Dalam pernyataan lain, politiknya seorang muslim adalah menerapkan dan menegakkan ajaran Islam dalam segala aspeknya. Bila tidak demikian dan tetap menjauhkan Islam dari Politik berarti :
1. Mereka telah menyimpang dari perintah Allah Swt untuk mengurusi dan memperhatikan urusan kaum muslimin
2. Mereka telah melegalisasi bahwa politik itu seperti apa yang digambarkan ideologi selain Islam yaitu Kapitalisme dan sosialisme, padahal Politik demikian adalah Politik yang bertentangan dengan Politik Islam.
3. Mereka telah melarang sesuatu yang merupakan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya.
Jadi semestinya sikap yang diambil bukannya mengasingkan Islam dari politik atau Politik tidak diatur oleh ajaran Islam melainkan justru menggunakan Islam untuk mengatur dan memelihara urusan masyarakat, Islamlah satu-satunya sumber politik bagi seorang muslim seperti yang telah diteladankan oleh Rasulullah Saw.
Singkatnya, politik atas dasar ajaran Islam adalah mengimplementasikan hukum-hukum Islam dalam setiap aspek kehidupan.
1. Mereka telah menyimpang dari perintah Allah Swt untuk mengurusi dan memperhatikan urusan kaum muslimin
2. Mereka telah melegalisasi bahwa politik itu seperti apa yang digambarkan ideologi selain Islam yaitu Kapitalisme dan sosialisme, padahal Politik demikian adalah Politik yang bertentangan dengan Politik Islam.
3. Mereka telah melarang sesuatu yang merupakan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya.
Jadi semestinya sikap yang diambil bukannya mengasingkan Islam dari politik atau Politik tidak diatur oleh ajaran Islam melainkan justru menggunakan Islam untuk mengatur dan memelihara urusan masyarakat, Islamlah satu-satunya sumber politik bagi seorang muslim seperti yang telah diteladankan oleh Rasulullah Saw.
Singkatnya, politik atas dasar ajaran Islam adalah mengimplementasikan hukum-hukum Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Materi kedua Certified Menjadi Politisi Sejati
*Agar Dapat Menjadi Politisi Sejati*
https://t.me/PolitisiSejati/15
Agar dapat menjadi politisi sejati berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki:
1. Memahami Makna Politik Yang Hakiki
2. Memiliki Kesadaran Politik
3. Memiliki Pemikiran Politik yang khas
4. Melatih Diri Untuk Mampu Berpikir Politis
5. Beraktivitas Bersama Para Politisi Lainnya Di Tengah Lingkungan Politik Yang Kondusif
6. Selalu Fokus Memikirkan Umat Dengan Terus Mengikuti Berita Seputar Yang Menimpa Masyarakat
7. Memiliki Tradisi Berdiskusi Dan Terbiasa Saling Melemparkan Analisis Politik
8. Memiliki Tradisi Menulis
9. Hadir Di Tengah-Tengah Masyarakat Dalam Rangka Memberi Solusi Atas Masalah Mereka
(Dirumuskan oleh Widya Amata, Seorang Trainer, Life Coach, Mubaligh dan Politisi Internasional)
Yang Mau Berdiskusi hubungi wa.me/6285265337686 atau wa.me/6285263251086
*Agar Dapat Menjadi Politisi Sejati*
https://t.me/PolitisiSejati/15
Agar dapat menjadi politisi sejati berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki:
1. Memahami Makna Politik Yang Hakiki
2. Memiliki Kesadaran Politik
3. Memiliki Pemikiran Politik yang khas
4. Melatih Diri Untuk Mampu Berpikir Politis
5. Beraktivitas Bersama Para Politisi Lainnya Di Tengah Lingkungan Politik Yang Kondusif
6. Selalu Fokus Memikirkan Umat Dengan Terus Mengikuti Berita Seputar Yang Menimpa Masyarakat
7. Memiliki Tradisi Berdiskusi Dan Terbiasa Saling Melemparkan Analisis Politik
8. Memiliki Tradisi Menulis
9. Hadir Di Tengah-Tengah Masyarakat Dalam Rangka Memberi Solusi Atas Masalah Mereka
(Dirumuskan oleh Widya Amata, Seorang Trainer, Life Coach, Mubaligh dan Politisi Internasional)
Yang Mau Berdiskusi hubungi wa.me/6285265337686 atau wa.me/6285263251086
Telegram
Politisi Sejati
Materi kedua Certified Menjadi Politisi Sejati
*Agar Dapat Menjadi Politisi Sejati*
https://t.me/PolitisiSejati/15
Agar dapat menjadi politisi sejati berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki:
1. Memahami Makna Politik Yang Hakiki
2. Memiliki Kesadaran…
*Agar Dapat Menjadi Politisi Sejati*
https://t.me/PolitisiSejati/15
Agar dapat menjadi politisi sejati berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki:
1. Memahami Makna Politik Yang Hakiki
2. Memiliki Kesadaran…
Politisi Sejati
Materi kedua Certified Menjadi Politisi Sejati *Agar Dapat Menjadi Politisi Sejati* https://t.me/PolitisiSejati/15 Agar dapat menjadi politisi sejati berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki: 1. Memahami Makna Politik Yang Hakiki 2. Memiliki Kesadaran…
Ada 9 Poin yaa.. 😊 untuk ini ada yang memberi tanggapan?
Silahkan berkomentar dengan format 👇
Nama
Usia
Profesi
Domisili
Pertanyaan/Pernyataan
Nama
Usia
Profesi
Domisili
Pertanyaan/Pernyataan
Materi Ketiga Certified Menjadi Politisi Sejati
*Politik Sebagai Benteng Pertahanan Utama Dari Penjajahan*
Dalam Ajaran Islam, dapat ditemukan dua hal yang disebut sebagai Perisai atau Pertahanan. Yaitu Puasa dan Kekuasaan.
*Puasa Adalah Perisai*
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخلي فصولل
_“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, 'Aku sedang berpuasa”_ *(HR. Bukhari dan Muslim)*
Perisai adalah yang melindungi seseorang biasa digunakan untuk melindungi ketika perang.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ: الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ ، وَهُوَ لي وَأيبز
_“Rabb kita 'azza wa jalla berfirman, puasa itu perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan menahannya”_ *(HR Ahmad).*
الصيام من النار كجنة أحدكم من القتال
Artinya: _“Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang diantara kamu dari peperangan"._ *(HR. Ahmad, al-Nasai, dan Ibnu Majah)*
Imam adalah Perisai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به, فإن أمر بتقوى الله عز وجل وعدل كان له بذلك أجر, وإن يأمر بغيره كان عليه منه
_“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. Jika seorang imam (Khalifah) yang menyelesaikan takwa kepada Allah 'azza wajalla dan berusaha adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala' ', dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.”_ *(HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, Ahmad)*
Frase “Imam” dalam hadits ini adalah kontrol al-Khalifah. Al-Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah berkata, _“Al-Imamah adalah pembahasan tentang Khilafah Nubuwwah untuk pemeliharaan agama dan pembantuan dunia”._
Maka wajar ketika al-Imam al-Mula Al-Qari di dalam Mirqât al-Mafâtiih menjelaskan makna imam di dalam hadits ini dengan kata imam yang dimaksud adalah al-Khalifah atau Amirnya.
Makna ungkapan kalimat _“al-imamu junnah”_ adalah perumpamaan sebagai bentuk pujian terhadap imam yang memiliki tugas mulia untuk melindungi orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya yang dikendalikan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, _“(Imam itu perisai) yakni seperti as- sitr (pelindung), karena imam ( khalifah ) yang menghalangi / mencegah musuh dari mencelakai kaum muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, menunjang kemurnian ajaran Islam, dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah tanah kekuasaannya.”_ Dengan pujian indikasi, berita dalam hadits ini adalah pasti, dan berfaidah wajib.
Sedangkan makna ( _yuqaatilu min waraa'ihi_ ) yakni: kaum muslimin akan berperang bersama dengannya ( _al-khalifah_ ) dalam memperbaiki orang-orang kafir, para pemberontak, khawarij dan seluruh kelompok-kelompok pembuat kerusakan dan kezhaliman secara mutlak. Begitulah yang disampaikan al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.
Hal itu selaras dengan ungkapan Imam al-Haramain al-Juwaini dalam kitabnya _Ghiyâts al-Umam fî al-Tiyâts al-Zhulm_ juz I hlm. 22. _Imam al-Mawardi al-Syafi'i dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah_ hlm. 15 juga mengucapkan,
المَامَةُ: مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا
_“Al-Imâmah: pembahasan terkait khilâfat al-nubuwwah (kelas kenabian) dalam urusan Din ini dan urusan urusan dunia.”_
*Politik Sebagai Benteng Pertahanan Utama Dari Penjajahan*
Dalam Ajaran Islam, dapat ditemukan dua hal yang disebut sebagai Perisai atau Pertahanan. Yaitu Puasa dan Kekuasaan.
*Puasa Adalah Perisai*
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخلي فصولل
_“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, 'Aku sedang berpuasa”_ *(HR. Bukhari dan Muslim)*
Perisai adalah yang melindungi seseorang biasa digunakan untuk melindungi ketika perang.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ: الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ ، وَهُوَ لي وَأيبز
_“Rabb kita 'azza wa jalla berfirman, puasa itu perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan menahannya”_ *(HR Ahmad).*
الصيام من النار كجنة أحدكم من القتال
Artinya: _“Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang diantara kamu dari peperangan"._ *(HR. Ahmad, al-Nasai, dan Ibnu Majah)*
Imam adalah Perisai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به, فإن أمر بتقوى الله عز وجل وعدل كان له بذلك أجر, وإن يأمر بغيره كان عليه منه
_“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. Jika seorang imam (Khalifah) yang menyelesaikan takwa kepada Allah 'azza wajalla dan berusaha adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala' ', dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.”_ *(HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud, Ahmad)*
Frase “Imam” dalam hadits ini adalah kontrol al-Khalifah. Al-Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah berkata, _“Al-Imamah adalah pembahasan tentang Khilafah Nubuwwah untuk pemeliharaan agama dan pembantuan dunia”._
Maka wajar ketika al-Imam al-Mula Al-Qari di dalam Mirqât al-Mafâtiih menjelaskan makna imam di dalam hadits ini dengan kata imam yang dimaksud adalah al-Khalifah atau Amirnya.
Makna ungkapan kalimat _“al-imamu junnah”_ adalah perumpamaan sebagai bentuk pujian terhadap imam yang memiliki tugas mulia untuk melindungi orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya yang dikendalikan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, _“(Imam itu perisai) yakni seperti as- sitr (pelindung), karena imam ( khalifah ) yang menghalangi / mencegah musuh dari mencelakai kaum muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, menunjang kemurnian ajaran Islam, dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah tanah kekuasaannya.”_ Dengan pujian indikasi, berita dalam hadits ini adalah pasti, dan berfaidah wajib.
Sedangkan makna ( _yuqaatilu min waraa'ihi_ ) yakni: kaum muslimin akan berperang bersama dengannya ( _al-khalifah_ ) dalam memperbaiki orang-orang kafir, para pemberontak, khawarij dan seluruh kelompok-kelompok pembuat kerusakan dan kezhaliman secara mutlak. Begitulah yang disampaikan al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.
Hal itu selaras dengan ungkapan Imam al-Haramain al-Juwaini dalam kitabnya _Ghiyâts al-Umam fî al-Tiyâts al-Zhulm_ juz I hlm. 22. _Imam al-Mawardi al-Syafi'i dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah_ hlm. 15 juga mengucapkan,
المَامَةُ: مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا
_“Al-Imâmah: pembahasan terkait khilâfat al-nubuwwah (kelas kenabian) dalam urusan Din ini dan urusan urusan dunia.”_
_Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitabnya al-Iqtishâd fî al-I'tiqâd_ hlm. 128 mengumpamakan din dan kekuasaan (kepemimpinan), sebagai saudara kembar (الدّين وَالسُّلْطَان توأمان),
الدّين أس وَالسُّلْطَان حارس فَمَا لا أس لَهُ فمهدوم وَمَا لا حارس لَهُ فضائع
_“Al-Dîn itu asas dan penguasa itu penjaganya, maka apa-apa yang tidak ada asasnya maka ia akan roboh dan apa-apa yang tidak ada penjaganya maka ia akan hilang.”_
Untuk kalimat _“jika seorang imam (khalifah) menyelesaikan takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dan niat adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala', dan jika dia memerintahkan samping itu, maka ia akan mendapatkan siksa”_ , bisa kita pahami bersama bahwa seorang imam (khalifah) diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya untuk memerintah manusia yang ada dibawah kekuasaannya dalam ketaatan. Demikian juga wajib diberlakukan dengan adil dengan memberlakukan hukum-hukum Allah yaitu dalam pembantuan hak-hak manusia agar tidak ada undang-undang zhalim.
الدّين أس وَالسُّلْطَان حارس فَمَا لا أس لَهُ فمهدوم وَمَا لا حارس لَهُ فضائع
_“Al-Dîn itu asas dan penguasa itu penjaganya, maka apa-apa yang tidak ada asasnya maka ia akan roboh dan apa-apa yang tidak ada penjaganya maka ia akan hilang.”_
Untuk kalimat _“jika seorang imam (khalifah) menyelesaikan takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dan niat adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala', dan jika dia memerintahkan samping itu, maka ia akan mendapatkan siksa”_ , bisa kita pahami bersama bahwa seorang imam (khalifah) diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya untuk memerintah manusia yang ada dibawah kekuasaannya dalam ketaatan. Demikian juga wajib diberlakukan dengan adil dengan memberlakukan hukum-hukum Allah yaitu dalam pembantuan hak-hak manusia agar tidak ada undang-undang zhalim.
Seorang Tokoh Politik Dunia juga pernah mengatakan bahwa suatu bangsa yang tidak memahami Politik maka akan bangsa itu akan dijajah..
(Maaf saya lupa siapa namanya, jika ada yang tau silahkan memberitahu)
(Maaf saya lupa siapa namanya, jika ada yang tau silahkan memberitahu)
Materi ke Empat Certified Menjadi Politisi sejati
*Politik Menuju Kebangkitan Umat Manusia*
Dilihat dari definisi Politik Yang merupakan pengaturan urusan masyarakat di dalam dan luar negeri, berupa pelaksanan aturan-aturan yang membangun masyarakat dan penyebarluasan ideologi ke luar negeri serta fungsi kontrol yang dijalankan oleh masyarakat. Maka sudah jelas bahwa jika kekuasaan Politik dijalankan sabagaimana mestinya dan kontrol masyarakat berjalan maka sebuah negara mampu membawa masyarakatnya menjadi masyarakat yang bangkit dan membangkitkan umat manusia.
Bahkan meski sebuah negara atau individu beraktivitas politik dengan mengemban ideologi yang keliru. Maka pengembanannya terhadap ideologi tersebut akan mampu membawanya pada kebangkitan, walaupun bisa jadi hanyalah sebuah kebangkitan yang semu.
Jika ditanya kepada kita, apakah kita ingin bangkit dengan kebangkitan yang semu atau kebangkitan yang hakiki? Maka tentu kita akan menjawab dan memilih untuk bangkit dengan kebangkitan yang hakiki.
Nah, jika kita ingin bangkit dengan kebangkitan yang hakiki maka kita harus terlebih dahulu memahami kapan kebangkitan hakiki akan kita peroleh.
*Politik Menuju Kebangkitan Umat Manusia*
Dilihat dari definisi Politik Yang merupakan pengaturan urusan masyarakat di dalam dan luar negeri, berupa pelaksanan aturan-aturan yang membangun masyarakat dan penyebarluasan ideologi ke luar negeri serta fungsi kontrol yang dijalankan oleh masyarakat. Maka sudah jelas bahwa jika kekuasaan Politik dijalankan sabagaimana mestinya dan kontrol masyarakat berjalan maka sebuah negara mampu membawa masyarakatnya menjadi masyarakat yang bangkit dan membangkitkan umat manusia.
Bahkan meski sebuah negara atau individu beraktivitas politik dengan mengemban ideologi yang keliru. Maka pengembanannya terhadap ideologi tersebut akan mampu membawanya pada kebangkitan, walaupun bisa jadi hanyalah sebuah kebangkitan yang semu.
Jika ditanya kepada kita, apakah kita ingin bangkit dengan kebangkitan yang semu atau kebangkitan yang hakiki? Maka tentu kita akan menjawab dan memilih untuk bangkit dengan kebangkitan yang hakiki.
Nah, jika kita ingin bangkit dengan kebangkitan yang hakiki maka kita harus terlebih dahulu memahami kapan kebangkitan hakiki akan kita peroleh.
Kebangkitan Hakiki akan diperoleh saat seseorang ditopang oleh negara mengemban sebuah ideologi yang benar.
Jika yang diemban adalah ideologi yang salah maka yang muncul hanyalah kebangkitan yang semu.
Jika yang diemban adalah ideologi yang salah maka yang muncul hanyalah kebangkitan yang semu.
Ideologi adalah sebuah pemikiran mendasar tentang kehidupan yang dari pemikiran mendasar tersebut lahirlah berbagai pemikiran cabang terkait solusi atas berbagai problematika kehidupan, bagaimana cara melaksanakan pemikiran tersebut, bagaimana cara menjaganya dan bagaimana cara mengemban atau menyebarluaskannya.
✍
✍
Seseorang atau bahkan sebuah negara yang tidak memiliki ideologi akan menjadi pengekor dan sering ditimpa kebingungan dalam menghadapi masalah kehidupan.
Seseorang atau negara yang tidak mengemban ideologi cenderung tidak mampu menentukan nasibnya sendiri, alias terjajah dan tidak merdeka, walaupun ia menginginkan kebebasan atau kemerdekaaan tersebut.
✍✍
Seseorang atau negara yang tidak mengemban ideologi cenderung tidak mampu menentukan nasibnya sendiri, alias terjajah dan tidak merdeka, walaupun ia menginginkan kebebasan atau kemerdekaaan tersebut.
✍✍
Ideologi muncul dalam benak manusia melalui 2 cara yaitu pertama dari Wahyu dan yang kedua lahir dari kejeniusan seseorang.
Politisi Sejati
Ideologi muncul dalam benak manusia melalui 2 cara yaitu pertama dari Wahyu dan yang kedua lahir dari kejeniusan seseorang.
Tentu saja ideologi yang muncul dalam benak manusia melalui Wahyu Allah adalah ideologi yang benar. Karena bersumber dari Pencipta alam, manusia dan kehidupan.
Kebenaran ideologi ini bersifat pasti.
Kebenaran ideologi ini bersifat pasti.
Sedangkan ideologi yang muncul dalam benak manusia karena kejeniusan yang nampak dari dirinya adalah ideologi yang salah.
Karena berasal dari akal manusia yang Terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang nyata, apalagi yang tidak nyata 😊.
Disamping itu, pemahaman manusia terhadap proses lahirnya Peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.
Oleh karena itu, ideologi yang muncul dari benak seseorang adalah ideologi yang salah, baik dilihat dari landasan pemikirannya maupun peraturan yang lahir dari landasan tersebut.
Karena berasal dari akal manusia yang Terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang nyata, apalagi yang tidak nyata 😊.
Disamping itu, pemahaman manusia terhadap proses lahirnya Peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.
Oleh karena itu, ideologi yang muncul dari benak seseorang adalah ideologi yang salah, baik dilihat dari landasan pemikirannya maupun peraturan yang lahir dari landasan tersebut.
Politisi Sejati
Ideologi muncul dalam benak manusia melalui 2 cara yaitu pertama dari Wahyu dan yang kedua lahir dari kejeniusan seseorang.
Ini dan seterusnya adalah pembahasan ideologi dari segi munculnya ideologi tersebut di dalam benak manusia yaa..
Selanjutnya kita bahas bagaimana melihat kebenaran suatu ideologi ditinjau dari landasan yang menjadi dasar pemikirannya atau disebut kasidah berfikirnya.
Selanjutnya kita bahas bagaimana melihat kebenaran suatu ideologi ditinjau dari landasan yang menjadi dasar pemikirannya atau disebut kasidah berfikirnya.
Apabila Kaidah Berfikir suatu ideologi sesuai dengan fitrah manusia dan dibangun berlandaskan akal, maka itu adalah pertanda bahwa kaidah ideologi tersebut adalah benar. Dan jadilah ideologi tersebut merupakan ideologi yang benar, sebaliknya jika kaidah berfikirnya salah maka Ideologi tersebut dengan sendirinya salah dari akarnya.
✍✍
✍✍
Politisi Sejati
Apabila Kaidah Berfikir suatu ideologi sesuai dengan fitrah manusia dan dibangun berlandaskan akal, maka itu adalah pertanda bahwa kaidah ideologi tersebut adalah benar. Dan jadilah ideologi tersebut merupakan ideologi yang benar, sebaliknya jika kaidah berfikirnya…
Naah.. apabila kita telusuri di dunia, kita hanya akan menjumpai 3 ideologi saja. Yaitu Kapitalisme atau Sekulerisme, Sosialisme atau Komunisme dan Islam.
Dua ideologi pertama, masing-masing saat ini diemban oleh satu atau beberapa negara.
Sedangkan ideologi ketiga yaitu Islam, tidak diemban oleh satu negarapun. Islam baru diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, Ideologi ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Dua ideologi pertama, masing-masing saat ini diemban oleh satu atau beberapa negara.
Sedangkan ideologi ketiga yaitu Islam, tidak diemban oleh satu negarapun. Islam baru diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, Ideologi ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.