2 Marwah
Imam Rabi'ah ar-Ra'yi menyatakan,
فللسفر مروءة ، وللحضر مروءة، فأما مروءة السفر : فبذل الزاد ، وقلة الخلاف على الأصحاب ، وكثرة المزاح في غير مساخط اللَّه، وأما مروءة الحَضَر : فالإدمان إلى المساجد ، وكثرة الإخوان في اللَّه ، وقراءة القرآن"
"Di setiap kondisi bersafar dan bermukim perlu menjaga marwah (muruah).
Menjaga marwah ketika bersafar adalah dengan mempersiapkan bekal, menghindari perselisihan, dan sering bercanda dengan memperhatikan batasan syari'at.
Menjaga marwah ketika bermukim adalah dengan rutin mendatangi masjid, memperbanyak saudara di jalan Allah, dan membaca al-Quran."
[Raudhah al-Uqala wa Nuzhah al-Fudhala hal. 500]
#nasihat
Imam Rabi'ah ar-Ra'yi menyatakan,
فللسفر مروءة ، وللحضر مروءة، فأما مروءة السفر : فبذل الزاد ، وقلة الخلاف على الأصحاب ، وكثرة المزاح في غير مساخط اللَّه، وأما مروءة الحَضَر : فالإدمان إلى المساجد ، وكثرة الإخوان في اللَّه ، وقراءة القرآن"
"Di setiap kondisi bersafar dan bermukim perlu menjaga marwah (muruah).
Menjaga marwah ketika bersafar adalah dengan mempersiapkan bekal, menghindari perselisihan, dan sering bercanda dengan memperhatikan batasan syari'at.
Menjaga marwah ketika bermukim adalah dengan rutin mendatangi masjid, memperbanyak saudara di jalan Allah, dan membaca al-Quran."
[Raudhah al-Uqala wa Nuzhah al-Fudhala hal. 500]
#nasihat
PENDOSA JANGAN MALAS BERAMAL
al-Harits al-Muhasibi menuturkan,
اجتهد ولا تيأس، ولا تقل عند ذكر الصالحين : لولا ذنوبي لرجوتُ طريقة الصالحين، فيُفتِّرك ذكرُ ذنوبِك عن العمل، فإنَّ صاحبَ الحملَ الثقيلِ أولى أن يجتهدَ في إسقاط ما قد حمل من المُخِفِّ الذي ليس على ظهره شيء.
"Beramallah dengan sungguh-sungguh dan jangan berputus asa.
Ketika disebutkan orang-orang yang shalih, janganlah engkau berkata 'Seandainya bukan karena dosaku, niscaya aku pun akan menempuh jalan mereka'.
Teringat dosa malah membuatmu malas beramal. Padahal seharusnya seorang yang memikul beban dosa yang berat harus lebih giat beramal untuk menggugurkannya; yang tentunya hal itu tidak seperti orang yang tidak memikul beban dosa apa pun di punggungnya."
Al-Harits al-Muhasibi dalam Adab an-Nufus hal. 179
#nasihat
al-Harits al-Muhasibi menuturkan,
اجتهد ولا تيأس، ولا تقل عند ذكر الصالحين : لولا ذنوبي لرجوتُ طريقة الصالحين، فيُفتِّرك ذكرُ ذنوبِك عن العمل، فإنَّ صاحبَ الحملَ الثقيلِ أولى أن يجتهدَ في إسقاط ما قد حمل من المُخِفِّ الذي ليس على ظهره شيء.
"Beramallah dengan sungguh-sungguh dan jangan berputus asa.
Ketika disebutkan orang-orang yang shalih, janganlah engkau berkata 'Seandainya bukan karena dosaku, niscaya aku pun akan menempuh jalan mereka'.
Teringat dosa malah membuatmu malas beramal. Padahal seharusnya seorang yang memikul beban dosa yang berat harus lebih giat beramal untuk menggugurkannya; yang tentunya hal itu tidak seperti orang yang tidak memikul beban dosa apa pun di punggungnya."
Al-Harits al-Muhasibi dalam Adab an-Nufus hal. 179
#nasihat
Petunjuk tidaklah tercapai karena pengaruh kekuatan dan kuantitas dalil.
Hal yang mempengaruhi tercapainya petunjuk adalah semata-mata taufik dan takdir Allah kepada hamba.
Sebagian orang justru tak mampu memperoleh petunjuk, meskipun berbagai dalil yang dianggap mampu membuahkan petunjuk berada di hadapannya.
Salah satu ayat yang sangat mendukung pernyataan di atas adalah firman Allah ta'ala,
وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ
"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [QS.Al-An'am:111]
Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besar kenikmatan Islam yang dianugerahkan Allah ta'ala.
Kita tidak memperoleh nikmat Islam ini dengan kekuatan kita; tidak pula karena kekuatan dalil yang kita teliti.
Namun, kenikmatan memeluk agama Islam ini terwujud semata-mata dari karunia, kasih sayang, dan kedermawanan Allah ta'ala.
Dr. Sulthan al-'Umairi
Sumber: https://t.me/s_alomaire/1889
#tadabbur
Hal yang mempengaruhi tercapainya petunjuk adalah semata-mata taufik dan takdir Allah kepada hamba.
Sebagian orang justru tak mampu memperoleh petunjuk, meskipun berbagai dalil yang dianggap mampu membuahkan petunjuk berada di hadapannya.
Salah satu ayat yang sangat mendukung pernyataan di atas adalah firman Allah ta'ala,
وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ
"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [QS.Al-An'am:111]
Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besar kenikmatan Islam yang dianugerahkan Allah ta'ala.
Kita tidak memperoleh nikmat Islam ini dengan kekuatan kita; tidak pula karena kekuatan dalil yang kita teliti.
Namun, kenikmatan memeluk agama Islam ini terwujud semata-mata dari karunia, kasih sayang, dan kedermawanan Allah ta'ala.
Dr. Sulthan al-'Umairi
Sumber: https://t.me/s_alomaire/1889
#tadabbur
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗕𝗘𝗥𝗔𝗗𝗔𝗕𝗞𝗔𝗛 𝗞𝗜𝗧𝗔 𝗧𝗘𝗥𝗛𝗔𝗗𝗔𝗣 𝗚𝗨𝗥𝗨 𝗞𝗜𝗧𝗔❓
Wahai ikhwah fillah, sungguh *terenyuh hati ini* mendengar nasihat gurunda kita 𝘜𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘈𝘩𝘮𝘢𝘥 𝘚𝘢𝘣𝘪𝘲, 𝘓𝘤 hafidzahullah
Barangkali ini yang menjadi *sebab sulitnya ilmu kita pahami* selain dari banyaknya maksiat yang kita lakukan. Semoga Allah Ta'ala beri Taufiq kita semua.
Mari simak nasihat berharga ini dan renungkan lah ikhwah❗
_*Semoga Allah ridhai, berkahi dan mudahkan kita semua*_
_*Barakallahu Fiikum*_
Wahai ikhwah fillah, sungguh *terenyuh hati ini* mendengar nasihat gurunda kita 𝘜𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘈𝘩𝘮𝘢𝘥 𝘚𝘢𝘣𝘪𝘲, 𝘓𝘤 hafidzahullah
Barangkali ini yang menjadi *sebab sulitnya ilmu kita pahami* selain dari banyaknya maksiat yang kita lakukan. Semoga Allah Ta'ala beri Taufiq kita semua.
Mari simak nasihat berharga ini dan renungkan lah ikhwah❗
_*Semoga Allah ridhai, berkahi dan mudahkan kita semua*_
_*Barakallahu Fiikum*_
مما يزيد حالة الإنسان سوءًا أن يسأل نفسه:
- لماذا يحدث هذا لي؟
- لماذا أنا بالذات؟
مثل هذه الأسئلة لا تساعد على استعادة صحتك النفسية، لأن ليس لهما إجابات، فما حدث قد حدث، الأفضل أن تستبدلهما بأسئلة أكثر فائدة مثل: ماذا يمكنني أن أفعل الآن لأكون بحال أفضل؟.
احذر كيف تتحدث إلى نفسك
"Hal yang semakin memperparah keterpurukan seorang adalah ketika ia bertanya-tanya pada jiwanya,
"Mengapa hal ini terjadi pada diriku?"
"Kenapa aku yang ditimpa masalah ini?"
Pertanyaan seperti di atas tidak akan memulihkan kesehatan mental anda, karena ia tidak memiliki jawaban. Apa yang terjadi biarlah terjadi.
Hal yang lebih baik adalah menggantinya dengan pertanyaan yang lebih bermanfaat seperti, "Apa yang bisa dilakukan saat ini agar kondisiku menjadi lebih baik?"
Oleh karena itu, perhatikan bagaimana cara berkomunikasi dengan jiwa anda!
Usamah al-Jami'
Sumber: https://t.me/osamaelgame3/235
#nasihat
#psikologi
- لماذا يحدث هذا لي؟
- لماذا أنا بالذات؟
مثل هذه الأسئلة لا تساعد على استعادة صحتك النفسية، لأن ليس لهما إجابات، فما حدث قد حدث، الأفضل أن تستبدلهما بأسئلة أكثر فائدة مثل: ماذا يمكنني أن أفعل الآن لأكون بحال أفضل؟.
احذر كيف تتحدث إلى نفسك
"Hal yang semakin memperparah keterpurukan seorang adalah ketika ia bertanya-tanya pada jiwanya,
"Mengapa hal ini terjadi pada diriku?"
"Kenapa aku yang ditimpa masalah ini?"
Pertanyaan seperti di atas tidak akan memulihkan kesehatan mental anda, karena ia tidak memiliki jawaban. Apa yang terjadi biarlah terjadi.
Hal yang lebih baik adalah menggantinya dengan pertanyaan yang lebih bermanfaat seperti, "Apa yang bisa dilakukan saat ini agar kondisiku menjadi lebih baik?"
Oleh karena itu, perhatikan bagaimana cara berkomunikasi dengan jiwa anda!
Usamah al-Jami'
Sumber: https://t.me/osamaelgame3/235
#nasihat
#psikologi
Ibnu Taimiyah menuturkan,
وطالب الرئاسة ولو بالباطل ترضيه الكلمة التي فيها تعظيمه وإن كانت باطلا، وتغضبه الكلمة التي فيها ذمه وإن كانت حقا، والمؤمن ترضيه كلمة الحق له وعليه، وتغضبه كلمة الباطل له وعليه؛ لأن الله تعالى يحب الحق والصدق والعدل ويبغض الكذب والظلم
"Pencari kekuasaan meski dengan menempuh hal yang batil, akan senang dengan ucapan yang menjanjung meski nirfakta. Ia tak suka ucapan yang merendahkan meski benar.
Sementara orang beriman ridha terhadap ucapan yang benar, meski merugikannya. Dan ia tak suka ucapan yang batil, meski mendukungnya. Karena Allah cinta kebenaran, kejujuran, dan keadilan serta membenci kedustaan dan kezaliman."
Majmu' al-Fatawa 1/599
#nasihat
وطالب الرئاسة ولو بالباطل ترضيه الكلمة التي فيها تعظيمه وإن كانت باطلا، وتغضبه الكلمة التي فيها ذمه وإن كانت حقا، والمؤمن ترضيه كلمة الحق له وعليه، وتغضبه كلمة الباطل له وعليه؛ لأن الله تعالى يحب الحق والصدق والعدل ويبغض الكذب والظلم
"Pencari kekuasaan meski dengan menempuh hal yang batil, akan senang dengan ucapan yang menjanjung meski nirfakta. Ia tak suka ucapan yang merendahkan meski benar.
Sementara orang beriman ridha terhadap ucapan yang benar, meski merugikannya. Dan ia tak suka ucapan yang batil, meski mendukungnya. Karena Allah cinta kebenaran, kejujuran, dan keadilan serta membenci kedustaan dan kezaliman."
Majmu' al-Fatawa 1/599
#nasihat
Apakah Tipu Daya Wanita Lebih Berbahaya dari Tipu Daya Setan?
Allah ta'ala berfirman melalui lisan al-'Aziz perihal wanita,
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]
Sedangkan perihal setan, Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]
Sebagian orang terkadang memahami, berdasarkan riwayat dari ulama juga, bahwa tipu daya wanita lebih hebat daripada tipu daya setan dengan berdalilkan kedua ayat di atas.
Selain itu, mereka juga mendukung pernyataan tersebut dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha,
إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ
"Sungguh kalian ini seperti para wanita dalam kisah Yusuf." [HR.Al-Bukhari]
Demikian pula, pemahaman ini berdalilkan suatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda,
إن كيد النساء أعظم من كيد الشيطان لأن الله تعالى يقول: (إن كيد الشيطان كان ضعيفا) وقال: (إن كيدكن عظيم)).
"Tipu daya wanita lebih besar dari pada tipu daya setan, karena Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]
dan Dia juga berfirman,
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]" [Diriwayatkan al-Qurthubi dalam Tafsirnya]
Kesimpulan yang tepat adalah perbandingan kedua tipu daya tersebut sama sekali tidak disebutkan dalam al-Quran; karena keduanya disebutkan dalam konteks yang berbeda, sehingga tidak sepatutnya memisahkan redaksi kedua ayat tersebut dari konteks yang ada.
Dalam surat Yusuf, tipu daya wanita disebutkan sebagai bentuk perbandingan dengan tipu daya pria. Tidak diragukan bahwa jika dibandingkan dengan pria, tipu daya wanita lebih besar. Allah ta'ala mengisyaratkan hal ini juga melalui perkataan Yusuf 'alaihi as-salam,
وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
"Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". [QS.Yusuf:33]
Sementara tipu daya setan yang disebutkan di surat an-Nisa ayat 76 memiliki konteks perbandingan dengan tipu daya Allah ta'ala dan pertolongan-Nya kepada para hamba yang beriman. Tentu, dalam konteks ini, tipu daya setan sangat lemah di hadapan tipu daya Allah ta'ala.
Hal ini bisa dipahami dengan baik jika kita memperhatikan redaksi dan konteks kedua ayat tersebut secara lengkap.
Selain itu, tipu daya wanita pada hakikatnya merupakan turunan atau cabang dari tipu daya setan. Setanlah yang mendikte dan membisiki mereka untuk melakukan tipu daya. Itulah yang terjadi pada Adam 'alaihi as-salam hingga dikeluarkan dari surga.
Adapun pendalilan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits al-Bukhari, maka hadits tersebut hanya menetapkan eksistensi tipu daya wanita dan bukan menyatakan tipu daya mereka lebih hebat dari tipu daya setan.
Adapun riwayat al-Qurthubi, maka derajat riwayat tersebut lemah dan sama sekali tidak tercantum dalam kitab induk hadits.
Berdasarkan hal di atas, maka tidak boleh mengasosiasikan atau membandingkan kedua ayat tersebut. Hendaknya kedua ayat di atas dipahami sesuai konteksnya.
Wallahu a'lam.
#tadabbur
Allah ta'ala berfirman melalui lisan al-'Aziz perihal wanita,
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]
Sedangkan perihal setan, Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]
Sebagian orang terkadang memahami, berdasarkan riwayat dari ulama juga, bahwa tipu daya wanita lebih hebat daripada tipu daya setan dengan berdalilkan kedua ayat di atas.
Selain itu, mereka juga mendukung pernyataan tersebut dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha,
إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ
"Sungguh kalian ini seperti para wanita dalam kisah Yusuf." [HR.Al-Bukhari]
Demikian pula, pemahaman ini berdalilkan suatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda,
إن كيد النساء أعظم من كيد الشيطان لأن الله تعالى يقول: (إن كيد الشيطان كان ضعيفا) وقال: (إن كيدكن عظيم)).
"Tipu daya wanita lebih besar dari pada tipu daya setan, karena Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]
dan Dia juga berfirman,
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]" [Diriwayatkan al-Qurthubi dalam Tafsirnya]
Kesimpulan yang tepat adalah perbandingan kedua tipu daya tersebut sama sekali tidak disebutkan dalam al-Quran; karena keduanya disebutkan dalam konteks yang berbeda, sehingga tidak sepatutnya memisahkan redaksi kedua ayat tersebut dari konteks yang ada.
Dalam surat Yusuf, tipu daya wanita disebutkan sebagai bentuk perbandingan dengan tipu daya pria. Tidak diragukan bahwa jika dibandingkan dengan pria, tipu daya wanita lebih besar. Allah ta'ala mengisyaratkan hal ini juga melalui perkataan Yusuf 'alaihi as-salam,
وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
"Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". [QS.Yusuf:33]
Sementara tipu daya setan yang disebutkan di surat an-Nisa ayat 76 memiliki konteks perbandingan dengan tipu daya Allah ta'ala dan pertolongan-Nya kepada para hamba yang beriman. Tentu, dalam konteks ini, tipu daya setan sangat lemah di hadapan tipu daya Allah ta'ala.
Hal ini bisa dipahami dengan baik jika kita memperhatikan redaksi dan konteks kedua ayat tersebut secara lengkap.
Selain itu, tipu daya wanita pada hakikatnya merupakan turunan atau cabang dari tipu daya setan. Setanlah yang mendikte dan membisiki mereka untuk melakukan tipu daya. Itulah yang terjadi pada Adam 'alaihi as-salam hingga dikeluarkan dari surga.
Adapun pendalilan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits al-Bukhari, maka hadits tersebut hanya menetapkan eksistensi tipu daya wanita dan bukan menyatakan tipu daya mereka lebih hebat dari tipu daya setan.
Adapun riwayat al-Qurthubi, maka derajat riwayat tersebut lemah dan sama sekali tidak tercantum dalam kitab induk hadits.
Berdasarkan hal di atas, maka tidak boleh mengasosiasikan atau membandingkan kedua ayat tersebut. Hendaknya kedua ayat di atas dipahami sesuai konteksnya.
Wallahu a'lam.
#tadabbur
UJIAN PADA HARTA DAN JIWA ADALAH KENISCAYAAN
Allah ta'ala berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." [QS.Ali Imran:186]
Tafsir Ayat
لتُختبرنّ - أيها المؤمنون - في أموالكم، بأداء الحقوق الواجبة فيها، وبما ينزل بها من مصائب، ولتختبرُنَّ في أنفسكم بالقيام بتكاليف الشريعة، وما ينزل بكم من أنواع البلاء، ولتسمعُنّ من الذين أُعطوا الكتب من قبلكم ومن الذين أشركوا شيئًا كثيرًا مما يؤذيكم من الطعن فيكم وفي دينكم، وإن تصبروا على ما يصيبكم من أنواع المصائب والابتلاءات، وتتقوا الله بفعل ما أمر وتَرْك ما نهى، فإن ذلك من الأمور التي تحتاج إلى عزم، ويتنافس فيها المتنافسون
"Sungguh kalian -wahai orang-orang beriman- benar-benar akan mendapatkan ujian di dalam harta benda kalian seperti menunaikan hak-hak yang wajib pada harta tersebut, adanya musibah-musibah yang menimpanya, dan kalian juga benar-benar akan diuji di dalam diri kalian dalam bentuk kewajiban menjalankan tugas-tugas syariat dan aneka cobaan yang menimpa kalian.
Sungguh, kalian benar-benar akan mendengar banyak hal yang menyakitkan hati dari lisan orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik, yaitu ucapan-ucapan yang menjelek-jelekkan diri kalian dan agama kalian.
Jika kalian bersabar atas berbagai musibah dan cobaan yang menimpa dan senantiasa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang membutuhkan tekad yang bulat dan perkara yang diperebutkan oleh orang-orang yang berlomba-lomba."
Sumber: al-Mukhtashar fi at-Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
Allah ta'ala berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." [QS.Ali Imran:186]
Tafsir Ayat
لتُختبرنّ - أيها المؤمنون - في أموالكم، بأداء الحقوق الواجبة فيها، وبما ينزل بها من مصائب، ولتختبرُنَّ في أنفسكم بالقيام بتكاليف الشريعة، وما ينزل بكم من أنواع البلاء، ولتسمعُنّ من الذين أُعطوا الكتب من قبلكم ومن الذين أشركوا شيئًا كثيرًا مما يؤذيكم من الطعن فيكم وفي دينكم، وإن تصبروا على ما يصيبكم من أنواع المصائب والابتلاءات، وتتقوا الله بفعل ما أمر وتَرْك ما نهى، فإن ذلك من الأمور التي تحتاج إلى عزم، ويتنافس فيها المتنافسون
"Sungguh kalian -wahai orang-orang beriman- benar-benar akan mendapatkan ujian di dalam harta benda kalian seperti menunaikan hak-hak yang wajib pada harta tersebut, adanya musibah-musibah yang menimpanya, dan kalian juga benar-benar akan diuji di dalam diri kalian dalam bentuk kewajiban menjalankan tugas-tugas syariat dan aneka cobaan yang menimpa kalian.
Sungguh, kalian benar-benar akan mendengar banyak hal yang menyakitkan hati dari lisan orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik, yaitu ucapan-ucapan yang menjelek-jelekkan diri kalian dan agama kalian.
Jika kalian bersabar atas berbagai musibah dan cobaan yang menimpa dan senantiasa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang membutuhkan tekad yang bulat dan perkara yang diperebutkan oleh orang-orang yang berlomba-lomba."
Sumber: al-Mukhtashar fi at-Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
Dr. Hayah bintu Sa'id Baakhdar menuturkan,
من أعظم البر للناس الدفاع عنهم وتقديم الخير لهم
"Salah satu bentuk kebaikan terbesar kepada orang lain adalah membela dan berbuat baik kepada mereka."
#nasihat
من أعظم البر للناس الدفاع عنهم وتقديم الخير لهم
"Salah satu bentuk kebaikan terbesar kepada orang lain adalah membela dan berbuat baik kepada mereka."
#nasihat
*Sedekah Jariyah Jum'at - Pipanisasi Kadisono (Magelang)*
_Hanya Kurang Rp 8jt_
Donasi tandon/toren air yang kamu kirimkan pada November lalu sudah kami sampaikan ya teman-teman. Karena dana yang masuk lebih, maka kami tambahkan satu tempat lagi untuk penyalurannya, sehingga total ada 3 unit toren air yang tersalurkan.
- Klampok (Gunungkidul)
- Kedungpoh (Gunungkidul)
- Srunggo (Bantul)
Alhamdulillah, semoga menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bagi para donatur.
*Next project*, kami akan melaksanakan *pipanisasi di Kadisono, Magelang*. Para warga sudah selesai menggali sumur untuk sumber air. Mari berpartisipasi lagi ya:
🌏 pedulimuslim.com/jariyah
Bantu operasional program:
🌏 pedulimuslim.com/operasional
Semoga amal jariyah ini menjadi salah satu amal yang abadi manfaatnya dan kebahagiaannya.
____
Broadcasted by:
⎮Peduli Muslim
⎮Instagram: @pedulimuslim
⎮Telegram: t.me/PeduliMuslim
_Hanya Kurang Rp 8jt_
Donasi tandon/toren air yang kamu kirimkan pada November lalu sudah kami sampaikan ya teman-teman. Karena dana yang masuk lebih, maka kami tambahkan satu tempat lagi untuk penyalurannya, sehingga total ada 3 unit toren air yang tersalurkan.
- Klampok (Gunungkidul)
- Kedungpoh (Gunungkidul)
- Srunggo (Bantul)
Alhamdulillah, semoga menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bagi para donatur.
*Next project*, kami akan melaksanakan *pipanisasi di Kadisono, Magelang*. Para warga sudah selesai menggali sumur untuk sumber air. Mari berpartisipasi lagi ya:
🌏 pedulimuslim.com/jariyah
Bantu operasional program:
🌏 pedulimuslim.com/operasional
Semoga amal jariyah ini menjadi salah satu amal yang abadi manfaatnya dan kebahagiaannya.
____
Broadcasted by:
⎮Peduli Muslim
⎮Instagram: @pedulimuslim
⎮Telegram: t.me/PeduliMuslim
SALAH SATU KELEMBUTAN AL-QURAN
Setiap kali Allah menyebutkan seorang nabi, Dia menyatakan bahwa ia adalah saudara bagi kaumnya.
Allah berfirman perihal Hud 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا
"Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud." [QS.Hud:50]
Allah ta'ala berfirman perihal Shalih 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih." [QS.Al-A’raf:73]
Allah ta'ala berfirman perihal Syu'aib 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا
"Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib." [QS.Hud:84]
Pakar tafsir menjelaskan bahwa penyebutan sifat saudara pada diri nabi itu dikarenakan rasa sayangnya kepada kaum mereka layaknya rasa sayang kepada saudara sendiri.
Ketika kita menasihati dan mendakwahi manusia apalagi saudara seiman, selayaknya nasihat itu dilandasi rasa sayang sebagaimana rasa sayang para nabi kepada kaum mereka; bukan dengan cacian, makian, umpatan, nyinyiran, dan hal yang semisal.
Wallahu a'lam.
#tadabbur
Setiap kali Allah menyebutkan seorang nabi, Dia menyatakan bahwa ia adalah saudara bagi kaumnya.
Allah berfirman perihal Hud 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا
"Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud." [QS.Hud:50]
Allah ta'ala berfirman perihal Shalih 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih." [QS.Al-A’raf:73]
Allah ta'ala berfirman perihal Syu'aib 'alaihi as-salam,
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا
"Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib." [QS.Hud:84]
Pakar tafsir menjelaskan bahwa penyebutan sifat saudara pada diri nabi itu dikarenakan rasa sayangnya kepada kaum mereka layaknya rasa sayang kepada saudara sendiri.
Ketika kita menasihati dan mendakwahi manusia apalagi saudara seiman, selayaknya nasihat itu dilandasi rasa sayang sebagaimana rasa sayang para nabi kepada kaum mereka; bukan dengan cacian, makian, umpatan, nyinyiran, dan hal yang semisal.
Wallahu a'lam.
#tadabbur
ALLAH MENCINTAI ORANG YANG MAU MEMBERSIHKAN DIRI DARI DOSA
Allah ta'ala berfirman,
لا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ
"Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih." [QS.At-Taubah:108]
Tafsir Ayat
مسجد هذه صفته لا تستجب - أيها النبي - لدعوة المنافقين لك للصلاة فيه، فإن مسجد قباء الذي أُسِّس أول ما أُسِّس على التقوى أولى بأن تصلي فيه من هذا المسجد الذي أُسِّس على الكفر، في مسجد قباء رجال يحبون أن يتطهروا من الأحداث والأخباث بالماء، ومن المعاصي بالتوبة والاستغفار، والله يحب المتطهرين من الأحداث والأخباث والذنوب.
"Janganlah kamu -wahai Nabi- memenuhi ajakan orang-orang munafik untuk menunaikan salat di masjid yang memiliki kriteria semacam itu karena Masjid Qubā
Faidah Ayat
محبة الله ثابتة للمتطهرين من الأنجاس البدنية والروحية
"Cinta Allah senantiasa diberikan kepada orang-orang yang membersihkan diri dari noda-noda jasmani dan rohani."
Sumber: Al-Mukhtashar fi at-Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
Allah ta'ala berfirman,
لا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ
"Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih." [QS.At-Taubah:108]
Tafsir Ayat
مسجد هذه صفته لا تستجب - أيها النبي - لدعوة المنافقين لك للصلاة فيه، فإن مسجد قباء الذي أُسِّس أول ما أُسِّس على التقوى أولى بأن تصلي فيه من هذا المسجد الذي أُسِّس على الكفر، في مسجد قباء رجال يحبون أن يتطهروا من الأحداث والأخباث بالماء، ومن المعاصي بالتوبة والاستغفار، والله يحب المتطهرين من الأحداث والأخباث والذنوب.
"Janganlah kamu -wahai Nabi- memenuhi ajakan orang-orang munafik untuk menunaikan salat di masjid yang memiliki kriteria semacam itu karena Masjid Qubā
yang sejak awal didirikan atas dasar takwa lebih pantas untuk dijadikan tempat salat dibanding masjid yang didirikan atas dasar kekafiran itu. Di Masjid Qubā itu ada orang-orang yang gemar bersuci dari hadas dan najis dengan menggunakan air, serta gemar membersihkan diri mereka dari noda-noda maksiat dengan tobat dan istigfar, sedangkan Allah mencintai orang-orang yang gemar membersihkan dirinya dari hadas, najis, dan dosa."Faidah Ayat
محبة الله ثابتة للمتطهرين من الأنجاس البدنية والروحية
"Cinta Allah senantiasa diberikan kepada orang-orang yang membersihkan diri dari noda-noda jasmani dan rohani."
Sumber: Al-Mukhtashar fi at-Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
MENELADANI ADAM 'ALAIHI AS-SALAM DALAM MENGAKUI DOSA
Allah ta'ala berfirman,
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
"Keduanya berkata: "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." [QS.Al-A'raf:23]
Tafsir Ayat
قال آدم وحواء: يا ربنا، ظلمنا أنفسنا بارتكاب ما نهيتنا عنه من الأكل من الشجرة، وإن لم تغفر لنا ذنوبنا وترحمنا برحمتك، لنكوننَّ من الخاسرين بإضاعتنا حظنا في الدنيا والآخرة
"Adam dan Hawa berkata, “Wahai Rabb kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dengan melakukan apa yang Engkau larang, yakni memakan (buah) dari pohon itu.
Jika Engkau tidak mengampuni dosa kami dan melimpahkan kasih sayang-Mu kepada kami, niscaya kami benar-benar termasuk golongan orang-orang yang merugi karena kami telah menyia-nyiakan nasib kami di dunia dan di akhirat.”
Faidah Ayat
من أَشْبَهَ آدم بالاعتراف وسؤال المغفرة والندم والإقلاع - إذا صدرت منه الذنوب - اجتباه ربه وهداه. ومن أَشْبَهَ إبليس - إذا صدر منه الذنب بالإصرار والعناد - فإنه لا يزداد من الله إلا بُعْدًا
"Barang siapa meniru Adam dalam mengakui kesalahan dan mohon ampunan serta menyesal apabila berbuat dosa, niscaya Rabb-nya akan mengampuninya dan memberinya petunjuk. Sebaliknya, barang siapa meniru iblis apabila berbuat dosa dengan tetap meneruskan perbuatannya dan menunjukkan penentangan maka dia hanya menambah jauh jarak antara dirinya dengan Allah."
Sumber: al-Mukhtashar fi Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
Allah ta'ala berfirman,
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
"Keduanya berkata: "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." [QS.Al-A'raf:23]
Tafsir Ayat
قال آدم وحواء: يا ربنا، ظلمنا أنفسنا بارتكاب ما نهيتنا عنه من الأكل من الشجرة، وإن لم تغفر لنا ذنوبنا وترحمنا برحمتك، لنكوننَّ من الخاسرين بإضاعتنا حظنا في الدنيا والآخرة
"Adam dan Hawa berkata, “Wahai Rabb kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dengan melakukan apa yang Engkau larang, yakni memakan (buah) dari pohon itu.
Jika Engkau tidak mengampuni dosa kami dan melimpahkan kasih sayang-Mu kepada kami, niscaya kami benar-benar termasuk golongan orang-orang yang merugi karena kami telah menyia-nyiakan nasib kami di dunia dan di akhirat.”
Faidah Ayat
من أَشْبَهَ آدم بالاعتراف وسؤال المغفرة والندم والإقلاع - إذا صدرت منه الذنوب - اجتباه ربه وهداه. ومن أَشْبَهَ إبليس - إذا صدر منه الذنب بالإصرار والعناد - فإنه لا يزداد من الله إلا بُعْدًا
"Barang siapa meniru Adam dalam mengakui kesalahan dan mohon ampunan serta menyesal apabila berbuat dosa, niscaya Rabb-nya akan mengampuninya dan memberinya petunjuk. Sebaliknya, barang siapa meniru iblis apabila berbuat dosa dengan tetap meneruskan perbuatannya dan menunjukkan penentangan maka dia hanya menambah jauh jarak antara dirinya dengan Allah."
Sumber: al-Mukhtashar fi Tafsir al-Quran al-Karim
#tafsir
ANTARA MUKJIZAT, KERAMAT, DAN AHWAL SYAITHANIYAH
Kejadian di luar kebiasaan (khawariqu al-'adat) terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1⃣ Mukjizat yang merupakan suatu hal yang mungkin terjadi secara akal, namun terjadi di luar kebiasaan; dimana Allah mengizinkannya terjadi melalui tangan para nabi-Nya untuk menampakkan bahwa kenabiannya adalah benar dan risalah-Nya adalah absah.
2⃣ Keramat yang merupakan suatu hal yang mungkin terjadi secara akal dan menyelisihi kebiasaan; dimana Allah mengizinkannya terjadi melalui tangan pada wali-Nya selain para nabi.
3⃣ Ahwal syaithaniyah yang merupakan suatu hal yang di luar kebiasaan, namun terjadi melalui tangan selain wali Allah (wali setan).
Dr. Manshur ash-Shuq'ub hafizhahullah
Sumber: al-Jumal ar-Radhiyah hal. 337; diakses di https://t.me/alsuqup/909
#tauhid
Kejadian di luar kebiasaan (khawariqu al-'adat) terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1⃣ Mukjizat yang merupakan suatu hal yang mungkin terjadi secara akal, namun terjadi di luar kebiasaan; dimana Allah mengizinkannya terjadi melalui tangan para nabi-Nya untuk menampakkan bahwa kenabiannya adalah benar dan risalah-Nya adalah absah.
2⃣ Keramat yang merupakan suatu hal yang mungkin terjadi secara akal dan menyelisihi kebiasaan; dimana Allah mengizinkannya terjadi melalui tangan pada wali-Nya selain para nabi.
3⃣ Ahwal syaithaniyah yang merupakan suatu hal yang di luar kebiasaan, namun terjadi melalui tangan selain wali Allah (wali setan).
Dr. Manshur ash-Shuq'ub hafizhahullah
Sumber: al-Jumal ar-Radhiyah hal. 337; diakses di https://t.me/alsuqup/909
#tauhid
2025 - Thaharah - EBook.pdf
673.1 KB
Document from 𝗜𝗖𝗛𝗪𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
KEKHAWATIRAN TERHADAP HAL YANG TELAH BERLALU DAN YANG AKAN TERJADI
✳️ Masalah yang telah terjadi di masa lalu tak bisa diatasi dengan kesedihan, tapi dihadapi:
1⃣ Ridha terhadap ketentuan Allah;
2⃣ Memuji-Nya;
3⃣ Bersabar; dan
4⃣ Beriman terhadap takdir dan mengucapkan qoddarulloh wa maa sya-a fa'al (Allah telah menetapkan dan semua yang dikehendaki-Nya pasti terjadi).
✳️ Masalah yang akan terjadi di masa depan pun tak bisa diatasi dengan kegelisahan, tapi:
1⃣ jika hamba memiliki cara untuk mengatasi, janganlah dia bersikap lemah; dan
2⃣ jika hamba tak memiliki cara untuk mengatasi, janganlah dia mengeluh.
Sumber: Ibnu al-Qayyim dalam Zaad al-Ma'ad 2/327.
#tauhid
✳️ Masalah yang telah terjadi di masa lalu tak bisa diatasi dengan kesedihan, tapi dihadapi:
1⃣ Ridha terhadap ketentuan Allah;
2⃣ Memuji-Nya;
3⃣ Bersabar; dan
4⃣ Beriman terhadap takdir dan mengucapkan qoddarulloh wa maa sya-a fa'al (Allah telah menetapkan dan semua yang dikehendaki-Nya pasti terjadi).
✳️ Masalah yang akan terjadi di masa depan pun tak bisa diatasi dengan kegelisahan, tapi:
1⃣ jika hamba memiliki cara untuk mengatasi, janganlah dia bersikap lemah; dan
2⃣ jika hamba tak memiliki cara untuk mengatasi, janganlah dia mengeluh.
Sumber: Ibnu al-Qayyim dalam Zaad al-Ma'ad 2/327.
#tauhid