Maimun ibn Mihran rahimahullah menuturkan,
لا يكون العبد تقيًّا حتى يكون لنفسه أشدَّ محاسبةً من الشريك لشريكه
"Hamba tak akan menjadi pribadi yang bertakwa hingga ia mengevaluasi dirinya dengan perhitungan yang lebih cermat melebihi perhitungan seorang terhadap rekan bisnisnya." [HR. Ibnu Abi ad-Dunya dalam Muhasabah an-Nafs]
Atsar di atas dikomentari oleh Ibnu al-Qayyim,
ولهذا قيل: النفس كالشريك الخوّان، إن لم تحاسبه ذهب بمالك
"Karena itu ada yang menyatakan, 'Nafsu ibarat mitra bisnis yang suka berkhianat. Jika anda tidak mengevaluasi dirinya, hartamu akan dibawa pergi." [Ighatsah al-Lahafan 1/133]
#nasihat
لا يكون العبد تقيًّا حتى يكون لنفسه أشدَّ محاسبةً من الشريك لشريكه
"Hamba tak akan menjadi pribadi yang bertakwa hingga ia mengevaluasi dirinya dengan perhitungan yang lebih cermat melebihi perhitungan seorang terhadap rekan bisnisnya." [HR. Ibnu Abi ad-Dunya dalam Muhasabah an-Nafs]
Atsar di atas dikomentari oleh Ibnu al-Qayyim,
ولهذا قيل: النفس كالشريك الخوّان، إن لم تحاسبه ذهب بمالك
"Karena itu ada yang menyatakan, 'Nafsu ibarat mitra bisnis yang suka berkhianat. Jika anda tidak mengevaluasi dirinya, hartamu akan dibawa pergi." [Ighatsah al-Lahafan 1/133]
#nasihat
HIDUPMU PASTI BERMAKNA
Pak, saya ini kok jadi orang gak ada gunanya!
Salah mas! Allah menciptakanmu pasti bermakna. Allah menciptakanmu dengan sengaja dan sangat serius. Mustahil Dia menciptakan makhluk-Nya dengan iseng dan tidak sengaja. Anda saja yang kurang serius mengelola hidup. Jadi, perbaiki diri mulai dari sekarang. Oke!
Allah ta'ala berfirman,
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا
"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia." [QS.Ali Imran:191]
Dia juga berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?" [QS.Al-Mukminun: 115]
#tadabbur
Pak, saya ini kok jadi orang gak ada gunanya!
Salah mas! Allah menciptakanmu pasti bermakna. Allah menciptakanmu dengan sengaja dan sangat serius. Mustahil Dia menciptakan makhluk-Nya dengan iseng dan tidak sengaja. Anda saja yang kurang serius mengelola hidup. Jadi, perbaiki diri mulai dari sekarang. Oke!
Allah ta'ala berfirman,
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا
"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia." [QS.Ali Imran:191]
Dia juga berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?" [QS.Al-Mukminun: 115]
#tadabbur
BERSIKAP RAMAH MESKI PADA ORANG JAHAT
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- bahwa seseorang meminta izin kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka beliau bersabda,
ائْذَنُوا له، بئس أخو العَشِيرَةِ؟
"Izinkanlah dia, sejelek-jelek anak dari kabilahnya" [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Penjelasan Hadits
استأذن رجل على النبي صلى الله عليه وسلم فقال: "ائذنوا له، بِئْس أخو العشيرة، أو ابْن العشيرة"، فلما جلس تَطلَّق النبي صلى الله عليه وسلم في وجهه وانْبَسط إليه، فلما انطلق الرجل قالت له عائشة: يا رسول الله، حين رأيت الرجل قلت له كذا وكذا، ثم تَطَلَّقْتَ في وجهه وانْبَسطت إليه؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "يا عائشة، متى عَهِدْتِنِي فَحَّاشًا، إن شَرَّ الناس عند الله منزلة يوم القيامة من تركه الناس اتقاء شره" فهذا الرجل من أهل الفساد والشر ولهذا ذكره صلى الله عليه وسلم في غيبته بما يستحقه فقال بئس ابن قبيلته هو من أجل أن يحذر الناس فساده، حتى لا يغتروا به، فإذا رأيت شخصًا ذا فساد وغَيٍّ لكنه قد سَحَر الناس بفصاحته، فإنه يجب عليك أن تبين أن هذا الرجل فاسد؛ لأجل ألا يَغْتَّر الناس به، كمْ من إنسان طَليق اللسان فصيح البيان إذا رأيته يعجبك جسمه وإن يقل تسمع لقوله، ولكنه لا خير فيه، فالواجب بيان حاله. وأما عن ملاطفته صلى الله عليه وسلم للرجل فذلك من باب المُدارة وأهل العلم يقررون أن المُداراة مطلوبة، يعني في التعامل مع الآخرين، بخلاف المُدَاهنة، المُدَاهنة التي يترتب عليها تنازل عن واجب، أو ارتكاب محظور، هذا لا يجوز بحال، لقوله تعالى : (وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ ) [سورة القلم: 9]، أما المُداراة والتعامل مع الناس بما يحقق المصلحة ولا يترتب عليه أدنى مفسدة، فإن هذا أمر شرعي
"Seorang lelaki minta izin kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- , maka beliau bersabda, "Izinkanlah dia, sejelek-jeleknya saudara dari seluruh keluarganya atau anak dari seluruh keluarganya." Setelah orang itu duduk, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bermuka ceria di hadapannya dan menyambut orang itu. Setelah lelaki tersebut pergi, Aisyah bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saat engkau melihat lelaki itu, engkau katakan kepadanya begini dan begini. Selanjutnya engkau berseri-seri di hadapannya dan senang kepadanya? Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Wahai Aisyah, kapan engkau mengenalku sebagai orang yang keji? Sesungguhnya manusia paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia demi menghindari kejahatannya." Orang ini adalah pembuat kerusakan dan kejahatan. Karena itu, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melakukan gibah kepada orang itu mengenai apa yang layak baginya. Beliau bersabda, "Sejelek-jelek orang dari kabilahnya." Ini demi mengingatkan manusia dari keburukannya sehingga mereka tidak terperdaya olehnya. Jika engkau melihat seorang pembuat kerusakan dan kesesatan, tapi ia mampu menyihir manusia dengan kefasihannya, maka engkau wajib menjelaskan bahwa orang ini pembuat kerusakan supaya manusia tidak terperdaya olehnya. Tidak sedikit orang yang pandai bicara dan tutur katanya fasih, ketika engkau melihatnya, engkau terpesona dengan tubuhnya dan jika ia berkata, engkau mendengar ucapannya, tapi ia tidak memiliki kebaikan, maka menjadi satu kewajiban untuk menjelaskan perkaranya. Adapun sikap ramah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada lelaki tersebut, itu adalah bagian dari sikap akrab. Para ulama sendiri menetapkan bahwa akrab dan ramah dalam bergaul adalah sesuatu yang dituntut. Maksudnya ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini berbeda dengan sikap "Al-Mudāhanah" (cari muka). Tindakan mencari muka dapat menyebabkan seseorang meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang dilarang. Tentunya, bagaimanapun keadaannya, tindakan tersebut tidak boleh. Hal ini berdasarkan firman Allah -Ta'ālā, "Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak supaya mereka bersikap lunak (pula)," (QS. Al-Qalam: 9). Adapun berlaku ramah dan berinteraksi dengan manusia dalam hal yang dapat merealisasikan kemaslahatan dan tidak menimbulkan kerusakan sekecil apa pun, maka sesungguhnya ini adalah hal yang sesuai dengan syariat."
#hadits
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- bahwa seseorang meminta izin kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka beliau bersabda,
ائْذَنُوا له، بئس أخو العَشِيرَةِ؟
"Izinkanlah dia, sejelek-jelek anak dari kabilahnya" [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Penjelasan Hadits
استأذن رجل على النبي صلى الله عليه وسلم فقال: "ائذنوا له، بِئْس أخو العشيرة، أو ابْن العشيرة"، فلما جلس تَطلَّق النبي صلى الله عليه وسلم في وجهه وانْبَسط إليه، فلما انطلق الرجل قالت له عائشة: يا رسول الله، حين رأيت الرجل قلت له كذا وكذا، ثم تَطَلَّقْتَ في وجهه وانْبَسطت إليه؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "يا عائشة، متى عَهِدْتِنِي فَحَّاشًا، إن شَرَّ الناس عند الله منزلة يوم القيامة من تركه الناس اتقاء شره" فهذا الرجل من أهل الفساد والشر ولهذا ذكره صلى الله عليه وسلم في غيبته بما يستحقه فقال بئس ابن قبيلته هو من أجل أن يحذر الناس فساده، حتى لا يغتروا به، فإذا رأيت شخصًا ذا فساد وغَيٍّ لكنه قد سَحَر الناس بفصاحته، فإنه يجب عليك أن تبين أن هذا الرجل فاسد؛ لأجل ألا يَغْتَّر الناس به، كمْ من إنسان طَليق اللسان فصيح البيان إذا رأيته يعجبك جسمه وإن يقل تسمع لقوله، ولكنه لا خير فيه، فالواجب بيان حاله. وأما عن ملاطفته صلى الله عليه وسلم للرجل فذلك من باب المُدارة وأهل العلم يقررون أن المُداراة مطلوبة، يعني في التعامل مع الآخرين، بخلاف المُدَاهنة، المُدَاهنة التي يترتب عليها تنازل عن واجب، أو ارتكاب محظور، هذا لا يجوز بحال، لقوله تعالى : (وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ ) [سورة القلم: 9]، أما المُداراة والتعامل مع الناس بما يحقق المصلحة ولا يترتب عليه أدنى مفسدة، فإن هذا أمر شرعي
"Seorang lelaki minta izin kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- , maka beliau bersabda, "Izinkanlah dia, sejelek-jeleknya saudara dari seluruh keluarganya atau anak dari seluruh keluarganya." Setelah orang itu duduk, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bermuka ceria di hadapannya dan menyambut orang itu. Setelah lelaki tersebut pergi, Aisyah bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saat engkau melihat lelaki itu, engkau katakan kepadanya begini dan begini. Selanjutnya engkau berseri-seri di hadapannya dan senang kepadanya? Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Wahai Aisyah, kapan engkau mengenalku sebagai orang yang keji? Sesungguhnya manusia paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia demi menghindari kejahatannya." Orang ini adalah pembuat kerusakan dan kejahatan. Karena itu, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melakukan gibah kepada orang itu mengenai apa yang layak baginya. Beliau bersabda, "Sejelek-jelek orang dari kabilahnya." Ini demi mengingatkan manusia dari keburukannya sehingga mereka tidak terperdaya olehnya. Jika engkau melihat seorang pembuat kerusakan dan kesesatan, tapi ia mampu menyihir manusia dengan kefasihannya, maka engkau wajib menjelaskan bahwa orang ini pembuat kerusakan supaya manusia tidak terperdaya olehnya. Tidak sedikit orang yang pandai bicara dan tutur katanya fasih, ketika engkau melihatnya, engkau terpesona dengan tubuhnya dan jika ia berkata, engkau mendengar ucapannya, tapi ia tidak memiliki kebaikan, maka menjadi satu kewajiban untuk menjelaskan perkaranya. Adapun sikap ramah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada lelaki tersebut, itu adalah bagian dari sikap akrab. Para ulama sendiri menetapkan bahwa akrab dan ramah dalam bergaul adalah sesuatu yang dituntut. Maksudnya ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini berbeda dengan sikap "Al-Mudāhanah" (cari muka). Tindakan mencari muka dapat menyebabkan seseorang meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang dilarang. Tentunya, bagaimanapun keadaannya, tindakan tersebut tidak boleh. Hal ini berdasarkan firman Allah -Ta'ālā, "Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak supaya mereka bersikap lunak (pula)," (QS. Al-Qalam: 9). Adapun berlaku ramah dan berinteraksi dengan manusia dalam hal yang dapat merealisasikan kemaslahatan dan tidak menimbulkan kerusakan sekecil apa pun, maka sesungguhnya ini adalah hal yang sesuai dengan syariat."
#hadits
Belajar Tauhid
BERSIKAP RAMAH MESKI PADA ORANG JAHAT Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- bahwa seseorang meminta izin kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka beliau bersabda, ائْذَنُوا له، بئس أخو العَشِيرَةِ؟ "Izinkanlah dia, sejelek-jelek anak dari kabilahnya"…
Faidah Hadits
1⃣ جواز غِيْبَة أهل الفساد وأهل الرِّيب؛ تحذيرًا من الاغترار بظواهرهم
"Boleh mengghibahi orang yang terkenal akan keburukan dan kerusakannya demi memperingatkan orang lain agar tidak terpedaya dengan penampilan fisik."
2⃣ قول النبي -صلى الله عليه وسلم- في أمته بالأمور التي يسميهم بها، ويضيفها إليهم من الأمور المكروهة، ليست من الغيبة
"Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam perihal umatnya dengan karakter yang melekat pada dirinya dan perkara yang kurang disukai, tidak termasuk ghibah."
3⃣من عَلم فُشْحًا في غيره ورأى أن ثالثا سيَغْتَر بهذا الفاحش، فعليه أن ينصحه ويعظه، ويحذره منه
"Setiap orang yang mengetahui keburukan orang lain dan melihat pihak ketiga akan terpedaya oleh orang tersebut, wajib memberikan nasihat, wejangan, dan peringatan."
#hadits
1⃣ جواز غِيْبَة أهل الفساد وأهل الرِّيب؛ تحذيرًا من الاغترار بظواهرهم
"Boleh mengghibahi orang yang terkenal akan keburukan dan kerusakannya demi memperingatkan orang lain agar tidak terpedaya dengan penampilan fisik."
2⃣ قول النبي -صلى الله عليه وسلم- في أمته بالأمور التي يسميهم بها، ويضيفها إليهم من الأمور المكروهة، ليست من الغيبة
"Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam perihal umatnya dengan karakter yang melekat pada dirinya dan perkara yang kurang disukai, tidak termasuk ghibah."
3⃣من عَلم فُشْحًا في غيره ورأى أن ثالثا سيَغْتَر بهذا الفاحش، فعليه أن ينصحه ويعظه، ويحذره منه
"Setiap orang yang mengetahui keburukan orang lain dan melihat pihak ketiga akan terpedaya oleh orang tersebut, wajib memberikan nasihat, wejangan, dan peringatan."
#hadits
PERBEDAAN TAFSIR DAN TADABBUR
Di antara perbedaan antara tafsir dan tadabbur adalah:
1️⃣ Tadabbur merupakan salah satu tujuan dari tafsir;
2️⃣ Tujuan utama tafair adalah menjelaskan makna firman Allah; sedangkan tujuan tadabbur adalah mengambil nasihat dan memetik pelajaran;
3️⃣ Tafsir tidak melazimkan seorang mengambil nasihat dan beramal; sedangkan tadabbur pasti menggerakkan seorang untuk memgambil nasihat, beramal, dan memetik pelajaran;
4️⃣ Tujuan pakar tafsir adalah mengetahui makna ayat. Sedangkan tujuan orang yang bertadabbur adalah mengambil manfaat dan memetik pelajaran dari ayat sehingga tercermin pada keilmuan, keimanan, aktifitas, dan perilaku;
5️⃣ Tadabbur diperintahkan kepada seluruh manusia. Adapun tafsir sekadar kebutuhan dan untuk melakukannya membutuhkan kompetensi yang layak sebagai pakar tafsir;
6️⃣ Tadabbur adalah tujuan penurunan al-Quran; sedangkan tafsir merupakan sarana untuk bertadabbur.
Sumber: Tadabbur al-Quran al-Karim
#tadabbur
Di antara perbedaan antara tafsir dan tadabbur adalah:
1️⃣ Tadabbur merupakan salah satu tujuan dari tafsir;
2️⃣ Tujuan utama tafair adalah menjelaskan makna firman Allah; sedangkan tujuan tadabbur adalah mengambil nasihat dan memetik pelajaran;
3️⃣ Tafsir tidak melazimkan seorang mengambil nasihat dan beramal; sedangkan tadabbur pasti menggerakkan seorang untuk memgambil nasihat, beramal, dan memetik pelajaran;
4️⃣ Tujuan pakar tafsir adalah mengetahui makna ayat. Sedangkan tujuan orang yang bertadabbur adalah mengambil manfaat dan memetik pelajaran dari ayat sehingga tercermin pada keilmuan, keimanan, aktifitas, dan perilaku;
5️⃣ Tadabbur diperintahkan kepada seluruh manusia. Adapun tafsir sekadar kebutuhan dan untuk melakukannya membutuhkan kompetensi yang layak sebagai pakar tafsir;
6️⃣ Tadabbur adalah tujuan penurunan al-Quran; sedangkan tafsir merupakan sarana untuk bertadabbur.
Sumber: Tadabbur al-Quran al-Karim
#tadabbur
Salah satu sebab yang mampu menghilangkan kegelisahan dan menghapus dosa adalah bershalawat kepada Nabi ﷺ. Jika diucapkan pada hari Jum'at maka pengaruh shalawat tersebut akan lebih besar. Nabi ﷺ bersabda,
إذًا تُكْفَى همَّك، ويُكَفَّرُ لك ذنبَك
"(Shalawat kepadaku) akan menghilangkan kesedihanmu dan menghapuskan dosamu." [HR.At-Tirmidzi]
#shalawat
إذًا تُكْفَى همَّك، ويُكَفَّرُ لك ذنبَك
"(Shalawat kepadaku) akan menghilangkan kesedihanmu dan menghapuskan dosamu." [HR.At-Tirmidzi]
#shalawat
BEBAN DOSA
Amalmu tak akan dipertanggungjawabkan oleh orang lain. Dosamu hanya akan dipikul oleh punggungmu. Karena itu, minimalisir kesalahanmu di hari ini. Betapa berat beban dosa kelak yang harus dipikul di hari kiamat esok!
Rabbana, ampuni dosa kami dan ilhamkan taubat kepada kami.
Allah ta'ala berfirman,
قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ
"Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya (hari Kiamat),” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu." [QS.Al-An'am: 31]
#tadabbur
Amalmu tak akan dipertanggungjawabkan oleh orang lain. Dosamu hanya akan dipikul oleh punggungmu. Karena itu, minimalisir kesalahanmu di hari ini. Betapa berat beban dosa kelak yang harus dipikul di hari kiamat esok!
Rabbana, ampuni dosa kami dan ilhamkan taubat kepada kami.
Allah ta'ala berfirman,
قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ
"Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya (hari Kiamat),” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu." [QS.Al-An'am: 31]
#tadabbur
2035 - DI ANTARA HIKMAH PUASA RAMADHAN - EBook.pdf
1 MB
Document from Ichwan Muslim
أخلاق الناس تظهر حقيقتهاعند الاختلاف. أما عند التوافق فالجميع خلقه حسن.
"Akhlak sejati manusia akan nampak ketika terjadi perselisihan. Ketika terjadi kecocokan, maka semua akan menampakkan akhlak yang baik."
Dr. Ahmad al-Khalil
#fikih_jiwa
"Akhlak sejati manusia akan nampak ketika terjadi perselisihan. Ketika terjadi kecocokan, maka semua akan menampakkan akhlak yang baik."
Dr. Ahmad al-Khalil
#fikih_jiwa
Orang yang ikhlas berorientasi hanya kepada Allah ta'ala, meski diuji dengan berbagai kesulitan di dunia. Dia fokus bagaimana menyikapi kesulitan tersebut agar Allah ta'ala ridha kepada dirinya.
Perhatikan tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diusir dan dikejar penduduk Thaif. Beliau tidak mengeluh atas perbuatan mereka. Justru beliau ridha atas perlakuan tersebut selama Allah ta'ala tidak murka.
إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي
"Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku." [HR.Ath-Thabrani dalam ad-Du'a]
#fikih_jiwa
Perhatikan tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diusir dan dikejar penduduk Thaif. Beliau tidak mengeluh atas perbuatan mereka. Justru beliau ridha atas perlakuan tersebut selama Allah ta'ala tidak murka.
إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي
"Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku." [HR.Ath-Thabrani dalam ad-Du'a]
#fikih_jiwa
tauhid ramadhan 03 - AGAR PUASA TIDAK SIA-SIA.pdf
894.9 KB
Document from Ichwan Muslim
SOSOK IBU TERHADAP KEAGAMAAN ANAK
Pernahkah anda memperhatikan perkataan anak nabi Nuh 'alaihi as-salam dan anak nabi Ibrahim 'alaihi as-salam?
Anak nabi Nuh 'alaihi as-salam berkata,
سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" [QS.Hud:43]
Dia tidak menuruti perkataan ayahnya, Nabi Nuh 'alaihi as-salam, akhirnya ia pun termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Adapun anak nabi Ibrahim 'alaihi as-salam, Isma'il berkata kepada ayahnya,
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." [QS.Ash-Shaffat:102]
Hidayah memang berasal dari Allah ta'ala. Namun, cobalah tengok bagaimana sosok ibu mereka berdua, niscaya anda akan menemukan benang merahnya.
Perihal istri nabi Nuh 'alaihi as-salam, disebutkan dalam firman-Nya,
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ
"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kufur, yaitu istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah (tanggung jawab) dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu keduanya berkhianat kepada (suami-suami)-nya. Mereka (kedua suami itu) tidak dapat membantunya sedikit pun dari (siksaan) Allah, dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)." [QS.At-Tahrim:10]
Sedangkan ibunda Isma'il 'alaihi as-salam, sosoknya disebutkan dalam hadits ketika berkata kepada suaminya yang hendak meninggalkan dirinya bersama Isma'il di bukit yang tandus,
أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا
"Apakah Allah yang memerintah ini kepada anda?” Ibrahim menjawab: “Ya.” Ia berkata: “Jika demikian, Dia (Allah ta'ala) tidak mungkin menelantarkan kami." [HR.Al-Bukhari]
Semoga kita semua bisa mengambil manfaat.
#tadabbur
Pernahkah anda memperhatikan perkataan anak nabi Nuh 'alaihi as-salam dan anak nabi Ibrahim 'alaihi as-salam?
Anak nabi Nuh 'alaihi as-salam berkata,
سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" [QS.Hud:43]
Dia tidak menuruti perkataan ayahnya, Nabi Nuh 'alaihi as-salam, akhirnya ia pun termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Adapun anak nabi Ibrahim 'alaihi as-salam, Isma'il berkata kepada ayahnya,
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." [QS.Ash-Shaffat:102]
Hidayah memang berasal dari Allah ta'ala. Namun, cobalah tengok bagaimana sosok ibu mereka berdua, niscaya anda akan menemukan benang merahnya.
Perihal istri nabi Nuh 'alaihi as-salam, disebutkan dalam firman-Nya,
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ
"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kufur, yaitu istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah (tanggung jawab) dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu keduanya berkhianat kepada (suami-suami)-nya. Mereka (kedua suami itu) tidak dapat membantunya sedikit pun dari (siksaan) Allah, dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)." [QS.At-Tahrim:10]
Sedangkan ibunda Isma'il 'alaihi as-salam, sosoknya disebutkan dalam hadits ketika berkata kepada suaminya yang hendak meninggalkan dirinya bersama Isma'il di bukit yang tandus,
أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا
"Apakah Allah yang memerintah ini kepada anda?” Ibrahim menjawab: “Ya.” Ia berkata: “Jika demikian, Dia (Allah ta'ala) tidak mungkin menelantarkan kami." [HR.Al-Bukhari]
Semoga kita semua bisa mengambil manfaat.
#tadabbur
2036 - MERAIH KEUTAMAAN DI 10 HARI TERAKHIR RAMADHAN - EBook.pdf
1015.1 KB
Document from Ichwan Muslim
Tahukah anda, setelah melakukan takbiratul ihram dalam shalat, anda pun memulai munajat kepada Allah, Rabb semesta alam?
Rasulullah ﷺ bersabda,
إنَّ المُؤْمِنَ إذا كانَ في الصَّلاةِ، فإنَّما يُناجِي رَبَّهُ
"Sesungguhnya seorang beriman yang melaksanakan shalat sedang bermunajat kepada Rabb-nya."
Bersikaplah dengan khusyu', khudhu', dan khidmat selama shalat, karena sibuk memikirkan hal lain di dalam shalat bukan etika yang baik kepada Allah ta'ala.
#nasihat
Rasulullah ﷺ bersabda,
إنَّ المُؤْمِنَ إذا كانَ في الصَّلاةِ، فإنَّما يُناجِي رَبَّهُ
"Sesungguhnya seorang beriman yang melaksanakan shalat sedang bermunajat kepada Rabb-nya."
Bersikaplah dengan khusyu', khudhu', dan khidmat selama shalat, karena sibuk memikirkan hal lain di dalam shalat bukan etika yang baik kepada Allah ta'ala.
#nasihat
إذا كثرت الذنوب أثقلت القلب عن النشاط للعبادة، فللذنوب حمل ثقيل على القلب كالحمل الثقيل على البدن، ومن ثقل حمله ضَعُف سيره.
"Dosa yang menggunung akan memberatkan hati sehingga berat untuk beribadah. Dosa merupakan beban berat yang membebani hati; seperti perbekalan berat yang membebani fisik. Orang yang membawa bekal yang berat, niscaya akan lemah dalam menempuh perjalanan menuju Allah."
Syaikh Abdul Aziz ath-Tharifi
#nasihat
"Dosa yang menggunung akan memberatkan hati sehingga berat untuk beribadah. Dosa merupakan beban berat yang membebani hati; seperti perbekalan berat yang membebani fisik. Orang yang membawa bekal yang berat, niscaya akan lemah dalam menempuh perjalanan menuju Allah."
Syaikh Abdul Aziz ath-Tharifi
#nasihat
MENJAGA QALBU
Buku ini adalah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah, Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi tetap pengajian di Masjid Nabawi.
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr adalah ulama zaman ini yang sangat pas untuk dibaca tulisannya terkait perkara hati.
Selain kepandaian beliau di dalam memilihkan hadits Nabi ﷺ yang terkait dan perkataan para ulama yang relevan dengan hadits tersebut, kalimat-kalimat yang ditorehkan oleh Syaikh Abdurrazaq adalah kalimat-kalimat yang begitu menyentuh hati dan bisa menjadi renungan yang mendalam bagi orang-orang yang membacanya.
Mari bersama menyelami hati lebih dalam dengan membaca bab demi bab yang ada di dalam buku ini.
Link pemesanan:
bagi.to/pomenjagaqalbu
Harga khusus Pre Order hanya Rp140.000,-
Silakan pesan dan sebarluaskan info ini 🍃
Buku ini adalah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah, Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi tetap pengajian di Masjid Nabawi.
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr adalah ulama zaman ini yang sangat pas untuk dibaca tulisannya terkait perkara hati.
Selain kepandaian beliau di dalam memilihkan hadits Nabi ﷺ yang terkait dan perkataan para ulama yang relevan dengan hadits tersebut, kalimat-kalimat yang ditorehkan oleh Syaikh Abdurrazaq adalah kalimat-kalimat yang begitu menyentuh hati dan bisa menjadi renungan yang mendalam bagi orang-orang yang membacanya.
Mari bersama menyelami hati lebih dalam dengan membaca bab demi bab yang ada di dalam buku ini.
Link pemesanan:
bagi.to/pomenjagaqalbu
Harga khusus Pre Order hanya Rp140.000,-
Silakan pesan dan sebarluaskan info ini 🍃
JANGAN UCAPKAN PERPISAHAN KEPADANYA
لا تحزنوا على وداع رمضان، بل احمدوا الله أن بلّغكم إياه، وافرحوا وكبّروا الله أن هداكم لصيامه وقيامه
Jangan sedih karena meninggalkan Ramadhan. Pujilah Allah karena telah menghantarkanmu kepadanya. Bergembiralah dan bertakbirlah karena telah memberikanmu petunjuk sehingga mampu berpuasa dan berqiyam di bulan Ramadhan.
لا تودّعوه، بل اصطحبوه إلى باقي عامكم
"رمضان" ليس شهراً، بل أسلوب حياة وبداية التغيير
Jangan ucapkan perpisahan padanya. Tapi jadikan seluruh harimu layaknya Ramadhan. Ramadhan bukan hanya sebulan, tapi jadikan ia gaya hidup dan momentum perubahan.
لا تودّعوه، بل افسحوا له المجال ليحيا معكم وتحيوا به طوال العام، الصوم لا ينتهي، القرآن لا يُهجر، والقيام لايترك والمسجد لا يُهمل
Jangan ucapkan perpisahan padanya. Biarkan ia hidup bersamamu dan hiduplah bersamanya di sepanjang usia. Tetaplah puasa, tetaplah tilawah, tetaplah qiyam, dan tetaplah ke masjid.
Dr. Washfi Abu Zaid
Sumber: https://t.me/drwasfy/25753
#nasihat
لا تحزنوا على وداع رمضان، بل احمدوا الله أن بلّغكم إياه، وافرحوا وكبّروا الله أن هداكم لصيامه وقيامه
Jangan sedih karena meninggalkan Ramadhan. Pujilah Allah karena telah menghantarkanmu kepadanya. Bergembiralah dan bertakbirlah karena telah memberikanmu petunjuk sehingga mampu berpuasa dan berqiyam di bulan Ramadhan.
لا تودّعوه، بل اصطحبوه إلى باقي عامكم
"رمضان" ليس شهراً، بل أسلوب حياة وبداية التغيير
Jangan ucapkan perpisahan padanya. Tapi jadikan seluruh harimu layaknya Ramadhan. Ramadhan bukan hanya sebulan, tapi jadikan ia gaya hidup dan momentum perubahan.
لا تودّعوه، بل افسحوا له المجال ليحيا معكم وتحيوا به طوال العام، الصوم لا ينتهي، القرآن لا يُهجر، والقيام لايترك والمسجد لا يُهمل
Jangan ucapkan perpisahan padanya. Biarkan ia hidup bersamamu dan hiduplah bersamanya di sepanjang usia. Tetaplah puasa, tetaplah tilawah, tetaplah qiyam, dan tetaplah ke masjid.
Dr. Washfi Abu Zaid
Sumber: https://t.me/drwasfy/25753
#nasihat
MENAMPAKKAN DAN MERAHASIAKAN KETAATAN
Pada dasarnya seluruh kewajiban dalam agama itu dilaksanakan secara terang-terangan sehingga lebih utama untuk dinampakkan daripada disembunyikan. Pengecualian hal ini hanya ada pada kewajiban zakat karena Salaf berselisih pendapat, apakah pelaksanaan zakat lebih utama dinampakkan atau dirahasiakan. Ibnu Jarir ath-Thabari menghikayatkan adanya ijmak akan hal tersebut.
Suatu kewajiban patut dinampakkan karena pelaksanaanya butuh diingatkan dan bukan sekadar berpangku tangan agar pihak lain yang menunaikan. Status kewajiban sebagai syi'ar agama perlu dinampakkan agar diteladani masyarakat.
Selain itu, dengan melaksanakan kewajiban secara terang-terangan, orang yang lemah iman dan munafik tidak memiliki celah untuk meninggalkan kewajiban dengan alasan mereka telah menunaikannya secara rahasia. Dengan demikian, tak perlu berprasangka baik pada pelaku keburukan yang justru berakibat maqashid syari'at ditelantarkan.
Syaikh Abdul Aziz ath-Tharifi
#ahkamul_quran
Pada dasarnya seluruh kewajiban dalam agama itu dilaksanakan secara terang-terangan sehingga lebih utama untuk dinampakkan daripada disembunyikan. Pengecualian hal ini hanya ada pada kewajiban zakat karena Salaf berselisih pendapat, apakah pelaksanaan zakat lebih utama dinampakkan atau dirahasiakan. Ibnu Jarir ath-Thabari menghikayatkan adanya ijmak akan hal tersebut.
Suatu kewajiban patut dinampakkan karena pelaksanaanya butuh diingatkan dan bukan sekadar berpangku tangan agar pihak lain yang menunaikan. Status kewajiban sebagai syi'ar agama perlu dinampakkan agar diteladani masyarakat.
Selain itu, dengan melaksanakan kewajiban secara terang-terangan, orang yang lemah iman dan munafik tidak memiliki celah untuk meninggalkan kewajiban dengan alasan mereka telah menunaikannya secara rahasia. Dengan demikian, tak perlu berprasangka baik pada pelaku keburukan yang justru berakibat maqashid syari'at ditelantarkan.
Syaikh Abdul Aziz ath-Tharifi
#ahkamul_quran
ZAKAT BAGI FAKIR YANG NAMPAK BERKECUKUPAN
Boleh memberikan zakat kepada seorang yang fakir tapi nampak berkecukupan, lalu meminta bagian zakat. Allah ta'ala berfirman,
وَالَّذِيْنَ فِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌۖ لِّلسَّاۤئلِ وَالْمَحْرُوْمِۖ
"...yang di dalam hartanya ada bagian tertentu, untuk orang (miskin) yang meminta-minta dan orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta." [QS.Al-Ma'arij:24-25]
Namun, ia harus diingatkan dan diperingatkan bahwa zakat tidak patut diberikan kepada orang yang secara lahiriah berkecukupan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberikan zakat kepada orang yang secara lahir nampak kuat dan berkecukupan.
‘Ubaidillah bin ‘Adiy radhiallahu ‘anhu berkata,
أخبرني رجلان أنهما أتيا النبي صلى الله عليه وسلم في حجة الوداع وهو يقسم الصدقة فسألاه منها فرفع فيهما البصر وخفضه فرآنا جلدين فقال : ” إن شئتما أعطيتكما ولا حظ فيها لغني ولا لقوي مكتسب
“Ada dua orang memberitahukan kepadaku bahwa keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam waktu haji wada’, yaitu ketika beliau membagikan zakat kemudian dua orang itu meminta bagian darinya. Maka, beliau memandang orang itu dari atas hingga ke bawah. Dan ketika kelihatan masih kuat, beliau bersabda, ‘Kalau kalian berdua mau, saya akan berikan kepada kalian berdua. Tapi ingat, zakat itu tidak boleh diberikan kepada orang kaya dan orang kuat yang mampu bekerja.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i]
Dirangkum dari at-Tafsir wa al-Bayan li Ahkam al-Quran 1/536
#ahkamul_quran
Boleh memberikan zakat kepada seorang yang fakir tapi nampak berkecukupan, lalu meminta bagian zakat. Allah ta'ala berfirman,
وَالَّذِيْنَ فِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌۖ لِّلسَّاۤئلِ وَالْمَحْرُوْمِۖ
"...yang di dalam hartanya ada bagian tertentu, untuk orang (miskin) yang meminta-minta dan orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta." [QS.Al-Ma'arij:24-25]
Namun, ia harus diingatkan dan diperingatkan bahwa zakat tidak patut diberikan kepada orang yang secara lahiriah berkecukupan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberikan zakat kepada orang yang secara lahir nampak kuat dan berkecukupan.
‘Ubaidillah bin ‘Adiy radhiallahu ‘anhu berkata,
أخبرني رجلان أنهما أتيا النبي صلى الله عليه وسلم في حجة الوداع وهو يقسم الصدقة فسألاه منها فرفع فيهما البصر وخفضه فرآنا جلدين فقال : ” إن شئتما أعطيتكما ولا حظ فيها لغني ولا لقوي مكتسب
“Ada dua orang memberitahukan kepadaku bahwa keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam waktu haji wada’, yaitu ketika beliau membagikan zakat kemudian dua orang itu meminta bagian darinya. Maka, beliau memandang orang itu dari atas hingga ke bawah. Dan ketika kelihatan masih kuat, beliau bersabda, ‘Kalau kalian berdua mau, saya akan berikan kepada kalian berdua. Tapi ingat, zakat itu tidak boleh diberikan kepada orang kaya dan orang kuat yang mampu bekerja.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i]
Dirangkum dari at-Tafsir wa al-Bayan li Ahkam al-Quran 1/536
#ahkamul_quran