Lying in a hospital bed, 11-year-old Malak Salhiya bears wounds deeper than her young age, after losing her father and two brothers in an Israeli airstrike.
Malak was struck by shrapnel in her legs and hands, causing severe injuries and torn arteries that now threaten her life.

Today, she faces the risk of losing her limbs and urgently needs treatment abroad to save what remains of her childhood.
-----

Berbaring di ranjang rumah sakit, Malak Salhiya yang berusia 11 tahun menanggung luka yang lebih dalam dari usianya yang masih muda, setelah kehilangan ayah dan dua saudara lelakinya dalam serangan udara Israel.

Malak terkena pecahan peluru di kaki dan tangannya, menyebabkan luka parah dan arteri robek yang kini mengancam nyawanya.

Saat ini, ia menghadapi risiko kehilangan anggota tubuhnya dan sangat membutuhkan perawatan di luar negeri untuk menyelamatkan sisa-sisa masa kecilnya.

The woman who was wearing a keffiyeh and appeared with a bloody face after being attacked by pro-Israel counter protesters on Thursday in Chabad-Lubavitch World Headquarters in Crown Heights, Brooklyn, after Itamar Ben-Gvir’s visit has spoken out on her instagram account revealing she too is in fact Jewish with an Israeli passport. The woman who needed urgent medical attention was one of many protesters either attacked or harassed by the mob simply for protesting for Palestine.
-----

Wanita yang mengenakan keffiyeh dan muncul dengan wajah berdarah setelah diserang oleh demonstran pro-Israel pada hari Kamis di Markas Besar Dunia Chabad-Lubavitch di Crown Heights, Brooklyn, setelah kunjungan Itamar Ben-Gvir telah berbicara di akun instagramnya yang mengungkapkan bahwa dia juga seorang Yahudi dengan paspor Israel. Wanita yang membutuhkan perhatian medis mendesak itu adalah salah satu dari banyak demonstran yang diserang atau dilecehkan oleh massa hanya karena memprotes Palestina.

Rincian terbunuhnya seorang perwira dan seorang prajurit serta terlukanya beberapa orang lainnya di Shuja'iyya kemarin: 👇👇