halo hai selamat malam nobels.
Sudah lama tidak berjumpa setelah kami hiatus. Apakah kalian merindukan Nobel? Engga jg gapapa.
Kalian belum tidur nih?
Kalau belum temenin simak bareng aku yuk. Sebelumnya perkenalkan aku Bomi Whestly selaku crew disini.
Nah, aku mau ajak kalian buat tau fakta seputar sudut dunia yang menarik nih, penasaran? So, stay tuned😉
Sudah lama tidak berjumpa setelah kami hiatus. Apakah kalian merindukan Nobel? Engga jg gapapa.
Kalian belum tidur nih?
Kalau belum temenin simak bareng aku yuk. Sebelumnya perkenalkan aku Bomi Whestly selaku crew disini.
Nah, aku mau ajak kalian buat tau fakta seputar sudut dunia yang menarik nih, penasaran? So, stay tuned😉
Tahun berjaya Monowi adalah pada tahun 1930-an di mana populasi mencapai 150 orang. Seperti komunitas kecil lainnya di dataran luas, tempat itu harus kehilangan banyak generasi mudanya karena harus pergi ke kota untuk mencari pengalaman dan karir yang lebih baik.
Selama sensus tahun 2000, desa ini punya total populasi sebanyak 2 orang, hanya sepasang suami istri bernama Rudy dan Elsie Eiler. Rudy meninggal pada tahun 2004, meninggalkan istrinya sebagai satu-satunya penduduk di sana.
Di desa ini, akhirnya Elsie berperan sebagai walikota, mengadakan lisensi minuman keras untuk dirinya dan membayar pajak untuk dirinya sendiri. Dia diwajibkan untuk membuat rencana jalan kota setiap tahun untuk mendapatkan dana negara untuk empat lampu jalan di desa tersebut.
Selama sensus tahun 2000, desa ini punya total populasi sebanyak 2 orang, hanya sepasang suami istri bernama Rudy dan Elsie Eiler. Rudy meninggal pada tahun 2004, meninggalkan istrinya sebagai satu-satunya penduduk di sana.
Di desa ini, akhirnya Elsie berperan sebagai walikota, mengadakan lisensi minuman keras untuk dirinya dan membayar pajak untuk dirinya sendiri. Dia diwajibkan untuk membuat rencana jalan kota setiap tahun untuk mendapatkan dana negara untuk empat lampu jalan di desa tersebut.
Desa "panggung" terapung di Kotamadya Banguingui (sebelumnya Tongkil), Kepulauan Samales, Filipina. Filipina Selatan dan di Kepulauan Sulu yang termasuk Kepulauan Samales, adalah rumah para Badjaos.
Kaum Badjaos adalah kaum muslim minoritas yang menjadi 5 persen populasi Filipina dan berpusat sebagian besar di bagian selatan negeri ini. Diketahui sebagai "gipsi laut", mereka menangkap ikan dan kerang serta mutiara.
Mereka tinggal di pedesaan di atas panggung. Sebuah jalan terbuka dari terumbu karang menjadikan mereka dengan mudah menuju lautan lepas.
Kaum Badjaos adalah kaum muslim minoritas yang menjadi 5 persen populasi Filipina dan berpusat sebagian besar di bagian selatan negeri ini. Diketahui sebagai "gipsi laut", mereka menangkap ikan dan kerang serta mutiara.
Mereka tinggal di pedesaan di atas panggung. Sebuah jalan terbuka dari terumbu karang menjadikan mereka dengan mudah menuju lautan lepas.
Sebuah pemukiman yang bertema catur mungkin terdengar seperti sesuatu yang diimpikan oleh Lewis Carroll tapi Republik Kalmykia yang tertinggal telah mengubahnya menjadi kenyataan, meski memakan biaya mahal. Dengan jalanan yang tertata rapi dan istana catur yang megah, pemukiman tersebut didalangi oleh presiden catur yang terobsesi banget dengan catur (Kirsan Ilyumzhinov), namun sebagian besar pemukiman ini sangatlah sepi.
Dengan 250 pasang saudara kembar yang terdata, Desa Kodinhi di India, di Kerala, tercatat enam kali lebih banyak terjadi kelahiran kembar daripada rata-rata di seluruh dunia. Dr. Krishnan Sribiju telah mempelajari fenomena kembar yang aneh di Kodhini selama enam tahun terakhir ini.
Ia mengatakan bahwa walaupun 250 pasang telah terdaftar, mungkin ada sekitar 300-350 pasangan saudara kembar. Penduduk desa mengatakan bahwa jumlah saudara kembar yang luar biasa tinggi ini mulai terlahir tiga generasi yang lalu dan sejak saat itu terus meningkat.
Ia mengatakan bahwa walaupun 250 pasang telah terdaftar, mungkin ada sekitar 300-350 pasangan saudara kembar. Penduduk desa mengatakan bahwa jumlah saudara kembar yang luar biasa tinggi ini mulai terlahir tiga generasi yang lalu dan sejak saat itu terus meningkat.
Manshiyat Naser, yang juga dikenal dengan kota sampah, adalah pemukiman super kumuh di pusat Bukit Mokattam di pinggiran kota Kairo, Mesir. Perekonomiannya berkisar pada pengumpulan dan daur ulang sampah kota. Meskipun kawasan ini memiliki jalan, pertokoan, dan apartemen seperti daerah lain di kota, namun infrastrukturnya sangat kekurangan air bersih, saluran pembuangan, atau listrik.
Masing-masing penghuninya berukuran lebih pendek daripada 150 cm. Desa pegunungan yang aneh di Kunming ini diciptakan (tergantung pada sumbernya) sebagai tempat yang aman bagi para "kurcaci" Tiongkok yang teraniaya atau sebagai taman hiburan yang "garing".
Akhir-akhir ini kondisinya lebih baik. Selain khusus "kurcaci", desa ini sempat dianggap aneh mengingat adanya rumah jamur aneh yang mengotori pemandangan di sana, kostum abad pertengahan yang dipakai para penghuni mungil tersebut dan sejumlah musik aneh yang digunakan untuk menarik perhatian para pengunjung.
Akhir-akhir ini kondisinya lebih baik. Selain khusus "kurcaci", desa ini sempat dianggap aneh mengingat adanya rumah jamur aneh yang mengotori pemandangan di sana, kostum abad pertengahan yang dipakai para penghuni mungil tersebut dan sejumlah musik aneh yang digunakan untuk menarik perhatian para pengunjung.