di dalam Indahnya Surga-Nya..

yuk, ikut dan hadiri Dauroh Indonesia Bertauhid #Bandung

KUPAS TUNTAS INDAHNYA SURGA
darir kitab Al-Jannah wan-Naar minal Kitab was Sunnah Al-Mutahharah (dengan ringkasan) karya Syaikh Saiid bin 'Aliy bin Wahf Al-Qahthaniy

insyaAllah bersama:
Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

Sabtu, 6 Juli 2024
08.00 - 15.00 WIB

di Masjid An-Naafi’ Resort Dago Pakar, Bandung

Link Pendaftaran:
bagi.to/daurohannaafi
(ditutup 4 Juli 2024)

Infak: Rp30.000,-
Fasilitas: Makan siang, Coffee break, dan Buku panduan

insyaAllah Live di Youtube:
* Indonesia Bertauhid TV
* ⁠Masjid An-Naafi' Official
* ⁠Raehanul Bahraen

Atas izin Allah Ta’ala, dauroh ini diselenggarakan oleh:
* Indonesia Bertauhid
* ⁠Masjid An-Naafi’ Dago Pakar
* ⁠Bandung Mengaji
* ⁠DRB - Dokter Raehanul Bahraen
# Bahagiakan Istrimu, Jika Ingin Anak yang Shalih dan Berakhlak
.
Wahai suami
Bisa jadi
Anak stres karena Ibunya stres
Istri stres karena suaminya

Bahagiakanlah istrimu
Jika ingin Anak
Yang shalih lagi berakhlak

Wahai suami,
Anda adalah pemimpin rumah tangga
Laki-laki dikaruniai kelebihan atas wanita yaitu lebih tenang dan lebih bijak menghadapi sesuatu.
Suami harus yang lebih tenang dalam menghadapi problematika rumah tangga.

Suami lebih sering memaklumi wanita yang “bengkok” dan sering-sering memperbaiki dan menasehati, seringnya wanita hanya emosi sesaat dan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti suami

Tetapi ketahuilah bahwa wanita itu sangat cinta suaminya, maka pelukan kepada istri sambil terus mendengarkan dan menenangkan adalah solusinya

Perhatikan juga para suami, Jika ada sesuatu yang tidak beres pada istri dan anak-anak bisa jadi akibat maksiat suami, maka intropeksi diri dan perbanyak istigfar

Sebagian ulama berkata,

إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي

“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan hewan tungganganku.”

@RS Manambai, Sumbawa Besar

Ditulis oleh seorang suami yang sedang belajar membahagiakan istrinya: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/bahagiakan-istrimu-jika-ingin-anak-yang-shalih-dan-berakhlak.html?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR2WSRnHBg0WSQRJAhyrGxVbkuAjgvjqaaxowUEpGVLoPg_9_68VvZvHh1o_aem_Jc-PbFtKydiLAs0_T_QkOw

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat/Video
# Jodoh? Akhlaknya Diprioritaskan daripada Ilmu Agamanya?
.
Ingat! “ilmu agamanya” lho, bukan “agamanya”. Karena agama sesoerang itu mencakup ilmu, akhlak dan amalnya.

Kenapa sih? Bukannya ilmu agama, kan mantap tuh, apalagi ustadz dan orang yang punya ilmu agama

Memang patokan utama memilih dan tidak ada tawar-menawar lagi adalah:
AGAMA dan AKHLAK

Tetapi kalau bicara memilih jodoh, cenderung dan prioritas melihat bagaimana akhlaknya sesama manusia dan makhluk lainnya, akhlak nan mulia, memudahkan orang lain, menjadi teman disaat susah, banyak orang yang senang dengan mulianya akhlaknya

Kenapa?

1. Karena akhlak adalah cerminan.keimanan seseorang. Jika akhlaknya baik itulah cerminan imannya dan keikhlasannya, insyaAllah baik. Walaupun mungkin ilmu agamanya tidak banyak sekali

Sebagaimana hadits:

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا

“Mukmin yang paling sempurna Imannya adalah yang paling baik akhlaknya”
(HR At-Thirmidzi no 1162, As-Shahihah no 284)

2. Ilmu agama tinggi belum tentu imannya bagus.
(Tetapi harus husnudzan bahwa ilmu agama dengan niat yang ikhlas akan membawa kepada akhlak yang baik)

Misalnya ada ustadz, tapi akhlaknya kurang baik. Senior dalam ilmu agama tetapi sombong dan merasa tinggi (ingat, ini sangat sedikit)

3. Di zaman sekarang ini, ilmu sangat mudah didapat. Atau “terlihat/terkesan” berilmu cukup mudah (apalagi di medsos)
ada google, modal copas, telpon minta fatwa dengan cepat.

Sehingga sekedar testimoni tentang “ilmu agamanya” saja kurang cukup. Maksudnya jangan terbuai dan terlena dahulu dengan testimoni ilmu agamanya
“Ustadz”, “lulusan universitas Islam ternama”, “bahasa arab dan hapalan bagus”, “Ustadz dunia maya”

Tetapi carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang akhlaknya dan muamalah dengan sesama makhluk.

Ingat! dalam kehidupan rumah tangga nanti, kemuliaan akhlak sangat penting (silahkan tanya deh ke mereka yang sudah berumah tangga). Rumah tangga itu susah dan senang. Saat-saat senang dan aman, semua bisa jadi teman yang baik, tetapi belum tentu di saat susah

Bagaimama mencari info tentang akhlaknya?

1. Tanya kepada keluarga dan teman dekatnya yang sudah lama bergaul
Bukan dengan pacaran/ujicoba. Mohon maaf karena pacaran itu yang ditampilkan baik-baiknya aja,Setia dan romantis padahal ada maunua, ketemunya pas cantik dan gantengnya. Padahal…

2.Tanyakan kepada teman-teman di daerah asalnya.
Karena seseorang itu bisa jadi berubah sikapnya di lingkungan baru/perantauan. Di daerah orang gak berani macam-macam dan neko-neko. Tetapi di daerah (kekuasaan) sendiri bisa jadi.. (ini hati-hati dan cek-ricek, bukan su’udzan)

3.Tanyakan kepada teman yang mungkin satu rumah/kontrakan/kos dengannya
Karena “rumah adalah aurat” disitu kelemahan dan kekurangan terlihat.

Sedangkan dalam urusan jodoh. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam memerintahkan harus memberikan informasi yang seimbang dan terbuka kelebihan dan kekurangannya.

4. Jika dia seorang aktifis atau ikut di organisasi tertentu (termasuk.kantor tempat bekerja), anda bisa.tanyakan beberapa teman kantor dan bosnya.
Karena organisasi terkadang komplek, rumit dan butuh “otak yang dingin” menyelesaikan dan menghadapi masalah. Itu bisa menjadi cerminan awal mengarungi bahtera rumah tangga

Sebaiknya jangan juga terpaku kaku dengan testimoni ustadz -gurunya- tentang ilmu agamanya. apalagi ustadz tersebut jarang bergaul dan hanya ketemu di majelis ilmu. Di majelis ilmu insyaAllah akhlaknya terlihat baik semua

Kami yakin, anda lebih tahu bagaimana cara mencari informasi yang tepat dan akurat tentang akhlaknya

Tetapi ingat, jangan sampai kita su’udzan dengan mereka yang berilmu agama. Dalam masalah jodoh (apalagi bagi wanita) perlu cek dan ricek.

Kami menulis hal ini karena memang ada kejadiannya (ingat, sedikit). Ternyata ilmu agama tidak sesuai dengan amalnya, akhlaknya tidak “segarang” dan “setenar” di medsos.
Bagi comblang (pahala mencomblang yang sesuai syariat besar lho) yang memperantarai, sebaiknya jangan menjadi comblang atau merekomendasikan/menawarkan hanya karena tahu ilmu agamanya saja.
misalnya ustadz lulusan universitas ternama, langsung ditawarkan.ke sana ke sini, padahal dia kurang tahu tentang akhlaknya atau bahkan tidak kenal.
jika iya ingin menawarkan, maka bantulah dengan mencarikan info tentang akhlak dan agamanya

Prinsip comblang: sebaiknya jangan jika tidak kenal (anjuran lho)

Mohon maaf, kami share ini berdasarkan beberapa pengalaman (bukan pengalaman pribadi hehe) semoga bisa menjadi informasi bagi kita semua.

Semoga Allah membaguskan akhlak kita dan kaum muslimin. Semoga Allah memudahkan jodoh bagi mereka yang tengah harap-menanti

@Pesawat Sriwijaya Air Jogja-Makasar

Penyusun: Raehanul Bahraen
(KABID Kemuslimahan Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari -YPIA- Yogyakarta)

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/jodoh-akhlaknya-diprioritaskan-daripada-ilmu-agamanya.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA Artikel dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat/Artikel
# Jangan Merasa Paling Benar!
.
Kalimat ini bisa jadi diucapkan oleh orang tertentu ketika melakukan diskusi atau berdebat, akan tetapi jika diperhatikan justru perlu ditinjau kembali bagi yang mengucapkan kalimat ini. Artinya yang berkata seperti ini perlu introeksi diri karena justru dialah yang “merasa paling benar”

Misalnya ada seseorang yang mengungkapkan pendapatnya atau pendapat ulama yang ia yakini terhadap suatu hal tanpa menyinggung pendapat lain yang berbeda dengannya. Tiba-tiba ada orang yang berkata dan mengomentari:

“Anda jangan merasa paling benar, pendapat anda perlu ditinjau ulang juga (bahkan terkadang dengam bahasa yang kasar atau menyindir)”

Saudaraku, perkatikan hal berikut:
“Bisa jadi pada orang yg ketika orang lain memberikan pendapat, kemudian ia tidak setuju dan bahkan ia mencela (menyindir2)
Ia pikir: dia lah yg paling benar, orang lain yg menyampaikan pendapat itu adalah salah”

Justru orang yang mengatakan “jangan merasa paling benar” itu yang merasa paling benar, karena:

1. Ia menyangka pendapatnya yang benar yang lain salah sehingga tidak boleh disampaikan
2. Ia mengkritik atau bahkan mencela orang yang menyampaikan pendapat yang berbeda denganya
3. Bahkan ia tidak mau orang lain menyampaikan pendapatnya dan bahkan memaki-maki di postingan orang lain.

Saudaraku,
Dakwah dalam Islam itu mudah, jika diterima Alhamdulillah, jika ditolak maka tidak boleh dipaksakan dan dimusuhi karena mereka masih saudara kita se-Islam

Silahkan baca tulisan kami:
https://muslimafiyah.com/dakwah-diterima-alhamdulillah-ditolak-jangan-langsung-dimusuhi.html

Dalam agama tidak ada paksaan untuk menyakini dan tidak boleh memaksa orang lain berhenti akan dakwahnya, tentu dakwah yang sesuai manhaj ahlus sunnah wal jamaah

Allah Ta’ala berfirman,

ﻟَﺎ ﺇﻛْﺮَﺍﻩ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦ

“ Tidak ada paksaan dalam memeluk agama.” (QS. Al Baqarah: 256)

@ Masjid Ibnu Sina, FK UGM

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/jangan-merasa-paling-benar.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
# Kesuksesan Setan Adalah Berhasil Menceraikan Suami-Istri

Terdapat hadits bahwa Iblis memuji setan yang berhasil menceraikan suami-istri, sedangkan setan lainya telah melakukan sesuatu tetapi Iblis tidak mengapresiasi hasilnya.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Jadi perceraian sangat disukai oleh Iblis dan hukum asal perceraian adalah dibenci, karenanya ulama menjelaskan hadits peringatan akan perceraian

Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits ini,

إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر

“Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” [Faidhul Qadiir II/408]

Kerugian akibat perceraian lainnya:

[1] Rumah tangga adalah miniatur masyarakat dan bangasa, jika rumah tangga tidak harmonis maka akan berpengaruh juga ke kehidupan masyarakat
[2] Anak-anak akan menjadi korban, sering melihat pertengkaran di rumah tangga, kurang perhatian dan pendidikannya. Bisa jadi anak tersebut menjadi nakal dan inilah tujuan besar setan
Beberapa cara agar rumah tangga harmonis dan semoga dijauhkan sejauh-jauhnya dari perceraian:

[1] Sering-sering mengingat kebaikan pasangan dan melupakan serta buang jauh-jauh ingatan kekurangan pasangan, ini lebih baik daripada saling memikirkan kekurangan. Pasangan hidup adalah cerminan kita karena janji Allah yang baik akan mendapat yang baik-baik juga dan sebaliknya.
[2] Sama-sama mengenang kembali masa-masa indah di awal pernikahan, mengapa anda memilihnya dan ingat kembali kebaikan-kebaikan pasangan yang telah dijalani. Jika anda memilih bukan karena agama dan akhlaknya, masih ada waktu untuk bertaubat dan segera saling memperbaiki
[3] Saling menenangkan jika salah satu ada yang marah duluan, salah satu berusaha bersabar dan menenagkan dahulu karena emosi itu umumnya sesaat saja.
Abu Darda’ berkata kepada istrinya Ummu Darda’.

إذا غضبت أرضيتك وإذا غضبت فارضيني فإنك إن لم تفعلي ذلك فما أسرع ما نفترق ثم قال إبراهيم لبقية يا أخي وكان يؤاخيه هكذا الإخوان إن لم يكونوا كذا ما أسرع ما يفترقون

“Jika kamu sedang marah, maka aku akan membuatmu jadi ridha dan Apabila aku sedang marah, maka buatlah aku ridha dan. Jika tidak maka kita tidak akan menyatu. Kemudian Ibrahim berkata kepada Baqiyah “Wahai saudaraku, begitulah seharusnya orang-orang yang saling bersaudara itu dalam melakukan persaudaraannya, kalau tidak begitu, maka mereka akan segera berpisah”. (Tarikh Damasyqus 70/151)
[4] Bangun komunikasi yang baik, kebanyakan cerai karena tidak ada komunikasi yang baik. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak mengena di hati, ia akan pendam, kemudian ia akan balas perbuatan tersebut pada pasangannya. Pada dasarnya kecintaan suami-istri itu sangat besar sekali, komunikasi yang tidak baik membuatnya terkikis secara perlahan-lahan. sebagaimana firman Allah,
وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

“Dan Allah menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang” (Ar-Ruum: 21)

[5] Jika memang sulit melakukan komunikasi dan saling berbaikan, maka komunikasi bisa melalui pihak ketiga (misalnya dari keluarga) yang disegani oleh kedua suami-istri sebagai penengah. Inilah petunjuk dalam Al-Quran.
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (An-Nisa: 35)

[6] Penekanan khusus bagi suami, anda adalah pemimpin rumah tangga. Laki-laki dikaruniai kelebihan atas wanita yaitu lebih tenang dan lebih bijak menghadapi sesuatu. Suami harus yang lebih tenang dalam menghadapi problematika rumah tangga. Suami lebih sering memaklumi wanita yang “bengkok” dan sering-sering memperbaiki dan menasehati, seringnya wanita hanya emosi sesaat dan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti suami, tetapi ketahuilah bahwa wanita itu sangat cinta suaminya, maka pelukan kepada istri sambil terus mendengarkan dan menenangkan adalah solusinya
Perhatikan juga para suami, Jika ada sesuatu yang tidak beres pada istri dan anak-anak bisa jadi akibat maksiat suami, maka intropeksi diri dan perbanyak istigfar

Sebagian ulama berkata,

إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي

“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan hewan tungganganku.”

Demikian semoga bermanfaat

@Desa Pungka, Sumbawa Besar

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/kesuksesan-setan-adalah-berhasil-menceraikan-suami-istri.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat/Artikel
# Bagaimana Cara Ruqyah Secara Mandiri

[Rubrik: Faidah Ringkas]
Ruqyah adalah salah satu metode thibhun nabawi. Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam sendiri melakukan ruqyah dan beliau pun pernah diruqyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لا بأسَ بالرُّقى ما لَم تَكُن شِركًا

“Tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan.” (HR. Muslim no.2200)

Pada hakikatnya ruqyah adalah doa, sehingga yang terbaik adalah kita sendiri yang meruqyah diri kita. Hal tersebut juga lebih membuat kita tidak bergantung kepada peruqyah jika dilakukan oleh orang lain dan berpotensi berpikir, “Baru bisa sembuh jika ustadz Fulan yang Ruqyah”, lalu lupa dengan ruqyah dan berdoa sendiri kepada Allah secara langsung.

Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam mengajarkan beberapa doa ruqyah yang bisa kita baca ketika sakit. Diantaranya, ketika ada bagian anggota tubuh yang sakit. Caranya dengan meletakkan tangan di bagian tubuh yang sakit kemudian membaca “bismillah” sebanyak 3 kali. Lanjutkan dengan membaca doa berikut 7 kali,

أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

(A’uudzu bi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru) “Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan.” (HR Muslim, no. 5867)

Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam juga memiliki kebiasaan membaca doa ruqyah sebelum tidur. Caranya dengan menggabungkan dua telapak tangan, lalu dibacakan surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, kemudian ditiupkan ke kedua telapak tangan. Setelah itu usapkan kedua telapak tangan tersebut ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Kemudian diulang sampai tiga kali. (HR. Bukhari 5017 dan Muslim 2192)

Demikian pula ruqyah mandiri bisa dilakukan dengan cara membaca Al-Quran karena prinsip dari ruqyah sebenarnya adalah membaca ayat Al-Quran atau doa-doa dari hadits dengan niat untuk mengobati dan melindungi diri dari penyakit, baik sifatnya fisik atau non fisik.

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/bagaimana-cara-ruqyah-secara-mandiri.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia
______
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat
# Kalau Cinta Rasul, Berusaha Pernah Membaca Lengkap Sirah Rasul Lahir sampai Wafat
.
Dalam pelajaran TAUHID kita diajarkan bagaimana cara cinta kepada Allah.

Caranya adalah dengan mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, sampai-sampai ada ayat yang disebut ayat mihnah/ujian, jika memang mengaku cinta Allah, memang cinta itu butuh pembuktian. Allah berfirman,

ﻗُﻞْ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻧِﻲ ﻳُﺤْﺒِﺒْﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, IKUTILAH aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imraan : 31)

Salah Satu cara mengenal sunnah beliau dan mengikutinya adalah membaca sirah beliau, kita akan mengenal akhlak, muamalah, sikap beliau saat marah, saat sedih, kepahlawanan, pengorbanan, fikh ibadah dan lain-lainnya.

Bahkan sebagian ulama menjelasakan, kisah-kisah lebih disukai daripada ilmu teori, karena kisah-kisah lebih ke arah praktek dan implementasi. Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata,

الحكايات عن العلماء ومجالستهم أحب إلي من كثير من الفقه؛ لأنها آداب القوم وأخلاقهم

“Kisah-kisah (keteladanan) para ulama dan duduk di majelis mereka lebih aku sukai dari pada kebanyakan (masalah-masalah) fikh, karena kisah-kisah tersebut (berisi) adab dan tingkah laku mereka (untuk diteladani).” (Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi I/509 no.819, Darul Ibnu Jauzi, cet.I, 1414 H, syamilah)

Malu sekali rasanya, jika kita mengaku cinta Rasulullah shallallahu alahi wa sallam:

TETAPI: Seumur hidup tidak pernah menamatkan membaca sirah Rasul.
FAKTANYA: Komik dragon ball habis tamat dibaca selama libur, film seri drama korea tamat ditonton seharian saja.

TETAPI: Di rumah ternyata tidak ada buku sirah Nabi atau simpan kajiannya lengkap.
FAKTANYA: Di rak ada buku novel lengkap, ada seri film lengkap sampai tamat.

TETAPI: Ditanya siapa saja nama anak-anak Nabi? Ternyata tidak tahu.
FAKTANYA: Nama skuad barcelona sampai cadangannya tahu, bahkan setiap musim pergantian tahu, nama personal boyband korea tahu sampai nomor sepatunya hapal.

TETAPI: Tidak berusaha hapal hadits Nabi.
FAKTANYA: Hapal banyak bait lagu dan puisi.

TETAPI: Ke masjid saat perayaan hari raya saja.
FAKTANYA: Sangat jarang shalat berjamaah di masjid atau tidak pernah.

TETAPI: Tidak tahu itu sunnah, padahal sering dilakukan, misalnya menjenguk orang sakit, berbuat baik terhadap tetangga, bahkan ke non-muslim dalam muamalah.
FAKTNYA: Tidak ada niat mengikuti sunnah, dilakukan hanya karena sebagai mahluk sosial semata, kalau kita baik, mereka juga baik nanti, kalau kita bantu, mereka juga akan bantu, maka ini tidak dapat pahala.

Semoga kita tidak termasuk dalam fakta-fakta tersebut, yuk mulai sekarang baca sirah beliau dan sejarah para sahabat yang cinta beliau.

Jika ingin bahagia dunia akhirat yang sejati, bukan semu atau hanya sekedar bahagia sejenak yang lewat lalu dilupakan bersama kesedihan yang mungkin menanti, maka IKUTILAH Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

@Laboratorium Klinik RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/kalau-cinta-rasul-berusaha-pernah-membaca-lengkap-sirah-rasul-lahir-sampai-wafat.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel
# Wanita Perlu Tahu : Perbedaan Mandi Besar Setelah Haid dan Mandi Junub

[Rubrik: Tanya Jawab]
Pertanyaan :
Apa perbedaan mandi junub dan mandi besar setelah haid?

Jawaban :
Mandi junub/janabah biasanya dilakukan setelah berhubungan badan pada suami istri, sedangkan mandi besar karena haid dilakukan setelah masa haid selesai. Keduanya hukumnya wajib.

Adapun tata caranya secara umum sama, sejak awal hingga akhir. Yang membedakan adalah pada mandi besar setelah haid diwajibkan bagi para wanita untuk melepaskan jalinan rambutnya jika jalinan tersebut bisa menghalangi air sampai ke kulit kepalanya, lalu ketika membersihkan kepalanya dia menekan-nekan kepalanya supaya air tersebut lebih meresap ke dalam hingga merata mengenai dasar kulit kepala dan dianjurkan untuk membersihkannya dengan memakai pembersih seperti sabun atau shampoo di zaman sekarang.

Sedangkan pada mandi janabah yang dilakukan setelah berhubungan badan, seorang wanita tidak wajib melepaskan jalinan rambutnya karena akan sangat merepotkannya jika dilakukan berulang kali. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Ia mengatakan,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَ رَأْسِى فَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ قَالَ « لاَ إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِى عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ ».
Aku berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita, aku menguatkan jalinan rambutku (kepang), maka apakah aku harus menguraikannya ketika mandi junub?” Beliau bersabda: “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330)

Sedangkan mandi besar setelah haid umumnya hanya dilakukan sebulan sekali, tidak akan merepotkannya. Berbeda dengan mandi janabah setelah berhubungan yang bisa dilakukan berulang kali. Terutama pengantin baru yang bisa jadi lebih sering mandi sehingga akan sangat merepotkannya jika harus mengurai ikatan rambutnya setiap kali dia mandi.

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Link Artikel:
https://muslimafiyah.com/wanita-perlu-tahu-perbedaan-mandi-besar-setelah-haid-dan-mandi-junub.html

.
Ayo berpartisipasi dakwah bersama kami dengan berdonasi ke:

Bank Syariah Indonesia
No.Rek : 3000444331
A.n. : Muslimafiyah Indonesia

Info dan Konfirmasi :
WA 0895386253373
Yayasan Muslimafiyah Indonesia

__
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim video setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/6289651755537
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat#Artikel