*Footnote 10*
________
*ADAB ANAK PADA ORTU [1]*
*1. MASUK KAMAR IBU HARUS MINTA IZIN*
Karena merasa sudah tinggal dan hidup serumah, kadang seseorang masuk kamar orangtua atau saudara-saudaranya yang sedang berada didalam tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.
*Pertanyaan:* Apakah tindakan di atas terbilang baik?
*Jawaban:* kurang baik dan seyogyanya minta izin terlebih dahulu.
*Referensi:* Almuntaqo syarhul muwattho': 4/401
*2. AYAH WAFAT ANAK INGIN BERBAKTI*
Keinginan Parto untuk berbakti pada orang tuanya seakan sirna setelah sang ayah berpulang ke rahmatullah. Kini ia sangat menyesal, dihantui perasaan bersalah karena kurang berbakti di saat ayahnya masih hidup.
*Pertanyaan:*
a. Apakah masih ada kesempatan bagi seorang anak untuk berbakti jika orangtuanya telah wafat?
b. Andaikan masih bisa, bagaimanakah caranya?
*Jawaban:*
a. Ya, tidak ada kata terlambat buat seorang anak yang mau berbakti pada orang tuanya sekalipun telah meninggal.
b. Bertobat serta selalu mendo'akan dan memohon pengampunan buat orang tuanya.
*:Referensi:*
ادب الاسلام فى نظام الأسرة : ٤٣
ويلزم للعاق اذا مات والداه أن يدعو ويستغفر لهما حتى يكتبه الله بارا روى البيهقي عن أنس رضي الله عنه قال قال رسول الله ﷺ ان العبد ليموت والداه أو أحدهما وانه لهما لعاق فلا يزال يدعو لهما ويستغفر لهما حتى يكتبه الله بارا.
*3. MENCARI RESTU ORANG TUA*
Sadar bila durhaka pada orang tuanya adalah dosa besar, akhirnya Bajuri meminta maaf kepada ibunya sembari bersimpuh dan mencium kakinya. Ia berharap, semoga dengan cara minta maaf seperta ini, Allah mengampunı segala kesalahan yang telah ia perbuat kepada orangtuanya.
*Pertanyaan :* Secara umum, bagaimana cara yang baik untuk mencari restu orang tua *Jawaban :* Memenuhı segala hak-hak orang tua, berbuat baik, melakukan hal yang disenangı, menghındarı hal yang dibenci. Dan segera minta maaf serta berjanji tidak akan mengulangi kesalahan.
*Referensi:* Faidhul Qodir: 4/33
*4. BERBAKTI PADA MERTUA*
Dengan menikah, tentunya bertambah pula orang tua kita yaitu bapak dan ibu mertua, sehingga wajib bagı kita untuk berbakti.Namun realitanya, tak sedikit seorang menantu cekcok yang lantas tıdak memperlakukan mertuanya sebagaimana orang tua kandung.
*Pertanyaan:*
a.Bagaimana batasan berbakti kepada mertua?b.Jika seorang menantu durhaka kepada mertua, apakah sebagaimana durhaka terhadap orang tua kandungnya?
*Jawaban:*
a. Sebagaimana perlakuan baik terhadap saudara atau kerabat.
b. Durhaka terhadap mertua tidak sebagaimana durhaka terhadap orang tua kandung. Namun dosa besar jika sampai memutus tali silaturrohim
*Referensi:* Ghoyatul Albab: 1/ 356-357, almausu'ah al-Fiqhiyyah: 3/ 84, almausu'ah al-Fiqhiyyah: 3/82, azzawâjr: 2/127
*5. KONSEP ANAK DIPERBOLEHKAN TIDUR BERSAMA ORTU*
Sebut saja Mas Bujairi yang sudah lima belas tahun menjalani pernikahan dengan istri tercintanya, Alhamduillh beliau sudah dikarunia tiga anak. Hanya saja beliau merasa kerepotan pada anak-anaknya, sebab ketika tidur mereka sering bareng sama ibunya.
*Pertanyaan :* Adakah konsep dalam Islam yang mengatur terkait masalah di atas?
*Jawaban:* Ada, yakni ketika anak laki-laki atau perempuanya sudah berumur 10 tahun maka tempat tidur sang anak harus dipisah dari orang tuanya saudara laki-laki atau perempuannya.
*Referensi:* Kifayatul Akhyar: 2/46
*6.MERASA JIJIK SAAT MERAWAT ORTU YANG SEDANG SAKIT*
Di usia tuanya ibu Surti hanya bisa berbaring karena menderita sakit. Kencing dan buang air besar pun terpaksa ia lakukan di atas tempat tidur. Sumarni selaku anaknya lah yang biasa merawat dan mencebokinya. Namun karena merasa bau dan jijik dengan kotoran ibunya, seringkali Sumarni menutup hidungnya dengan tangan atau tisu.
*Pertanyan :* Apakah tindakan Sumarni terbilang sopan?
*Jawaban :* Tidak sopan, sebaiknya menahan bau kotoran dengan tidak menutup hidung. *Referensi*
Tanbihul Ghofilin: 45
*7. PEMBELAAN ANAK TERHADAP IBUNYA*
Jika seorang anak melihat kedua orang tuanya bertengkar, tentu hatinya akan terasa sesak dan risau. Sebagaimana yang dialami Husni, di saat kedua orang tuanya bertengkar hebat, hingga sang ayah tega memuk
________
*ADAB ANAK PADA ORTU [1]*
*1. MASUK KAMAR IBU HARUS MINTA IZIN*
Karena merasa sudah tinggal dan hidup serumah, kadang seseorang masuk kamar orangtua atau saudara-saudaranya yang sedang berada didalam tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.
*Pertanyaan:* Apakah tindakan di atas terbilang baik?
*Jawaban:* kurang baik dan seyogyanya minta izin terlebih dahulu.
*Referensi:* Almuntaqo syarhul muwattho': 4/401
*2. AYAH WAFAT ANAK INGIN BERBAKTI*
Keinginan Parto untuk berbakti pada orang tuanya seakan sirna setelah sang ayah berpulang ke rahmatullah. Kini ia sangat menyesal, dihantui perasaan bersalah karena kurang berbakti di saat ayahnya masih hidup.
*Pertanyaan:*
a. Apakah masih ada kesempatan bagi seorang anak untuk berbakti jika orangtuanya telah wafat?
b. Andaikan masih bisa, bagaimanakah caranya?
*Jawaban:*
a. Ya, tidak ada kata terlambat buat seorang anak yang mau berbakti pada orang tuanya sekalipun telah meninggal.
b. Bertobat serta selalu mendo'akan dan memohon pengampunan buat orang tuanya.
*:Referensi:*
ادب الاسلام فى نظام الأسرة : ٤٣
ويلزم للعاق اذا مات والداه أن يدعو ويستغفر لهما حتى يكتبه الله بارا روى البيهقي عن أنس رضي الله عنه قال قال رسول الله ﷺ ان العبد ليموت والداه أو أحدهما وانه لهما لعاق فلا يزال يدعو لهما ويستغفر لهما حتى يكتبه الله بارا.
*3. MENCARI RESTU ORANG TUA*
Sadar bila durhaka pada orang tuanya adalah dosa besar, akhirnya Bajuri meminta maaf kepada ibunya sembari bersimpuh dan mencium kakinya. Ia berharap, semoga dengan cara minta maaf seperta ini, Allah mengampunı segala kesalahan yang telah ia perbuat kepada orangtuanya.
*Pertanyaan :* Secara umum, bagaimana cara yang baik untuk mencari restu orang tua *Jawaban :* Memenuhı segala hak-hak orang tua, berbuat baik, melakukan hal yang disenangı, menghındarı hal yang dibenci. Dan segera minta maaf serta berjanji tidak akan mengulangi kesalahan.
*Referensi:* Faidhul Qodir: 4/33
*4. BERBAKTI PADA MERTUA*
Dengan menikah, tentunya bertambah pula orang tua kita yaitu bapak dan ibu mertua, sehingga wajib bagı kita untuk berbakti.Namun realitanya, tak sedikit seorang menantu cekcok yang lantas tıdak memperlakukan mertuanya sebagaimana orang tua kandung.
*Pertanyaan:*
a.Bagaimana batasan berbakti kepada mertua?b.Jika seorang menantu durhaka kepada mertua, apakah sebagaimana durhaka terhadap orang tua kandungnya?
*Jawaban:*
a. Sebagaimana perlakuan baik terhadap saudara atau kerabat.
b. Durhaka terhadap mertua tidak sebagaimana durhaka terhadap orang tua kandung. Namun dosa besar jika sampai memutus tali silaturrohim
*Referensi:* Ghoyatul Albab: 1/ 356-357, almausu'ah al-Fiqhiyyah: 3/ 84, almausu'ah al-Fiqhiyyah: 3/82, azzawâjr: 2/127
*5. KONSEP ANAK DIPERBOLEHKAN TIDUR BERSAMA ORTU*
Sebut saja Mas Bujairi yang sudah lima belas tahun menjalani pernikahan dengan istri tercintanya, Alhamduillh beliau sudah dikarunia tiga anak. Hanya saja beliau merasa kerepotan pada anak-anaknya, sebab ketika tidur mereka sering bareng sama ibunya.
*Pertanyaan :* Adakah konsep dalam Islam yang mengatur terkait masalah di atas?
*Jawaban:* Ada, yakni ketika anak laki-laki atau perempuanya sudah berumur 10 tahun maka tempat tidur sang anak harus dipisah dari orang tuanya saudara laki-laki atau perempuannya.
*Referensi:* Kifayatul Akhyar: 2/46
*6.MERASA JIJIK SAAT MERAWAT ORTU YANG SEDANG SAKIT*
Di usia tuanya ibu Surti hanya bisa berbaring karena menderita sakit. Kencing dan buang air besar pun terpaksa ia lakukan di atas tempat tidur. Sumarni selaku anaknya lah yang biasa merawat dan mencebokinya. Namun karena merasa bau dan jijik dengan kotoran ibunya, seringkali Sumarni menutup hidungnya dengan tangan atau tisu.
*Pertanyan :* Apakah tindakan Sumarni terbilang sopan?
*Jawaban :* Tidak sopan, sebaiknya menahan bau kotoran dengan tidak menutup hidung. *Referensi*
Tanbihul Ghofilin: 45
*7. PEMBELAAN ANAK TERHADAP IBUNYA*
Jika seorang anak melihat kedua orang tuanya bertengkar, tentu hatinya akan terasa sesak dan risau. Sebagaimana yang dialami Husni, di saat kedua orang tuanya bertengkar hebat, hingga sang ayah tega memuk
uli ibunya, ia merasa kasihan pada ibunya, dan mencoba mengingatkan ayah dengan maksud menghentikan pukulannya.
*Pertanyaan:* Apakah tindakan Husni bisa dibenarkan?
*Jawaban:* Bisa dibenarkan namun dengan cara yang halus. Menurut Imam Ibnu Hajar diperbolehkan dengan cara kasar bila kondisi sangat terpaksa.
*Referensi:* almausu'ah al-Fiqhiyyah: 7/262
*8. TRADISI CIUM KAKI BUNDA*
Sebut saja Faizul Muna dan Siti Munaroh dua sejolı yang akan melangsungkan pernikahan. Sebagai orang jawa tulen mereka berdua melakukan prosesi pernikahan dengan adat Jawa. Semisal, mencium kaki bunda di saat acara pernikahan
*Pertanyan:* Apakah mencium kaki bunda merupakan perbuatan baik?
*Jawaban:* Secara umum mencium kaki bunda merupakan perbuatan baik. tidak tertentu dalam pernikahan saja.
*Referensi:* Nuzhatul Majalis: 187
فائدة روى البيهقي في شعبه عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم من قبل بين عينى أمه كان له سترا من النار وروى فى كتاب شرعة الاسلام من قبل رجل امه فكأنما قبل عتبة الكعبة
*9. DIPANGGIL ORANG TUA SAAT SHALAT*
Suatu ketika, saat Sholikin sedang melaksanakan sholat Dhuha, ia mendengar suara ibunya dari kejauhan, "kin Sholikin..belikan ibu beras nak", mendengar perintah ibunya, Sholikin kebingungan, apakah ia harus batalkan sholatnya atau mengabaikan perintah ibunya.
*Pertanyan:*Apa sikap yang harus diambil oleh Sholikin?
*Jawaban:* Sebaiknya ia membatalkan sholat lalu menjawab panggilan ibunya.
*Referensi:* Albajuri ala Ibnu Qosim: 176
*10. SEDANG MENGAJAR DIPANGGIL ORTU*
Setelah lulus dari pesantren, Yasin menjadi pengajar akif di pondok pesantren milik ayahnya. Suatu hari, saat ia sedang mengajar kitab Sullam Taufiq, tiba-tiba ditelfon ibunya untuk segera pulang, padahal pelajaran baru saja di mulai.
*Pertanyaan:* Dalam situasi seperti ini, apa yang seharusnya dilakukan oleh Yasin?
*Jawaban:* Jika memang tidak bisa ditunda, sebaiknya segera pulang dan melaksanakan perintah ibunya.
*Referensi:* al-Akhlaqu lilbanin: 43*
*Pertanyaan:* Apakah tindakan Husni bisa dibenarkan?
*Jawaban:* Bisa dibenarkan namun dengan cara yang halus. Menurut Imam Ibnu Hajar diperbolehkan dengan cara kasar bila kondisi sangat terpaksa.
*Referensi:* almausu'ah al-Fiqhiyyah: 7/262
*8. TRADISI CIUM KAKI BUNDA*
Sebut saja Faizul Muna dan Siti Munaroh dua sejolı yang akan melangsungkan pernikahan. Sebagai orang jawa tulen mereka berdua melakukan prosesi pernikahan dengan adat Jawa. Semisal, mencium kaki bunda di saat acara pernikahan
*Pertanyan:* Apakah mencium kaki bunda merupakan perbuatan baik?
*Jawaban:* Secara umum mencium kaki bunda merupakan perbuatan baik. tidak tertentu dalam pernikahan saja.
*Referensi:* Nuzhatul Majalis: 187
فائدة روى البيهقي في شعبه عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم من قبل بين عينى أمه كان له سترا من النار وروى فى كتاب شرعة الاسلام من قبل رجل امه فكأنما قبل عتبة الكعبة
*9. DIPANGGIL ORANG TUA SAAT SHALAT*
Suatu ketika, saat Sholikin sedang melaksanakan sholat Dhuha, ia mendengar suara ibunya dari kejauhan, "kin Sholikin..belikan ibu beras nak", mendengar perintah ibunya, Sholikin kebingungan, apakah ia harus batalkan sholatnya atau mengabaikan perintah ibunya.
*Pertanyan:*Apa sikap yang harus diambil oleh Sholikin?
*Jawaban:* Sebaiknya ia membatalkan sholat lalu menjawab panggilan ibunya.
*Referensi:* Albajuri ala Ibnu Qosim: 176
*10. SEDANG MENGAJAR DIPANGGIL ORTU*
Setelah lulus dari pesantren, Yasin menjadi pengajar akif di pondok pesantren milik ayahnya. Suatu hari, saat ia sedang mengajar kitab Sullam Taufiq, tiba-tiba ditelfon ibunya untuk segera pulang, padahal pelajaran baru saja di mulai.
*Pertanyaan:* Dalam situasi seperti ini, apa yang seharusnya dilakukan oleh Yasin?
*Jawaban:* Jika memang tidak bisa ditunda, sebaiknya segera pulang dan melaksanakan perintah ibunya.
*Referensi:* al-Akhlaqu lilbanin: 43*
*Footnote 11*
_______
*ADAB ANAK PADA ORANG TUA [2]*
*11. ORTU MENYURUH MENCERAIKAN ISTRI*
Bukan hal aneh jika dalam kehidupan berumah tangga muncul beragam cobaan yang mengancam keharmonisan rumah tangga. Bahkan terkadang hingga bisa berujung pada perceraian. Namun apa yang dialami Rafi berikut ini amat tragis. Karena cobaan itu muncul dari orangntuanya sendirı yang meminta untuk menceraikan istrinya. la pun bingung harus berbuat apa.
*Pertanyaan:*
a. Tindakan apa yang mesti diambil bagi Rafi pada deskripsi di atas?
b. Sampai dimana batas kewajiban Birrul Walidain bagi anak terkait urusan rumah tangganya?
*Jawaban:* Boleh mempertahankan pernikahannya. Namun, sebaiknya ia mematuhi perintah orang tua.
b. Sebatas perintah orang tua tersebut tidak menyalahi aturan syara', atau mempersulit anaknya, dan bukan tergolong permintaa yang tidak wajar (Ghayatul Humq Au Safahatir Ra'yi)
*Referensi:* Is'adurrofiq: 2/114-115, Fathul Bari: 10/406
*12. SHOLAT JAMA'AH ATAU MEMENUHI PERINTAH ORTU*
Waktu ashar sudah tiba. Maulana yang setiap harinya berjama'ah dan hendak menuju masjid dekat rumahnya, tiba-tiba orang tuanya memanggil untuk membeli obat ke apotik. Namun dia bimbang, karena jika dia menuruti orang tua, pasti dia akan tertinggal jama'ah.
*Pertanyaan:* Apa yang harus maulana lakukan?
*Jawaban:* Menurut perintah ibunya meski harus tertinggal jama'ah.
*Referensi:* Fathul Bari: 10/406
*13. MASIH LELAH DI SURUH ORTU*
Mungkin karena merasa lelah atau memang malas, Kipli yang baru pulang sekolah menolak perintah ibunya di saat menyuruh membelikan sayuran dan keperluan dapur ke pasar *Pertanyaan :* Apakah penolakan Kipli sebagaimana deskripsi di atas dapat dibenarkan?
*Jawaban:* Tidak dibenarkan. Bagi orang tua alangkah baiknya bila mempertimbangkan situası dan kondini si anak
*Referensi:* Tafsir Ayatul Ahkam: 10/238, Alfatawi al-Fiqhiyyah: 2/129, Al-Adabu Fiddini: 38
*14. POSISI BERJALAN DENGAN ORTU*
Mengambil posisi yang tepat saat berjalan dengan ortu, merupakan etika yang harus diperhatikan oleh sang anak. Kadang saat berjalan dengan orang tuanya, si anak malah menjauh karena merasa gengsi.
*Pertanyaan:* Bagaimana posisi yang baik, saat berjalan dengan orangtua ?
*Jawaban:* Berada di belakang, kecuali ada tuntutan untuk berada di depan semisal menjadi penunjuk jalan, menjaga dan lain sebagainya.
*Referensi:* Sa'adatuddaroin di birrul walidain: 12
*15. DAMPAK TIDAK MENDO'AKAN ORTU*
Mendoakan orang tua adalah salah satu bentuk berbakti kita pada orang tua. Terlebih lag bila orang tua kita sudah wafat. Namun kadang kita lupa atau kurang perhatian terhadap hal ini.
*Pertanyaan:* Apa dampak bila tidak mau mendo'akan orangtua?
*Jawaban:* Bisa menghambat kelancaran rezeki
*Referensi:* Fawaid Al Mukhtaroh: 296
*16. PERINTAH ORANG TUA DAN GURU BERTENTANGAN*
Sebaga santri Muhaymin selalu berusaha untuk patuh pada gurunya demı mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah. Nampaknya perinsip yang dipegang teguh oleh Muhaymın ini mendapat cobaan di saat perintah orang tua bertentangan dengan gurunya. Contohnya, saat ia diminta oleh gurunya menjadı guru bantu di suatu daerah, ibunya justru malah meminta untuk segera pulang
*Pertanyaan:* Siapa yang didahulukan antara perintah guru dan orang tua?
*Jawaban:* Bila berkaitan dengan ilmu maka harus mendahulukan perintah guru, karena guru adalah seorang yang menuntun menuju jalan akhirat.
*Referensi:* Fawaid Al Mukhtaroh: 43 alAdab asSyar'iyyah: 9/468.
*17. ANTARA PILIHAN SENDIRI DENGAN ORANG TUA*
Kalau kita mau jujur, anak muda zaman sekarang ini tidak ada yang belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Sehingga tak jarang berdampak konflik antara keluarga dengan sang anak, gara-gara ulah yang mereka lakukan. Seperti yang terjadi pada mbak savia yang enggan dijodohkan dengan seorang laki-laki pilihan orangtuanya, karena dia sudah mempunyaı pilihan sendiri.
*Pertanyaan:* Manakah yang harus dipilih oleh mbak savia?
*Jawaban:* Jika calon suami pilihan orang tua dan pilihan sang anak sama dalam segi kafaah nya, maka mbak savia harus patuh pada pilihan orangtua, s
_______
*ADAB ANAK PADA ORANG TUA [2]*
*11. ORTU MENYURUH MENCERAIKAN ISTRI*
Bukan hal aneh jika dalam kehidupan berumah tangga muncul beragam cobaan yang mengancam keharmonisan rumah tangga. Bahkan terkadang hingga bisa berujung pada perceraian. Namun apa yang dialami Rafi berikut ini amat tragis. Karena cobaan itu muncul dari orangntuanya sendirı yang meminta untuk menceraikan istrinya. la pun bingung harus berbuat apa.
*Pertanyaan:*
a. Tindakan apa yang mesti diambil bagi Rafi pada deskripsi di atas?
b. Sampai dimana batas kewajiban Birrul Walidain bagi anak terkait urusan rumah tangganya?
*Jawaban:* Boleh mempertahankan pernikahannya. Namun, sebaiknya ia mematuhi perintah orang tua.
b. Sebatas perintah orang tua tersebut tidak menyalahi aturan syara', atau mempersulit anaknya, dan bukan tergolong permintaa yang tidak wajar (Ghayatul Humq Au Safahatir Ra'yi)
*Referensi:* Is'adurrofiq: 2/114-115, Fathul Bari: 10/406
*12. SHOLAT JAMA'AH ATAU MEMENUHI PERINTAH ORTU*
Waktu ashar sudah tiba. Maulana yang setiap harinya berjama'ah dan hendak menuju masjid dekat rumahnya, tiba-tiba orang tuanya memanggil untuk membeli obat ke apotik. Namun dia bimbang, karena jika dia menuruti orang tua, pasti dia akan tertinggal jama'ah.
*Pertanyaan:* Apa yang harus maulana lakukan?
*Jawaban:* Menurut perintah ibunya meski harus tertinggal jama'ah.
*Referensi:* Fathul Bari: 10/406
*13. MASIH LELAH DI SURUH ORTU*
Mungkin karena merasa lelah atau memang malas, Kipli yang baru pulang sekolah menolak perintah ibunya di saat menyuruh membelikan sayuran dan keperluan dapur ke pasar *Pertanyaan :* Apakah penolakan Kipli sebagaimana deskripsi di atas dapat dibenarkan?
*Jawaban:* Tidak dibenarkan. Bagi orang tua alangkah baiknya bila mempertimbangkan situası dan kondini si anak
*Referensi:* Tafsir Ayatul Ahkam: 10/238, Alfatawi al-Fiqhiyyah: 2/129, Al-Adabu Fiddini: 38
*14. POSISI BERJALAN DENGAN ORTU*
Mengambil posisi yang tepat saat berjalan dengan ortu, merupakan etika yang harus diperhatikan oleh sang anak. Kadang saat berjalan dengan orang tuanya, si anak malah menjauh karena merasa gengsi.
*Pertanyaan:* Bagaimana posisi yang baik, saat berjalan dengan orangtua ?
*Jawaban:* Berada di belakang, kecuali ada tuntutan untuk berada di depan semisal menjadi penunjuk jalan, menjaga dan lain sebagainya.
*Referensi:* Sa'adatuddaroin di birrul walidain: 12
*15. DAMPAK TIDAK MENDO'AKAN ORTU*
Mendoakan orang tua adalah salah satu bentuk berbakti kita pada orang tua. Terlebih lag bila orang tua kita sudah wafat. Namun kadang kita lupa atau kurang perhatian terhadap hal ini.
*Pertanyaan:* Apa dampak bila tidak mau mendo'akan orangtua?
*Jawaban:* Bisa menghambat kelancaran rezeki
*Referensi:* Fawaid Al Mukhtaroh: 296
*16. PERINTAH ORANG TUA DAN GURU BERTENTANGAN*
Sebaga santri Muhaymin selalu berusaha untuk patuh pada gurunya demı mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah. Nampaknya perinsip yang dipegang teguh oleh Muhaymın ini mendapat cobaan di saat perintah orang tua bertentangan dengan gurunya. Contohnya, saat ia diminta oleh gurunya menjadı guru bantu di suatu daerah, ibunya justru malah meminta untuk segera pulang
*Pertanyaan:* Siapa yang didahulukan antara perintah guru dan orang tua?
*Jawaban:* Bila berkaitan dengan ilmu maka harus mendahulukan perintah guru, karena guru adalah seorang yang menuntun menuju jalan akhirat.
*Referensi:* Fawaid Al Mukhtaroh: 43 alAdab asSyar'iyyah: 9/468.
*17. ANTARA PILIHAN SENDIRI DENGAN ORANG TUA*
Kalau kita mau jujur, anak muda zaman sekarang ini tidak ada yang belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Sehingga tak jarang berdampak konflik antara keluarga dengan sang anak, gara-gara ulah yang mereka lakukan. Seperti yang terjadi pada mbak savia yang enggan dijodohkan dengan seorang laki-laki pilihan orangtuanya, karena dia sudah mempunyaı pilihan sendiri.
*Pertanyaan:* Manakah yang harus dipilih oleh mbak savia?
*Jawaban:* Jika calon suami pilihan orang tua dan pilihan sang anak sama dalam segi kafaah nya, maka mbak savia harus patuh pada pilihan orangtua, s
ebab orangtua lebih tahu mana yang lebih maslahat baginya.
Menurut Imam al-Adra'i jika pilihan sang snak mampunyai nilai lebih dalam hal ketampanan dan kekayaannya, maka orangtua harus memenuhi permintaan sang anak demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
*Referensi:* Al-Adabu Asysyar'iyyah: 1/ 446, Tuhfatul Muhtaj: 7/ 253.
*18. BELAJAR TERMASUK MENDURHAKAI ORTU*
Tak sedikit dikalangan santri yang malas untuk belajar. Kehidupan setiap harinya hanya diisi dengan ngobrol, makan, dan tidur. Padahal orangtuanya bersusah payah mencari biaya yang tentunya tidak sedikit demi anak yang sedang belajar agama
*Pertanyan:* Apakah santri yang bermalas-malasan temasuk mendurhakai orang tua?
*Jawaban:* Termasuk mendurhakainya bila sampai membuat hati orangtua bersedih. *Referensi:* Birrul walidain: 8
*19. DISURUH MENGIMAMI ORANG TUA*
Mbah Zain, begitulah orang memanggilnya. Santrı senior yang terkenal rajin dan pandai. Banyak teman-teman yang belajar padanya. Suatu ketika, saat mau shalat berjama'ah dengan ayahnya, ia diminta menjadi imam karena sang ayah merasa lebih pantas untuk menjadi makmum.
*Pertanyan :* Apa yang harus dilakukan mbah Zain dalam kondisi demikian ?
*Jawaban :* Jika ayahnya fasih dalam membaca fatıhah, maka etika yang baik adalah tetap mempersilahkan sang ayah menjadi imam.
*Referensi:* Ruhul Bayan: 5/ 147, Bujairimi akal Khotib: 10/ 115
*20 MENOLAK PERJODOHAN ORTU*
Malang sekali nasib yang dialamı neng Karmila. Bagaimana tidak, dia yang dikenal dengan sosok gadis yang lugu dan taat pada agama, dipaksa oleh ayahnya untuk menikah dengan preman kaya di desanya. la bingung harus berbuat apa. Satu sisi ia takut menyakiti hati ayahnya. Namun disisi yang lain, hati kecılnya menangis, tidak sanggup bila hidup bersama dengan preman.
*Pertanyaan:* Apakah dalam kondisi di atas neng Karmila boleh bersikukuh menolak perjodohan orangtuanya?
*Jawaban:* diperbolehkan, dan tidak temasuk 'Uququl Walidain sekalipun menyakiti hatı orangtua. Bahkan jika dipaksakan pun, nikahnya tidak sah, karena tidak sepadan (sekufu)
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah: 2/129, Fatawi Fiqhiyyah: 4/ 100
*21. MENASEHATI ORTU*
Kebiasaan orangtua tidak semuanya baik. Seperti ayah Ainul yang kesehariannya sering berjudi, minum-minuman keras, tidak sholat dan lain lain. Ainul yang notabene anak pesantren merasa prihatin atas kebiasaan ayahnya tersebut. la hanya bisa bersedih, bingung apa yang harus diperbuat. *Pertanyaan :* Apa sikap yang harus dilakukan oleh Ainul?
*Jawaban:* Menasehatinya bila berkenan menerima, jika tidak didoakan saja.
*Referensi:* birrul walidain: 3, Mausuah Fiqhiyyah: 17/262.
*22. KESEDIHAN ORANG TUA DALAM ALAM KUBUR*
Sebagaı orangtua, tentu akan sangat sedih hatinya bila mendapati anaknya berlaku maksiat. Bahkan ada anggapan bahwa orang yang sudah wafat akan sangat kecewa jika anak-anaknya berbuat hal yang tidak baik.
*Pertanyaan:* Benarkah orangtua yang sudah wafat akan bersedih hatı bila si anak berlaku maksiat?
*Jawaban:* Benar. Sebagamana hadits Rosululloh Yang artinya: "Janganlah engkau sekalian memperlihatkan perbuatan jelekmu pada orang yang telah wafat, karena perbuatan itu akan diperlihatkan pada mereka"
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah: 2/29, Bustanul Wa'idzin : 1/153
*23. ANTARA MEMBANTU ORTU DAN MENERUSKAN BELAJAR*
Setelah ayahnya meninggal, Andi bingung apakah ia tetap melanjutkan belajar di pesantren ataukah tidak. Jika ia melanjutkan, jelas tidak ada yang membantu menafqahi ibunya. karena ia anak satu-satunya dikeluarga. Jika ia berhentı, rasanya sayang karena untuk lulus dari pesantren hanya butuh waktu satu tahun lagi.
*Pertanyaan:* Dalam kondisı diatas, mana yang harus dipilih oleh Andi?
*Jawaban:* Membantu orang tua.
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah : 4/ 215
*24. MEMPERSILAHKAN ORANG YANG LEBIH TUA*
Di acara-acara keagamaan, sering kali kita jumpai para pemuka agama yang hadir, saling mempersilahkan antara satu dengan yang lain untuk menjadi imam yang membuka atau memulai acara-acara tersebut. Kejadian ini biasa terjadi dalam acara tahlilan, istighosah dan lain sebagainya.
*Pertanyaan:* D
Menurut Imam al-Adra'i jika pilihan sang snak mampunyai nilai lebih dalam hal ketampanan dan kekayaannya, maka orangtua harus memenuhi permintaan sang anak demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
*Referensi:* Al-Adabu Asysyar'iyyah: 1/ 446, Tuhfatul Muhtaj: 7/ 253.
*18. BELAJAR TERMASUK MENDURHAKAI ORTU*
Tak sedikit dikalangan santri yang malas untuk belajar. Kehidupan setiap harinya hanya diisi dengan ngobrol, makan, dan tidur. Padahal orangtuanya bersusah payah mencari biaya yang tentunya tidak sedikit demi anak yang sedang belajar agama
*Pertanyan:* Apakah santri yang bermalas-malasan temasuk mendurhakai orang tua?
*Jawaban:* Termasuk mendurhakainya bila sampai membuat hati orangtua bersedih. *Referensi:* Birrul walidain: 8
*19. DISURUH MENGIMAMI ORANG TUA*
Mbah Zain, begitulah orang memanggilnya. Santrı senior yang terkenal rajin dan pandai. Banyak teman-teman yang belajar padanya. Suatu ketika, saat mau shalat berjama'ah dengan ayahnya, ia diminta menjadi imam karena sang ayah merasa lebih pantas untuk menjadi makmum.
*Pertanyan :* Apa yang harus dilakukan mbah Zain dalam kondisi demikian ?
*Jawaban :* Jika ayahnya fasih dalam membaca fatıhah, maka etika yang baik adalah tetap mempersilahkan sang ayah menjadi imam.
*Referensi:* Ruhul Bayan: 5/ 147, Bujairimi akal Khotib: 10/ 115
*20 MENOLAK PERJODOHAN ORTU*
Malang sekali nasib yang dialamı neng Karmila. Bagaimana tidak, dia yang dikenal dengan sosok gadis yang lugu dan taat pada agama, dipaksa oleh ayahnya untuk menikah dengan preman kaya di desanya. la bingung harus berbuat apa. Satu sisi ia takut menyakiti hati ayahnya. Namun disisi yang lain, hati kecılnya menangis, tidak sanggup bila hidup bersama dengan preman.
*Pertanyaan:* Apakah dalam kondisi di atas neng Karmila boleh bersikukuh menolak perjodohan orangtuanya?
*Jawaban:* diperbolehkan, dan tidak temasuk 'Uququl Walidain sekalipun menyakiti hatı orangtua. Bahkan jika dipaksakan pun, nikahnya tidak sah, karena tidak sepadan (sekufu)
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah: 2/129, Fatawi Fiqhiyyah: 4/ 100
*21. MENASEHATI ORTU*
Kebiasaan orangtua tidak semuanya baik. Seperti ayah Ainul yang kesehariannya sering berjudi, minum-minuman keras, tidak sholat dan lain lain. Ainul yang notabene anak pesantren merasa prihatin atas kebiasaan ayahnya tersebut. la hanya bisa bersedih, bingung apa yang harus diperbuat. *Pertanyaan :* Apa sikap yang harus dilakukan oleh Ainul?
*Jawaban:* Menasehatinya bila berkenan menerima, jika tidak didoakan saja.
*Referensi:* birrul walidain: 3, Mausuah Fiqhiyyah: 17/262.
*22. KESEDIHAN ORANG TUA DALAM ALAM KUBUR*
Sebagaı orangtua, tentu akan sangat sedih hatinya bila mendapati anaknya berlaku maksiat. Bahkan ada anggapan bahwa orang yang sudah wafat akan sangat kecewa jika anak-anaknya berbuat hal yang tidak baik.
*Pertanyaan:* Benarkah orangtua yang sudah wafat akan bersedih hatı bila si anak berlaku maksiat?
*Jawaban:* Benar. Sebagamana hadits Rosululloh Yang artinya: "Janganlah engkau sekalian memperlihatkan perbuatan jelekmu pada orang yang telah wafat, karena perbuatan itu akan diperlihatkan pada mereka"
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah: 2/29, Bustanul Wa'idzin : 1/153
*23. ANTARA MEMBANTU ORTU DAN MENERUSKAN BELAJAR*
Setelah ayahnya meninggal, Andi bingung apakah ia tetap melanjutkan belajar di pesantren ataukah tidak. Jika ia melanjutkan, jelas tidak ada yang membantu menafqahi ibunya. karena ia anak satu-satunya dikeluarga. Jika ia berhentı, rasanya sayang karena untuk lulus dari pesantren hanya butuh waktu satu tahun lagi.
*Pertanyaan:* Dalam kondisı diatas, mana yang harus dipilih oleh Andi?
*Jawaban:* Membantu orang tua.
*Referensi:* Fatawi Fiqhiyyah : 4/ 215
*24. MEMPERSILAHKAN ORANG YANG LEBIH TUA*
Di acara-acara keagamaan, sering kali kita jumpai para pemuka agama yang hadir, saling mempersilahkan antara satu dengan yang lain untuk menjadi imam yang membuka atau memulai acara-acara tersebut. Kejadian ini biasa terjadi dalam acara tahlilan, istighosah dan lain sebagainya.
*Pertanyaan:* D
alam deskripsi diatas, sebenarnya siapakah yang harus didahulukan?
*Jawaban :* Tetap mendahulukan dan mempersılahkan yang lebih tua.
*Referensi:* Fathul Bari: 2/171, Faidhul Qodir: 5/127.
*Jawaban :* Tetap mendahulukan dan mempersılahkan yang lebih tua.
*Referensi:* Fathul Bari: 2/171, Faidhul Qodir: 5/127.
*ANCAMAN BAGI ORANG YANG DIAM TERHADAP ILMU*
*Materi ke 45 hal. 85*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Rasulullah ﷺ bersabda:
ويل للعالم إذا سكت على علمه، وويل للجاهل إذا سكت على جهله
"Celaka bagi orang alim yang diam akan ilmunya, dan celaka bagi orang yang bodoh jika ia diam akan kebodohannya". Nafahdtun Nasim al Hajiri: 307
2- Rasulullah bersabda:
من سئل عن علم فكتمه ألجمه الله يوم القيامة بلجام من نار
"Barang siapa ditanya tentang ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka Allah akan mengekangnya di hari kiamat dengan tali dari api"
Dan pengajuan pertanyaan dengan menggunakan mulut sudah sangat jelas, begitu juga pengajuan pertanyaan terkadang mengunakan sikap (keadaan) dan sejenisnya. Telah dikatakan:
لسان الحال أفصح من لسان المقال
"lisan keadaan lebih mengena daripada lisan perkataan"
<ad-Dakwah at Tammah: 20>
3- Imam Khalil bin Ahmad berkata: jenis orang itu ada 4 macam;
a) Orang yang mengetahui dan dia tahu bahwa dia orang yang mengetahui, ia adalah orang alim, maka ikutilah!
b) Orang yang mengetahui dan dia tidak tahu bahwa dia orang yang mengetahui, dia adalah orang yang lalai, maka ingatkanlah!
c) Orang yang tidak mengetahui dan ia tahu bahwa ia orang yang tidak mengetahui, ia adalah orang yang mencari kebenaran, maka berilah dia petunjuk
d) Orang yang tidak mengerti dan dia tidak tahu bahwa dia orang yang tidak mengerti, dia adalah orang bodoh, maka tinggalkanlah!
<al Manhaj as Sawiy: 80> keterangan senada di <al-lhya': 1/59>
4- ينبغى لك أن لا ترد من يريد منك الدرس معتذراً بأنك مشغول بالذكر أو قراءة الأوراد مثلا
Hendaknya kamu jangan menolak orang yang ingin belajar kepadamu dengan alasan sibuk dengan dzikir atau membaca wirid misalnya. <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
Senin 13 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*Materi ke 45 hal. 85*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Rasulullah ﷺ bersabda:
ويل للعالم إذا سكت على علمه، وويل للجاهل إذا سكت على جهله
"Celaka bagi orang alim yang diam akan ilmunya, dan celaka bagi orang yang bodoh jika ia diam akan kebodohannya". Nafahdtun Nasim al Hajiri: 307
2- Rasulullah bersabda:
من سئل عن علم فكتمه ألجمه الله يوم القيامة بلجام من نار
"Barang siapa ditanya tentang ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka Allah akan mengekangnya di hari kiamat dengan tali dari api"
Dan pengajuan pertanyaan dengan menggunakan mulut sudah sangat jelas, begitu juga pengajuan pertanyaan terkadang mengunakan sikap (keadaan) dan sejenisnya. Telah dikatakan:
لسان الحال أفصح من لسان المقال
"lisan keadaan lebih mengena daripada lisan perkataan"
<ad-Dakwah at Tammah: 20>
3- Imam Khalil bin Ahmad berkata: jenis orang itu ada 4 macam;
a) Orang yang mengetahui dan dia tahu bahwa dia orang yang mengetahui, ia adalah orang alim, maka ikutilah!
b) Orang yang mengetahui dan dia tidak tahu bahwa dia orang yang mengetahui, dia adalah orang yang lalai, maka ingatkanlah!
c) Orang yang tidak mengetahui dan ia tahu bahwa ia orang yang tidak mengetahui, ia adalah orang yang mencari kebenaran, maka berilah dia petunjuk
d) Orang yang tidak mengerti dan dia tidak tahu bahwa dia orang yang tidak mengerti, dia adalah orang bodoh, maka tinggalkanlah!
<al Manhaj as Sawiy: 80> keterangan senada di <al-lhya': 1/59>
4- ينبغى لك أن لا ترد من يريد منك الدرس معتذراً بأنك مشغول بالذكر أو قراءة الأوراد مثلا
Hendaknya kamu jangan menolak orang yang ingin belajar kepadamu dengan alasan sibuk dengan dzikir atau membaca wirid misalnya. <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
Senin 13 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*Footnote 1*
________
Kita di pondok itu Masya Allah, paling enak. Tidak ada kenikmatan selain di pondok. Jadi, Masya Allah pondok itu tempat yg paling mulia bahagia. Banyak orang jama'ah, banyak orang mengaji, banyak orang belajar. Semua adalah ibadah. Kalian belajar di kamar setara dengan shalat malam. Kalian diajari ilmu, terus dipelajari itu setara dengan shalatullail.
Kalau tidak belajar, ya tidak bisa.
(KH. Anwar Manshur Lirboyo)
________
Kita di pondok itu Masya Allah, paling enak. Tidak ada kenikmatan selain di pondok. Jadi, Masya Allah pondok itu tempat yg paling mulia bahagia. Banyak orang jama'ah, banyak orang mengaji, banyak orang belajar. Semua adalah ibadah. Kalian belajar di kamar setara dengan shalat malam. Kalian diajari ilmu, terus dipelajari itu setara dengan shalatullail.
Kalau tidak belajar, ya tidak bisa.
(KH. Anwar Manshur Lirboyo)
*Footnote 2*
_______
لسان الحال افصح من لسان المقال
Salah satu metode dakwah yang paling ampuh ialah bil hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan contoh yang baik, di dalamnya bisa tingkah laku dan tutur kata yang baik, sejuk dan mententramkan. Di sini dibutuhkan konsistensi antara yang diucapkan dan tindakan nyata. Jika tingkah laku dan tutur kata itu diteladani, bisa menyentuh dan mengubah sikap seseorang, berarti di dalamnya terdapat hikmah. Dakwah dengan hikmah jauh lebih efektif: tantangannya relatif sedikit tapi dampak sosialnya lebih besar. Kebanyakan orang lebih senang meneladani suatu kebajikan atas dasar kesadaran diri sendiri dari pada dipaksa orang lain. Biarlah masyarakat melihat, menghayati dan mengikuti perilaku atau contoh keteladanan yang baik itu.
_______
لسان الحال افصح من لسان المقال
Salah satu metode dakwah yang paling ampuh ialah bil hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan contoh yang baik, di dalamnya bisa tingkah laku dan tutur kata yang baik, sejuk dan mententramkan. Di sini dibutuhkan konsistensi antara yang diucapkan dan tindakan nyata. Jika tingkah laku dan tutur kata itu diteladani, bisa menyentuh dan mengubah sikap seseorang, berarti di dalamnya terdapat hikmah. Dakwah dengan hikmah jauh lebih efektif: tantangannya relatif sedikit tapi dampak sosialnya lebih besar. Kebanyakan orang lebih senang meneladani suatu kebajikan atas dasar kesadaran diri sendiri dari pada dipaksa orang lain. Biarlah masyarakat melihat, menghayati dan mengikuti perilaku atau contoh keteladanan yang baik itu.
*Footnote 3*
_______
*KENAKALAN ORANG TUA*
Sering kita menyalahkan anak, menyalahkan remaja, atau generasi muda. Sehingga muncul istilah kenakalan remaja dan lain sebagainya.
Ada baiknya kita kita para orang tua introspeksi diri , jangan buru-buru menyalahkan anak, remaja,atau generasi muda. Siapa tahu kita para orang tua (dalam kasus-kasus tertentu) punya andil yang signifikan dalam kemerosatan moral Agama si anak atau para remaja. Bahkan mungkin menjadi biang kela di kemerosotan dan dekadensi moral mereka.
Salah satu hal prinsip yang harus diperhatikan oleh kita para orang tua adalah : Uswah hasanah / أسوة حسنة ( contoh kongkrit ) >( Lisanul - Hal ) dalam hal kebaikan.
Contoh ringan dan sederhana : "kita merintah anak agar mengerjakan Shalat, ya kita harus sholat,kita nyuruh anak ngaji al Qur'an,ya kita harus membaca al-Qur'an,kita memerintah anak supaya bersikap sopan kepada orang tua,ya kita juga harus melakukan hal tersebut ,dst..dst...dst
Hal itu akan lebih efektif dari pada kita ( para orang tua ) hanya sekedar merintah, nyuruh-nyuruh, bahkan kadang-kadang dengan emosi & marah-marah.
Walau hanya dengan sekali-dua kali perintah,namun didasari ikhlas dan kasih sayang , serta dibarengi dengan contoh yang kongkrit dari orang tua, Insya Allah pasti akan be da hasilnya dengan kalau hanya se kedar nyuruh-nyuruh,walau berulang kali- bahkan mungkin puluhan kali.
Tepat sekali ucapan Orang bijak :
*لسان الحال أفصح من لسان المقال*
Bahasa tindakan ( maksudnya dengan memberi contoh ) lebih mengena /tepat dari pada bahasa ucapan atau sekedar nyuruh - nyuruh atau perintah.
Kembali ke masalah *Kenakalan orang tua* ada kisah menarik di zaman Amirul Mukminin Khalifah Umar bin Khattab RA,...Alkisah pada suatu hari,ada seorang Laki2 menghadap sang Khalifah Amirul Mukminin,....
mengadukan tentang kenakalan dan kebengalan anaknya...singkat cerita , dipanggillah sang anak oleh Khalifah kemudian diingatkan,dinasehati,agar hormat,patuh dan berbakti kepada orang tua.
Diluar dugaan, setelah Khalifah selesai menasehati,si anak mengajukan pertanyaan kepada Umar bin Khattab "Wahai yang mulia,adakah tugas & kewajiban seorang ayah kepada anak-anaknya..? Sontak Sang Khalifah menjawab : " Ada,.. bahkan banyak tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya "
Sang anak semakin penasaran,lalu bertanya lagi : Wahai Khalifah,apa saja tugas dan kewajiban seorang ayah kepada anak anaknya?
Khalifah menjawab : Diantara tugas/kewajiban seorang ayah terhadap anaknya :
1. Memilih / mencarikan (calon) seo rang ibu yang baik / Shalihah.
2. Memberi nama yang baik kepada sang anak.
3. Mengajarkan Al-Qur'an /ilmu-ilmu Agama kepada sang anak ".
Sang anak langsung mengadu kepada Khalifah Umar bin Khattab RA :
Wahai Khalifah,sungguh ayah saya ini,sama sekali tidak melaksanakan tiga hal tadi.
Pertama : Ibu saya,maaf... wanita berkulit hitam, non muslim dan bahkan bekas istrinya orang Majusiy (kaum penyembah Matahari/Api).
Kedua : Saya ini diberi nama oleh ayah dengan nama: Ju'alan/ Ju'al ( وقد سماني جعلا/جعرانا ) artinya sejenis hewan yang sering nempel di kotoran manusia ( Bhs Jawa Yogya : Kutis)... dan yang :
Ketiga : Ayah saya sama sekali tidak pernah mengajarkan al Qur'an kepada saya, walaupun hanya satu huruf.
Berpalinglah Khalifah Umar kepada sang ayah, lalu kemudian berkata " Wahai orang tua, kamu melaporkan kepadaku tentang kenakalan anakmu sedangkan kamu sendiri .... sebagai orang tua / ayah, telah melakukan kenakalan2 terhadap anakmu,dengan mengabaikan dan tidak peduli pada tugas2 dan kewajibanmu sebagai seorang ayah "
_______
*KENAKALAN ORANG TUA*
Sering kita menyalahkan anak, menyalahkan remaja, atau generasi muda. Sehingga muncul istilah kenakalan remaja dan lain sebagainya.
Ada baiknya kita kita para orang tua introspeksi diri , jangan buru-buru menyalahkan anak, remaja,atau generasi muda. Siapa tahu kita para orang tua (dalam kasus-kasus tertentu) punya andil yang signifikan dalam kemerosatan moral Agama si anak atau para remaja. Bahkan mungkin menjadi biang kela di kemerosotan dan dekadensi moral mereka.
Salah satu hal prinsip yang harus diperhatikan oleh kita para orang tua adalah : Uswah hasanah / أسوة حسنة ( contoh kongkrit ) >( Lisanul - Hal ) dalam hal kebaikan.
Contoh ringan dan sederhana : "kita merintah anak agar mengerjakan Shalat, ya kita harus sholat,kita nyuruh anak ngaji al Qur'an,ya kita harus membaca al-Qur'an,kita memerintah anak supaya bersikap sopan kepada orang tua,ya kita juga harus melakukan hal tersebut ,dst..dst...dst
Hal itu akan lebih efektif dari pada kita ( para orang tua ) hanya sekedar merintah, nyuruh-nyuruh, bahkan kadang-kadang dengan emosi & marah-marah.
Walau hanya dengan sekali-dua kali perintah,namun didasari ikhlas dan kasih sayang , serta dibarengi dengan contoh yang kongkrit dari orang tua, Insya Allah pasti akan be da hasilnya dengan kalau hanya se kedar nyuruh-nyuruh,walau berulang kali- bahkan mungkin puluhan kali.
Tepat sekali ucapan Orang bijak :
*لسان الحال أفصح من لسان المقال*
Bahasa tindakan ( maksudnya dengan memberi contoh ) lebih mengena /tepat dari pada bahasa ucapan atau sekedar nyuruh - nyuruh atau perintah.
Kembali ke masalah *Kenakalan orang tua* ada kisah menarik di zaman Amirul Mukminin Khalifah Umar bin Khattab RA,...Alkisah pada suatu hari,ada seorang Laki2 menghadap sang Khalifah Amirul Mukminin,....
mengadukan tentang kenakalan dan kebengalan anaknya...singkat cerita , dipanggillah sang anak oleh Khalifah kemudian diingatkan,dinasehati,agar hormat,patuh dan berbakti kepada orang tua.
Diluar dugaan, setelah Khalifah selesai menasehati,si anak mengajukan pertanyaan kepada Umar bin Khattab "Wahai yang mulia,adakah tugas & kewajiban seorang ayah kepada anak-anaknya..? Sontak Sang Khalifah menjawab : " Ada,.. bahkan banyak tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya "
Sang anak semakin penasaran,lalu bertanya lagi : Wahai Khalifah,apa saja tugas dan kewajiban seorang ayah kepada anak anaknya?
Khalifah menjawab : Diantara tugas/kewajiban seorang ayah terhadap anaknya :
1. Memilih / mencarikan (calon) seo rang ibu yang baik / Shalihah.
2. Memberi nama yang baik kepada sang anak.
3. Mengajarkan Al-Qur'an /ilmu-ilmu Agama kepada sang anak ".
Sang anak langsung mengadu kepada Khalifah Umar bin Khattab RA :
Wahai Khalifah,sungguh ayah saya ini,sama sekali tidak melaksanakan tiga hal tadi.
Pertama : Ibu saya,maaf... wanita berkulit hitam, non muslim dan bahkan bekas istrinya orang Majusiy (kaum penyembah Matahari/Api).
Kedua : Saya ini diberi nama oleh ayah dengan nama: Ju'alan/ Ju'al ( وقد سماني جعلا/جعرانا ) artinya sejenis hewan yang sering nempel di kotoran manusia ( Bhs Jawa Yogya : Kutis)... dan yang :
Ketiga : Ayah saya sama sekali tidak pernah mengajarkan al Qur'an kepada saya, walaupun hanya satu huruf.
Berpalinglah Khalifah Umar kepada sang ayah, lalu kemudian berkata " Wahai orang tua, kamu melaporkan kepadaku tentang kenakalan anakmu sedangkan kamu sendiri .... sebagai orang tua / ayah, telah melakukan kenakalan2 terhadap anakmu,dengan mengabaikan dan tidak peduli pada tugas2 dan kewajibanmu sebagai seorang ayah "
*ADAB BERDAKWAH*
*Materi ke 46 hal. 85 - 89*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
من فتنة العالم أن يكون الكلام أحب إليه من الاستماع
Diantara Fitnah Yang Kerap Menimpa Orang Berilmu Adalah Cenderung Lebih Suka Berbicara (Sesuai Pendapatnya) Daripada Mendengarkan (Pendapat Orang Lain) <al lhya': 1/61>
2- Allah berfirman:
(فذكّر ان نفعت الذكرى)
"(Oleh sebab itu berikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat" (Q.S. Al-A'ala: 9), yakni: di saat mereka bisa menerima nasehat, dahulu Nabi memperhatikan mereka dengan nasehat (dengan memilih waktu yang tepat ketika menasehati, dan Nabi tidak memberi nasehat setiap waktu agar mereka tidak bosan), dan bila kamu melihat mereka berpaling, maka diamlah! Janganlah kamu menjadi penyebab mereka mendustakan Allah dan rasul-Nya atau berpalingnya mereka dari Allah dan rasul-Nya di saat mereka jenuh!, Allah berfirman :
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
"dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan" (Q.S. Al-An'am: 108) <al Manhaj as-Sawiy: 312> keterangan senada di <Kalamul Habib Ahmad al-Atthás: 4/213>
3- Seyogyanya bagi orang yang berdakwah untuk memperbaiki pakaiannya dan penampilannya dan memilih yang bagus dalam pakaiannya dan lainnya yang dapat mendekatkan manusia kepada Allah hingga mereka dapat mengambil manfaat dengan sempurna, dan dalil yang menunjukkan hal itu adalah hadits 'Aisyah: "Telah berkumpul suatu kaum di depan pintu Nabi, maka Nabi keluar, 'Aisyah berkata: Aku melihat beliau berkaca di tempat yang ada airnya merapikan rambut dan jenggotnya yang mulia, maka aku bertanya: "Anda melakukan hal itu ya Rasulullah?", beliau menjawab:
نعم، أن الله يحب من العبد أن يتجمل لإخوانه اذا خرج اليهم
*Iya, sesungguhnya Allah menyukai dari hambanya yang memperbagus penampilannya untuk saudaranya bila keluar menemui mereka* <al-Manhaj as-Sawiy: 317> keterangan senada di <al-lhyá: 3/256>.
4- Habib Alwy bin Muhammad Al-Haddad mengatakan: "Suatu kali Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi menghadiri sebuah perkumpulan yang juga dihadiri oleh para tokoh yang semasa dengannya dan di antara mereka adalah Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya Habib Muhammad berkata: "Terlintas di hatiku untuk berbicara kepada orang-orang dan mengingatkan mereka dengan niat berdakwah kepada Allah. Lalu aku menoleh, ternyata ada Habib Abu Bakar bin umar (yang lebih tua usianya). Aku berkata kepada diriku: "Bagaimana aku akan berbicara dan Habib ini ada?". Maka aku memohon kepada Allah agar menyampaikan manfaat yang telah aku niatkan untuk mereka (Habib Alwy berkata: habib Muhammad diam karena tawadlu' kepada habib Abu Bakar). Ketika acara selesai, Habib Abu Bakar menoleh kepada Habib Muhammad dan berkata: "Ya Muhammad, yang kamu niatkan untuk orang-orang daripada manfaat dan nasehat telah Allah sampaikan di hati-hati mereka" <al Fawâid ad-Durriyyah: 5>
5- ينبغى للمدرس والداعى ومن يسمع كلامهما أن يستحضروا أن المدرس والداعى حقيقة هو الحبيب الأعظم ﷺ لأن العلم كله منه
*Hendaknya bagi pengajar dan da'i dan orang yang mendengarkan perkataan keduanya untuk menghadirkan (dalam hatinya) bahwa yang mengajar dan yang berdakwah hakekatnya adalah Nabi ﷺ yang agung, karena sesungguhnya ilmu seluruhnya berasal dari beliau.* <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
6- Seorang ulama berkata:
اذا جاءت الفصاحة ذهب النور
*Bila kefasihan datang, maka cahaya akan pergi,* hendaknya seorang khatib tidak memaksakan kefasihan dan sastra dalam bicaranya, adapun jika kefasihan itu memang sudah dari asal lidahnya, maka tidak apa-apa". <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
7- Dari Habib Imam Arif billah Abdullah bin Husain bin Thahir, ketika beliau mendengar seseorang berkata:
عليّ نحتُ القوافى من كعادتها # وما عليّ اذا لم تفهم البقر
Wajib atasku memperhatikan kata-kata yang indah dari sumbernya (ketika aku b
*Materi ke 46 hal. 85 - 89*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
من فتنة العالم أن يكون الكلام أحب إليه من الاستماع
Diantara Fitnah Yang Kerap Menimpa Orang Berilmu Adalah Cenderung Lebih Suka Berbicara (Sesuai Pendapatnya) Daripada Mendengarkan (Pendapat Orang Lain) <al lhya': 1/61>
2- Allah berfirman:
(فذكّر ان نفعت الذكرى)
"(Oleh sebab itu berikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat" (Q.S. Al-A'ala: 9), yakni: di saat mereka bisa menerima nasehat, dahulu Nabi memperhatikan mereka dengan nasehat (dengan memilih waktu yang tepat ketika menasehati, dan Nabi tidak memberi nasehat setiap waktu agar mereka tidak bosan), dan bila kamu melihat mereka berpaling, maka diamlah! Janganlah kamu menjadi penyebab mereka mendustakan Allah dan rasul-Nya atau berpalingnya mereka dari Allah dan rasul-Nya di saat mereka jenuh!, Allah berfirman :
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
"dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan" (Q.S. Al-An'am: 108) <al Manhaj as-Sawiy: 312> keterangan senada di <Kalamul Habib Ahmad al-Atthás: 4/213>
3- Seyogyanya bagi orang yang berdakwah untuk memperbaiki pakaiannya dan penampilannya dan memilih yang bagus dalam pakaiannya dan lainnya yang dapat mendekatkan manusia kepada Allah hingga mereka dapat mengambil manfaat dengan sempurna, dan dalil yang menunjukkan hal itu adalah hadits 'Aisyah: "Telah berkumpul suatu kaum di depan pintu Nabi, maka Nabi keluar, 'Aisyah berkata: Aku melihat beliau berkaca di tempat yang ada airnya merapikan rambut dan jenggotnya yang mulia, maka aku bertanya: "Anda melakukan hal itu ya Rasulullah?", beliau menjawab:
نعم، أن الله يحب من العبد أن يتجمل لإخوانه اذا خرج اليهم
*Iya, sesungguhnya Allah menyukai dari hambanya yang memperbagus penampilannya untuk saudaranya bila keluar menemui mereka* <al-Manhaj as-Sawiy: 317> keterangan senada di <al-lhyá: 3/256>.
4- Habib Alwy bin Muhammad Al-Haddad mengatakan: "Suatu kali Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi menghadiri sebuah perkumpulan yang juga dihadiri oleh para tokoh yang semasa dengannya dan di antara mereka adalah Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya Habib Muhammad berkata: "Terlintas di hatiku untuk berbicara kepada orang-orang dan mengingatkan mereka dengan niat berdakwah kepada Allah. Lalu aku menoleh, ternyata ada Habib Abu Bakar bin umar (yang lebih tua usianya). Aku berkata kepada diriku: "Bagaimana aku akan berbicara dan Habib ini ada?". Maka aku memohon kepada Allah agar menyampaikan manfaat yang telah aku niatkan untuk mereka (Habib Alwy berkata: habib Muhammad diam karena tawadlu' kepada habib Abu Bakar). Ketika acara selesai, Habib Abu Bakar menoleh kepada Habib Muhammad dan berkata: "Ya Muhammad, yang kamu niatkan untuk orang-orang daripada manfaat dan nasehat telah Allah sampaikan di hati-hati mereka" <al Fawâid ad-Durriyyah: 5>
5- ينبغى للمدرس والداعى ومن يسمع كلامهما أن يستحضروا أن المدرس والداعى حقيقة هو الحبيب الأعظم ﷺ لأن العلم كله منه
*Hendaknya bagi pengajar dan da'i dan orang yang mendengarkan perkataan keduanya untuk menghadirkan (dalam hatinya) bahwa yang mengajar dan yang berdakwah hakekatnya adalah Nabi ﷺ yang agung, karena sesungguhnya ilmu seluruhnya berasal dari beliau.* <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
6- Seorang ulama berkata:
اذا جاءت الفصاحة ذهب النور
*Bila kefasihan datang, maka cahaya akan pergi,* hendaknya seorang khatib tidak memaksakan kefasihan dan sastra dalam bicaranya, adapun jika kefasihan itu memang sudah dari asal lidahnya, maka tidak apa-apa". <atau yang semakna dengan pembahasan ini>
7- Dari Habib Imam Arif billah Abdullah bin Husain bin Thahir, ketika beliau mendengar seseorang berkata:
عليّ نحتُ القوافى من كعادتها # وما عليّ اذا لم تفهم البقر
Wajib atasku memperhatikan kata-kata yang indah dari sumbernya (ketika aku b
erbicara) dan aku tidak perdulí jika (orang awam yang seperti) sapi tidak memahaminya.
Beliau menjawab :
تركت نحت القوافى من معادنها # لان لى مقصدا أن تفهم البقر
Aku tinggalkan kata-kata indah dari sumbernya karena tujuanku memahamkan (orang awam yang seperti) sapi. (Tadzkirun Nas:13).
8- Imam Syafi'i mengatakan: seandainya aku dibebankan untuk mendapatkan satu bawang, maka aku tidak akan memahami satu masalahpun. (Maksudnya, jika seseorang ingin memahami suatu masalah, maka hendaknya berkonsentrasi dan fokus akan masalah tersebut dan jangan ada dipikirannya sesuatu yang lain walaupun perkara yang kecil.) <Kalamul Habib 'Idrús al Habsyi: 223>
9- Suatu hari Ibnu Daqiq al-'led hendak berkhutbah hari raya. Ketika dia hendak berangkat, istrinya menuntut kepadanya tepung untuk membuat roti hari raya yang di saat itu ia tidak memiliki harta. Ketika dia keluar, istrinya berkata:
(لا تنس دقيق العيد)
"Jangan lupa tepung hari rayanya!".
Maka dia berangkat dan berkhutbah. ketika dia berkhutbah, ia teringat perkataan istrinya, lalu ia berkata di tengah-tengah khutbahnya: "Jangan lupa tepung hari rayanya". Karena itu mereka menjulukinya "Ibnu Daqiq al-'led". (atau yang semakna dengan pembahasan ini).
10- Ada seorang da'i yang tidak pandai berdakwah naik mimbar untuk memberi nasehat kepada orang-orang dan meminta mereka agar diam. la berkata: "Dengarkanlah wahai sapi!". Maka mereka berkata: Bicaralah hai lembu!". <al Manhaj as Sawy: 311> keterangan senada di <Kalámul Habib 'Idrús al Habsyi: 128>
11. Diceritakan, ada seseorang menasehati Khalifah al-Makmun dan berbicara kasar kepadanya, maka al-Makmun berkata: "seseorang yang lebih baik daripada kamu menasehati orang yang lebih jelek daripada aku yaitu ketika Allah mengirim Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menasehati Firaun, Allah berfirman:
فقولا له قولا لينا
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (Q.S. Thaha: 44). <al-Jawahir al Lu'luiyyah: 90>
12- Imam Syafi'i mengatakan:
من وعظ أخاه سرا فقد نصحه وزانه، ومن وعظه علانية فقد فضحه وشانه
*Barang siapa menasehati temannya dalam keadaan sepi, berarti ia telah menasehati dan menghiasinya. Dan barang siapa menasehati temannya di depan khalayak ramai, berarti ia mempermalukan dan menodainya.*<al Manhaj as Sawy: 352> keterangan senada di <aljawahir alLu'luiyah: 893>
13- Kejadian Ibnu al-Jawzi yang terkenal, mereka mengatakan: "Ketika beliau sedang berkhutbah di atas mimbar, sekelompok orang Syi'ah dan kelompok Asya'riyah (Ahlus Suhnah Wal Jama'ah) mendatanginya dengan membawa pedangnya masing-masing. Kelompok Asya'ri mengutamakan Abu Bakar daripada Ali dan Syi'ah mengutamakan Ali. Maka mereka mengajukan pertanyaan kepadanya: Siapa yang lebih utama, yang lebih dekat dan lebih dicintai Nabi , Ali atau Abu Bakar?". la menjadi bingung dengan jawabannya. Jika menjawab "Abu Bakar", maka ia akan dicelakai oleh golongan Syi'ah. Dan bila menjawab "Ali", maka ia akan dicelakai oleh golongan Asy'ari. Maka ia menjawab: 'Yang lebih utama adalah orang yang putrinya (Nabi/ Abu Bakar) menjadi istrinya (Ali/ Nabi). Kedua kelompok merasa gembira dan masingmasing menafsirkan perkataan Ibnu alJauzi dengan tafsiran versi mereka sendiri. Kelompok Asy'ari menafsirkan perkataan (putrinya menjadi istrinya): 'putri Abu Bakar yakni 'Aisyah menjadi istri Nabi , maka ia yang lebih utama. Dan Syi'ah mengatakan putri Nabi yakni Fatimah Zahra menjadi istri Ali, maka ia yang lebih utama". <Syarh al Yaqut an-Nafis: 3/254>
Kamis, 16 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
Beliau menjawab :
تركت نحت القوافى من معادنها # لان لى مقصدا أن تفهم البقر
Aku tinggalkan kata-kata indah dari sumbernya karena tujuanku memahamkan (orang awam yang seperti) sapi. (Tadzkirun Nas:13).
8- Imam Syafi'i mengatakan: seandainya aku dibebankan untuk mendapatkan satu bawang, maka aku tidak akan memahami satu masalahpun. (Maksudnya, jika seseorang ingin memahami suatu masalah, maka hendaknya berkonsentrasi dan fokus akan masalah tersebut dan jangan ada dipikirannya sesuatu yang lain walaupun perkara yang kecil.) <Kalamul Habib 'Idrús al Habsyi: 223>
9- Suatu hari Ibnu Daqiq al-'led hendak berkhutbah hari raya. Ketika dia hendak berangkat, istrinya menuntut kepadanya tepung untuk membuat roti hari raya yang di saat itu ia tidak memiliki harta. Ketika dia keluar, istrinya berkata:
(لا تنس دقيق العيد)
"Jangan lupa tepung hari rayanya!".
Maka dia berangkat dan berkhutbah. ketika dia berkhutbah, ia teringat perkataan istrinya, lalu ia berkata di tengah-tengah khutbahnya: "Jangan lupa tepung hari rayanya". Karena itu mereka menjulukinya "Ibnu Daqiq al-'led". (atau yang semakna dengan pembahasan ini).
10- Ada seorang da'i yang tidak pandai berdakwah naik mimbar untuk memberi nasehat kepada orang-orang dan meminta mereka agar diam. la berkata: "Dengarkanlah wahai sapi!". Maka mereka berkata: Bicaralah hai lembu!". <al Manhaj as Sawy: 311> keterangan senada di <Kalámul Habib 'Idrús al Habsyi: 128>
11. Diceritakan, ada seseorang menasehati Khalifah al-Makmun dan berbicara kasar kepadanya, maka al-Makmun berkata: "seseorang yang lebih baik daripada kamu menasehati orang yang lebih jelek daripada aku yaitu ketika Allah mengirim Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menasehati Firaun, Allah berfirman:
فقولا له قولا لينا
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (Q.S. Thaha: 44). <al-Jawahir al Lu'luiyyah: 90>
12- Imam Syafi'i mengatakan:
من وعظ أخاه سرا فقد نصحه وزانه، ومن وعظه علانية فقد فضحه وشانه
*Barang siapa menasehati temannya dalam keadaan sepi, berarti ia telah menasehati dan menghiasinya. Dan barang siapa menasehati temannya di depan khalayak ramai, berarti ia mempermalukan dan menodainya.*<al Manhaj as Sawy: 352> keterangan senada di <aljawahir alLu'luiyah: 893>
13- Kejadian Ibnu al-Jawzi yang terkenal, mereka mengatakan: "Ketika beliau sedang berkhutbah di atas mimbar, sekelompok orang Syi'ah dan kelompok Asya'riyah (Ahlus Suhnah Wal Jama'ah) mendatanginya dengan membawa pedangnya masing-masing. Kelompok Asya'ri mengutamakan Abu Bakar daripada Ali dan Syi'ah mengutamakan Ali. Maka mereka mengajukan pertanyaan kepadanya: Siapa yang lebih utama, yang lebih dekat dan lebih dicintai Nabi , Ali atau Abu Bakar?". la menjadi bingung dengan jawabannya. Jika menjawab "Abu Bakar", maka ia akan dicelakai oleh golongan Syi'ah. Dan bila menjawab "Ali", maka ia akan dicelakai oleh golongan Asy'ari. Maka ia menjawab: 'Yang lebih utama adalah orang yang putrinya (Nabi/ Abu Bakar) menjadi istrinya (Ali/ Nabi). Kedua kelompok merasa gembira dan masingmasing menafsirkan perkataan Ibnu alJauzi dengan tafsiran versi mereka sendiri. Kelompok Asy'ari menafsirkan perkataan (putrinya menjadi istrinya): 'putri Abu Bakar yakni 'Aisyah menjadi istri Nabi , maka ia yang lebih utama. Dan Syi'ah mengatakan putri Nabi yakni Fatimah Zahra menjadi istri Ali, maka ia yang lebih utama". <Syarh al Yaqut an-Nafis: 3/254>
Kamis, 16 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*Footnote 1*
____________
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا )
رواه مسلم ( 2674 )
Rasulullah ﷺ bersabda, *Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapat pahala seperti pahala mereka yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka (yang mengikutinya) sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapat dosa seperti dosa mereka yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka (yang mengikutinya) sedikit pun.*
____________
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا )
رواه مسلم ( 2674 )
Rasulullah ﷺ bersabda, *Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapat pahala seperti pahala mereka yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka (yang mengikutinya) sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapat dosa seperti dosa mereka yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka (yang mengikutinya) sedikit pun.*
*Footnote 2*
__________
ولا يستطيع أحد أن ينفع خلق الله بمثل دعوتهم إلى الله تعالى، بتعريفهم ما يجب له من التوحيد والطاعة، وتذكيرهم بآياته وآلائه وتبشيرهم برحمته، وتحذيرهم من سخطه الواقع بالمتعرضين له من الكافرين والفاسقين.
al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad ra. berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat memberi manfaat kepada makhluk Allah sebagaimana berdakwah mengajak menuju pintu Allah Swt. Dengan cara mengajar hal-hal wajib, seperti tauhid dan ketaatan, mengingatkan tentang tanda-tanda kebesaran dan nikmat-Nya, dan memberi kabar gembira tentang rahmat-Nya dan peringatan akan murka-Nya yang mengenai orang yang berpaling dari-Nya, seperti orang-orang kafir dan fasik." <al-Manhaj as-Sawy: 307>
__________
ولا يستطيع أحد أن ينفع خلق الله بمثل دعوتهم إلى الله تعالى، بتعريفهم ما يجب له من التوحيد والطاعة، وتذكيرهم بآياته وآلائه وتبشيرهم برحمته، وتحذيرهم من سخطه الواقع بالمتعرضين له من الكافرين والفاسقين.
al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad ra. berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat memberi manfaat kepada makhluk Allah sebagaimana berdakwah mengajak menuju pintu Allah Swt. Dengan cara mengajar hal-hal wajib, seperti tauhid dan ketaatan, mengingatkan tentang tanda-tanda kebesaran dan nikmat-Nya, dan memberi kabar gembira tentang rahmat-Nya dan peringatan akan murka-Nya yang mengenai orang yang berpaling dari-Nya, seperti orang-orang kafir dan fasik." <al-Manhaj as-Sawy: 307>
*Footnote 3*
_____________
قال سيدنا الإمام أحمد بن حسن العطاس نفع الله به: أكثروا من الدعوة إلى الله، فإذا لم يسمع دعوتك هذا سمعها غيره، واذا لم تسمع فى وقت سمعت فى وقت اخر، والا سمعها أحد فى صلب أبيه وانتفع بها فى المستقبل، ومثل الدعوة إلى الله مثل الحبة : تضعها فى الأرض وما تدري الا وقد اثمرت وصارت بستانا
Al-Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, semoga Allah memberi manfaat melaluinya, berkata, "Perbanyaklah berdakwah mengajak kepada Allah. Jika seseorang tidak mau mendengar ajakanmu, maka yang lain akan mendengarkannya. Jika tidak didengar pada suatu waktu, maka akan didengar di waktu yang lain. Atau seseorang yang masih di sulbi ayahnya akan mendengar dan akan mendapatkan manfaat dengannya di waktu mendatang. Berdakwah mengajak kepada Allah seperti sebutir biji yang diletakkan di tanah. Engkau tidak akan menyadari, tiba-tiba dia telah berbuah dan menjadi kebun." <al-Manhaj as-Sawy: 307>
_____________
قال سيدنا الإمام أحمد بن حسن العطاس نفع الله به: أكثروا من الدعوة إلى الله، فإذا لم يسمع دعوتك هذا سمعها غيره، واذا لم تسمع فى وقت سمعت فى وقت اخر، والا سمعها أحد فى صلب أبيه وانتفع بها فى المستقبل، ومثل الدعوة إلى الله مثل الحبة : تضعها فى الأرض وما تدري الا وقد اثمرت وصارت بستانا
Al-Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, semoga Allah memberi manfaat melaluinya, berkata, "Perbanyaklah berdakwah mengajak kepada Allah. Jika seseorang tidak mau mendengar ajakanmu, maka yang lain akan mendengarkannya. Jika tidak didengar pada suatu waktu, maka akan didengar di waktu yang lain. Atau seseorang yang masih di sulbi ayahnya akan mendengar dan akan mendapatkan manfaat dengannya di waktu mendatang. Berdakwah mengajak kepada Allah seperti sebutir biji yang diletakkan di tanah. Engkau tidak akan menyadari, tiba-tiba dia telah berbuah dan menjadi kebun." <al-Manhaj as-Sawy: 307>
*Footnote 4*
____________
*Perangkap Mujarrab Untuk Memburu Ilmu Ladunni*
ما رأيت شبكة للعلم اللدنى مثل نشر الدعوة العامة فهي مجربة لاقتناص العلم اللدنى، فالحبيب احمد بن عمر بن سميط ليس كثير العلم ولا كثير العمل، لكنه أمضى وقته كله فى نشر الدعوة العامة، فبلغ إلى مرتبة عالية، وصار فى وقته احب الناس الى النبى ﷺ.
Habib Ahmad bin Hasan Al-'Atthos ra. berkata, *Aku tak melihat perangkap bagi ilmu ladunni, seperti menyebarkan dakwah yang menyeluruh.* Hal itu mujarab untuk memburu ilmu ladunni. Al-Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith bukanlah orang yang banyak ilmu d akan tetapi beliau menghabiskan keseluruhan waktunya dalam menyebarkan dakwah. Maka beliau mencapai kedudukan yang tinggi, dan di masanya beliau menjadi orang yang paling dicintai oleh Nabi ﷺ".
Beliau juga berkata: Diceritakan kepada kami bahwa asy-Syaikh Abdullah bin Abdul Bâqiy asy- Syu'ab al-Madaniy termasuk orang yang bertemu dengan Nabi ﷺ dalam keadaan terjaga. Beliau pernah bertanya kepada setiap pendatang dari Hadramaut, "Ceritakan kepadaku tentang as-Sayyid Ahmad bin Umar bin Sumaith, apakah amal perbuatan dan kedudukannya? Sesungguhnya tidaklah aku bertemu dengan Nabi ﷺ kecuali selalu kudengar beliau sering memujinya dengan pujian yang agung". Maka disampaikan kepadanya, *Kebiasaan beliau dan keadaannya, selalu berdakwah mengajak kepada Allah dan memerintahkan untuk itu.* Lalu dia berkata, Karena itulah Nabi ﷺ mencintai dan memujinya.".
Junjungan kami al-Imam Ali bin Mubammad al-Habsyi. semoga Allah memberi manfaat melaluinya,berkata, *Sesungguhnya berdakwah mengajak kepada Allah merupakan pondasi terkuat untuk berhubungan dengan yang tercinta Nabi Muhammad ﷺ*. <al-Manhaj as-Sawy: 308>
____________
*Perangkap Mujarrab Untuk Memburu Ilmu Ladunni*
ما رأيت شبكة للعلم اللدنى مثل نشر الدعوة العامة فهي مجربة لاقتناص العلم اللدنى، فالحبيب احمد بن عمر بن سميط ليس كثير العلم ولا كثير العمل، لكنه أمضى وقته كله فى نشر الدعوة العامة، فبلغ إلى مرتبة عالية، وصار فى وقته احب الناس الى النبى ﷺ.
Habib Ahmad bin Hasan Al-'Atthos ra. berkata, *Aku tak melihat perangkap bagi ilmu ladunni, seperti menyebarkan dakwah yang menyeluruh.* Hal itu mujarab untuk memburu ilmu ladunni. Al-Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith bukanlah orang yang banyak ilmu d akan tetapi beliau menghabiskan keseluruhan waktunya dalam menyebarkan dakwah. Maka beliau mencapai kedudukan yang tinggi, dan di masanya beliau menjadi orang yang paling dicintai oleh Nabi ﷺ".
Beliau juga berkata: Diceritakan kepada kami bahwa asy-Syaikh Abdullah bin Abdul Bâqiy asy- Syu'ab al-Madaniy termasuk orang yang bertemu dengan Nabi ﷺ dalam keadaan terjaga. Beliau pernah bertanya kepada setiap pendatang dari Hadramaut, "Ceritakan kepadaku tentang as-Sayyid Ahmad bin Umar bin Sumaith, apakah amal perbuatan dan kedudukannya? Sesungguhnya tidaklah aku bertemu dengan Nabi ﷺ kecuali selalu kudengar beliau sering memujinya dengan pujian yang agung". Maka disampaikan kepadanya, *Kebiasaan beliau dan keadaannya, selalu berdakwah mengajak kepada Allah dan memerintahkan untuk itu.* Lalu dia berkata, Karena itulah Nabi ﷺ mencintai dan memujinya.".
Junjungan kami al-Imam Ali bin Mubammad al-Habsyi. semoga Allah memberi manfaat melaluinya,berkata, *Sesungguhnya berdakwah mengajak kepada Allah merupakan pondasi terkuat untuk berhubungan dengan yang tercinta Nabi Muhammad ﷺ*. <al-Manhaj as-Sawy: 308>
*Footnote 5*
____________
*DEMI DAKWAH SINGA PUN DIHADAPINYA*
“Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa!”
Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis. Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.
Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat.
Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.
Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar). Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.
Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.
Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.
Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!”
Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!”
Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut. Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut! “Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”
Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan. Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan.
Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.
Kisah ini pernah diceritakan almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa.
____________
*DEMI DAKWAH SINGA PUN DIHADAPINYA*
“Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa!”
Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis. Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.
Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat.
Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.
Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar). Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.
Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.
Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.
Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!”
Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!”
Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut. Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut! “Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”
Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan. Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan.
Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.
Kisah ini pernah diceritakan almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa.
*HAL YANG LAYAK DIBAHAS OLEH DAI DAN YANG TIDAK*
*Materi ke 47 hal. 89 - 90*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu Mengatakan: "Aku telah menghafal dua bejana ilmu dari Rasulullah , salah satunya aku sebarkan dan yang lain jika aku sebarkan, sungguh akan terputus urat leherku ini". <alManhaj as- Sawiy: 314> keterangan senada di <al-lhyá': 1/94>
2- Syekh al-Quthb Abdullah bin Alwy Al-Haddad mengatakan: "Ada dua hal yang semestinya tidak disebutkan dan diperdengarkan kepada orang awam;
دقائق العقائد ودقائق الأحكام
(masalah akidah yang rumit dan hukum yang rumit). Sebab bila kamu memperhatikan mereka dalam kedua hal itu, sungguh kamu tidak akan melihat sholat mereka benar sesuai aturan madzhabnya, seperti melafalkan lafadz (ض) 'dhod' yang benar dan sejenisnya, tapi biarkanlah keadaan mereka jika sudah sesuai dengan madzhab tertentu. Dan jika kamu memaksa mereka, maka kamu tidak akan bisa mendapati mereka sesuai keinginanmu. Begitu juga dalam urusan akidah, janganlah kamu menyampaikan hal-hal yang rumit kepada mereka, tapi cukup dengan kamu melihat salah seorang di antara mereka mengatakan; Allah bersama kami, Allah melihat kami dan semisalnya, maka itu sudah cukup untuk mereka" <al-Manhaj asSawiy: 315> keterangan senada <Tatsbitul Fuád: 2/38>
3- ينبغى أن يدور كلام العالم بالله مع عامة المؤمنين على ثلاثة أمور: أحدها التذكير بالنعم، والثانى التزام الطاعة، الثالث اجتناب المعصية، وكل عالم اخذ يتكلم مع العامة بغير ما يدخل تحت هذه الثلاثة فهو فتان.
Hendaknya pembicaraan seorang alim kepada kebanyakan orang hanya seputar tiga hal:
a). mengingatkan kenikmatan Allah,
b). menekuni ketaatan,
c). menjauhi maksiat,
Dan setiap orang alim yang berbicara di hadapan khalayak ramai selain dari yang tiga tadi, maka ia adalah pemfitnah. <alManhaj as-Sawiy: 316> keterangan senada di <al Hikam al Haddadiyyah: 17>
4- Merupakan suatu kejelekan bagi orang alim saat berbicara dalam satu hukum tentang kewajiban atau fadhilah kebaikan atau sesuatu yang diharamkan, jika ia diminta menyebutkan sebagian dari firman Allah atau sabda rasul-Nya yang membahas perkara itu ia tidak bisa menyampaikannya sedikit pun, karena sesungguhnya dada orang mukmin menjadi lapang dengan firman Allah dan sabda rasul-Nya dan dengannya hati mereka menjadi tenang dan semangat mereka menjadi bangkit. <an Nashaih ad-Diniyyah: 78>
Juma't Mubârokah 17 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*Materi ke 47 hal. 89 - 90*
بسم الله الرحمن الرحيم
1- Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu Mengatakan: "Aku telah menghafal dua bejana ilmu dari Rasulullah , salah satunya aku sebarkan dan yang lain jika aku sebarkan, sungguh akan terputus urat leherku ini". <alManhaj as- Sawiy: 314> keterangan senada di <al-lhyá': 1/94>
2- Syekh al-Quthb Abdullah bin Alwy Al-Haddad mengatakan: "Ada dua hal yang semestinya tidak disebutkan dan diperdengarkan kepada orang awam;
دقائق العقائد ودقائق الأحكام
(masalah akidah yang rumit dan hukum yang rumit). Sebab bila kamu memperhatikan mereka dalam kedua hal itu, sungguh kamu tidak akan melihat sholat mereka benar sesuai aturan madzhabnya, seperti melafalkan lafadz (ض) 'dhod' yang benar dan sejenisnya, tapi biarkanlah keadaan mereka jika sudah sesuai dengan madzhab tertentu. Dan jika kamu memaksa mereka, maka kamu tidak akan bisa mendapati mereka sesuai keinginanmu. Begitu juga dalam urusan akidah, janganlah kamu menyampaikan hal-hal yang rumit kepada mereka, tapi cukup dengan kamu melihat salah seorang di antara mereka mengatakan; Allah bersama kami, Allah melihat kami dan semisalnya, maka itu sudah cukup untuk mereka" <al-Manhaj asSawiy: 315> keterangan senada <Tatsbitul Fuád: 2/38>
3- ينبغى أن يدور كلام العالم بالله مع عامة المؤمنين على ثلاثة أمور: أحدها التذكير بالنعم، والثانى التزام الطاعة، الثالث اجتناب المعصية، وكل عالم اخذ يتكلم مع العامة بغير ما يدخل تحت هذه الثلاثة فهو فتان.
Hendaknya pembicaraan seorang alim kepada kebanyakan orang hanya seputar tiga hal:
a). mengingatkan kenikmatan Allah,
b). menekuni ketaatan,
c). menjauhi maksiat,
Dan setiap orang alim yang berbicara di hadapan khalayak ramai selain dari yang tiga tadi, maka ia adalah pemfitnah. <alManhaj as-Sawiy: 316> keterangan senada di <al Hikam al Haddadiyyah: 17>
4- Merupakan suatu kejelekan bagi orang alim saat berbicara dalam satu hukum tentang kewajiban atau fadhilah kebaikan atau sesuatu yang diharamkan, jika ia diminta menyebutkan sebagian dari firman Allah atau sabda rasul-Nya yang membahas perkara itu ia tidak bisa menyampaikannya sedikit pun, karena sesungguhnya dada orang mukmin menjadi lapang dengan firman Allah dan sabda rasul-Nya dan dengannya hati mereka menjadi tenang dan semangat mereka menjadi bangkit. <an Nashaih ad-Diniyyah: 78>
Juma't Mubârokah 17 Agustus 2018
*Ubaidillah Arsyad Djaelani*
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
*Footnote 1*
___________
1. Al-Imam al-Ghazali ra. berkata, "Tidak diperbolehkan berbicara panjang lebar tentang hakikat ilmu yang rumit kepada orang awam. Tetapi hendaknya berbicara kepada mereka cukup pada pelajaran ibadah, amanah dalam usaha yang menjadi kebiasaan mereka, dan memenuhi hati mereka dengan rasa harap dan takut terhadap surga dan neraka, seperti yang disebut oleh Al-Qur'an."
2. Al-Imam Idrus bin Umar al-Habsyi, semoga Allah memberi manfaat melaluinya, berkata, *Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi manusia di zaman ini melebihi pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan jalan hidup para pendahulu yang saleh*. Pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan nikmat-Nya akan bermanfaat dan membawa mereka bersyukur kepada Allah Swt.. Sedangkan berbicara mengenai jalan hidup para pendahulu yang saleh, akan membawa mereka untuk mengikuti dan meneladani mereka." (al-Manhaj as-Sawy: 321)
___________
1. Al-Imam al-Ghazali ra. berkata, "Tidak diperbolehkan berbicara panjang lebar tentang hakikat ilmu yang rumit kepada orang awam. Tetapi hendaknya berbicara kepada mereka cukup pada pelajaran ibadah, amanah dalam usaha yang menjadi kebiasaan mereka, dan memenuhi hati mereka dengan rasa harap dan takut terhadap surga dan neraka, seperti yang disebut oleh Al-Qur'an."
2. Al-Imam Idrus bin Umar al-Habsyi, semoga Allah memberi manfaat melaluinya, berkata, *Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi manusia di zaman ini melebihi pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan jalan hidup para pendahulu yang saleh*. Pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan nikmat-Nya akan bermanfaat dan membawa mereka bersyukur kepada Allah Swt.. Sedangkan berbicara mengenai jalan hidup para pendahulu yang saleh, akan membawa mereka untuk mengikuti dan meneladani mereka." (al-Manhaj as-Sawy: 321)