Kajian Kitab al-Fawaidul Mukhtaroh
3.79K subscribers
5 photos
5 videos
2 files
50 links
Kitab yang ditulis Al Habib Ali bin Hasan Baharun ini adalah salah satu kitab yang berisi kumpulan hikmah dan ilmu yang sangat penting yang didengar dari Gurunya Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam masa belajarnya di Madinah dan referensi lainnya.
Download Telegram
12- Telah sampai dalam sebuah hadits:
«حصّنوا أموالكم بالزكاة، وداووا مرضاكم بالصدقة»
*Bentengilah harta kalian dengan zakat dan obatilah orang yang sakit dari kalian dengan sedekah*.
Dan di dalam hadits:
«ما ضاع مال في بَر أو بحر إلا من عدم الزكاة»
*Tidak akan binasa suatu harta, baik di darat mau pun di laut kecuali karena tidak dikeluarkan zakatnya*
. <alJawahir al Lu'luiyyah: 54>

13- Habib Alwi bin Syihab tatkala beliau sakit dan mengadukannya kepada sahabatnya yakni Habib Hasan bin Abdullah Al Haddad, maka Habib Hasan menyuruhnya untuk bersedekah dan berkata kepadanya: "Hendaknya kamu berobat dengan obat kakekmu, Rasulullah ﷺ yang bersabda :
«داووا مرضاكم بالصدقة»
"Obatilah orang yang sakit dari kalian dengan sedekah"
Maka beliau bersedekah dengan 60 kambing dan 700 qohawil¹ gandum, maka pada jum'at kedua beliau sudah bisa keluar ke masjid. <Kalâmul Habib Alwy bin Syiháb: 2/519>

14- Habib Ali bin Abdurrahman al Masyhur berkata: "Bila kamu hendak bersedekah untuk dirimu atau untuk orang sakit, maka niatlah dengan niat untuk mendapat kesehatan dan membaca doa ini:

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ اَللّٰهُمَّ اِنِّيْ سَمِعْتُ عَنْ نَبِيِّكَ وَحَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَنَّهُ قَالَ: «دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ» وَإِنِّيْ أُدَاوِيْ نَفْسِيْ وَمَا نَزَلَ عَلَيَّ مِنَ الْأَمْرَاضِ وَالْأَسْقَامِ وَالْبَلاَيَا بِهَذَا.....،
(mengisyaratkan kepada apa yang akan disedekahkan)
اَللّٰهُمَّ إِشْتَرَيْتُ نَفْسِيْ وَجِسْمِيْ فِيْ ظَاهِرِي وَبَاطِنِيْ بِهٰذَا، اَللّٰهُمَّ تَقَبّلْهُ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ الرَّحِيْمُ، بِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ،

Artinya:
Alhamdulillah, shalawat atas Nabi ﷺ , Ya Allah, aku telah mendengar dari Nabi-Mu dan kekasih-Mu Sayyidina Muhammad bersabda: 'Obatilah orang yang sakit dari kalian dengan sedekah' dan sesungguhnya aku mengobati diriku dan apa yang ada padaku dari penyakit dan musibah dengan ini (mengisyaratkan pada apa yang akan disedekahkan), Ya Allah, aku membeli jiwa dan badanku, zhahir dan batinku dengan ini, Ya Allah, terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha mendengar dan mengetahui dan ampunilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi taubat dan Pengasih, dengan berkat Sayyidina Muhammad ﷺ. Lalu *bersedekah secara sembunyi* dan Allah Maha Pemberi kesembuhan". <Lam'atun-Nûr: 87>
__________

¹ Qohawil adalah takaran Hadromut. 1 Qohawil setara dengan 10 Mud, 1 mud kira-kira setara dengan 675 gram.

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Senin 2 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENOLAK PENGEMIS DAN MEMBENTAKNYA*

*Materi ke 82 hal. 164 - 165*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- لاترد أول سائل يسألك واحذر من ذلك! [لأنه قد يكون ملكا إختبارا من الله تعالى هل تشكر ام تكفر؟].
Janganlah kamu menolak pengemis yang pertama kali meminta kepadamu (di hari itu) dan berhati-hatilah dari hal tersebut ! karena mungkin dia adalah malaikat, sebagai ujian dari Allah, apakah kamu akan mensyukuri atau mengkufuri nikmat-Nya?! <an Nashaih ad Diniyah: 158>

2- الحذر كل الحذر أن ترد السائل بالباب! لأن ذلك ربما اختبار لك من الله تعالى، فقد يكون السائل ملكا على صورة آدمي،
Berhati-hatilah untuk menolak pengemis yang ada di depan pintu! Barang kali itu adalah ujian dari Allah, dan kadang-kadang pengemis itu adalah malaikat dengan bentuk manusia. (atau yang semakna dengan pembahasan ini).

3- كان عيسى عليه الصلاة والسلام يقول: من رد سائلا خائبا لم تغش الملائكة بيته سبعة أيام عقوبة له.
Nabi Isa as. berkata: *Barang siapa menolak seorang pengemis dengan sia-sia, maka malaikat tidak akan mendatangi rumahnya selama 7 hari sebagai sanksi untuknya*.
<Tanbihul Mughtarrin: 128>

4- قد كان السلف إذا جاءهم السائل يعطونه مما معه من دراهم أو طعام أو ثياب، واذا لم يكن معهم شيء يُخرجون بالابرة يخيطون بها ثوبه ويردونه بكلام حسن ويفرحونه.
Para salaf jika datang kepada mereka seorang pengemis, mereka akan memberinya apa yang ada pada mereka daripada uang atau makanan atau baju, dan jika mereka tidak memiliki sesuatu, mereka mengeluarkan jarum yang mereka gunakan untuk menjahit bajunya dan membalas pengemis itu dengan ucapan yang baik dan menghiburnya. Tuhfatul.Asyráf: 2/49>

5- روي أن شعبة جاءه سائل وليس عنده شيء فنزع خشبة من سقف بيته فأعطاه ثم اعتذر اليه.
Diriwayatkan, bahwa datang seorang pengemis kepada Syu'bah sedangkan dia tidak memiliki apa-apa, maka ia mencabut kayu dari atap rumahnya dan memberikannya kemudian meminta maaf kepada pengemis tersebut. <al Ihyá: 3/222>

6- إن الإنسان قد ينهر السائل نهرة لو أعطاه معها نصف ماله مثلا كانت تلك النهرة أرجح منه، وربما لايساوي ثواب ما أعطاه إثم ذلك الانتهار.
Kadang-kadang, seseorang membentak pengemis dengan bentakan yang seandainya ia memberikan separuh hartanya, maka bentakan itu lebih berat timbangannya, dan mungkin saja pahala harta yang ia berikan tidak sebanding dengan dosa bentakan tersebut
. <an Nashaih ad Diniyyah: 158>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Selasa 2 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*ADAB-ADAB BERSEDEKAH*

*Materi ke 83 hal. 165 - 166*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Nabi ﷺ tidak mewakilkan dua perkara kepada orang lain: beliau selalu meletakkan sendiri sesuatu untuk bersucinya di malam hari lalu menutupnya, dan beliau selalu memberi orang miskin dengan tangan beliau. <al-lhya': 1/ 205>

2- كان السلف الصالح يكافئون الفقير على دعائه لهم عند التصدق عليه بمثل دعائه مخافة نقصان الثواب،
*Para salaf sholeh selalu membalas doa orang fakir ketika mereka bersedekah kepadanya dengan doa yang sama seperti doa fakir itu karena takut berkurangnya pahala.* Diriwayatkan bahwa Sayyidah A'isyah jika telah bersedekah kepada seseorang, beliau mengirim utusan untuk mengikutinya sampai ke rumahnya agar mengetahui apakah orang tadi mendoakannya hingga beliau akan mendoakan pengemis tersebut dengan doa yang sama, juga agar doa si pengemis itu tidak menjadi pengganti dari amal sedekahnya sehingga pahala sedekahnya tidak terkurangi, dan hal itu karena sangatnya berhati- hati. <Fathul 'Allám: 3/362>

3- Mengungkit-ngungkit kebaikan adalah sifat tercela dan Allah berfirman
(لاتبطلوا صدقٰتكم بالمن والأذى)
(janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima), tapi *hal itu tidak tercela jika itu dilakukan oleh Allah (dan Rasul-Nya) serta guru dan orang tua.* <alJawahir alLu'luiyah: 344>

4- Di antara hak orang yang bersedekah adalah menganggap orang fakir itu telah berbuat baik kepadanya dengan menerima hak darinya yang mana hal itu merupakan pembersih dirinya dan yang menyelamatkannya dari api neraka. <al lhya': 1/197>

5- Jika seorang pengemis datang kepada Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husain, ia menyambutnya dan berkata: "Selamat datang wahai orang yang akan membawa bekalku ke akhirat" <Majma'ul Ahbab 2/187>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Selasa 4 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*SEDEKAH SECARA DIAM-DIAM (SIRR)*

*Materi ke 84 hal. 166 - 168*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Rasulullah ﷺ bersabda:
«صدقة السر تطفئ غضب الرب»
Sedekah secara diam-diam dapat meredam murka Allah
<an Nashaih ad Diniyyah: 159>

2- Telah sampai dalam hadits:
«أن ثواب الصدقة السر يضاعف على ثواب الصدقة الظاهرة سبعين ضعفا»
Sesungguhnya orang yang bersedekah secara tersembunyi akan dilipat gandakan pahalanya hingga 70 kali dibandingkan dengan orang yang bersedekah dengan terang-terangan
, <Fathul 'Allám: 3/362>

3- Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Ketika Allah menciptakan bumi, ia menggoncang penghuninya, lalu menciptakan gunung dan menjadikannya sebagai pasak bumi, malaikat berkata: "Tuhan kami tidak menciptakan sesuatu yang lebih dahsyat dari gunung" Lalu Allah menciptakan besi yang membelah gunung, lalu menciptakan api dan mencairkan besi, kemudian Allah memerintahkan air untuk memadamkan api dan memerintahkan angin, maka air tersebut menjadi keruh, maka para malaikat berselisih dan berkata: Kami bertanya kepada Allah: "Ya Rabb, ciptaan apa yang paling dahsyat yang telah Engkau ciptakan?", Allah berfirman: *Aku tidak menciptakan sesuatu yang lebih dahsyat dari hati manusia ketika bersedekah dengan tangan kanannya lalu menyembunyikannya dari tangan kirinya, maka itulah ciptaan yang paling dahsyat yang Aku ciptakan.* <al lhya': 3/252>

4- محل كون الاسرار [بالصدقة] افضل إن لم يكن المتصدق ممن يقتدى به، والا فالجهر افضل إن قصد التأسي به وخَلا عن الرياء والسمعة وتأذى الآخذ به.
Sedekah secara sembunyi-sembunyi menjadi utama bila itu dilakukan oleh orang yang tidak diteladani, jika ia adalah orang yang diteladani, maka secara terang-terangan lebih utama jika bermaksud untuk memberi contoh dan tidak ada riya' (pamer), sum'ah (ingin dikenal) dan tidak menyakiti orang yang menerimanya.
<Fathul 'Allam: 3/363>

5- Ulama' menyebutkan bahwa termasuk sedekah tersembunyi, bila menjual sesuatu yang berharga dua dirham dengan harga satu dirham kepada orang fakir ¹, dari sinilah diketahui bukan yang dimaksud dari sedekah secara sembunyi-sembunyi adalah sebaliknya terang terangan, akan tetapi maksudnya tidak ada yang mengetahui dengan sedekahnya seorang pun (walaupun yang diberikan kepadanya sedekah tersebut), bahkan andaikan ada yang memberi fakir satu dinar dan menampakkan kepada orang yang berada disana bahwa ia sedang membayar hutang atau dia membayar sesuatu yang ia beli, maka ini juga termasuk bersedekah secara diam-diam. <Fathul-Allám: 3/363>

6- Sebagian ulama berkata:
لا تحثوا اهل الزمان بصدقة السر، بل اتركوهم يتصدقون ولو في العلانية لنفع الفقراء
"Janganlah kalian menganjurkan penduduk zaman sekarang untuk bersedekah secara diam-diam. Akan tetapi, biarkan mereka bersedekah walaupun dengan terang-terangan agar dapat memberi manfaat kepada orang-orang fakir"
(atau yang semakna dengan pembahasan ini)

7- Dikatakan bahwa firman Allah :
الذين ينفقون أموالهم...
(Orang orang yang menafkahkan hartanya...Q.S. Al Baqarah: 274)
turun kepada Abu Bakar as. ketika beliau bersedekah dengan 40.000 dirham, 10 ribu di waktu malam, 10.000 di siang hari, 10.000 sedekah dengan diam-diam dan 10.000 dengan terang-terangan, dan ada pendapat yang mengatakan: turun kepada Ali, beliau memiliki 4 dirham dan tidak memiliki apa-apa kecuali hanya itu saja, lalu beliau mensedekahkan 1 dirham di malam hari, 1 dirham di siang hari, 1 dirham dengan cara sirr dan 1 dirham dengan terang-terangan. <as Shawy: 1/172>
8- Muhammad bin Ishaq berkata: orang-orang dari penduduk Madinah, mereka hidup tanpa mengetahui dari mana penghasilan dan makanan mereka. Ketika sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husain meninggal, mereka tidak mendapatkan lagi sesuatu yang biasanya mereka dapatkan di rumah mereka di waktu malam, dan beliau (Ali bin Husain) selalu membawa kantong yang berisi roti di atas punggungnya di malam hari dan mensedekahkannya. Maka ketika orang-orang memandikannya, mereka menemukan bekas yang hitam di punggungnya, lalu ditanyakan: "Apa ini ?", ada yang menjawab Beliau selalu membawa kantong berisi tepung di atas punggungnya setiap malam dan memberikannya kepada orang miskin penduduk Madinah", dan di saat meninggalnya diketahui bahwa beliau telah menghidupi seratus keluarga. <Nur Abshár: 154>

9- Rasulullah ﷺ bersabda:
«إن العبد ليعمل عملا في السر فيكتبه الله له سرا، فإن اظهره نقل من السر وكتب في العلانية، فإن تحدث به نقل من السر والعلانية وكتب رياء».
*Sesungguhnya seorang hamba melakukan suatu amal dengan diam-diam, maka Allah mencatatnya dengan pahala sirr, jika hamba itu menampakkannya, maka dipindah amal tadi dari sirr menjadi pahala terang-terangan, dan jika hamba tadi menceritakannya, maka dipindah amal tadi menjadi riya'.* <al Ihya': 1/196>
___________

¹ Atau membeli darinya sesuatu yang seharga 1 dirham dengan 2 dirham, atau membayar untuk orang lain rekening listrik, telefon dan lain-lain tanpa sepengetahuannya, atau *mengirim pulsa kepada orang lain tanpa sepengetahuan seorangpun.*

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Kamis 5 Sya'ban 1440 H*

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KEPADA SIAPA BERSEDEKAH?*

*Materi ke 85 hal. 168 - 169*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang miskin sesungguhnya bukanlah orang yang diberi satu atau dua kurma dan bukanlah yang diberi satu atau dua suapan, sesunguhnya orang miskin adalah orang yang menjaga harga dirinya", dan di dalam dua kitab Shahih Bukhári dan Muslin: "Bukanlah orang miskin itu orang yang berkeliling kepada manusia lalu diberi satu dan dua suapan atau satu dan dua kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak menemukan sesuatu yang mencukupinya dan yang tidak diketahui kemiskinannya sehinga diberikan kepadanya sedekah, dan dia tidak bangkit untuk meminta-minta kepada orang-orang", dan dalam kitab "Dalilul Falihin: 2/66": Imam Khatthabi dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya Nabi ﷺ meniadakan sebutan miskin untuk orang yang berkeliling untuk mengemis karena itu akan mencukupi mereka, dan kadang-kadang mereka diberi zakat sebagai tambahannya, maka dari itu hilanglah sebutan miskin darinya. Dan diperbolehlan sebutan miskin untuk orang yang tidak mengemis dan tidak dikasihani, maka diberikan sedekah kepadanya". <Riyâdhus Shâlihin: 264>

2- ذكر السيوطي في خماسيه أن ثواب الصدقة خمسة أنواع : واحدة بعشرة وهي على صحيح الجسم ، وواحدة بتسعين وهي على الأعمى والمبتلي ، وواحدة بتسعمائة وهي على ذي قرابة محتاج ، وواحدة بمائة ألف وهي على الأبوين ، وواحدة بتسعمائة ألف وهي على عالم أو فقيه اهـ.

Al-Imam As- Suyuti menuturkan perihal pahala sedekah di dalam kitab "Khumâsi", bahwasanya pahala bersedekah ada 5 kategori :
1. *Satu di balas sepuluh* (1 : 10) yaitu bersedekah kepada Orang Yang Sehat Jasmani.
2. *Satu di balas sembilan puluh* (1 : 90) yaitu bersedekah terhadap Orang Buta, Orang Cacat atau Tertimpa Musibah, termasuk anak Yatim dan Piatu.
3. *Satu di balas sembilan ratus* (1 : 900) yaitu bersedekah kepada Kerabat / Saudara yang sangat membutuhkan.
4. *Satu di balas seratus ribu* (1 : 100.000) yaitu sedekah kepada Kedua Orang Tua
5. *Satu di balas sembilan ratus ribu* (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang 'Alim atau Ahli Fiqih.

<Bughyatul Mustarsyidin: 69>

3- Seseorang merasa mudah dalam membantu pembangunan masjid atau untuk pengairan. Dan jika (diminta membantu) untuk urusan berdakwah, dia merasa sulit karena setan telah mengalahkannya. <Kalâmul Habib Ahmad bin Sumaith: 71>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Kamis 5 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KADAR BERSEDEKAH DAN JENISNYA*

*Materi ke 86 hal. 169 - 171*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Hendaknya orang yang mempunyai sedikit harta bersedekah dengan sedikit hartanya, dan orang yang memiliki harta yang banyak bersedekah dengan banyak hartanya. <Tuhfatul Asyrâf: 1/84>

2- Pada suatu hari ada seorang wanita yang datang kepada Imam Laits bin Sa'ad dengan membawa tempat yang kecil untuk meminta madu darinya, wanita itu berkata: "Suamiku sedang sakit". Lalu beliau memberi wanita itu satu wadah besar yang penuh dengan madu maka dikatakan kepada beliau: "Wanita itu hanya minta segelas kecil" Beliau berkata: "Dia meminta dengan kadarnya dan kita memberi dengan kadar kita", <Tanbihul Mughtarrin: 90>

3- Ada seorang wanita yang bernadzar untuk memberikan sekitar satu mud makanan untuk Syekh Abu Bakar bin Salim, maka wanita itu mendatangi rumah beliau dan berkata kepada pelayannya: "Ambillah ini dan berikan kepada syekh!". Lalu pelayan tadi berpaling dan berkata kepada wanita itu: "Syekh Abu Bakar tidak butuh dengan makananmu ini, kafilah-kafilah selalu datang dan pergi kepadanya". Maka wanita itu kecewa. Lalu ditampakkan kejadian tersebut pada syekh Abu Bakar beliau segera keluar sendiri untuk menemui wanita itu dan menerima pemberian darinya dan berterima kasih serta mendoakannya hingga ia ridha dan memarahi pelayan tadi. <Tadzkîrun-Nas:334>

4- Abdullah bin Umar ra. sering bersedekah dengan harta yang disukai dan disenanginya. Ketika budak-budaknya mengetahui hal itu, mereka melakukan ketaatan dan selalu mendatangi masjid agar beliau memerdekakan mereka. Lalu dikatakan kepadanya: "Mereka hanya menipumu". Maka ia berkata: "Barang siapa menipu kami dengan Allah, maka kami telah tertipu untuk Allah". Dan ia memiliki budak wanita yang ia cintai dan berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku mendengar firman Allah:
لن تنال البر حتى تنفقوا مما تحبون
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai" [13:92], maka pergilah! Engkau sekarang merdeka karena Allah" . Lalu menikahkannya dengan Nafi' dan berkata: "Kalau bukan karena aku tidak mau mengambil kembali pada sesuatu yang telah aku jadikan untuk Allah, pasti aku akan menikahinya", dan Nafi' ini adalah budaknya, lalu ia ditawar oleh seseorang dengan 10 ribu dinar. Ashim bin Muhammad berkata kepadanya: "Wahai Abu Abdurrahman, apa yang engkau tunggu untuk menjualnya?". Ia berkata: "Mengapa tidak berbuat sesuatu yang lebih baik dari itu? Dia sekarang merdeka karena Allah". <alJawahir allu'luiyah: 52>

5- Sayyidina Abdullah bin Umar sering kali bersedekah dengan gula dan berkata: Aku menyukainya dan Allah telah berfirman: 'Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai' [3:92]. <Tanbihul Mughtarrin: 97>

*WAKTU-WAKTU BERSEDEKAH*

1- Lebih dianjurkan sedekah itu di waktu dan tempat-tempat yang memiliki keutamaan seperti tanggal 10 Dzulhijjah, dua hari raya dan hari Jum'at, dan seperti di Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis, dikatakan dalam kitab "Busyral-Karim": maksudnya, jika kebetulan mendapatkan waktu dan tempat itu, maka dianjurkan untuk bersedekah, bukan berarti disunnahkan mengakhirkan sedekah sampai ke waktu dan tempat tersebut. <Fathul 'Allam: 3/365>

2- «إن الله يبغض السخي عند موته، البخيل في حياته»
"Sesungguhnya Allah benci kepada seseorang yang dermawan ketika ia meninggal (dengan mewasiatkan hartanya untuk disedekahkan sebelum meninggalnya), yang kikir ketika ia hidup",
<Tatsbitul Fuad: 2/294>

3- «الصدقة في الصحة أفضل من الصدقة في المرض والصدقة في المرض أفضل من الصدقة بعد الموت»
Bersedekah di waktu sehat lebih utama daripada di waktu sakit, dan bersedekah di waktu sakit lebih utama daripada bersedekah setelah meninggal.
<Kalamul Habib Alwy bin Syihab: 1/320>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Jum'at 6 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*ORANG DERMAWAN [bag. ke 1]*

*Materi ke 87 hal. 171 - 173*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa: "Jangan engkau bunuh Samiri! Karena dia adalah orang yang dermawan". <Syarhul' Ainiyah: 327>

2- Dikatakan:
طعام الكريم دواء، وطعام البخيل داء.
*Makanan orang yang dermawan adalah obat, dan makanan orang pelit adalah penyakit*
<Dalilus Sâilîn: 420>

3- Suatu hari Imam Syafi'i berkunjung ke rumah Imam Ahmad bin Hambal, setelah makan malam bersama, Imam Syafi'i tidur di kamarnya. Di pagi hari, putri Imam Ahmad berkata kepada ayahnya: "Inikah Imam Syafi'i yang engkau ceritakan?". Imam Ahmad berkata: "Ya wahai putriku". Lalu putrinya mengatakan: "Aku telah memperhatikan tiga hal darinya: yang pertama: ketika kita menyuguhkan makanan, dia makan banyak, dan yang kedua: ketika masuk kamar, dia tidak bangun untuk sholat malam, dan yang ketiga: ketika dia sholat subuh bersama kita, dia sholat tanpa mengambil air wudhu". Maka Imam Ahmad mengajukan kepada Imam Syafi'i tiga hal tadi, kemudian Imam Syafi'i menjawabnya dan berkata: "Wahai Ahmad, aku telah makan banyak karena aku tahu makananmu dari sesuatu yang halal dan kamu orang dermawan, makanan orang demawan adalah obat dan makanan orang pelit adalah penyakit, aku makan bukan agar aku kenyang tapi untuk berobat dengan makananmu. Adapun aku tidak bangun malam karena ketika aku meletakkan kepalaku untuk tidur, aku melihat di depanku seakan-akan ada Al Qur'an dan hadits, lalu Allah membukakan untukku 72 masalah dari ilmu fiqh yang hendak aku berikan manfaatnya kepada kaum muslimin, maka tidak ada kesempatan bagiku untuk bangun malam. Dan aku sholat subuh bersama kalian tanpa wudhu', demi Allah, mataku tidak tidur hingga aku harus memperbaharui wudhu', sepanjang malam aku terjaga, maka aku sholat bersama kalian dengan wudhu' sholat isya". <Anîsul Mu'minin: 80>

4- Dari Abi Dzar al-Ghifari berkata: "Suatu hari aku sholat dzuhur bersama Nabi ﷺ, lalu datang seorang pengemis dan tidak ada orang pun yang memberinya sesuatu, maka pengemis itu mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa: "Ya Allah, aku meminta di masjid Nabi Mu dan tidak ada seorang pun yang memberiku sesuatu" Dan Sayidina Ali sedang ruku' dalam sholat, maka beliau memberi isyarat dengan jari kelingking kanan beliau yang disitu terdapat cincin, lalu pengemis itu datang dan mengambil cincinnya, hal itu dilihat oleh Nabi ﷺ yang berada di masjid, lalu Nabi mengangkat pandangannya ke langit dan berdoa, dan belum sempurna doa beliau hingga turun malaikat Jibril as. dari sisi Allah dan berkata: "Ya Muhammad, bacalah:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ [المائدة: ٥٥].
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan mereka dalam keadaan ruku', <Nurul Abshar dengan diringkas: 86>

5- Tatkala imam Syafi'i singgah di Irak, Muhammad bin Hasan mengirimkan beberapa uang dinar kepadanya, lalu beliau pergi ke tukang cukur untuk mencukur rambutnya, ketika tukang cukur baru mencukur separuhnya, ia melihat orang yang kaya, maka tukang cukur meninggalkan beliau dan mencukur orang kaya tadi. Kemudian Imam Syafi'i memberikan uang dinar seluruhnya kepada tukang cukur, akhirnya tukang cukur tersebut menjadi malu kepadanya dan dia meninggalkan pekerjaan mencukur rambut setelah itu. Ada yang mengatakan bahwa hal itu dikarenakan kecukupannya, ada pula yang mengatakan agar ia tidak merendahkan orang lain lagi. (atau yang semakna dengan pembahasan ini).

6- Ketika imam Syafi'i datang dari Shan'â' menuju Madinah dan membawa uang 10 ribu dinar, maka dikatakan kepadanya: "Engkau bisa membeli ladang dengan uang itu". Lalu beliau membuat kemah di luar Makkah dan menghamburkan uang tadi, setiap ada orang yang menemuinya beliau memberinya segenggam uang dinar. Ketika tiba waktu dzuhur, beliau bangkit dan mengibaskan bajunya, maka tidak tersisa sesuatupun. Diriwayatkan bahwa ibu beliau berkata kepadanya: "Jika engkau masuk dan ada bersamamu
satu dirham, aku tidak akan mengucapkan salam kepadamu. Dalam Hadits: «Wahai anak Adam berinfaqlah, maka kamu akan diberi, dan luaskanlah (rizki untuk orang) maka akan diluaskan (rizki) untukmu dan jangan mempersempit, maka kamu akan dipersempit dan belilah sesuatu yang abadi (pahala) dengan sesuatu yang fana' sebelum nyawa mencapai kerongkongan". <Irsyádul Ibad: 38>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Sabtu 7 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*ORANG DERMAWAN [bag. ke 2]*

*Materi ke 88 hal. 173 - 175*


بسم الله الرحمن الرحيم

7- Sayyidina Hasan, Husain dan Abdullah bin Ja'far keluar untuk melaksanakan haji. Di pertengahan jalan, mereka kelaparan dan kehausan, sedangkan bekal mereka telah habis. Lalu mereka melihat sebuah tenda dan menghampirinya, tenyata di dalamnya ada seorang wanita tua, maka mereka berkata: "Apakah ada minuman?". Wanita itu berkata: "Ya". Maka mereka menghadap kepadanya, sedangkan wanita itu tidak memiliki sesuatu kecuali hanya kambing, nenek itu datang berkata: "Peraslah dan minum susunya!", maka mereka melakukannya. Lalu mereka berkata: "Apa ada makanan?". Si nenek berkata: "iya, kambing ini, aku tidak memiliki apa-apa selain ini dan aku bersumpah, seseorang dari kalian tidak akan menyembelihnya kecuali aku akan menyiapkan kayu bakarnya, pangganglah lalu makanlah!". Maka mereka melakukannya dan mereka menetap di tenda itu hingga merasa dingin. Ketika mereka pergi, mereka berkata kepadanya: "Kami adalah kelompok dari bangsa Quraisy hendak ke arah ini dan bila kami pulang dengan selamat, mampirlah kepada kami! Insya Allah kami akan berbuat baik kapadamu". Lalu mereka pergi dan datangah suami nenek itu, lalu nenek menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya, suaminya menjadi marah dan berkata: "Celaka kamu! Kamu menyembelih kambing kita untuk orang yang tidak kita kenal lalu kamu mengatakan mereka dari orang quraisy?", Setelah beberapa lama, wanita itu dan suaminya terkena musibah paceklik hingga memaksa mereka untuk masuk ke Madinah, di sana mereka memungut kotoran hewan. lalu wanita itu melewati gang-gang Madinah dengan membawa keranjang untuk memungut kotoran dan Hasan sedang duduk di depan rumahnya, maka Hasan melihatnya dan memanggilnya lalu berkata kepadanya: "Wahai hamba Allah, apakah kamu mengenaliku?". Ia berkata: "Tidak". Hasan berkata: "Aku adalah salah satu tamumu pada hari sekian, tahun sekian, di rumah ini". la berkata: "Demi ayah dan ibuku, aku tidak mengenalmu". Hasan berkata: "Jika kamu tidak mengenalku, maka aku mengenalmu". Lalu Hasan menyuruh budaknya untuk membeli seribu kambing dan memberinya seribu dinar kemudian mengutus budaknya untuk mengantar wanita itu ke rumah saudaranya Husain, Husain bertanya kepada wanita itu: "Berapa saudaraku Hasan memberimu?". la pun memberitahunya, lalu Husain memberinya seperti yang diberikan saudaranya dan menyuruh budaknya untuk mengantarnya ke rumah Abdullah bin Jafar, budak itu memberitahukan Abdullah dengan apa yang dilakukan Hasan dan Husain kepada wanita itu, Abdullah berkata: "Andailan wanita ini memulai denganku, pasti aku akan merepotkan mereka berdua" Lalu Abdullah memberinya 2 ribu kambing dan 2 ribu dinar dan wanita itu kembali ke rumahnya dan ia termasuk orang yang paling kaya. <Nûrul Abhár: 135>

8- Suatu hari Sayidina Ali Zainal Abidin keluar dari suatu tempat, tiba-tiba datang seseorang dan berkata kepadanya: "Engkau telah mencuri kantong uangku yang di dalamya ada uang seribu dinar dan tidak ada yang mencurinya selain kamu". Orang itu terus memarahi dan mencaci beliau, maka beliau berkata: "Mari ke rumah! aku akan memberimu", lalu ia pergi ke rumah beliau dan beliau memberinya seribu dinar. Ketika orang itu sampai ke rumahnya, ternyata ia mendapatkan kantong uangnya di sana, ia merasa kaget dan bingung dan ia segera kembali kepada Ali Zainal Abidin dan meminta maaf kepadanya, ia berkata: "Aku telah mencacimu dan menuduhmu mencuri, namun engkau diam dan sabar dan tidak membalasku, bahkan engkau memberiku uang, dan aku telah menemukan kantong uangku, maka ambillah uangmu". Maka Zainal Abidin berkata kepadanya: "Aku telah memaafkanmu dan uang itu untukmu, semoga Allah memberkahimu dan kami keluarga Nabi ﷺ jika telah mengeluarkan sesuatu, tidak akan mengambilnya lagi". <Tuhfatul Asyráf: 1/35>
9- Habib Segaf bin Muhammad seorang hakim di Sewun datang kepada habib Zainal Abidin bin Musthofa Al-idrus untuk berziarah kepadanya, dan beliau (habib Zainal Abidin) tidak menemukan kayu bakar untuk membuat hidangannya, sedangkan pengiriman kayu bakar ketika itu terhenti karena hujan, maka beliau membuka gudang nya yang berisi kayu gahru dan berkata: "Masaklah hidangannya dengan kayu gahru!" <Tarjamatul Habib Ahmad al-Atthás: 152>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Senin 9 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*ORANG KIKIR*

*Materi ke 89 hal 175 - 176*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Rasulullah ﷺ bersabda:
«السخي الجهول أحب إلى الله من العابد البخيل» رواه الترميذي.
*Orang dermawan yang bodoh lebih Allah cintai daripada orang yang ahli ibadah yang pelit*.
<al-Ihyâ': 3/219>

2- Rasulullah ﷺ bersabda:
«السخي قريب من الله، قريب من الناس، قريب من الجنة، بعيد من النار، والبخيل بعيد من الله، بعيد من الناس، بعيد من الحنة، قريب من النار» رواه الترميذي.
*Orang demawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka, sedangkan orang pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka*
<Kasyful Khafa': 1/450>

3- الغني البخيل يعيش في الدنيا عِيشة الفقراء ويحاسب في الآخرة حساب الأغنياء.
*Orang kaya yang pelit hidup di dunia seperti hidupnya orang fakir dan dihisab di akhirat dengan hisabnya orang kaya.*
(atau yang semakna dengan pembahasan ini).

4- Al-Ashmu'i berkata: Aku mendengar seorang badui menggambarkan seseorang, ia berkata: Di mataku, fulan itu kecil karena besarnya dunia di matanya, seakan-akan ia melihat pengemis yang datang kepadanya adalah malaikat maut". <al Ihyâ': 3/220>

5- Suatu hari, ada suami yang duduk bersama istrinya. Ketika mereka sedang makan, tiba-tiba ada orang yang mengetuk rumahnya dan ternyata ia orang miskin, sedangkan di hadapan suami tersebut ada daging ayam, istrinya berkata kepadanya: "Biarlah aku sedekahkan ayam itu kepada orang miskin ini?", suaminya berkata kepadanya: "Jangan! Pergilah dan usir dia dari pintu". Selang beberapa waktu, suami itu menjadi fakir dan menceraikan istrinya. Setelah itu istrinya menikah dengan orang lain, dan pada suatu hari dia duduk dengan suaminya yang kedua sedang makan bersama, di hadapan mereka berdua ada ayam, lalu ada orang miskin yang mengetuk pintu rumah, si suami berkata kepada istrinya: Ambillah ayam ini dan berikan kepada orang miskin itu!. Maka istrinya melakukannya dan kembali dalam keadaan menangis, suaminya berkata: "Mengapa kamu menangis? apakah kamu menangis karena aku telah memberikan ayam itu?". Istrinya menjawab: "Tidak, aku menangis karena suatu keajaiban, apakah kamu mengetahui siapa pengemis ini? dia adalah suamiku yang pertama". Suaminya berkata: "Apakah kamu mengetahui siapa aku? Aku adalah pengemis yang dulu". <Anîsul Mu'minîn: 108>.

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Senin 9 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KEUTAMAAN ĪTSĀR (MENDAHULUKAN ORANG LAIN)*

*Materi ke 90 hal. 177 - 178*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepada kaum Anshar pada peperangan Bani Nadhir: "Jika kalian menghendaki, aku akan membagikan untuk para Muhajirin dari rumah-rumah dan harta kalian dan kalian ikut serta bersama mereka dalam harta rampasan perang ini, dan bila kalian menghendaki, untuk kalian rumah dan harta kalian dan kami tidak akan membagi untuk kalian harta rampasan perang ini sedikit pun". Kaum anshar menjawab: "Bahkan kami akan membagi untuk saudara-saudara kami dari rumah dan harta kami dan mendahulukan mereka dalam harta rampasan perang". Maka turunlah ayat:
«ويؤثرون على أنفسهم» (الحشر: ٩)
Artinya: Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri. <Tafsirul Qurthubi: 18/25>

2- Ibnu Umar ra. mengatakan: "Ada seorang sahabat Nabi yang diberi hadiah kepala kambing, lalu ia berkata: 'Saudaraku fulan dan keluarganya lebih membutuhkan ini daripada aku'. Lalu ia mengirimkannya kepada orang tersebut, begitu juga orang itu berbuat demikian dan begitu seterusnya berputar hingga tujuh rumah hingga kembali kepada orang yang pertama, lalu turun ayat
«ويؤثرون على أنفسهم» (الحشر: ٩)
Artinya: Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri. <Tafsirul Qurthubi: 18/25>

3- Ada seorang tamu yang datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: "Aku orang yang mendapatkan kesulitan". Maka Nabi ﷺ pergi kepada istrinya (untuk menanyakan makanan), istrinya berkata: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak memiliki apa-apa selain air." Lalu Nabi ﷺ pergi ke istrinya yang lain dan ia berkata demikian pula, hingga kepada semua istri beliau, mereka pun mengatakan demikian, lalu Nabi ﷺ berkata kepada para sahabat: "Siapa yang mau menjamu orang ini malam ini, Allah akan merahmatinya?". Ada seseorang dari kaum Anshar berkata: "Aku wahai Rasulullah". Maka ia pergi bersama orang itu ke rumahnya, lalu berkata kepada istrinya: "Apakah kamu memiliki sesuatu?". Istrinya menjawab: "Tidak, kecuali hanya makanan untuk anak-anakku". Ia berkata: "Sibukkanlah mereka dengan sesuatu, dan jika tamu kita datang, padamkanlah lampunya dan tampakkan kepadanya seakan-akan kita sedang makan". Lalu dia dan tamunya duduk, tamu itu pun makan. Tatkala pagi, ia pergi ke rumah Nabi, maka Nabi ﷺ bersabda: "Allah merasa kagum dengan perbuatan kalian berdua pada tamu kalian semalam tadi", maka turunlah ayat:
وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
Artinya: Dan mereka mengutamakan atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al Hasyr : 9). <Tafsirul Qurthubi dengan diringkas: 18/24>

4- Dikisahkan dari Hudzaifah al'Adawy, ia berkata: aku pergi saat perang Yarmuk untuk mencari sepupuku dengan membawa air dan aku berkata: "Jika ada sisa kehidupan pada dirinya, aku akan memberinya minum". Ternyata aku menemukannya, maka aku berkata kepadanya: "Apa aku akan memberimu minum?", ia memberi isyarat dengan kepalanya bahwa ia mau, tiba-tiba ada orang yang berkata: "Aduh, aduh" (mengerang kesakitan), maka sepupuku menyuruhku agar aku menemuinya, maka aku pergi, ternyata dia adalah Hisyam bin Ash, maka aku berkata kepadanya: "Apakah kamu mau minum?". la memberi isyarat bahwa ia mau, lalu terdengar seseorang yang mengerang kesakitan, maka Hisyam menyuruhku untuk menemuinya, maka aku datang kepadanya, ternyata dia telah mati, maka aku kembali kepada Hisyam, ternyata dia juga telah mati dan aku kembali kepada sepupuku, ternyata ia telah meninggal juga, semoga rahmat Allah terlimpahkan atas mereka semua. <alJawahir alLu'luiyah: 130>
5- Diriwayatkan, ada seorang pemimpin yang memerintahkan untuk memenggal leher tiga orang sholeh di antaranya adalah Abu Husain Annuri, lalu Abu Husain maju agar ia menjadi orang yang pertama dipenggal, maka pemimpin tersebut heran kepadanya dan menanyakan akan alasannya, Abu Husain berkata: "Aku ingin mendahulukan saudara-saudaraku untuk hidup walaupun disaat-saat yang sejenak ini", maka hal itu menjadi sebab selamatnya mereka semua. <Dalîlus Sâilîn: 24>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Selasa 10 Sya'ban 1440 H*

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*MEMULIAKAN TAMU*

*Materi ke 91 hal. 179 - 180*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Menjamu tamu hukumnya sunnah menurut sebagian besar ulama' seperti Imam Syafi'i, Malik dan Abi Hanifah, sedangkan menurut Imam Ahmad dan Imam Laits hukumnya wajib bagi orang Islam yang musafir yang singgah di suatu desa, dengan jamuan sehari semalam dengan kadar kebutuhannya dan kebutuhan kendaraannya serta mempersilahkannya untuk menginap di rumahnya jika tidak tidak ada masjid dan sejenisnya didesa itu. <al-Jawahir al-Lu'luiyyah: 149>

2- Dikatakan:
«من أكرم ضيفا وهو يعرفه فكأنما أكرم النبي ﷺ، من أكرم ضيفا لايعرفه فكأنما أكرم الله عز وجل في علاه»
*Barang siapa memuliakan tamu dan ia mengenali tamu itu, maka seakan-akan ia memuliakan Nabi ﷺ, dan barang siapa memuliakan tamu yang tidak ia kenal, maka seakan-akan ia memuliakan Allah Azza wa Jalla*
<Dalîlus Sailin: 420>

3- Dikisahkan, suatu hari Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib menangis, maka ditanyakan kepadanya: "Apa yang membuatmu menangis?", Beliau menjawab: "Tidak ada tamu yang datang kepadaku sejak tujuh hari dan aku takut Allah telah menghinakanku". <ar-Risalah alQ-usyairiyyah: 253>

4- Dikatakan, ada seorang Majusi yang meminta jamuan kepada Nabi Ibrahim as, maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya: "Jika kamu masuk lslam, aku akan menjamumu". si majusi berkata: "Jika aku masuk islam, kebaikan apa yang kamu berikan kepadaku?" lalu Majusi tersebut berlalu dari beliau. Kemudian Allah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim: "Wahai Ibrahim, kamu tidak memberinya makan kecuali setelah ia merubah agamanya? Kami sejak 70 tahun memberinya makan dengan kekufurannya, apa ruginya bagimu andaikan engkau menjamunya semalam?". Lalu Nabi Ibrahim mengejar Majusi tersebut dan menjamunya, Majusi itu berkata kepadanya: "Sebab apa yang terjadi padamu?". Nabi Ibrahim menceritakan kepadanya kejadian tadi, Majusi berkata: "Seperti inikah dia (Allah) memperlakukanku?". Lalu ia melanjutkan: "Tunjukkan Islam kepadaku!", maka masuk islamlah Manusia tersebut. <ar-Risalah al-Qusyairiyyah:134>

5- لاينبغي الإسراف الا في مسألتين: ١) الصدقة ٢) إكرام الضيف.
*Tidak layak memboroskan sesuatu kecuali dalam dua masalah: sedekah dan memuliakan tamu.*
<atau yang semakna dengan pembahasan ini>

6- Ada seseorang yang jika menjamu beberapa wali besar, ia membuat makanan yang banyak yang melebihi dari biasanya, maka wali itu berkata kepadanya: "Untuk apa kamu membuat makanan yang banyak yang melebihi dari cukup?". Ia berkata: "Ya, karena kami membuatnya untuk kalian dan kami tahu jika ini semua melebihi dari cukup bagi kalian, akan tetapi *tujuan kami agar pandangan kalian mengena pada makanan tersebut, maka makanan itu akan mendapat barakah kalian,* lalu kami akan bagikan kepada keluarga, kerabat dan tetangga, hingga semuanya bisa memperoleh berkah kalian" <Kalâmul Habib 'ldrus alHabsyi: 29>

7- Seseorang ditanya tentang orang yang menjamu tamunya dengan samin (mentega), padahal ia memiliki daging dan madu, maka ia menjawab: "Orang tersebut tidak beriman kepada Allah dan hari kiamat, Rasulullah ﷺ telah bersabda:
«من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه»
*Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaknya memuliakan tamunya.*
(atau yang semakna dengan pembahasan ini)

8- Di antara akhlaq para salafus-sholeh, mereka tidak memaksakan hidangan bagi tamu (dengan sesuatu yang tidak dimiliki) karena mereka takut jika nanti mengeluh saat para tamu datang lagi, mereka berkata: *Orang yang menjamu tamu dengan apa yang ada, maka ia tidak akan perduli kapan saja tamu itu datang.* <Tanbihul Mughtarrîn: 95>

9- ينبغي للشخص أن يفرّغ موضعا من بيته، موضعا للضيوف والغرباء، وموضعا لمجلس العلم، إما هو يدرس فيه أو يدعو من يصلح لذلك.
*Hendaknya seseorang mengosongkan dua tempat dari rumahnya: tempat untuk tamu dan orang asing, dan tempat untuk majlis ilmu, baik dia sendiri yang mengajar atau dia mengundang orang yang pantas untuk mengajar
.* (atau yang semakna dengan pembahasan ini).

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Rabu 11 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KISAH-KISAH TENTANG MEMULIAKAN TAMU*

*Materi ke 92 hal. 180 - 182*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Suatu hari, Imam Syafil'i singgah kepada Imam Malik, maka Imam Malik menuangkan sendiri air untuk membasuh tangan Imam Syafi'i dan berkata kepadanya: *Jangan membuatmu kagum dengan apa yang kamu lihat dariku, sesungguhnya melayani tamu bagi tuan rumah hukumnya wajib.* <alMustathraf: 195>

2- Jika para tamu yang datang kepada Habib Sholeh bin Abdullah Al- Attos hendak tidur, beliau memadamkan lampu dan membawa minyak lalu memijat kaki-kaki tamu beliau dan mereka tidak merasa. <Tadzkirun Nás: 379>

3- Ada tamu yang datang kepada seseorang (dalam kitab Tatsbitul-Fuâd: 1/274, seseorang itu adalah Hatim at-Thoi), sedangkan ia tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan selain kuda yang ia gunakan untuk berperang, maka ia menyembelihnya untuk memuliakan tamunya dan menghidangkannya, istrinya menentangnya dan mencelanya akan hal itu karena Hatim masih membutuhkan kuda tersebut, Hatim pun menceraikan istrinya. Kemudian datang seseorang dan berkata kepadanya: "Aku memiliki seorang putri, dan banyak orang yang telah meminangnya namun aku tidak menikahkannya, sekarang aku nikahkan dia denganmu". Maka hatim menikahinya, lalu orang itu mengirim putrinya kepada Hatim serta mengirimkan 10 kuda untuknya. <Tuhfatul Asyráf: 2/2>

4- Sayyid Abdurrahman bin Sulaiman al-Ahdal berkata kepada anak-anaknya: "Buatlah tugas untukku dalam melayani tamu!", Anak anaknya menjawab: "Setiap tugas sudah ada orang yang melaksanakannya". Lalu beliau berkata: "Kalau begitu aku jadikan tugasku untuk melayani tamu dengan menghaturkan sandal mereka ketika mereka akan keluar <Tadzkirun Nas: 379>

5- Di antara kebiasaan para shalihin adalah melaksanakan sholat Awwabin sebanyak 20 rakaat, tapi bila datang seseorang dari sahabat mereka, mereka meringkas sholat tersebut menjadi 4 rakaat <Tadzkirun Nas: 117>

6- Sayyid Ahmad bin Hasan Al-Attos berkata kepada beberapa orang yang berziarah ke rumahnya dari keturunan Ba'alawy: "Jika ada yang datang kepadaku seseorang yang aku cintai, maka aku akan tinggalkan wirid-wiridku dan duduk bersamanya". Sebagian salaf yaitu Sayyid Alawy bin Abdullah Al-idrus shohib "Tsibiy" mengatakan: *Wirid-wirid bisa diqodlo', sedangkan duduk bersama saudara tidak bisa diqodlo.* <Tadzkirun Nás: 117>

7- Dikisahkan, bahwa habib Abu Bakar bin Abdullah al-ldrus, ketika datang kepadanya seorang syekh dari keluarga Al Amudy dan syekh tersebut termasuk dari ulama, dan murid ayahnya, dan Habib Abu Bakar pernah belajar kepadanya, beliau sangat memuliakannya dan menyembelihkan untuknya 40 kambing. Syekh tersebut sangat menyukai hati kambing, maka habib Abu Bakar menghidangkan kepadanya 40 hati kambing, syekh itu berkata dalam hatinya: "Ini pemborosan", Habib Abu Bakar mengkasyafnya dan berkata: "Kami mengagungkanmu karena ilmu, engkau mengatakan ini pemborosan Makanlah wahai syekh! Dan sisanya akan dimakan orang-orang selainmu" <Tuhfatul Asyráf: 2/94>

8- Suatu hari Habib Hasan bin Sholeh datang kepada habib Abdullah bin Umar bin Yahya. Habib Hasan merasa bahwa rombongan yang menyertainya terlalu banyak. Kemudian Habib Abdullah bin Umar bin Yahya mengetahui hal itu dan berkata: "Wahai Hasan, kali ini rombongan yang menyertaimu tidak banyak". Maka Habib Hasan merasa tenang dan rela. <Tadzkirun Nás: 155>

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Kamis 12 Sya'ban 1440 H*

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN [bag. ke 1]*

*Materi ke 93 hal. 183-185*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Rasulullah ﷺ bersabda:
« افضل عبادة أمتي قراءة القرآن »
*Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca al Qur'an*
<an Nashaih ad-Diniyyah: 201>

2- Imam Sufyan Tsauri ditanya, apakah seseorang yang berperang (berjihad) lebih engkau sukai atau orang yang mempelajari al-Qur'an? maka ia menjawab: "Orang yang mempelajari al-Qur'an, karena Nabi ﷺ bersabda:
« خيركم من تعلم القرآن وعلمه »
*Orang yang paling baik dari kalian adalah orang yang mempelajari al Qur'an dan mengajarkannya*
<alManhaj asSawy: 102> keterangan senada di <an Nashaih ad Diniyah: 213>

3- Dari Ubay ra., ia berkata:
« الحصون ثلاثة: المسجد حصن، وذكر الله حصن، وقراءة القرآن حصن »
*Benteng itu ada tiga: masjid adalah benteng, dzikir kepada Allah adalah benteng dan membaca al Qur'an adalah benteng.* <alQirthás: 2: 1/25>

4- Rasulullah ﷺ bersabda:
« من قام بعشر آيات لم يكتب من الغافلين »
*Barang yang membaca sepuluh ayat dari al Qur'an, maka ia tidak dicatat sebagai orang yang lalai.* memberi pemahaman bahwa orang yang tidak melakukan hal tersebut, berarti ia termasuk orang yang lalai. <at Tibyán: 58>

5- Rasulullah ﷺ bersabda:
« من قرأ القرآن ثم رأى أن أحدا أوتي أفضل مما أوتي فقد استصغر ماعظمه الله تعالى »
*Barang siapa membaca al Qur'an lalu melihat bahwa seseorang telah diberikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yng diberikan kepadanya, berarti dia telah meremehkan sesuatu yang Allah Swt. agungkan* <al Ihyá: 1/247>

6- Dikisahkan dari Abi Zaid Al-Qayrawani pengarang kitab "ar-Risalah" bahwa ia telah memberi kepada guru anaknya ketika mengajarkannya bagian dari al-Qur'an dengan seratus dinar, guru itu berkata: "Aku tidak melakukan sesuatu yang menjadikanku berhak mendapatkan ini semua wahai tuanku". Maka ia memindahkan anaknya dari guru itu kepada guru lain dan berkata: "Orang ini telah meremehkan alQur'an". <Tanbihul Mughtarin: 38>

7- Diceritakan dari Imam Ahmad bin Hambal, ia berkata: "Aku melihat Allah dalam mimpi, maka aku bertanya: "Apa jenis ibadah yang paling utama yang bisa mendekatkan seorang hamba kepada Mu?". Allah menjawab: "Dengan kalam Ku wahai Ahmad" Aku bertanya: "Membaca dengan disertai pemahaman atau tanpa pemahaman?". Allah menjawab: "Dengan disertai pemahaman atan tanpa pemahaman". <al Manhaj as Sawiy: 495> keterangan senada di <Syarhul Ainiyah: 53>

8- AlHafidz Imam Abu Amr bin Shalah berkata dalam kitab "Fatawa"nya: "Membaca al Qur'an adalah sebuah kemuliaan yang dengannya Allah muliakan manusia, telah ada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwasanya para malaikat tidak diberikan hal tersebut, dan karena kemuliaan tersebut, mereka sangat rakus mendengarkannya dari manusia <al Manhaj as Sawi: 496> keterangan senada di <al Itqón: 1/103>

9- Andaikan lisan Nabi Muhammad ﷺ tidak berucap dengan Al-Qur'an niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membacanya walaupun satu ayat. <Tuhfatul Ahbab: 266>

10- Ibnu Mas'ud berkata:
إذا أردتم العلم فانثروا القرآن! فإن فيه علم الأولين و الآخرين.
*Bila kalian menginginkan ilmu maka sebarkanlah al Qur'an! Karena di dalamnya terdapat ilmu orang terdahulu dan ilmu orang akhir zaman.* <Dalilus Sailin: 507>

*Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Jum'at 13 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN [bag. ke 2]*

*Materi ke 94 hal. 185 - 186*


بسم الله الرحمن الرحيم

11- Habib Abdullah Al-Haddad ra. mengatakan:
وواظبْ على درس القرآن فإن في ٭ تلاوته الإكسيرَ والشرح للصدر
Dan tekunilah mempelajari al Qur'an karena dalam Membacanya terdapat obat dan pelapang dada
ألا إنه البحر المحيط وغيره ٭ من الكتب أنهار تمد من البحر
Ketahuilah bahwa ia adalah lautan yang luas dan kitab-kitab selainnya adalah sungai yang dialirkan dari laut itu
تدبَّرْ معانيهِ ورتِّله خاشعا ٭ تفوز من الأسرار بالكنز والذخْر
Renungilah makna-maknanya dan bacalah dengan khusyu', maka engkau akan memperoleh rahasia-rahasia dari harta simpanan yang terpendam <alManhaj as Sawi: 496> keterangan senada di <ad-Durrul Mandzum: 231>

12- Habib Muhammad bin Hasan Jamalullail mengatakan:
إذا طهُر القلب لم يشبع من قراءة القرآن.
Jika hati telah bersih, maka ia tidak akan penah kenyang dari membaca al-Qur'an
<alGhurar: 264>

13- Habib Ali Alhabsyi mengatakan:
*Aku heran dengan orang yang mengatakan: aku merasa sempit, aku merasa susah, sedangkan ia mempunyai al Qur'an.* <Kalamul Habib Alwy bin Syihab: 1/112>

14- Sebagian Ulama' mengatakan: *Barang siapa ingin duduk bersama Allah, hendaknya ia membaca al Qur'an.* (atau yang semakna dengan pembahasan ini)

15- Sayyidina Ja'far as-Shadiq berkata: *Barang siapa yang ingin diajak bicara oleh Allah, hendaknya dengan membaca al Qur'an dan barang siapa ingin bercakap dengan Allah, hendaknya dengan berdoa dan merendahkan dirinya dalam sujud.* (atau yang semakna dengan pembahasan ini)

16- Kerap kali setan menguasai orang yang lalai sebab kelalaiannya dari mengingat Tuhannya, sebagaimana Allah Swt. telah berfirman:
«ومن يعشُ عن ذكر الرحمن نقيض له شيطٰنا فهو له قرين» ( الزخرف: ٤٣)
"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya."
Dan firman Allah:
«استحوذ عليهم الشيطٰن فأنسٰهم ذكر الله» ( الزخرف: ٣٦)
setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa akan mengingat Allah. <an Nashaih ad-Diniyah: 184>

17- Jika telah tiba bulan Ramadhan, syekh Muhammad bin Hasan Jamalullail pergi ke masjidnya di daerah "Roughoh" dan penghuni masjid akan memberinya roti yang ia makan sebagiannya, dan sebagiannya ia sedekahkan kepada orang yang hadir dan bila tidak ada yang hadir, ia tinggalkan roti itu di suatu tempat. Setelah Ramadhan berlalu, mereka mendapatkan potongan roti di tempatnya, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu makan?". Ia menjawab: *Aku hanya makan dengan al-Qur'an*. <Kalâmul Habib Alwy bin Syihâb: 1/402>

18- Abu Mu'awiyah al-Aswad adalah orang yang buta dan ia sangat senang membaca al-Qur'an. Dan jika membuka al-Qur'an, maka pandangannya dikembalikan hingga ia selesai dari membaca al-Qur'an, dan jika ia menutup al-Qur'an, matanya kembali menjadi buta, lalu ada yang berbisik dalam hatinya: "Tidaklah kami membutakan matamu karena kami pelit kepadamu, akan tetapi kami cemburu bila kamu melihat selain kami". <ar-Raudh al-Faiq: 151>

19- [يثاب على قراءة القرآن] ولو بدون معرفة معناه، بخلاف غيره من الأذكار فإنه لايثاب عليه قارئه الا إذا عرف معناه ولو اجمالا، والأحاديث وباقي العلوم لايثاب عليها من حيث قراءة لفظها، وانما يثاب عليها من حيث تعليمها وتعلمها وكتابتها.
Akan diberi pahala atas bacaan al-Qur'an walaupun tanpa mengetahui maknanya. Berbeda dengan dzikir-dzikir, maka tidak diberikan pahalanya kecuali bila ia mengetahui maknanya walaupun secara global. Dan hadits-hadits serta ilmu-ilmu yang lain, tidak diberi pahala dari segi membaca lafadznya saja, dan sesungguhnya pahala itu diberikan dari segi ia mengajarkannya, mempelajarinya serta menulisnya. <alJawahir alLu'luiyah: 18>.

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Ahad 15 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*MEMPERBANYAK BACA AL-QUR'AN*

*Materi ke 95 hal. 186 - 188*


بسم الله الرحمن الرحيم

1- Sayyidina Utsman bin Affan sering mengkhatamkan al-Qur'an dalam satu rakaat <Nûrul Absâr: 80>

2- Abu Hanifah menghidupkan malamnya dengan satu rakaat yang ia baca di dalamnya al-Qur'an seluruhnya. <al-Manhaj as-Sawiy: 280> keterangan senada di ar-Raudh al-Faiq: 162>

3- Sebagian Ulama' mengatakan: "Aku melihat Abu Hanifah telah mengkhatamkan al-Qur'an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali khataman di malam hari dan 60 kali khataman di siang hari". <al-Manhaj as-Sawiy: 408> keterangan senada di <Syarhul Ainiyah: 43>

4- Abu Hanifah telah mengkhatamkan al-Qur'an di tempat ia meninggal sebanyak 7 ribu kali. <al-Manhaj as-Sawiy: 408> keterangan senada di <Syarhul Ainiyyah: 43>

5- Imam Syafi'i mengkhatamkan al-Qur'an setiap harinya satu kali khataman dan di bulan Ramadhan mengkhatamkan 60 kali khataman. <al-Manhaj as Sawiy: 281> keterangan senada di <Nûrul Abshâr 234>

6- Syekh Abdullah Ba'alawy di waktu ia menetap di Makkah bersama muridnya Ali bin Silm sebagaimana ini dikisahkan oleh Ibnu Silm tersebut, jika telah menunaikan sholat tarawih di bulan Ramadhan mereka berdua melaksanakan sholat dengan dua rakaat dan membaca di dalam dua rakaat tersebut al-Qur'an seluruhnya, dan beliau tidak makan kecuali setelah menyelesaikan dua rakaat tersebut dengan seteguk air atau satu kurma, Ibnu Silm berkata: "Aku bertadarus al-Qur'an bersamanya dan tidak akan pergi salah seorang dari kami kecuali setelah membaca separuh al-Quran. <al-Manhaj as-Sawiy: 481> keterangan senada di <Syarhul Ainiyyah: 177>

7- Suatu hari habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berbincang-bincang bersama habib Muhammad bin Sholeh Al-Attos Shohib "Amd" dan perbincangan tersebut sampai pada kisah sayyidina syekh Abdurrahman Assegaf, Habib Ali berkata: "Aku berkata kepadanya: "Habib Abdurrahman mengkhatamkan 4 khataman di malam hari dan 4 khataman di siang hari". Lalu Habib Ali melanjutkan: "Selang beberapa waktu, sampai kepadaku surat dari Habib Muhammad yang dibawa oleh saudaraku Habib Husain bin Muhammad Alhabsyi, Habib Muhammad berkata kepadanya: "Sampaikan salamku untuk saudaramu Ali! Dan katakanlah: "Aku Alhamdulillah telah mengkhatamkan al-Qur'an 4 kali di malam hari dan 4 kali di siang hari. Dan setelah beberapa saat yang sebentar, ia mengirimkan salamnya yang kedua bersama orang lain dan berkata: "Dan sekarang Alhamdulillah aku telah mengkhatamkan al-Quran 5 kali di malam hari dan 5 kali di siang hari". <Minhatullâh: 150>

8- Habib hasan bin Sholeh Albahr termasuk salah seorang ahli ibadah. Beliau membaca satu kali khataman dalam satu rakaat, dan membaca surat al-Ikhlas 9 ribu kali dalam satu rakaat. Sayyid Ahmad berkata: "Telah memberitahukan padaku anaknya, yakni habib Abdullah bin Hasan bin Sholeh Albahr, ia mengatakan: Ayahku terserang demam yang parah yang panasnya dirasakan dari balik tiga kain sprei, ketika datang waktu tahajudnya, ia bangkit dan berkata: "Wahai nafsu yang jelek, baingkitlah untuk sholat! Apakah engkau ingin memutuskanku dari wiridku?", Lalu beliau sholat dan membaca di rakaat pertama beberapa juz dari al-Qur'an, dan di rakaat kedua beberapa ribu dari surat al-lkhlas kemudian demam tersebut kembali lagi". <Tadzkîrun- Nâs: 116>.

*M. Ubaidillah Arsyad*
*Pati, Senin 16 Sya'ban 1440 H*


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
ADAB-ADAB MEMBACA AL-QUR'AN [bag. ke 1]

Materi ke 96 hal. 188 - 189

بسم الله الرحمن الرحيم

1- Sayyid Ibrahim al-Khowwash mengatakan:
دواء القلب خمسة أشياء: قراءة القرآن بالتدبر وإخلاء البطن وقيام الليل والتضرع عند السحر ومجالسة الصالحين.
Obat hati ada lima: membaca al-Qur'an dengan perenungan, mengosongkan perut, bangun malam, merendah diri di akhir malam dan berkumpul dengan orang-orang sholeh.
<al Manhaj as Sawy: 170> keterangan senada di <Anisul Mu'minin: 126>

2- Sebagian Ulama' mengatakan: barang siapa tidak membaca al-Qur'an maka ia telah memutuskannya dan barang siapa membaca al-Qur'an tanpa merenungi makna-maknanya, maka ia telah memutuskannya dan barang siapa membaca al-Qur'an namun tidak mengamalkan apa yang ada di dalamnya, maka ia telah memutuskannya. <al Futûhât al Âliyah:81>

3- Allah Swt. berfirman:
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai. [al-A'rof: 205]
dan juga berfirman:
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ...
Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya. [al-Kahfi: 28]
Ini menunjukkan bahwa tidak seharusnya manusia itu lalai hatinya dalam beribadah dan membaca al-Qur'an. (atau yang semakna dengan pembahasan ini)

4- من قرأ القرآن مع معرفة معناه كان له بكل حرف سبعمائة حسنة
Barang siapa membaca al-Qur'an dan mengetahui makna-maknanya, maka untuknya 700 pahala di setiap hurufnya.
(atau yang semakna dengan pembahasan ini)

5- Para salaf selalu mengajarkan anak-anak mereka satu ayat dari al-Qur'an disertai maknanya, sebab turunnya dan tempatnya. (atau yang semakna dengan pembahasan ini)

6- ينبغي للإنسان إذا حصل له الخشوع واللذة في قراءة آية من القرآن أن يكررها ولو مائة مرة، لأنه ربما يكون فتحه بذلك.
Hendaknya bagi seseorang yang mendapatkan kekhusyu'an dan kelezatan dalam satu ayat dari al-Qur'an untuk mengulanginya walaupun sampai seratus kali, karena mungkin ia mendapatkan fatuhnya sebab ayat itu.
(atau yang semakna dengan pembahasan ini).

7- Dinukil dari sayyidina Ja'far Shadiq, bahwa beliau jatuh pingsan dalam keadaan sholat. Dan ketika ditanya akan hal itu, ia menjawab "Aku terus mengulangi ayat al-Qur'an hingga aku mendengar langsung dari Pembicaranya (Allah)". <Awâriful Ma'ârif: 5/50>.

M. Ubaidillah Arsyad
Pati, Selasa 17 Sya'ban 1440


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين