﷽ 1. TAUHID: kunci masuk surga, 2. ILMU: jalan menuju surga, 3. AKHLAK: cara mendapatkan surga tertinggi
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
1. Dari ’Ubadah bin Shomit radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
”Barangsiapa mengucapkan: saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149).
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699).
3. Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan, dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464).
🌐 Sumber: https://www.instagram.com/p/Ck2Wt3VvH8m/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا
📲 @IslamAdalahSunnah
•━━━❅❀☘️🌸☘️🌸☘️❀❅━━━•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
1. Dari ’Ubadah bin Shomit radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
”Barangsiapa mengucapkan: saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149).
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699).
3. Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan, dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464).
🌐 Sumber: https://www.instagram.com/p/Ck2Wt3VvH8m/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا
📲 @IslamAdalahSunnah
•━━━❅❀☘️🌸☘️🌸☘️❀❅━━━•
🍃 ﷽ JANGAN SALAH PAHAM, KURBAN BUKAN IBADAH SEKALI SEUMUR HIDUP, AKAN TETAPI SETIAP TAHUN 🍃
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
🍂🍂🍂
Sebagian orang masih ada yang salah paham tentang ibadah kurban. Sepertinya masih banyak orang yang beranggapan bahwa ibadah kurban itu jika pernah melakukannya sekali, maka tidak perlu berkurban lagi di tahun-tahun berikutnya.
🌴🌴🌴
Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru. Ibadah kurban adalah ibadah tahunan, hukumnya sunnah muakkadah, sangat ditekankan untuk dilaksanakan setiap tahun jika memang memiliki kemampuan.
🌷🌷🌷
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَن كان له سَعَةٌ ولم يُضَحِّ ، فلا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانا
“Barang siapa yang mempunyai keluasan rizki, namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami”. (HR. Ibnu Majah 2123 dan Ahmad 8273, hadits hasan)
🍀🍀🍀
Dari Makhnaf bin Sulaim radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ عَلَى أَهْلِ كُلِّ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أَضْحَاةً
“Sesungguhnya bagi setiap satu kelurga sembelihan kurban setiap tahunnya” (HR. Ahmad 20207, al Hafidz Ibnu Hajar dalam “Fathul Baari”: sanadnya kuat)
♻️♻️♻️
Yuk kurban lagi tahun ini dan raih keutamaannya.....
👍 Raih pahala besar dengan menyebarkan kiriman ini.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈•◎❅❀🌻🐫🐄🐏🌻❀❅◎•┈•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
🍂🍂🍂
Sebagian orang masih ada yang salah paham tentang ibadah kurban. Sepertinya masih banyak orang yang beranggapan bahwa ibadah kurban itu jika pernah melakukannya sekali, maka tidak perlu berkurban lagi di tahun-tahun berikutnya.
🌴🌴🌴
Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru. Ibadah kurban adalah ibadah tahunan, hukumnya sunnah muakkadah, sangat ditekankan untuk dilaksanakan setiap tahun jika memang memiliki kemampuan.
🌷🌷🌷
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَن كان له سَعَةٌ ولم يُضَحِّ ، فلا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانا
“Barang siapa yang mempunyai keluasan rizki, namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami”. (HR. Ibnu Majah 2123 dan Ahmad 8273, hadits hasan)
🍀🍀🍀
Dari Makhnaf bin Sulaim radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ عَلَى أَهْلِ كُلِّ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أَضْحَاةً
“Sesungguhnya bagi setiap satu kelurga sembelihan kurban setiap tahunnya” (HR. Ahmad 20207, al Hafidz Ibnu Hajar dalam “Fathul Baari”: sanadnya kuat)
♻️♻️♻️
Yuk kurban lagi tahun ini dan raih keutamaannya.....
👍 Raih pahala besar dengan menyebarkan kiriman ini.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈•◎❅❀🌻🐫🐄🐏🌻❀❅◎•┈•
┏🕕💎━━━﷽━━━🕛━━┓
ㅤㅤ MENGAPA ALLAH
ㅤ BERSUMPAH DENGAN
ㅤㅤㅤㅤㅤ MASA?
┗━━🕞'💎━━🕡━━━💎🕦┛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Rabb kita bersumpah dengan waktu-waktu ini agar kita mengetahui nilainya, dan agar kita memeliharanya, serta kita tidak mempergunakan waktu itu kecuali untuk kebaikan.
Usia yang Anda jalani ini, wahai hamba, adalah ladang yang kelak akan Anda petik hasilnya di negeri akhirat. Jika Anda menanaminya dengan kebaikan dan amal shalih, maka akan Anda memetik buahnya berupa kebahagiaan dan keberuntungan, serta Anda dengan izin Allah termasuk di antara orang-orang yang diseru di negeri akhirat:
كُلُوا۟ وَٱشۡرَبُوا۟ هَنِیۤـَٔۢا بِمَاۤ أَسۡلَفۡتُمۡ فِی ٱلۡأَیَّامِ ٱلۡخَالِیَةِ ٢٤
"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haaqqah: 24)
Sebaliknya, jika Anda menyia-nyiakannya dengan hal-hal yang melalaikan dan menanaminya dengan kemaksiatan dan pelanggaran, maka Anda akan menyesal pada hari di mana penyesalan tidak berguna sama sekali, dan Anda akan berangan-angan sekiranya bisa dikembalikan ke dunia lagi.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَهُمۡ یَصۡطَرِخُونَ فِیهَا رَبَّنَاۤ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَیۡرَ ٱلَّذِی كُنَّا نَعۡمَلُۚ ... ٣٧
“Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan...” (QS. Faathir: 37)
Maka dikatakan kepadamu:
أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا یَتَذَكَّرُ فِیهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ ٱلنَّذِیرُۖ فَذُوقُوا۟ فَمَالِلظَّـٰلِمِینَ مِن نَّصِیرٍ ...٣٧
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun.” (QS. Faathir: 37)
Yakni, bukankah Kami telah menjadikan kalian memiliki usia yang panjang?
Usia yang panjang adalah hujjah.
Allah telah memberikan kesempatan kepada hamba yang dihidupkan-Nya hingga 60 atau 70 tahun.
Siapa saja yang merenungkan maka ia akan mengerti bahwa kehidupan kita ini terbatas dan bisa dihitung dengan tahun dan hari, bahkan dengan jam dan detik, tanpa kita bisa menambah satu detik pun. Usia kita ini pendek bila dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu yang berusia ratusan tahun. Seseorang dari mereka ada yang hidup seratus tahun atau lebih, bahkan hingga seribu tahun.
Adapun umat ini, maka usianya sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi صلّى الله عليه و سلّم
أعمار أمّتي ما بين الستين إلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك
“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan hanya sedikit dari mereka yang melampui usia itu.”
“Seandainya seseorang hidup berusia 60 tahun, 20 tahun darinya dipakai untuk tidur (dengan asumsi seseorang tidur delapan jam dalam sehari), 15 tahun sebelum baligh, 5 tahun untuk makan, dan waktu yang dipakai untuk santai 20 tahun. Yang tersisa tinggal 20 tahun yang mencakup waktu-waktu untuk bekerja. Demikianlah, tidak diragukan lagi.”
Jadi berapa tahunkah ibadah yang kita alokasikan dari dunia kita?
Walaupun kita andaikan usia kita seluruhnya adalah untuk ibadah, yaitu 60 tahun, maka itu pun hanya setara dengan tiga menit saja bila dibandingkan dengan hari Kiamat yang seharinya adalah “seratus ribu tahun.” (dalam surat al-Hajj ayat 47: ”…Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” -edit.)
ㅤㅤ MENGAPA ALLAH
ㅤ BERSUMPAH DENGAN
ㅤㅤㅤㅤㅤ MASA?
┗━━🕞'💎━━🕡━━━💎🕦┛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Rabb kita bersumpah dengan waktu-waktu ini agar kita mengetahui nilainya, dan agar kita memeliharanya, serta kita tidak mempergunakan waktu itu kecuali untuk kebaikan.
Usia yang Anda jalani ini, wahai hamba, adalah ladang yang kelak akan Anda petik hasilnya di negeri akhirat. Jika Anda menanaminya dengan kebaikan dan amal shalih, maka akan Anda memetik buahnya berupa kebahagiaan dan keberuntungan, serta Anda dengan izin Allah termasuk di antara orang-orang yang diseru di negeri akhirat:
كُلُوا۟ وَٱشۡرَبُوا۟ هَنِیۤـَٔۢا بِمَاۤ أَسۡلَفۡتُمۡ فِی ٱلۡأَیَّامِ ٱلۡخَالِیَةِ ٢٤
"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haaqqah: 24)
Sebaliknya, jika Anda menyia-nyiakannya dengan hal-hal yang melalaikan dan menanaminya dengan kemaksiatan dan pelanggaran, maka Anda akan menyesal pada hari di mana penyesalan tidak berguna sama sekali, dan Anda akan berangan-angan sekiranya bisa dikembalikan ke dunia lagi.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَهُمۡ یَصۡطَرِخُونَ فِیهَا رَبَّنَاۤ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَیۡرَ ٱلَّذِی كُنَّا نَعۡمَلُۚ ... ٣٧
“Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan...” (QS. Faathir: 37)
Maka dikatakan kepadamu:
أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا یَتَذَكَّرُ فِیهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ ٱلنَّذِیرُۖ فَذُوقُوا۟ فَمَالِلظَّـٰلِمِینَ مِن نَّصِیرٍ ...٣٧
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun.” (QS. Faathir: 37)
Yakni, bukankah Kami telah menjadikan kalian memiliki usia yang panjang?
Usia yang panjang adalah hujjah.
Allah telah memberikan kesempatan kepada hamba yang dihidupkan-Nya hingga 60 atau 70 tahun.
Siapa saja yang merenungkan maka ia akan mengerti bahwa kehidupan kita ini terbatas dan bisa dihitung dengan tahun dan hari, bahkan dengan jam dan detik, tanpa kita bisa menambah satu detik pun. Usia kita ini pendek bila dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu yang berusia ratusan tahun. Seseorang dari mereka ada yang hidup seratus tahun atau lebih, bahkan hingga seribu tahun.
Adapun umat ini, maka usianya sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi صلّى الله عليه و سلّم
أعمار أمّتي ما بين الستين إلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك
“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan hanya sedikit dari mereka yang melampui usia itu.”
“Seandainya seseorang hidup berusia 60 tahun, 20 tahun darinya dipakai untuk tidur (dengan asumsi seseorang tidur delapan jam dalam sehari), 15 tahun sebelum baligh, 5 tahun untuk makan, dan waktu yang dipakai untuk santai 20 tahun. Yang tersisa tinggal 20 tahun yang mencakup waktu-waktu untuk bekerja. Demikianlah, tidak diragukan lagi.”
Jadi berapa tahunkah ibadah yang kita alokasikan dari dunia kita?
Walaupun kita andaikan usia kita seluruhnya adalah untuk ibadah, yaitu 60 tahun, maka itu pun hanya setara dengan tiga menit saja bila dibandingkan dengan hari Kiamat yang seharinya adalah “seratus ribu tahun.” (dalam surat al-Hajj ayat 47: ”…Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” -edit.)
Saudaraku yang tercinta!
Seandainya manusia hidup selama 60 tahun, dan ia menyiakan-nyiakan satu jam dalam sehari, niscaya dia datang pada hari kiamat membawa tiga tahun yang hampa tanpa terisi satu kebajikan pun. Demikian pula sekiranya dia menyia-nyiakan dua jam, berarti ada enam tahun yang kosong dari kebaikan, bahkan mungkin terisi amal-amal keburukan.
Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan. Berapa jamkah dalam sehari semalam, waktu yang diperuntukkan bagi Allah سبحانه و تعلى? Dan berapa jamkah yang diperuntukkan bagi dunia? Sebenarnya, seorang yang shalih di antara kita, jika ia melaksanakan shalat lima waktu dalam waktu satu jam misalnya, dan satu jam lainnya ia gunakan untuk membaca al-Qur-an, shalat-shalat sunnah atau selainnya, maka yang tersisa adalah 22 jam. Waktu yang cukup lama itulah yang hilang setiap harinya untuk komunikasi, bepergian, kunjungan, pertemuan, pesta, menyimak informasi, bekerja, makan, minum, tidur, istirahat dan bercengkrama.
Seandainya seseorang hidup selama 70 tahun, dan setiap hari ia gunakan satu jam untuk shalat berjamaah, dan satu jam lainnya dipergunakan untuk amal-amal shalih lainnya, maka waktu yang tersisa adalah 22 jam. Jika usia Anda yang 70 tahun dianggap 24 jam (sehari semalam), maka 22 jam itu setara dengan usia Anda 64 tahun. Sedangkan yang dua jam tadi setara dengan enam tahun, dan enam jam itulah yang tersisa untukmu dari 70 tahun.
Kalau begitu, tidak ada lagi di hadapan kita, wahai saudaraku, kecuali kita harus mencari amalan-amalan syar’iyah yang dapat memperpanjang usia kita, dan melipatgandakan amal-amal kebajikan kita dalam usia yang pendek ini, yang kebanyakannya tersia-siakan untuk berbagai urusan duniawi.
Diketik ulang dari:
31 Tuntunan Hidup Berkah & Panjang Umur ‘ala Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam Hal 15-20, Amir bin Muhammad Al-Mudari, Pustaka Ibnu Umar, Bogor
📋 Referensi: t.me/mengajiTauhidsunnah/14628
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
🕕➿🕚➿🕟➿🕤➿🕥➿🕧
Seandainya manusia hidup selama 60 tahun, dan ia menyiakan-nyiakan satu jam dalam sehari, niscaya dia datang pada hari kiamat membawa tiga tahun yang hampa tanpa terisi satu kebajikan pun. Demikian pula sekiranya dia menyia-nyiakan dua jam, berarti ada enam tahun yang kosong dari kebaikan, bahkan mungkin terisi amal-amal keburukan.
Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan. Berapa jamkah dalam sehari semalam, waktu yang diperuntukkan bagi Allah سبحانه و تعلى? Dan berapa jamkah yang diperuntukkan bagi dunia? Sebenarnya, seorang yang shalih di antara kita, jika ia melaksanakan shalat lima waktu dalam waktu satu jam misalnya, dan satu jam lainnya ia gunakan untuk membaca al-Qur-an, shalat-shalat sunnah atau selainnya, maka yang tersisa adalah 22 jam. Waktu yang cukup lama itulah yang hilang setiap harinya untuk komunikasi, bepergian, kunjungan, pertemuan, pesta, menyimak informasi, bekerja, makan, minum, tidur, istirahat dan bercengkrama.
Seandainya seseorang hidup selama 70 tahun, dan setiap hari ia gunakan satu jam untuk shalat berjamaah, dan satu jam lainnya dipergunakan untuk amal-amal shalih lainnya, maka waktu yang tersisa adalah 22 jam. Jika usia Anda yang 70 tahun dianggap 24 jam (sehari semalam), maka 22 jam itu setara dengan usia Anda 64 tahun. Sedangkan yang dua jam tadi setara dengan enam tahun, dan enam jam itulah yang tersisa untukmu dari 70 tahun.
Kalau begitu, tidak ada lagi di hadapan kita, wahai saudaraku, kecuali kita harus mencari amalan-amalan syar’iyah yang dapat memperpanjang usia kita, dan melipatgandakan amal-amal kebajikan kita dalam usia yang pendek ini, yang kebanyakannya tersia-siakan untuk berbagai urusan duniawi.
Diketik ulang dari:
31 Tuntunan Hidup Berkah & Panjang Umur ‘ala Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam Hal 15-20, Amir bin Muhammad Al-Mudari, Pustaka Ibnu Umar, Bogor
📋 Referensi: t.me/mengajiTauhidsunnah/14628
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
🕕➿🕚➿🕟➿🕤➿🕥➿🕧
﷽ MATAKU TIDAK BISA TERPEJAM SEBELUM ENGKAU RIDHA
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)
Istri yang menginginkan hidup penuh dengan kebahagiaan bersama suaminya adalah istri yang tidak mudah marah. Dan niscaya dia pun akan meredam kemarahan dirinya dan kemarahan suaminya dengan cinta dan kasih sayang demi menggapai kebahagiaan surga. Ia tahu bahwa kemuliaan dan posisi seorang istri akan semakin mulia dengan ridha suami. Dan ketika sang istri tahu bahwa ridha suami adalah salah satu sebab untuk masuk ke dalam surga, niscaya dia akan berusaha menggapai ridha suaminya tersebut.
Allah Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman ketika menjelaskan cirri-ciri orang yang bertaqwa, satu di antaranya adalah orang yang pemaaf;
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Ali-Imran: 134)
Wahai para istri shalihah, jadikan baktimu kepada suamimu berbalas ridha Allah. Lakukanlah baktimu dengan niat ikhlas karena Allah, berusahalah dengan sungguh-sungguh dan lakukan dengan cara yang baik. Lakukanlah untuk mendapatkan ridha suamimu, maka Allah pun akan ridha terhadapmu.. Insyaalah.
Sebaliknya, apabila suami tidak ridha, Allah pun tidak memberikan keridhaan-Nya. Parahnya lagi, para malaikat pun akan melaknat istri yang durhaka.
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan terhadapnya), maka penghuni langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR. Bukhari no. 5194 dan Muslim no.1436)
Bahkan, apabila suami murka bisa mengakibatkan tertolaknya shalat yang dilakukan oleh sang istri. Wal iyyadzubillaah. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hadits riwayat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa,
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” (HR. Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)
🌐 Selengkapnya Klik: https://muslimah.or.id/3066-mataku-tidak-bisa-terpejam-sebelum-engkau-ridha.html
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📲 @IslamAdalahSunnah
❥●●●•••┈❀💜❀┈•••●●●❥
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)
Istri yang menginginkan hidup penuh dengan kebahagiaan bersama suaminya adalah istri yang tidak mudah marah. Dan niscaya dia pun akan meredam kemarahan dirinya dan kemarahan suaminya dengan cinta dan kasih sayang demi menggapai kebahagiaan surga. Ia tahu bahwa kemuliaan dan posisi seorang istri akan semakin mulia dengan ridha suami. Dan ketika sang istri tahu bahwa ridha suami adalah salah satu sebab untuk masuk ke dalam surga, niscaya dia akan berusaha menggapai ridha suaminya tersebut.
Allah Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman ketika menjelaskan cirri-ciri orang yang bertaqwa, satu di antaranya adalah orang yang pemaaf;
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Ali-Imran: 134)
Wahai para istri shalihah, jadikan baktimu kepada suamimu berbalas ridha Allah. Lakukanlah baktimu dengan niat ikhlas karena Allah, berusahalah dengan sungguh-sungguh dan lakukan dengan cara yang baik. Lakukanlah untuk mendapatkan ridha suamimu, maka Allah pun akan ridha terhadapmu.. Insyaalah.
Sebaliknya, apabila suami tidak ridha, Allah pun tidak memberikan keridhaan-Nya. Parahnya lagi, para malaikat pun akan melaknat istri yang durhaka.
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan terhadapnya), maka penghuni langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR. Bukhari no. 5194 dan Muslim no.1436)
Bahkan, apabila suami murka bisa mengakibatkan tertolaknya shalat yang dilakukan oleh sang istri. Wal iyyadzubillaah. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hadits riwayat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa,
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” (HR. Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)
🌐 Selengkapnya Klik: https://muslimah.or.id/3066-mataku-tidak-bisa-terpejam-sebelum-engkau-ridha.html
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📲 @IslamAdalahSunnah
❥●●●•••┈❀💜❀┈•••●●●❥
⚠🏞🗾 ﷽ Diusirnya Mereka Dari Telaga HAUDH
💐🌻🌼🌸🌺🌾🍁🍂🍃🌹
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
📌 Saudaraku, jika kita disuruh memilih golongan mana yang akan kita pilih. Atau di barisan mana kita akan berdiri, antara lain di barisan yang membela serta menerapkan Sunnah atau malah barisan yang menentang Sunnah.
✒ Tentu kita akan memilih barisan yang membela dan menerapkan Sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
🏞 Bukankah nanti, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam akan menanti kita di telaganya?
✨ Namun, perlu diketahui ada sebagian orang yang akan diusir dari telaganya. Siapakah mereka?
📜 Mari kita simak hadits berikut,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “
📚 (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
❗Ya itulah mereka, yang membuat suatu perkara baru, ritual baru, syariat baru dalam Agama (Bid'ah). Di sisi lain mereka menganggap itu adalah suatu amalan ibadah dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun nyatanya amalan tersebut tertolak bahkan sampai terhalang dan terusir dari telaga beliau shalallahu alaihi wasallam.
✅ Saudaraku, marilah kita benar-benar ibadah sesuai dengan apa yang disampaikan serta dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam sebagaimana para sahabat mengamalkannya.
📝 Semoga kita selalu Istiqomah di atas Sunnah, sampai akhir hayat kita. Karena kita tidak akan pernah tahu akhir kehidupan ini, menjadi barisan pembela Sunnah atau penentang Sunnah.
🌍 Referensi: t.me/Manhaj_salaf1/404
Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah 'alas Sunnah,,,
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
💐🌻🌼🌸🌺🌾🍁🍂🍃🌹
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
📌 Saudaraku, jika kita disuruh memilih golongan mana yang akan kita pilih. Atau di barisan mana kita akan berdiri, antara lain di barisan yang membela serta menerapkan Sunnah atau malah barisan yang menentang Sunnah.
✒ Tentu kita akan memilih barisan yang membela dan menerapkan Sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
🏞 Bukankah nanti, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam akan menanti kita di telaganya?
✨ Namun, perlu diketahui ada sebagian orang yang akan diusir dari telaganya. Siapakah mereka?
📜 Mari kita simak hadits berikut,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “
📚 (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
❗Ya itulah mereka, yang membuat suatu perkara baru, ritual baru, syariat baru dalam Agama (Bid'ah). Di sisi lain mereka menganggap itu adalah suatu amalan ibadah dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun nyatanya amalan tersebut tertolak bahkan sampai terhalang dan terusir dari telaga beliau shalallahu alaihi wasallam.
✅ Saudaraku, marilah kita benar-benar ibadah sesuai dengan apa yang disampaikan serta dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam sebagaimana para sahabat mengamalkannya.
📝 Semoga kita selalu Istiqomah di atas Sunnah, sampai akhir hayat kita. Karena kita tidak akan pernah tahu akhir kehidupan ini, menjadi barisan pembela Sunnah atau penentang Sunnah.
🌍 Referensi: t.me/Manhaj_salaf1/404
Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah 'alas Sunnah,,,
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
🌧💦💧 ﷽ DI LANGIT TERDAPAT REZEKIMU 🍯🌿
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
☝️ Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَفِى السَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ
💎 "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
📖 (QS. Az-Zariyat [51]: Ayat 22)
🍃•*¨*•.¸¸🍃🌸🍃・¸¸.•*¨*•🍃
👆 FOKUSLAH PADA SATU HAL 🍃
🍃Jangan khawatir dengan dunia, karena itu milik Allah..
🍃Jangan khawatirkan pula rezekimu, karena semua itu dari Allah..
🍃Jangan pula khawatirkan masa depanmu, karena itu di tangan Allah..
🌸 Tapi, fokuslah untuk memikirkan satu hal, bagaimana menjadikan Allah ridho kepadamu.
🍃 Karena jika engkau telah menjadikan Allah ridho kepadamu,
Allah akan menjadikan manusia ridho kepadamu, dan Dia juga akan menjadikanmu tercukupi dan tidak bergantung pada orang lain.
✍️ Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله
💠 Sumber: https://bbg-alilmu.com/archives/12919
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
•┅┅═══✿❀🕌❀✿═══┅┅•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
☝️ Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَفِى السَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ
💎 "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
📖 (QS. Az-Zariyat [51]: Ayat 22)
🍃•*¨*•.¸¸🍃🌸🍃・¸¸.•*¨*•🍃
👆 FOKUSLAH PADA SATU HAL 🍃
🍃Jangan khawatir dengan dunia, karena itu milik Allah..
🍃Jangan khawatirkan pula rezekimu, karena semua itu dari Allah..
🍃Jangan pula khawatirkan masa depanmu, karena itu di tangan Allah..
🌸 Tapi, fokuslah untuk memikirkan satu hal, bagaimana menjadikan Allah ridho kepadamu.
🍃 Karena jika engkau telah menjadikan Allah ridho kepadamu,
Allah akan menjadikan manusia ridho kepadamu, dan Dia juga akan menjadikanmu tercukupi dan tidak bergantung pada orang lain.
✍️ Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله
💠 Sumber: https://bbg-alilmu.com/archives/12919
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
•┅┅═══✿❀🕌❀✿═══┅┅•
﷽ Selektif Dalam Menuntut Ilmu Agama
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Ilmu agama adalah perkara yang agung, yang dengannya seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Tanpa ilmu agama, seseorang akan binasa.
Rasulullah ﷺ bersabda, artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali dzikrullah serta orang yang berdzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama.” (HR. Tirmidzi no. 2322, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, menuntut ilmu agama adalah perkara yang besar dan serius. Tidak boleh sembarangan dan main-main. Termasuk di dalamnya, perkara memilih orang yang akan diambil ilmunya, yang akan dijadikan guru, juga merupakan perkara serius, tidak boleh serampangan. Bahkan wajib selektif dalam menuntut ilmu agama, tidak mengambil ilmu dari sembarang orang. Inilah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi serta teladan dari para ulama terdahulu.
Rasulullah ﷺ bersabda, artinya: "Akan datang suatu masa kepada manusia, tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya. Pendusta dianggap benar, orang jujur dianggap dusta. Pengkhianat dipercaya, orang yang amanah dianggap berkhianat. Ketika itu ruwaibidhah banyak berbicara”. Para sahabat bertanya: “Siapa ruwaibidhah itu?”. Nabi menjawab: “Orang bodoh berbicara mengenai perkara yang terkait urusan masyarakat luas." (HR. Ibnu Majah no. 3277, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)
Sahabat nabi ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Perhatikanlah dari siapa kalian mengambil ilmu (agama) ini, karena sesungguhnya ia adalah bagian dari agama.” (Mauqif Ahli Sunnah wal Jamaah min Ahlil Ahwa’ wal Bida’ hlm. 686).
Kita tidak seharusnya fanatik kepada satu Ustadz saja dan tidak hanya mencukupkan diri dengan satu guru saja, karena ilmu itu sangat luas, jika kalian fanatik kepada satu guru maka ketika ada kesalahan dari orang tersebut kalian tidak akan menerima jika ada yang mengingatkannya, sampai-sampai Hammad bin Zaid rahimahullah berkata: “Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui kesalahan gurumu sampai engkau berguru dengan yang lain.” (Jamiul Bayan 'Ilm wa Fadhlihi 1/414)
Ulama tabi'in Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata: “Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355)
✍ Disusun oleh:
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom حفظه الله
🌐 Sumber: https://muslim.or.id/47202-selektif-dalam-menuntut-ilmu-agama.html
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈•●●●◎❅❀❖📚❖❀❅◎●●●•┈•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Ilmu agama adalah perkara yang agung, yang dengannya seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Tanpa ilmu agama, seseorang akan binasa.
Rasulullah ﷺ bersabda, artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali dzikrullah serta orang yang berdzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama.” (HR. Tirmidzi no. 2322, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, menuntut ilmu agama adalah perkara yang besar dan serius. Tidak boleh sembarangan dan main-main. Termasuk di dalamnya, perkara memilih orang yang akan diambil ilmunya, yang akan dijadikan guru, juga merupakan perkara serius, tidak boleh serampangan. Bahkan wajib selektif dalam menuntut ilmu agama, tidak mengambil ilmu dari sembarang orang. Inilah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi serta teladan dari para ulama terdahulu.
Rasulullah ﷺ bersabda, artinya: "Akan datang suatu masa kepada manusia, tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya. Pendusta dianggap benar, orang jujur dianggap dusta. Pengkhianat dipercaya, orang yang amanah dianggap berkhianat. Ketika itu ruwaibidhah banyak berbicara”. Para sahabat bertanya: “Siapa ruwaibidhah itu?”. Nabi menjawab: “Orang bodoh berbicara mengenai perkara yang terkait urusan masyarakat luas." (HR. Ibnu Majah no. 3277, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)
Sahabat nabi ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Perhatikanlah dari siapa kalian mengambil ilmu (agama) ini, karena sesungguhnya ia adalah bagian dari agama.” (Mauqif Ahli Sunnah wal Jamaah min Ahlil Ahwa’ wal Bida’ hlm. 686).
Kita tidak seharusnya fanatik kepada satu Ustadz saja dan tidak hanya mencukupkan diri dengan satu guru saja, karena ilmu itu sangat luas, jika kalian fanatik kepada satu guru maka ketika ada kesalahan dari orang tersebut kalian tidak akan menerima jika ada yang mengingatkannya, sampai-sampai Hammad bin Zaid rahimahullah berkata: “Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui kesalahan gurumu sampai engkau berguru dengan yang lain.” (Jamiul Bayan 'Ilm wa Fadhlihi 1/414)
Ulama tabi'in Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata: “Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355)
✍ Disusun oleh:
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom حفظه الله
🌐 Sumber: https://muslim.or.id/47202-selektif-dalam-menuntut-ilmu-agama.html
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈•●●●◎❅❀❖📚❖❀❅◎●●●•┈•
╔═'📚💎═══﷽═════╗
ㅤㅤㅤApa Hukum Gaji
Dari Mengajar Al- Qur'an
╚═══════════✒💎═╝
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Pertanyaan:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Saya adalah guru mengaji di suatu TPA dan juga mengajar mengaji di rumah.
Apakah boleh dan halal jika saya menerima gaji dari TPA dan dari murid-murid yang datang ke rumah? Sementara saya tidak pernah menentukan sejak awal berapa biaya yang harus mereka bayarkan. Dan saya juga tidak memberi tempo pembayaran dalam berapa minggu atau bulan. Saya menerima apa yang mereka berikan dan tidak menagih kepada yang tidak memberi.
Mohon jawabannya agar saya menjadi tenang.
جَزَاك اللهُ خَيْرًا
Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G64G64.
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Diperbolehkan seorang guru untuk mengambil gaji atau menerima pemberian dari mengajar Al-Qur’an, seperti di TPA, pesantren, sekolah, rumah, dan lain-lain. Karena ia telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk hal tersebut. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama’ dan inilah pendapat yang paling kuat dari beberapa pendapat ulama’. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ
“Sesungguhnya yang paling baik untuk kalian ambil upah adalah mengajar Al Qur’an.” (HR. Bukhari no. 5737).
Ulama’ Lajnah Daimah lil Ifta’ tatkala ditanya masalah ini mereka menjawab: ❝Mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya adalah ibadah yang paling utama kepada Allah, apabila niatnya baik. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk mempelajari dan mengajarkannya dalam sabdanya:
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari no. 4639).
Orang yang mengambil gaji dari mengajarkan Al Qur’an tidak menghilangkan pahala dari Allah apabila niatnya benar.❞
📌 Referensi: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=106602
Konsultasi Bimbingan Islam
👤 Oleh: Ustadz Muhammad Romelan, Lc. حفظه الله
🌐 Sumber: https://bimbinganislam.com/hukum-gaji-dari-mengajar-al-quran/
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
📲 @IslamAdalahSunnah
┈┉┅━━•❖📗📕📘❖•━━┅┉┈
ㅤㅤㅤApa Hukum Gaji
Dari Mengajar Al- Qur'an
╚═══════════✒💎═╝
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Pertanyaan:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Saya adalah guru mengaji di suatu TPA dan juga mengajar mengaji di rumah.
Apakah boleh dan halal jika saya menerima gaji dari TPA dan dari murid-murid yang datang ke rumah? Sementara saya tidak pernah menentukan sejak awal berapa biaya yang harus mereka bayarkan. Dan saya juga tidak memberi tempo pembayaran dalam berapa minggu atau bulan. Saya menerima apa yang mereka berikan dan tidak menagih kepada yang tidak memberi.
Mohon jawabannya agar saya menjadi tenang.
جَزَاك اللهُ خَيْرًا
Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G64G64.
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Diperbolehkan seorang guru untuk mengambil gaji atau menerima pemberian dari mengajar Al-Qur’an, seperti di TPA, pesantren, sekolah, rumah, dan lain-lain. Karena ia telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk hal tersebut. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama’ dan inilah pendapat yang paling kuat dari beberapa pendapat ulama’. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ
“Sesungguhnya yang paling baik untuk kalian ambil upah adalah mengajar Al Qur’an.” (HR. Bukhari no. 5737).
Ulama’ Lajnah Daimah lil Ifta’ tatkala ditanya masalah ini mereka menjawab: ❝Mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya adalah ibadah yang paling utama kepada Allah, apabila niatnya baik. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk mempelajari dan mengajarkannya dalam sabdanya:
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari no. 4639).
Orang yang mengambil gaji dari mengajarkan Al Qur’an tidak menghilangkan pahala dari Allah apabila niatnya benar.❞
📌 Referensi: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=106602
Konsultasi Bimbingan Islam
👤 Oleh: Ustadz Muhammad Romelan, Lc. حفظه الله
🌐 Sumber: https://bimbinganislam.com/hukum-gaji-dari-mengajar-al-quran/
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
📲 @IslamAdalahSunnah
┈┉┅━━•❖📗📕📘❖•━━┅┉┈
┈┉┅━•❁༻﷽༺❁•━┅┉┈
🌺 MAKLUMILAH DIA !! 🌺
══════════════════
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
┈┉┅━•❖¤❁📖❁¤❖•━┅┉┈
📔📕📗📘📙
🌿🌾🌿
❥ “Tak ada gading yang tak retak. Istrimu bukan bidadari dan kau pun bukan malaikat. Engkau memiliki kekurangan, sebagaimana istrimu memiliki kekurangan. Maklumilah dia. Kalau ada perilaku yang tidak kita sukai dari istri kita, karena dia manusia. Maka ingat, dia memiliki kebaikan-kebaikan, yang membuat sejuk hati kita, tentram berada di rumah. Lihatlah kepada isinya, jangan melihat kepada kosongnya…”
“Janganlah seorang mukmin (lelaki beriman / suami) membenci wanita mukminah (istri). Apabila ia membencinya karena ada satu perangai yang buruk, pastilah ada perangai baiknya yang ia sukai.” (HR Muslim)
“Berilah nasihat kepada wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. (HR Bukhari Muslim)
“…Dan bergaullah dengan istri secara baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa’: 19).
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216).
📌 Manusia yang paling berhak dengan kelembutan dan kasih sayangmu adalah istrimu…
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya” (HR Tirmidzi)
Kesaksian seorang istri menunjukkan hakekat akhlak sebenarnya dari seorang lelaki. Lelaki yang bersikap baik kepada semua orang namun berakhlak buruk kepada istrinya maka hakekat akhlaknya adalah buruk.
📌 Jika ingin minta SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik) maka mintalah juga pada istri.
====================
22 TIPS TEKNIS DALAM MEMULIAKAN ISTRI
(📕 dari Review Buku “Andai Aku Tidak Menikah Dengannya” Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA حفظه الله تعالى):
1. Manjakan istri dengan kata-kata indah
2. Khususkan waktu berbincang dengannya
3. Hargai pendapatnya
4. Jangan suka membandingkan
5. Berikan kewenangan mengatur rumah
6. Berikan hiburan pada istri
7. Rekreasi bersama keluarga
8. Membantu pekerjaan rumah
9. Bersolek dan masuk rumah dengan senyuman
10. Romantis di meja makan
11. Romantis di kendaraan
12. Romantis di atas ranjang
13. Mengungkapkan cinta
14. Mempersembahkan hadiah
15. Ucapkan terima kasih
16. Tidak menganggap istri pembantu
17. Menebar dusta dalam batas yg diperbolehkan syariat dan tidak merugikan istri (menggombali istri, memuji walau itu berbohong untuk membahagiakan istri)
18. Memaafkan istri
19. Jangan mencari cari kesalahan
20. Mengecup sebelum meninggalkam rumah
21. Gandeng tangannya menuju surga
22. Jadilah insan terbaik
- Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله تعالى -
🌿🌾🌿
----------------------------------------
⸙ᰰ Silahkan dibagikan, semoga bermanfaat.
══════════════════
بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈◎❅❀༻➰༺❀❅◎┈┈•
🌺 MAKLUMILAH DIA !! 🌺
══════════════════
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
┈┉┅━•❖¤❁📖❁¤❖•━┅┉┈
📔📕📗📘📙
🌿🌾🌿
❥ “Tak ada gading yang tak retak. Istrimu bukan bidadari dan kau pun bukan malaikat. Engkau memiliki kekurangan, sebagaimana istrimu memiliki kekurangan. Maklumilah dia. Kalau ada perilaku yang tidak kita sukai dari istri kita, karena dia manusia. Maka ingat, dia memiliki kebaikan-kebaikan, yang membuat sejuk hati kita, tentram berada di rumah. Lihatlah kepada isinya, jangan melihat kepada kosongnya…”
“Janganlah seorang mukmin (lelaki beriman / suami) membenci wanita mukminah (istri). Apabila ia membencinya karena ada satu perangai yang buruk, pastilah ada perangai baiknya yang ia sukai.” (HR Muslim)
“Berilah nasihat kepada wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. (HR Bukhari Muslim)
“…Dan bergaullah dengan istri secara baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa’: 19).
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216).
📌 Manusia yang paling berhak dengan kelembutan dan kasih sayangmu adalah istrimu…
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya” (HR Tirmidzi)
Kesaksian seorang istri menunjukkan hakekat akhlak sebenarnya dari seorang lelaki. Lelaki yang bersikap baik kepada semua orang namun berakhlak buruk kepada istrinya maka hakekat akhlaknya adalah buruk.
📌 Jika ingin minta SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik) maka mintalah juga pada istri.
====================
22 TIPS TEKNIS DALAM MEMULIAKAN ISTRI
(📕 dari Review Buku “Andai Aku Tidak Menikah Dengannya” Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA حفظه الله تعالى):
1. Manjakan istri dengan kata-kata indah
2. Khususkan waktu berbincang dengannya
3. Hargai pendapatnya
4. Jangan suka membandingkan
5. Berikan kewenangan mengatur rumah
6. Berikan hiburan pada istri
7. Rekreasi bersama keluarga
8. Membantu pekerjaan rumah
9. Bersolek dan masuk rumah dengan senyuman
10. Romantis di meja makan
11. Romantis di kendaraan
12. Romantis di atas ranjang
13. Mengungkapkan cinta
14. Mempersembahkan hadiah
15. Ucapkan terima kasih
16. Tidak menganggap istri pembantu
17. Menebar dusta dalam batas yg diperbolehkan syariat dan tidak merugikan istri (menggombali istri, memuji walau itu berbohong untuk membahagiakan istri)
18. Memaafkan istri
19. Jangan mencari cari kesalahan
20. Mengecup sebelum meninggalkam rumah
21. Gandeng tangannya menuju surga
22. Jadilah insan terbaik
- Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله تعالى -
🌿🌾🌿
----------------------------------------
⸙ᰰ Silahkan dibagikan, semoga bermanfaat.
══════════════════
بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈◎❅❀༻➰༺❀❅◎┈┈•
❤️ ﷽ HATI YANG SELAMAT
____________✒️
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
• Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat..”
(Ash-Shu’aroo: 88 – 89)
______
• Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
والقلب السليم هو الذي سَلِمَ من الشرك والغِل والحقد والحسد والشح والكِبْر وحب الدنيا والرياسة، فسَلِمَ من كل آفة تبعده عن الله،وسلم من كل شبهة تعارض خبره، ومن كل شهوة تعارض أمْره، وسلم من كل إرادة تزاحِم مُراده
❝Hati yang selamat adalah hati yang selamat dari:
– syirik,
– dengki,
– hasad,
– kikir,
– sombong,
– cinta dunia dan kedudukan..
ia selamat dari setiap "penyakit" yang menjauhkannya dari Allah..
selamat dari setiap "syubhat" yang bertentangan dengan dalil..
selamat dari setiap "syahwat" yang bertabrakan dengan perintah-Nya..
dan selamat dari setiap keinginan yang berlawanan dengan keinginan-Nya..❞
(Ad Daa wad Dawaa hal. 219)
🖊 Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
📎 Sumber: https://bbg-alilmu.com/archives/62958
🍃🍃
📋 Mutiara Risalah Islam
🌾 Semoga bermanfaat 🌿
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
📲 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
____________✒️
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
• Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat..”
(Ash-Shu’aroo: 88 – 89)
______
• Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
والقلب السليم هو الذي سَلِمَ من الشرك والغِل والحقد والحسد والشح والكِبْر وحب الدنيا والرياسة، فسَلِمَ من كل آفة تبعده عن الله،وسلم من كل شبهة تعارض خبره، ومن كل شهوة تعارض أمْره، وسلم من كل إرادة تزاحِم مُراده
❝Hati yang selamat adalah hati yang selamat dari:
– syirik,
– dengki,
– hasad,
– kikir,
– sombong,
– cinta dunia dan kedudukan..
ia selamat dari setiap "penyakit" yang menjauhkannya dari Allah..
selamat dari setiap "syubhat" yang bertentangan dengan dalil..
selamat dari setiap "syahwat" yang bertabrakan dengan perintah-Nya..
dan selamat dari setiap keinginan yang berlawanan dengan keinginan-Nya..❞
(Ad Daa wad Dawaa hal. 219)
🖊 Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
📎 Sumber: https://bbg-alilmu.com/archives/62958
🍃🍃
📋 Mutiara Risalah Islam
🌾 Semoga bermanfaat 🌿
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
📲 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
🌷🌾 ﷽ HUKUM MENGANGKAT KEDUA TANGAN, TATKALA KHATIB BERDO'A
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
🔸asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullahu.
❓Pertanyaan:
Apa hukum seorang yang mengangkat kedua tangannya, tatkala khatib berdo'a untuk kaum muslimin pada khutbah kedua. Dengan menyebutkan dalilnya. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.
🔓 Jawaban:
Mengangkat kedua tangan dalam khutbah jum'at saat khatib berdoa, maka ini tidak diajari'atkan.
🚫 Tidak pula pada khutbah 'Ied, tidak bagi imam dan tidak pula bagi makmum.
✔ Hanya saja yang disyari'atkan adalah diam mendengarkan khatib dan MENGAMINKAN do'anya, dengan suara yang lirih, dengan tanpa mengeraskan suara.
🔎 Adapun mengangkat tangan, maka ini tidak disyariatkan. Dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a. Tidak pada khutbah jum'at, tidak pula pada khutbah ied.
🔖 Maka tatkala sebagian para shahabat, melihat sebagian para pemimpin ketika itu mereka mengingkarinya.
Dan mengatakan: "Tidaklah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a (dalam khutbahnya)."
↪ Iya, apabila seorang khatib beristighatsah pada khutbah jumat untuk meminta hujan, maka disyariatkan untuk mengangkat kedua tangannya dalam do'a tatkala istighatsah. Yakni meminta turunnya hujan.
🔰 Dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika itu.
🌾 Apabila seorang khatib berdo'a meminta hujan pada khutbah jum'at atau khutbah ied, maka disyariatkan mengangkat kedua tangannya dalam rangka mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
🌎 Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/5112/رفع-اليدين-غير-مشروع-في-خطبة-الجمعة || @ForumSalafyPurbalingga
Semoga bermanfaat,
Allahu Yubarik Fiikum.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•⊰❁══❁🕌❁══❁⊱•┈┈•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
🔸asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullahu.
❓Pertanyaan:
Apa hukum seorang yang mengangkat kedua tangannya, tatkala khatib berdo'a untuk kaum muslimin pada khutbah kedua. Dengan menyebutkan dalilnya. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.
🔓 Jawaban:
Mengangkat kedua tangan dalam khutbah jum'at saat khatib berdoa, maka ini tidak diajari'atkan.
🚫 Tidak pula pada khutbah 'Ied, tidak bagi imam dan tidak pula bagi makmum.
✔ Hanya saja yang disyari'atkan adalah diam mendengarkan khatib dan MENGAMINKAN do'anya, dengan suara yang lirih, dengan tanpa mengeraskan suara.
🔎 Adapun mengangkat tangan, maka ini tidak disyariatkan. Dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a. Tidak pada khutbah jum'at, tidak pula pada khutbah ied.
🔖 Maka tatkala sebagian para shahabat, melihat sebagian para pemimpin ketika itu mereka mengingkarinya.
Dan mengatakan: "Tidaklah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a (dalam khutbahnya)."
↪ Iya, apabila seorang khatib beristighatsah pada khutbah jumat untuk meminta hujan, maka disyariatkan untuk mengangkat kedua tangannya dalam do'a tatkala istighatsah. Yakni meminta turunnya hujan.
🔰 Dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika itu.
🌾 Apabila seorang khatib berdo'a meminta hujan pada khutbah jum'at atau khutbah ied, maka disyariatkan mengangkat kedua tangannya dalam rangka mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
🌎 Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/5112/رفع-اليدين-غير-مشروع-في-خطبة-الجمعة || @ForumSalafyPurbalingga
Semoga bermanfaat,
Allahu Yubarik Fiikum.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•⊰❁══❁🕌❁══❁⊱•┈┈•
📌 ﷽ Hukum Mengkhususkan Niat Qurban Untuk Orang Meninggal
✍🏻 Oleh: Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Hendaklah kita mengetahui satu hewan qurban itu mencukupi untuk seluruh keluarga. Hal ini berdasarkan apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat akan menyembelih hewan qurbannya maka beliau mengucapkan:
بِاسْمِ الله؛ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
"Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah (qurban ini) dari Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-". [HR. Muslim no.1967, Abu Dawud no.2792]
Berkata Imam Al Khathabi rahimahullah saat menjelaskan hadits di atas: Dan pada ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Kabulkan dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad -shallallahu ‘alahi wa sallam-". Maka, ini adalah dalil bahwa satu ekor kambing sudah mencukupi untuk orang yang berqurban tersebut plus keluarganya, walau jumlah anggota keluarganya banyak". (Ma’aalimus Sunan 2/288).
Maka, seseorang yang berqurban dengan seekor hewan qurban itu pada dasarnya dia telah mencukupkan hewan qurbannya baik untuk dirinya maupun keluargannya, baik keluargannya yang masih hidup dan keluargannya yang telah wafat. Artinya, diniatkannya qurban untuk orang yang telah wafat itu hanya sebagai penyertaan saja dan bukan khusus qurban untuk orang yang telah meninggal.
Adapun menyembelih hewan qurban dengan niat khusus untuk orang yang telah meninggal, semisal dia berqurban dengan niat khusus untuk ayah atau ibunya yang telah meninggal, maka pendapat terkuat adalah hal ini bukan termasuk sunnah. Andai ini sunnah, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan melakukannya dan mencontohkannya kepada kita.
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata: "Berqurban itu disyari'atkan dari orang yang masih hidup. Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari Shahabatnya -sebatas yang saya ketahui- bahwasanya mereka berqurban untuk orang yang telah meninggal dengan niatan khusus. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan, beberapa orang istri, dan kerabat dekat yang beliau cintai, yang meninggal dunia mendahului beliau. Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berkurban secara khusus atas nama salah satu diantara mereka.
Beliau tidak pernah berqurban atas nama pamannya Hamzah, atau atas nama istri beliau Khadijah atau istri beliau Zainab binti Khuzaimah, tidak pula untuk tiga putrinya dan anak-anaknya radhiallahu ‘anhum. Andaikan ini disyariatkan, tentu akan dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dalam bentuk perbuatan maupun ucapan. Dan hendaknya seseorang berqurban atas nama dirinya dan keluarganya. Adapun berqurban dengan mengkhususkan niat untuk orang yang telah meninggal, maka saya tidak mengetahui adanya dalil dari sunnah". (Syarhul Mumti’ 7/423 -dengan sedikit diringkas dari ana-)
Namun, apabila sebelum wafatnya seseorang itu berwasiat agar disembelihkan hewan qurban atas namanya, maka si penerima wasiat wajib melaksanakan wasiat itu selagi dia mampu melakukannya.
Imam Nawawi rahimahullah yang pernah berkata: “Tidak sah qurban untuk orang lain selain dengan izinnya. Tidak sah pula qurban untuk mayit jika ia tidak memberi wasiat untuk qurban tersebut". (Mughnil Muhtaaj 3/92)
🌐 Sumber: https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/niat-qurban-untuk-orang-yang-sudah-meninggal.html
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
✍🏻 Oleh: Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Hendaklah kita mengetahui satu hewan qurban itu mencukupi untuk seluruh keluarga. Hal ini berdasarkan apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat akan menyembelih hewan qurbannya maka beliau mengucapkan:
بِاسْمِ الله؛ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
"Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah (qurban ini) dari Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-". [HR. Muslim no.1967, Abu Dawud no.2792]
Berkata Imam Al Khathabi rahimahullah saat menjelaskan hadits di atas: Dan pada ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Kabulkan dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad -shallallahu ‘alahi wa sallam-". Maka, ini adalah dalil bahwa satu ekor kambing sudah mencukupi untuk orang yang berqurban tersebut plus keluarganya, walau jumlah anggota keluarganya banyak". (Ma’aalimus Sunan 2/288).
Maka, seseorang yang berqurban dengan seekor hewan qurban itu pada dasarnya dia telah mencukupkan hewan qurbannya baik untuk dirinya maupun keluargannya, baik keluargannya yang masih hidup dan keluargannya yang telah wafat. Artinya, diniatkannya qurban untuk orang yang telah wafat itu hanya sebagai penyertaan saja dan bukan khusus qurban untuk orang yang telah meninggal.
Adapun menyembelih hewan qurban dengan niat khusus untuk orang yang telah meninggal, semisal dia berqurban dengan niat khusus untuk ayah atau ibunya yang telah meninggal, maka pendapat terkuat adalah hal ini bukan termasuk sunnah. Andai ini sunnah, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan melakukannya dan mencontohkannya kepada kita.
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata: "Berqurban itu disyari'atkan dari orang yang masih hidup. Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari Shahabatnya -sebatas yang saya ketahui- bahwasanya mereka berqurban untuk orang yang telah meninggal dengan niatan khusus. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan, beberapa orang istri, dan kerabat dekat yang beliau cintai, yang meninggal dunia mendahului beliau. Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berkurban secara khusus atas nama salah satu diantara mereka.
Beliau tidak pernah berqurban atas nama pamannya Hamzah, atau atas nama istri beliau Khadijah atau istri beliau Zainab binti Khuzaimah, tidak pula untuk tiga putrinya dan anak-anaknya radhiallahu ‘anhum. Andaikan ini disyariatkan, tentu akan dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dalam bentuk perbuatan maupun ucapan. Dan hendaknya seseorang berqurban atas nama dirinya dan keluarganya. Adapun berqurban dengan mengkhususkan niat untuk orang yang telah meninggal, maka saya tidak mengetahui adanya dalil dari sunnah". (Syarhul Mumti’ 7/423 -dengan sedikit diringkas dari ana-)
Namun, apabila sebelum wafatnya seseorang itu berwasiat agar disembelihkan hewan qurban atas namanya, maka si penerima wasiat wajib melaksanakan wasiat itu selagi dia mampu melakukannya.
Imam Nawawi rahimahullah yang pernah berkata: “Tidak sah qurban untuk orang lain selain dengan izinnya. Tidak sah pula qurban untuk mayit jika ia tidak memberi wasiat untuk qurban tersebut". (Mughnil Muhtaaj 3/92)
🌐 Sumber: https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/niat-qurban-untuk-orang-yang-sudah-meninggal.html
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
﷽ Apa Yang Menghalangi Kita Untuk Beribadah Kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ?
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Kekuasaan Allah ta'ala sungguh tak terhingga sampai seperti yang terlihat dalam tubuh manusia dari organ-organ tubuh hingga sesuatu yang terkecil sekalipun. Semua itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah ta'ala yang memiliki hikmah yang tak terbatas.
Allah ta'ala berfirman:
"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzariyat: 20-21)
Dengan karunia tersebut, apalagi yang menghalangi kita untuk beribadah kepada Allah ta'ala setelah semua telah diberikan-Nya kepada kita. Dan ketahuilah sungguh Allah ta'ala tak butuh dengan ibadah kita justru kitalah yang butuh dengan ibadah.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah ta'ala berfirman:
"Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, seluruh manusia dan jin, mereka bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, seluruh manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikitpun juga." (H.R. Muslim No. 2577)
Barakallahu fiikum.
📲 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
Kekuasaan Allah ta'ala sungguh tak terhingga sampai seperti yang terlihat dalam tubuh manusia dari organ-organ tubuh hingga sesuatu yang terkecil sekalipun. Semua itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah ta'ala yang memiliki hikmah yang tak terbatas.
Allah ta'ala berfirman:
"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzariyat: 20-21)
Dengan karunia tersebut, apalagi yang menghalangi kita untuk beribadah kepada Allah ta'ala setelah semua telah diberikan-Nya kepada kita. Dan ketahuilah sungguh Allah ta'ala tak butuh dengan ibadah kita justru kitalah yang butuh dengan ibadah.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah ta'ala berfirman:
"Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, seluruh manusia dan jin, mereka bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, seluruh manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikitpun juga." (H.R. Muslim No. 2577)
Barakallahu fiikum.
📲 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
🌷🔊 ﷽ HARI-HARI GAGAH TELAH DI AMBANG PINTU....
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
✍ Saudaraku...
Umur manusia sangat terbatas antara 60-70 tahun saja... Yang lebih dari itu sedikit... Sementara persiapan menuju akhirat harus betul-betul matang....
✍ Alhamdulillah... Di atas Rahimnya Allah.. Disediakan bagi hambanya hari-hari yang sangat istimewa, agar kita bisa mendulang segudang kebaikan di dalamnya untuk menambal kekurangan-kekurangan kita...
👍 ADA KABAR HEBAT DI 10 HARI AWAL DZUL HIJJAH...
من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
"Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun” (HR. Bukhori)
👍 AMAL SHALIH DI HARI-HARI ITU SANGAT ISTIMEWA...
ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. ( HR. Ahmad. Shahih)
👍 INILAH DI ANTARA AMALAN ISTIMEWA YANG TIDAK TERTANDINGI JIHAD...
1⃣ AMALAN UMUM
👉 Seluruh Amal shalih baik wajib maupun yang sunnah, dari shalat, puasa, shadaqoh, dzikir dll... Maka hendaknya ditingkatkan...
👉 Bertaubat dan meninggalkan segala maksiat.
👉 Banyak berdoa kepada Allah untuk meminta seluruh hajat kita.
2⃣ AMALAN KHUSUS.
👉 Dilarang mencukur rambut atau bulu badan dan kuku bagi yang niat berkurban.
👉 Haji dan Umroh.
👉 Puasa boleh dari tanggal 1-9, khusunya di hari arofah yaitu tanggal 9.
👉 Banyak berdzikir khususnya takbir, tahmid dan tahlil, dari awal Dzulhijjah dan khususnya dari subuh hari arofah sampai tanggal 13 (akhir hari tasyrik), di setiap saat, khususnya setiap shalat fardhu.
👉 Berkurban (menyembelih & mencucurkan darah hewan qurban untuk Allah).
👉 Shalat iedul adha dan mendengarkan khutbah.
💨 Saudaraku... Berlomba-lombalah dalam kebaikan... Jangan biarkan satu detik berjalan kecuali kita sudah meraih kebaikan yang sangat besar..
💐 Semoga Manfaat dan Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk bisa bersungguh-sungguh beramal di dalamnya...
🌾 Ustadz Fachrudin Nu'man Abu Ismail حفظه الله... Ponpes Riyadhusshalihiin, Pandeglang.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
📲 @IslamAdalahSunnah
┗⦿■■■✿❒⬤❦⬤❒✿■■■⦿┛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
✍ Saudaraku...
Umur manusia sangat terbatas antara 60-70 tahun saja... Yang lebih dari itu sedikit... Sementara persiapan menuju akhirat harus betul-betul matang....
✍ Alhamdulillah... Di atas Rahimnya Allah.. Disediakan bagi hambanya hari-hari yang sangat istimewa, agar kita bisa mendulang segudang kebaikan di dalamnya untuk menambal kekurangan-kekurangan kita...
👍 ADA KABAR HEBAT DI 10 HARI AWAL DZUL HIJJAH...
من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
"Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun” (HR. Bukhori)
👍 AMAL SHALIH DI HARI-HARI ITU SANGAT ISTIMEWA...
ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. ( HR. Ahmad. Shahih)
👍 INILAH DI ANTARA AMALAN ISTIMEWA YANG TIDAK TERTANDINGI JIHAD...
1⃣ AMALAN UMUM
👉 Seluruh Amal shalih baik wajib maupun yang sunnah, dari shalat, puasa, shadaqoh, dzikir dll... Maka hendaknya ditingkatkan...
👉 Bertaubat dan meninggalkan segala maksiat.
👉 Banyak berdoa kepada Allah untuk meminta seluruh hajat kita.
2⃣ AMALAN KHUSUS.
👉 Dilarang mencukur rambut atau bulu badan dan kuku bagi yang niat berkurban.
👉 Haji dan Umroh.
👉 Puasa boleh dari tanggal 1-9, khusunya di hari arofah yaitu tanggal 9.
👉 Banyak berdzikir khususnya takbir, tahmid dan tahlil, dari awal Dzulhijjah dan khususnya dari subuh hari arofah sampai tanggal 13 (akhir hari tasyrik), di setiap saat, khususnya setiap shalat fardhu.
👉 Berkurban (menyembelih & mencucurkan darah hewan qurban untuk Allah).
👉 Shalat iedul adha dan mendengarkan khutbah.
💨 Saudaraku... Berlomba-lombalah dalam kebaikan... Jangan biarkan satu detik berjalan kecuali kita sudah meraih kebaikan yang sangat besar..
💐 Semoga Manfaat dan Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk bisa bersungguh-sungguh beramal di dalamnya...
🌾 Ustadz Fachrudin Nu'man Abu Ismail حفظه الله... Ponpes Riyadhusshalihiin, Pandeglang.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
📲 @IslamAdalahSunnah
┗⦿■■■✿❒⬤❦⬤❒✿■■■⦿┛
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
🇮🇩🔭 ﷽ 𝗛𝗔𝗦𝗜𝗟 𝗦𝗜𝗗𝗔𝗡𝗚 𝗜𝗦𝗕𝗔𝗧 𝗣𝗘𝗡𝗘𝗧𝗔𝗣𝗔𝗡 𝗔𝗪𝗔𝗟 𝗗𝗭𝗨𝗟𝗛𝗜𝗝𝗝𝗔𝗛 𝟭𝟰𝟰𝟰 𝗛 𝗗𝗔𝗡 𝗜𝗗𝗨𝗟 𝗔𝗗𝗛𝗔 𝟭𝟰𝟰𝟰 𝗛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
✍🏻 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama dalam gelar Sidang Isbat pada 29 Dzulqa'dah 1444H/18 Juni 2023 M telah menetapkan 𝟭 𝗗𝘇𝘂𝗹𝗵𝗶𝗷𝗷𝗮𝗵 𝟭𝟰𝟰𝟰 𝗛 𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗦𝗲𝗹𝗮𝘀𝗮, 𝟮𝟬 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯 𝗠 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝗱𝘂𝗹 𝗔𝗱𝗵𝗮 𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗮𝗺𝗶𝘀, 𝟮𝟵 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯.
Penetapan disampaikan berdasarkan hasil sidang isbat yang berlangsung pada hari Ahad, 29 Dzulqa'dah 1444 H/ 18 Juni 2023.
📡 Sumber: https://twitter.com/BimasIslam/status/1670413759821799425?s=20
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•⊰❁══❁🕌❁══❁⊱•┈┈•
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
✍🏻 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama dalam gelar Sidang Isbat pada 29 Dzulqa'dah 1444H/18 Juni 2023 M telah menetapkan 𝟭 𝗗𝘇𝘂𝗹𝗵𝗶𝗷𝗷𝗮𝗵 𝟭𝟰𝟰𝟰 𝗛 𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗦𝗲𝗹𝗮𝘀𝗮, 𝟮𝟬 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯 𝗠 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝗱𝘂𝗹 𝗔𝗱𝗵𝗮 𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗮𝗺𝗶𝘀, 𝟮𝟵 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯.
Penetapan disampaikan berdasarkan hasil sidang isbat yang berlangsung pada hari Ahad, 29 Dzulqa'dah 1444 H/ 18 Juni 2023.
📡 Sumber: https://twitter.com/BimasIslam/status/1670413759821799425?s=20
بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا
📲 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•⊰❁══❁🕌❁══❁⊱•┈┈•
┏══◉🧡﷽ ✨•═══┓
ㅤㅤ PUASA AWAL
ㅤㅤ DZULHIJJAH
┗══════•✨🧡◉══┛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
❝ Seringkali ada yang bertanya, apakah ada tuntunan melakukan puasa dari hari pertama hingga hari kesembilan Dzulhijjah? ❞
Yang diketahui hanyalah puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah.
Intinya, puasa tersebut memiliki tuntunan.
👤 Dalam hadits Ibnu ‘Abbas disebutkan,
« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ »
"Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.”
📚 (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
🎙Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat. (Bukhari-Muslim)
CARA MELAKUKAN PUASA AWAL DZULHIJJAH
1️⃣ Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah).
2️⃣ Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah.
Niat puasanya bagaimana?
NIAT CUKUP DALAM HATI, karena maksud niat adalah keinginan untuk melakukan amalan.
🤲 Semoga Allah mudahkan untuk menjalankan shiyam tersebut. Karena amalan shalih di awal Dzulhijjah dapat mengalahkan jihad.
✍️ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 Sumber: https://rumaysho.com/11910-cara-melakukan-puasa-awal-dzulhijjah.html
والله واليوت توفيق
📲 @IslamAdalahSunnah
✦ ✧ ✦༻🌙⭐️🌙༺ ✦ ✧ ✦
ㅤㅤ PUASA AWAL
ㅤㅤ DZULHIJJAH
┗══════•✨🧡◉══┛
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
❝ Seringkali ada yang bertanya, apakah ada tuntunan melakukan puasa dari hari pertama hingga hari kesembilan Dzulhijjah? ❞
Yang diketahui hanyalah puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah.
Intinya, puasa tersebut memiliki tuntunan.
👤 Dalam hadits Ibnu ‘Abbas disebutkan,
« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ »
"Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.”
📚 (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
🎙Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat. (Bukhari-Muslim)
CARA MELAKUKAN PUASA AWAL DZULHIJJAH
1️⃣ Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah).
2️⃣ Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah.
Niat puasanya bagaimana?
NIAT CUKUP DALAM HATI, karena maksud niat adalah keinginan untuk melakukan amalan.
🤲 Semoga Allah mudahkan untuk menjalankan shiyam tersebut. Karena amalan shalih di awal Dzulhijjah dapat mengalahkan jihad.
✍️ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 Sumber: https://rumaysho.com/11910-cara-melakukan-puasa-awal-dzulhijjah.html
والله واليوت توفيق
📲 @IslamAdalahSunnah
✦ ✧ ✦༻🌙⭐️🌙༺ ✦ ✧ ✦
⚠ 🇵 🇪 🇳 🇹 🇮 🇳 🇬 ❗
⛔✂ ﷽ LARANGAN BAGI SESEORANG YANG HENDAK BERKURBAN 🔪
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
1 Dzulhijjah 1444 H berdasarkan keputusan pemerintah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023 (Hari SELASA), dan 10 Dzulhijjah atau Idul Adha 1444 H pada Hari KAMIS 29 Juli 2023 M. Jadi Sebaiknya yang berniat kurban untuk bersih-bersih diri sebelum tanggal tersebut.
Maka hari SENIN tanggal 19 Juni 2023 atau 30 Dzul qa’dah 1444 H (sebelum waktu Maghrib) adalah hari terakhir untuk memotong rambut dan kuku bagi yang ingin menyembelih hewan qurban.
Karena ada larangan potong kuku dan rambut badan serta kepala bagi yang berniat qurban. Larangan ini berlaku mulai 1 Dzulhijjah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلاَ يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئً ا
📋 “Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.” [HR. Muslim dari Ummu salamah radhiyallahu’anha]
Dalam riwayat yang lain,
فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ
📋 “Janganlah ia memotong rambutnya dan kukunya sedikitpun sampai ia menyembelih.” [HR. Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]
📝 Beberapa Pelajaran :
1⃣. Larangan memotong rambut, kuku dan kulit ini berlaku bagi orang yang telah berniat kurban, adapun keluarganya yang akan ia sertakan, tidaklah berlaku bagi mereka, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.
2⃣. Rambut yang dimaksud mencakup rambut seluruh tubuhnya, baik di kepalanya maupun badannya.
3⃣. Larangan tersebut berlaku untuk cara apapun dan untuk bagian kuku dan rambut manapun. Artinya mencakup larangan mencukur gundul atau mencukur sebagian saja, atau sekedar mencabutinya. Baik rambut itu tumbuh di kepala, kumis, sekitar kemaluan maupun di ketiak (Shahih Fiqih Sunnah II:376).
4⃣. Barangsiapa yang melanggar ketentuan ini karena lupa atau belum tahu hukumnya maka ia tidak berdosa, tidak pula membayar fidyah atau kaffarah. Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.
Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku. Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa, ini merupakan hasil ijma’ para ulama“. (al Mughni: 9/346)
5⃣. Orang yang mewakili penyembelihan hewan kurban orang lain, tidak terkena larangan di atas.
6⃣. Bagi orang yang telah memotong kukunya atau memangkas rambutnya pada awal Dzulhijjah karena tidak ada niatan untuk berkurban, maka tidak mengapa. Kemudian keinginan itu muncul di pertengahan sepuluh hari pertama (misalnya pada tanggal 4 Dzulhijjah), maka sejak hari itulah dia harus manahan diri dari memotong rambut atau kukunya.
7⃣. Orang yang sangat terdesak untuk memotong sebagian kuku atau rambut karena akan membahayakan, seperti pecahnya kuku atau adanya luka di kepala yang menuntut untuk dipangkas, maka tidak apa-apa. Karena orang yang berkurban tidaklah lebih daripada orang yang berihram yang pada saat sakit atau terluka kepalanya dibolehkan untuk memangkasnya. Hanya saja bagi yang berihram terkena fidyah, sementara orang yang berkurban tidak.
8⃣. Dalam mandi besar atau keramas biasanya ada beberapa lembar rambut yang akan rontok dan terbawa bersama air, bagaimanakah ini?
Laki-laki dan perempuan yang ingin berkurban tidak dilarang untuk keramas pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, walaupun akan ada satu, dua, atau lebih helai rambutnya yang rontok. Karena larangan Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tersebut bagi yang sengaja memotong atau memangkas dan juga karena orang berihram tetap dibolehkan untuk membasahi rambutnya.
⛔✂ ﷽ LARANGAN BAGI SESEORANG YANG HENDAK BERKURBAN 🔪
Telegram:
➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99
1 Dzulhijjah 1444 H berdasarkan keputusan pemerintah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023 (Hari SELASA), dan 10 Dzulhijjah atau Idul Adha 1444 H pada Hari KAMIS 29 Juli 2023 M. Jadi Sebaiknya yang berniat kurban untuk bersih-bersih diri sebelum tanggal tersebut.
Maka hari SENIN tanggal 19 Juni 2023 atau 30 Dzul qa’dah 1444 H (sebelum waktu Maghrib) adalah hari terakhir untuk memotong rambut dan kuku bagi yang ingin menyembelih hewan qurban.
Karena ada larangan potong kuku dan rambut badan serta kepala bagi yang berniat qurban. Larangan ini berlaku mulai 1 Dzulhijjah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلاَ يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئً ا
📋 “Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.” [HR. Muslim dari Ummu salamah radhiyallahu’anha]
Dalam riwayat yang lain,
فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ
📋 “Janganlah ia memotong rambutnya dan kukunya sedikitpun sampai ia menyembelih.” [HR. Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]
📝 Beberapa Pelajaran :
1⃣. Larangan memotong rambut, kuku dan kulit ini berlaku bagi orang yang telah berniat kurban, adapun keluarganya yang akan ia sertakan, tidaklah berlaku bagi mereka, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.
2⃣. Rambut yang dimaksud mencakup rambut seluruh tubuhnya, baik di kepalanya maupun badannya.
3⃣. Larangan tersebut berlaku untuk cara apapun dan untuk bagian kuku dan rambut manapun. Artinya mencakup larangan mencukur gundul atau mencukur sebagian saja, atau sekedar mencabutinya. Baik rambut itu tumbuh di kepala, kumis, sekitar kemaluan maupun di ketiak (Shahih Fiqih Sunnah II:376).
4⃣. Barangsiapa yang melanggar ketentuan ini karena lupa atau belum tahu hukumnya maka ia tidak berdosa, tidak pula membayar fidyah atau kaffarah. Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.
Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku. Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa, ini merupakan hasil ijma’ para ulama“. (al Mughni: 9/346)
5⃣. Orang yang mewakili penyembelihan hewan kurban orang lain, tidak terkena larangan di atas.
6⃣. Bagi orang yang telah memotong kukunya atau memangkas rambutnya pada awal Dzulhijjah karena tidak ada niatan untuk berkurban, maka tidak mengapa. Kemudian keinginan itu muncul di pertengahan sepuluh hari pertama (misalnya pada tanggal 4 Dzulhijjah), maka sejak hari itulah dia harus manahan diri dari memotong rambut atau kukunya.
7⃣. Orang yang sangat terdesak untuk memotong sebagian kuku atau rambut karena akan membahayakan, seperti pecahnya kuku atau adanya luka di kepala yang menuntut untuk dipangkas, maka tidak apa-apa. Karena orang yang berkurban tidaklah lebih daripada orang yang berihram yang pada saat sakit atau terluka kepalanya dibolehkan untuk memangkasnya. Hanya saja bagi yang berihram terkena fidyah, sementara orang yang berkurban tidak.
8⃣. Dalam mandi besar atau keramas biasanya ada beberapa lembar rambut yang akan rontok dan terbawa bersama air, bagaimanakah ini?
Laki-laki dan perempuan yang ingin berkurban tidak dilarang untuk keramas pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, walaupun akan ada satu, dua, atau lebih helai rambutnya yang rontok. Karena larangan Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tersebut bagi yang sengaja memotong atau memangkas dan juga karena orang berihram tetap dibolehkan untuk membasahi rambutnya.