All About Palestine 🇵🇸🔻🇵🇸
4.2K subscribers
70.5K photos
50.8K videos
87 files
7.67K links
Bismillah..
Follow this link to get the latest information about Palestine

All About Palestine 🇵🇸🍉 https://t.me/allaboutpalestine

Share every post on this channel on your social media to help the Palestinian struggle
Download Telegram
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Sebuah aksi unjuk rasa di lingkungan Al-Mohammadi di Casablanca pada hari Jumat ke-73 Banjir Al-Aqsa sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza, protes terhadap perang genosida, dan penolakan normalisasi.

وقفة بالحي المحمدي في الدار البيضاء في جمعة طوفان الأقصى الـ73 تضامنا مع غزة واحتجاجا على حرب الإبادة الجماعية ورفضا للتطبيع
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Demonstrasi dan acara terus berlanjut di kota Los Angeles, Amerika, untuk mendukung Palestina dan rakyat Gaza, yang dibunuh setiap hari oleh rudal Israel.

#متابعة | مظاهرات وفعاليات مستمرة في مدينة "لوس انجيلوس" الأمريكية نصرة لفلسطين وأهل غزة الذين يقتلون يوميا بصواريخ الاحتلال.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Pada Hari Internasional Pengepungan Kedutaan Besar di Gaza...

Demonstrasi besar-besaran di depan kedutaan besar AS di Bogotá, Kolombia.
Demonstrasi dan aktivitas terus berlanjut di Mauritania untuk mendukung Palestina dan rakyat Gaza, yang dibunuh setiap hari oleh rudal Israel.

مظاهرات وفعاليات مستمرة في دولة "موريتانيا" نصرة لفلسطين وأهل غزة الذين يقتلون يوميا بصواريخ الاحتلال.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Demonstrasi di ibu kota Austria, Wina, untuk mendukung Palestina dan mengutuk perang genosida di Jalur Gaza.

مظاهرات في العاصمة النمساوية "فيينا" نصرة لفلسطين وتنديدا بحرب الإبادة الجماعية على قطاع غزة.
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Breaking: As part of the Global Day to Besiege Embassies for Gaza, a protest is taking place in front of the U.S. Embassy in the Spanish capital, Madrid.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
As part of the Global Day to Besiege Embassies for Gaza, mass protests are taking place in Nepal.
A demonstration is being held in front of the U.S. Consulate in Porto Alegre, Brazil, as part of the Global Day to Besiege Embassies in solidarity with Gaza.
Protests and ongoing solidarity events are taking place in New York City in support of Palestine and the people of Gaza, who are being killed daily by Israeli occupation missiles, as part of the Global Day to Besiege Embassies for Gaza.
A demonstration is being held in Washington, D.C., the capital of the United States, as part of the Global Day to Besiege Embassies in support of Gaza.
A demonstration is being held outside the U.S. Embassy in Nouakchott, Mauritania’s capital, as part of the Global Day to Besiege Embassies in support of Gaza.
A mass demonstration is being held in front of the U.S. Embassy in Berlin, Germany's capital, as part of the Global Day to Besiege Embassies in solidarity with Gaza.
بسم الله الرحمن الرحيم
“وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ، بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ”

"Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya. Karena dosa apa dia dibunuh?" (QS. At Takwir: 8-9)

Tulisan dari Dr. Wael Ali Faraj, paman dari si kecil Ali Faraj (yang terlihat di foto)

Kamis malam kemarin, keluarga kami diguncang oleh tragedi yang mengiris hati. Sebuah kejahatan mengerikan kembali terjadi—satu dari rangkaian kebiadaban yang terus dilakukan oleh penjajah Nazi modern ini, yang telah mencengkeram tanah kami selama tujuh puluh tahun terakhir.

Sasaran mereka kali ini adalah rumah aman tempat tinggal saudaraku tercinta, Faraj Ali Faraj. Di sana tinggal pula keluarganya, anak-anaknya, dan sanak saudaranya. Serangan ini begitu kejam hingga membuat tubuh bergetar. Bila dunia masih punya nurani, peristiwa ini seharusnya sudah cukup untuk meruntuhkan rezim, mengguncang pemerintahan, dan membuat organisasi internasional mempertanyakan eksistensinya. Tapi sayang, kita hidup di zaman di mana kompas moral dan nasional telah lama hilang arah.

Mayat anak-anak kecil, keponakanku, terlempar puluhan meter. Anak-anak yang tak mengenal dunia selain kehangatan keluarga, tawa polos, dan mimpi sederhana tentang masa depan yang lebih baik. Tubuh-tubuh kecil mereka terpotong-potong, berserakan di jalan-jalan dan atap rumah, akibat rudal-rudal biadab—buatan Amerika—yang memang dirancang untuk hari-hari seperti ini: hari ketika tubuh anak-anak Muslim dihancurkan menjadi abu.

Dalam tragedi ini, saudaraku dan lima putrinya—yang tertua baru berusia empat belas tahun—telah syahid. Putranya, Ali Faraj, dan ibunya terluka parah. Luka yang mungkin akan menjadi syahid juga. Ini adalah salah satu pembantaian paling keji yang pernah kami saksikan dalam beberapa hari terakhir.

Coba kalian bayangkan pemandangan menyedihkan ini

Anak-anak yang sedang tidur atau bermain di sisa-sisa rumah mereka, tiba-tiba dihantam rudal bertenaga destruktif luar biasa. Rudal yang tak mengenal perbedaan antara pejuang dan anak-anak, antara perempuan hamil dan pria tua, antara seorang ibu menyusui dan warga sipil yang tak bersalah.

Tubuh kurus mereka tak sanggup menanggung dahsyatnya kekejaman ini. Mereka terbang bersama mimpi-mimpi mereka, menjadi saksi sunyi atas kebiadaban yang tak akan pernah kami maafkan. Sebagaimana kami tak pernah memaafkan mereka yang melakukan kejahatan serupa sebelumnya.

Anak-anak ini bukan bagian dari perang. Mereka tak menggali terowongan. Mereka tak memegang senjata, tak menanam bom, tak menembakkan roket. Tapi penjajah israel membunuh mereka dengan darah dingin—untuk membunuh harapan dalam hati kami, membungkam semangat dalam jiwa para pemuda dan pejuang kami. Setelah 17 tahun pengepungan gagal meruntuhkan kami, setelah 16 bulan genosida tak mampu mematahkan kami, mereka kini mencoba mematikan semangat itu lewat darah anak-anak kami.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin manusia, para pendukung Islam dan Arabisme, tetap diam melihat semua ini? Bagaimana mungkin dunia membiarkan darah suci ini mengalir tanpa alasan, hanya karena mereka lahir—secara kebetulan—di negeri yang diberkahi Tuhan?

Pemandangan tubuh anak-anak yang beterbangan adalah paku terakhir di peti mati kemanusiaan dan keadilan internasional. Saat ini, Palestina tak lagi percaya pada organisasi-organisasi yang berbicara tentang hak asasi manusia dan hak anak. Ketika hewan lebih dihormati daripada anak-anak Palestina, apa lagi yang tersisa dari nurani dunia?

Saudara-saudaraku, yang seiman, senegeri, sebangsa Arab—apakah selama ini darah kami terasa begitu murah di mata kalian? Apakah sampai hari ini, nyawa anak-anak kami masih belum cukup untuk menggugah hati kalian?

Mungkin pembantaian ini akan berlalu. Mungkin akan datang tragedi lain yang lebih mengerikan. Bisa jadi ini akan terus terjadi selama berbulan-bulan, atau mungkin akan berhenti dalam hitungan minggu. Tapi satu hal yang pasti: setiap orang akan membayar harga untuk pemandangan ini. Ya, semuanya. Tanpa terkecuali.

Saudara kalian,
Dr. Wael Ali Farag