✨Faidah Tentang Menyelai Gigi✨
(Disarikan dari Penjelasan al Habib Umar bin Hafidz mengenai kitab Kifayatur Raghib.)
✅ Disunahkan untuk menyelai gigi dengan alat yang biasa (tusuk gigi misalnya) untuk membersihkannyadan sebagai pencegahan dari sebab-sebab yang dapat menyebabkan sakit gigi atau kerusakan gigi
✔️Ibnu Umar berkata:
ترك الخلال توهن الأسنان.
Tidak menyelai gigi itu dapat melemahkann gigi.Maka sebagaimana disunahkan bersiwak, disunahkan pula untuk menyelai gigi.
✔️ Sebagian ulama berpendapat hendaknya menyelai gigi itu dilakukan sebelum bersiwak dan juga setelah bersiwak agar menjadi dapat lebih menyempurnakan kebersihan gigi.
👉Kebersihan gigi memiliki hubungan erat dengan bagian tubuh lain dari segi kesehatannya. Sebab tubuhitu saling terkait satu sama lain.
Jika diperhatikan kebersihan satu dari anggota tubuh maka manfaatnya akan kembali kepada seluruh tubuh.
Dan jika satu bagian dari tubuh diabaikan maka bahayanya akan berpengaruh pada seluruh tubuh.
💡Ini sebagaimana perumpamaan yang disebutkan oleh Nabi SAW
حال المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعىله سائر الجسد بالسهر والحمى
"Keadaan orang-orang mukmin dalam saling cinta, kasih dan sayang di antara mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka ia membuat seluruh tubuh tidak dapat tidur dan merasakan demam.
💡Dalam riwayat Thabarani disebutkan hadits:
"تخلَّلوا من الطعام فإنه ليس شيء أشد على الملكين أن يريا بين أسنان صاحبهما طعاماً وهو يصلي
"Sela-selai gigi dari makanan. Sebab sungguh tidak ada yang lebih berat atas dua malaikat (pencatat) dari melihat makanan di sela gigi orang yang sholat.
✔️ Tidak ada yang lebih berat bagi dua malaikat yakniRaqib dan `Atid dari melihat makanan di antara gigi-gigi kalian sedangkan kalian sedang melaksanakan Shalat, berada di hadirat Allah.
Keduanya merasa jijik atas apa yang ada di antara gigi-gigi kalian, Maka jangan kalian menyakiti malaikat Allah.
Selailah makanan yang ada di antara gigi kalian.
👉Tidak boleh menyelai makanan dengan emas dan perak. Baik alat itu terbuat dari emas atau pun perak sebab keduanya termasuk alat yang haram digunakan.
(Disarikan dari Penjelasan al Habib Umar bin Hafidz mengenai kitab Kifayatur Raghib.)
✅ Disunahkan untuk menyelai gigi dengan alat yang biasa (tusuk gigi misalnya) untuk membersihkannyadan sebagai pencegahan dari sebab-sebab yang dapat menyebabkan sakit gigi atau kerusakan gigi
✔️Ibnu Umar berkata:
ترك الخلال توهن الأسنان.
Tidak menyelai gigi itu dapat melemahkann gigi.Maka sebagaimana disunahkan bersiwak, disunahkan pula untuk menyelai gigi.
✔️ Sebagian ulama berpendapat hendaknya menyelai gigi itu dilakukan sebelum bersiwak dan juga setelah bersiwak agar menjadi dapat lebih menyempurnakan kebersihan gigi.
👉Kebersihan gigi memiliki hubungan erat dengan bagian tubuh lain dari segi kesehatannya. Sebab tubuhitu saling terkait satu sama lain.
Jika diperhatikan kebersihan satu dari anggota tubuh maka manfaatnya akan kembali kepada seluruh tubuh.
Dan jika satu bagian dari tubuh diabaikan maka bahayanya akan berpengaruh pada seluruh tubuh.
💡Ini sebagaimana perumpamaan yang disebutkan oleh Nabi SAW
حال المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعىله سائر الجسد بالسهر والحمى
"Keadaan orang-orang mukmin dalam saling cinta, kasih dan sayang di antara mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka ia membuat seluruh tubuh tidak dapat tidur dan merasakan demam.
💡Dalam riwayat Thabarani disebutkan hadits:
"تخلَّلوا من الطعام فإنه ليس شيء أشد على الملكين أن يريا بين أسنان صاحبهما طعاماً وهو يصلي
"Sela-selai gigi dari makanan. Sebab sungguh tidak ada yang lebih berat atas dua malaikat (pencatat) dari melihat makanan di sela gigi orang yang sholat.
✔️ Tidak ada yang lebih berat bagi dua malaikat yakniRaqib dan `Atid dari melihat makanan di antara gigi-gigi kalian sedangkan kalian sedang melaksanakan Shalat, berada di hadirat Allah.
Keduanya merasa jijik atas apa yang ada di antara gigi-gigi kalian, Maka jangan kalian menyakiti malaikat Allah.
Selailah makanan yang ada di antara gigi kalian.
👉Tidak boleh menyelai makanan dengan emas dan perak. Baik alat itu terbuat dari emas atau pun perak sebab keduanya termasuk alat yang haram digunakan.
✨ فوائد من درس كفاية الراغب -95- من خصال الفطرة : الختان ✨ شرح الحبيب عمر بن حفيظ ✨
Faedah-faedah dari pelajaran Kifaayatur Rooghib-dari hal-hal untuk memperolah kesucian;
Khitan dengan keterangan oleh Habib 'Umar bin Hafiidz
🔸الختان بالنسبة للذكر والأنثى :
Khitan untuk laki-laki atau perempuan
✅ قال الشافعية بالوجوب وهو رواية عن الإمام أحمد بن حنبل عليه رحمة الله تبارك وتعالى.
Berkata para ulama madhab Imam Syaafi'i;khitan hukumnya adalah wajib&ini juga pendapat di salah satu pendapat Imam Ahmad bin Hanbal semoga rohmat &keberkahan ALLOH selalu tercurahkan kepada beliau
✔️ يجب ختان الرجل الواضح والمرأة الواضحة حيث لم يُولدا مختونين ختاناً تاماً
Wajib khitan bagi lelaki dan perempuan yang jelas(bukan khunsa,yang dimaksud dengan khunsa adalah seseorang yang memiliki 2 kemaluan),ketika sang lelaki&perempuan tersebut dilahirkan tidak dalam keadaan terkhitan-kan sempurna
✔️ فإنه قد يولد المولود ببعض الختان فيلزم إكماله
Karena sesungguhnya,terkadang terjadi pada seseorang telah terlahirkan dalam keadaan berkhitan tapi belum sempurna,maka wajib menyempurnakannya
الوجوب ببلوغ وعقل على الإنسان نفسه إنما يكون بعد البلوغ
Kewajiban atas dirinya sendiri karena dewasa&berakal,hanya saja kewajiban ini setelah dewasa
فإذا أسلم بالغاً أو بَلَغَ مسلماً وجب عليه أن يختتن على مذهب الشافعي والإمام أحمد بن حنبل
Maka jika masuk Islam pada saat dewasa atau dewasa dalam keadaan Islam,wajib atasnya dia berkhitan menurut pendapat Imam Syafi'i&Al-Imam Ahmad bin Hanbal
✔️ وهو أرفق على الصبي مِن أن يؤخر الى البلوغ
Dan bentuk kelembutan dalam syariat atas anak kecil yaitu khitan diakhirkan sampai dewasa
👈 فمالَ بعضهم إلى وجوب ذلك على الولي
Maka condong sebagian ulama atas pendapat;bahwa kewajiban tersebut atas sang wali atas anak tersebut
👈 فإذا قصّر فيه الولي فبَلَغ صار الوجوب معلقاً برقبة البالغ
Maka jika wali tidak melaksanakan khitan sampai anak tersebut dewasa,menjadi kewajiban khitan tersebut atas sang anak yang telah dewasa itu
✅ قال الحنفية والمالكية إنه سنة ( الختان ) في حق الرجال وحق النساء
Berkata para ulama madhab Imam Abi Hanifah&Imam Maalik;khitan adalah sunnah bagi laki-laki&perempuan
وهنا قول وهو من الوجوه عند الشافعية إنه واجب في حق الرجال وسنة في حق النساء
Dan dalam hal ini,ada satu pendapat didalam satu sisi pada ulama Imam Syafi'i,bahwasannya khitan hukumnya wajib bagi laki-laki&sunnah bagi seorang perempuan
✅ وقال المالكية: مكرمة في حق النساء لحديث استدلوا به
Berkata para ulama Imam Maliik;khitan pada seorang perempuan sebagai bentuk pemulyaan didasarkan atas hadist yg menunjukkan hal tersebut
💡 وعلى كل الأحوال جميع الأئمة يقولون عن الختان بالنسبة للرجل وبالنسبة للمرأة أنه من المشروعات
Alhasil...semua para Imam menyebutkan bahwasannya khitan pada laki-laki atau perempuan adalah merupakan sesuatu yang disyariatkan
والطيبات ولم يقل أحدهم بكراهة ذلك فضلا عن حرمته إطلاقاً. ولكن اختلفوا في الوجوب
Dan sesuatu yang baik...tidak ada satu-pun yang menyatakan makruh akan khitan apalagi haram secara mutlak,hanya saja mereka berbeda pendapat didalam hukum wajibnya saja
👈 وهو من الخصال التي يحتاج إليها الناس في صحتهم واستقامة أمرهم
Dan khitan ini adalah merupakan sesuatu yang dibutuhkan seorang manusia demi kesehatan mereka&untuk baiknya tatanan kehidupan mereka
💡وتعجب من بعض الناس الذين إذا أسلم الكافر أول ما يأمرونه قبل كل شيء بالختان
Dan yang menakjubkan...dari sebagian manusia,jika ada yang masuk Islam dari seorang kafir,pertama kali yang mereka perintahkan padanya adalah khitan sebelum yang lainnya
👈 وربما نفّروه ، وربما ترك الإسلام بسبب هذا الفقه الأعوج ، بل عدم الفقه
Dan terkadang mereka lari dari Islam&bahkan terkadang mereka meninggalkan Islam karena sebab salah pemahaman didalam fiqih,bahkan pada sesuatu yang tidak didasarkan atas fiqih sama sekali
Faedah-faedah dari pelajaran Kifaayatur Rooghib-dari hal-hal untuk memperolah kesucian;
Khitan dengan keterangan oleh Habib 'Umar bin Hafiidz
🔸الختان بالنسبة للذكر والأنثى :
Khitan untuk laki-laki atau perempuan
✅ قال الشافعية بالوجوب وهو رواية عن الإمام أحمد بن حنبل عليه رحمة الله تبارك وتعالى.
Berkata para ulama madhab Imam Syaafi'i;khitan hukumnya adalah wajib&ini juga pendapat di salah satu pendapat Imam Ahmad bin Hanbal semoga rohmat &keberkahan ALLOH selalu tercurahkan kepada beliau
✔️ يجب ختان الرجل الواضح والمرأة الواضحة حيث لم يُولدا مختونين ختاناً تاماً
Wajib khitan bagi lelaki dan perempuan yang jelas(bukan khunsa,yang dimaksud dengan khunsa adalah seseorang yang memiliki 2 kemaluan),ketika sang lelaki&perempuan tersebut dilahirkan tidak dalam keadaan terkhitan-kan sempurna
✔️ فإنه قد يولد المولود ببعض الختان فيلزم إكماله
Karena sesungguhnya,terkadang terjadi pada seseorang telah terlahirkan dalam keadaan berkhitan tapi belum sempurna,maka wajib menyempurnakannya
الوجوب ببلوغ وعقل على الإنسان نفسه إنما يكون بعد البلوغ
Kewajiban atas dirinya sendiri karena dewasa&berakal,hanya saja kewajiban ini setelah dewasa
فإذا أسلم بالغاً أو بَلَغَ مسلماً وجب عليه أن يختتن على مذهب الشافعي والإمام أحمد بن حنبل
Maka jika masuk Islam pada saat dewasa atau dewasa dalam keadaan Islam,wajib atasnya dia berkhitan menurut pendapat Imam Syafi'i&Al-Imam Ahmad bin Hanbal
✔️ وهو أرفق على الصبي مِن أن يؤخر الى البلوغ
Dan bentuk kelembutan dalam syariat atas anak kecil yaitu khitan diakhirkan sampai dewasa
👈 فمالَ بعضهم إلى وجوب ذلك على الولي
Maka condong sebagian ulama atas pendapat;bahwa kewajiban tersebut atas sang wali atas anak tersebut
👈 فإذا قصّر فيه الولي فبَلَغ صار الوجوب معلقاً برقبة البالغ
Maka jika wali tidak melaksanakan khitan sampai anak tersebut dewasa,menjadi kewajiban khitan tersebut atas sang anak yang telah dewasa itu
✅ قال الحنفية والمالكية إنه سنة ( الختان ) في حق الرجال وحق النساء
Berkata para ulama madhab Imam Abi Hanifah&Imam Maalik;khitan adalah sunnah bagi laki-laki&perempuan
وهنا قول وهو من الوجوه عند الشافعية إنه واجب في حق الرجال وسنة في حق النساء
Dan dalam hal ini,ada satu pendapat didalam satu sisi pada ulama Imam Syafi'i,bahwasannya khitan hukumnya wajib bagi laki-laki&sunnah bagi seorang perempuan
✅ وقال المالكية: مكرمة في حق النساء لحديث استدلوا به
Berkata para ulama Imam Maliik;khitan pada seorang perempuan sebagai bentuk pemulyaan didasarkan atas hadist yg menunjukkan hal tersebut
💡 وعلى كل الأحوال جميع الأئمة يقولون عن الختان بالنسبة للرجل وبالنسبة للمرأة أنه من المشروعات
Alhasil...semua para Imam menyebutkan bahwasannya khitan pada laki-laki atau perempuan adalah merupakan sesuatu yang disyariatkan
والطيبات ولم يقل أحدهم بكراهة ذلك فضلا عن حرمته إطلاقاً. ولكن اختلفوا في الوجوب
Dan sesuatu yang baik...tidak ada satu-pun yang menyatakan makruh akan khitan apalagi haram secara mutlak,hanya saja mereka berbeda pendapat didalam hukum wajibnya saja
👈 وهو من الخصال التي يحتاج إليها الناس في صحتهم واستقامة أمرهم
Dan khitan ini adalah merupakan sesuatu yang dibutuhkan seorang manusia demi kesehatan mereka&untuk baiknya tatanan kehidupan mereka
💡وتعجب من بعض الناس الذين إذا أسلم الكافر أول ما يأمرونه قبل كل شيء بالختان
Dan yang menakjubkan...dari sebagian manusia,jika ada yang masuk Islam dari seorang kafir,pertama kali yang mereka perintahkan padanya adalah khitan sebelum yang lainnya
👈 وربما نفّروه ، وربما ترك الإسلام بسبب هذا الفقه الأعوج ، بل عدم الفقه
Dan terkadang mereka lari dari Islam&bahkan terkadang mereka meninggalkan Islam karena sebab salah pemahaman didalam fiqih,bahkan pada sesuatu yang tidak didasarkan atas fiqih sama sekali
قال سيدنا العيدروس العدني ☀️
Berkata AlHabib Abu Bakar bin 'Abdulloh Al-'Idrus Al-'Adni
حسن الظن دليل على السعادة يرجى لصاحبه حسن الخاتمة عند الموت ' وما يخسر صاحب حسن الظن وان اخطأ '
Prasangka baik adalah tanda keselamatan,diharapkan dari seseorang yang berprasangka baik akan mendapatkan kebaikan ketika wafatnya & tidak akan pernah merugi seseorang yang berprasangka baik walau-pun dia salah didalam prasangkanya
Berkata AlHabib Abu Bakar bin 'Abdulloh Al-'Idrus Al-'Adni
حسن الظن دليل على السعادة يرجى لصاحبه حسن الخاتمة عند الموت ' وما يخسر صاحب حسن الظن وان اخطأ '
Prasangka baik adalah tanda keselamatan,diharapkan dari seseorang yang berprasangka baik akan mendapatkan kebaikan ketika wafatnya & tidak akan pernah merugi seseorang yang berprasangka baik walau-pun dia salah didalam prasangkanya
Nasehat Habib Umar:
"Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah jaga lisannya dari ucapan yang buruk, Allah lindungi lisannya dari berdusta, ghibah, mencaci-maki. Dan Allah hiasi lisannya dengan berdzikir, membaca Al-Qur'an, membaca Kalam para Nabi dan Rasul, kalam shalihin, mengingatkan ilmu dan segala yang dicintai Allah SWT."
إذا أحب الله عبداً حفظ لسانه أن ينطق بالسوء، وحمى ذلك اللسان من أن يكذب أو يغتاب أو يسب أو يشتم..
وزيَّنه بذِكره عز وجل، بتلاوة كلامه، بكلامِ أنبيائه ورسله، بكلامِ الصالحين، بالتذكير بالعلم.. وبكل ما يحب الله تبارك وتعالى.
📚الحبيب العلامة عمر بن حفيظ📚
"Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah jaga lisannya dari ucapan yang buruk, Allah lindungi lisannya dari berdusta, ghibah, mencaci-maki. Dan Allah hiasi lisannya dengan berdzikir, membaca Al-Qur'an, membaca Kalam para Nabi dan Rasul, kalam shalihin, mengingatkan ilmu dan segala yang dicintai Allah SWT."
إذا أحب الله عبداً حفظ لسانه أن ينطق بالسوء، وحمى ذلك اللسان من أن يكذب أو يغتاب أو يسب أو يشتم..
وزيَّنه بذِكره عز وجل، بتلاوة كلامه، بكلامِ أنبيائه ورسله، بكلامِ الصالحين، بالتذكير بالعلم.. وبكل ما يحب الله تبارك وتعالى.
📚الحبيب العلامة عمر بن حفيظ📚
▫ ذكر شهر شعبان للعام 1437 هـ
Dzikir Bulan Sya'ban Tahun 1437H
✍ أوصى الحبيب عمر بن حفيظ بالإكثار من هذه الصيغة في شهر شعبان:
Alhabib Umar bin Hafidz mewasiatkan untuk memperbanyak sholawat di bulan sya'ban dengan shighoh :
( اللهُمّٓ صَلِّ وسلِّم على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ حَبيبِ الرَّحْمَنْ، عَدَدَ ما يَكونْ وما قَدْ كَانْ )
◾ من ثلاثة ألف إلى عشرة ألف مرة في شهر شعبان .. حسب المستطاع.
Dari 3000 sampai 10.000 di bulan sya'ban... sesuai kemampuan.
▫وبالله التوفيق ▫
Dzikir Bulan Sya'ban Tahun 1437H
✍ أوصى الحبيب عمر بن حفيظ بالإكثار من هذه الصيغة في شهر شعبان:
Alhabib Umar bin Hafidz mewasiatkan untuk memperbanyak sholawat di bulan sya'ban dengan shighoh :
( اللهُمّٓ صَلِّ وسلِّم على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ حَبيبِ الرَّحْمَنْ، عَدَدَ ما يَكونْ وما قَدْ كَانْ )
◾ من ثلاثة ألف إلى عشرة ألف مرة في شهر شعبان .. حسب المستطاع.
Dari 3000 sampai 10.000 di bulan sya'ban... sesuai kemampuan.
▫وبالله التوفيق ▫
NASEHAT HABIB 'UMAR BIN HAFIDZ RA
✨ أسباب نزول أنوار المحبة في القلوب:
Sebab-sebab turunnya cahaya-cahaya cinta didalam hati
حضور مجالس العلم
Hadir majlis-majlis 'ilmu
والإصغاء والإستماع إلى ما قال الله وقال رسوله
Benar-benar mendengarkan&menyimak terhadap firman ALLOH&sabda RosulNya
على ألسن أهل العلم وأهل الفضل
والصلاح
Melalui sumber-sumber penuturan mereka yang ber-ilmu,mereka yang memiliki keutamaan&kebaikan
وعند نزولها تزول الظلمات:ظلمة محبة غير الله ورسوله
Dan ketika turun cahaya-cahaya cinta,niscaya akan hilang kegelapan-kegelapan;kegelapan karena kecintaan selain ALLOH&RosulNya
وظلمة المحبة التي لا تقوم على أساس صحيح
Kegelapan kecintaan yang berdiri&yang terbentuk bukan atas dasar yang benar
وهي كل محبة ليست من محبة الله
Yaitu kecintaan selain kecintaan terhadap ALLOH SWT
فاحذر أن تولع قلبك بحب شيء ما يحبه ربك فتهلك
Maka hati-hatilah engkau menggantungkan hatimu terhadap kecintaan akan sesuatu yang Tuhanmu ALLOH SWT tidak mencintainya...maka niscaya engkau akan hancur binasa...
✨
✨ أسباب نزول أنوار المحبة في القلوب:
Sebab-sebab turunnya cahaya-cahaya cinta didalam hati
حضور مجالس العلم
Hadir majlis-majlis 'ilmu
والإصغاء والإستماع إلى ما قال الله وقال رسوله
Benar-benar mendengarkan&menyimak terhadap firman ALLOH&sabda RosulNya
على ألسن أهل العلم وأهل الفضل
والصلاح
Melalui sumber-sumber penuturan mereka yang ber-ilmu,mereka yang memiliki keutamaan&kebaikan
وعند نزولها تزول الظلمات:ظلمة محبة غير الله ورسوله
Dan ketika turun cahaya-cahaya cinta,niscaya akan hilang kegelapan-kegelapan;kegelapan karena kecintaan selain ALLOH&RosulNya
وظلمة المحبة التي لا تقوم على أساس صحيح
Kegelapan kecintaan yang berdiri&yang terbentuk bukan atas dasar yang benar
وهي كل محبة ليست من محبة الله
Yaitu kecintaan selain kecintaan terhadap ALLOH SWT
فاحذر أن تولع قلبك بحب شيء ما يحبه ربك فتهلك
Maka hati-hatilah engkau menggantungkan hatimu terhadap kecintaan akan sesuatu yang Tuhanmu ALLOH SWT tidak mencintainya...maka niscaya engkau akan hancur binasa...
✨
Forwarded from Habib Ali Al Jufri
MASIHKAH MERASA DIRI ALIM?
(Al Alim Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri)
Jika kita merasa telah alim, dan sudah banyak ilmu yang kita peroleh, apa arti ilmu kita di hadapan ilmu Iblis. Ilmu apa yang tidak dia ketahui? Sayangnya, ia tidak mengamalkan ilmunya dan tidak tulus bersama Allah. Allah tidak menerimanya. Kalaupun ilmu kita diterima, apakah kita satu-satunya orang berilmu?
Apa arti ilmu kita di hadapan orang-orang sebelum kita? Imam Ahmad bin Hanbal hafal ribuan hadits, begitupula Imam al-Hakim. Bagaimana kita akan tertipu dengan beberapa hadits yang kita hafal, namun tidak kita amalkan?
Imam Syafi’i hafal al-Quran di usia 7 tahun. Ia juga hafal kitab hadits al-Muwaththa’, dengan seluruh sanadnya pada usia 10 tahun. Guru-gurunya, terutama Imam Malik, mendudukkannya di atas kursi tempat mereka berfatwa, ketika usianya belum genap 12 tahun. Sampai-sampai karena tubuhnya yang kurus, ia harus minum pada siang hari bulan Ramadhan, karena tidak kuat dan belum wajib berpuasa. Jadi, ia mengajar sambil minum di atas kursinya itu.
Bagaimana ilmu kita dibandingkan ilmu mereka? Dengan karunia Allah yang diberikan kepada mereka? Soal dedikasi? Kita juga tidak perlu tertipu (dengan amal kita).
Jika kita berjuang, kita berjuang dengan perut kenyang. Padahal orang-orang sebelum kita berjuang dengan perut lapar. Mereka tidak memiliki apa-apa selain sebiji kurma, atau bahkan separuhnya. Setelah itu mereka tidak mempunyai apa-apa lagi.
Apabila orang beriman mau menelaah kehidupan orang-orang saleh zaman dulu, ia pasti tidak akan tertipu dengan amalnya. Ia akan melihat hakikat penyembahan kepada Allah, sehingga ia terpacu untuk terus meningkatkan amalnya dengan tetap menyadari bahwa amalnya itu tidak lain adalah anugerah Allah Swt.
(Al Alim Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri)
Jika kita merasa telah alim, dan sudah banyak ilmu yang kita peroleh, apa arti ilmu kita di hadapan ilmu Iblis. Ilmu apa yang tidak dia ketahui? Sayangnya, ia tidak mengamalkan ilmunya dan tidak tulus bersama Allah. Allah tidak menerimanya. Kalaupun ilmu kita diterima, apakah kita satu-satunya orang berilmu?
Apa arti ilmu kita di hadapan orang-orang sebelum kita? Imam Ahmad bin Hanbal hafal ribuan hadits, begitupula Imam al-Hakim. Bagaimana kita akan tertipu dengan beberapa hadits yang kita hafal, namun tidak kita amalkan?
Imam Syafi’i hafal al-Quran di usia 7 tahun. Ia juga hafal kitab hadits al-Muwaththa’, dengan seluruh sanadnya pada usia 10 tahun. Guru-gurunya, terutama Imam Malik, mendudukkannya di atas kursi tempat mereka berfatwa, ketika usianya belum genap 12 tahun. Sampai-sampai karena tubuhnya yang kurus, ia harus minum pada siang hari bulan Ramadhan, karena tidak kuat dan belum wajib berpuasa. Jadi, ia mengajar sambil minum di atas kursinya itu.
Bagaimana ilmu kita dibandingkan ilmu mereka? Dengan karunia Allah yang diberikan kepada mereka? Soal dedikasi? Kita juga tidak perlu tertipu (dengan amal kita).
Jika kita berjuang, kita berjuang dengan perut kenyang. Padahal orang-orang sebelum kita berjuang dengan perut lapar. Mereka tidak memiliki apa-apa selain sebiji kurma, atau bahkan separuhnya. Setelah itu mereka tidak mempunyai apa-apa lagi.
Apabila orang beriman mau menelaah kehidupan orang-orang saleh zaman dulu, ia pasti tidak akan tertipu dengan amalnya. Ia akan melihat hakikat penyembahan kepada Allah, sehingga ia terpacu untuk terus meningkatkan amalnya dengan tetap menyadari bahwa amalnya itu tidak lain adalah anugerah Allah Swt.
Forwarded from Habib Ali Al Jufri
MENJAGA ADAB DI DALAM MASJID
Suatu ketika Habib Ali Al-Jufri mengisi kajian umum di sebuah masjid, tiba-tiba ada seorang memotong kajian Habib Ali dan mengatakan, “Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. Saya punya pertanyaan”, ujarnya dengan penuh tergesa-gesa.
“Baik nanti di akhir kajian akan kita buka sesi tanya jawab”.
Lalu Habib Ali Al-Jufri melanjutkan kajian hingga sampai pada sesi tanya jawab.
“Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. soal yang saya ingin tanyakan, apa hukum tawassul?”
Habib Ali mengiyakan akan menjawab soal yang disampaikan orang tersebut. “Baik aku akan menjawab soalmu dengan dua syarat, yang pertama jangan kau potong penjelasanku, yang kedua jangan kau angkat suaramu, kita sedang berada di masjid, hormati rumah Alllah. Jika ada yang melanggar, akan aku hentikan sesi tanya jawab dan akan kita tutup kajian kita.” ujar Habib Ali Al-Jufri dengan penuh kelembutan dan santun.
Setelah terjadi kesepakatan Habib Ali menjawab pertanyaan yang diajukan penanya dan mengeluarkan dalil-dalil yang telah ia kuasai baik dari Al-Qur’an dan Al-Hadits serta kitab-kitab turats ulama salaf.
Ketika para hadirin menyimak penjelasan Habib Ali, terdengar suara kegaduhan dari sang penanya dan beberapa teman-teman terdekat, tidak menerima penjelasan yang disampaikan Habib Ali.
”Baik sesuai kesepakatan kita, akan saya hentikan penjelasan saya dan saya tutup majelis ini” ujar Habib Ali seraya tersenyum melangkah keluar masjid.
Ketika sampai dipintu luar masjid seorang kakek yang sudah sepuh menghampiri Habib Ali dan langsung memeluknya.
“Sungguh tepat tindakan yang kau perbuat wahai Syeikh, beberapa hari yang lalu ada banyakpolisi dengan menggunakan sepatu masuk ke masjid ini guna memisahkan perdebatan yang berujung pertikaian antar dua kelompok yang berseberangan pendapat”.
Ketika melihat kedatangan polisi menggunakan sepatu ke masjid, kedua kelompok yang bertikai bereaksi
“Kalian tidak sopan!! tidak menghormati masjid rumah Allah!! masjid ini tempat suci lepaslah sepatu mu” hardik kedua kelompok yang bertikai kepada polisi.
Dengan cerdas para polisi menjawab “Kalianlah yang tidak memiliki adab!! berdebat dan bertikai di rumah Allah!! jika kalian tidak bertikai di masjid niscaya kami akan masuk masjid dengan melepas sepatu yang kami kenakan”
Peristiwa diatas menggambarkan akhlaq Habib Ali Al-Jufri yang terdidik dengan ilmu disertai dengan adab yang sempurna sehingga mampu menguasai hawa nafsu sehingga tidak terpancing kepada perdebatan panjang yang berakibat pertikaian.
Suatu ketika Habib Ali Al-Jufri mengisi kajian umum di sebuah masjid, tiba-tiba ada seorang memotong kajian Habib Ali dan mengatakan, “Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. Saya punya pertanyaan”, ujarnya dengan penuh tergesa-gesa.
“Baik nanti di akhir kajian akan kita buka sesi tanya jawab”.
Lalu Habib Ali Al-Jufri melanjutkan kajian hingga sampai pada sesi tanya jawab.
“Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. soal yang saya ingin tanyakan, apa hukum tawassul?”
Habib Ali mengiyakan akan menjawab soal yang disampaikan orang tersebut. “Baik aku akan menjawab soalmu dengan dua syarat, yang pertama jangan kau potong penjelasanku, yang kedua jangan kau angkat suaramu, kita sedang berada di masjid, hormati rumah Alllah. Jika ada yang melanggar, akan aku hentikan sesi tanya jawab dan akan kita tutup kajian kita.” ujar Habib Ali Al-Jufri dengan penuh kelembutan dan santun.
Setelah terjadi kesepakatan Habib Ali menjawab pertanyaan yang diajukan penanya dan mengeluarkan dalil-dalil yang telah ia kuasai baik dari Al-Qur’an dan Al-Hadits serta kitab-kitab turats ulama salaf.
Ketika para hadirin menyimak penjelasan Habib Ali, terdengar suara kegaduhan dari sang penanya dan beberapa teman-teman terdekat, tidak menerima penjelasan yang disampaikan Habib Ali.
”Baik sesuai kesepakatan kita, akan saya hentikan penjelasan saya dan saya tutup majelis ini” ujar Habib Ali seraya tersenyum melangkah keluar masjid.
Ketika sampai dipintu luar masjid seorang kakek yang sudah sepuh menghampiri Habib Ali dan langsung memeluknya.
“Sungguh tepat tindakan yang kau perbuat wahai Syeikh, beberapa hari yang lalu ada banyakpolisi dengan menggunakan sepatu masuk ke masjid ini guna memisahkan perdebatan yang berujung pertikaian antar dua kelompok yang berseberangan pendapat”.
Ketika melihat kedatangan polisi menggunakan sepatu ke masjid, kedua kelompok yang bertikai bereaksi
“Kalian tidak sopan!! tidak menghormati masjid rumah Allah!! masjid ini tempat suci lepaslah sepatu mu” hardik kedua kelompok yang bertikai kepada polisi.
Dengan cerdas para polisi menjawab “Kalianlah yang tidak memiliki adab!! berdebat dan bertikai di rumah Allah!! jika kalian tidak bertikai di masjid niscaya kami akan masuk masjid dengan melepas sepatu yang kami kenakan”
Peristiwa diatas menggambarkan akhlaq Habib Ali Al-Jufri yang terdidik dengan ilmu disertai dengan adab yang sempurna sehingga mampu menguasai hawa nafsu sehingga tidak terpancing kepada perdebatan panjang yang berakibat pertikaian.
Forwarded from Habib Ali Al Jufri
Berkata Sayyidina Abdullah bin Mubarak:
الاسناد من الدين ولولا الاسناد لقال من شاء ما شاء
Isnad (sanad) itu bagian dari agama. Andai saja tak ada isnad, maka siapa saja bisa mengatakan (masalah agama) sesuka hatinya
الاسناد من الدين ولولا الاسناد لقال من شاء ما شاء
Isnad (sanad) itu bagian dari agama. Andai saja tak ada isnad, maka siapa saja bisa mengatakan (masalah agama) sesuka hatinya
Forwarded from Habib Ali Al Jufri
Berkata Habib Ali Al Jufri:
Imamah (surban) yang aku kenakan ini di pakaikan padaku oleh guruku Habib Abdulqodir As Segaf, ia memakainya dari ayahnya Habib Ahmad bin Abdurrahman As Segaf dari gurunya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi dari gurunya Habib Abubakar bin Abdillah Al Atthas dari gurunya Habib Hasan bin Sholeh Al Bahr Al Jufry dari gurunya Habib Umar bin Segaf As Shafi As Segaf dari gurunya Habib Hasan bin Ali Al Jufry dari gurunya Habib Ahmad bin Zain alAl Habsyi dari gurunya Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dari gurunya Habib Umar bin Abdurrahman Al Atthas dari gurunya Habib Husain bin Syekh Abubakar dari ayahnya sang guru besar Habib Abubakar bin Salim dari gurunya Habib Syihabiddiin Al Akbar dari gurunya Habib Abdurrahman bin Ali As Segaf dari ayahnya Habib Ali bin Abubakar As Segaf dari ayahnya Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf dari ayahnya Habib Muhammad bin Ali Mawladdawilah dari ayahnya Habib Ali bin Muhammad dari ayahnya Habib Alawi Al Ghayyur dari ayahnya Sayyidina Al Faqih Muqoddam sang maha guru agung dari ayahnya Sayyidina Ali dari ayahnya Sayyidina Muhammad Shohib Mirbath dari ayahnya Sayyidina Ali Kholi' Qosam dari ayahnya Sayyidina Alawi dari ayahnya Sayyidina Muhammad dari ayahnya Sayyidina Alawi dari ayahnya Sayyidina Ubaidillah dari ayahnya Sayyidina Ahmad Al Muhajir dari ayahnya Sayyidina Isa An Naqib dari ayahnya Sayyidina Abu Muhammad Jamaluddin An Naqib dari ayahnya Sayyidina Ali Al 'Uraidhi dari abangnya Sayyidina Musa Al Kadzim dari ayahnya Sayyidina Ja'far As Shadiq dari ayahnya Sayyidina Muhammad Al Baqir dari ayahnya Sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad dari ayahnya sang cucu agung Sayyidina
Al Imam Husain dari ayahnya sang maha kotanya ilmu Sayyidina Ali bin Abi Thalib dari sepupunya Sayyidina Rasulillah sallallahu alaihi wa sallam...
Ini adalah sanad yang semua isinya adalah alulbayt,
laksana mata rantai dari emas,
Kami hormati kalian kami tidak akan mencaci kalian pun tidak akan mengkafirkan kalian sebagaimana saudara kami lainnya,
akan tetapi waspadalah !
jika kalian mengaku kalian syi'ah alulbayt,
kamilah alulbayt kemarilah silahkan, toh syi'ah artinya pengikut,
akan tetapi kami alulbayt belajar bahwa para sahabat datuk kami adalah penjagaan yang terlindungi !
Dan siapapun yang mencaci para sahabat datuk kami, kamilah yang akan berdiri menentangnya !
Dan aku bersumpah demi Allah yang maha agung, sesungguhnya orang yang mencaci sayyidina abu bakar atau sayyidina Umar atau salah seorang di antara para sahabat, itu bagiku lebih parah dari pada orang yang mencaci ayah ibu kakek dan nenekku.
INILAH PRINSIP YANG TAK KENAL MAIN-MAIN !!!
Imamah (surban) yang aku kenakan ini di pakaikan padaku oleh guruku Habib Abdulqodir As Segaf, ia memakainya dari ayahnya Habib Ahmad bin Abdurrahman As Segaf dari gurunya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi dari gurunya Habib Abubakar bin Abdillah Al Atthas dari gurunya Habib Hasan bin Sholeh Al Bahr Al Jufry dari gurunya Habib Umar bin Segaf As Shafi As Segaf dari gurunya Habib Hasan bin Ali Al Jufry dari gurunya Habib Ahmad bin Zain alAl Habsyi dari gurunya Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dari gurunya Habib Umar bin Abdurrahman Al Atthas dari gurunya Habib Husain bin Syekh Abubakar dari ayahnya sang guru besar Habib Abubakar bin Salim dari gurunya Habib Syihabiddiin Al Akbar dari gurunya Habib Abdurrahman bin Ali As Segaf dari ayahnya Habib Ali bin Abubakar As Segaf dari ayahnya Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf dari ayahnya Habib Muhammad bin Ali Mawladdawilah dari ayahnya Habib Ali bin Muhammad dari ayahnya Habib Alawi Al Ghayyur dari ayahnya Sayyidina Al Faqih Muqoddam sang maha guru agung dari ayahnya Sayyidina Ali dari ayahnya Sayyidina Muhammad Shohib Mirbath dari ayahnya Sayyidina Ali Kholi' Qosam dari ayahnya Sayyidina Alawi dari ayahnya Sayyidina Muhammad dari ayahnya Sayyidina Alawi dari ayahnya Sayyidina Ubaidillah dari ayahnya Sayyidina Ahmad Al Muhajir dari ayahnya Sayyidina Isa An Naqib dari ayahnya Sayyidina Abu Muhammad Jamaluddin An Naqib dari ayahnya Sayyidina Ali Al 'Uraidhi dari abangnya Sayyidina Musa Al Kadzim dari ayahnya Sayyidina Ja'far As Shadiq dari ayahnya Sayyidina Muhammad Al Baqir dari ayahnya Sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad dari ayahnya sang cucu agung Sayyidina
Al Imam Husain dari ayahnya sang maha kotanya ilmu Sayyidina Ali bin Abi Thalib dari sepupunya Sayyidina Rasulillah sallallahu alaihi wa sallam...
Ini adalah sanad yang semua isinya adalah alulbayt,
laksana mata rantai dari emas,
Kami hormati kalian kami tidak akan mencaci kalian pun tidak akan mengkafirkan kalian sebagaimana saudara kami lainnya,
akan tetapi waspadalah !
jika kalian mengaku kalian syi'ah alulbayt,
kamilah alulbayt kemarilah silahkan, toh syi'ah artinya pengikut,
akan tetapi kami alulbayt belajar bahwa para sahabat datuk kami adalah penjagaan yang terlindungi !
Dan siapapun yang mencaci para sahabat datuk kami, kamilah yang akan berdiri menentangnya !
Dan aku bersumpah demi Allah yang maha agung, sesungguhnya orang yang mencaci sayyidina abu bakar atau sayyidina Umar atau salah seorang di antara para sahabat, itu bagiku lebih parah dari pada orang yang mencaci ayah ibu kakek dan nenekku.
INILAH PRINSIP YANG TAK KENAL MAIN-MAIN !!!
Forwarded from Sufi
يقول الإمام الغزالي رحمه الله في كتابه إحياء علوم الدين :
Berkata Al-Imam Al-Ghozali Ra didalam kitab beliau Ihya 'Uluumid Diin
" هذه كانت سيرة العلماء وعادتهم في الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ،
Seperti ini biografi para 'ulama&kebiasaan mereka didalam perintah didalam kebaikan&pelarangan dari kemungkaran
وقلة مبالاتهم بسطوة السلاطين ..
Dan mereka tidak begitu memperdulikan dengan kekuatan kekuasaan para penguasa
لكونهم اتَّكلوا على فضل الله تعالى أن يحرسهم ،
Akan tetapi mereka berpasrah terhadap pemberian perlindungan ALLOH SWT,Dia-lah ALLOH yang akan menjaga mereka
ورضوا بحكم الله تعالى أن يرزقهم الشهادة ،
Dan mereka ridho dengan hukhm ALLOH SWT,yang mana mereka berkeyakinan ALLOH akan memberikan kepada mereka kedudukan syahid
فلما أخلصوا لله النيَّة ؛ أثر كلامهم فيالقلوب القاسية ، فليَّنها ، وأزال قساوتها .
Maka ketika mereka meng-ikhlaskan niat hanya kepada ALLOH,kalimat petuah mereka mampu memberikan bekas dihati para pendengarnya,maka wahai hati-hati yang kaku keras,maka semoga ALLOH melembutkan melenturkan hati yang kaku tersebut&semoga ALLOH menghilangkan kekakuan-nya
وأما الآن...فقد قيَّدتِ الأطماع ألسن العلماء
Adapun sekarang...maka benar-benar ketoma'an telah mengikat lisan-lisan para 'ulama
فسكتوا،
Maka mereka diam seribu bahasa
وإن تكلموا.. لم تساعد أقوالَهم أحوالُهم،
Dan kalau-pun mereka berbicara..keadaan mereka tidak sesuai dengan perkataan mereka
فلم ينجحوا،
Maka mereka selamat
ولو صَدَقوا وقصدوا حقَّ العلم؛ لأفلحوا
Maka andai saja mereka jujur&mereka bertujuan hanya untuk ilmu,niscaya mereka akan beruntung
ففساد الرعايا بفساد الملوك،
Maka rusaknya kepemimpinan karena sebab rusaknya para pemimpin
وفساد الملوك بفساد العلماء،
Dan rusaknya para pemimpin karena rusaknya para 'ulama
وفساد العلماء باستيلاء حبِّ المال والجاه،
Dan rusaknya para 'ulama karena penuhnya akan kecintaan harta&kedudukan
ومن استولى عليه حب الدنيا؛
Dan siapa orang,yang kecintaan dunia telah menguasai dirinya
لم يقدر على الحسبة على الأراذل،
Dia tidak akan mampu untuk melihat mendeteksi kejelekan-kejelekan
فكيف على الملوك والأكابر " .
(Kalau seperti keadaan para 'ulama yang terkuasai cinta dunia&kedudukan)...maka bagaimana keadaan atas para penguasa¶ pembesar(yang terkuasai atas cinta dunia&kedudukan???)
Berkata Al-Imam Al-Ghozali Ra didalam kitab beliau Ihya 'Uluumid Diin
" هذه كانت سيرة العلماء وعادتهم في الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ،
Seperti ini biografi para 'ulama&kebiasaan mereka didalam perintah didalam kebaikan&pelarangan dari kemungkaran
وقلة مبالاتهم بسطوة السلاطين ..
Dan mereka tidak begitu memperdulikan dengan kekuatan kekuasaan para penguasa
لكونهم اتَّكلوا على فضل الله تعالى أن يحرسهم ،
Akan tetapi mereka berpasrah terhadap pemberian perlindungan ALLOH SWT,Dia-lah ALLOH yang akan menjaga mereka
ورضوا بحكم الله تعالى أن يرزقهم الشهادة ،
Dan mereka ridho dengan hukhm ALLOH SWT,yang mana mereka berkeyakinan ALLOH akan memberikan kepada mereka kedudukan syahid
فلما أخلصوا لله النيَّة ؛ أثر كلامهم فيالقلوب القاسية ، فليَّنها ، وأزال قساوتها .
Maka ketika mereka meng-ikhlaskan niat hanya kepada ALLOH,kalimat petuah mereka mampu memberikan bekas dihati para pendengarnya,maka wahai hati-hati yang kaku keras,maka semoga ALLOH melembutkan melenturkan hati yang kaku tersebut&semoga ALLOH menghilangkan kekakuan-nya
وأما الآن...فقد قيَّدتِ الأطماع ألسن العلماء
Adapun sekarang...maka benar-benar ketoma'an telah mengikat lisan-lisan para 'ulama
فسكتوا،
Maka mereka diam seribu bahasa
وإن تكلموا.. لم تساعد أقوالَهم أحوالُهم،
Dan kalau-pun mereka berbicara..keadaan mereka tidak sesuai dengan perkataan mereka
فلم ينجحوا،
Maka mereka selamat
ولو صَدَقوا وقصدوا حقَّ العلم؛ لأفلحوا
Maka andai saja mereka jujur&mereka bertujuan hanya untuk ilmu,niscaya mereka akan beruntung
ففساد الرعايا بفساد الملوك،
Maka rusaknya kepemimpinan karena sebab rusaknya para pemimpin
وفساد الملوك بفساد العلماء،
Dan rusaknya para pemimpin karena rusaknya para 'ulama
وفساد العلماء باستيلاء حبِّ المال والجاه،
Dan rusaknya para 'ulama karena penuhnya akan kecintaan harta&kedudukan
ومن استولى عليه حب الدنيا؛
Dan siapa orang,yang kecintaan dunia telah menguasai dirinya
لم يقدر على الحسبة على الأراذل،
Dia tidak akan mampu untuk melihat mendeteksi kejelekan-kejelekan
فكيف على الملوك والأكابر " .
(Kalau seperti keadaan para 'ulama yang terkuasai cinta dunia&kedudukan)...maka bagaimana keadaan atas para penguasa¶ pembesar(yang terkuasai atas cinta dunia&kedudukan???)
Forwarded from Habib Umar
💬 Peringatan dari Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidh
✨ Wahai orang yang saat bulan Rajab berlalu, hatinya belum bersih..
Wahai orang yang bulan Sya'ban pun berlalu meninggalkannya, namun hatinya belum pula selamat..
Ingatlah, Engkau hampir menghadapi datangnya Bulan Mulia,,
Apabila Bulan Mulia mendatangimu sedangkan hatimu belum juga bersih, sangat dikuatirkan Engkau menjadi orang yang TERHALANGI pada Bulan Agung ini ✨
—------------------------—
@HabibUmar
💬 الحبيب عمر بن حفيظ - Habib Omar
✨ يا مَن مرَّ عليه رجب وقلبُه ليس بسلِيم، ومضَت عليهِ أيامُ شعبان وقلبُه ليس بسليم.. ها أنت على مشارفِ إهلالِ الشهرِ الكريم, فإن هلَّ عليكَ ولستَ ذا قلبٍ سليم خِيفَ عليكَ الحرمانُ في ذلك الشهر العظيم. ✨
"-----------------------''
✨ Wahai orang yang saat bulan Rajab berlalu, hatinya belum bersih..
Wahai orang yang bulan Sya'ban pun berlalu meninggalkannya, namun hatinya belum pula selamat..
Ingatlah, Engkau hampir menghadapi datangnya Bulan Mulia,,
Apabila Bulan Mulia mendatangimu sedangkan hatimu belum juga bersih, sangat dikuatirkan Engkau menjadi orang yang TERHALANGI pada Bulan Agung ini ✨
—------------------------—
@HabibUmar
💬 الحبيب عمر بن حفيظ - Habib Omar
✨ يا مَن مرَّ عليه رجب وقلبُه ليس بسلِيم، ومضَت عليهِ أيامُ شعبان وقلبُه ليس بسليم.. ها أنت على مشارفِ إهلالِ الشهرِ الكريم, فإن هلَّ عليكَ ولستَ ذا قلبٍ سليم خِيفَ عليكَ الحرمانُ في ذلك الشهر العظيم. ✨
"-----------------------''
Forwarded from Nasihat Islami
Nasihat Islami:
MENJAGA AMANAH
Terdapat sebuah kisah menarik tentang amanat yang terjadi dari dua sahabat Nabi yang disebutkan :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم آخى بين عوف بن مالك والصعب بن جثامة.
Sesungguhnya Rasul SAW mempersaudarakan antara Auf bin malik dan Sha’b bin Jutsamah. [Mushannaf Abi Syaibah]
Imam Ibnu Hajar menceritakan dalam kitab Al-Ishabah bahwa Ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah SAW berteman baik saling ziarah menziarahi antara satu dengan lainnya.
Mereka adalah Sha'b bin Justamah dan Auf bin Malik Al-Asyja’i.
"Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang pergi (meninggal dunia) terlebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi." kata Sha'b kepada Auf di suatu hari.
"Betul begitu?" tanya Auf.
"Betul." jawab Sha'b.
Ditakdirkan Allah, Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu, yaitu pada era kekhalifahan Ustman.
Pada suatu malam Auf bermimpi melihat Sha'b datang mengunjunginya.
"Engkau wahai saudaraku?" tanya Auf.
"Benar." jawab Sha'b.
"Bagaimana keadaan dirimu?"
"Aku mendapatkan ampunan setelah mendapat musibah." Ketika Auf melihat pada leher Sha'b, dia melihat ada tanda hitam di situ.
"Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf.
"Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan hutang tersebut.
وأخبرك إنه ما وقع شيء في بيتي بعد موتي إلا علمت به، حتى هرة توفيت من أيام، وأخبرك أن ابنتي فلانه ستموت بعد سبعة أيام
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku. Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggung jawabkan juga. Mohon beritahukan bahwa anak perempuanku akan mati tujuh hari lagi ."
Perbincangan di antara kedua lelaki yang bersahabat itu terhenti kerana Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya.
Di pagi hari itu dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b.
"Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatanganmu." kata keluarga Sha'b.
"Beginilah semestinya kita bersaudara. Mengapa anda datang setelah Sha'b tidak ada di dunia?"
Auf menerangkan maksud kedatangannya yaitu untuk memberitahukan semua mimpinya malam tadi.
Keluarga Sha'b faham akan semuanya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari uang simpanan Sha'b sendiri lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.
Auf segera pergi ke rumah si Yahudi untuk menjelaskan hutang Sha'b.
"Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf.
"Semoga Rahmat Allah atas Sha'b Sahabat Rasulullah S.A.W. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar." jawab si Yahudi.
Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata:
والله هي هي ما تصرفت فيها
"Demi Allah dinar ini adalah dinarku, ternyata ia tidak menggunakannya".
Setelah menyerahkan dinar tersebut, pergilah auf ke rumah saudaranya sha’b dan menanyakan hal-hal yang terjadi setelah wafatnya sha’b.
Mereka bercerita : Kucingnya mati setelah wafatnya sha’b. Auf berkata : benar itu yang kedua. Kemudian manakah putri dari sha’b? Mereka lalu mendatangkan putri kecil yang dimaksud yang masih berusia 5 atau 6 tahun dan Auf menyentuh kepalanya dan ternyata badannya panas. Maka auf berkata: uruslah anak ini dengan baik. Setelah enam hari dari kejadian itu ternyata putri tadi meninggal dunia pada hari ke tujuh.
[Sumber : Khutab Wa Durus Li Syaikh Abd Rahim At-Thahhan]
Wallahu A’lam
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar senantiasa bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan utamanya menunaikan amanat yang diembankan kepada kita.
MENJAGA AMANAH
Terdapat sebuah kisah menarik tentang amanat yang terjadi dari dua sahabat Nabi yang disebutkan :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم آخى بين عوف بن مالك والصعب بن جثامة.
Sesungguhnya Rasul SAW mempersaudarakan antara Auf bin malik dan Sha’b bin Jutsamah. [Mushannaf Abi Syaibah]
Imam Ibnu Hajar menceritakan dalam kitab Al-Ishabah bahwa Ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah SAW berteman baik saling ziarah menziarahi antara satu dengan lainnya.
Mereka adalah Sha'b bin Justamah dan Auf bin Malik Al-Asyja’i.
"Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang pergi (meninggal dunia) terlebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi." kata Sha'b kepada Auf di suatu hari.
"Betul begitu?" tanya Auf.
"Betul." jawab Sha'b.
Ditakdirkan Allah, Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu, yaitu pada era kekhalifahan Ustman.
Pada suatu malam Auf bermimpi melihat Sha'b datang mengunjunginya.
"Engkau wahai saudaraku?" tanya Auf.
"Benar." jawab Sha'b.
"Bagaimana keadaan dirimu?"
"Aku mendapatkan ampunan setelah mendapat musibah." Ketika Auf melihat pada leher Sha'b, dia melihat ada tanda hitam di situ.
"Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf.
"Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan hutang tersebut.
وأخبرك إنه ما وقع شيء في بيتي بعد موتي إلا علمت به، حتى هرة توفيت من أيام، وأخبرك أن ابنتي فلانه ستموت بعد سبعة أيام
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku. Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggung jawabkan juga. Mohon beritahukan bahwa anak perempuanku akan mati tujuh hari lagi ."
Perbincangan di antara kedua lelaki yang bersahabat itu terhenti kerana Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya.
Di pagi hari itu dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b.
"Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatanganmu." kata keluarga Sha'b.
"Beginilah semestinya kita bersaudara. Mengapa anda datang setelah Sha'b tidak ada di dunia?"
Auf menerangkan maksud kedatangannya yaitu untuk memberitahukan semua mimpinya malam tadi.
Keluarga Sha'b faham akan semuanya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari uang simpanan Sha'b sendiri lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.
Auf segera pergi ke rumah si Yahudi untuk menjelaskan hutang Sha'b.
"Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf.
"Semoga Rahmat Allah atas Sha'b Sahabat Rasulullah S.A.W. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar." jawab si Yahudi.
Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata:
والله هي هي ما تصرفت فيها
"Demi Allah dinar ini adalah dinarku, ternyata ia tidak menggunakannya".
Setelah menyerahkan dinar tersebut, pergilah auf ke rumah saudaranya sha’b dan menanyakan hal-hal yang terjadi setelah wafatnya sha’b.
Mereka bercerita : Kucingnya mati setelah wafatnya sha’b. Auf berkata : benar itu yang kedua. Kemudian manakah putri dari sha’b? Mereka lalu mendatangkan putri kecil yang dimaksud yang masih berusia 5 atau 6 tahun dan Auf menyentuh kepalanya dan ternyata badannya panas. Maka auf berkata: uruslah anak ini dengan baik. Setelah enam hari dari kejadian itu ternyata putri tadi meninggal dunia pada hari ke tujuh.
[Sumber : Khutab Wa Durus Li Syaikh Abd Rahim At-Thahhan]
Wallahu A’lam
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar senantiasa bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan utamanya menunaikan amanat yang diembankan kepada kita.
الحبيب عمر بن حفيظ
Mutiara Kalam Habib Umar bin Hafidz
✨ كل ما جرى بيننا عهود بيننا وبين الملك المعبود
Apapun yang telah terjadi pada kita semua, adalah perjanjian-perjanjian antara kita dengan Allah, Al Malikil Ma'bud
فارعوا عهود الله فيما بقي من أعماركم
Maka jagalah perjanjian-perjanjian Allah itu pada sisa usia kalian
، فلا نعد النجاح لا لمجلس ولا لدورة إلا لقاء على الحوض واجتماع في الفردوس
Tidaklah terbilang sukses, baik itu majlis, dauroh kecuali dengan perjumpaan (dengan Rasulullah) di al Haudl (telaga) dan berkumpul dengan beliau di firdaus
من دون هذا لا نعد شيء نجاح ، فنسأل الله أن يجعلنا في الناجحين والمفلحين ✨
Selain itu, tidak kita anggap sebuah kesuksesan....
Kita mohon pada Allah agar kita menjadi orang orang yang sukses dan meraih kemenangan
🎥 ( من جديد المرئيات )
كلمة الحبيب عمر في مجلس توديع طلاب الدورة الثانية والعشرين بدار المصطفى بتريم
صباح السبت 17 ذي القعدة 1437هـ
https://youtu.be/FaNTabrrLFI
Channel Telegram Bahasa Indonesia
http://tlgrm.me/habibumar
Mutiara Kalam Habib Umar bin Hafidz
✨ كل ما جرى بيننا عهود بيننا وبين الملك المعبود
Apapun yang telah terjadi pada kita semua, adalah perjanjian-perjanjian antara kita dengan Allah, Al Malikil Ma'bud
فارعوا عهود الله فيما بقي من أعماركم
Maka jagalah perjanjian-perjanjian Allah itu pada sisa usia kalian
، فلا نعد النجاح لا لمجلس ولا لدورة إلا لقاء على الحوض واجتماع في الفردوس
Tidaklah terbilang sukses, baik itu majlis, dauroh kecuali dengan perjumpaan (dengan Rasulullah) di al Haudl (telaga) dan berkumpul dengan beliau di firdaus
من دون هذا لا نعد شيء نجاح ، فنسأل الله أن يجعلنا في الناجحين والمفلحين ✨
Selain itu, tidak kita anggap sebuah kesuksesan....
Kita mohon pada Allah agar kita menjadi orang orang yang sukses dan meraih kemenangan
🎥 ( من جديد المرئيات )
كلمة الحبيب عمر في مجلس توديع طلاب الدورة الثانية والعشرين بدار المصطفى بتريم
صباح السبت 17 ذي القعدة 1437هـ
https://youtu.be/FaNTabrrLFI
Channel Telegram Bahasa Indonesia
http://tlgrm.me/habibumar
YouTube
الحبيب عمر بن حفيظ : كلمة في توديع طلاب الدورة الثانية والعشرين
كلمة الحبيب عمر بن حفيظ في مجلس توديع طلاب الدورة الثانية والعشرين بدار المصطفى بتريم، صباح السبت 17 ذي القعدة 1437هـ
Forwarded from Habib Umar
Mutiara Kalam Habib Umar bin Hafidz
✨ مِن واجب المؤمن أن يفرِّق بين الأوقات،
Termasuk di antara kewajiban seorang mukmin adalah mengatur waktu-waktunya
بمعنى أن يكون مستعداً لاغتنامِها وتخصيص المخصوص منها بزيادةٍ في الإقبال على الله تبارك وتعالى والتزوُّد بزادِ التقوى
Dalam arti, hendaknya dia senantiasa mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan berharga dan memanfaatkan waktu-waktu tertentu dengan bertambah konsisten dalam beribadah serta menambah pundi-pundi bekal ketaqwaan kepada-Nya
فمِن جملةِ ذلك أن يكون فيها كثيرَ الذكر للرحمن. وأن يتحلَّى بحِليةِ الأدب مع الله عز وجل
Termasuk di antaranya dengan memperbanyak dzikir, dan menghiasi dirinya dengan adab (etika) kepada Allah 'Azza wa Jalla
ولنأخُذ ذلك من قوله تعالى في موسم الحج الكريم المبارك {الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى} ✨
Marilah kita renungkan firman Allah berkenaan dengan musim haji:
Terjemahan:
"Haji adalah berada pada bulan-bulan yang diketahui. Maka barang siapa pada bulan-bulan tersebut melaksanakan ibadah haji, tinggalkanlah rafats (bercumbu dengan pasangan), perbuatan fasiq dan berdebat ketika berhaji. Kebaikan apapun yang kalian kerjakan niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah! Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa"
"-----------------------''
http://Tlgrm.me/habibumar
✨ مِن واجب المؤمن أن يفرِّق بين الأوقات،
Termasuk di antara kewajiban seorang mukmin adalah mengatur waktu-waktunya
بمعنى أن يكون مستعداً لاغتنامِها وتخصيص المخصوص منها بزيادةٍ في الإقبال على الله تبارك وتعالى والتزوُّد بزادِ التقوى
Dalam arti, hendaknya dia senantiasa mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan berharga dan memanfaatkan waktu-waktu tertentu dengan bertambah konsisten dalam beribadah serta menambah pundi-pundi bekal ketaqwaan kepada-Nya
فمِن جملةِ ذلك أن يكون فيها كثيرَ الذكر للرحمن. وأن يتحلَّى بحِليةِ الأدب مع الله عز وجل
Termasuk di antaranya dengan memperbanyak dzikir, dan menghiasi dirinya dengan adab (etika) kepada Allah 'Azza wa Jalla
ولنأخُذ ذلك من قوله تعالى في موسم الحج الكريم المبارك {الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى} ✨
Marilah kita renungkan firman Allah berkenaan dengan musim haji:
Terjemahan:
"Haji adalah berada pada bulan-bulan yang diketahui. Maka barang siapa pada bulan-bulan tersebut melaksanakan ibadah haji, tinggalkanlah rafats (bercumbu dengan pasangan), perbuatan fasiq dan berdebat ketika berhaji. Kebaikan apapun yang kalian kerjakan niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah! Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa"
"-----------------------''
http://Tlgrm.me/habibumar