Cahaya Sunnah
1.93K subscribers
45 photos
24 videos
13 files
951 links
Download Telegram
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*WAHAI SAUDARAKU BANTULAH SAUDARAMU.*

Seorang muslim adalah seorang yang memiliki sikap kepedulian yang sangat tinggi kepada saudaranya, kenapa...?

Karena mereka telah disifatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebagai satu kesatuan yang saling merasakan.

*Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:*

*ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ، ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ، ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ، ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ، ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَّﻰ*

"Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam."
HR. Muslim.

Dari sikap saling merasakan kesedihan dan penderitaan yang lainnya inilah akan muncul sikap kepedulian dan saling bantu membantu sesama mereka.

Ketahuilah bahwa ketika engkau membantu saudaramu berarti selain engkau telah memberikan kemudahan bagi mereka maka engkau juga telah membuka pintu kebaikan bagi dirimu sendiri.

*Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:*

*ﻭَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓﻰِ ﻋَﻮْﻥِ ﺍْﻟﻌَﺒْﺪِ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍْﻟﻌَﺒْﺪُ ﻓﻰِ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ*

"Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya."
HR. Muslim.

Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

*ﻭَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻰ ﺣَﺎﺟَﺘِﻪِ*

"Dan barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah juga akan berusaha memenuhi kebutuhannya".
(Muttafaqun 'alaih.)

Subhanallah...
Ternyata ketika kita menolong dan membantu saudara kita yang berada dalam kesulitan maka itu artinya kita telah melakukan suatu sebab yang menjadikan Allah Azza wa Jalla melepaskan kita dari berbagai kesulitan dan kesusahan.

Dan bukankah kita semua tahu bahwa Allah Tabaraka wa Ta'ala tidak pernah mengingkari janji-Nya...?

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*ORANG YANG TIDAK BAHAGIA*

Kita semua ingin bahagia, sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk mengejar kebahagiaan.

Namun, sebagian besar waktu, banyak diantara kita tidak mendapatkannya, orang bingung mengisi harinya dengan berbagai hal, tamasya, pergi ke mall, jalan-jalan tapi selepas esoknya dia kembali menderita.

Saya pernah bertanya-tanya dalam hati, hal yang paling sering membuat orang bahagia...?

Tapi sayangnya, saya mendapati hal ini malah sebagai penyebab utama orang tidak bahagia, anda pasti tahu itu, yaitu : uang, masa lalu, hayalan, kesehatan, dan terlalu berharap pada manusia.

Roda hidup saat ini terus berputar, buruh kelas bawah menuntut gaji-gaji yang besar, masyarakat kelas tengah ingin menaikkan posisinya menjadi kelas atas, dan milyuner kelas atas tetap ingin exis agar tidak jatuh dalam kemiskinan.

Perlombaan hiruk pikuk mengejar uang semakin banyak membuat orang kehilangan waktu tidur, keluarga, dan teman.

Masalah uang memang kadangkala menjadi rumit, banyaknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang miskin hanya perkara sepele, begitu juga hingga sampai banyak orang kaya mati sia-sia dengan bunuh diri.

Semua tidak terlepas dari uang, jadi jangan pernah berpikir uang akan menjadikan kita bahagia selamanya.

Kemudian hadir juga orang tidak bahagia yaitu orang yang terjebak masa lalunya, kemungkinan yang paling parah adalah yang mengungkit-ngungkit takdir Allah yang sudah berlalu..

“Ah Andai aku dulu melakukannya, tentu aku ga’ akan kayak gini.. pasti aku akan sukses..”

“Seandainya bukan karena aku, mungkin fulan hidupnya tidak karuan..”

“Seandainya dia tidak menikah dengan Fulan, pasti dia akan menikah denganku..”

Model-model orang seperti ini banyak kita jumpai, mereka masih saja terjebak masa lalu yang tidak mungkin bisa memundurkan waktu dan merubahnya.

Padahal jelas dalam hadits Nabi

*احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان*

“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah,, jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai andai membuka tipuan setan.”
(HR. Muslim 2664) 

Ada orang terlalu terobsesi dengan masa lalunya, dan ada juga orang yang banyak berhayal alias berandai andai sesuatu yang belum terjadi, tipe orang seperti ini cenderung pemalas, dia suka menyendiri dengan fikiran-fikiran yang tidak mencerdaskan, hidupnya sempit jarang bersosialisasi.

Dalam hal ini berbeda dengan orang punya perencanaan masa depan, walaupun sama-sama berandai-andai tapi orang yang tipe ini sudah melakukan persiapan matang. “Saya besok mau mendirikan usaha kuliner” maka dia sudah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan.
(baca: Merajut Mimpi Mengukir Asa )

Masalah kesehatan, isu yang banyak membikin orang tidak bahagia dan bersyukur, wanita metropopis khususnya, mereka melakukan apa saja agar tampil cantik bak selebriti.

Sudah bukan rahasia lagi negeri Gingseng, menjadi negara terbanyak dalam melakukan praktik operasi plastik, trend ini merembet juga ke negeri mayoritas Muslim.

Banyak muslimah depresi tatkala melihat kulit wajahnya keriput atau berat badannya mulai naik, keadaan ini membuat mereka tidak bahagia.

Mereka tidak bisa menerima keadaan, coba saja kalau mereka pandai bersyukur, tentu hidup ini tidak akan menjadi beban dengan segala tuntunan.

Akhirnya salah satu faktor terakhir yang menyebabkan penderitaan adalah bahwa kita terlalu berharap kepada manusia, terutama orang terdekat kita.

Ada beberapa hal yang harus kita terima, bos kita bukanlah pemberi rejeki, pasangan kita bukanlah orang yang sempurna, solusi untuk yang satu ini cukup sederhana: *menjaga harapan yang realistis*.
https://t.me/cahayasunnah

“Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan kecewa, sungguh seringkali kita menggantun
gkan harapan kita kepada manusia namun kekecewaanlah yang kita dapatkan.

Karenanya, tatalah hatimu, gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah, jadikanlah manusia hanya sebagai sebab, yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya

Lima hal diatas bisa kita atasi dengan selalu mengaitkan hati dengan akhirat, jangan biarkan hati kita bercokol benih-benih yang menjauhkan dari agama, sikapilah dengan bijak hal hal yang ada di dunia ini.

Nabi bersabda,

*قد أفلح من أسلم، ورزق كفافا، وقنعه الله بما آتاه*

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, lantas diberi kecukupan dan Allah menjadikannya sebagai orang yang ridho terhadap apa yang diberikan kepadanya.” 
[HR. Muslim ]

Rasulullah pernah menasehati Abu Hurairah,

*وكن قنعا تكن أشكر الناس*

“Jadilah orang yang qana’ah, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur.”
[Sunan Ibnu Majah ]

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*ORANG YANG TIDAK BAHAGIA*

Kita semua ingin bahagia, sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk mengejar kebahagiaan.

Namun, sebagian besar waktu, banyak diantara kita tidak mendapatkannya, orang bingung mengisi harinya dengan berbagai hal, tamasya, pergi ke mall, jalan-jalan tapi selepas esoknya dia kembali menderita.

Saya pernah bertanya-tanya dalam hati, hal yang paling sering membuat orang bahagia...?

Tapi sayangnya, saya mendapati hal ini malah sebagai penyebab utama orang tidak bahagia, anda pasti tahu itu, yaitu : uang, masa lalu, hayalan, kesehatan, dan terlalu berharap pada manusia.

Roda hidup saat ini terus berputar, buruh kelas bawah menuntut gaji-gaji yang besar, masyarakat kelas tengah ingin menaikkan posisinya menjadi kelas atas, dan milyuner kelas atas tetap ingin exis agar tidak jatuh dalam kemiskinan.

Perlombaan hiruk pikuk mengejar uang semakin banyak membuat orang kehilangan waktu tidur, keluarga, dan teman.

Masalah uang memang kadangkala menjadi rumit, banyaknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang miskin hanya perkara sepele, begitu juga hingga sampai banyak orang kaya mati sia-sia dengan bunuh diri.

Semua tidak terlepas dari uang, jadi jangan pernah berpikir uang akan menjadikan kita bahagia selamanya.

Kemudian hadir juga orang tidak bahagia yaitu orang yang terjebak masa lalunya, kemungkinan yang paling parah adalah yang mengungkit-ngungkit takdir Allah yang sudah berlalu..

“Ah Andai aku dulu melakukannya, tentu aku ga’ akan kayak gini.. pasti aku akan sukses..”

“Seandainya bukan karena aku, mungkin fulan hidupnya tidak karuan..”

“Seandainya dia tidak menikah dengan Fulan, pasti dia akan menikah denganku..”

Model-model orang seperti ini banyak kita jumpai, mereka masih saja terjebak masa lalu yang tidak mungkin bisa memundurkan waktu dan merubahnya.

Padahal jelas dalam hadits Nabi

*احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان*

“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah,, jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai andai membuka tipuan setan.”
(HR. Muslim 2664) 

Ada orang terlalu terobsesi dengan masa lalunya, dan ada juga orang yang banyak berhayal alias berandai andai sesuatu yang belum terjadi, tipe orang seperti ini cenderung pemalas, dia suka menyendiri dengan fikiran-fikiran yang tidak mencerdaskan, hidupnya sempit jarang bersosialisasi.

Dalam hal ini berbeda dengan orang punya perencanaan masa depan, walaupun sama-sama berandai-andai tapi orang yang tipe ini sudah melakukan persiapan matang. “Saya besok mau mendirikan usaha kuliner” maka dia sudah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan.
(baca: Merajut Mimpi Mengukir Asa )

Masalah kesehatan, isu yang banyak membikin orang tidak bahagia dan bersyukur, wanita metropopis khususnya, mereka melakukan apa saja agar tampil cantik bak selebriti.

Sudah bukan rahasia lagi negeri Gingseng, menjadi negara terbanyak dalam melakukan praktik operasi plastik, trend ini merembet juga ke negeri mayoritas Muslim.

Banyak muslimah depresi tatkala melihat kulit wajahnya keriput atau berat badannya mulai naik, keadaan ini membuat mereka tidak bahagia.

Mereka tidak bisa menerima keadaan, coba saja kalau mereka pandai bersyukur, tentu hidup ini tidak akan menjadi beban dengan segala tuntunan.

Akhirnya salah satu faktor terakhir yang menyebabkan penderitaan adalah bahwa kita terlalu berharap kepada manusia, terutama orang terdekat kita.

Ada beberapa hal yang harus kita terima, bos kita bukanlah pemberi rejeki, pasangan kita bukanlah orang yang sempurna, solusi untuk yang satu ini cukup sederhana: *menjaga harapan yang realistis*.
https://t.me/cahayasunnah

“Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan kecewa, sungguh seringkali kita menggantun
gkan harapan kita kepada manusia namun kekecewaanlah yang kita dapatkan.

Karenanya, tatalah hatimu, gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah, jadikanlah manusia hanya sebagai sebab, yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya

Lima hal diatas bisa kita atasi dengan selalu mengaitkan hati dengan akhirat, jangan biarkan hati kita bercokol benih-benih yang menjauhkan dari agama, sikapilah dengan bijak hal hal yang ada di dunia ini.

Nabi bersabda,

*قد أفلح من أسلم، ورزق كفافا، وقنعه الله بما آتاه*

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, lantas diberi kecukupan dan Allah menjadikannya sebagai orang yang ridho terhadap apa yang diberikan kepadanya.” 
[HR. Muslim ]

Rasulullah pernah menasehati Abu Hurairah,

*وكن قنعا تكن أشكر الناس*

“Jadilah orang yang qana’ah, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur.”
[Sunan Ibnu Majah ]

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*LIHATLAH DAUN ITU...*

Saudaraku.......
Masihkah engkau meragukan-Nya...?

Ingatlah wahai saudaraku, bahwasannya kuasa Allah Ta’ala dan pengawasan-Nya meliputi segala sesuatu,

Bahkan sampai perkara kecilpun yang tidak kita sadari disekitar kita sehari hari, *tentang sebuah daun* yang setiap hari kita jumpai dimanapun mata terbuka untuk kita memandang...

Dimana saja kita dapat menjumpainya dan kita dapat melihatnya.

Dan tahukah engkau bahwasanya Allah mengetahui bahkan hingga keadaan *daun itu*, tentang kondisinya dan *bahkan geraknya.*

*وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا*

_“Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya.”_
(Qs. Al-An’am 59)

Dari pohon mana ia jatuh.......
Kemana dia tertiup angin….....
Dan ke dataran mana dia terhempas…....
Allah tau semua itu wahai saudaraku…

Sungguh Allah telah melihat semua apapun jengkal dan detik yang kita lakukan selama ini....

Mari kita segera perbaiki diri, perbanyak taubat atas apa yang kurang baik yang telah kita lakukan, dan yang telah terluputkan dari kita selama ini.

Serta bertekad keras untuk tidak kembali mengulanginya, tingkatkan kualitas ibadah kita, perbanyak waktu untuk datang ke majlis ilmu, perbanyak dzikir dan pula istighfar dalam setiap detik yang masih kita miliki..

Oleh karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

*طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارَا كَِشِيْرًا*

“Beruntunglah orang yang mendapati dalam *shahifah* (catatan amalnya)
istighfar yang banyak."
(HR. Ibnu majah) sanadnya hasan shahih, dalam kitab Aunul Ma’bud, 4/267

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

*استغفار الإنسان أهم من جميع الأدعية.*

"Istighfar (memohon ampun kepada Allah) bagi seseorang lebih penting dibandingkan semua doa."
(Jami'ul Masail, jilid 6 halaman 277)

*Semoga Allah mudahkan kita selalu dalam kebaikan, dan berakhir kelak dalam kebaikan, serta kembali dalam keadaan terbaik...*

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*SEBELUM ENGKAU MENYAMPAIKAN*

Saudaraku, sebelum engkau menyampaikan dakwah, perhatikanlah beberapa hal ini:

Apa tujuanmu menyampaikannya?
telitilah hatimu, jika karena Allah, maka sampaikan, jika karena riya' dan sum'ah, maka berhentilah dan perbaiki niatmu.

Apa perkataanmu benar benar sudah kau teliti, sehingga kau yakin bahwa itu benar dan sesuai dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah?

*Jika yakin, maka...*
Apakah waktunya pas untuk menyampaikannya? ataukah malah menimbulkan madharat karena diwaktu yang sedang bergejolak fitnah misalnya...

*Jika waktunya pas...*
Apakah audiens dan mad'u nya sesuai ?,ataukah malah perkataanmu tersebut akan menimbulkan masalah dan gejolak karena ternyata audiens-nya tidak pas.

Di dalam riwayat dikatakan:

*خاطب الناس على قدر عقولهم*

*"Sampaikan kepada manusia sesuai dengan tingkatan akal mereka".*

Karena itu tentunya berbeda saat berbicara antara orang awam dengan pelajar, antara pelajar pemula dengan pelajar lama, dan seterusnya...

*Jika audiens nya tepat...*
Maka sampaikan kebenaran itu dengan cara baik, tenang, tidak emosional, dan dengan pemilihan diksi yang juga tepat...

"Jangan sampai kebenaran yang kau sampaikan menjadi tercemar lantaran diksi dan emosimu ketika menyampaikannya..."

Jika itu semua sudah dipertimbangkan baik baik, maka sebagaimana kata Al-Imam alAlbani rahimahullahu :

*قل الحق وامشي*

"Sampaikan kebenaran kemudian berlalulah"

Jangan pernah berfikir bahwa dakwahmu pasti diterima, kerena hidayah di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala,

*ليس عليك هداهم ولكن الله يهدي من يشاء*

"Bukanlah kewajibanmu memberikan hidayah kepada mereka semua, akan tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa saja yang Allah kehendaki."

*Jika setelah ini semua dilakukan, kemudian ada yang menolak, maka:*

*وأن نقول الحق أينما كنا ولا نخاف لومة لائم*

Kita tetap menyampaikan kebenaran di manapun kita berada dan kita tidak takut dengan celaan para pencela...

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/Hl5xFc6hg6YKbsQFJpiySt
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*NASEHATI DENGAN CARA YANG TEPAT*

Nasehat adalah bagian penting dalam kehidupan, ia merupakan tonggak dan tali kekang kemulian ummat, sampai sampai Rasulullah mengatakan bahwa agama ini semuanya adalah nasehat.

Tamim ad-Dari radhiyallahu anhu pernah menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda:

*الدِّينُ النَّصِيحَةُ، قُلْنَا لِمَنْ؟، قال: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ*

“Agama adalah nasehat”, 
kami (para sahabat) berkata: 
“Bagi siapa ?” 

Beliau menjawab: 
“Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin umat Islam dan kaum muslimin secara umum.” 
(HR. Muslim: 55)

Nasehat itu wajib, namun yang perlu diingat, bahwa nasehat itu adalah obat bagi luka, selembut apapun, ia tetap memberikan sakit.

Oleh sebab itu, perhatikan cara menyampaikan nasehat, pahamilah, bahwa hukum asalnya, nasehat hendaknya dilakukan secara sembunyi sembunyi, selama tidak ada mashlahat yang lebih besar untuk menampakkannya.

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah pernah mengatakan:

*كَانَ السَّلَفُ إِذَا أَرَادُوْا نَصِيْحَةَ أَحَدٍ ، وَعَظُوْهُ سِرًّا ، حَتَّى قَالَ بَعْضُهُمْ: مَنْ وَعَظَ أَخَاهُ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ فَهِيَ نَصِيْحَةٌ، وَمَنْ وَعَظَهُ عَلَى رُؤُوْسِ النَّاسِ فَإِنَّمَا وَبَّخَهَ*

“Dahulu generasi salaf jika mereka ingin menasehati seseorang, mereka menyampaikannya dengan sembunyi sembunyi, sampai sampai sebagian mereka berkata: *‘Barangsiapa yang menasehati saudaranya antara dia dan saudaranya saja maka itulah nasehat, dan Barangsiapa yang menasehatinya di hadapan halayak, maka ia telah menjatuhkannya."*

Imam Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata:

*المُؤْمِنُ يَسْتُرُ ويَنْصَحُ ، وَالفَاجِرُ يَهْتِكُ وَيُعَيِّرُ*

“Seorang mukmin itu menutupi dan menasehati, sementara orang yang jahat adalah mencederai dan menghina."
(Jami Al-Ulum wal Hikam: 1/236)

Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah menjelaskan dengan gamblang perihal cara menasehati yang sesungguhnya ini.

Beliau rahimahullah mengatakan:

*إِِذَا نَصَحْتَ فَانْصَحْ سِرًّا لَا جَهْرًا، وَبِتَعْرِيْضٍ لَا تَصْرِيْحٍ، إِلَّا أَنْ لَا يَفْهَمَ المَنْصُوْحُ تَعْرِيْضَكَ، فَلَا بُدَّ مِنْ التَّصْرِيْحِ …. فَإِِنْ تَعَديْتَ هَذِهِ الْوُجُوْهَ فَأَنْتَ ظَالِمٌ لَا نَاصِحٌ*

“Jika kamu ingin menasehati, maka nasehatilah dengan sembunyi sembunyi tidak dengan terang terangan, dengan bahasa kiasan tidak dengan bahasa lugas, kecuali jika yang dinasehati tidak memahami bahasa kiasan maka diperlukan bahasa yang lugas dan jelas, jika kamu melampaui hal tersebut maka kamu adalah seorang yang zhalim, bukan sebagai pemberi nasehat."
(Al-Akhlak Was Siyar: 45)

Oleh sebab itu, sebelum menasehati orang lain, perhatikanlah banyak hal, salah satunya yaitu cara kita menyampaikan nasehat itu.

*"Nasehat itu penting, tapi lebih penting lagi cara menyampaikannya, nasehat untuk memperbaiki bukan membuat orang semakin lari dan benci".*

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*YAKINLAH TIGA HAL*

Tiada yang lebih mengasihimu lebih daripada Allah Rabb mu.

Tiada yang lebih mengetahui dengan kegundahan hatimu melainkan hanya Allah.

Tiada yang lebih bisa menjauhkan marabahaya lebih dari Tuhanmu.

Oleh karena itu, minta lah pertolongan pada-Nya, bersandarlah kepada-Nya dalam semua perkara dan dalam semua kondisi, niscaya engkau akan mendapatkan lebih dari yang kau inginkan, tapi kau perlu menanamkan keyakinan tersebut di dalam hatimu.

Ingatlah dengan Ibrahim tatkala dilemparkan di dalam api, dngatlah dengan Yunus ketika di dalam perut ikan paus, ingatlah dengan Luth ketika menghadapi kaumnya, ingatlah dengan Ya'qub ketika dipisahkan dengan Yusuf, ingatlah dengan Musa ketika dikejar kejar fir'Aun.

Tidak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah, Allah hanya tinggal berkata kun (jadilah) maka akan terjadi yang diinginkan-Nya.

*"Dan kau tinggal pasrah dan bersandar diri pada Allah, kelak Allah akan mencukupimu"*.

*وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ*
_“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”_
*(QS. At Thalaq:3)*

Ustadz.
Syafiq riza Basalamah

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/Hl5xFc6hg6YKbsQFJpiySt
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*KISAH LELAKI TUA*

Seorang lelaki tua dengan baju lusuhnya masuk ke sebuah toko megah, dari bajunya, terliha lelaki tua itu adalah seorang fakir.

Para pengunjung di toko tersebut yang mayoritas adalah orang-orang berada, mereka rata-rata melihat dengan pandangan aneh kepada lelaki tua tersebut, tetapi tidak dengan sang pemilik toko.

”Mau cari apa pak?” Tanya pemilik toko dengan ramah.

”Anu… Saya mau beli selimut enam helai untuk saya dan anak istri saya. Tapi…....” Jawabnya ragu."

”Tapi kenapa pak?”

“Saya hanya punya uang 100 riyal, apa cukup untuk membeli enam helai selimut..?"

"Tak perlu bagus, yang penting bisa untuk melindungi tubuh dari hawa dingin,”
Ucap lelaki tua tersebut.

”Oh tentu cukup pak. saya punya selimut bagus dari Turki. harganya cuma 20 riyal saja, kalau bapak membeli lima saya kasih bonus satu helai’,’ jawab sang pemilik toko sigap.

Lega, wajah lelaki tua itu bersinar cerah. Ia menyodorkan uang 100 riyal, lalu membawa selimut yang dibelinya pulang.

Seorang teman pemilik toko yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan tersebut kemudian bertanya pada pemilik toko:

”Tidak salah...... ?
Kau bilang selimut itu yang paling bagus dan mahal yang ada di tokomu ini, kemarin kau jual kepadaku 450 riyal."

Sekarang kau jual kepada lelaki tua itu 20 riyal?”
Protesnya heran.

”Benar. Memang harga selimut itu 450 riyal, dan aku menjualnya padamu tidak kurang dan tidak lebih".

"Tetapi kemarin aku berdagang dengan manusia sekarang aku berdagang dengan Allah,”
Ucap sang pemilik toko dengan tenang.

“Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak menginginkan uangnya sedikitpun".

"Tapi aku ingin menjaga harga diri lelaki tua tersebut agar dia seolah tidak sedang menerima sedekah dari ku hingga bisa membuatnya malu,” sambungnya.

Menghela nafas sejenak, sambungnya kembali, “Demi Allah! Aku hanya ingin lelaki tua itu dan keluarganya terhindar dari cuaca musim dingin yang sebentar lagi datang."

"Dan aku pun berharap Allah menghindarkanku dan keluargaku dari panasnya api neraka.”

*"Sungguh, diperlukan seni dan trik dalam beramal dan bersedekah agar membuat orang lain tidak merasa malu atau rendah."*

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/C5jNi6tR1DUJHQnH4pxa9i
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*DUA KEKUATAN DALAM DIRI ANDA*.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

*Di dalam diri manusia ada dua kekuatan:*

Kekuatan dalam melakukan sesuatu, dan Kekuatan dalam meninggalkan sesuatu.

*Dan hakekat kesabaran* adalah menjadikan kekuatan dalam melakukan sesuatu untuk melakukan hal yang bermanfaat baginya, dan menjadikan kekuatan dalam meninggalkan sesuatu untuk meninggalkan hal yang membahayakan baginya.

Diantara manusia ada orang yang kekuatan sabarnya dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat, lebih besar daripada sabarnya dalam meninggalkan sesuatu yang membahayakan baginya, sehingga dia mampu bersabar dalam menghadapi beratnya ketaatan, tapi dia tidak sabar dari ajakan hawa nafsu untuk melakukan apa yang terlarang baginya.

Dan diantara mereka ada orang yang kekuatan sabarnya dalam meninggalkan larangan lebih besar daripada kekuatan sabarnya dalam menghadapi beratnya ketaatan.

Diantara mereka ada juga yang tidak memiliki kesabaran, baik terhadap ini maupun itu.

"Dan Orang Yang Paling Afdhol Adalah Orang Yang Paling Sabar Dalam Dua Jenis Kesabaran Ini."

Oleh karena itu, ada banyak orang yang sabar dalam berjuang untuk bangun malam di musim panas maupun musim dingin, dan sabar terhadap beratnya puasa, namun dia tidak sabar terhadap pandangan yang diharamkan.

Banyak pula orang yang sabar terhadap pandangan yang diharamkan, tapi dia tidak sabar dalam beramar ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafikin, bahkan (bisa jadi) dia orang yang paling lemah dalam hal ini.

Dan kebanyakan orang; tidak memiliki kesabaran terhadap salah satu dari kedua jenis kesabaran ini.

Sedang yang paling sedikit adalah orang yang memiliki kesabaran dalam keduanya.

[Uddatush Shobirin, hal: 18].


Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*
https://chat.whatsapp.com/Hl5xFc6hg6YKbsQFJpiySt

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*صباح الخير....*

*12 - Ramadhan - 1442 H*

*"Saudaraku mari kita buka group hari ini dengan Do'a"*

*اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً*

*"Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa"*

*“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”*
(HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah)

*Dimakruhkan makan sambil Bersandar*

Abu Juhaifah mengatakan, bahwa dia berada di dekat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah berkata kepada seseorang yang berada di dekat beliau,

*لاَ آكُلُ وَأَنَا مُتَّكِئٌ*

“Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.”
(HR. Bukhari no. 5399)

Ibnul Atsir rahimahullah berkata,

“Yang dimaksud muttaki-an adalah condong ketika duduk bersandar pada salah satu sisi.”
(Lihat Tawdhihul Ahkam, 5: 439)

Disebutkan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (9: 451),

“Mengenai makna ittika’ diperselisihkan maknanya oleh para ulama, ada yang mengatakan, pokoknya bersandar ketika makan dalam bentuk apa pun.

Ada yang menjelaskan, yang dimaksud adalah condong pada salah satu sisi, ada pula yang memaknakan dengan bersandar dengan tangan kiri yang diletakkan di lantai.”

Dari perkataan Imam Malik yang disimpulkan oleh Ibnu Hajar, terdapat isyarat bahwa beliau memaksudkan duduk ittika’ *untuk segala macam bentuk bersandar, tidak khusus pada cara duduk tertentu.*

Di antara alasan kenapa makan sambil bersandar terlarang karena dikhawatirkan perut menjadi bertambah buncit, sebagaimana ada riwayat dari Ibnu Abi Syaibah dari jalan Ibrahim An Nakho’i.
disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Al Fath (9: 452).

Ibnu Hajar mengatakan,

“Jika sudah disadari bahwasanya makan sambil bersandar itu dimakruhkan atau kurang utama, maka posisi duduk yang dianjurkan ketika makan adalah dengan menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki atau dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri.”
(Fathul Bari, 9: 452)

Semoga Allah memberikan Hidayah dan Rahmat-Nya serta menerima amal ibadah kita.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*
https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*BERIBADAHLAH DENGAN CINTA*

Cinta kepada Allah itu indah, bahkan itulah keindahan yang paling diinginkan oleh hati dan jiwa seorang manusia.

Indahnya rasa cinta kepada Allah Ta'ala telah menjadikan segala bentuk ibadah dan ketaatan menjadi indah dan nikmat, karena rasa kenikmatan itu mengikuti rasa cinta kepada-Nya.

Imam Ibnul Qayyim berkata : 

"Tiada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan serta kebaikan bagi hati manusia kecuali (setelah) ia pun menjadikan Allah (sebagai) sembahan satu satunya, puncak dari tujuannya dan Dzat yang paling dicintai-Nya melebihi segala sesuatu "
(Ighotsatul Lahfan 1/26)

Syaikh Abdurrozzaq berkata : 

*"Tidak mungkin seorang hamba bisa untuk beribadah kepada-Nya dengan rasa cinta, mengharapkan akan rahmat-Nya dan takut terhadap siksa-Nya, tanpa dia mengenal kemaha indahan nama nama-Nya, serta kemaha sempurnaan sifat sifat-Nya, yang semua itu menunjukkan kemaha agungan dan kemaha tinggian-Nya, dan juga Dialah satu satunya yang berhak untuk disembah dan tidak ada sembahan yang benar selain Allah"*
(Fiqh Asmaa-ul Husna hal 10)

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*
https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk

https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*

*BUAT KEBAIKAN TANPA MENGHARAPKAN PENGHARGAAN ATAU PUJIAN*

"Apa guna kamu buat semua ini, tapi tak juga dihargai orang."

Kata kata seumpama ini selalu saja membunuh motivasi diri kita untuk terus melakukan kebaikan.

Tapi jika kita yakin dan sadar, setiap kebaikan yang kita lakukan itu pasti ada yang mencatatnya (malaikat) dan ada yang melihatnya (Allah), tentulah motivasi untuk meneruskan kebaikan itu akan kembali semula.

Teruslah melakukan kebaikan tanpa mengharapkan pujian, sanjungan dan penghargaan daripada manusia karena yang maha berkuasa membalas kebaikan itu ialah Allah.

Di Tangan-Nya terletak segala sumber kemuliaan dan perbendaharaan langit dan bumi sementara manusia itu, tiada apa-apa sebenarnya.

Selalu ingat,........
Manusia bukanlah penentu rezeki dan kemuliaan kita, malah rezeki dan kemuliaan mereka sendiri adalah terletak pada ketentuan Allah.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*HARI MENJELANG AKHIR RAMADHAN*

Tidak seperti sebagian orang yang terlalu sibuk memikirkan hari raya, mudik dan baju lebaran,

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam malah lebih giat lagi untuk beribadah di akhir akhir bulan Ramadhan.

Bahkan beliau sampai bersengaja meninggalkan istri istrinya demi konsentrasi dalam ibadah.

Dan juga alasan semangat ibadah kala itu yaitu untuk
*Menggapai Lailatul Qadar*

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki *10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh sungguh dalam ibadah* (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”
Muttafaqun ‘alaih.

(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Bahkan tidak segan-segan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam membangunkan putri dan menantunya.

Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengetuk pintu mendatangi Fatimah dan Ali di malam hari,

Beliau mengatakan kepada keduanya:

*ألا تقومان فتصليان*

"Tidakkah kalian berdua bangun, untuk shalat".
Subhanallah.........., pemandangan yang sangat indah dalam keluarga kenabian.

Mudah mudahan Allah Ta'ala menjadikan kita hamba hambanya yang dapat menutup Ramadhan dengan sebaik baik amalan, dan kita dijadikan sebagai orang orang yang akan dibebaskan dari api neraka.
Aamiin......

*Referensi:*
Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Marom, Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 5: 51-52.

Lathoif Al Ma’arif fii Maa Limawasimil ‘Aam minal Wazhoif, Ibnu Rajab Al Hambali, terbitan Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, tahun 1428 H.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*TIDAK TIDUR SETELAH SHOLAT SUBUH*

Di bulan Ramadhan, mungkin karena semalam letih melakukan shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, ditambah lagi harus bagun untuk sahur, sehingga banyak di antara kita ini yang akhirnya tidur setelah shalat subuh untuk menambal kekurangan tidur kita tersebut.

Padahal waktu pagi setelah subuh hingga terbit matahari adalah waktu yang sangat berharga, diluar bulan Ramadhan saja berharga apalagi di bulan Ramadhan.

Imam Ibnul Qayyim mengatakan:

*“Hal yang makruh menurut mereka (para ulama): tidur antara selesai shalat subuh hingga terbit matahari. Karena itu adalah waktu ghanimah.”*
(Madariju As-Salikin: 1/324)

“Waktu ghanimah” yaitu waktu meraup kebaikan yang banyak, karena itulah para Salafus Shalih sangat perhatian dalam hal ini.

Di antara-nya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah, dari Urwah bin Zubair, ia menuturkan:

*كَانَ الزُّبَيْرُ يَنْهَى بَنِيْهِ عَنِ التَّصَبُّحِ*

*“Zubair bin al-Awwam a melarang anak-anak-nya untuk tidur di waktu setelah subuh.”*
(Al-Mushannaf: 25442)

Bahkan diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia melihat salah seorang anaknya tidur pada waktu subuh maka ia pun mengatakan:

*قُمْ، أَتَنَامُ فِي السَّاعَةِ الَّتِي تُقَسَّمُ فِيْهَا الأَرْزَاقُ؟!*

*“Bangun!! Apakah engkau akan tidur di waktu rezeki sedang dibagikan.”*
(Al-Adabu Asy-Sya’iyyah: 3/147)

Lantas bagaimana potret Salafus Shalih setelah subuh pada bulan Ramadhan....?

Bukankah mereka juga manusia seperti kita yang merasakan letih dan kurang tidur, bahkan mungkin keletihan dan rasa kantuk pada mereka lebih dari kita karena mereka menghidupkan malam Ramadhan dengan sangat maksimal mengalahkan kita, mereka hanya tidur sedikit saja.

Disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali bahwa:

*كَانَتْ عَائِشَةُ s تَقْرَأُ فِي المُصْحَفِ أَوَّلَ النَّهَارِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ نَامَتْ*

*"Aisyah biasa membaca Al-Qur’an dengan melihat mushaf pada awal siang (pagi hari setelah subuh) di bulan Ramadhan. Apabila telah terbit matahari maka ia pun tidur."*
(Lathaif Al-Ma’arif: 222)

Ternyata beginilah salah satu cara Salafus Shalih untuk mensiasatinya.

Membaca Al-Qur’an dengan melihat mushaf, karena jika membaca dari hafalan tentu sangat mudah membuat mereka kalah oleh kantuk.

Oleh karena itu pelajaran bagi kita, bahwa selepas subuh hingga matahari terbit usahakan jangan tidur.

Lakukan hal-hal yang bermanfaat, lebih afdhal lagi yang bernilai ibadah, rasa kantuk yang dirasa tahan sebentar, kalau pun mau tidur lakukanlah setelah matahari terbit seperti yang dilakukan oleh Aisyah di atas yang penting jangan tidur setelah shalat subuh.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*PESAN MULIA…*

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kekhilafannya melakukan hal yang sia-sia dan hal yang tidak pantas (selama ia berpuasa)…”
(HR. Abu Daud)

Banyak orang yang membayar zakat fitri tidak menangkap pesan mulia dari penggalan hadits di atas, dan yang lebih aneh lagi saat ada orang yang merasa tinggi dan berjasa dihadapan fakir miskin karena zakat yang ia bayarkan...?.

Zakat fitri mengingatkan kita bahwa masih banyak hal sia-sia yang masih kita lakukan selama bulan suci Ramadhan.

Masih banyak krikil-krikil dosa yang membuat kita tersandung selama bulan Ramadhan.

Bayarlah zakat kita sebagai seorang yang penuh khilaf yang ingin disucikan oleh Rabbnya.

Bayarlah zakat kita dengan perasaan bersalah, malu dan harap agar diputihkan Allah.

Bayarlah zakat kita sebagaimana rasa yang tercipta dalam diri seorang yang melakukan sujud sahwi karena melakukan kesalahan dan kekhilafan dalam shalat.

Ulama bertutur:
“Zakat fitri ibarat sujud sahwi dalam shalat.”
(Al Mabsuth 3/54, dan sebagian ulama menyatakan ini ucapan Imam Waki’ bin Al Jarrah rahimahullah.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*KASIH SAYANG AYAH*

Semula hanya membaca. Lewat begitu saja, kurang atau bahkan tak mampu memahami makna.

Surat Yusuf dalam Al Quran benar benar menggambarkan realita kehidupan nyata, sungguh sungguh ada, seolah tidak ada warna kehidupan yang tidak tersentuh.

Surat Yusuf memang menyejukkan mengajak kita berdamai dengan problematika, pantas saja jika ada riwayat tentang Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan yang sering membacanya saat shalat.

Di awal surat, Allah telah menetapkan kisah Nabi Yusuf sebagai kisah terbaik, ada satu hal yang menarik beberapa waktu terakhir ini.

Nabi Ya'qub yang kehilangan penglihatan karena terpisah dengan anaknya yaitu nabi Yusuf, telah membuka kenyataan bahwa rasa sedih dan rindu dapat berdampak kepada badan.

Begitupun ketika nabi Ya'qub sembuh dan dapat melihat kembali, apa sebabnya....., mencium aroma badan nabi Yusuf yang terdapat pada pakaian yang dikirimkan, senang, bahagia dan tentram adalah obat terbaik.

Menurut As Sa'dii ahli tafsir zaman ini, kisah Nabi Yusuf menunjukkan bahwa suatu penyakit bisa sembuh dengan obat obatan fisik juga bisa sembuh dengan obat rabbaniyyah (kasih sayang Allah).

Oleh sebab itu, selain berikhtiar dengan obat obatan yang kita kenal, jangan lupakan bahwa *kesembuhan itu hanya dari Allah Ta'ala*.

Buatlah dirimu senang, bikin pikiranmu tenang, hatimu harus tentram, dan tidak ada yang lebih bisa menentramkan dibanding ibadah.

Kurangi beban pikiranmu, jalani kegiatan semampumu, buatlah rencana sekadar bisamu, jangan terlalu memaksakan dirimu.

Sosok seorang ayah pada diri Nabi Ya'qub menjadi inspirasi, rupanya kasih sayang dan cinta seorang ayah kepada anaknya memang dahsyat, sungguh luar biasa.

Seorang ayah hatinya perasa jika berbicara tentang anak, ia sangat lemah jika berpisah dengan anak, rasanya ingin menangis saja, namun ia sembunyikan.

Seorang ayah merahasiakan tangisan itu di hati, sebab ia paham, ayah harus menguatkan, mesti menenangkan dan berusaha tidak menyusahkan anaknya.

Terkadang ayah terlihat acuh, padahal pikirannya selalu pada anak, seolah olah ayah kurang perhatian karena kesibukan, padahal ia merasa tersiksa karena tak bisa memberi banyak waktu untuk anaknya.

Kesannya ayah itu keras atau galak, padahal ia ingin menyampaikan pesan bahwa, "Nak, jangan takut dan jangan cemas, ada aku ayahmu yang akan selalu menjagamu"

Jika dihitung, ayah mungkin lebih sedikit berbicara, karena ia lebih banyak berpikir tentang masa depan anaknya.

Apalagi jika anaknya perempuan, sudah berulang kali saya menyaksikan seorang ayah yang menangis saat menikahkan anaknya berucap ijab kabul.

Semoga Allah Ta'ala merahmati ayah kita yang sudah wafat, semoga Allah beri kesabaran untuk ayah kita yang masih hidup.

Tulisan ini sekadar mengingatkan bahwa ayahmu adalah orang hebat.

*"Ayahmu selalu menginginkan kebaikan untukmu, ingat, ayahmu selalu mendoakanmu"*.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/HjxEiHDl3fFFS8QWa5U4Gk
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*TAUBATMU MASIH RENCANA, TAPI KEMATIANMU SUDAH PASTI*

Kematian, salah satu rahasia ilmu ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala. Allah telah menetapkan setiap jiwa pasti akan merasakannya.

Kematian tidak pandang bulu, apabila sudah tiba saatnya, Malaikat pencabut nyawa akan segera menunaikan tugasnya, dan tidak mau menerima pengunduran jadwal, barang sedetik sekalipun, karena bukanlah sifat Malaikat seperti manusia, yang dzhalim dan jahil.
Allah Ta'ala berfirman;

*وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ*

_"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."_
(QS. Al-Munafiqun/63:11)

Manusia tenggelam dalam seribu satu kesenangan dunia, sementara ia lalai mempersiapkan diri menyambut akhiratnya.

Berbeda dengan para Malaikat yang senantiasa patuh dan mengerjakan perintah Tuhannya, tidakkah manusia sadar, seandainya dia tahu apa isi neraka saat ini juga pasti dia akan menangis, menangis dan menangis.

Subhanallah, adakah orang yang tidak merasa takut dari neraka...?

Sebuah tempat penuh siksa, sebuah negeri kengerian dan jeritan manusia-manusia durhaka.

Neraka ada di hadapan kita, dengan apakah kita akan membentengi diri darinya...?

Apakah dengan menumpuk kesalahan dan dosa, hari demi hari, malam demi malam, sehingga membuat hati semakin menjadi hitam legam...?

Apakah kita tidak ingat ketika itu kita berbuat dosa, lalu sesudahnya kita memohon ampunan kepada Allah.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/Hl5xFc6hg6YKbsQFJpiySt
https://t.me/cahayasunnah
*ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ*


*CINTA DUNIA DAN TAKUT MATI*

Semua tentu takut menghadapi kematian, apalagi kita yakin bekal kita masih kurang untuk menghadapinya.

Namun ada rasa takut akan kematian yang tercela dan ada pula yang tidak tercela, yang tercela bila rasa takut tersebut didasari akan cinta yang berlebihan pada dunia sehingga melupakan akhirat.

Faedah Mengingat Mati

1- Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri, dengan mengingatnya saja seseorang telah mendapatkan ganjaran karena inilah yang diperintahkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2- Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

*اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه*

“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya, shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya, hati hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).”
(HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)

3- Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah, karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah.

Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.

4- Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

*أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه*

“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia”.
(HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).

5- Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim.
Allah Ta’ala berfirman,

*أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ*

_“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.”_
(QS. Al Muthoffifin: 4).

Ayat ini dimaksudkan untuk orang orang yang berlaku zholim dengan berbuat curang ketika menakar.

Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zholim seperti itu.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

https://chat.whatsapp.com/Hl5xFc6hg6YKbsQFJpiySt
https://t.me/cahayasunnah