MakWok
72 subscribers
296 photos
310 links
Writer and Surau_2.0 founder
Download Telegram
Tinggal luruskan niat _lillahita'ala_ dan teladani jalan _Rasulullah_ dalam menggapainya.
Itulah syarat semua amal diterima-Nya.
Jangan sampai di akhirat nanti.
Kita terbelalak ketika menerima kitab amal dari belakang dan kiri Kita. _Na'uzubillah_.

Batam, #273/130224
IG @MakWock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Terbelalak #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Penggenggam Bara

Oleh: Mak Wok

Dizaman akhir ini menyampaikan kebenaran setelah melalui proses berpikir yang benar seperti menggenggam bara api.

Ini sebuah keniscayaan sebagai yang dikabarkan melalui sabda nabi _shalallahualaihiwasalam_

Jika seandainya ini bukan bagian dari kewajiban. Mungkin akan memilih mengunci lisan dan tulisan.

Disitulah letaknya ujian kesabaran dan keikhlasan. Penentangan terberat akan datang dari orang terdekat.

Ujian berat para nabi juga datang dari yang dekat.
Ada yang diuji lewat anak, istri, saudara, paman.

Para penggenggam bara api banyak juga yang akhirnya kalah dan menyerah.

Tidak tahan dengan panas dan perihnya terbakar bara.

Pegang erat baranya. Tahan sampai puncaknya perih dan panas.

Maka setelahnya bara akan padam karena udara tidak bisa melewati kuatnya genggaman.

Akan terasa lebih ringan. Tinggal menahan sakitnya pemulihan.

Kelak di akhirat semua ini tinggal cerita. Sama halnya ketika sekarang akhirat hanya bisa diceritakan.

Saya juga terseok-seok menjalani ujian dari orang terdekat.

Alhamdulillah setelah mendapat nasehat berharga dari guru. Kaki ini terasa menguat untuk tetap tegak berdiri.

Berat memang, _bismillah_ terus menata diri, agar bisa lebih baik lagi menggali _asbab_ yang mungkin terlewati.

_Hasbunallahwanikmalwakiil nikmalmaulawanikmannasiir_

Batam, #274/140224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#PenggenggamBara #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Kereta

Oleh: Mak Wok

Kereta api dan kereta listrik. Merupakan moda transportasi populer dibanyak tempat.

Saking populernya, banyak filem lawas yang mengambil latar tempat di kereta.

Baik adegan perkelahian, perang, makan bareng bahkan romantisan.

Para penumpang bisa menikmati pemandangan keluar secara sekilas.

Semakin cepat keretanya. Akan semakin sekilas pandangan luar kereta yang terlihat

Hidup ini juga sedang menumpang kereta waktu.

Apapun kegiatan yang dilakoni di kereta waktu ini. Pasti akan sampai pada stasiun.

Bagi yang bisa maksimal melakukan amal baik. Tentu akan transit ke stasiun akhir yang juga baik.

Bagi yang lebih nyaman dalam beramal buruk. Karena ramai orang yang sama-sama melakukan.
Transitnya juga akan menuju tempat yang buruk.

Banyak yang terlena melihat keluar kereta. Sehingga lupa beramal yang berguna di stasiun akhir.

Lalai, memang sudah tabiat manusia. Salah dalam beramal tentu segera kembali keawal.

Agar tidak larut dalam kesalahan.
Salah dan benar ini wilayah akal. Maka sandarkan kepada standar kebenaran.
Yaitu yang datang dari zat yang Maha Benar.

Tentu jangan sampai kebablasan, sehingga seolah-olah menjadi penentu kebenaran.

Selagi proses berpikir yang digunakan sudah benar. Pegang teguh hasilnya walau langit runtuh sekalipun.

Batam, #275/140224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Kereta #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Amnesia Bareng?

Oleh: Mak Wok

Amnesia umumnya dikenal dalam dunia medis. Seseorang yang lupa ingatan. Baik temporal, parsial atau permanen. Tapi kok bisa ya, banyak orang bareng-bareng seperti terkena amnesia?

Dulu ketika Soeharto mundur tanpa kudeta dengan sedikit drama.
Ramai orang yang menghujatnya. Dengan berbagai rupa dan cara.

Seperti amnesia sejarah, belakangan banyak muncul kalimat satire.
"Enak di jamanku toh" lengkap dengan fotonya.

Dulu yang puluhan tahun seperti seteru abadi.
Simerah yang jadi korban sikuning. Belakangan bisa berangkulan dalam berbagi kue kekuasaan.

Ketika giliran simerah yang berkuasa. Sikuning kembali bisa berpesta. Bahkan banyak orang yang amnesia. Ketika sikuning kembali meningkat tajam basis pendukungnya
"Selamat bergabung kembali bung", begitu tagline yang beredar luas dimana-mana.
Padahal dulunya sikuning dicaci maki sebagai biang kerok kehancuran.

Dulu ada pensiunan militer yang naik daun dan melenggang keistana. Sibiru dengan lambang _mercy_- nya banyak dipuja-puja.

"Katakan tidak pada korupsi" begitu indah terdengar dilayar kaca.
Namun kenyataan tidak seindah retorika. Sibiru dihantam prahara.

Petinggi yang pandai beretorika dianggap sangat lamban dalam mengambil langkah.
Gejala amnesia bareng kembali mengemuka.
Awalnya dipuja, berakhir dengan hinaan sedemikian rupa. Bahkan sampai ada kerbau segala yang dibawa massa.

Dulu ada juga yang konon katanya macan asia. Didukung dengan sangat cetar membahana. Bahkan oleh ulama terkemuka.
Sampai-sampai tercipta jurang menganga dikalangan _fansbase_ -nya.

_Vis a vis_ dengan pemuja kubu satunya. Yang sangat sederhana dan rela masuk gorong-gorong dikala memimpin ibu kota. Jangan tanya apa kabarnya esemka. Ya, sudahlah ya.

Banyak yang amnesia, padahal mereka awalnya berada diperahu yang sama dengan ciri khas kemeja kotak-kotaknya.

Ketika sang macan asia mulai mengeong karena makan sepiring nasi goreng yang melegenda.
Mereka kembali keperahu yang sama.

Kucing asia melenggang masuk istana berbagi kekuasaan sedemikian rupa. Tapi sayang ulama pendukungnya malah masuk penjara. Bahkan jamaah ulama ada yang gugur dengan cerita "Km 50"-nya.

Ramai yang rusak interaksinya antar sesama. Istri berani melawan suaminya. Bahkan ada yang bercerai atau sekedar hampir saja.
Kawan seiring tidak lagi bertegur sapa. Keluar grup wa, itu mah udah biasa.
Saling sindir bahkan saling caci antar _kecebong_ dan _kampret_ merebak dimana-mana.
Setelah pujaan mereka masuk istana. Lahirlah istilah baru dengan beragam nama. Lengkap dengan gambar ilustrasinya. _Bongpret, kecepret_ dan banyak lagi ragamnya.

Amnesia bareng-bareng itu menggejala, sepertinya musiman, ya. Durasinya unik antara lima tahunan atau sepuluhtahunan.

Seharusnya _bongpret_ bahagia bersama ketika pujaan dan anak pujaan mereka dulu. Punya peluang besar barengan jadi penguasa.

Tapi sayang gejala amnesia bareng-bareng kembali melanda. Pujaan dan pujian serta harapan mereka dahulu dengan mudah dialihkan ke yang selain mereka.

Yang dulunya dipuja-puja belakangan malah jadi sasaran _bully_.
Bahkan ada filem dokumenternya segala.
Walau sekarang mendadak menghilang dari dunia maya.

Dugaan kuat kecurangan merebak keseantero jagad maya. Jadi bahan perbincangan pelipur lara kekecewaan pemuja yang kalah.

Amnesia bareng-bareng tampaknya juga kembali melanda untuk kesekian kalinya.

Yang sekarang hampir menang. Dulunya juga kuat menduga sudah dicurangi. Lengkap dengan bertruk-truk yang katanya barang bukti.
Bahkan ratusan nyawa penyelenggara tingkat bawah melayang sia-sia. Katanya sih, kelelahan. Secara medis sulit diterima logika.
Tidak lama pimpinan puncak panitia juga berpulang kepangkuan _Illahi_. Memang sebab kematian itu cuma satu yaitu ajal. Tetap saja meninggalkan misteri.

Ketika ada kawan atau kelompok yang mengingatkan.
Sudahlah, permainan ini tidak dirancang untuk membela Kita yang benar. Tapi di- _setting_ untuk melanggengkan kekuasaan regional dan internasional dibalik layar. Marilah Kita ikut metode nabi dalam menegakkan kebenaran yang terbukti berhasil dan tercatat dengan tinta emas peradaban.

Mendadak amnesia bareng-bareng lagi, seolah-olah lupa dengan sejarah hidup nabi dan sahabat yang tertunjuki.
Amnesia bareng-bareng kok rutinan, ya.

Sudahlah, saatnya Kita fokus dengan permainan Kita sendiri, kalau belum tahu detil dan metodenya yang syar'i, ya _ngaji_.

Batam, #276/150224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#AmnesiaBareng #MakWok #Surau_2.0 #ItisTimetobeOneUmmah
Salah Paham Salah
Oleh: Mak Wok

Saya yakin Anda akan bingung dengan maksud kalimat ambigu di judul, bukan?
Itu memang disengaja.
Bagi yang bingung dan ingin mengobati rasa bingungnya, silahkan lanjut baca, ya.

Kalimat yang Saya cantumkan di judul memang menyalahi kalimat efektif. Ketika kalimat tidak efektif.
Maka pembaca tidak akan memahami maksud dari penulis. Siapapun penulisnya. Lebih jauh pembaca akan salah paham dengan apa yang dibaca.

Akan berbeda hasilnya, jika kalimat di judul Saya ganti dengan hanya menambahkan tanda baca koma.
Anda mungkin tidak percaya?
Bahwa dengan hanya menambah koma. Makna dari judul yang hanya tiga kata itu akan berbeda.
Berikut penjelasnnya.

Ada dua alternatif yang mungkin dilakukan.
Pertama, judul di tulis seperti ini;
"Salah Paham, Salah"
Kalimat ini akan Anda pahami bahwa salah paham itu sebuah kesalahan.

Frasa salah paham berguna untuk menggambarkan bahwa seseorang tidak memahami seperti seharusnya.

Ketika Anda salah paham terhadap sesuatu, apapun itu. Yang Anda lakukan cukup mencari tahu informasi yang benar terkait sesuatu itu.
Gampang bukan?

Misal, untuk mendapatkan informasi yang benar terhadap seseorang yang Anda salah pahami.
Tinggal konfirmasi langsung kepada orang yang bersangkutan.
Itu yang biasa dikenal dengan istilah _tabayyun_ (tanya ke sumber pertama).

Ketika yang Anda salah pahami sekelompok orang.
Maka yang harusnya Anda lakukan adalah _tabayyun_ kepada otoritas yang menjadi representasi kelompok itu.

Bukan _tabayyun_ namanya, jika Anda mengkonfirmasinya kepada guru Anda, teman Anda, keluarga Anda atau siapapun juga termasuk informasi dari tokoh atau ulama yang Anda suka saja.

Jika Anda tidak punya akses kepada orang yang Anda salah pahami.
Atau sosok yang mewakili kelompok yang Anda salah pahami.
Tinggal cari indormasi valid yang pernah disampaikan oleh yang bersangkutan.
Baik berupa tulisan resmi atau jejak digital lain. Seperti video resmi atau akun resmi dikanal media sosial. Tinggal pastikan bahwa akun itu asli dari yang bersangkutan.

Dengan menempuh langkah-langkah diatas.
InsyaAllah salah paham Anda terhadap orang atau kelompok tertentu akan hilang.
Dan Anda akan memahami kebenaran terhadap yang selama ini salah Anda pahami.

Jika Anda masih tetap salah paham, setelah melakukan hal diatas.
Sebaiknya penulisan judul berikut Anda baca pelan-pelan.

Kedua, tanda koma digeser sedikit, judulnya jadi begini;
"Salah, Paham Salah" Kalimat ini memiliki titik tekan yang berbeda, bukan?

Paham salah tidak bisa diobati dengan _tabayyun_. Karena terkait dengan pemahaman yang sudah Anda yakini dengan kuat.
Bahkan Anda sampai merasa benar, bahkan merasa paling benar.
Tapi sayang, Anda ternyata salah jika dibandingkan dengan standar pemahaman yang benar.

Jika Anda serius ingin mencari kebenaran hakiki.
Maka Anda harus mau belajar lagi kepada siapapun yang sudah berpikir dengan cara yang benar.

Belajar saja masih tidak cukup.
Anda juga harus mau melepas perasaan, terutama ego (_baqo'_) Anda.

Kenapa demikian?
Karena perasaan, sampai kapanpun tidak akan bisa mengukur salah dan benar. Apapun itu.

Perasaan hanya bisa mengukur suka dan tidak suka, senang dan tidak senang.

Untuk menemukan kebenaran. Anda mutlak harus menggunakan proses berpikir yang benar.
Karena benar dan salah itu wilayah akal.

Contoh sederhana.
4 + 3 = 8 (salah).
4 + 3 = 7 (benar).
7 itu sedikit (opini).
7 adalah angka sakti (_hoax_ (dusta)).
Saya suka angka 7 (rasa).
Mak Wok menyesatkan penyuka angka 7 (fitnah).

Paham salah jika meyakini kebenaran sesuatu berdasarkan rasa, opini, dusta, apa lagi fitnah.

Sudah saatnya akal Anda yang menjadi pemimpin diri Anda untuk memahami benar dan salah sesuatu.

Bahkan untuk menjangkau keberadaan zat yang Maha Benar pun harus melalui proses berpikir yang benar. Makanya iman tidak bisa diwariskan dan diturunkan.
Iman diperoleh dengan proses berpikir rasional masing-masing.
Itulah jalan iman yang benar.
Iman yang meyakini dengan derajat pasti (_tasdiqul jazm_).
Tanpa ada keraguan sedikitpun.
Untuk sampai kepada proses berpikir yang benar memang tidak mudah.
Saya yang _fakir_ (miskin dan bodoh) ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memahami kebenaran hakiki.
Bahkan sampai sekarang masih terus belajar intensif. Minimal 2 jam dalam seminggu.

Mungkin Anda yang pintar dan kaya.
Bisa jadi perlu waktu sebentar saja.

Selagi Anda mau memulai tentunya.
_Open minded_ (buka pikiran) atau _think out of the box_ (berpikir diluar kotak) serta _think without box_ (berpikir tanpa kotak). Begitu kalimat yang sering Saya dengar dari orang pintar.

Semoga Anda tidak salah paham dengan tulisan Saya kali ini, ya.

Jika salah paham, ingat tinggal _tabayyun_ ke Saya tentunya. Telaah paragraf demi paragraf ya. Agar tidak melebar kemana-mana.

Untuk sedikit membantu Anda.
Saya langsung sampaikan maksud dan tujuan tulisan ini serta tulisan lainnya.

Dalam tulisan ini, Saya mencoba membandingkan frasa salah paham dengan paham salah.
Dengan contoh yang langsung Saya praktekkan dengan menulis judul yang salah.

Saya menulis selama ini diiringi dengan rasa cinta kepada sesama.
Tidak merasa paling benar.
Tapi menyampaikan hasil pikiran dalam bentuk tulisan.
Tulisan dibuat dengan metode berpikir yang benar.

Saya juga ingin berbagi kebenaran yang memuaskan akal, menenangkan rasa dan sesuai fitrah.
Didorong rasa cinta kepada saudara seiman. Saya ingin Anda juga mendapatkannya.

Dan yang terpenting, Saya hanya menjalankan kewajiban dakwah.
Jika tidak karena itu. Lebih baik mengunci lisan dan tulisan dizaman fitnah ini.

Batam, #277/160224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#SalahPaham #PahamSalah #MakWok #Surau_2.0
#ItisTimetobeOneUmmah
Gol Berbau _Offside_ Dianulir?

Oleh: Mak Wok

Sepak bola tidak dipungkiri menjadi olah raga paling populer di planet bumi ini. Anda mungkin salah satu penggemarnya, bukan?.
Saya berbeda dalam menyikapi sepak bola yang diorganisir jadi industri sepak bola dengan penggila sepak bola.
Tapi jangan diartikan Saya benci penggemar sepak bola ya.
Itu salah paham dan tidak rasional, begini ceritanya.

Saya sering ikutan main futsal dengan berbagai komunitas.
Maunya sih, main bola di lapangan besar. Saya suka main futsal, terlihat ada kontradiksi dari sikap Saya, kan?
Saya menilai, bermain sepak bola dan industri sepak bola ini dua hal yang jauh berbeda.
Maka wajar, sikap Saya juga berbeda, bukan?

Karena Saya selalu berusaha menyelaraskan amal dengan _ahkamul khamsah_ (5 hukum perbuatan).
Saya mengadopsi kaidah ushul, _"amal perbuatan itu, terikat dengan hukum syariat"_.
Dari kelima hukum yang mengikat perbuatan, main sepak bola itu _mubah_ (boleh) saja. Setiap perbuatan _mubah_ selagi tidak bercampur dengan yang haram, maka tetap pada kebolehannya.

Konsekuensinya, ketika main futsal, Saya tetap menutup aurat dari pusar sampai bawah lutut. Semampunya mengajak kawan sepermainan untuk menutup auratnya juga. Tidak mau ikut pertandingan yang ada unsur judinya.

Dalam aturan futsal tentu tidak ada istilah _offside_ (luar posisi).
Peraturan ini digunakan dalam permainan sepak bola saja.
Gol yang tercipta, setelah sebelumnya pemain yang mencetak gol, berada pada posisi _offside_, maka seharusnya golnya dianulir oleh wasit.

Tim dan suporter yang dirugikan akan sangat gregetan jika itu tidak wasit lakukan.
"Wasit berat sebelah", "wasit berpihak", "wasit sudah terbeli", "wasit menyalahgunakan wewenang". Itu beberapa contoh ungkapan kekecewaan.

Semua itu, mungkin iya, mungkin tidak.
Sulit membuktikannya, apa lagi jika gol itu tidak berpengaruh pada skor kemenangan. Selisih golnya terlalu jauh.

Secara teknis, bisa saja disebabkan oleh komunikasi yang salah.
Karena wasit yang bertugas dalam suatu pertandingan ada tiga orang.
Wasit utama dibantu dua orang wasit garis. Kadang wasit yang dipinggir lapangan telah mengangkat bendera, tanda ada yang _offside_, wasit tengah tidak melihatnya.
Ketika terjadi gol setelahnya, wasit utama malah meniup peluit sebagai tanda sahnya sebuah gol.

Biasanya pemain, pelatih dan suporter tim yang dirugikan akan protes keras dengan caranya masing-masing.
Ya, itu hak mereka, selagi caranya masih dalam koridor aturan.
Tidak jarang pemain yang protes malah diganjar kartu oleh wasit, baik kartu kuning atau kartu merah. Pemain yang kena kartu merah, bisa langsung diusir keluar lapangan oleh wasit.

Ketika tidak ada jalur pembuktian lewat video yang merekam kejadian di lapangan.
Biasanya ini bisa memancing keributan, perkelahian bahkan kerusuhan.

Dalam industri bola memang pernah terjadi kasus pengaturan skor yang melibatkan wasit, pemain, pelatih bahkan pemilik klub dan petinggi otoritas pengatur industri bola.

Itu baru bisa dibuktikan dan diketahui publik lama setelah praktek curang itu dilakukan.
Walau yang terlibat sudah diberikan sanksi yang sesuai menurut otoritas tertinggi dari pengatur industri bola. Tapi itu tidak menutup kemungkinan hal demikian tidak akan terjadi lagi, bukan?
Kecurangan klub yang terstruktur, sistematis dan masif. Kok jadi mirip cerita lain ya?

Ini salah satu faktor yang membuat Saya tidak suka dengan industri bola. Permainan yang awalnya _mubah_ menjelma menjadi raksasa industri yang menerabas apa saja.

Padahal kalau dilihat dari kaca mata syariat islam (_syara'_). _Syara'_ itu mengatur segala sendi kehidupan.
Hanya agama islam yang punya aturan rinci (syariat) terhadap segala sesuatu. Pasti tidak mungkin bertentangan dengan hukum agama lain dalam mengatur urusan publik.
Frasa jangan bawa-bawa agama mungkin cocok untuk agama lain, karena memang agamanya tidak punya aturannya, tapi tidak cocok dialamatkan ke agama islam.
Karena aturan (syariat) islam itu lengkap dan menyeluruh.
Sehingga tidak mungkin, tidak bawa-bawa islam dalam menyikapi fenomena sepak bola dan industrinya.

Ada beberapa pendapat islami yang terkait dengannya, yaitu:

1. Sepak bola haram dengan mutlak. Salah satu alasannya karena bisa melalaikan dari yang wajib dan sunnah.

2. _Mubah_ dengan mutlak dengan bersandar pada kaidah ushul, "hukum asal sesuatu adalah _mubah_ kecuali ada dalil yang mengharamkannya".

3. Mengharamkan sepak bola yang dikemas dalam sebuah industri. Beberapa alasannya, dapat memicu saling benci antar pemain yang membela klub, bahkan para fansnya bisa terlibat tawuran karena _ashobiyah_ (fanatik buta).
Sudah banyak terjadi di berbagai negara, bahkan juga di negeri ini.

Industri bola juga akan menimbulkan industri haram lainnya. Pertaruhan atau perjudian dalam banyak level dan cara, akan selalu mewarnainya.
Dari hanya sekedar taruhan sebungkus rokok, sampai taruhan miliaran rupiah.
Adanya _ikhtilath_ (campur aduk) antara pria dan wanita saat nonton langsung di stadion sepak bola.
Pemain yang tidak menutup auratnya, minuman beralkohol yang menyertai pestanya, lengkap dengan gadis penghiburnya.
Bahkan salah satu mega bintangnya, bangga tinggal serumah tanpa adanya ikatan pernikahan dengan pacarnya.

Saya mengadopsi pendapat yang Saya anggap _rajih_ (terkuat) dan Saya yakini, yaitu:

1. Bermain bola _mubah_ saja, selagi tidak bercampur dengan keharaman dan melalaikan yang wajib. Sesuai kaidah ushul, _alwasilatu ilaharam, haram_ "sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram, haram".

2. Sepak bola yang diorganisir dengan profesional dalam bentuk industri haram hukumnya. Karena banyak melanggar syariat islam, serta industri bola merupakan bagian dari jebakan perang pemikiran.
Yang akan menjauhkan umat dari kesadaran akan hubungannya dengan Al khaliq (_idrak sillabillah_).
Sehingga umat terlena dan mabuk oleh hal-hal yang menyenangkan nafsu yang terkait dengan industri bola ini.

Tentu _tabanni_ (adopsi) fiqih Saya ini, tidak akan menghalangi Kita main futsal bareng, ya.
Karena _tabanni_ itu mengikat bagi yang mengadopsinya.
Tentu tidak mengikat Anda yang _tsiqah_ (yakin) dengan pendapat yang lain.
Karena Kita diperintahkan mengikut pendapat yang _rajih_ (terkuat) yang Kita yakini.

Selagi itu pendapat yang islami, ada dalil _syara'_ yang jadi sandaran, Kita sama-sama ber- _tasammuh_ (berlapang dada) saja menyikapinya.

Ketika ada gol berbau _offside_ tidak dianulir wasit. Sehingga Tim yang dirugikan kalah gara-gara itu.
Saya biasa saja dalam menyikapinya, walau itu yang dirugikan adalah timnas Indonesia sekalipun ketika melawan timnas mana saja.
Saya tidak akan sampai melempar televisi segala. Tidak _worth it_ (bernilai) sama sekali.

Ini baru cerita bola, sudah sepanjang ini, apa lagi cerita lain yang jauh lebih kompleks dari industri bola.
Bisa jadi fenomena yang terjadi di industri sepak bola ini, terjadi juga dibidang lainnya, kan?
Tetap saja, bagi Saya syariat islam yang jadi acuan dalam bersikap, selagi mampu Saya lakukan tentunya. Menulis recehan begini salah satu cara yang mampu Saya lakukan.


Batam, #278/190224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#Bola #IndustriBola #GolBerbauOffsideDianulir? #MakWok #Surau_2.0 #BengkelPemikiran #ItisTimetobeOneUmmah
Industri Sepak Bola Merusak?

Oleh: Mak Wok

Tulisan ini berangkat dari usulan salah satu warga grup _klubuku_. Setelah tulisan dengan judul "Gol Berbau _Offside_ Dianulir? Saya kirim ke grup seperti biasanya. Grup ini yang menjadi titik awal Saya mulai menulis. Grup pecinta literasi yang digawangi oleh "_predator_ (pemangsa) buku", begitu gelar dari salah satu warga grup yang disematkan ke beliau.

Cerita dilanjutkan, ditulisan sebelumnya, Saya mengambil pendapat bahwa bermain sepak bola hukumnya boleh (_mubah_), namun industri sepak bola hukumnya haram.

Beberapa alasan sudah disampaikan di tulisan sebelumnya. Bagi Anda yang belum baca, sebaiknya luangkan waktu untuk membacanya agar tidak salah paham.

Semua alasannya berangkat dari kaca mata hukum islam tentunya. Karena hukum islam itu mengatur semua dimensi hubungan manusia.

Cuma ada tiga jenis interaksi yang dialami manusia, yaitu; dimensi _hablumminallah_ (interaksi dengan Allah Azza wa Jalla); _hablumminnafs_ (interaksi dengan diri sendiri); _hablumminannas_ (interaksi dengan manusia). Ketiga dimensi itu sudah diatur dengan sangat rinci dalam khazanah hukum islam.

Industri sepak bola itu bisa merusak ketiga jenis interaksi manusia. Mungkin Anda akan menganggap Saya berlebihan dan termasuk tukang nyinyir, kan?

Manifestasi _hablumminallah_ terkait dengan aqidah dan ibadah.
Ibadah sholat yang terlalaikan gara-gara sepak bola sudah jadi cerita lama. Lebih takut kehilangan momen penting saat menonton sepak bola secara langsung dari pada kehilangan waktu sholat maghrib. Penonton mukim di stadion ada juga yang menjamak maghribnya di waktu isya. Menggampangkan _rukshah_ (keringanan) dalam fiqih sholat dengan alasan yang mengada-ada. Keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla maha mengawasi hilang ditengah sorak-sorai bersama.

Penampakan _hablumminnafs_ akan terdeteksi pada beberapa hal, yaitu: pakaian, makanan, minuman dan akhlak. Kerusakan paling menonjol akibat industri sepak bola, bisa jadi terkait akhlak pendukung fanatiknya. Minuman keras kerap jadi teman pesta pora jika klub kesayangan mereka menang.
Pakaian resmi klub jadi kebanggaan, walau harganya selangit. Belum lagi pernak-pernik lainnya. Yang miris tentu bagi muslimah yang seharusnya pakai hijab _syar'i_, malah memaksakan diri melanggar perintah Illahi.

Perilaku rusak penggila bola yang bahkan sampai merusak fasilitas umum dan milik orang lain. Tawuran dan kerusuhan yang dipicu pertandingan bola sudah sangat sering menghiasi berita media.
Bahkan banyak yang meregang nyawa sia-sia. Padahal meninggal dalam membela _ashobiyah_ tempatnya di neraka.
Begitu besar daya rusak industri bola ini yang kaitannya dengan interaksi dengan manusia lain (_hablumminannas_).

Yang paling menyedihkan adalah ketika rusaknya _ukhuwah islamiyah_ (persaudaraan islam) ditelan _ashobiyah_ klub bahkan _ashobiyah_ bangsa.
Pertandingan bola antar bangsa merupakan alat untuk memupuk ikatan sebangsa setanah air, padahal ikatan ini termasuk ikatan rapuh.
Buktinya ketika timnas berlaga melawan timnas tetangga. Mereka seperti kompak menunjukkan dukungan dengan berbagai rupa dan cara.
Namun ikatan lemah itu akan terputus jika mereka membela klub masing-masing.

Ketika kepentingan bersama tercapai atau musuh bersama hilang, maka saling bermusuhan antar sesama sudah jadi langganan.
Padahal ikatan lemah ini juga terlihat di dunia hewan.
Ketika koloni semut hitam dan kawanan semut merah yang di letakkan dalam satu wadah tertutup secara bersamaan dengan makanan masing-masing tersedia. Mereka akan terlihat akur dan damai.
Tapi ketika wadahnya diguncang dengan keras, maka mereka akan menganggap yang tidak sewarna dan sebau dengan mereka adalah musuh bersama. Mereka akan saling serang mempertahankan koloni mereka mati-matian.
Semut tidak akan bisa berpikir, dan bertanya, siapa yang mengguncang wadah? Padahal itulah musuh bersama mereka.

Ikatan karena kesamaan ras, warna kulit, suku, kesamaan wilayah tempat hidup atau kesamaan lainnya tidak jauh beda dengan ikatan pada koloni semut.
Misalnya, kenapa yang hidup di Sumatera dan pulau sekitar Selat Malaka disebut Indonesia dan yang hidup di Semenanjung Malaka dan bagian utara Pulau Kalimantan disebut Malaysia?, bahkan ada lagi yang namanya Brunei Darussalam terselip di sana.
Padahal ras melayu islam mendominasi di semua area tersebut.
Jawabannya cuma satu yang rasional, yaitu karena penjajahnya berbeda.
Yang satu bekas jajahan Belanda dan yang lain bekas jajahan Inggris.
Pulau Papua dan Timor Leste yang bekas jajahan Portugis, malah punya cerita berbeda.

Kenapa konflik antara Indonesia dengan Malaysia sering terjadi?
"Ganyang Malaysia", Konflik pulau, konflik budaya, bahkan hanya gara-gara pertandingan sepak bola banyak narasi saling benci mengemuka.
Padahal sepak bola itu warisan Inggris sang penjajah.
Betapa rusaknya ukhuwah islamiyah.

Tunggu cerita selanjutnya, ya.

Batam, #279/200224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#IndustriSepakBolaMerusak? #MakWok #Surau_2.0 #BengkelAkal #ItisTimetobeOneUmmah
Industri Olah Raga Melemahkan Umat?

Oleh: Mak Wok

Industri bola yang bergengsi dan melibatkan sumber daya ekonomi yang banyak tentu piala dunia. Bisa jadi olimpiade juga bisa menyamainya. Pertandingan antar bangsa ini berguna untuk memupuk semangat persatuan dan kebangsaan.
Bahkan sampai ada yang menyatakan bahwa atlit dan pemain yang sedang berlaga dalam even tersebut sedang berjihad. Terdengar begitu bijak dan heroik, bukan?

Jihad dalam arti bahasa bersungguh-sungguh, mungkin bisa saja disematkan, tapi jihad sebagai istilah hanya aktifitas-aktifitas yang terkait langsung dengan perang fisik.
Pengerahan tentara, pembuatan senjata, mempelajari ilmu pembuatan senjata dan aktifitas lain yang terkait langsung dengannya.

Seperti _Khilafah Utsmaniyah_ yang mengerahkan semua sumber daya dalam Perang Dunia Pertama.
Walau mereka kalah perang setelah berjihad melawan blok sekutu yang dimotori Inggris dan Prancis.
Pemenang perang, akhirnya membagi-bagi wilayah kekuasaan _Khilafah Utsmaniyah_. Pembagian ini dilakukan dalam perundingan Sykes-Picot.
Lahirlah banyak negara bangsa setelahnya.
Karena pembagian dilakukan diatas peta, sehingga batas-batas negara baru itu lurus-lurus saja, lihatlah batas-batas negara Mesir misalnya.

Hal demikian juga terlihat dari batas negara yang tampak di pulau Papua. Sesama penjajah tentu membagi wilayah jajahan mereka lewat perjanjian dengan menggunakan peta juga.

Hal unik lainnya adalah model dan warna bendera negara yang dulunya menjadi bagian _Khilafah Utsmaniyah_ itu mirip desainnya, baik pola dan pilihan warnanya. Hal itu terjadi karena memang idenya juga lahir dalam perjanjian Sykes-Picot.
Silahkan diperiksa bagian bendera yang ada di ikon grup WA, banyak yang mirip, bukan? Bahkan termasuk bendera Palestina yang masih terjajah secara fisik sampai sekarang. Bagi yang mau memeriksa lebih lanjut, silahkan periksa tahun kemerdekaan negara yang punya kemiripan desain benderanya dengan Palestina tersebut.
Saya pastikan Anda akan menemukan semuanya merdeka setelah tahun 1916 Masehi.

Pemenang perang yang jadi penguasa dunia juga merancang strategi agar umat senantiasa lemah dan tetap berpecah belah. Mereka tidak ingin muncul lagi persatuan hakiki umat islam. Maka tidak heran jika perselisihan bahkan perang antar bangsa, yang rakyatnya mayoritas islam sering terjadi.

Salah satu strategi mereka yaitu dengan merancang "perang semu" untuk memupuk semangat nasionalisme negara-negara bangsa.
Dihadirkanlah ajang piala dunia dan olimpiade yang digunakan untuk tetap memompa semangat persatuan negara bangsa.

Terciptalah _ashobiyah_ kebangsaan dibenak umat dan mereka jadi lalai dan lupa, bahwa dahulunya mereka pernah bersatu dalam satu kepemimpinan yaitu _Khilafah Utsmaniyah_, _Khilafah Abasiyah_, _Khilafah Umawiyah_, _Khulafaurrasyidin_ yang mewarisi kepemimpinan dari Rasulullah _Shalallahualaihiwassalam_.
Khilafah tentu dalam sejarahnya diwarnai dengan pasang surutnya. Karena memang sistem kepemimpinan yang dijalankan manusia bukan malaikat.

Sejarah awal negara bangsa merupakan "lubang kadal gurun (biawak)" yang dirancang keturunan Yahudi dalam rangka mewujudkan mimpi mereka untuk menghegemoni dunia.

Mereka sadar, selagi bangsa-bangsa masih disatukan oleh agama, seperti Eropa yang pernah bersatu dibawah kekristenan dan Arab dibawah islam, mereka tidak punya peluang untuk mewujudkan mimpinya.

Propaganda
mereka berhasil dengan terjadinya _Renaisance_ dan Revolusi Prancis. Revolusi ini yang meruntuhkan kekuasaan berbasis kekristenan di Eropa. Ketika negara bangsa di Eropa juga memusuhi mereka, selanjutnya kepemimpinan islam yang menjadi targetnya. Makar dan propaganda "pan arab" mereka berhasil juga melahirkan Revolusi Arab. Revolusi yang berpengaruh sangat penting terhadap keruntuhan _Khilafah Utsmaniyah_ di tahun 1924 Masehi, walau banyak lagi faktor lainnya.
Mereka berhasil lagi, setelah Perang Dunia Kedua lahirlah negara bangsa impian keturunan Yahudi. "Bidan"-nya Inggris, "dokter"-nya Amerika. Maka wajar Negara bangsa ini selalu di dukung sang "polisi dunia". Negara yang jadi bayangan dari negara-negara arab ini sampai sekarang masih menjajah dan melakukan genosida terhadap umat islam di _Baitul maqdis_. Semoga laknat _Allah Azza wa Jalla_ tetap pada mereka.

Negara bangsa dengan penduduk mayoritas muslim yang lemah dari banyak sisi hanya diam saja.
Karena mereka membela mati-matian bangsa sendiri dan nyaman dalam berpecah belah, tenggelam dalam eforia "perang semu".
"Itu bukan urusan Kita, itu masalah mereka", ungkapan yang terdengar keren dan bijak.

Walau ada kecaman, aksi boycot, bantuan obat-obatan dan makanan dari sebagian umat dan pemimpin umat.
Hal itu tidaklah cukup, karena yang diperlukan adalah segera mengirim kekuatan tentara. Tentara hanya bisa digerakkan oleh pimpinan negara.
Itulah yang dilakukan oleh Khalifah Mu'tashim ketika membela seorang muslimah yang dilecehkan di Amuria. Sang Khalifah mengirim tentaranya, ujungnya sudah sampai di Amuria, ekornya masih di Baghdad. Baghdad saat itu menjadi ibu kota khilafah.

Saya yakin banyak tentara muslim ingin berangkat ke Palestina, Uyghur, Khasmir, Rohingya atau lainnya. Mereka tinggal menunggu perintah jihad saja.

Keinginan Itu hanya akan terjadi, jika segenap komponen umat mau dan rindu kembali bersatu tanpa sekat negara bangsa dan mau berjuang untuk menegakkan khilafah.
Terdengar mimpi dan utopia?. Tidak bagi umat yang kuat keyakinannya terhadap janji Allah _Azza wa Jalla_ dan _bisyarah_ (kabar gembira) dalam hadis Rasulullah _shalallahualaihiwassalam_.

Batam, #280/210224
IG @makwock
t.me/McWok
fb.me/nowrohis

#IndustriOlahRagaMelemahkanUmat #MakWok
#Surau_2.0 #BengkelPemikiran #ItisTimetobeOneUmmah