Kita harus menaruh respek kepada siapa pun yang berani bermimpi dan mencoba untuk mewujudkannya. Walaupun, misalnya, pada akhirnya ia terangkul kegagalan.
Seseorang yang memiliki keberanian untuk mencoba, sejatinya telah memiliki aset yang besar dalam dirinya. Ia tak hanya berkutat dengan pengetahuan, ia berani bertaruh untuk mencatatkan pengalamannya sendiri dalam sebuah pengetahuan baru dalam dirinya.
Kegagalan bukanlah aib. Keterpurukan hanyalah fase. Menutup bisnis bukanlah kiamat.
Mereka yang berani mencoba dan kemudian gagal, adalah pemilik kehormatan. Ia berjuang dalam jalan kehalalan. Ia berjuang hingga titik penghabisan. Ia menguji batas dirinya di atas rata-rata manusia biasa yang hanya bisa melemparkan nyinyiran dan cuitan ghibahan.
Tetap semangat, dan teruslah berjalan walau habis terang.
Seseorang yang memiliki keberanian untuk mencoba, sejatinya telah memiliki aset yang besar dalam dirinya. Ia tak hanya berkutat dengan pengetahuan, ia berani bertaruh untuk mencatatkan pengalamannya sendiri dalam sebuah pengetahuan baru dalam dirinya.
Kegagalan bukanlah aib. Keterpurukan hanyalah fase. Menutup bisnis bukanlah kiamat.
Mereka yang berani mencoba dan kemudian gagal, adalah pemilik kehormatan. Ia berjuang dalam jalan kehalalan. Ia berjuang hingga titik penghabisan. Ia menguji batas dirinya di atas rata-rata manusia biasa yang hanya bisa melemparkan nyinyiran dan cuitan ghibahan.
Tetap semangat, dan teruslah berjalan walau habis terang.
Janganlah kemudian, hanya karena kita belum berpunyai apa yang dihajati, lalu melupa nikmatNya yang sudah dimiliki.
Uang kita terbatas. Waktu kita juga terbatas. Apalagi energi tubuh dan otak.
Kalau kita gunakan semua itu untuk hal-hal yang nggak ngasih impact besar ke dalam hidup, maka kita sedang berkutat dengan hal-hal yang hasilnya tak penting.
Kalau kita gunakan semua itu untuk hal-hal yang nggak ngasih impact besar ke dalam hidup, maka kita sedang berkutat dengan hal-hal yang hasilnya tak penting.
Akan sangat sulit bagi sebuah bisnis berkembang, jika produk atau jasanya nggak memiliki keunikan.
Keunikan lah yang akan mengubah produk kita dari commodity product menjadi winning product.
Kita punya pilihan.
Menyiapkan fondasi bisnis yang kuat selama lima tahun, dengan konsekuensi kita nggak terkenal, nghak hype kayak teman-teman, tapi produk atau jasa kita menjadi sangat kuat dan melesat. Lalu, panggung-panggung event terbaik menunggu kita.
Atau, kita terkenal, tapi fondasi bisnis lemah, dan setiap ada 'angin', omzet selalu berantakan.
Kita selalu bisa memilih.
Menyiapkan fondasi bisnis yang kuat selama lima tahun, dengan konsekuensi kita nggak terkenal, nghak hype kayak teman-teman, tapi produk atau jasa kita menjadi sangat kuat dan melesat. Lalu, panggung-panggung event terbaik menunggu kita.
Atau, kita terkenal, tapi fondasi bisnis lemah, dan setiap ada 'angin', omzet selalu berantakan.
Kita selalu bisa memilih.
Kita harus bisa membuat satu saluran income yang konsepnya adalah:
Cukup 1-2 kali closing, tapi bisa membiayai hidup selama 6 bulan. Yah, minimal 3 juta lah per bulan.
Artinya, satu kali closing, tapi profitnya 3 juta x 6 bulan = 18 juta.
Lalu, duplikasi lagi hingga 10 saluran income.
Cukup 1-2 kali closing, tapi bisa membiayai hidup selama 6 bulan. Yah, minimal 3 juta lah per bulan.
Artinya, satu kali closing, tapi profitnya 3 juta x 6 bulan = 18 juta.
Lalu, duplikasi lagi hingga 10 saluran income.
Jualan produk/jasa murah ataupun mahal, itu sama capeknya.
Apa bedanya?
Hasilnya.
Kalau begitu, kenapa harus jualan produk/jasa murah?
Apa bedanya?
Hasilnya.
Kalau begitu, kenapa harus jualan produk/jasa murah?