Kajian Kitab al-Fawaidul Mukhtaroh
3.78K subscribers
5 photos
5 videos
2 files
50 links
Kitab yang ditulis Al Habib Ali bin Hasan Baharun ini adalah salah satu kitab yang berisi kumpulan hikmah dan ilmu yang sangat penting yang didengar dari Gurunya Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam masa belajarnya di Madinah dan referensi lainnya.
Download Telegram
*KEUTAMAAN PENUNTUT ILMU*

*Pertemuan ke 9 Hal : 18-19*

بسم الله الرحمن الرحيم
1. Diriwayatkan dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
متعلم كسلان -اى غير مجتهد فى طلب العلم- أفضل عند الله من سبعمائة عابد مجتهد
*Santri yang malas (yang tidak giat dalam menuntut ilmu) lebih utama di sisi Allah daripada 700 orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh* <Sab'ah Kutub Mufidah: 4>

2. Rasulullah ﷺ bersabda:
من جاءه الموت وهو يطلب العلم ليحيي به الإسلام فبينه وبين الأنبياء فى الجنة درجة واحدة.
"Barang siapa yang dijemput kematian (meninggal) dan dia dalam keadaan sedang menuntut ilmu guna menghidupkan agama lslam, maka jarak antara dia dan para Nabi di surga hanya satu derajat."
<Jami' Bayan al llm wa Fadhlih: 1/46>

3. Ada sebagian orang yang telah mencapai tingkat keilmuan yang tinggi, akan tetapi, dia *tetap menuntut ilmu meskipun umurnya sudah tua,* ia berkata: "Aku ingin mati dalam keadaan menuntut ilmu, karena ada hadits yang menyatakan bahwa orang yang mati dalam keadaan menuntut ilmu karena Allah, maka tidak ada perbedaan antara dia dan para Nabi kecuali hanya derajat kenabian".
<atau yang semakna dengan pembahasan ini>

4. Sebuah hadits berbunyi:
إن الله تكفل لطالب العلم برزقه
"Sesungguhnya Allah telah menjamin rizki orang yang menuntut ilmu".

Habib Abdullah bin Alawy al Haddad mengatakan: "Hadits ini merupakan jaminan khusus (ekstra) bagi penuntut ilmu di samping jaminan Allah terhadap rizki semua makhluk hidup yang ada di bumi secara umum (sebagaimana diindikasikan oleh firman Allah yang berbunyi:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.)

Maka, arti dari hadits ini adalah *ditambahnya kemudahan dan hilangnya beban serta kesulitan dalam mencari dan mendapatkan Rizki".* <al-Nashoih al-Diniyyah: 97>

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

Selasa 19 Juni 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*Di pondok suka hutang adalah bencana dan musibah yang besar*

Agar tidak berhadapan dengan namanya hutang maka kamu harus membayar beban dan kewajibanmu terlebih dahulu seperti jika dapat kiriman dari rumah maka langkah pertama ialah membayar syahriyah pondok, membeli kost makan/beras, sabun dan lain lain. Sebab yang namanya hutang adalah bencana dan musibah yang besar.

وأن تدفع ما عليك نقدا متباعدا عن الدين، فإنه داهية عظمى ومصيبة كبرى (التحلية للسيد محمد)

*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*Jangan menyepelekan hal yang kecil*

*Catatan*
Kita harus memperhatikan urusan kecil karena urusan kecil akan menjadi besar jika tidak segera ditangani.

وأن تعتني بالأمور الصغيرة إعتنائك بالكبيرة، فإن صغار الأمور تولد كبارها (التحلية للسيد محمد)

*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*Tips agar Alim Fiqh*

*Catatan*
Orang yang menginginkan dirinya menjadi seorang yang ahli fiqh maka *tidak ada jalan lain baginya kecuali* ia harus melakukan perbuatan-perbuatan ahli fiqh, yaitu mengulang-ulang/muthola'ah kitab fiqh. Maka ia akan menjadi seorang ahli fiqh jiwanya.

وكذلك من أراد أن يصير فقيه النفس، فلا طريق له إلا أن يتعاطى أفعال الفقهاء وهو التكرار للفقه، حتى تنعطف منه على قلبه صفة الفقه فيصير فقيه النفس...(إحياء علوم الدين فى باب كتاب رياضة النفس)

*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*PENGHUTANG LENYAP*

Cara melunasi hutang ketika pihak yang menghutangi tidak diketahui tempat tinggalnya atau mati dan tidak ditemukan ahli warisnya adalah dengan menshodaqahkan uang dengan menghadiahkan pahalanya pada orang yang memberi hutang. Jika tidak mampu ber-shodaqah, maka harus berbuat kebaikan dan berdo'a kepada Allah Swt. dengan harapan semoga kelak di hari kiamat pihak yang menghutangi menghalalkannya.

Referensi:
حاشية الجمل : ٥/ ٣٨٨
قال الزركشي ثم رأيت فى منهاج العابدين للغزالى أن الذنوب التى بين العباد أما فى المال فيجب رده عند الممكنة فإن عجز لفقر استحله فإن عجز عن استحلاله لغيبته أو موته وامكن التصدق عنه فعله والا فليكثر من الحسنات ويرجع إلى الله تعالى ويتضرع إليه فى فى أن يرضيه عنه يوم القيامة
*DEFINISI TIRAKAT ATAU RIYADLOH*

Tirakat ataua riyadloh secara bahasa adalah taman/kebun, makna lain: ujian, latihan, prihatin, kangelan, (rekoso, jawa). Riyadloh menurut istilah terdapat beberapa pendapat diantaranya:

1. Upaya latihan diri melawan hawa nafsu dengan niat ikhlas karena allah melalui beberapa praktik/amalan tertentu untuk mencapai dan mendapatkan suatu kemuliyaan.

2. Tirakat berarti menjalani laku spiritual untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Disebut pula oleh kalangan pesantren dengan riyadlah, yaitu menjalani laku mengendalikan dan mengekang hawa nafsu demi mendekatkan diri pada allah dengan niat tulus karena allah.

Dari definisi di atas maka Ngrowot, mutih, dan tarkiruh dan sejenisnya adalah amalan yang mengandung semangat menahan hawa nafsu dengan niat ikhlas karena allah dengan misi mendapat ridho ilahi, yang secara tegas tercantum dalam al-quran & hadits dan kitab-kitab muktabar, diantaranya adalah Al-Qur'an al-Ankabut (29) : 69, yang artinya "Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhoan Kami, maka benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami".

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
*MACAM-MACAM RIYADHOH YANG BISA MENDATANGKAN BAROKAHNYA ILMU*

"Sesunggunya orang yang tirakat dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu akan mendapat keberkahan ilmu" (Kitâbu al-Durûs).

• *Fisik*
1. Khidmah: seperti menjadi Pengasuh, Ustadz, Pengurus,
2. Syahrul layal (tidak tidur di malam hari)
3. Puasa: puasa Daud,atau puasa Senin kamis, dll.
4. Tarku Ruh (makan tidak memakai lauk yang memiliki nyawa seperti daging ikan, atau ayam.
(semuanya bisa dikatakan tirakat dikarenakan melawan hawa nafsu yang berupa nafsu malas berkhidmah, malas menjadi pengasuh, malas mengajar dan semuanya punya misi utama ikhlas mengerjakan agar dapat ridho ilahi)
5. Ngrowot (menghindari makanan yang terbuat dari beras)
6. Baca qur'an
7. Mujahadah ba'da magrib dan qobla subuh.

• *Akal*
1. Muhafadloh /hafalan.
2. Muthola'ah/nderes (jawa) atau murojaah
3. Musyawarah/ diskusi (semuanya bisa di katakan tirakat/riyadhoh di karenakan melawan hawa nafsu yang berupa nafsu malas hafalan, nafsu malas mutolaah, nafsu malas musyawaroh.

• *Hati*
Menahan nafsu, Wara', Sabar, Zuhud, Tawadu', dan sejenisnya. *Catatan:* Dari macam-macam bentuk amaliyyah di atas sebenarnya *Tujuannya ingin mendapat ridho ilahi dengan niat ikhlas dengan jalan melawan hawa nafsu yang berupa keinginan tidak sabar, keinginan atau syahwat, makan subhat, dan keinginan atau syahwat kesombongan.*

*MANFAAT TIRAKAT ATAU RIYADHOH*

1. mendapat ilmu manfat dan barokah.
2. Menjaga kesehatan jasmani maupun rohani.
3. Mencetak manusia yang cerdas dan berakhlakul karimah.
4. Menyadari bahwa hakekat manusia adalah makhluk yang do'if atau lemah.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
Apa ada kaitanya riyadhoh atau tirakat dan sejenisnya dengan keberkahan dan manfaat ilmu ?

Jawab: Tentu ada, dikarenakan amalan riyadhoh tirakat sebagai salah satu sebab mendapat ilmu manfaat dan ilmu barokah dan misi utama dalam amalan riyadhoh atau tirakat mengandung nilai keikhlasan hati karena Allah (menderita dikarenakan ingin mendapatkan ridho ilahi) dengan cara menahan hawa nafsu. *Besar kecil kemanfaatan dan keberkahan ilmu adalah berbanding seberapa besar letih dan kesusahannya.* Dengan kata lain usaha mencari ilmu di lengkapi dengan riyadhoh dan kesulitan maka, semakin besar cahaya keberkahan ilmu dan kemanfaatan ilmu.

Referensi
روح العلم بركته، واذا اراد الله عز وجل بعبده خيرا بارك له فى علمه، وتظهر بركة العلم إذا استجمع الإنسان أسباب البركة، واول سبب واول علامة على أن الإنسان أنه سيبارك فى علمه أن يجد توفيق الله له بالإخلاص، فإذا وجد أنه يذهب إلى حلق العلماء مخلصا لوجه الله عز وجل ولا يريد شيئا سوى ذلك، وأنه يريد به وجه الله والدار الآخرة فهو موفق، ومن كان ذلك كان سعيه مشكورا والأجر على قدر التعب والنصب.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
*Manfaat dan Barokah*

Ada sosok kyai yang semasa mondok di pesantren kemampuannya biasa-biasa saja, tapi karena manfaat dan barokah ilmunya, dirumah malah menjadi kyai besar yang disegani.

*Definisi Ilmu Manfaat*
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa menambah dalam ketakutanmu kepada Allah ta'ala, bisa menambah pengetahuan batinmu tentang cacatnya dirimu, bisa menambah ma'rifatmu dalam beribadah kepada Tuhanmu, bisa mengurangi rasa cintamu terhadap dunia, dan menambah rasa cinta terhadap akherat, bisa membuka mata hatimu untuk melihat bahaya-bahayanya amal-amalmu sehingga engkau bisa menjaga dari bahaya tersebut, bisa memperlihatkanmu terhadap tipu-tipu daya setan.

هو ما يزيد فى خوفك من الله وفى تبصيرك بعيوب نفسك ويقلل من رغبتك فى الدنيا ويزيد فى رغبتك فى الآخرة ويفتح بصيرتك بافات اعمالك حتى تخترز منها ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره (كفاية الأتقياء ٦٨)

*Definisi Ilmu Barokah*

Barokah adalah adanya kebaikan yang sifatnya ilahi dalam suatu perkara atau tindakan. Dengan demikian barakah tidak bisa terlihat langsung secara indrawi dan lahiriah namun terkadang bisa terasakan.

البركة هى الزيادة والنماء من حيث لا يوجد بالحس ظاهرا. قال الراغب الأصفهانى: البركة ثبوت الخير الإلهى فى الشيئ.

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya memiliki tamsil yang cukup menarik tentang barokah. Menurut beliau, barokah itu seperti garam. Garam adalah bumbu masak yang pengguna'anya hanya sedikit diantara bumbu-bumbu yang lain. Meski sedikit, bumbu tersebut sangat bermanfa'at dan sangat dibutuhkan, Sebab, masakan tanpa garam rasanya pasti hambar. Begitupun hidup kita, akan terasa hambar tanpa unsur-unsur barokah. Artinya, sesuatu yang barokah ialah segala hal yang membuahkan kebaikan dan manfa'at bagi diri kita, agama kita, dan seterusnya. Semakin bertambahnya kebaikan dan manfa'at bisa berbentuk ibadah yang semakin rajin, bergunanya ilmu yang dimiliki, datangnya rizki yang halal, bertambahnya kesabaran, semakin baiknya perilaku dan ucapan, semakin kuatnya iman dan Islam, dan segala bentuk kebaikan dan manfa'at yang tak terhitung jumlahnya. Manfa'at dari barokah memang tidak bisa dirasakan seketika dan secara kasat mata. la bisa dirasa tapi tidak bisa diraba.

Sesuatu yang dirasakan mempunyai nilai tambah padahal lahirnya tidak atau malah berkurang, dikatakan mempunyai barokah. Contohnya harta yang dizakati, lahirnya ia berkurang namun pada hakekatnya ia mempunyai barakah atau diberkahi karena kekurangan tersebut terkadang secara tidak langsung mendatangkan rizki yang lain. Seorang yang mempunyai ilmu meskipun sedikit tapi bermanfaat bagi masyarakat, ini termasuk tanda-tanda ilmu tersebut diberkathi. Demikian juga harta yang bisa termanfaatkan untuk kemasalahatan yang lebih banyak merupakan tanda-tanda diberkahi.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
*PENTINGNYA BAROKAH DALAM KEHIDUPAN*

Kadang-kadang diantara kita kurang banyak memperhatikan pentingnya barokah dalam kehidupan, sehingga kehidupannya kurang begitu berarti, tidak bahagia, tidak sesuai dengan harapan hanya karena faktor yang menurut kita hal yang sepele.

Kesimpulanya ialah barokah itu bila bisa memenuhi beberapa kriteria di bawah ini: Yaitu:
1. Niat ikhlas karena Allah
2. Mencari ilmu dari ahlinya (ulama')
3. Hormat kepada guru
4. Tidak menyakiti seorang guru
5. Tekun belajar dan tekun mengamalkannya, serta rajin beribadah.
6. Tidak meremehkan wali-wali Allah
7. Taqwa kepada Allah
8. Menjauhi dari sifat-sifat tercela seperti Hasud, dengki, ngerasani orang, mengadu domba antar sesama, meremehkan orang lain dan lain-lain.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
MONDOK TIDAK DISETUJUI ORANG TUA

Sctelah lulus SMA, Haqiqi ingin melanjutkan belajar ke pondok salafi, akan tetapi orang tuanya tidak mengizinkan dan memaksanya untuk melanjutkan kuliah. Apakah boleh bagi Haqiqi tetap mondok?
Jawaban: Boleh, selama ilmu yang ingin dicari adalah wajib

Referensi:
الموسوعة الفقهية الكويتية (٨٣/٢٩)
وأجاز الشافعية السفر لتعلم الفرض وكل واجب عينى، ولو كان وقته متسعا وان لم يأذن الابوان، كما اجازوا السفر لطلب الفرض الكفائي كدرجة الفتوى، وان لم يأذن أبواه، على أن يكون السفر آمنا او قليل الخطر ولم يجد ببلده من يصلح لكمال مايريده، أو رجا بغربته زيادة فراغ أو ارشاد استاذ.
*KEUTAMAAN ORANG-ORANG ALIM*

*Materi ke 10 hal : 19-20*

بسم الله الرحمن الرحيم
1. Allah berfirman dalam ayat-ayat-Nya yang Muhkamat:

يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..." (Q.S. Al Mujadalah: 11)

Ibnu Abbas berkata:
للعلماء درجات فوق المؤمنين بسبعمائة درجة، ما بين درجتين مسيرة خمسمائة عام.
*"Para ulama berada 700 derajat di atas derajat orang-orang mukmin, setiap jarak di antara dua derajat sepanjang perjalanan 500 tahun".*
<Nasyr Thay al Ta'rif 145>

2. Tatkala kewafatan Nabi Muhammad ﷺ sudah dekat, disertai jeritan tangis, bumi berkata kepada Allah, tuhannya: "Wahai Tuhan, dulu para Nabi berjalan di atas punggungku, lalu siapa yang akan berjalan setelah mereka di atas punggungku?",
Nabi ﷺ berkata:
علماء امتى كأنبياء بنى إسرائيل
*Orang-orang alim dari umatku seperti para Nabinya Bani lsrail*
<Kalam al Habib Abdullah al idrus: 161>

3. Diriwayatkan dari Mu'adz, ia berkata: "Sesungguhnya para ulama dibutuhkan hingga kelak di surga, ketika dikatakan kepada penghuni surga: Mintalah sesuatu apa pun!", maka mereka tidak mengetahui apa yang hendak mereka inginkan (karena sudah terpenuhi segalanya) sehingga saat itu mereka bertanya kepada ulama'
<Nasyr Thay alTarif 202>

4. Ulama' berkata: "sesungguhnya Allah menghiasi langit dengan tiga perkara: dengan langit, bulan dan bintang-bintang, dan menghiasi bumi dengan tiga perkara: dengan Ulama', hujan dan pemimpin yang adil".

5. Ada sebuah hadits yang berbunyi:
أنه يوزن مداد العلماء أى -الحبر الذي يكتبون به- فيرجح على دم الشهداء.
*Sesungguhnya kelak akan ditimbang tinta para ulama yang mereka gunakan untuk menulis kitab, maka didapatkan tinta itu ternyata lebih berat dari darah para syuhada (orang yang mati karena berperang di jalan Allah)*.

Dalam hadits lain:
أن أول من يشفع المرسلون، ثم النبيون، ثم العلماء ثم الشهداء.
"Sesungguhnya orang yang pertama kali memberi syafaat adalah para rasul, lalu para nabi, lalu para ulama, lalu para syuhada". <aljawahir alLu'lu'iyah: 23>

6. خمس موتهم نقص: معلم القران والفارس الشجاع والغَنى الكريم والعالم العامل والإمام العادل
Lima orang yang kematiannya adalah kehilangan yang besar: (1) Pengajar Al-Qur'an,
(2) orang yang berjihad yang pemberani,
(3) orang kaya yang dermawan,
(4) orang alim yang mengamalkan ilmunya
(5) pemimpin yang adil".

7. Dalam syairnya, Imam Ali bin Abi Thalib berkata:

الناس من جهة التمثيل أكفاء ٭ أبوهم آدم والأم حوّاء
Hakikatnya manusia itu sama, ayahnya Adam dan ibunya Hawa
فإن يكن لهم فى أصله شرف ٭ يفاخرون به، فالطين والماء
Jika pada asal usul mereka ada kemuliaan yang mereka banggakan, maka (asal usul mereka sejatinya adalah) tanah liat dan air.
ماالفخر إلا لأهل العلم إنهمُ ٭ على الهدى لمن استهدى أدلاء
Tiada Kebanggaan yang sejati kecuali hanya bagi orang yang berilmu, karena sesungguhnya mereka berada dalam petunjuk dan menuntun orang yang mencari petunjuk.
وقدر كل امرئ ما كان يحسنه ٭ والجاهلون لأهل العلم أعداء
Nilai setiap orang tergantung pada hal yang membuatnya bagus, dan orang-orang bodoh menupakan musuh bagi orang-orang yang berilmu.
ففز بعلم تعش حيا به أبدا ٭ الناس موتى وأهل العلم أحياء
Maka raihlah kesuksesan dengan ilmu, niscaya kamu akan hidup dengan ilmu itu selamanya, sesungguhnya manusia itu mati, sedangkan orang yang berilmu hidup abadi
<alManhaj as-Sawy: 89> keterangan senada di <Jami' Bayan al wa Fadhlih: 1/48>

8. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ :
ركعة من عالم خير من ألف ركعة من جاهل
*Satu rakaat dari orang alim lebih baik dari pada seribu rakaat dari orang yang bodoh*.
<Kalam al Habib Alwy Ibnu Sihab: 2/10>

9. Imam Syafi'i berkata:
عجبت من أسرة ليس فيهم من يكون من العلماء
*Aku heran dengan sebuah keluarga yang tidak ada satu pun dari mereka yang menjadi orang alim.*
<atau yang semakna dengan pembahasan ini>

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

Rabu 20 Juni 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*Kisah debat Nabi Musa As dan Imam Al-Ghozali Ra.*

Dalam sebuah hadits disebutkan :

علماء امّتي كأنبياء بني اسرائيل

Ulama-ulama dikalangan ummatku seperti Nabi-Nabi Bani Israel.

Artinya walaupun sudah tiada Nabi selepas kewafatan Sayyidina Nabi Muhammad Saw, namun ulama dikalangan ummatnya tetap mendapat pahala sama seperti Nabi dikalangan Bani Israel sekiranya mereka menjalankan tugas dengan baik.

Diceritakan didalam mimpi seorang ulama, Imam Ghozali (ulama dikalangan ummat Nabi Muhammad Saw) pernah bertemu dengan Nabi Musa As (Nabi dikalangan Bani Israel) di alam arwah. Awalnya Nabi Musa bertanya kepada Nabi Muhammad SAW di alam arwah.

Nabi Musa As bertanya : wahai Rasulullah apakah benar engkau yang mengatakan bahwasannya : ulama-ulama dikalangan ummatku seperti nabi-nabi Bani Israel??

Nabi Muhammad Saw menjawab : ya benar! Nabi Musa As : ulama’ seperti apa yang dimaksud oleh engkau wahai Rasulullah dan dimana dia? {seakan tidak percaya}. Maka ulama’ yang di panggil oleh Nabi Muhammad Saw iyalah Imam Al-Ghozali

Nabi Musa As bertanya kepadanya seakan mengujinya, Siapa namamu ?

Imam Ghozali menjawab : Namaku Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali.

Nabi Musa As berkata kepadanya : apakah ini yang sampai di samakan dengan nabi bani israil wahai Rasulullah?

Kan Saya tidak tanya nama bapakmu dan datukmu, saya tanyakan siapa namamu. Sambil menghadap Imam ghozaliNabi Musa As berkata kepada Nabi Muhammad saw : sudikah engkau untuk mengizinkan aku menjawab Nabi Musa?

Nabi Muhammad Saw pun berkata : silahkan!Imam Ghozali berkata kepada Nabi Musa As : Jika saya bersalah kepadamu saya minta maaf, tetapi kamu telah bersalah kepada Allah dan kamu tidak meminta maaf.

Nabi Musa As sangat terkejut dan berkata : Apa salahku kepada Allah?

Imam Ghozali menjawab : bukankah Allah telah bertanya kepadamu : Dan apa (benda) yang di tangan kananmu itu wahai Musa?(Qs AtTo-Ha ayat 17)

Seharusnya kamu cukup menjawab ditangan kananku adalah tongkat, tapi kamu menjawab panjang lebar : Nabi Musa menjawab : Ini iyalah tongkatku, aku bertekan atasnya semasa berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu.(Qs At-To-Ha ayat 18)

Nabi Musa As berkata : Tuhan itu adalah kekasih kita, maka aku mengambil peluang itu untuk bercakap panjang lebar dengannya. Imam Ghozali pula mengatakan. Begitulah aku, kamu juga adalah kekasih aku, maka aku juga mengambil kesempatan untuk bercakap panjang lebar denganmu.
Wallôhu a'lam bis showâb
(Tafsir Rûhul Bayân karya Syeikh Isma'il Haqqi al Hanafi 1/330)
Imam An-Nawawi tidak pernah menyia-nyiakan waktunya, baik di waktu malam atau siang, kecuali menyibukkan dirinya dengan ilmu. Hingga berjalan di jalanan, beliau mengulang-ulang ilmu yang telah dihafalnya, atau membaca buku yang ditelaahnya sambil berjalan. Beliau melakukan hal ini selama enam tahun. Beliau tidak makan dalam sehari semalam kecuali satu kali, yaitu setelah shalat Isya'. Dan beliau minum sekali di waktu sahur Semuanya beliau lakukan karena kesibukannya dalam belajar. Semoga kita mendapatkan barokahnya beliau. âmîn...
(Tarzkiratul Huffadz 4/1472)
*KEUTAMAAN ULAMA'*

1. Ampunan Dosa Karena Memandang Ulama

وقال صلى الله عليه وسلم: من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Barangsiapa memandang wajah orang ‘alim dengan pandangan yang menyenangkan maka Allah Ta'ala akan menciptakan malaikat dari pandangan tersebut yang akan memohonkan ampunan kepada orang tersebut di hari kiamat.”

2. Memuliakan Ulama, Surga Imbalannya

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Barangsiapa memuliakan orang ‘alim, berarti ia telah memuliakan aku.

Barangsiapa memuliakan aku, berarti memuliakan Allah Ta'ala.

Barang siapa memuliakan Allah Ta'ala, maka tempat kembalinya adalah surga.”

3. Keutamaan Tidurnya Ulama

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Tidurnya orang ‘alim adalah lebih utama dari pada ibadahnya orang bodoh.”

4. Belajar Satu Bab Lebih Utama

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ العِلْمِ، يَعْمَلُ بهِ أوْ لَمْ يَعْمَلْ بهِ كَانَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ يُصَلِّي أَلْفَ رَكْعَةٍ تَطَوُّعًا

Nabi ﷺ bersabda : “Barang siapa belajar ilmu satu bab, diamalkan atau tidak, adalah lebih utama dari pada shalat sunnat 1000 (seribu) raka'at.”

5. Keutamaan Berkunjung Kepada Orang ‘Alim

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah-olah ia berjabat tangan denganku.

Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah-olah ia duduk berdampingan dengan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di hari kiamat.”

Disarikan dari Tanqihul Qaul Al-Hatsits karya As Syaikh Nawawi Al-Bantani Ra.
*ULAMA' BUKAN SEKEDAR PENGAKUAN*

Semua mungkin tahu bahwa Ulama' adalah pewaris nabi-nabi atau yang sering kita dengar al 'ulama waritsatul anbiya.

Tapi,
Akhir-akhir ini tiba-tiba banyak bermunculan orang yang berjubah, berjenggot lebat dan bersorban, mereka pun tak segan mengklaim dirinya sebagai Ulama'.

Nah, untuk mengidentifikasi Ulama' sungguhan atau bukan, berikut Ciri-ciri para ulama pewaris Rasulullah ﷺ.

Menurut Syeikh Imam Nawawi Albantani : para ulama pewaris Rasulullah SAW adalah hamba Allah yang beriman, menguasai ilmu syariah secara mendalam dan memiliki pengabdian yang tinggi semata-mata karena mencari keridhaan Allah SWT; bukan keridhaan manusia.

Dengan ilmunya, mereka mengembangkan dan menyebarkan agama yang haq, baik dalam masalah ibadah maupun muamalah.

Menurut Syeikh Imam Nawawi Albantani, beberapa ciri-ciri ulama pewaris nabi antara lain:

a. Memiliki keimanan yang kokoh, ketakwaan yang tinggi, berjiwa istiqamah dan konsisten terhadap kebenaran.

b. Memiliki sifat-sifat kerasulan: jujur (shiddiq), amanat (amanah), cerdas (fathanah) dan menyampaikan (tabligh).

c. Faqih fid-din sampai rasikhun fi al-Ilm’(mendalami agama hingga mendarah daging dalam pengamalannya).

d. Mengenal situasi dan kondisi masyarakat.

e. Mengabdikan seluruh hidupnya untuk memperjuangkan dan menegakkan ajaran Allah SWT.
*KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU*

Materi Ke 11 Hal : 21-22

بسم الله الرحمن الرحيم
1. Rasulullah ﷺ bersabda:

اطلبوا العلم ولو بالصين
"Carilah ilmu walau di negeri cina"

Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata: "Cina adalah negara yang sangat jauh. Karena jauh, orang jarang sampai ke sana. Jika seorang Muslim diwajibkan untuk mencari ilmu walaupun di tempat yang jauh seperti ini, maka bagaimana mungkin tidak diwajibkan bagi Muslim yang berada di sekitar ulama dan tidak perlu menghabiskan banyak biaya serta tanpa ada beban yang besar?!"
<alManhaj as Sawiy: 139> keterangan senada di <alNashaih alDiniyyah: 91>

2. Menghafal al-Qur'an hukumnya fardhu kifayah, dan ada yang mengatakan sunnah, sedangkan *mempelajari suatu ilmu hukumnya fardhu 'ain*. Maka jika dua hal ini berlawanan, maka ilmu yang lebih diutamakan.
<atau yang semakna dengan pembahasan ini>

3. Imam Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata: *Mungkin orang yang bodoh menjauh dari ulama dan majlis mereka karena takut mengetahui kewajiban yang harus dia lakukan, dia menyangka bahwa ketidaktahuannya itu sebagai udzur (alasan) baginya. Alangkah jauhnya pemahaman tersebut dari kebenaran...! justru hal itu menambah beratnya siksaan dan tuntutan atasnya karena dia telah menghindar dari hukum-hukum Allah dari segi mempelajari ilmu serta pengamalannya, dan itu lebih berat. Yang dianggap udzur dalam masalah-masalah tertentu itu "bagi orang yang dibesarkan di daerah pedalaman dan ditempat yang jauh dari orang lslam." Kalau dia seorang muslim dan ayahnya juga muslim, bagaimana dia dianggap udzur?!*
<al Manhaj as-Sawiy 166> sebagiannya senada di <al Da'wah al Tammah: 38>

4. يفترض على المسلم طلب علم ما يقع له فى حاله فى أيّ حال كان،
*Seorang Muslim wajib menuntut ilmu yang berkaitan dengan sesuatu yang sedang dia hadapi saat itu dalam keadaan apa pun.* Karena dia harus melaksanakan sholat, maka dia harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sholatnya dengan kadar dia bisa melaksanakan sholat dengan benar. <Ta'lim alMuta'allim: 4>

5. Di antara sekian banyak ilmu, ada ilmu yang pada asalnya bukan ilmu agama dan bukan ilmu syara' seperti ilmu bahasa, matematika dan kedokteran. Maka, ilmu semacam ini boleh diajarkan dan dipelajari untuk tujuan urusan duniawi yang tidak dilarang agama. *Dan seandainya yang mengajar dan yang belajar ilmu tersebut bertujuan untuk urusan agama, sedangkan ilmu tersebut bisa dijadikan sebagai sarana untuk tujuan agama, maka ia akan mendapat pahala yang besar,* karena:
(أن للوسائل حكم المقاصد)
*sebuah perantara memiliki hukum yang sama dengan tujuannya.* <al-Da'wah alTammah: 63>

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

Kamis 21 Juni 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
*PENGETAHUAN AGAMA MASIH KURANG MALAH KULIAH*

Bagi golongan intelektual pendidikan dengan hasil sebuah gelar sangat dinomor satukan. Tak sedikit dari mereka yang masih salah kaprah dalam melakukan ibadah wajib, seperti halnya shalat, apakah diperbolehkan bagi siswa-siswa yang bekal pengetahuan agamanya masih kurang terutama terkait dengan kewajiban-kewajiban ibadah, untuk masuk kuliah jurusan ekonomi (manajemen atau akutansi), jurusan tata negara, jurusan kedokteran, kebidanan, fakultas teknik (elektro atau elektronika) dan lain-lain ? Dan bagaimana yang harus dilakukan oleh guru ngajinya?

*Jawab:* Sang Guru ngaji sebaiknya memberi nasehat agar siswa-siswanya terlebih dahulu menekuni ilmu yang wajib (fardhu 'ain) dan tidak diperbolehkan jika memang bekal akan ilmu yang bersifat fardhu 'ain (kewajiban yang hanya bisa gugur jika dilakukan sendiri) belum diketahui secara sempurna.

*Referensi*
وليس له أن ينتقل الى ما هو فرض كفاية قبل إتمام ما هو فرض عين عليه والى ما هو ليس بفرض قبل إتمام ما هو ليس فرض عليه. ( جامع العلوم ٣)
Bagi seorang pelajar tidak diperbolehkan berpindah pada ilmu yang sifatnya fardhu kifayah untuk dipelajari, sebelum ia menyempurnakan ilmu yang sifatnya fardhu 'ain untuknya. Dan tidak boleh pula mempelajari ilmu yang hukumnya tidak wajib sebelum menyempurnakan ilmu yang wajib untuknya.
(و)السادس عشر (صد المتعلم) اى منعه وصرّفه (عن أن يشتغل بفرض الكفاية قبل الفراغ من فرض العين، وفرض عينه إصلاح ظاهرة وباطنة كما هو مذكور فى هذا الكتاب والله الهادى. (مراقى العبودية ٨٨)
Melarang murid sibuk dengan hal-hal yang bersifat fardu kifayah sebelum menyelesaikan yang fardu ain, yang termasuk fardu ain adalah memperbaiki yang lahirnya seperti kasus shalat lahirnya ialah membaca fatihah, rukuk dan lain-lain. Dan batinnya seperti shalat ialah khusyu' dengan takwa dan menjauhi maksiat dhohir dan batin sebagaimana telah di jelaskan pada kitab ini.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
*AYAHKU MENYURUH KULIAH SEDANGKAN GURUKU MENYURUH MONDOK*

Hidup itu pilihan. Tapi bagaimana jika orang tua kang Faqih memutuskan harus kuliah di jurusan ekonomi sedangkan kiyainya menyuruh mondok. Mana yang harus diikuti ?

*Jawab:* Guru atau Kiyai Yang harus diikuti. Karena kasus ini termasuk masalah berkaitan pendidikan maka yang di ikuti adalah perintah kiyai.

*Referensi*
وذكر بعض الشافعية فى كتابه فاتحة العلم أن حقه آكد من حق الوالد لأنه سبب لتحصيل الحياة الأبدية، والوالد سبب لحصول الحياة الفانية وعلى هذا تجب طاعته وتحرم مخالفته، وأظنه صّرح بذلك وينبغى أن يكون فيما يتعلق بأمر العلم لا مطلقا. (الادب الشرعية لابن مفلح الحنبلى : ١/ ٣٣٠)
Sebagian ulama syafi'iyyah berkata *hak guru lebih utama dari hak orang tua* di karenakan guru menghasilkan kehidupan yang bersifat abadi (akhirat) sedang orang tua sebagai sebab menghasilkan kehidupan yang sifatnya akan sirna, dengan demikian guru wajib di ikuti perintahnya dan haram melanggar perintahnya dan saya menilai bahwa wacana ini bisa diterapkan jika kasusnya berkaitan pada pendidikan dengan artian tidak secara mutlak.

*Cinta tanah air dalam bingkai pendidikan akhlak*
*Di saat mondok bolehkah mengesampingkan buku-buku yang bersifat ilmu dunia seperti ilmu kedokteran?*

*Pertanyaan*: Di saat sedang mempelajari ilmu agama semisal di pondok, bolehkah mengesampingkan buku-buku yang bersifat ilmu dunia seperti ilmu kedokteran dan lain-lainya karena untuk fokus belajar ilmu agama saja ?

*Jawaban:* Boleh, sebagaimana yang dilakukan Imam An-Nawawi di saat fokus belajar agama ia meninggalkan ilmu dunia.
Imam An-Nawawai sangat berhati-hati terhadap memilih media belajar (memilih jenis buku). Pernah suatu kali hatinya terlintas untuk mempelajari ilmu kedokteran, beliaupun membeli kitab Al- qanun Ibnu sina (buku kedokteran) dan bertekad mendalaminya. Seketika itu hatinya menjadi gelap, beberapa hari beliau tidak mampu berbuat apapun, beliaupun berpikir kenapa hal ini terjadi, darimana sumbernya. Allah pun mengilhamkan kepadanya bahwa penyebabnya adalah karena beliau menyibukkan diri mempelajari ilmu kedokteran. Mungkin inilah salah satu cara menarik hambanya lebih fokus pada ilmu agama, agar beliau benar-benar menjadi ahli dalam bagian itu. Bukan berarti ilmu kedokteran itu tidak penting, bahkan Imam Syafii sendiri mengatakan bahwa ilmu itu dua: ilmu Agama dan Ilmu Kedokteran. Beliaupun menjual kitab Al-Qanun, dan mengeluarkan dari rumahnya semua ilmu yang berkaitan dengan kedokteran, sehingga hati beliau kembali bersinar seperti sedia kala.
(Dikutip dari kitab al-Imam al-Syafi'i 273)

*Kajian dan Analisis Taklim Muta'allim*