Pujilah Allah ta'ala karena telah memberi taufik kepadamu dan tidak mencabut nyawamu ketika mengerjakan perbuatan yang haram.
#40NasihatBagiPentaubat
#40NasihatBagiPentaubat
KELEMBUTAN ALLAH DALAM NAMA AT-TAWWAB
Allah ta'ala senantiasa memantau kita. Allah ta'ala pun memelihara kita. Dia juga meyodorkan sebab-sebab yang mampu menggiring kita dari kemaksiatan pada pertaubatan.
Ketika seorang menyadari bahwa Allah ta'ala mengoreksinya dan menyediakannya sebab yang mampu mendorongnya untuk bertaubat, maka ia harus bersyukur kepada Allah ta'ala.
Itulah mengapa nama at-Tawwab (التواب) disandingkan dengan nama ar-Rahim; nama at-Tawwab disandingkan dengan nama al-Ghafur; nama at-Tawwab disandingkan dengan nama al-Hakim.
Konsekuensi nama at-Tawwab adalah adanya pemantauan (al-mutaba'ah). Jika anda menyadari bahwa Allah ta'ala memantau, mengoreksi, mendidik, dan menyediakan sarana yang menggiringmu untuk bertaubat, maka bersyukurlah; karena Allah telah memasukkanmu dalam perhatian-Nya yang khusus.
Sungguh, balasan terberat atas kemaksiatan yang dilakukan seorang adalah ketika ia tidak lagi berada dalam perhatian Allah yang khusus.
Dr. Muhammad Ratib an-Nabulisiy
#tauhid
Allah ta'ala senantiasa memantau kita. Allah ta'ala pun memelihara kita. Dia juga meyodorkan sebab-sebab yang mampu menggiring kita dari kemaksiatan pada pertaubatan.
Ketika seorang menyadari bahwa Allah ta'ala mengoreksinya dan menyediakannya sebab yang mampu mendorongnya untuk bertaubat, maka ia harus bersyukur kepada Allah ta'ala.
Itulah mengapa nama at-Tawwab (التواب) disandingkan dengan nama ar-Rahim; nama at-Tawwab disandingkan dengan nama al-Ghafur; nama at-Tawwab disandingkan dengan nama al-Hakim.
Konsekuensi nama at-Tawwab adalah adanya pemantauan (al-mutaba'ah). Jika anda menyadari bahwa Allah ta'ala memantau, mengoreksi, mendidik, dan menyediakan sarana yang menggiringmu untuk bertaubat, maka bersyukurlah; karena Allah telah memasukkanmu dalam perhatian-Nya yang khusus.
Sungguh, balasan terberat atas kemaksiatan yang dilakukan seorang adalah ketika ia tidak lagi berada dalam perhatian Allah yang khusus.
Dr. Muhammad Ratib an-Nabulisiy
#tauhid
والناس اليوم كأفراس رهان على المناصب، والمساكن، والسيارات، والملابس، لا يكاد أحدنا يلتقط أنفاسه من هذه المنافسات الاجتماعية على حطام الدنيا
"Saat ini, manusia seperti kuda pacuan yang mengejar kedudukan, rumah, mobil, dan pakaian. Hampir tidak ada seorang pun di antara kita yang bisa bernapas lega dari persaingan sosial memperebutkan perhiasan dunia.
وقد نبه القرآن على هذا المعنى الواسع بأوجز عبارة وأبلغ صياغة، بالله عليك تأمل قول ربنا: "ألهكم التكاثر حتى زرتم المقابر"
"Makna yang luas ini telah diperingatkan oleh al-Quran dengan ungkapan yang ringkas dan redaksi yang mendalam. Renungkan firman Allah ta'ala,
أَلْهَىكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS.At-Takatsur:1-2)"
Raqaiq al-Quran hal. 22, Syaikh Ibrahim as-Sakran.
#nasihat
#tadabbur
"Saat ini, manusia seperti kuda pacuan yang mengejar kedudukan, rumah, mobil, dan pakaian. Hampir tidak ada seorang pun di antara kita yang bisa bernapas lega dari persaingan sosial memperebutkan perhiasan dunia.
وقد نبه القرآن على هذا المعنى الواسع بأوجز عبارة وأبلغ صياغة، بالله عليك تأمل قول ربنا: "ألهكم التكاثر حتى زرتم المقابر"
"Makna yang luas ini telah diperingatkan oleh al-Quran dengan ungkapan yang ringkas dan redaksi yang mendalam. Renungkan firman Allah ta'ala,
أَلْهَىكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS.At-Takatsur:1-2)"
Raqaiq al-Quran hal. 22, Syaikh Ibrahim as-Sakran.
#nasihat
#tadabbur
Kaidah Dalam Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah
الشرك في الربوبية مقدمة الشرك في الألوهية
Syirik pada Rububiyah Merupakan Langkah Awal Syirik Pada Uluhiyah
Makna redaksi kaidah di atas adalah seluruh sembahan selain Allah disembah oleh penyembahnya karena mereka meyakini bahwa sembahan tersebut memiliki sifat-sifat rububiyah (menciptakan, mengatur alam, memberi rezeki, dll). Dengan keyakinan itulah mereka lalu memalingkan kepada mereka hak uluhiyah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Seandainya mereka tidak memiliki keyakinan tersebut, tentu mereka tidak akan menyembahnya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu mampu memberikan manfaat dan bahaya (dua hal ini merupakan karakteristik rububiyah), maka mereka pun menyembah dan bersujud kepadanya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu memiliki sebagian hak pengaturan dan pengelolaan alam semesta, mereka pun bersujud dan menyembelih (menyerahkan sesajen) kepadanya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu mengetahui hal yang gaib, mereka pun memalingkan hak uluhiyah kepadanya.
Hal ini juga terjadi pada pengkultus kuburan orang shalih atau orang yang dianggap shalih. Alasan pengkultusan tersebut dilatarbelakangi keyakinan bahwa penghuni kubur itu mampu memberikan manfaat, menolak bahaya, memberikan pertolongan, dan hal yang semisal.
Oleh karena itu, sudah menjadi kelaziman, bahwa setiap orang yang terjerumus dalam syirik rububiyah juga akan terjerumus dalam syirik uluhiyah. Tidak mungkin hati anda bersandar dan berpaling untuk menyembah sesuatu kecuali meyakini bahwa ia memiliki karakteristik rububiyah.
Sumber: Dr. Walid ibn Rasyid as-Su'aidan, Qawa'id fi Tauhid ar-Rububiyyah wa al-Uluhiyyah wa al-Asma wa ash-Shifat hal. 32-33.
#tauhid
الشرك في الربوبية مقدمة الشرك في الألوهية
Syirik pada Rububiyah Merupakan Langkah Awal Syirik Pada Uluhiyah
Makna redaksi kaidah di atas adalah seluruh sembahan selain Allah disembah oleh penyembahnya karena mereka meyakini bahwa sembahan tersebut memiliki sifat-sifat rububiyah (menciptakan, mengatur alam, memberi rezeki, dll). Dengan keyakinan itulah mereka lalu memalingkan kepada mereka hak uluhiyah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Seandainya mereka tidak memiliki keyakinan tersebut, tentu mereka tidak akan menyembahnya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu mampu memberikan manfaat dan bahaya (dua hal ini merupakan karakteristik rububiyah), maka mereka pun menyembah dan bersujud kepadanya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu memiliki sebagian hak pengaturan dan pengelolaan alam semesta, mereka pun bersujud dan menyembelih (menyerahkan sesajen) kepadanya.
Ketika mereka berkeyakinan bahwa sembahan itu mengetahui hal yang gaib, mereka pun memalingkan hak uluhiyah kepadanya.
Hal ini juga terjadi pada pengkultus kuburan orang shalih atau orang yang dianggap shalih. Alasan pengkultusan tersebut dilatarbelakangi keyakinan bahwa penghuni kubur itu mampu memberikan manfaat, menolak bahaya, memberikan pertolongan, dan hal yang semisal.
Oleh karena itu, sudah menjadi kelaziman, bahwa setiap orang yang terjerumus dalam syirik rububiyah juga akan terjerumus dalam syirik uluhiyah. Tidak mungkin hati anda bersandar dan berpaling untuk menyembah sesuatu kecuali meyakini bahwa ia memiliki karakteristik rububiyah.
Sumber: Dr. Walid ibn Rasyid as-Su'aidan, Qawa'id fi Tauhid ar-Rububiyyah wa al-Uluhiyyah wa al-Asma wa ash-Shifat hal. 32-33.
#tauhid
SEMOGA ADA 'IBRAHNYA
Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran ('ibrah) yang besar bagi orang-orang yang mempunyai bashirah." [An-Nuur:44]
Apabila jiwa anda tak mampu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi, ketahuilah bahwa bashirah anda lemah, karena Allah menegaskan bahwa buah pembelajaran ('ibrah) hanya bisa dipetik oleh orang-orang yang memiliki bashirah.
#tadabbur
Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran ('ibrah) yang besar bagi orang-orang yang mempunyai bashirah." [An-Nuur:44]
Apabila jiwa anda tak mampu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi, ketahuilah bahwa bashirah anda lemah, karena Allah menegaskan bahwa buah pembelajaran ('ibrah) hanya bisa dipetik oleh orang-orang yang memiliki bashirah.
#tadabbur
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
MAKIN LAMA NGAJI KOK IBADAH & AKHLAKNYA MAKIN NGAWUR??? DI MANA JEJAK ILMUMU?!
Ustaz Dr. Arismunandar hafizhahullah
Ustaz Dr. Arismunandar hafizhahullah
2022 - Muslim Sejati Sepanjang Masa - eBOOK.pdf
814.4 KB
Document from 𝗜𝗖𝗛𝗪𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠
اللهم، إنا نسالك في هذا اليوم المبارك ترشيد الخطا، وإخلاص العبادة، ويقين العطاء، وكمال السعي، وتمام الرضا، وسعة الرزق، وجلال العبادة، وصدق الطاعة، وحسن التوجه، و جمال التقوى، وجوار، ورفقة، وسقيا، وشفاعة النبي المصطفى، والرسول المجتبى.
صباح الهدى، والتقى، والنور.
#doa
صباح الهدى، والتقى، والنور.
#doa
Surat at-Taubah merupakan surat terbanyak yang menyebutkan kata taubat (التوبة); yaitu sebanyak 17 kali. Taubat sendiri berarti kembali dari berbuat dosa dan nabi Yunus 'alaihi as-salam bersama kaumnya termasuk golongan yang terkenal akan pertaubatannya di antara kaum yang lain. Oleh karena itu, kisah mereka di surat Yunus sangat sesuai jika diletakkan setelah surat at-Taubah.
#MunasabatAlquran
#MunasabatAlquran
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Allah ta'ala berfirman,
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
"Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS.Al-Baqarah:186)
Qari: Ahmad Khidr
#tilawah
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
"Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS.Al-Baqarah:186)
Qari: Ahmad Khidr
#tilawah
INDIKASI KEMATIAN HATI
Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan,
وكل من عرف الله أحبَّه وأخلص العبادة له ولا بدَّ، ولم يُؤثِر عليه شيئًا من المحبوبات فمن آثر عليه شيئًا من المحبوبات؛ فقلبه مريض، كما أن المعدة إذا اعتادت أكل الخبيث، وآثرته على الطيب سقطت عنها شهوة الطيِّب، وتعوَّضت بمحبة غيره.
"Siapa yang mengenal Allah pasti mencintai dan menyembah-Nya. Ia tidak akan mencintai kesenangan apapun melebihi kecintaan kepada-Nya. Siapa yang lebih menyukai kesenangan lain daripada kecintaan kepada Allah, maka sebenarnya hatinya sakit.
Seperti lambung, yang bila telah terbiasa mengonsumsi makanan yang kotor dan buruk, maka ia lebih menyukainya daripada makanan yang baik. Seleranya terhadap makanan yang baik hilang, berganti dengan selera terhadap yang lain.
وقد يمرض القلب ويشتد مرضه، ولا يعرف به صاحبه؛ لاشتغاله وانصرافه عن معرفة صحته وأسبابها، بل قد يموت وصاحبه لا يشعر بموته، وعلامة ذلك أنه لا تُؤلمِه جراحات القبائح، ولا يُوجِعه جهله بالحق وعقائده الباطلة؛ فإن القلب إذا كان فيه حياة يألم بورود القبيح عليه، ويألم بجهله بالحق بحسب حياته
"Terkadang hati sakit, bahkan sakit parah, tetapi pemiliknya tidak merasa, karena ia lalai dan enggan berupaya untuk mengetahui hati yang sehat dan sebab-sebabnya. Bahkan, terkadang hati telah mati namun pemiliknya tidak menyadari.
Indikasi kematian hati adalah ia tak lagi merasa sakit oleh luka-luka yang dihasilkan oleh perbuatan-perbuatan buruk; ia tidak merasa menderita oleh ketidaktahuannya terhadap kebenaran dan keyakinannya yang batil.
Sungguh, jika terdapat kehidupan di dalam hati, niscaya ia akan merasa sakit dengan adanya keburukan yang menimpanya, dan akan merasa menderita karena kebodohannya terhadap kebenaran. Kadar sakit yang dirasakan ini sesuai dengan kadar kehidupan yang terdapat dalam hati."
Sumber: Ighatsatul Lahafan 1/112-113
#tauhid
Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan,
وكل من عرف الله أحبَّه وأخلص العبادة له ولا بدَّ، ولم يُؤثِر عليه شيئًا من المحبوبات فمن آثر عليه شيئًا من المحبوبات؛ فقلبه مريض، كما أن المعدة إذا اعتادت أكل الخبيث، وآثرته على الطيب سقطت عنها شهوة الطيِّب، وتعوَّضت بمحبة غيره.
"Siapa yang mengenal Allah pasti mencintai dan menyembah-Nya. Ia tidak akan mencintai kesenangan apapun melebihi kecintaan kepada-Nya. Siapa yang lebih menyukai kesenangan lain daripada kecintaan kepada Allah, maka sebenarnya hatinya sakit.
Seperti lambung, yang bila telah terbiasa mengonsumsi makanan yang kotor dan buruk, maka ia lebih menyukainya daripada makanan yang baik. Seleranya terhadap makanan yang baik hilang, berganti dengan selera terhadap yang lain.
وقد يمرض القلب ويشتد مرضه، ولا يعرف به صاحبه؛ لاشتغاله وانصرافه عن معرفة صحته وأسبابها، بل قد يموت وصاحبه لا يشعر بموته، وعلامة ذلك أنه لا تُؤلمِه جراحات القبائح، ولا يُوجِعه جهله بالحق وعقائده الباطلة؛ فإن القلب إذا كان فيه حياة يألم بورود القبيح عليه، ويألم بجهله بالحق بحسب حياته
"Terkadang hati sakit, bahkan sakit parah, tetapi pemiliknya tidak merasa, karena ia lalai dan enggan berupaya untuk mengetahui hati yang sehat dan sebab-sebabnya. Bahkan, terkadang hati telah mati namun pemiliknya tidak menyadari.
Indikasi kematian hati adalah ia tak lagi merasa sakit oleh luka-luka yang dihasilkan oleh perbuatan-perbuatan buruk; ia tidak merasa menderita oleh ketidaktahuannya terhadap kebenaran dan keyakinannya yang batil.
Sungguh, jika terdapat kehidupan di dalam hati, niscaya ia akan merasa sakit dengan adanya keburukan yang menimpanya, dan akan merasa menderita karena kebodohannya terhadap kebenaran. Kadar sakit yang dirasakan ini sesuai dengan kadar kehidupan yang terdapat dalam hati."
Sumber: Ighatsatul Lahafan 1/112-113
#tauhid
DI ANTARA KENIKMATAN DALAM SURGA
Allah ta'ala berfirman,
وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ
"... dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS.Saba':37)
Apa arti firman Allah di atas?
Kata al-ghurufat (الغرفات) berarti منازل وغرف الجنة العالية, yaitu tempat persinggahan dan kamar yang tinggi di dalam surga.
Adapun kata aminun (آمنون) berarti من كل خوف مهما كان نوعه, yaitu mereka merasa aman dari segala ketakutan, apapun bentuknya.
Orang yang bersenang-senang dengan kehidupan dunia begitu khawatir dengan banyak hal. Ia takut mati, ia takut sakit, ia takut kehilangan kenikmatan dunia yang dirasakan.
Sementara di dalam surga, salah satu bentuk kenikmatan di dalamnya adalah rasa aman terhadap semua ketakutan dan kekhawatiran di atas.
Jika direnungkan, rasa aman yang terdapat dalam surga ini, merupakan nikmat tersendiri yang sangat besar.
#tadabbur
Allah ta'ala berfirman,
وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ
"... dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS.Saba':37)
Apa arti firman Allah di atas?
Kata al-ghurufat (الغرفات) berarti منازل وغرف الجنة العالية, yaitu tempat persinggahan dan kamar yang tinggi di dalam surga.
Adapun kata aminun (آمنون) berarti من كل خوف مهما كان نوعه, yaitu mereka merasa aman dari segala ketakutan, apapun bentuknya.
Orang yang bersenang-senang dengan kehidupan dunia begitu khawatir dengan banyak hal. Ia takut mati, ia takut sakit, ia takut kehilangan kenikmatan dunia yang dirasakan.
Sementara di dalam surga, salah satu bentuk kenikmatan di dalamnya adalah rasa aman terhadap semua ketakutan dan kekhawatiran di atas.
Jika direnungkan, rasa aman yang terdapat dalam surga ini, merupakan nikmat tersendiri yang sangat besar.
#tadabbur
MENGOBATI KEGUNDAHAN DENGAN AL-QURAN
Salah satu redaksi dalam do'a yang dipanjatkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan kegundahan dan kesedihan adalah:
اللهم اجعل الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي
"Ya Allah, mohon jadikan al-Quran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan penghilang kesedihanku." [HR. Ahmad]
Terdapat faidah mengapa al-Quran yang seharusnya dijadikan sarana untuk menghilangkam kesedihan. Ibnu al-Qayyim menyebutkan faidah mengapa al-Quran yang patut dijadikan sebagai sarana untuk menghilangkan kesedihan.
Beliau menuturkan,
ولما كان الحزن والهم والغم يضاد حياة القلب واستنارته, سأل أن يكون ذهابها بالقرآن, فإنها أحرى ألا تعود, وأما إذا ذهبت بغير القرآن من صحة أو دنيا أو جاه أو زوجة أو ولد, فإنها تعود بذهاب ذلك.
"Ketika kesedihan, dukacita, dan kegundahan itu berlawanan dengan kehidupan dan ketenteraman hati, maka Nabi pun meminta kepada Allah agar semua itu dihilangkan dengan al-Quran; agar seluruh hal tersebut tidak kembali lagi setelah dihilangkan.
Jika hal itu dihilangkan dengan sarana selain al-Quran seperti kesehatan, harta dunia, kedudukan, istri, atau anak, maka kesedihan dan kegundahan itu bisa datang kembali setelah sarana ini tiada." [al-Fawaid hal. 26]
Oleh karena itu, hilangkanlah kesedihan dan kegundahan dengan al-Quran, karena kesedihan itu sendiri musibah tambahan setelah musibah yang menimpa anda.
#nasihat
Salah satu redaksi dalam do'a yang dipanjatkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan kegundahan dan kesedihan adalah:
اللهم اجعل الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي
"Ya Allah, mohon jadikan al-Quran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan penghilang kesedihanku." [HR. Ahmad]
Terdapat faidah mengapa al-Quran yang seharusnya dijadikan sarana untuk menghilangkam kesedihan. Ibnu al-Qayyim menyebutkan faidah mengapa al-Quran yang patut dijadikan sebagai sarana untuk menghilangkan kesedihan.
Beliau menuturkan,
ولما كان الحزن والهم والغم يضاد حياة القلب واستنارته, سأل أن يكون ذهابها بالقرآن, فإنها أحرى ألا تعود, وأما إذا ذهبت بغير القرآن من صحة أو دنيا أو جاه أو زوجة أو ولد, فإنها تعود بذهاب ذلك.
"Ketika kesedihan, dukacita, dan kegundahan itu berlawanan dengan kehidupan dan ketenteraman hati, maka Nabi pun meminta kepada Allah agar semua itu dihilangkan dengan al-Quran; agar seluruh hal tersebut tidak kembali lagi setelah dihilangkan.
Jika hal itu dihilangkan dengan sarana selain al-Quran seperti kesehatan, harta dunia, kedudukan, istri, atau anak, maka kesedihan dan kegundahan itu bisa datang kembali setelah sarana ini tiada." [al-Fawaid hal. 26]
Oleh karena itu, hilangkanlah kesedihan dan kegundahan dengan al-Quran, karena kesedihan itu sendiri musibah tambahan setelah musibah yang menimpa anda.
#nasihat
DUA TINGKATAN ILMU
Ilmu itu memiliki dua tingkatan, yaitu ilmu alat dan ilmu ghayat. Keduanya memiliki kedudukan yang tidak bisa saling menggantikan.
Penguasaan dalam ilmu ghayat sangat bergantung terhadap penguasaan dalam ilmu alat; kemudian penegakan syari'at dan kesuksesan hamba berbanding lurus dengan porsi pembelajaran dan pengamalan terhadap ilmu ghayat.
Ilmu alat terpopuler ada tiga, yaitu ushul fikih, lughah, dan musthalah hadits.
Sedangkan ilmu ghayat yang terpenting ada empat, yaitu akidah, tafsir, hadits, dan fikih.
Salah satu kekeliruan sistemik yang terjadi adalah berkutat dan menghabiskan usia untuk mempelajari ilmu alat, lalu melalaikan dan meninggalkan ilmu ghayat karena sibuk mempelajari ilmu alat.
Sebaliknya, di antara kekeliruan yang tidak bisa membangun keilmuan yang kokoh adalah mengakses ilmu ghayat tanpa membekali dan melengkapi diri dengan ilmu alat.
Dr. Sulaiman an-Najran
Sumber: https://t.me/SulimanAlnajran/746
#nasihat
Ilmu itu memiliki dua tingkatan, yaitu ilmu alat dan ilmu ghayat. Keduanya memiliki kedudukan yang tidak bisa saling menggantikan.
Penguasaan dalam ilmu ghayat sangat bergantung terhadap penguasaan dalam ilmu alat; kemudian penegakan syari'at dan kesuksesan hamba berbanding lurus dengan porsi pembelajaran dan pengamalan terhadap ilmu ghayat.
Ilmu alat terpopuler ada tiga, yaitu ushul fikih, lughah, dan musthalah hadits.
Sedangkan ilmu ghayat yang terpenting ada empat, yaitu akidah, tafsir, hadits, dan fikih.
Salah satu kekeliruan sistemik yang terjadi adalah berkutat dan menghabiskan usia untuk mempelajari ilmu alat, lalu melalaikan dan meninggalkan ilmu ghayat karena sibuk mempelajari ilmu alat.
Sebaliknya, di antara kekeliruan yang tidak bisa membangun keilmuan yang kokoh adalah mengakses ilmu ghayat tanpa membekali dan melengkapi diri dengan ilmu alat.
Dr. Sulaiman an-Najran
Sumber: https://t.me/SulimanAlnajran/746
#nasihat
TATHBIQ USHULI - SELALU MENGISI WAKTU DENGAN HAL YANG BERMANFAAT
Allah ta'ala berfirman,
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَب
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS.Al-Insyirah:7)
Kaidah ushul fikih menyatakan,
لا يقتضي الأمر المطلق التكرار إلا ما دل الدليل على قصده التكرار
"Redaksi perintah yang mutlak tidak menuntut pengulangan, kecuali terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa maksud perintah itu dilakukan secara berulang."
Pada firman Allah ta'ala di atas terdapat indikasi yang menunjukkan pengulangan karena disampaikan dalam konteks persyaratan, sehingga makna dari firman tersebut adalah
إذا فرغت من عبادة أتبعها بأخرى
"Apabila anda telah selesai mengerjakan suatu ibadah, maka ikutilah dengan mengerjakan ibadah yang lain."
Apakah ibadah lain yang dimaksud?
Jika menilik interpretasi Salaf terhadap ayat ini, kita akan melihat beragam penafsiran yang pada dasarnya mendukung makna ayat yang disampaikan sebelumnya.
Sebagai contoh:
Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma menuturkan,
فإذا فرغت من صلاتك فاجتهد في الدعاء.
"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat maka bersunguh-sungguhlah berdo'a."
Abdullah Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu menyampaikan,
إذا فرغت من الفرائض فانصب في قيام الليل.
"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat wajib. Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan shalat malam."
Al-Hasan dan Qatadah rahimahumallah mengatakan,
إذا فرغت من جهاد عدوك فانصب لعبادة ربك
"Apabila engkau selesai berjihad melawan musuh, maka beribadahlah kepada Rabb-mu dengan sungguh-sungguh."
Al-Junaid mengatakan,
إذا فرغت من أمر الخلق فاجتهد في عبادة الحق
"Apabila kamu telah selesai berurusan dengan makhluk, maka bersungguh-sungguhlah beribadah kepada Allah, Yang Maha Benar."
Menyibukkan jiwa dengan mengerjakan amal shalih merupakan pencegahan terpenting yang bisa dilakukan hamba untuk membentengi diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan; yang serupa dengan menutup lubang yang terdapat dalam dinding hati sehingga tidak bisa disusupi setan.
Oleh karena itu, orang beriman tidak patut memiliki banyak waktu luang yang tidak diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
'Umar ibn al-Khathab radhiallahu 'anhu menuturkan,
إني أكره الرَّجُل أن أراه يمشي سبهْللا: لا في أمر الدنيا، ولا في أمر آخرة
"Aku tidak suka melihat seorang yang berjalan tanpa tujuan yang jelas, tidak sedang mengerjakan urusan dunia dan tidak pula urusan akhirat.”
Ya Allah, isilah waktu kami dengan ketaatan kepada-Mu dan janganlah Engkau menyerahkan urusan kami kepada diri kami sendiri meski sekejap mata.
#nasihat
#TathbiqUshuli
Allah ta'ala berfirman,
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَب
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS.Al-Insyirah:7)
Kaidah ushul fikih menyatakan,
لا يقتضي الأمر المطلق التكرار إلا ما دل الدليل على قصده التكرار
"Redaksi perintah yang mutlak tidak menuntut pengulangan, kecuali terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa maksud perintah itu dilakukan secara berulang."
Pada firman Allah ta'ala di atas terdapat indikasi yang menunjukkan pengulangan karena disampaikan dalam konteks persyaratan, sehingga makna dari firman tersebut adalah
إذا فرغت من عبادة أتبعها بأخرى
"Apabila anda telah selesai mengerjakan suatu ibadah, maka ikutilah dengan mengerjakan ibadah yang lain."
Apakah ibadah lain yang dimaksud?
Jika menilik interpretasi Salaf terhadap ayat ini, kita akan melihat beragam penafsiran yang pada dasarnya mendukung makna ayat yang disampaikan sebelumnya.
Sebagai contoh:
Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma menuturkan,
فإذا فرغت من صلاتك فاجتهد في الدعاء.
"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat maka bersunguh-sungguhlah berdo'a."
Abdullah Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu menyampaikan,
إذا فرغت من الفرائض فانصب في قيام الليل.
"Apabila engkau selesai mengerjakan shalat wajib. Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan shalat malam."
Al-Hasan dan Qatadah rahimahumallah mengatakan,
إذا فرغت من جهاد عدوك فانصب لعبادة ربك
"Apabila engkau selesai berjihad melawan musuh, maka beribadahlah kepada Rabb-mu dengan sungguh-sungguh."
Al-Junaid mengatakan,
إذا فرغت من أمر الخلق فاجتهد في عبادة الحق
"Apabila kamu telah selesai berurusan dengan makhluk, maka bersungguh-sungguhlah beribadah kepada Allah, Yang Maha Benar."
Menyibukkan jiwa dengan mengerjakan amal shalih merupakan pencegahan terpenting yang bisa dilakukan hamba untuk membentengi diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan; yang serupa dengan menutup lubang yang terdapat dalam dinding hati sehingga tidak bisa disusupi setan.
Oleh karena itu, orang beriman tidak patut memiliki banyak waktu luang yang tidak diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
'Umar ibn al-Khathab radhiallahu 'anhu menuturkan,
إني أكره الرَّجُل أن أراه يمشي سبهْللا: لا في أمر الدنيا، ولا في أمر آخرة
"Aku tidak suka melihat seorang yang berjalan tanpa tujuan yang jelas, tidak sedang mengerjakan urusan dunia dan tidak pula urusan akhirat.”
Ya Allah, isilah waktu kami dengan ketaatan kepada-Mu dan janganlah Engkau menyerahkan urusan kami kepada diri kami sendiri meski sekejap mata.
#nasihat
#TathbiqUshuli
MAKNA ZUHUD
Terkadang seorang fakir memiliki hati yang sibuk dengan kehidupan dunia melebihi seorang hartawan.
Itulah mengapa Ibnu al-Qayyim menuturkan,
الزهد فراغ القلب من الدنيا لا فراغ اليدين
"Zuhud adalah hati yang kosong dari ketamakan terhadap dunia, bukan tangan yang kosong dari harta dunia."
Dr. Ahmad al-Khalil
#nasihat
Terkadang seorang fakir memiliki hati yang sibuk dengan kehidupan dunia melebihi seorang hartawan.
Itulah mengapa Ibnu al-Qayyim menuturkan,
الزهد فراغ القلب من الدنيا لا فراغ اليدين
"Zuhud adalah hati yang kosong dari ketamakan terhadap dunia, bukan tangan yang kosong dari harta dunia."
Dr. Ahmad al-Khalil
#nasihat
FENOMENA MENGHERANKAN
Hal yang mengherankan adalah orang yang sering membaca firman Allah ta'ala,
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
"Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa." (Al-Ikhlas:1)
lalu memberikan "selamat" kepada orang yang meyakini,
إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
"Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga." (Al-Maidah:73)
dalam perkara yang mempengaruhi kesucian dan keesaan Allah.
Meluasnya kemungkaran sekali-kali tidak akan menghilangkan status hukum syari'at yang berlaku padanya. Oleh, karena itu janganlah menjadi orang yang suka mengekor orang lain.
#tauhid
#FenomenaMengherankan
Hal yang mengherankan adalah orang yang sering membaca firman Allah ta'ala,
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
"Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa." (Al-Ikhlas:1)
lalu memberikan "selamat" kepada orang yang meyakini,
إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
"Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga." (Al-Maidah:73)
dalam perkara yang mempengaruhi kesucian dan keesaan Allah.
Meluasnya kemungkaran sekali-kali tidak akan menghilangkan status hukum syari'at yang berlaku padanya. Oleh, karena itu janganlah menjadi orang yang suka mengekor orang lain.
#tauhid
#FenomenaMengherankan
HAK MUT'AH BAGI WANITA YANG DICERAIKAN
Allah ta'ala berfirman,
وَلِلْمُطَلَّقٰتِ مَتَاعٌ ۢ بِالْمَعْرُوْفِۗ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ٢٤١
"Bagi istri-istri yang diceraikan terdapat hak mut‘ah dengan cara yang patut. Demikian ini adalah ketentuan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Al-Baqarah:241)
Wanita yang diceraikan memiliki dua kondisi, yaitu:
1⃣ Kondisi pertama adalah wanita yang berstatus talak ba'in, sehingga tidak bisa rujuk kembali; kondisinya bisa hamil atau tidak hamil.
Jika hamil ia berhak atas nafkah hingga melahirkan berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika ia tidak hamil, ulama berbeda pendapat dalam pemberian nafkah.
Pendapat pertama menyatakan ia tidak berhak atas nafkah. Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Pendapat kedua menyatakan ia berhak atas nafkah dan tempat tinggal. Pendapat ini merupakan pendapat Hanafiyah.
2⃣ Kondisi kedua adalah wanita yang berstatus talak raj'i.
Mayoritas ulama berpendapat ia wajib dinafkahi karena masih berstatus istri hingga selesai masa 'iddah.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum menafkahi wanita yang berstatus talak raj'i adalah mustahab.
Adapun istri yang mengajukan khulu' dan melakukan li'an tidak berhak atas mut'ah.
Ulama Syafi'iyah menyatakan setiap talak yang diinisiasi dan diajukan oleh istri, maka ia tidak berhak lagi atas hak mut'ah. Alasannya, karena yang tidak lagi ingin bersama adalah istri, bukan suami; sehingga suamilah yang dirugikan bukan istri. Pengajuan dan permintaan cerai dari istri itulah yang menggugurkan hak mut'ahnya.
Sumber: at-Tafsir wa al-Bayan 1/507-508
#fikih
Allah ta'ala berfirman,
وَلِلْمُطَلَّقٰتِ مَتَاعٌ ۢ بِالْمَعْرُوْفِۗ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ٢٤١
"Bagi istri-istri yang diceraikan terdapat hak mut‘ah dengan cara yang patut. Demikian ini adalah ketentuan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Al-Baqarah:241)
Wanita yang diceraikan memiliki dua kondisi, yaitu:
1⃣ Kondisi pertama adalah wanita yang berstatus talak ba'in, sehingga tidak bisa rujuk kembali; kondisinya bisa hamil atau tidak hamil.
Jika hamil ia berhak atas nafkah hingga melahirkan berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika ia tidak hamil, ulama berbeda pendapat dalam pemberian nafkah.
Pendapat pertama menyatakan ia tidak berhak atas nafkah. Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Pendapat kedua menyatakan ia berhak atas nafkah dan tempat tinggal. Pendapat ini merupakan pendapat Hanafiyah.
2⃣ Kondisi kedua adalah wanita yang berstatus talak raj'i.
Mayoritas ulama berpendapat ia wajib dinafkahi karena masih berstatus istri hingga selesai masa 'iddah.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum menafkahi wanita yang berstatus talak raj'i adalah mustahab.
Adapun istri yang mengajukan khulu' dan melakukan li'an tidak berhak atas mut'ah.
Ulama Syafi'iyah menyatakan setiap talak yang diinisiasi dan diajukan oleh istri, maka ia tidak berhak lagi atas hak mut'ah. Alasannya, karena yang tidak lagi ingin bersama adalah istri, bukan suami; sehingga suamilah yang dirugikan bukan istri. Pengajuan dan permintaan cerai dari istri itulah yang menggugurkan hak mut'ahnya.
Sumber: at-Tafsir wa al-Bayan 1/507-508
#fikih
𝙂𝙄𝙈𝘼𝙉𝘼 𝙎𝙄𝙃 𝘾𝙄𝙍𝙄 𝙈𝘼𝙉𝙐𝙎𝙄𝘼 𝙔𝘼𝙉𝙂 𝙎𝙐𝘿𝘼𝙃 𝙈𝙀𝙉𝘾𝘼𝙋𝘼𝙄 𝘿𝙀𝙍𝘼𝙅𝘼𝙏 𝙎𝙄𝘿𝘿𝙄𝙌❓
🔎𝘈𝘺𝘰 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘫𝘦𝘭𝘪𝘴 𝘰𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦 𝘪𝘯𝘪.
🎙️Bersama 𝙐𝙨𝙩𝙖𝙙𝙯 𝘿𝙧. 𝘼𝙧𝙞𝙨 𝙈𝙪𝙣𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧, 𝙎.𝙎, 𝙈.𝙋.𝙄 hafidzahullah
Simak jadwalnya :
⏳ 𝗥𝗮𝗯𝘂, 𝟭𝟯 𝗗𝗲𝘀𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿 𝟮𝟬𝟮𝟯 / 𝟭 𝗝𝘂𝗺𝗮𝗱𝗶𝗹 𝗔𝗸𝗵𝗶𝗿 𝟭𝟰𝟰𝟱 𝗛
⏰ 𝗣𝗸. 𝟮𝟬.𝟬𝟬 𝗪𝗜𝗕 - 𝗦𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶
💻 𝗟𝗜𝗡𝗞 𝗭𝗢𝗢𝗠 :
ID Rapat: 807 142 2671
Passcode: kelasmian
🖱️Atau KLIK : https://us06web.zoom.us/j/8071422671?pwd=cE9yVUtxS09WQU5GWWc4R0lEMzlJZz09
✅Kelas 𝗚𝗥𝗔𝗧𝗜𝗦, terbuka untuk 𝗨𝗠𝗨𝗠 & *WAJIB BAGI SANTRI MIAN*
➡️✉️𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘯𝘪...
Organized by :
🇮🇩𝗠𝗮'𝗵𝗮𝗱 𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗻-𝗡𝗮𝘄𝗮𝘄𝗶 (𝗠𝗜𝗔𝗡)
🎥𝗖𝗶𝘀𝗮𝘂𝗸 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗶 𝗢𝗳𝗳𝗶𝗰𝗶𝗮𝗹
⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙
🔎𝘈𝘺𝘰 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘫𝘦𝘭𝘪𝘴 𝘰𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦 𝘪𝘯𝘪.
🎙️Bersama 𝙐𝙨𝙩𝙖𝙙𝙯 𝘿𝙧. 𝘼𝙧𝙞𝙨 𝙈𝙪𝙣𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧, 𝙎.𝙎, 𝙈.𝙋.𝙄 hafidzahullah
Simak jadwalnya :
⏳ 𝗥𝗮𝗯𝘂, 𝟭𝟯 𝗗𝗲𝘀𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿 𝟮𝟬𝟮𝟯 / 𝟭 𝗝𝘂𝗺𝗮𝗱𝗶𝗹 𝗔𝗸𝗵𝗶𝗿 𝟭𝟰𝟰𝟱 𝗛
⏰ 𝗣𝗸. 𝟮𝟬.𝟬𝟬 𝗪𝗜𝗕 - 𝗦𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶
💻 𝗟𝗜𝗡𝗞 𝗭𝗢𝗢𝗠 :
ID Rapat: 807 142 2671
Passcode: kelasmian
🖱️Atau KLIK : https://us06web.zoom.us/j/8071422671?pwd=cE9yVUtxS09WQU5GWWc4R0lEMzlJZz09
✅Kelas 𝗚𝗥𝗔𝗧𝗜𝗦, terbuka untuk 𝗨𝗠𝗨𝗠 & *WAJIB BAGI SANTRI MIAN*
➡️✉️𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘯𝘪...
Organized by :
🇮🇩𝗠𝗮'𝗵𝗮𝗱 𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗻-𝗡𝗮𝘄𝗮𝘄𝗶 (𝗠𝗜𝗔𝗡)
🎥𝗖𝗶𝘀𝗮𝘂𝗸 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗶 𝗢𝗳𝗳𝗶𝗰𝗶𝗮𝗹
⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
𝘽𝙀𝙍𝙆𝙄𝙇𝘼𝙐 𝘿𝙄 𝙈𝘼𝙎𝘼 𝙋𝙀𝙉𝙎𝙄𝙐𝙉
Usianya 58 tahun, seorang pensiunan dengan jiwa muda yang tak pernah padam mengejar mimpinya. Dengan tekad yang kuat, beliau menuntut ilmu syar'i dan bahasa Arab di MIAN, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳.
⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙
Usianya 58 tahun, seorang pensiunan dengan jiwa muda yang tak pernah padam mengejar mimpinya. Dengan tekad yang kuat, beliau menuntut ilmu syar'i dan bahasa Arab di MIAN, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳.
⬇️Dukung kami, follow :
📱IG : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
📺YT : 𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙘𝙞𝙨𝙖𝙪𝙠
🌏Web : 𝙬𝙬𝙬.𝙢𝙞𝙖𝙣.𝙤𝙧.𝙞𝙙