ㅤSelepas memandikan Mumun, Sesa naik ke atas punggung Mumun dan hendak pulang sebelum akhirnya mereka tak sengaja bertemu dengan Ayah sesa yang tengah mengobrol dengan Pak Kades.

👦🏻 : Eh Mun, bapakku lagi apa yo sama Pak Kades, nguping ayo
🐮 : Ayo Ayo!

Perbincangan bapak & Pak Kades
👨🏻 : hahaha iyoo iyoo pak, aku mau daftarin hewan kurban berupa Sapi, buat nanti kurban idul adha di masjid desa toh
👨🏻‍🦰 : hoho okee, atas nama sopo sapi e?
👨🏻 : Sopo yo lupa aku, OOH, Mumun Karimun pak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤBak petir di siang hari, perasaan Sesa hancur lebur, mengetahui sahabat sejatinya akan didaftarkan dalam list hewan qurban oleh sang ayah.
ㅤMumun pun hanya bisa diam tak berkutik, membayangkan hidupnya akan berakhir di bulan berkah ini.

ㅤDirumah, Sesa berusaha memikirkan cara supaya Mumun tidak diqurbankan oleh ayahnya. segala upaya ia lakukan, hingga memohon ke ayahnya, namun itu semua, tidak merubah keadaan.
ㅤKeesokan Paginya, selepas Shalat Idul Adha....

ㅤSesa memeluk Mumun Erat dan enggan melepaskannya, meski bapak bapak di desa sudah siap dengan goloknya.
ㅤDengan mata berkaca kaca, ia terus menahan langkah para bapak bapak untuk membawa Mumun.
ㅤSuara kecilnya berteriak lantang pada sang ayah.

👦🏻 : BAPAK JAHAT! BAPAK NGASIH MUMUN CUMA BUAT SESA RAWAT UNTUK IDUL ADHA, BAPAK JAHATT, BAPAK JAHAT SAMA SESA! BAPAK JAHAT SAMA MUMUN!!

🐮 : Se..... Sa....

ㅤMumun Pergi, Pergi jauh untuk selama lamanya. Darahnya mengalir dari lehernya, tubuhnya lemas tak berdaya. Kini sudah tidak ada lagi sapi sehat yang bisa berbicara.

━━━━━ IDUL ADHA ━━━━

Menjadi pengalaman Pahit Sesa. Menyaksikan hewan kesayangannya, menjadi qurban, tapi mau bagaimana lagi, hanya itu hewan ternak yang bapak punya kala itu.

Lagu ini kupersembahkan untukmu, Mumun Karimun.
— Wisesa Abimanyu

━━━━━━ THE END ━━━━━━

Thankyou For Reading! Kasi kata kata dong dibawah ini, sampai jumpa di dongeng berikutnyaa