Rezeki Healing
1.94K subscribers
7.36K photos
39 videos
2 files
4.06K links
Setiap orang pasti menginginkan diberi kemudahan rezeki.

Ada orang yang mendapatkan rezekinya setelah dia berusaha dengan sangat keras.

Ada lagi yang luar biasa, yaitu orang yang didatangi oleh rezeki.

Rezeki Healing Memberikan Kuncinya
Download Telegram
Apa Yg Anda Pikirkan Itu Yg Terjadi
Apa Yg Anda Yakini Itu Yg Datang

Allahu Akbar...semoga tdk jenuh bacanya...
Bagi yang malas baca gak usah dibaca, terlalu panjang.
---
Kami sedang antri periksa kesehatan. Dokter yang kami kunjungi ini termasuk dokter sepuh –berusia sekitar tujuh puluhan- spesialis penyakit...
“Silakan duduk,” sambut dr.Paulus.
Aku duduk di depan meja kerjanya, mengamati pria sepuh berkacamata ini yang sedang sibuk menulis identitasku di kartu pasien.

“Apa yang dirasakan, Mas?”

Aku pun bercerita tentang apa yang kualami sejak 2013 hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opnam dan endoskopi, derita GERD, hingga tentang radang duodenum dan praktek tata pola makan Food Combining yang kulakoni.

“Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” ungkapku, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag saya kambuh. Apalagi setelah beberapa bulan tata pola makan saya amburadul lagi.”

“Tapi buat puasa kuat ya?”

“Kuat, Pak.”

“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!”

Aku terbengong, menunggu penjelasan.

“Asam lambung itu,” terang Pak Paulus, “Diaktifkan oleh instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.”

“Maksudnya, Pak?”

“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?”

“Njih, Pak.”

“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”

“Iya, ya, Pak,” aku manggut-manggut nyengir.

“Manusia itu, Mas, secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.”

Aku melongo lagi.

“Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih. Hahaha,” ia tertawa ringan, menambah rona wajahnya yang memang kelihatan masih segar meski keriput penanda usia.

Kemudian ia mengambil sejilid buku di rak sebelah kanan meja kerjanya. Ya, ruang praktek dokter dengan rak buku. Keren sekali. Aku lupa judul dan penulisnya. Ia langsung membuka satu halaman dan menunjukiku beberapa baris kalimat yang sudah distabilo hijau.

“Coba baca, Mas: ‘mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Pak Paulus.

“Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya nggak apa-apa ya, Pak?”

“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatla sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang.
Kalau siang, misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.”

“Ooo, gitu ya Pak,” sahutku baru menyadari.

“Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubu kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.”

Pak Paulus mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.

“Situ juga berkali-kali divonis tipes ya?”

“Iya, Pak.”

“Itu salah kaprah.”

“Maksudnya?”

“Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”

“Haah?”

“Iya Mas. Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di RS Sardjito, saya anjurkan agar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.”

“Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Pak?”

“Ya ‘kan bisa di rumah.”

“Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Pak?”

“Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.”

Dahiku berkernyit. Menunggu lanjutan cerita.

“Dulu,” lanjut Pak Paulus, “Ada seorang wanita kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di Sardjito.
Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Medis di Sardjito angkat tangan.

Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat bulan.”

“Lalu, Pak?” tanyaku antusias.

“Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa.
Dia cuma nanya; ‘Pak Paulus, saya sudah divonis maksimal empat bulan.

Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’

Saya heran saat itu, saya tanya kenapa.

Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen ‘menangi’ momen itu.”

“Waah.. Lalu, Pak?”

“Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen,
tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun.
Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi.
Justru situ harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati.
Kapanpun mati, siap!
Begitu, situ pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan kapanpun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.”

Aku tambah melongo. Tak menyangka ada nasehat macam itu.
Kukira ia akan memotivasi si ibu agar semangat untuk sembuh, malah disuruh siap mati kapanpun.
O iya, mules mual dan berbagai sensasi ketidaknyamanansudah tak kurasakan lagi.
“Dia mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu dia butuh waktu satu bulan.
Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa dia siap.
Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy.
Nah, saat itu saya cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.

Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke Sardjito dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!”

“Orangnya masih hidup, Pak?”

“Masih. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”

“Wah, wah, wah..”

“Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika operasi jantung dulu.”

“Lhoh, njenengan pernah Pak?”

“Iya.
Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring.

Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.

Saat itu saya yakin betul sembuh cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri.
Padahal umumnya minimal dua minggu baru bisa pulang.
Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru bisa pulang setelah dua bulan.”

Pak Paulus mengisahkan pengalamannya ini dengan mata berbinar. Semangatnya meluap-luap hingga menular ke pasiennya ini. Jujur saja, penjelasan yang ia paparkan meningkatkan harapan sembuhku dengan begitu drastis.

Persis ketika dua tahun lalu pada saat ngobrol dengan Bu Anung tentang pola makan dan kesehatan. Semangat menjadi kembali segar!

“Tapi ya nggak cuma pasrah terus nggak mau usaha.
Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya,
“Dulu tugas di Bethesda, aslinya Jakarta, lalu pindah mukim di Tennessee, Amerika.

Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun.

Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika.
Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika.
Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.

Kawannya itu nggak bisa jawab.
Lalu dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker.
Nah dia pun kaget, tambah penasaran.”

Pak Paulus jeda sejenak. Aku masih menatapnya penuh penasaran juga, “Lanjut, Pak,” benakku.

“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah.
Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?
Orang-orang di sana makannya sangat sehat.
Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.

Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan.

Jadi ya betul-betul sehat.
Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita.

Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan.
Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.”

Keterangan ini mengingatkanku pada obrolan dengan Bu Anung tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali.

“Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya ikut-ikutan.

Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan seperti orang-orang Afrika itu.”

“Hasilnya, Pak?”

“Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee.

Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami.
Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,”

“Sembuh, Pak?”

“Ya! Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang.
Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini buki bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa.

Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh.

Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”

Takjub, tentu saja.
Pada momen ini Pak Paulus menghujaniku dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis.

Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir, pesantren tempatku belajar saat ini.

Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya.

Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu.
Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.

Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Romo Kiai, menyampaikan maksudnya itu.

Kemudian oleh Romo Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan)
Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.

Riyadhoh pun dimulai. Ia lalui hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti.

Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.

Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau.

Bacin, mirip bangkai tikus,kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.

Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati.

Pihak rumah sakit pun heran.
Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!

Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik.

Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit.

Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh Pak Paulus.

“Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan.

Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.

Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tuuh detik.
Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”

Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda.

Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan.

Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.

Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan.
Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.

Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali.

Memang iya mata kita tidak langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap.
Awalnya aku juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.

“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita,” terangnya,

“Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.”

Duh, terang saja aku tersindir di kalimat ini.

“Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam.

Sholat tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh.
Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang.
Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa situ.”
Tak kusangka Pak Paulus bakal menyinggung perihal sholat segala. Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang umur’.

“Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama dibuang.
Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang pun sel-sel yang terkena penyakit.

Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali.”

Pak Paulus menatapku, seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.

“Puasa?”
“Ya!”
“Senin-Kamis?”

“Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.

Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”

Lagi-lagi,aku manggut-manggut.

Tak asing dengan teori ini.

“Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri.

Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat,nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.

Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.

Penyakit apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya.

Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”

Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.

“Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.

Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain.

Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”

Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal disangoni berbagai macam jenis obat pun keliru.

Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa, Obivit, suplemen makanan yang tak ada ?;kaitannya dengan asam lambung apalagi GERD.

Hampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.

Padahal saat keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.

“Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan berbahagia saja ya,” ucap Pak Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.

Dan jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.

Terima kasih Pak Paulus.
Kadipiro Yogyakarta, 2016
Dari wordpress GUBUGREOT

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa
Kajian Rezeki Healing

Kenapa Tidak Ada Kata Ikhlas tetapi Dinamakan Surah Al-Ikhlas.

Karena Ada Makna “IKHLAS” Yang Tersembunyi Dalam Surah Al-Ikhlas

Tiga surah terakhir dalam Al-Qur'an adalah Surah Al-Ikhlas, surah Al-Falaq, dan surah An-Nas. Dari ketiganya, Surah Al-Ikhlas memiliki nama yang paling berbeda dari pada dua yang lainnya.

Jika penamaan surah Al-Falaq dan An-Nas diambil dari ayat yang pertama masing-masing surah tersebut, tetapi hal itu berbeda dengan Surah Al-Ikhlas.

Secara bahasa, ikhlas bermakna hati yang bersih dan tulus. Tetapi kenyataannya dalam Surah Al-Ikhlas sama sekali tidak dijumpai kata ikhlas di dalamnya

Surah Al-Ikhlas, Surah pendek berisi empat ayat, dinamakan Al-Ikhlas tetapi sama sekali tidak ada kata Ikhlas di dalamnya. Apa maksud yang hendak disampaikan Oleh Alloh..?, Mari kita simak.

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Ayat pertama “qul huwallaahu ahad” : Katakanlah Tuhan itu Ahad.

Dalam terjemah Al-Quran yang lain diartikannya “katakanlah Tuhan itu Esa”, ada juga yang mengartikannya “katakanlah Tuhan itu Satu”.

Engkau yang satu, apakah sama pemaknaan satu sebagai contoh satu ‘’Dian’’ dengan satu ‘’Tuhan’’?, Benarkah satu itu tidak ada unsur lain?. ‘’Dian’’ satu, tetapi ada dua tangan, dua kaki, dua telinga, dua mata.

Tetapi Dian tetaplah satu, Satu atau Tunggal. Seorang lelaki menikah dengan perempuan akan membentuk satu keluarga. Dua orang tetapi dinamakan “satu” keluarga. Satu disini bermakna penyatuan dua unsur yang menjadi satu.

Namun, Tuhan tidak membutuhkan pasangan, adakah Tuhan kesepian?, Tuhan tidaklah sendiri, tidak juga banyak, sebagaimana banyaknya manusia.

Tuhan bersama dengan ciptaan-Nya : kerjasama tim, sebagaimana keluarga antara suami dan istri. Maka Tuhan beserta Malaikat-malaikat-Nya dan dengan segala yang Ia cipta.

Tuhan meliputi segalanya, meliputi alam semesta, meliputi malaikat-malaikat-Nya, Serta meliputi apapun itu. Itulah ahad, satu atau Tunggal. Dalam konsepsi Jawa, kita kenal dengan kata manunggaling kawula gusti.

Manunggal: satu. Dalam konsepsi kenegaraan kita kenal dengan kata Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka: berbeda-beda / beragam, Ika: Satu. Jadi apa makna dari Tunggal?, Bisakah diartikan “tetapi”?, Dalam tunggal itu ada keberagaman.

Tuhan adalah dzat yang Maha Sempurna. Kita tidak akan pernah tau bagaimana dzat Tuhan yang sebenarnya, namun penting adanya untuk mengetahui agar terbangun pemahaman bila Ia benar-benar berbeda dengan makhluk-Nya.

Dalam Surah Al-Ikhlas dijelaskan, “katakanlah Tuhan itu satu”, kalimat ini merupakan kalimat impressive. Muhammad diperintahkan oleh Tuhan melalui Jibril untuk mengakui bila Tuhan itu satu. Ayat ini juga dikenal dengan ayat Tauhid.

Muhammad dikuatkan kembali dengan pengakuan tersebut, sekaligus sebagai peringatan kepada umatnya agar melakukan perjalanan-perjalanan “tauhid”. Sebagaimana pula yang dilakukan Ibrahim dalam proses pen-Tauhidannya.

Dalam bahasa sederhana “katakanlah Dian, itu adalah kekasihku”. Seseorang memerintahkanku untuk mengakui jika Dian adalah kekasihku.

Malaikat menguatkan keyakinan Muhammad dengan persaksiannya “Tuhan itu satu”. Begitupun dengan aku yang bersaksi tentang “Dian adalah kekasihku”.

Ada pengakuan di dalamnya atau mengikrarkan diri. Ayat kedua dari Surah Al-Fatihah sebagai penjelas tentang Tuhan yang satu, siapakah Tuhan yang satu itu? “alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin”: Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam.

Tuhan yang satu, meliputi seluruh semesta (. Akankah Tuhan kesepian?, Jawabannya tidaklah mungkin Tuhan kesepian, karena Ia adalah yang Maha Cinta?, ialah Tuhan yang meliputi alam semesta.

Kemudian pertanyaan bagi kita semua, Akankah Tuhan jatuh ‘’Cinta’’ kepada manusia seperti kita ini?, Sementara kita ini hanya sebahagian yang sangat kecil dari alam semesta ini.

Ayat kedua “Allaahus Shomad’ : Tempat meminta segala sesuatu. Pemaknaan kita terhadap ayat ini akan lekas kepada sifat kedermawanan Tuhan.
Meminta, sangat berhubungan dengan sesuatu yang bersifat materi, “aku meminta uang kepada Ibu” sangat bermateri. Apakah Tuhan materialistik?, Sementara Tuhan tidak mengukur manusia dengan kekayaan.

Bentuk tubuh dan apapun itu melainkan hanya dari segi ketakwaan. Kita sempat melupakan kata “pinta” (cintailah aku, hanya itu yang aku pinta). Kata-kata ‘’pinta’’ cocoknya dengan sesuatu yang inmateri atau tidak bermateri. Bagaimana jika seumpama diartikan “Allaahu Shomad”: Tempat meminta segala Pinta.

Dalam terjemahan Al-Qur’an yang lain bermakna: Adalah Tuhan yang bergantung padanya segala sesuatu. Yang bergantung itu adalah beban, hidup ini dipenuhi dengan beban / persoalan.

Hanya kepada Ia lah satu-satunya yang meliputi segala misteri dan rahasia-rahasia tempat manusia menggantungkan keluh kesah, rasa dan asa.

Akankah kita meminta rezeki kepada Tuhan berupa emas ataupun permata?, Ataukah kita meminta untuk dibukakan pintu-pintu pengetahuan agar kita lekas mengetahui dari mana memulai pekerjaan yang terbaik?

Ayat ketiga “ lam yalid walam yuulad” : Tidak beranak dan juga tidak diperanakkan. Mari kita obrolkan, Tuhan tidak beranak, Dan mari kita mengurusi kata anak. Anak berawal dari air mani dan sel ovum.

Di obrolan selanjutnya kita akan bahas lebih mendalam. Anak lahir karena bersenggama, sangatlah jauh untuk Tuhan berkegiatan seperti itu.

Mari kembali lagi, dengan Ia Tuhan yang meliputi segala semesta, Sungguh rendah kedudukan Tuhan bila Ia dilahirkan apalagi melahirkan. Mungkinkah Tuhan memerlukan semua itu, Tuhan tidak butuh bersenggama, sebab Ia adalah dzat yang ‘’Maha Cinta’’, Maha Pencipta tanpa reproduksi.

Ayat keempat “walam yakunlahu kufuwan ahad” : Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya. Ayat ini sebagai pembersih, Bersih dari apapun mengenai pemikiran manusia terhadap-Nya.

Itulah IKHLAS. Sama sekali tidak ada kata-kata Ikhlas di dalam surah Al-Ikhlas. Ikhlas tidak meski disebutkan, Ikhlas adalah bentuk pentauhidan kepada Alloh yang Maha Kuasa.

Disadur dari Sumber dan diedit ulang oleh.

Salam Rezeki Berlimpah

Anaz Almansour
Founder Rezeki Healing

Komunitas Rezeki Berlimpah (Rezeki Healing)
Telegram : bit.ly/MRH_JoinTelegram

#rezekihealing
Sholatlah !!

Tidak peduli apa yang terjadi pada hidupmu
Sholatlah!!!
Tak peduli sebesar apapun dosamu
Sholatlah!!!
Tak ada celah untuk meninggalkan sholat

Pernah seorang saudari berkata:“Saudaraku aku belum berjilbab!”
Aku katakan padanya:“Sholatlah!!!”
Saudari itu berkata:“Lihatlah, aku belum berpakaian islami!”
Aku katakan padanya:“Sholatlah!!!”
saudari itu berkata:“Aku minum alkohol!”
Aku katakan padanya:“Sholatlah!!!”
Saudari itu berkata:“Aku bisnis narkoba!”
Aku katakan padanya:“Sholatlah!!!”
Saudari itu berkata:“Aku telah berzina dengan pacarku!”
Aku katakan padanya:“Sholatlah!!! Apa pun yang terjadi pada hidupmu, Sholatlah!!!”
Saudari itu berkata:“Saudaraku, bagaimana mungkin aku sholat sementara aku bermaksiat?
Itu penghinaan dan aku seperti orang munafik.”
Aku katakan padanya:“Tidak saudariku, karena itu kita sholat.
Karena kita tidak ada yang sempurna, selalu melakukan dosa dan kesalahan.
Maka sholatlah!!!”

Alloh berfirman:
“Sesungguhnya sholat itu mencegah (perbuatan) keji dan munkar.”
(QS. Al-Ankabut:45)

Sebagian orang ada yang berkata:“Saya perbaiki diri dulu, kalo sudah insaf insyaAlloh
saya akan sholat.”
Aku katakan:“Saudaraku, engkau tidak akan bisa memperbaiki apapun jika engkau
meninggalkan sholat. Justru karena itulah engkau sholat,untuk memperbaiki hidupmu.”

Tak ada siapapun antara kamu dengan Alloh…
Sholatlah!!!
Tak peduli apapun yang terjadi dalam hidupmu…
Sholatlah!!!
Tak peduli dimanapun kamu berada…
Sholatlah!!!
Terkadang ada yang mencemooh kamu:“Kamu munafik, sehari-harinya tidak pake jilbab
tapi sholat.”
Katakan padanya:“Terima kasih saudaraku telah menyebutku munafik, semoga Alloh
membalasmu. Tapi sholatku ini adalah urusanku dengan Alloh, bukan urusan orang lain!”

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pemisah antara muslim dengan kekafiran adalah meninggalkan sholat.” (HR.Muslim)

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila baik shalatnya, dia akan mendapat keberuntungan dan keselamatan.
Namun, apabila sholatnya rusak dia akan menyesal dan merugi.”
(HR.Abudaud & Al-hakim)

Maka sholatlah saudaraku!!!
Kelak engkau akan mendapat kasih sayang Alloh
Sholatlah!!! maka engkau akan mendapat ampunan-Nya
Bayangkan jika engkau hidup bersama Alloh
Engkau tak perlu khawatir masalah kesejahteraan, karena seluruh isi langit dan bumi
adalah milik-Nya
Engkau memiliki kekuatan yang tak terbendung ketika Alloh bersamamu
Jadi mari saudara-saudaraku!
Tak peduli apapun yang terjadi pada hidupmu, shalatlah kalian!!!
Jangan biarkan sesuatupun memalingkanmu dari Alloh
Saat engkau menyungkurkan dahimu ke tempat sujud,
maka disitulah keadaan terdekat antara engkau dan Alloh
Menangis dan mintalah pada-Nya…
Mohon kepada Alloh petunjuk, maka engkau akan menemukan kebahagiaan melalui shalatmu

Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang-orang yang menegakkan sholat dan
tak pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun…
Aaamiiinnn

Anaz Almansour
Founder Rezeki Healing

#rezekihealing
Pencerahan Jiwa

ALLOH PALING TAHU YANG TERBAIK BUAT KITA

Dahulu kala, ada seorang petani miskin yang memiliki kuda cantik dan gagah. Suatu hari seorang saudagar kaya ingin membeli kudanya itu, dan menawarkan harga yang sangat tinggi.

Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak mahu menjual kudanya itu.

Keesokan harinya, kudanya hilang dari kandangnya, maka teman-temannya berkata, "Sungguh jelek nasibmu padahal kalau kelmarin dijual kamu bisa kaya, sekarang kudamu sudah hilang." Si petani miskin hanya diam. Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata, "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan." Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata, "Rupanya kuda-kuda itu membawa kecelakaan, lihat sekarang anakmu kakinya patah." Si petani tetap diam tanpa komentar.
Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karna tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami."

Si petani kemudian berkomentar; "Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini, apa yang kelihatan hari ini belum tentu baik untuk hari esok, apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok."

Tetapi yang PASTI; "Alloh paling tahu yang terbaik buat kita ... "
Bagian kita adalah; " Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang di kehendaki Alloh di dalam hidup kita.

Semoga tulisan ini dapat memberikan hikmah, baik kepada penyampai maupun kepada pembaca.

Anaz Almansour
Motivator Kepribadian

#pencerahanjiwa
#pemulihanjiwa
#bukuzeroemotion
#zeroemotion
DOA YANG MEMAKSA

Berdoa merupakan salah satu aktivitas spiritual yang diwajibkan bagi seorang hamba untuk meminta sesuatu kepada Alloh. Berdoa seringkali dilaksanakan usai melaksanakan salat wajib maupun salat sunnah. Dalam berdoa, umat Islam dianjurkan untuk terlebih dahulu melafalkan pujian-pujian terhadap Alloh melalui kalimat dzikir. Setelah berdzikir, barulah memanjatkan keinginannya agar dikabulkan oleh Alloh.

Setiap orang memiliki keinginan dan dipanjatlah doa pada Alloh agar dikabulkan keinginannya.

Tapi ada yg kondisi lagi susah dan terjepit atau doanya selama ini belum dikabulkan, mereka berdoa nya memaksa, padahal Alloh tau kapan akan dikabulkan doanya, berapa yang dikabulkan doanya.
Tidak mungkin Alloh salah dg ketentuan nya.

Maka dalam berdoa ada adabnya, salah satunya adalah, tidak diperbolehkan diucapkan ketika berdoa.
Hadist tentang penjelasan ini diriwayatkan Bukhari yang artinya:

“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah ia sungguh-sungguh dalam memohon dan janganlah ia mengucapkan, ‘Ya Alloh jika Engkau berkenan maka berilah aku.’ Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya” (HR. Bukhari)

“Janganlah kalian mengucapkan ‘Ya Alloh ampunilan aku jika Engkau berkenan. Ya Alloh rahmatilah aku jika Engkau berkenan’. Tapi hendaknya ia sungguh-sungguh dalam memohon karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya” (HR. Bukhari)

Seorang ahli tafsir, Ibnu Abdil Barr menjelaskan tentang hadist tersebut.

Menurutnya tidak ada yang dapat memaksa Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Alloh hanya melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Alloh hanya mengabulkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kalimat ini dianggap tidak berdasar sebab Alloh hanya melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Ibnu Abdil Barr bahkan mengatakan bahwa ucapan ini hukumnya haram ketika berdoa.

Sedangkan Imam Nawawi berpendapat bahwa hukumnya adalah makruh.
Alloh maha mengetahui Ilmu pengetahun.

Yang terpenting yaitu berdoa dengan bersungguh-sungguh dan meyakini bahwa Alloh akan mengabulkan permohonan doa tersebut.

Salam Rezeki Berlimpah

Anaz Almansour
Founder Rezeki Healing

Komunitas Rezeki Berlimpah (Rezeki Healing)
Telegram : bit.ly/MRH_JoinTelegram

#rezekihealing
ADAB DALAM BERDOA

Mengutip Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar menyebutkan 10 ADAB BERDOA. Hal ini menunjukkan betapa sakralitas ibadah doa.

PERTAMA, kita menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.

KEDUA, kita memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.

KETIGA, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa.

KEEMPAT, mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.

KELIMA, menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa.

KEENAM, berdoa dengan penuh ketundukkan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

KETUJUH, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa. Sufyan bin Uyaynah mengatakan, sadar akan kondisi dirimu jangan sampai menghalangimu untuk berdoa kepada-Nya. Allah, kata Sufyan, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah makhluk-Nya yang paling buruk.

KEDELAPAN, meminta terus menerus dalam berdoa.

KESEMBILAN, membuka doa dengan lafal zikir. Kita dianjurkan untuk membuka doa dengan pujian dan shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.

KESEPULUH, taubat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah Subhanahu wa ta’ala
dengan cara mematuhi segala aturan agama.
Pasal sepuluh ini yang sangat penting.

“PASAL KESEPULUH, ini pasal terpenting dan cukup mendasar dalam pengabulan doa, yaitu taubat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah Subhanahu wa ta’ala ,”

(Lihat An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, Kairo, Darul Hadits, 2003 M/1424 H, halaman 372).
Wallahu a‘lam.

Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Materi Training/Seminar Rezeki Healing
Quantum Rezeki dan GPS Rezeki

Salam Rezeki Berlimpah

Anaz Almansour (Wan Abi )
Founder Rezeki Healing

Komunitas Rezeki Berlimpah (Rezeki Healing)
Telegram : bit.ly/MRH_JoinTelegram

#rezekihealing