Strategi Digital Marketing bersama Bang Salman
136 subscribers
194 photos
4 videos
1 file
157 links
Download Telegram
Sekian dari saya, terima kasih. wassalmualaikum , selamat malam, sampai ketemu di sharegram berikutnya
Forwarded from Deleted Account
Malam mas azen, mau nanya nih, bisa dijelaskan sebenarnya gimana website yang baik itu?
Maaf saya masih awam.terimakasih.
Forwarded from Deleted Account
malam mas ardian, sebenarnya relatif ya mas website yang baik itu pasti berbeda-beda tiap orang pandangannya, hanya untuk seorang web desainer web yang baik itu yang enak dilihat, yang responsive ( bisa dibuka di berbagai media seperti HP, tablet, desktop )
pemilihan warna, gambar dan posisi yang tepat akan membuat pengunnjung kita ga bosen lihat website kita :D
Forwarded from Deleted Account
bayangkan saja kalau website kita acak-acakan, pasti penjungjung langsung malas untuk lihat lagi
Forwarded from Deleted Account
halo mas fadhli, untuk versi berbayar kami memberikan gratis domain, ketika daftar nanti masukan saja nama domain yang ingin dibuat, jika sudah punya domain sendiri maka ketika daftar akan ada potongan biaya setupnya, selebihnya kita yang urusi
Forwarded from Deleted Account
domain .com .net .org dan .biz diluar itu bis dibicarakan lagi :D
Forwarded from Deleted Account
di WPilot ini juga kalian tidak perlu pusing memikirkan responsive agar bisa tampil di berbagai media seperti HP, tablet dan desktop, karena semua akan otomatis responsive
Forwarded from Deleted Account
jadi bisa menghemat biaya juga jika belum bisa untuk membayar orang lain untuk membuatkan website kita :D
HIDUP DENGAN SEBUAH TUJUAN seharusnya membuat hari-hari kita menjadi lebih bergairah. Membuat semangat terus menyala.

Terlebih jika itu adalah sebuah tujuan, atau goal yang besar, yang jelas, namun terukur, dan tajam dalam perencanaan untuk pencapaiannya.

Selamat Hari Baik

#pengingat #penyemangat

Klik https://goo.gl/rgt49h
Ada yang punya usaha kuliner? Boleh dicoba niy, ide pizza sushi ini... 😁
*Beriklan di Televisi versus Facebook, Mana yang Efektif?*

_Sumber : https://id.techinasia.com/beriklan-di-televisi-versus-facebook-mana-yang-efektif_

Konsumsi masyarakat ketika memasuki bulan suci Ramadan biasanya melonjak lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Tingginya permintaan dari pasar membuat banyak perusahaan berlomba-lomba mempromosikan produk masing-masing melalui berbagai cara.

Salah satu cara mempromosikan produk yakni melalui tayangan iklan televisi. Televisi menjadi idola bukan hanya karena jangkauannya yang luas, namun juga karena saat bulan puasa dan menjelang Lebaran banyak orang yang menonton televisi.

Menurut Country Director Facebook Indonesia, Sri Widowati, meski banyak orang menonton televisi saat bulan suci Ramadan dan Lebaran, 95 persen dari mereka melihat konten di media lain. “Dua dari tiga orang yang menonton televisi, mereka juga memainkan mobile phone. Hingga 95 persen dari mereka melihat konten lain,” kata Widowati.

*Facebook punya tool lebih lengkap*

Perilaku masyarakat yang gemar menggunakan perangkat mobile, baik saat bulan puasa maupun bulan-bulan lainnya, pada akhirnya membuka peluang bisnis baru. Misalnya beriklan di media sosial seperti Facebook.

Saat ini Facebook mengklaim telah memiliki 93 juta pengguna di Indonesia. Sebanyak 89 juta pengguna di antaranya mengakses situs milik Mark Zuckerberg ini melalui perangkat mobile.

Selain memiliki banyak pengguna yang mengakses lewat perangkat mobile, Widowati menjelaskan pihak Facebook memberikan pilihan target bagi perusahaan yang ingin beriklan sehingga bisa lebih spesifik dan efisien. Nantinya, materi iklan akan ditayangkan di lini masa milik para pengguna yang termasuk dalam target tersebut.

“Dan ini yang membuat platform kita menarik. Kita menargetkan orang. Kalau di televisi, (target) ibu-ibu usia 25-35 tahun, semuanya kena. Kalau di Facebook, kita bisa bilang (target) di perumahan ini atau di lingkungan seperti ini,” paparnya.

Satu iklan juga bisa disesuaikan dengan daerah setempat agar relevansinya lebih tinggi. Sebagai contoh, sebuah materi iklan bisa menggunakan bahasa Sunda jika ditayangkan di daerah Bandung. “Itu bisa kita lakukan karena kita menargetkan berdasarkan orang. Ini salah satu kelebihan platform kita, ada algoritme yang membantu melakukan penargetan tersebut,” ucap Widowati.

*Televisi masih penting*

Facebook mengklaim pihak yang memasang iklan di platformnya bisa memasang target lebih terukur ketimbang beriklan di media lain. Namun keunggulan ini tak serta-merta membuat beberapa perusahaan meninggalkan media lain dan beriklan sepenuhnya melalui media digital.

Seperti NutriSari misalnya. Merek minuman sari buah milik Nutrifood Indonesia ini masih menghabiskan belanja iklan terbesarnya di media televisi. Meski begitu, NutriSari mulai mengombinasikan belanja iklannya dengan memasang iklan di media digital seperti Facebook.

“Tahun lalu pertama kali beriklan di Facebook dan televisi saat Ramadan. Efeknya, ada kenaikan penjualan di masa Ramadan. Besar atau kecil (angka penjualan) itu relatif. Tapi kita merasa happy dengan result yang kita dapatkan,” kata Head of Marketing NutriSari, Susana, saat dikonfirmasi Tech in Asia Indonesia.

Tak hanya NutriSari, PT Mayora Indah Tbk sebagai perusahaan yang menangani puluhan merek makanan juga mulai melirik iklan di platform digital. Namun, mereka tak sepenuhnya meninggalkan media televisi.

Lewat iklan Makan Langsung vs Makan Dingin, Mayora mempromosikan wafer Beng Beng yang ditujukan untuk kalangan remaja dengan menggelar kompetisi dubsmash. Kompetisi ini mengajak konsumen melakukan lip sync guna menirukan adegan dari iklan tersebut.

Video lip sync itu pun tersebar melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube. Hal itu tentu berdampak pada conversation rate Beng-Beng di kalangan netizen. Semua hanya dilakukan berkat bantuan user generated content.

Konsumsi masyarakat ketika memasuki bulan suci Ramadan biasanya melonjak lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Tingginya permintaan dari pasar membuat banyak perusahaan berlomba-lomba mempromosikan
produk masing-masing melalui berbagai cara.

Salah satu cara mempromosikan produk yakni melalui tayangan iklan televisi. Televisi menjadi idola bukan hanya karena jangkauannya yang luas, namun juga karena saat bulan puasa dan menjelang Lebaran banyak orang yang menonton televisi.

Menurut Country Director Facebook Indonesia, Sri Widowati, meski banyak orang menonton televisi saat bulan suci Ramadan dan Lebaran, 95 persen dari mereka melihat konten di media lain. “Dua dari tiga orang yang menonton televisi, mereka juga memainkan mobile phone. Hingga 95 persen dari mereka melihat konten lain,” kata Widowati.

*Facebook punya tool lebih lengkap*

Perilaku masyarakat yang gemar menggunakan perangkat mobile, baik saat bulan puasa maupun bulan-bulan lainnya, pada akhirnya membuka peluang bisnis baru. Misalnya beriklan di media sosial seperti Facebook.

Saat ini Facebook mengklaim telah memiliki 93 juta pengguna di Indonesia. Sebanyak 89 juta pengguna di antaranya mengakses situs milik Mark Zuckerberg ini melalui perangkat mobile.

Selain memiliki banyak pengguna yang mengakses lewat perangkat mobile, Widowati menjelaskan pihak Facebook memberikan pilihan target bagi perusahaan yang ingin beriklan sehingga bisa lebih spesifik dan efisien. Nantinya, materi iklan akan ditayangkan di lini masa milik para pengguna yang termasuk dalam target tersebut.

“Dan ini yang membuat platform kita menarik. Kita menargetkan orang. Kalau di televisi, (target) ibu-ibu usia 25-35 tahun, semuanya kena. Kalau di Facebook, kita bisa bilang (target) di perumahan ini atau di lingkungan seperti ini,” paparnya.

Satu iklan juga bisa disesuaikan dengan daerah setempat agar relevansinya lebih tinggi. Sebagai contoh, sebuah materi iklan bisa menggunakan bahasa Sunda jika ditayangkan di daerah Bandung. “Itu bisa kita lakukan karena kita menargetkan berdasarkan orang. Ini salah satu kelebihan platform kita, ada algoritme yang membantu melakukan penargetan tersebut,” ucap Widowati.

*Televisi masih penting*

Facebook mengklaim pihak yang memasang iklan di platformnya bisa memasang target lebih terukur ketimbang beriklan di media lain. Namun keunggulan ini tak serta-merta membuat beberapa perusahaan meninggalkan media lain dan beriklan sepenuhnya melalui media digital.

Seperti NutriSari misalnya. Merek minuman sari buah milik Nutrifood Indonesia ini masih menghabiskan belanja iklan terbesarnya di media televisi. Meski begitu, NutriSari mulai mengombinasikan belanja iklannya dengan memasang iklan di media digital seperti Facebook.

“Tahun lalu pertama kali beriklan di Facebook dan televisi saat Ramadan. Efeknya, ada kenaikan penjualan di masa Ramadan. Besar atau kecil (angka penjualan) itu relatif. Tapi kita merasa happy dengan result yang kita dapatkan,” kata Head of Marketing NutriSari, Susana, saat dikonfirmasi Tech in Asia Indonesia.

Tak hanya NutriSari, PT Mayora Indah Tbk sebagai perusahaan yang menangani puluhan merek makanan juga mulai melirik iklan di platform digital. Namun, mereka tak sepenuhnya meninggalkan media televisi.

Lewat iklan Makan Langsung vs Makan Dingin, Mayora mempromosikan wafer Beng Beng yang ditujukan untuk kalangan remaja dengan menggelar kompetisi dubsmash. Kompetisi ini mengajak konsumen melakukan lip sync guna menirukan adegan dari iklan tersebut.

Video lip sync itu pun tersebar melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube. Hal itu tentu berdampak pada conversation rate Beng-Beng di kalangan netizen. Semua hanya dilakukan berkat bantuan user generated content.

*Kombinasi televisi dan digital*

Susana menjelaskan pihaknya tak hanya melihat metrik sosial ketika beriklan di Facebook. Pihaknya juga memperhatikan metrik bisnis, dan menurutnya jangkauan frekuensi yang diharapkan pihaknya bisa tercapai. “Jangkauan frekuensinya mencapai ke sejumlah orang yang memang kita harapkan. Message yang kita sampaikan bisa diterima user Facebook,” jelasnya.

“Kalau secara total, (belanja iklan) masih lebih besar di televisi. Kita enggak bisa meninggalkan televisi sama sekali, tapi kita juga melihat harus masuk ke platform digi
tal, terutama di Facebook mobile,” sambungnya.

Mengapa NutriSari belum bisa meninggalkan media televisi, menurut Susana hal itu disebabkan hingga saat ini masih banyak orang yang menonton televisi. Namun pihaknya menyadari efektivitas orang menonton tayangan televisi sudah berkurang.

“Karena orang nonton TV sambil main perangkat mobile. Pas lagi pergi, mereka enggak nonton TV tapi scroll on mobile. Kombinasi keduanya, TV dan platform digital, paling efektif,” paparnya.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

#getoviral #cginetwork #digitalmarketing #facebook #televisi #media #advertising #beriklan #periklanan #branding #marketing

Join : http://telegram.me/ForumDigitalMarketing
Alhamdulillah, saya bisa seperti ini tidak lain karena doa Ibu, doa orang tua. Dulu, mungkin karena saya anak bontot yaah, jadi ketika Bapak dan Ibu saya sudah sepuh, mereka berdua sering bersama saya.

Tapi Alhamduillah dengan begitu saya jadi semakin sering berinteraksi merawat bapak ibu saya ketika sudah tua. Merawat ketika sakit, menemani pas ibadah haji, waah semua lah.

Jadi ingat nih, kalo kamu mau berhasil, jangan pernah lupakan orang tua, terutama ibu, jangan sampai mereka merasakan sakit, yang disebabkan oleh kita. Sengsaranya bukan cuma diakhirat, tapi Alloh bisa kasih langsung cash di dunia.

- Nasihat Mentor Saya

#satunasihat
KEJUJURAN adalah kunci kesuksesan - Nasihat Mama

****

KECUCURAN adalah kunci kekenyangan ;)

Selamat Hari Baik, Selamat Beraktifitas

#getoviral #oimproindonesia #todaysquote #quoteoftheday #kutipan

Join : Telegram.me/ForumDigitalMarketing | Telegram.me/OIMproindonesia
"Kamu ngapain siy, seharian maen henpon ajah???"

"Aku lagi 'cari duit' make internet"

"Ooo..kamu udah ngerti yah, bisnis bisnisan online gitu. Bagus lah.."

#getoviral #digitalmarketing #joke #humorreceh #cariduitonline #internet #bisnisonline

Join http://telegram.me/ForumDigitalMarketing