﷽ Apapun Keadaannya, Jangan Pernah Tinggalkan Majelis Ilmu

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

“Pada majelis ilmu ada dua hal utama yang membuat istiqamah sampai ajal menjemput: pertama adalah ilmu yang menjaga kita dan kedua adalah sahabat yang shalih yang selalu meingingatkan akan akhirat”.

Saudaraku, apapun keadaannya dan bagaimanapun kondisinya, jangan pernah meninggalkan majelis ilmu. Jangan lah tinggalkan secara total, jika tidak bisa sepekan sekali, mungkin sebulan sekali, jika tidak bisa mungkin 2 atau 3 bulan sekali, insyaallah waktu itu selalu ada, yang menjadi intinya adalah apakah kita memprioritaskan atau tidak? Jika tidak menjadi prioritas, maka tidak akan ada waktu dan tidak akan ada usaha untuk itu. Jangan pernah juga meninggalkan majelis ilmu karena sudah merasa berilmu atau telah menjadi “ikhwan senior”, para ustadz dan ulama pun terus belajar dan menuntut ilmu.

Saudaraku, mereka yang berguguran di persimpangan jalan dakwah adalah orang perlahan-lahan meninggalkan majelis ilmu secara total, baik itu tenggelam dengan kesibukan dunia atau merasa sudah berilmu kemudian menjadi sombong dan tergelincir.

Abdullan bin Mubarak menunjukkan keheranan, bagaimana mungkin seseorang jiwanya baik jika tidak mau menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu. Beliau berkata,

عجبت لمن لم يطلب العلم, كيف تدعو نفسه إلى مكرمة

“Aku heran dengan mereka yang tidak menuntut ilmu, bagaimana mungkin jiwanya bisa mengajak kepada kebaikan.”? [Siyar A’lam AN-Nubala 8/398]

Sebagaimana yang kita sampaikan di awal bahwa pada majelis ilmu terdapat dua faktor utama agar seseorang bisa istiqamah:

[1] Ilmu yang menjaganya

Dengan ilmu dan pemahaman yang benar seseorang agar terjaga dari kesalahan dan ketergelinciran.

Ibnul Qayyim berkata,

ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺤﺮﺱ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻳﺤﺮﺱ ﻣﺎﻟﻪ

“Ilmu itu menjaga pemiliknya sedangkan pemilik harta akan menjaga hartanya.” [Miftah Daris Sa’adah 1/29]

Dengan menghadiri majelis ilmu juga akan menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan yang mejadi tujuan seseorang hidup di dunia ini. Apabila niatnya ikhlas, maka ia akan merasakan ketenangan di majelis ilmu dan akan terus mencari majelis ilmu di mana pun berada.

Majelis ilmu adalah taman surga yang membuat seseorang merasakan ketenangan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

"Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya. [HR Muslim, no. 2699].
[2] Di majelis ilmu kita akan bertemu dengan sahabat yang selalu mengingatkan akan akhirat

Di majelis ilmu kita akan berjumpa dengan sahabat yang benar-benar sejati, yaitu sahabat yang selalu memberikan nasihat dan mengingatkan kita apabila salah. Sebuah ungkapan arab berbunyi:

ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ

“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”

“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”

Dengan sering berjumpa dengan orang shalih yang sabar dengan kehidupan dunia ini dan tidak rakus akan harta dan kedudukan, hidup kita akan mudah dan lebih bahagia.

Perhatikan bagaimana Ibnul Qayyim mengisahkan tentang guru beliau Ibnu Taimiyyah, beliau berkata:

وكنا إذا اشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه، فما هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله وينقلب انشراحاً وقوة ويقيناً وطمأنينة

“Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang [Al-wabilush shayyib hal 48, Darul Hadits, Syamilah]

Demikian semoga bermanfaat.

@ Lombok, Pulau Seribu Masjid

Penyusun: Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK حفظه الله

🌐 Sumber:https://muslim.or.id/45155-apapun-keadaanya-jangan-pernah-tinggalkan-majelis-ilmu.html

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

📲 @IslamAdalahSunnah

•┅┅═══✿❀📝❀✿═══┅┅•​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ APA YANG SEBENARNYA DIAJARKAN DALAM "MANHAJ SALAF" ?

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Manhaj salaf adalah sebuah "metode" beragama yang mengajarkan kita untuk mentauhidkan Allah dengan benar dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. Karena itulah sesungguhnya tugas dakwah para nabi dan rasul.

Allah ﷻ berfirman:

'Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut".'
(QS. An-Nahl [16]: Ayat 36)

❀ Manhaj salaf mengajarkan kita untuk menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup. Menjadikan wahyu sebagai penuntun kehidupan.

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." [QS. Al-Isra: 36]

❀ Mereka berusaha menapaki jalan generasi terbaik di dalam ilmu, akidah, ibadah, akhlak, muamalah dan berusaha istiqomah di atas jalan tersebut.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (yaitu generasi sahabat), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’ut tabi’in)".
📚 [Hadits Mutawatir]

❀ Mereka menjunjung tinggi dalil-dalil sahih, mencintai ilmu dan menghormati para ulama. Mereka itu berbakti kepada orang tua dan menyayangi sesama muslim.

❀ Mereka adalah yang terdepan dalam memberikan manfaat dan kebaikan untuk saudaranya, sebagaimana mereka ingin kebaikan bagi dirinya sendiri.

❀ Manahj salaf adalah metode beragama yang telah Allah jamin kebenarannya. Maka ikutilah jalan ini dan berpegang teguhlah di atasnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah [9]: Ayat 100)

Semoga bermanfaat.

Makkah, 12 Mei 2023/22 Syawal 1444 H

Farhan Fadilat Syah حفظه الله
(https://www.instagram.com/reel/CsJRUS9p2Ke/?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==)

🌐 Sumber:
كتاب مذكرة التوحيد(دعوة_نسخة ملونة) - الجامعة الإسلامية بالمدينة النبوية

ما هو منهج السلف؟ وكيف نعرف أننا متبعون له - الشيخ صالح الفوزان
(Syaikh Shalih Al Fauzan حفظه الله:
https://youtu.be/W1j8dRJRqXs)

Barakallah wa Allahu Yahdikum..

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​​
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
┏━࿐✿​●••• ﷽ •••●​✿࿐━┓
ㅤㅤㅤ 🇬 🇺 🇷 🇺
ㅤ•••┈••••○ ❁ 🌻 ❁ ○••••┈•••

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

❥ Guru...
𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆 𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝖙𝖊𝖑𝖆𝖍 𝖒𝖊𝖓𝖞𝖎𝖓𝖆𝖗𝖎 𝖐𝖆𝖒𝖎 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖇𝖊𝖗𝖇𝖆𝖌𝖆𝖎 𝖎𝖑𝖒𝖚 𝕾𝖞𝖆𝖗'𝖎..
𝕸𝖊𝖓𝖌𝖍𝖎𝖉𝖚𝖕𝖐𝖆𝖓 𝖍𝖆𝖙𝖎 𝖐𝖆𝖒𝖎 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖒𝖚𝖑𝖆𝖎 𝖒𝖊𝖗𝖊𝖉𝖚𝖕 𝖕𝖊𝖗𝖑𝖆𝖍𝖆𝖓 𝖙𝖊𝖗𝖆𝖓𝖌-𝖇𝖊𝖓𝖉𝖊𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖎𝖑𝖒𝖚 𝖆𝖉𝖆𝖇 𝖉𝖆𝖓 𝖆𝖐𝖍𝖑𝖆𝖐 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖊𝖓𝖌𝖐𝖆𝖚 𝖆𝖏𝖆𝖗𝖐𝖆𝖓.

𝕸𝖊𝖒𝖆𝖓𝖙𝖆𝖕𝖐𝖆𝖓 𝖆𝖖𝖎𝖉𝖆𝖍 𝖐𝖆𝖒𝖎 𝖕𝖆𝖉𝖆 𝖙𝖆𝖚𝖍𝖎𝖉 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖘𝖊𝖘𝖚𝖓𝖌𝖌𝖚𝖍𝖓𝖞𝖆.

𝕸𝖊𝖓𝖌𝖊𝖓𝖆𝖑𝖐𝖆𝖓 𝖐𝖆𝖒𝖎 𝖕𝖆𝖉𝖆 𝖘𝖚𝖓𝖓𝖆𝖍-𝖘𝖚𝖓𝖓𝖆𝖍 𝖚𝖓𝖙𝖚𝖐 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖆𝖒𝖆𝖑𝖐𝖆𝖓𝖞𝖆.

❥ Guru...
𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝖙𝖊𝖑𝖆𝖍 𝖒𝖊𝖓𝖊𝖒𝖚𝖎 𝖍𝖆𝖗𝖎-𝖍𝖆𝖗𝖎 𝖐𝖆𝖒𝖎, 𝖒𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚𝖎 𝖒𝖆𝖏𝖊𝖑𝖎𝖘 𝖎𝖑𝖒𝖚 𝖆𝖙𝖆𝖚 𝖑𝖆𝖞𝖆𝖗 𝖐𝖔𝖙𝖆𝖐 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖌𝖊𝖓𝖌𝖌𝖆𝖒𝖆𝖓, 𝖊𝖓𝖌𝖐𝖆𝖚 𝖘𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗𝖎 𝖓𝖆𝖘𝖎𝖍𝖆𝖙 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖕𝖊𝖓𝖚𝖍 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖐𝖊𝖇𝖊𝖗𝖐𝖆𝖍𝖆𝖓.

Guru...
𝕾𝖊𝖒𝖔𝖌𝖆 𝕬𝖑𝖑𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖓𝖆𝖓𝖙𝖎𝖆𝖘𝖆 𝖒𝖊𝖑𝖎𝖓𝖉𝖚𝖓𝖌𝖎 𝖉𝖆𝖓 𝖏𝖚𝖌𝖆 𝕸𝖊𝖓𝖏𝖆𝖌𝖆𝖒𝖚 (حفظه الله تعالى).

𝕯𝖆𝖗𝖎 𝖐𝖆𝖒𝖎,
𝕻𝖆𝖗𝖆 𝖕𝖊𝖓𝖚𝖓𝖙𝖚𝖙 𝖎𝖑𝖒𝖚...

ㅤㅤ●𝕭𝖆𝖗𝖆𝖐𝖆𝖑𝖑𝖆𝖍𝖚 𝕱𝖎𝖎𝖐𝖚𝖒●

ㅤㅤㅤㅤ•••●✿🔹✿​●•••
📲 @IslamAdalahSunnah
┗━࿐✿•••🍃🌼🍃•••✿࿐━┛​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ Inilah 10 Perkara yang Mendatangkan Cinta Allah

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

MERAIH ridha dan cinta Allah tentu menjadi tujuan setiap muslim. Demikian juga, seorang muslim pasti senantiasa berupaya agar dapat memperkokoh cintanya kepada Allah ﷻ.

Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata, ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah ﷻ, lalu Allah ﷻ menurunkan ayat ujian kepada mereka":

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ

“Katakanlah, ‘Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (ﷺ), niscaya Allah akan mencintai kalian’.” (QS Ali ‘Imran: 31)

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga hal yang jika ketiganya ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman:
• hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya,
• hendaklah dia mencintai seseorang serta tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan
• hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab datangnya cinta Allah ﷻ kepada seorang hamba ada sepuluh perkara, yakni:

1. Membaca Al-Qur’an, menggali dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya

2. Mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.

3. Terus-menerus berzikir dalam setiap keadaan.

4. Mengutamakan kecintaan Allah ﷻ di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.

5. Hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah ﷻ, menyaksikan dan mengetahuinya.

6. Menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah ﷻ dan segala nikmat-Nya.

7. Tunduknya hati di hadapan Allah ﷻ.

8. Berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah ﷻ turun (ke langit dunia).

9. Duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.

10. Menjauhkan segala sebab yang akan menghalangi hati dari Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِي قُلُوبِكُمۡ

“Tetapi Allah menjadikan kamu mencintai keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (QS Al-Hujurat: 7)

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ

“Dan orang-orang yang beriman lebih mencintai Allah.” (QS Al-Baqarah: 165)

فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” (QS Al-Maidah: 54)

Dalam kitab Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ﷻ ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.”

- Referensi: Madarijus Salikin
- Karya: Ibnul Qayyim
- Penerbit: Daar Ibnu Jauzi Mesir

🌐 Sumber: https://www.islampos.com/inilah-10-perkara-yang-mendatangkan-cinta-allah-216657/

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku serta air dingin.

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈•◎❅❀🌷🌻❤️🌻🌷❀❅◎•┈•​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ Majelis Ilmu Dikelilingi Malaikat

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Malaikat juga hadir dalam majelis ilmu, dalilnya dalam hadits berikut:

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالاَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ المَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhuma, mrk berdua berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir (mengingat) Allah, melainkan mrk dikelilingi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat, diturunkan sakinah (ketenangan), dan mereka disebut oleh Allah di hadapan malaikat yg ada di sisi-Nya.’ (HR. Muslim, no. 2700)

Faedah Hadits:

1. Hadits ini menunjukkan keutamaan berkumpul dalam majelis dzikir.

2. Hadits ini tidak melazimkan dzikir itu mesti dengan satu suara seperti bentuk dzikir berjamaah yg dilakukan oleh berbagai tarikat sufi.

3. Orang yg berdzikir dan berada dalam majelis ilmu akan mendapatkan ketenangan hati dan kekhusyu’an, serta kembali kpd Allah.

4. Maksud diliputi oleh rahmat adalah mrk dekat dengan rahmat atau kasih sayang Allah.

5. Dikelilingi oleh para malaikat sebagai bentuk pemuliaan kpd mrk dan tanda pekerjaan mrk disukai atau diridhai.

6. Mereka disebut pada sisi makhluk yg mulia, maksudnya mrk disanjung-sanjung oleh kelompok makhluk yg mulia yg lebih baik dari mrk yaitu di sisi para malaikat.

7. Al-jaza’ min jinsil ‘amal, artinya balasan sesuai dengan amal perbuatan. Siapa yg berdzikir (mengingat) kpd Allah, maka Allah membalas dengan mengingat-Nya.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Lantas zikir seperti apa yg dimaksudkan? Dikatakan oleh para ulama, mencakup semua jenis zikir. Di antaranya berzikir dengan lisan seperti beristighfar, bertasbih, zikir dengan kalimat laa ilaha illallah. Termasuk pula membaca Al-Quran dan inilah zikir yg terbaik, bershalawat, dan menuntut ilmu agama. Karena ahli ilmu adalah ahli zikir, sebagaimana Allah ﷻ berfirman,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kpd orang yg mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Yaitu para ulama yg mengetahui perkara syariat. Ini menunjukkan bahwa ilmu yg dipelajari oleh para ulama dan penuntut ilmu adalah bentuk zikir kpd Allah ﷻ.

Namun zikir di sini bukanlah seperti yg dimaksudkan oleh kaum Sufiyyah yg ketika dia berzikir bisa membuatnya seperti orang kehilangan kesadaran, lompat-lompat, berjoget. Zikir semacam ini tidaklah diajarkan oleh Nabi dan tidak pula dipraktikkan oleh para sahabatnya. Seandainya datang dari Nabi niscaya amalan semacam ini akan dipraktikkan oleh Nabi dan para sahabatnya, tetapi tidak ada satu pun riwayat yg menceritakan akan hal tersebut.

Kemudian disebutkan oleh Nabi bahwa mrk yg bermajelis berzikir kpd Allah ﷻ akan mendapatkan keutamaan diliputi oleh malaikat. Ini juga dalil bahwa menuntut ilmu adalah bentuk zikir kpd Allah ﷻ, sebagaimana keutamaan serupa yg disebutkan dalam sebuah hadits yg masyhur,

وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ

“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.”

Oleh karena itu, hendaknya para penuntut ilmu menghadirkan di dalam hatinya bahwa aktivitas yg dia jalani adalah ibadah yg agung, salah satu bentuk zikir kpd Allah ﷻ mendengarkan pelajaran dengan seksama, mencatat apa yg disampaikan oleh gurunya, semua itu akan diganjar pahala di sisi Allah ﷻ, ditambah para malaikat akan meliputi mereka.

Kemudian Nabi juga menyebutkan keutamaan orang yg bermajelis zikir yaitu akan dinaungi rahmat Allah ﷻ dan disebut-sebut di hadapan para malaikat di sisi Allah ﷻ.

🌐 Sumber:
https://rumaysho.com/17524-majelis-ilmu-dikelilingi-malaikat.html
https://bekalislam.firanda.com/6599-majelis-ilmu-dan-dzikir-akan-dikelilingi-malaikat-hadis-3.html

والله واليوت توفيق

📲 @IslamAdalahSunnah

┅═❃✿📚✿❃═┅​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ Masuk Surga dan Neraka Sudah Ditakdirkan

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Pertanyaan:
Mengapa Allah menakdirkan sebagian orang masuk ke dalam neraka? Jazakumullah khairan.

Jawaban:
Sesungguhnya Allah menakdirkan seseorang masuk neraka bukan berarti Allah memaksa seseorang kufur. Ini bukanlah akidah yang benar, Allah Ta’ala berlepas diri dari keyakinan demikian. Allah Ta’ala mengetahui apa yang akan dilakukan oleh makhluk-makhluknya di dalam kehidupan mereka di dunia. Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan pena penulis takdir untuk menuliskan apa saja yang akan terjadi pada para hamba-Nya. Takdir tersebut tidak diketahui oleh satu pun dari makhluk-Nya, baik malaikat-malaikat yang dekat dengan-Nya, tidak pula para nabi. Tidak seorang pun mengetahui tentang takdir yang dituliskan di lauhul mahfuzh untuknya. Dengan demikian tidak ada manfaatnya bagi orang-orang yang mengkritisi takdir Allah.

Hamba-hamba Allah hanya diperintahkan untuk beriman dan beramal. Allah Ta’ala akan memberi balasan bagi mereka pada hari kiamat berdasarkan apa yang telah mereka usahakan bukan berdasarkan apa yang Allah tetapkan bagi mereka di lauhul mahfuz (maksudnya seseorang melakukan perbuatan atas pilihannya sendiri, bukan dipaksa ed.).

Allah pun telah mengutus para rasul sebagai penegak hujjah-Nya. Para rasul telah memberikan kabar gembira dan peringatan serta ancaman. Allah Ta’ala berfirman,

رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ

“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu”. (QS. An-Nisa: 165)

Kalau seandainya Allah tidak mengutus para rasul, maka masuk akal kalau seseorang hendak mengkritik Allah Ta’ala, Maha Suci Allah dari yang demikian. Seseorang diadzab di akhirat, tidak lain dikarenakan apa yang mereka amalkan setelah dijelaskan kepada mereka mana yang salah dan mana yang benar, Allah Ta’ala telah menetapkan hujjahnya. Oleh karena itulah, orang-orang yang belum sampai risalah kenabian pada mereka memiliki alasan kelak di hari kiamat.

Syaikh Shaleh bin Fauzan hafizhahullah ketika ditanya tentang seseorang yang tidak sampai padanya ilmu, beliau menjelaskan. Yang dimaksud tidak sampai ilmu pada seseorang atau seseorang dimaklumi jika tidak tahu adalah apabila seseorang tidak mengetahui karena tidak memungkinkan baginya, maka hal ini dapat dimaklumi. Misalnya seseorang yang tidak menemukan seorang guru yang bisa mengajarinya, seperti seseorang yang tinggal di negeri kafir yang tidak memiliki akses dengan negeri-negeri Islam, maka dia dimaklumi tidak tahu. Sedangkan mereka yang tinggal di lingkungan orang-orang Islam, mendengar Alquran dan hadis dibacakan, dan banyak dai yang menyerukan Islam, orang yang demikian tidak bisa dimaklumi kalau dia tidak mengerti dan mengetahui. Sudah sampai kepada mereka risalah, hanya saja mereka yang tidak memiliki perhatian. (Durus fi Syarhi Nawaqid Al-Islam, Hal.31)

Apalagi pada zaman sekarang, kemajuan teknologi sangat mendukung bagi seseorang untuk mengetahui dan mempelajari agamanya. Tidak tersembunyi bagi seseorang bahwasanya Allah Ta’ala telah menjelaskan mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang menyimpang, tinggallah dirinya sendiri hendak menempuh jalan yang mana. Seseorang yang menempuh jalan yang lurus, maka ia akan masuk ke surga dan bagi mereka yang menempuh jalan yang sesat bagi mereka neraka. Allah sama sekali tidak memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mana. Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءتْ مُرْتَفَقًا . إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً . أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا

Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 29-31)

Ketika kita mengimani Allah Ta’ala telah menakdirkan segala sesuatu dan Allah mengilmui tentang hal tersebut, hendaknya kita berpikir positif Allah menakdirkan bagi kita hidayah dan kebaikan.

Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kita syariat-Nya dan memerintahkan kita dengan syariat tersebut. Sehingga yang tersisa bagi kita hanya ada dua pilihan.

Pertama, kita berprasangka baik bahwa Allah. Dia telah menetapkan takdir yang baik bagi kita dan menakdirkan kita sebagai penghuni surga. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya rahmat-Nya itu mendahului kemarahan-Nya, ridha-Nya lebih Dia kedepankan dari pada rasa kebencian-Nya. Tempuhlah takdir yang demikian! Berlakulah dengan perbuatan layaknya calon penghuni surga. Setiap orang akan dimudahkan menuju takdirnya.

Kedua, kita berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala. Dia akan memasukkan kita ke neraka dan kita memilih jalan-jalan yang mengantarkan kita ke neraka, wal’iyadzbillah.

Inilah keimanan kita terhadap takdir Allah yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Jangan sampai karena permasalahan ini tidak terjangkau oleh akal kita atau karena kita belum memahaminya, kemudian kita lebih mendahulukan berburuk sangka kepada Allah. Allahu a’lam.

Disadur dari: islamqa.com
Dengan tambahan dari kitab Durus fi Nawaqdhu Al-Islam oleh Syaikh Shaleh Al Fauzan.

🌐 Artikel: https://konsultasisyariah.com/9948-sudah-takdirnya.html

اَلَّهُمَّ إِنِّيْ أََسْأَلُكَ ا لْجنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
"Allaahumma innii as-alukal jannah, wa a'uudzu bika minan-naar."
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka".
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈• *🍃🍒🍃 *•┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
📚 Fawaid Pagi Hari Ini:

﷽ BERSIAPLAH, BOLEH JADI AJALMU TELAH DEKAT !

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz rohimahulloh pernah berkata:

قد يكون الأجل  قد قرب ودنا وأنت في غفلة، قد يصبح الإنسان ولا يمسي، وقد يمشي ولا يصبح، وقد ينام ولا يقوم، فَالعاقل والحازم ه‍و الذي يعد العدة دائماً
‎ويكون دائماً على حذر وإعدادٍ لآخرة


“Bisa jadi ajal itu sudah dekat, sedangkan engkau masih dalam keadaan lalai.

Banyak orang yang berada di waktu pagi, tetapi dia tidak mendapati waktu sore. Dia berada di waktu sore, namun tidak mendapati waktu pagi. Ada yang tidur, tetapi tidak bangun-bangun lagi.

Maka orang yang cerdas dan brilian itu akan selalu bersiap-siap dan berhati-hati, dan persiapan menuju akhirat.”

(Syarh Riyadhus Sholihin, 1/245)

Catatan:

1. Ya, sepantasnya kita selalu mengingat kematian. Mengapa ?

Karena mengingat kematian itu adalah ibadah yang sangat dianjurkan !

Dalam sebuah hadits yang shohih disebutkan:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kelezatan", yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh di dalam kitab Shohih At-Tirmidzi).

2. Disamping itu, mengingat kematian itu juga sangat penting, karena setiap kita pasti akan mengalaminya, dan setiap saat pasti akan menimpa kita.

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:

{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ}

“Tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu), maka apabila telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).

Alloh subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

{وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا} [المنافقون : 11]

“Dan Alloh sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya...." (QS. Al-Munafiqun: 11).

Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh pernah memberikan nasehat:

“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui.

Terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati). Terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati). Terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).

Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaik-baiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada Alloh Azza wa Jalla.

Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya butuh untuk bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga (ketika) datang ajalnya, dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.”

(Majmu’ Al-Fatawa wa Rosa-il Syaikh Ibnu Utsaimin, 8/474).

3. Disamping itu pula, dengan banyak mengingat kematian, hal itu akan melapangkan dada kita, dan akan menambah ketinggian frekuensi ibadah kita, insya Alloh.

Perhatikanlah hadits berikut ini:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت، فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها”

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata dia berkata, Rosululloh shllallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kelezatan, yaitu kematian ! Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya. Dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.”

(HR. Ibnu HIbban, dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam kitab Shohih Al Jami’)
Al-Imam Ad-Daqqaq rohimahuloh berkata:

“من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة” تذكرة للقرطبي : (ص 9)

'Barangsiapa banyak mengingat kematian, maka dia akan dimuliakan dengan tiga hal: “Bersegera taubat, hati yang qona'ah (sikap merasa cukup dengan pemberian Alloh, meski sedikit), dan semangat beribadah".'

'Dan barangsiapa lupa terhadap kematian (tidak mau tahu dan tidak mempersiapkan diri menghadapinya), maka akan diberikan kepadanya hukuman dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, tidak ridha dengan keadaan, dan malas beribadah”.'

(At-Tadzkirah fii Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah (hal. 9), karya Al-Imam Al-Qurthuby rohimahulloh).

4. Kemudian, dengan mengingat kematian itu juga seseorang akan menjadi seorang mukmin yang cerdas dan berakal !

Perhatikanlah hadits berikut ini:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma, bahwa dia berkata:

“Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia bertanya:

“Wahai Rosululloh, orang yang beriman yang manakah yang paling terbaik ?”

Beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya.”

Orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas) ?”

Beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya (menghadapi hidup) setelah kematian. Mereka itulah orang yang berakal.”

(HR. Ibnu Majah dan dishohihkan di dalam kitab Shohih Ibnu Majah).

Demikianlah pembahasan yang ringkas ini. Semoga bisa menjadi nasehat yang bermanfaat bagi kita semuanya.....

Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah .....

Sine - Ngawi, Senin pagi yg sejuk, 3 Syawal 1444 H / 24 April 2023 M

Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby حفظه الله

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈• ❀🍃🌸🌼🌹🌼🌸🍃❀ •┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​
○○❁💎❁○•••﷽•••○❁💎❁○○
📌 WASPADA PENYAKIT
ㅤㅤㅤㅤISTIBTHA' 🍁
○○❁💎❁○•••🍁•••○❁💎❁○○

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

🍁 Istibtha’:
adalah keinginan untuk cepat sukses sebelum waktunya.

🍃 Penyakit istibtha’, merasa rizki terlambat, kurang melimpah, ingin punya banyak aset adalah pemicu terbesar untuk utang.

🍃 Padahal sehebat apapun usaha yang kita lakukan, tidak akan melampaui jatah rizki kita…

🍂 Betapa banyak manusia yang terjangkit penyakit istibtha’ ini, ingin cepat sukses sebelum waktunya.

🍂 Bisa jadi, ini penyebab terbesar manusia melakukan pelanggaran syariat dalam mencari rizki.

▪️Belum saatnya punya rumah, tapi nekad ambil KPR riba…

▪️Belum saatnya memiliki kendaraan, namun nekad leasing riba…

▪️Belum saatnya tender diloloskan, lalu menggunakan sogok agar menang tender…

▪️Belum saatnya keterima kerja, namun rela melakukan suap agar bisa diterima…

▪️Ingin cepat memiliki dunia sebelum waktunya, akhirnya harus melanggar aturan syariat…

Mengenai karakter istibtha’, obsesi untuk cepat kaya, cepat sukses, sebelum waktunya, dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya,

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu jangan kalian memiliki penyakit istibtha’ dalam masalah rizki". (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi).

Bagi anda yang berkarir & berpenghasilan baik, perhatikan dunia itu candu… waspadai obsesi memperbesar kran penghasilan, melalui tawaran utang…

Semoga kita bukan korban berikutnya…

Allahu a’lam.

💠 Dikutip dari Buku Kode Etik Pengusaha Muslim.

📲 @IslamAdalahSunnah

●┈»• ✽ ஜ ۩ ۞ ۩ ஜ ✽ •«┈●​​​​​​​​​​​​​​​​​​
🍃 ﷽ 𝗧𝗔𝗞 𝗦𝗘𝗠𝗨𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗔𝗣𝗔𝗡 𝗛𝗔𝗥𝗨𝗦 𝗠𝗘𝗡𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗞𝗘𝗡𝗬𝗔𝗧𝗔𝗔𝗡 🍃

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

🍃 𝘽𝘽𝙂 𝘼𝙇 𝙄𝙇𝙈𝙐 🍃

🌴🌴🌴
𝗔𝗯𝘂 𝗧𝗵𝗼𝘆𝗶𝗯 𝗔𝗹 𝗠𝘂𝘁𝗮𝗻𝗮𝗯𝗶 𝙧𝙤𝙝𝙞𝙢𝙖𝙝𝙪𝙡𝙡𝙖𝙝 𝗯𝗲𝗿𝘀𝘆𝗮’𝗶𝗿,

مَا كُلُّ مَا يَتَمَنَّى الْمَرْءُ يُدْركُهُ * تَجْري الرّيَاحٌ بمَا لَا تَشْتَهي السَّفَنُ

"𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙞𝙖 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩𝙠𝙖𝙣..𝙏𝙚𝙧𝙠𝙖𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙚𝙢𝙗𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙟𝙪 𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙝𝙪.."

🌴🌴🌴
𝐘𝐚..
𝐓𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧..
𝐓𝐞𝐫𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧..

𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐫𝐢𝐝𝐡𝐨 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡.. 𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧..

🌴🌴🌴
𝗞𝗲𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵..
𝗪𝗮𝗹𝗮𝘂𝗽𝘂𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗽𝗮𝗵𝗶𝘁 𝗱𝗮𝗻 𝗴𝗲𝘁𝗶𝗿..
𝗡𝗮𝗺𝘂𝗻 𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗮𝗻𝗶𝘀 𝗱𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗱𝗮𝗵..

𝘿𝙞𝙩𝙪𝙡𝙞𝙨 𝙤𝙡𝙚𝙝,
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗯𝘂 𝗬𝗮𝗵𝘆𝗮 𝗕𝗮𝗱𝗿𝘂𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺, 𝗟𝗰 حفظه الله تعالى

📚 Ref: https://bbg-alilmu.com/archives/49827

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

📲 @IslamAdalahSunnah

======🌴🌴🌴🌴🌴======​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
🚫🎼🎵 ﷽ JANGAN ANGGAP REMEH ALAT-ALAT MUSIK DAN NYANYIAN-NYANYIAN

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullāh berkata,

والذي شاهدناه نحنُ وغيرُنا وعرَفناه بالتجارب أنهُ ما ظهرت المعازفُ وآلاتُ اللهو في قومٍ وفشَتْ فيهم واشتغلوا بها ​إلّا سلّطَ الله عليهم العدوّ ، وبـُـلوا بالقحط والجَدب وولاةِ السوء.

❝ 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯, 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘭𝘦𝘭𝘢 𝘢𝘭𝘢𝘵-𝘢𝘭𝘢𝘵 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘵𝘪𝘬 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘶𝘮 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘴𝘺𝘪𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘮𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩-𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩, 𝘬𝘦𝘬𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘤𝘦𝘬𝘭𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘩𝘢𝘵.

والعاقلُ يتأمّل أحوالَ العالم وينظر ؛ والله المستعان.

𝘔𝘢𝘬𝘢, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯-𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨𝘢𝘯.❞

📖 Madarijus Salikin (1/496)

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
t.me/salafybaturaja/12043


⭕️🪵 IMAM YANG EMPAT SEPAKAT! ALAT MUSIK HUKUMNYA HARAM

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

فذهب الأئمة الأربعة : أن آلات اللهو كلها حرام فقد ثبت في صحيح البخاري وغيره أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر أنه سيكون من أمته من يستحل الحر والحرير والخمر والمعازف وذكر أنهم يمسخون قردة وخنازير .... . ولم يذكر أحد من أتباع الأئمة في آلات اللهو نزاعا

Imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Asy Syafi'i, dan Ahmad) berpendapat bahwa alat musik seluruhnya haram.

Telah diriwayatkan secara shahih dalam Shahih Al-Bukhari dan selainnya bahwa Nabi ﷺ memberitakan bahwa akan ada dari umatnya yang menganggap halal (padahal aslinya haram) perzinaan, sutra (bagi lelaki), khamer (segala sesuatu yang memabukkan), dan alat musik.

Beliau juga menyebutkan bahwa mereka diubah menjadi kera dan babi.... Tidak ada satu pun dari para pengikut imam-imam tersebut yang menyebutkan adanya silang pendapat tentang haramnya alat musik.

📖 Majmu' Fatawa Syaikhil Islam Ibni Taimiyah jil. 11 hlm. 576 | Dikutip dari t.me/majalahtashfiyah/649

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ
Allaahumma innii as-alukal hudaa was-sadaad.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kebenaran.

📲 @IslamAdalahSunnah

┈┉┉━━❅🎼🎸❅━━┉┉┈​​​​​​​​​​​​​​​​
🌷﷽ 𝗦𝗘𝗗𝗘𝗞𝗔𝗛 𝗗𝗜 𝗪𝗔𝗞𝗧𝗨 𝗟𝗔𝗣𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗔𝗡 𝗦𝗘𝗠𝗣𝗜𝗧🌷

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

𝕭𝖊𝖗𝖇𝖚𝖆𝖙 𝖇𝖆𝖎𝖐 𝖐𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖑𝖆𝖕𝖆𝖓𝖌 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖕𝖆𝖙𝖚𝖙𝖓𝖞𝖆,
𝕸𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗𝖎 𝖉𝖎 𝖘𝖆𝖆𝖙 𝖇𝖊𝖗𝖑𝖎𝖒𝖕𝖆𝖍 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖍𝖆𝖗𝖚𝖘𝖓𝖞𝖆,
𝕭𝖊𝖗𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝖘𝖆𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖉𝖎𝖈𝖎𝖓𝖙𝖆𝖎 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖍𝖆𝖑 𝖇𝖎𝖆𝖘𝖆,
𝕭𝖊𝖗𝖕𝖊𝖌𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖊𝖌𝖚𝖍 𝖐𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖇𝖊𝖗𝖘𝖆𝖒𝖆-𝖘𝖆𝖒𝖆 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖑𝖚𝖒𝖗𝖆𝖍𝖓𝖞𝖆,
𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖙𝖆𝖆𝖙 𝖉𝖎 𝖐𝖆𝖑𝖆 𝖗𝖆𝖒𝖆𝖎 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖜𝖆𝖏𝖆𝖗𝖓𝖞𝖆,
𝕭𝖊𝖗𝖘𝖆𝖇𝖆𝖗 𝖐𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖘𝖊𝖓𝖆𝖓𝖌 𝖉𝖆𝖓 𝖓𝖞𝖆𝖒𝖆𝖓 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖑𝖆𝖟𝖎𝖒𝖓𝖞𝖆,
𝕰𝖓𝖌𝖐𝖆𝖚 𝖇𝖊𝖗𝖘𝖞𝖚𝖐𝖚𝖗 𝖒𝖆𝖓𝖆𝖐𝖆𝖑𝖆 𝖘𝖊𝖏𝖆𝖍𝖙𝖊𝖗𝖆 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖚𝖉𝖆𝖍 𝖘𝖊𝖒𝖊𝖘𝖙𝖎𝖓𝖞𝖆.

𝕾𝖊𝖒𝖚𝖆 𝖎𝖓𝖎 𝖙𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖉𝖎𝖓𝖎𝖑𝖆𝖎 𝖘𝖊𝖇𝖆𝖌𝖆𝖎 𝖐𝖊𝖇𝖆𝖎𝖐𝖆𝖓 𝖉𝖆𝖓 𝖕𝖊𝖗𝖎𝖑𝖆𝖐𝖚 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖉𝖆𝖕𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖍𝖆𝖓𝖙𝖆𝖗𝖐𝖆𝖓 𝖕𝖆𝖍𝖆𝖑𝖆 𝖆𝖒𝖆𝖑 𝖘𝖍𝖆𝖑𝖎𝖍, 𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆 𝖊𝖓𝖌𝖐𝖆𝖚 𝖎𝖐𝖍𝖑𝖆𝖘 𝖉𝖆𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖍𝖆𝖗𝖆𝖕 𝖗𝖎𝖉𝖍𝖔 𝖉𝖆𝖗𝖎-𝕹𝖞𝖆,

𝕹𝖆𝖒𝖚𝖓, 𝖙𝖆𝖍𝖚𝖐𝖆𝖍 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝖇𝖆𝖍𝖜𝖆 𝖆𝖉𝖆 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖑𝖊𝖇𝖎𝖍 𝖇𝖆𝖎𝖐 𝖉𝖆𝖗𝖎 𝖕𝖆𝖉𝖆 𝖎𝖙𝖚 𝖘𝖊𝖒𝖚𝖆, 𝖞𝖆𝖎𝖙𝖚....

𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖇𝖊𝖗𝖇𝖚𝖆𝖙 𝖇𝖆𝖎𝖐 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖐𝖊𝖆𝖉𝖆𝖆𝖓 𝖘𝖊𝖒𝖕𝖎𝖙,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗𝖎 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖐𝖊𝖆𝖉𝖆𝖆𝖓 𝖘𝖊𝖉𝖎𝖐𝖎𝖙,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖇𝖊𝖗𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝖘𝖆𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖐𝖊𝖆𝖉𝖆𝖆𝖓 𝖉𝖎𝖇𝖊𝖓𝖈𝖎,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖇𝖊𝖗𝖕𝖊𝖌𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖊𝖌𝖚𝖍 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖘𝖊𝖓𝖉𝖎𝖗𝖎𝖆𝖓,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖙𝖆𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖐𝖊𝖆𝖉𝖆𝖆𝖓 𝖘𝖊𝖕𝖎,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖘𝖆𝖇𝖆𝖗 𝖒𝖊𝖘𝖐𝖎 𝖕𝖊𝖗𝖎𝖍 𝖉𝖆𝖓 𝖐𝖊𝖕𝖆𝖍𝖎𝖙𝖆𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖎𝖒𝖕𝖆,
𝕶𝖊𝖙𝖎𝖐𝖆 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝕿𝖊𝖙𝖆𝖕 𝖇𝖊𝖗𝖘𝖞𝖚𝖐𝖚𝖗 𝖒𝖆𝖓𝖆𝖐𝖆𝖑𝖆 𝖇𝖆𝖓𝖞𝖆𝖐 𝖍𝖆𝖑 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖇𝖊𝖑𝖚𝖒 𝖙𝖊𝖗𝖈𝖚𝖐𝖚𝖕𝖎.

𝕾𝖚𝖓𝖌𝖌𝖚𝖍 𝖎𝖓𝖎 𝖘𝖊𝖇𝖚𝖆𝖍 𝖐𝖊𝖑𝖊𝖇𝖎𝖍𝖆𝖓,..
𝖄𝖆𝖓𝖌 𝖒𝖆𝖓𝖆 𝖙𝖎𝖉𝖆𝖐 𝖘𝖊𝖒𝖚𝖆 𝖏𝖎𝖜𝖆 𝖒𝖊𝖒𝖎𝖑𝖎𝖐𝖎𝖓𝖞𝖆,
𝕶𝖆𝖗𝖊𝖓𝖆 𝖒𝖊𝖒𝖆𝖓𝖌 𝖍𝖆𝖓𝖞𝖆 𝖏𝖎𝖜𝖆-𝖏𝖎𝖜𝖆 𝖕𝖎𝖑𝖎𝖍𝖆𝖓𝖑𝖆𝖍 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖒𝖊𝖓𝖉𝖆𝖕𝖆𝖙 𝖐𝖊𝖐𝖚𝖆𝖙𝖆𝖓 𝖉𝖆𝖓 𝖕𝖊𝖙𝖚𝖓𝖏𝖚𝖐 𝖉𝖆𝖗𝖎-𝕹𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖍𝖎𝖓𝖌𝖌𝖆 𝖒𝖆𝖒𝖕𝖚 𝖒𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚𝖎𝖓𝖞𝖆,
𝕯𝖆𝖓 𝖘𝖊𝖒𝖔𝖌𝖆 𝖏𝖎𝖜𝖆-𝖏𝖎𝖜𝖆 𝖕𝖎𝖑𝖎𝖍𝖆𝖓 𝖎𝖙𝖚 𝖆𝖉𝖆𝖑𝖆𝖍 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝖘𝖆𝖑𝖆𝖍 𝖘𝖆𝖙𝖚𝖓𝖞𝖆,

𝕯𝖆𝖗𝖎 𝕬𝖇𝖚 𝕳𝖚𝖗𝖆𝖎𝖗𝖆𝖍 𝖉𝖆𝖓 ‘𝕬𝖇𝖉𝖚𝖑𝖑𝖆𝖍 𝖇𝖎𝖓 𝕳𝖚𝖇𝖘𝖞𝖎 𝕬𝖑 𝕶𝖍𝖔𝖙𝖘’𝖆𝖒𝖎, 𝖇𝖆𝖍𝖜𝖆 𝕹𝖆𝖇𝖎 𝖘𝖍𝖆𝖑𝖑𝖆𝖑𝖑𝖆𝖍𝖚 ‘𝖆𝖑𝖆𝖎𝖍𝖎 𝖜𝖆 𝖘𝖆𝖑𝖑𝖆𝖒 𝖕𝖊𝖗𝖓𝖆𝖍 𝖉𝖎𝖙𝖆𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖉𝖊𝖐𝖆𝖍 𝖒𝖆𝖓𝖆 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖕𝖆𝖑𝖎𝖓𝖌 𝖆𝖋𝖉𝖍𝖔𝖑. 𝕵𝖆𝖜𝖆𝖇 𝖇𝖊𝖑𝖎𝖆𝖚,

جَهْدُ الْمُقِلِّ

“𝕾𝖊𝖉𝖊𝖐𝖆𝖍 𝖉𝖆𝖗𝖎 𝖔𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖘𝖊𝖗𝖇𝖆 𝖐𝖊𝖐𝖚𝖗𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓.” (𝕳𝕽. 𝕬𝖓 𝕹𝖆𝖘𝖆𝖎 𝖓𝖔. 2526. 𝕾𝖞𝖆𝖎𝖐𝖍 𝕬𝖑 𝕬𝖑𝖇𝖆𝖓𝖎 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖆𝖙𝖆𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖆𝖍𝖜𝖆 𝖍𝖆𝖉𝖎𝖙𝖘 𝖎𝖓𝖎 𝖘𝖍𝖆𝖍𝖎𝖍)

𝕸𝖆𝖍𝖆 𝕻𝖊𝖒𝖚𝖗𝖆𝖍𝖓𝖞𝖆 𝕬𝖑𝖑𝖆𝖍 𝕾𝖆𝖓𝖌 𝕽𝖆𝖍𝖒𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖊𝖑𝖆𝖍 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗𝖎𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖊𝖘𝖆𝖗𝖓𝖞𝖆 𝖕𝖆𝖍𝖆𝖑𝖆 𝖏𝖚𝖌𝖆 𝖘𝖊𝖘𝖚𝖆𝖎 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖙𝖎𝖓𝖌𝖐𝖆𝖙 𝖇𝖊𝖘𝖆𝖗𝖓𝖞𝖆 𝖚𝖏𝖎𝖆𝖓.

𝕸𝖆𝖗𝖎 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝖆𝖒𝖆𝖑𝖐𝖆𝖓, 𝖐𝖆𝖗𝖊𝖓𝖆 𝖘𝖊𝖒𝖕𝖎𝖙, 𝖘𝖊𝖉𝖎𝖐𝖎𝖙, 𝖘𝖊𝖓𝖉𝖎𝖗𝖎, 𝖘𝖚𝖘𝖆𝖍, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓𝖑𝖆𝖍 𝖕𝖊𝖓𝖌𝖍𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 𝖚𝖓𝖙𝖚𝖐 𝖐𝖎𝖙𝖆 𝖒𝖊𝖑𝖆𝖐𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖐𝖊𝖇𝖆𝖎𝖐𝖆𝖓, 𝖓𝖆𝖒𝖚𝖓 𝖘𝖊𝖒𝖚𝖆 𝖎𝖙𝖚 𝖍𝖆𝖓𝖞𝖆 𝖚𝖏𝖎𝖆𝖓.

𝕳𝖆𝖇𝖎𝖇𝖎𝖊 𝕼𝖚𝖔𝖙𝖊: 02/06/20

ْاَللَّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّر
(𝙔𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝, 𝙢𝙪𝙙𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙨𝙪𝙡𝙞𝙩)

📲 @IslamAdalahSunnah

○○○🌿🍯🍯🍯🍯🌿○○○​​​​​​​​​​