🏴 UST MAAHER OFFICIAL 🏳️
1.28K subscribers
537 photos
285 videos
247 links
• Da’i - Murabbi || Founder Of #Salafy Garis Lurus Community

• Mengamalkan Sunnah Tanpa Merasa Paling Nyunnah

• Apapun Harakahmu, Aku Adalah Saudaramu
Download Telegram
TERJEMAHAN KISAH NYATA DARI KUWAIT YANG SEDANG VIRAL DI MEDSOS.

‏أجرى أحد أساتذة الشريعة في الكويت "تجربة" على طلبته بحيث غيّر أسماء العلماء فجعل مثلا فتوى ابن باز بدل البوطي و ابن عثيمين بدل الشعراوي والفوزان النجدي بدل ابن الصديق الغماري...الخ

فاختار ‌‎أكثر الشباب فتاوى ابن باز و ابن عثيمين و الفوزان وعندما سألهم عن السبب في اختيارهم ابن باز و ابن عثيمين والفوزان في هـٰذه الإجابات قالوا: لأنها على الكتاب ‌‎والسنة بعكس فتاوى البوطي والشعراوي و ابن الصديق...

ثم فاجأهم أن الفتوى باعتبار أن قائلها هو ابن باز و ابن عثيمين والفوزان المنطبقة على الكتاب والسنة هي في ‌‎حقيقتها للبوطي والشعراوي وابن الصديق ....
وأن الفتوى التي استبعدها الشباب بصفتها لابن الصديق والبوطي والشعراوي كانت في الحقيقة لابن باز و ابن عثيمين والفوزان.

فتَبيّن ‌‎لكل الطلبة بالدليل الحسي والعقلي أنهم يتبعون أسماء الرجال فقط وليس قوة الدليل وقربه من الكتاب والسنة وأن علمهم أكثر من سطحي وهم للأسف دعاة الغد الغارقون في مزاعم ودعاوي الكتاب والسنة ولا كتاب ولا سنة ولا هم يحزنون...
هدانا الله تعالى وإياهم إلى الصراط المستقيم!!

هذه هي إحدى الحقائق المرة في أمتنا اليوم!!!
هذه حقيقة ..

والذي قام بذلك هو الفاضل
د. ياسر عجيل النشمي

Salah seorang dosen Syari’ah di kuwait melakukan sebuah “pecobaan” kepada para mahasiswanya dengan mengubah sejumlah nama 'ulama terhadap beberapa fatwa. Fatwa Syaikh Bin Baz beliau ganti dengan Syaikh Al-Bouthiy, Syaikh Utsaimin beliau ganti dengan Syaikh Asy-Sya'rawiy, Syaikh Shalih Al-Fauzan An-Najdiy beliau ganti dengan Syaikh Al-Ghumari, dll.

Kebanyakan para mahasiswa memilih fatwa Syaikh Bin Baz, Syaikh Al-Utsaimin, dan Syaikh Shalih Al-Fauzan. Tatkala mereka ditanya alasan mereka memilih fatwa Syaikh Bin Baz, Syaikh ‘Utsaimin, dan Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan; mereka menjawab: sebab para ulama tersebut diatas Al-Qur'an dan As-Sunnah, tidak sebagaimana fatwa Syaikh Al-Bouthiy, Syaikh Asy-Sya'rawiy, dan Syaikh Al-Gumari.

Kemudian mereka (para mahasiswa ini) di buat tercengang oleh sang Dosen. Karena fatwa-fatwa yang mereka pilih tadi yang mereka anggap fatwa Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, dan Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan (dengan alasan bahwa fatwa-fatwa itu berdiri di atas Al-Quran dan As-Sunnah) ternyata sebenarnya adalah fatwa Syaikh Al-Bouthiy, Syaikh As-Sya'rawi, dan Syaikh Al-Ghumari.

Kemudian sang dosen menjelaskan pada segenap mahasiswanya dengan penjelasan yang logis dan menyentuh hati bahwa mereka ternyata hanya mengikuti kebenaran berdasarkan nama-nama tokoh semata, bukan berdasarkan dalil dan kedekatan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Demikianlah fakta diantara fakta-fakta yang terjadi di tengah ummat masa kini.

Mudah-mudahan Allah memberi kita dan mereka hidayah kepada jalan yang lurus.

Dosen tersebut bernama:
Syaikh Dr. Yasir ‘Ujail An-Nasymi.

_____
Diterjemahkan oleh:
Maaher At-Thuwailibi.
CONTOH MURTAD TANPA SADAR...

Ada yang tanya:
“Ustad, apakah orang yang melakukan tindakan kekufuran atau mengucapkan ucapan kekufuran lantas dia jadi MURTAD? Tidak adakah udzur baginya karena ia tidak tahu misalnya (alias jaahil) ?!”

Kami jawab:
Ya. Dia Murtad tanpa udzur. tidak ada udzur jahil dalam masalah yang sifatnya ma’lum bid dhoruuroh, perkara zhahir yang diketahui semisal kufur akbar & syirik akbar. ini aqidah ahlus sunnah wal jama’ah. Berbeda jika perkaranya bukan pada masalah yang bersifat zhahiroh (jelas & gamblang). Udzur jahil bagi pelaku kesyirikan & kekufuran akbar hanya bersumber dari pemikiran murji-ah yang sesat.

Kekufuran wajib di kafirkan oleh setiap individu muslim (baik kufur ucapan ataupun kufur perbuatan). Tidak mesti nunggu fatwa Ulama atau keputusan MUI. karena status/kedudukan iman seseorang di PUTUSKAN OLEH KITABULLAH & SUNNAH RASULULLAH.

Misal: ada orang mengaku Nabi, ya langsung kita kafirkan dia. Tanpa harus menunggu fatwa MUI. Artinya, setiap muslim yang melihat dia (si Nabi palsu ini) wajib menghukuminya KAFIR tanpa udzur. karena hal tersebut (yakni mengaku Nabi) merupakan perkara yang ma’lum bid dhoruuroh. Artinya, mengaku Nabi setelah Nabi Muhammad adalah kufur akbar (murtad) ! Catat: Untuk meyakini kekafirannya, setiap muslim wajib meyakini kekafirannya. Adapun masalah dia itu mesti di periksa, apakah gila atau waras, di tegakkan hujjah atasnya, dia di hukum bunuh, di tumpahkan darahnya, dll....itu HAK & WEWENANG HAKIM SYARI’AH (PEMERINTAH).

Contoh:

1=> Seseorang menyatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan, itu berarti dia menyatakan pindah agama alias murtad (walaupun misalnya dia dipaksa oleh orang tuanya yang mana jika ia menolak menyatakan kata-kata itu ia akan dipecat jadi anak), maka tetap dia MURTAD.

Mana dalilnya?

Dalilnya ya firman Allah:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam”.

(QS. Al-Maidah ayat 17).

Oleh karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Siapa saja yang tidak kufur kepada thoghut berarti dia belum bersyahadat, kufur terhadap thoghut disini didahulukan daripada beriman kepada Allah.

2=> Demokrasi. Demokrasi adalah syirik akbar.

Syirik dalam masalah apa?

Syirik dalam hal hukum. yang berhak membuat hukum hanya Allah Ta'ala. Siapa yang mengingkari ini maka dia murtad. Sedangkan demokrasi adalah hukum buatan manusia dan dipaksa untuk di patuhi di tengah kehidupan manusia.

Tapi kan dalam pembukaan UUD 1945 itu Islami, karena ada kata-kata: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur...” dst !??

Jawaban kami:
Karena ada kalimat begitu lantas sebagian kalangan menghukuminya islami, ini jelas salah kaprah. Kenapa? Sebab ada kalimat selanjutnya: “yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.

Kedaulatan rakyat = Demokrasi.
Demokrasi = Suara manusia di samakan dengan suara sang pencipta.
Suara manusia disamakan dengan suara Allah = syirik akbar.!

Syirik, ya murtad. keluar dari islam.
Catat: Kita bicara demokrasi secara umum sebagai sebuah sistem kufur yang dipaksa untuk menandingi sistem ALLAH yang sempurna dan paripurna. adapun masalah pemilu, itu lain cerita. itu ijitihadi sesuai realita dan pandangan waqi’ yang ada. Tetapi pada faktanya, tidak pernah ada sejarah bahwa ISLAM tegak di atas lumpur kufur bernama DEMOKRASI. Anda ingin berjuang, silahkan. upaya dan usaha demi kepentingan ummat tetap kita hargai.

INTINYA, syirik itu laksana hadats yang membatalkan dan merusak thoharoh.

Allahu A’lam.

[ Pustaka At-Thuwailibi Channel ]
“Awas, antum kena syubhat !”

Itulah kalimat pamungkas ‘kecebong nyunnah’ di akhir zaman ketika tidak punya hujjah, argumentasi, dan penjelasan ilmiah yang bisa mereka sampaikan.

Tak sekali dua kali saya telfon langsung kecebong-kecebong nyunnah ini, saya tanya langsung kepadanya apa itu arti "syubhat" ; makna syubhat menurut etimologi dan terminologi. saat di telfon secara langsung, eeh malah kabur dan telfon di matiin. Saya tanya pakai bahasa arab:

هالو ...، انا ماهر الطويلبي. هل انت فلان ابن فلان ؟ انا لوددت منك الجواب عما يتعلق بكلامك كذاوكذا....

Eeh langsung di matiin.
Dia Kabur ...

Uniknya, nulis “syubhat” belepotan.
"Subhad" katanya. 😃

Dalam hati sambil tepok jidat saya hanya bisa berkata:

ياخسارة......،
الأحمق الأحمق، يا لها من حمقاء..!! 😖😫😩😔😕😜
“Lho, Ustad Maaher kenapa antum menjuluki sesama muslim dengan sebutan kecebong nyunnah. kan ngga boleh memberi laqob (julukan) yang jelek kepada sesama muslim!?”

Saya jawab: Lha terus menjuluki muslim yang beda pendapat dengan julukan “ahli bid’ah”, “calon neraka”, “sesat”, apa itu boleh??

Lha kebiasaan mereka (mulai dari awamnya, sampai biangnya) menjuluki para ustad, tokoh agama, dan aktivis-aktivis dakwah yang tidak sejalan dengan pemikiran prematur mereka dengan julukan “HIZBI”, “KHAWARIJ”, “ANJING-ANJING NERAKA”, dll... Apa itu prilaku benar?

Ngaca dong ngaca...!
Sekali-kali ngaca, muhasabah!
Jangan standar ganda!

Masih untung mereka di juluki “kecebong nyunnah”, daripada dijuluki “kecebong bid’ah”.!
WASPADAI ORGANISASI TANPA BENTUK (OTB).

Organisasi tanpa bentuk memang di rancang untuk tidak memiliki bentuk, apalagi berupa lembaga resmi atau organisasi. tidak seperti HTI, Wahdah Islamiyyah, Hidayatullah, Hasmi, DDII, MMI, JAS, Laskar Jihad (LJ), dll.

Keberadaan mereka (organisasi tanpa bentuk) ini tak mungkin di bubarkan oleh penguasa sekuler anti syari’at; tapi gerakannya sangat nyata dalam memecah belah umat islam dan justru di pelihara. modusnya dengan tipu muslihat; mulai dari yang paling santun bergaya missionaris sampai yang bergaya sok militan.

Oleh sebab itu, jika anda melihat segerombolan massa yang tak punya organisasi, tak punya lembaga, tak punya pimpinan, tak punya struktural, tak punya masjid, dll.. tapi mampu mengumpulkan masa dalam jumlah besar secara terorganisir dengan agenda mendukung kebijakan orang-orang atau kalangan yang memusuhi Islam, maka gunakanlah akal sehat anda dan waspadai apa saja yang di doktrinkannya dalam tiap pertemuannya. Dan salah satu ciri khasnya adalah: menebarkan permusuhan atas nama agama, “Sunnah” sebagai monopolinya. Demikianlah sifat dan bentuk gerombolan siluman peliharaan intelijen.

Siapakah Organisasi Tanpa Bentuk (OTB) tersebut ?

Jawabnya, tanyakan kepada orang-orang yang rajin memakmurkan masjid yang berjuang untuk Islam. Tanyakan kepada ahlul ribath dan ahlul jihad, tanyakan kepada mereka yang memperjuangkan persatuan umat. 😊

So, waspadai Organisasi Tanpa Bentuk (OTB) ini. Sejatinya, mereka lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nasrani.

Allahu A’lam.

Tanamiche Budhi Handayani.
TERIMAKASIH UNTUK USTAD ABU YAHYA BADRUSSALAM...

Ustad Abu Yahya Badrussalam, halus nian dirimu membuat perumpaan dan motivasi tatkala dikau mengatakan:

[ Para Nabi dahulu diusir dan dimusuhi bukan karena manhajnya yang salah. Walaupun diusir dan dimusuhi, para Nabi tak pernah berhenti dari berdakwah. Mereka tetap bersabar mengemban amanah risalah. Dakwah akan terus berjalan walaupun rintangan berat melintang. Jangan khawatir Allah tidak menolong kita. Yang kita khawatirkan itu lemahnya aqidah dan keyakinan kita ]

-selesai-

Ustad Abu Yahya Badrussalam, terimakasih atas motivasimu kepada kami ummat islam agar tetap tegar di atas tauhid dan sabar terhadap cobaan dakwah di zaman yang penuh fitnah ini..

Tapi, semoga nasehat dan motiviasimu itu tidak mengingatkan kami dengan sebuah perkataan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ketika beliau mensifati khawarij (anjing-anjing neraka) di zamannya. Dimana beliau (Sayyidina Ali) mengatakan:

الخوارج ، قولهم حق ويريدوا به الباطل...

“Khawarij itu perkataan mereka selalu benar (sesuai qur’an dan sunnah), tetapi tujuan mereka dibalik kata-kata itu adalah bathil !”

Semoga...
Semoga motivasimu diatas tidak sebagaimana perkataan Sayyidina Ali, wahai Ustad...

Mengapa kami mengatakan demikian?

Karena ternyata, alangkah banyaknya di zaman ini orang-orang yang menyuarakan kebenaran, tapi tidak dengan cara yang benar. mendakwahkan ajaran Nabi, namun tidak dengan cara baginda Nabi. sehingga, mereka menjadi sumbu konflik ditengah kehidupan ummat dan menjadi sumber fitnah & perpecahan.

Ketika Nabi dan Rasul di tentang, di musuhi bahkan di usir, tak lain dan tak bukan itu karena risalah yang mereka bawa (yaitu Tauhid). Namun, orang-orang di akhir zaman yang memonopoli surga hanya kevling miliknya dan kelompoknya saja ini; justru DIMUSUHI, DITENTANG, DAN DI USIR tak lain dan tak bukan karena RUSAKNYA AKHLAQ DAN JELEKNYA ADAB mereka. 😊

Ya. diakui atau tidak, terima atau tidak, demikianlah adanya. Ketika Para Nabi & Rasul di tentang, di musuhi, dan di usir oleh ORANG-ORANG KAFIR DAN MUSYRIKIN, justru orang-orang di akhir zaman yang tergabung dalam “panitia pemegang kunci surga” itu di tentang, di musuhi, dan di usir oleh KAUM MUSLIMIN...

lalu, kemanakah anak-anak ayam itu nak mencari induknya?

Terimakasih Ustad Abu Yahya Badrussalam...😊

_____
Maaher At-Thuwailibi.
ANTARA RADIO RODJA & SEJUMLAH PEJABAT PEMERINTAHAN...

Data yang kami punya, bahwa Radio Rodja itu di didukung oleh sejumlah pejabat Pemerintahan Republik Indonesia, diantaranya Pak Patrialis Akbar (sejak beliau masih menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM RI di masa pemerintahan SBY). bahkan data yang kami punya, istri beliau Ibu Patrialis Akbar sempat menjadi dunatur/penyumbang dana di salah satu pondok pesantren (yang seafiliasi dengan Rodja) di bantul Yogyakarta_ Ditambah lagi, salah seorang Ulama rujukan komunitas Rodja bernama Syaikh Ali Hasan Al-Halabi dari Yordania yang diangkat menjadi salah satu penasehat BNPT.

Dulu, kami sempat mendengar berita bahwa di rumah Kapolri Pak Tito Karnavian itu ada pengajian rutim yang pematerinya adalah Ustad Abu Yahya Badrussalam. Dalam hati, kami bersyukur jika benar pak Tito Karnavian tekun belajar agama. Meskipun kami tidak begitu percaya karena hanya dengar dari berita selewat dan kabar burung. Benar atau tidak, Allahu A’lam.

Tapi sekarang, kami agak sedikit mulai menemukan benang merah. Selain karena Ustad Abu Yahya Badrussalam yang katanya pernah jadi “Murobbi” Densus 88, juga karena melihat gambar sreen shoot yang tersebar di media sosial berikut ini...😊👇👇
‘USTAD KHALID BASALAMAH’, ANTARA ROHINGNYA & ‘ULIL AMRI’.

Oleh: Mujahid Yuhibbu Roihanain.
Editing: Sahlan Ahmad

Baru saja mendengar jawaban seorang Ustadz ‘Sunnah’ bermarga Basalamah yang lagi kondang, tentang solusi Myanmar/Rohingnya. Jawabannya aneh, jika tidak bisa dibilang lucu; berdoá saja. Tidak perlu ke sana. Tidak boleh jihad. Sampai ada izin ulil amri (Jokowi).

Inilah jika terlalu ghuluw dalam hal menganggap Ulil Amri. Membuat seseorang yang cerdas, menjadi nampak bodoh. Bagaimana tidak demikian, meminta izin kepada penguasa sekuler untuk melaksanakan jihad, itu sama dengan mimpi di siang bolong. Penguasa sekuler akan tetap tunduk kepada kepada thoghut PBB. Sedangkan PBB telah memutuskan bahwa jihad adalah salah satu sasaran yang harus diperangi. Baik pikiran atau aksinya.

Mayoritas penguasa yang ada hari ini adalah wayang yang dikendalikan oleh PBB. Semua bentuk dan keputusan PBB dipaksakan kepada negara-negara yang ada.

Perkara yang diharamkan oleh Allah menjadi halal, jika PBB dan penguasa sekuler telah menghalalkannya. Sebaliknya, perkara yang dihalalkan oleh Allah akan menjadi haram jika PBB dan penguasa sekuler mengharamkannya.

Perkara-perkara yang disyariatkan oleh Allah menjadi terlarang dengan berbagai dalih, karena PBB dan penguasa sekuler tidak merestui. Inilah ibadah yang dimaksud oleh Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 31.

Salah satu ibadah yang disyariatkan, bahkan menjadi pertanda kejujuran iman adalah JIHAD, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam madarijus salikin-nya.

Ibadah ini menjadi terlarang, karena Ulil Amri PBB dan penguasa sekuler tidak mengizinkan. Salafi Jaamiyyah pun mengatakan demikian. Bahkan dianggap sebagai tindakan kelompok sesat.

Dus, kejamnya. Sementara berpihak kepada penguasa sekuler dan thoghut PBB, dianggap sunnah. Sejarah mana yang menunjukkan penguasa sekuler dan PBB mengizinkan jihad..!?

Justru jihad rakyat suriah membela diri dari serangan rezim Syiáh Nushairiyyah dan penjajahan Amerika, Rusia, dan Iran dianggap sebagai “aksi terorisme”.

Lihatlah, rakyat Afghanistan berjuang untuk kemerdekaan negaranya, yang merupakan hak segala bangsa. Dan membela diri dari negara kafir Amerika, oleh PBB dianggap sebagai tindakan “terorisme”.

Lucunya, sebagian kaum propagandis murji-ah pun ikut-ikutan menuduh mujahidin Thaliban sebagai teroris. Bahkan tidak malu-malunya menuduh mereka sebagai khawarij.

Kini, Rohingnya pun demikian. Bisa jadi, jika rakyat Rohingnya melawan, PBB, Amerika, China dan wayang-wayangnya dari penguasa sekuler akan menvonis mereka sebagai “teroris”. Dan Salafi Jaamiyyah pun ikut-ikutan menyatakan demikian, plus divonis khawarij.

Naif, memang. Muslim yang berusaha menegakkan kalimatullah (hukum Allah), membela syariát dan harga dirinya, tidak selamat dari vonis serampangan mereka.

Sementara orang-orang kafir dan thoghut internasional maupun nasional, terbantu dengan vonis-vonis kejam Salafi Jaamiyyah ini.

Entah petunjuk Nabi mana yang mereka ikuti. Jika mereka ber-uswah kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya, seharusnya mereka tegas terhadap orang-orang kafir, dan lembut terhadap orang-orang beriman.

Juga, seharusnya mereka tidak lepas dari aktifitas jihad; baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagaimana penjelasan Imam Al-Baghawi dalam syarhu sunnahnya, diantara lima karakter para sahabat adalah al-Jihad fi sabilillah.

Seringkali untuk membenarkan keyakinan yang salah dan ghuluw ini, mereka akan mencari-cari kesalahan jihad dan mujahidin.

Lalu mengabaikan kebaikan dan keberhasilan mujahidin. Tidak ada yang memanen dari apa yang mereka lakukan ini, kecuali musuh-musuh Islam.

*Wallahu A'lam Bish Shawab.*
Kata Imam Ibnu Taimiyyah:

مَا خَلَا جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ

“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (dengki). Namun orang yang berpenyakit hati akan menampakkannya, sedangkan orang yang mulia hatinya akan menyembunyikannya.”
‘AKHWAT BAHENOL LEBIH MENGGAIRAHKAN’.

Oleh: Sahlan Ahmad.

Hari ini, banyak orang yang lebih senang luarnya daripada dalamnya. Lebih suka casing-nya dari pada dalamannya. Tak peduli bagaimana kualitas barangnya, yang penting tampilan luar dan merek mirip aslinya. Peluang emas bagi pedagang barang imitasi.

Jangan dikira penuntut ilmu selamat dari penyakit yang seperti ini. Selama sifat latah masih dituruti, ego lebih dikedepankan, jangan harap kesembuhan datang dengan mudah. Selama masih ada sifat seperti itu, pedagang imitasi akan selalu mengambil manfat darinya. mereka menjual manhaj imitasi untuk menebar ilusi.

MAU BUKTI...?

Ada sekelompok orang melabeli diri dengan kelompok “Salafi”. Secara bahasa sih bagus; artinya pengikut setia manhaj Salaf. asatidzahnya dipanggil ustadz Salafi, di pampflet kajiannya ditulisi, “Hadirilah Kajian Salaf Bersama Ustadz, Doktor, Salafi, Lc.!”

Emangnya ngga boleh? Boleh-boleh saja, siapa yang ngelarang? Yang menjadi masalah adalah ketika melabeli diri dengan kata “Salafi”, lalu merasa diri kalau dia adalah Salaf. Sehingga kalau ustadznya dikritisi, penggemarnya merasa seolah yang dikritisi itu adalah Salaf. Eh nyadar deh... ente itu “Salafi” bukan Salaf. Beda Salaf dengan Salafi...

Kayaknya orang-orang seperti ini ngga bisa membedakan mana sepatu ‘eiger’, mana sepatu ‘eijer’. Atau mana jam tangan merek ‘ROLEX’ dengan mana ‘ROLLEX’. Kalau seandinya ‘merek’ bisa mewakili ‘isi’, tentu Hizbullah Lebanon adalah kelompok yang patut dibela. “Hizbullah”, artinya Pasukannya Allah!

Nyatanya tidak demikian, kan? Apa semua kajian sunnah isisnya 100% sunnah? Ya ngga juga. Bisa jadi kajiannya campur aduk. Ada sunnah, ada gosip, ada fitnah, dll.

Buktinya Ustadz Khalid Basamalah sempat-sempat ngefitnah Syaikh Dr. Aiman Az-Zhawahiri sebagai intel Rusia, Ustadz Abdullah Taslim ngrumpiin Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Syafiq Basalamah gosipin Ikhwanul Muslimin (IM). Padahal mereka adalah asatidzah sunnah yang mengisi kajian SUNNAH, di masjid SUNNAH, yang dihadiri orang-orang yang sudah pada Di SUNAT. Mengherankan bukan? 😃

Itu artinya dakwah Salafi tidak berarti mereka adalah Salaf, atau menteladani metode kaum Salaf. Mereka sama seperti ikhwan lainnya. Punya peluang untuk melakukan kesalahan, kekeliruan, atau bahkan penyimpangan.

Kasus seperti ini bukan saja menimpa ikhwan Salafi, ikhwan Jihadis pun bisa jadi demikian. Bahkan bisa jadi lebih parah. Mentang-mentang suka jihad, gambar pose ala mujahidnya dijadikan foto profil. Modal copi paste, semua berita jihad diupload ke sosmed.

Teriak bunuh ini dan bunuh itu. Kemudian di statusnya ditulisi, TAKBIRRRRRRRRRRRRRR. Dan.., merasa telah menjadi seorang mujahid sesungguhnya.

Ketika kaidah jihadnya dikoreksi, ia merasa kalau yang dikoreksi itu adalah ibadah jihad itu sendiri. sehingga menuduh orang lain dengan hasader, qoidun, penggembos, pendengki, de el el.

Sadar deh tong.., sampai detik ini, ente itu masih qo’idun. Setidaknya sampai ketika ente mau koment tulisan ini.

Tidak ada dalilnya orang yang berjihad mesti benar. Buktinya zaman Rasul, orang berjihad juga ada yang masuk neraka. Karena jihad terbesar dalam kehidupan adalah menjaga KEIKHLASAN DI DALAM DADA.

Terus akhwat bahenolnya mana? Kan sudah dibilangin dari awal. Banyak orang yang lebih suka casing dari pada dalamannya. Senang koreksi judul tanpa ambil faidah dari isi tulisan.

(Terinspirasi dari tulisan Cak Nun) 😃
Jalan dakwah itu susah, tidak semudah tebar pesona di sosial media. Cukup melangkah dan fokus ke depan, karena apa yang terjadi saat ini hanyalah pengulangan sejarah dari para Rasul utusan.

Dakwah itu bukan profesi, tapi apapun profesinya kita tetap harus berdakwah. Sebagaimana persahabatan bukanlah tentang orang yang baik di depanmu, tapi tentang orang yang selalu baik di belakangmu.

Yang namanya orang tak suka, itu ibarat orang yang sariawan; diberikan makanan seenak apapun ia tetap tak suka. Sebab masalahnya bukan pada makananya, tapi pada lidahnya yang sakit. Oleh karenanya, ketika kita sibuk mengoreksi diri sendiri, rasanya tak ada waktu untuk mencari-cari keburukan orang lain.

Ngurusin bekal buat masuk kuburan dan mentarbiyyah anak-anak kita untuk menjadi muwahhid & mujahid ke depan, itu lebih baik daripada harus memenuhi keinginan syaithon yang hanya membawa kepada jurang kenistaan.

Cobaan yang ada, masalah yang menimpa, biar menjadi dinamika yang mewarnai kehidupan. Karena sejatinya, tak ada manusia yang terbebas dari ujian.

Jika sudah melangkah ke depan, jangan lagi liat kiri dan kanan. Karena Allah maha perkasa atas segala sesuatu. Seberapa perkasa mereka dalam menunjukkan “keperkasaannya”, Allah LEBIH PERKASA DAN MAHA PERKASA dari segala sesuatu yang perkasa.

Kadang, kita ingin maksimal menyelesaikan problematika dengan cara dan kemampuan kita. Tapi Allah punya cara sendiri untuk mengatur semuanya. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur.

Yang terpenting bagi seorang pejuang, adalah MENCARI NAFKAH BUAT ANAK ISTRI DAN MENYEBARKAN AGAMA ILAHI; tanpa harus terjebak dalam lumpur kehinaan sehingga membuat tanggung jawab yang lebih REAL menjadi berantakan?

Melangkah ke depan, tanpa harus tengok kiri dan kanan. Abaikan segala hal tak urgent yang hanya menjadi kepuasaan emosional dan hawa nafsu pihak-pihak berkepentingan. Karena selama nafas dikandung badan, jangan harap bisa lepas dari ucapan dan penilaian orang. Tinggal kembali ke diri kita; akan terus mencari pengakuan manusia atau memperbaiki diri di hadapan sang Pencipta.

Hidup adalah fitnah, ambil pelajaran sebagai bekal bermuhasabah.

Maju ke depan dan habiskan waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pemilik Kehidupan; tanpa harus perdulikan rumput yang bergoyang, atau penjual obat yang sedang berdagang.

Baarakallahfiikum.

_____
Maaher At-Thuwailibi.
ULAMA SALAFI MADINAH MENGATAKAN “Firanda Andirja adalah Manusia Fajir, Tukang Fitnah, Jahat, dan Kadzab (Pendusta) !”
.
.
Rekaman suara Syaikh Dr. Abdullah Bin Abdurrahim Al-Bukhari (Ulama Madinah dan Dosen Universitas Madinah KSA).

Unik ya, sesama “Salafi” cakar-cakaran kayak penghuni kebun binatang. Sekaliber Ustad Firanda yang terkenal berilmu tinggi dan sholih saja di vonis JAHAT, TUKANG FITNAH, DAN PENDUSTA oleh salah seorang Ulama Madinah; apalagi kita 😃😜

Simak audio 2 menit 😃👇