📝 Kita pun tau kisah Nuh ‘alaihissalam, lihatlah bagaimana dia menantang kaumnya,

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُم مَّقَامِى وَتَذْكِيرِى بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوٓا۟ أَمْرَكُمْ وَشُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ ٱقْضُوٓا۟ إِلَىَّ وَلَا تُنظِرُونِ

Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku". (QS. Yunus: 71)

Maka sebagian ahli ilmu menyebutkan bahwa mukjizat Nuh adalah at-Tahaddi (tatkala Nuh menantang kaumnya), sebagaimana pada ayat di atas. Tawakkal yang besar dan percayanya Nuh kepada Allah dengan penuh keyakinan. Apakah yang terjadi ?? Allah membinasakan mereka dan Allah menyelamatkan Nuh dan yang bersamanya.

📝 Apabila manusia beriman dengan qadha dan qadar, semua perkara di tangan Allah, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi, dan tidak ada yang menimpanya kecuali apa yang telah Allah tetapkan maka dia tidak akan takut dengan siapa pun dan tidak akan berharap kepada siapa pun.

📝 Ingatlah firman Allah,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid: 22)

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. al-Hadid: 23)

📝 Maka seorang mukmin jika mendapat hal yang menggembirakan dia akan akan mengatakan,

الحمد لله الذي بنعمته تتمّ الصالحات

“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan”.

Adapun jika ditimpa keburukan maka dia mengatakan,

الحمد لله على كلّ حال

“Segala puji bagi Allah dalam seluruh keadaan”.

Demikianlah urusannya menjadi mudah.

Akhukum Noviyardi Amarullah

🌐 Sumber: https://www.dakwahpost.com/2023/05/syaikh-utsman-al-khamis-5-perkara-harus-dimiliki-dai-agar-dakwahnya-sukses.html

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

📲 @IslamAdalahSunnah

✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽​​​​​​​​​​​​​​​​​​
┏━ 🌒'🍂 ▪️▪️━━━ ﷽ ━┓
Pondasi Rumah Tangga
Bukan Cinta, Tapi Agama
┗━━━━━━❁▪️▪️ 🍂 🌘 ━┛

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Kerap kita ikuti pemberitaan-pemberitaan tak mengenakan, yakni pasangan suami istri yang mengakhiri rumah tangganya atau bercerai.

Di awal sebelum menikah mungkin terlihat sangat meyakinkan, mengungkap rasa cinta yang besar di antara keduanya. Namun setelah hidup bersama?

Seringkali kita melihat cinta suami kepada istri atau sebaliknya justru semakin besar dan memuncak, mereka pun membagikan keromantisan-keromantisan hubungan pernikahan mereka. Seakan merekalah yang hidupnya paling berbahagia.

Namun setelah sebulan dua bulan berlalu…. yang tak mengenakan pun terjadi.

Lalu apa sebenarnya penyebab kehancuran rumah tangga mereka?

Ketika keduanya membangun rumah tangganya hanya berdasar cinta, harta, materi atau apapun itu, sejatinya semua ini takkan menutup dekatnya hubungan pernikahan mereka dengan perceraian.

Oleh karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada kita untuk mementingkan faktor ini, yaitu dalam sabda beliau (yang artinya): “Dapatkanlah istri yang memiliki agama (yang baik); niscaya kamu akan beruntung” [Muttafaqun alaih; Shahih Bukhori: 5090, Shahih Muslim: 1466].

Bahkan Sahabat Umar bin Khottob rodhiallohu anhu saat menjadi khalifah pernah ditanya seorang perempuan:

“Wahai amirul mukminin, suamiku telah menyumpahku agar aku tidak berbohong, sehingga aku merasa bersalah jika berbohong, apakah aku masih boleh berbohong wahai amirul mukminin”.

Maka sahabat Umar pun menjawab:

“Ya, silahkan berbohong kepada kita (sebagai suami), jika salah seorang dari kalian (para istri) tidak suka kepada kami (para suami), maka jangan katakan itu kepadanya!

Karena, rumah tangga yang dibangun di atas rasa cinta itu sangat sedikit.

Namun manusia biasanya menjalin hubungan itu karena Islam, hubungan nasab, dan jiwa sosial.”

[Alma’rifah wat tarikh 1/392].

Dan hendaklah kita selalu ingat sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (yang artinya):

“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (istri), karena jika dia membenci salah satu perangainya; dia pasti masih suka perangai yang lainnya” [HR. Muslim: 1469].

Di sini penting bagi kita untuk tahu bahwa pondasi perekat baiknya rumah tangga bukanlah cinta, tapi agama.

🌐 Sumber: Dakwah Seputar Islam || https://m.facebook.com/1584131345183986/photos/a.1584282445168876/2519504951646616/?type=3

والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

📲 @IslamAdalahSunnah

•••••❀ ꧁🌀💦🌀꧂ ❀•••••​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ DOA UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL BUKAN AL-FATIHAH ..!!!
KARENA AL FATIHAH ARTINYA PEMBUKAAN.

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

INI DOA UNTUK ORANG MENINGGAL YANG BENAR.

1. Doa Allahummaghfirlahu untuk laki-laki (tunggal)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia (mayit laki-laki tunggal itu), belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya.”

2. Doa Allahummaghfirlaha untuk perempuan (tunggal)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Allahummaghfirlaha warhama wa ‘afiha wa’fu ‘anha.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia (mayit perempuan tunggal itu), belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya.”

3. Doa Allahummaghfirlahuma untuk dua orang (laki-laki atau perempuan)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمَا وَارْحَمْهُمَا وَعَافِهِمَا وَاعْفُ عَنْهُمَا

Allahummaghfirlahuma warhamuma wa ‘afihima wa’fu ‘anhuma.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dua mayit itu, belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya.”

4. Doa Allahummaghfirlahum untuk laki-laki (lebih dari dua/banyak)

اَللُّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ

Allahummaghfirlahum warhamum wa ‘afihim wa’fu ‘anhum.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosa mereka.”

5. Doa Allahummaghfirlahunna untuk perempuan (lebih dari dua/banyak)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُنَّ وَارْحَمْهُنَّ وَعَافِهِنَّ وَاعْفُ عَنْهُنَّ

Allahummaghfirlahunna warhamunna wa ‘afihinna wa’fu ‘anhuna.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosa mereka.”

6. Doa Allahummaghfirlahu Panjang dan Lengkap

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُوْلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَابْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار

Allahummaghfirlahu warhamu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahi wa wassi’ madkholahu waghsilhu bil ma’i watssalji wal bardi wa naqqihi minal khotoya kama yunaqqats tsaubul abyadu minad danas wabdilhu daron khoiron min darihi wa ahlan khoiron min ahlihi min zaujihi wa adkhilhul jannata min ‘adzabil qobri wa fitnatihi wa min ‘adzabin naar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia , belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, dan basuhlah ia dengan air, salju dan embun (air dingin). Cucilah ia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana baju putih dicuci dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik. Gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik. Gantikanlah pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur, fitnah kubur dan siksa api neraka.”

Semoga bermanfaat.

📲 @IslamAdalahSunnah

🫘❁࿐❁✿​🫘✿❁࿐❁🫘✿​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
┏══◉🧡•═══════┓
TIDAK ADA YANG KEKAL
┗══════════•🧡◉══┛

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

◈ Di manakah TUBUH SEKXI mu yang dulu selalu kau BANGGAKAN... ??
◈ Di manakah BADAN KEKAR mu yang dulu selalu kau PAMERKAN??
◈ Di manakah RAMBUT PANJANG mu yang dulu selalu kau URAI...??
◈ Di manakah PAHA MULUS mu yang dulu selalu kau UMBAR... ??
◈ Di manakah KULIT PUTIH mu yang dulu selalu kau PERLIHATKAN...??
◈ Di manakah KOSMETIK MAHAL mu yang dulu selalu kau CERITAKAN...??
◈ Di manakah PERHIASAN indah mu yang dulu selalu kau TUNJUKKAN...??
◈ Di makah MOBIL MEWAH mu yang dulu selalu kau PAKAI ...??
◈ Di manakah RUMAH MEGAH mu yang dulu selalu kau PAMERKAN...??
◈ Di Manakah UANG BANYAK mu yang dulu selalu kau AGUNGKAN...??
◈ Di manakah semua itu ... ?? 😢😥
◈ Semuanya hanya bersifat SEMENTARA,,😭😭
◈ Semua itu tidak ada FAEDAHnya di AKHIRAT KELAK 😭😭...

◉ Ketika Nafas sudah mulai tersendat-sendat 😭😭
◉ Ketika dada sudah mulai sesak 😭😭
◉ Ketika pandangan sudah mulai rabun 😭😭
◉ Ketika itulah ajal menghampiri kita ....😢😢

INGAT...!!!

• Secantik apapun wajah mu...
• Setampan apapun rupa mu...
• Setinggi apapun jabatan mu...
• Sebanyak apapun uang mu...

√ Akhir hidup mu hanyalah sebujur bangkai yang tidak berguna ....
√ Akhir hidup mu hanyalah subujur bangkai yang sangat menjijikan....
√ Akhir hidup mu hanyalah sebujur bangkai yang hanya di baluti secarik kain yang tidak BERMOTIF tidak BERKANTONG dan tidak BERWARNA ....

"KULLUN NAAFSIIN DZAA IQATUL MAUUTT"

(setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian)

❥ Semoga ALLAH mengampuni dosa orang-orang yang bertaubat...
❥ Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi...
❥ Semoga kita menjadi hamba yang selalu takut dan taat kepada ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA...
❥ Yang pada AKHIRnya kita nanti bisa meninggal dalam keadaan HUSNUL KHATIMAH

🌐 Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02gR9WrfWzc5xMBnd37Hzx79nswhm1WVp5ktLrNgQdgLhAc9qBU1KpB8wqAXAFi5ZPl&id=1584131345183986&mibextid=Nif5oz

اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
آمِــــــــــيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِــــــــــيْن

📲 @IslamAdalahSunnah

✰•*¨*•.¸¸★*・゚🌙゚・*☆¸¸.•*✬•.¸¸★​​​​​​​​​​​​​​​​​​
💦 ﷽ NIKMAT YANG BISA MENJADI MUSIBAH ♨️

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

🍃 BBG AL ILMU 🍃

🌴🌴🌴
Salamah bin Dinar Abu Hazim rohimahullah berkata,

كل نعمة لا تقرب إلى الله عز وجل فهي بلية

“Semua nikmat yang tidak mendekatkanmu kepada Allah adalah baliyyah (musibah)..”

(Mawa’idz Sholihin hal 262)

Cobalah renungkan semua nikmat yang Allah berikan kepada kita..
Apakah mendekatkan diri kita kepada Allah..
Ataukah malah membuat kita jauh dari-Nya..

🌴🌴🌴
Nikmat handphone..
Nikmat kendaraan..
Nikmat pakaian..
Nikmat kecerdasan..
Nikmat kecantikan..
Dan semua nikmat..

Jangan sampai nikmat itu menjadi musibah yang membinasakan keimanan..

🌴🌴🌴
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى

🌐 Sumber: https://bbg-alilmu.com/archives/63071

رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصّٰلِحِينَ

📲 @IslamAdalahSunnah

======🌴🌴🌴🌴🌴======​​​​​​​​​​​​​
🕋 ﷽ ALASAN DISEBUT SEBAGAI TAMU ALLAH

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Jamaah haji dan umrah disebut sebagai tamu Allah. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumrah adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan tersebut. Mereka meminta kepada Allah dan Allah berikan (kabulkan)” (HR. Ibnu Majah dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

Dalam riwayat lainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa allam bersabda,

الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Para jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah, Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan tersebut. Mereka meminta kepada Allah dan Allah berikan (kabulkan) ” (HR Ibnu Majah, dihasankan oleh Al-Albani)

Arti lafazd "al-wafdu" adalah tamu dan tentu tamu itu dimuliakan dan dijamu. Dalam kitab "An-Nihayah" disebutkan maknanya:

(الْوَفْدُ) الْقَوْمُ يَجْتَمِعُونَ وَيَرِدُونَ الْبِلَادَ، أَوْ يَقْصِدُونَ الرُّؤَسَاءَ لِلزِّيَارَةِ، أَوِ اسْتِرْفَادًا وَغَيْرَ ذَلِكَ.

"Al-wafdu adalah sekelompok orang yang berkumpul dan mendatangi suatu negeri atau mereka bermaksud menemui para pembesar negeri untuk berkunjung atau meminta bantuan dan lain-lainnya".

Jadi alasan disebut tamu Allah adalah karena para jamaah haji dan umrah itu akan dimuliakan Allah sebagaimana tamu itu dimuliakan. Oleh karena itu kaum muslimin juga diperintahkan memuliakan para jamaah haji dan umrah dengan membantu mereka, memberikan pertolongan dan kemudahan kepada mereka, semisal memberikan bantuan makan dan tempat, membantu orang yang sepuh, wanita serta anak-anak.

Alasan lainnya adalah agar para jamaah haji dan umrah menjaga sikap, akhlak dan takwa mereka selama menjadi tamu Allah, karena yang namanya tamu ketika bertamu itu bersikap baik, duduk yang manis, tidak berbuat ulah atau melakukan hal-hal yang memalukan selama bertamu.

Syaikh Ali Al-Qari menjelaskan,

وفد الله ثلاثة أشخاص أو أجناس، المجاهد مع الكفار لإعلاء الدين، والحاج والمعتمر، المتميزون عن سائر المسلمين بتحمل المشاق البدنية والمالية ومفارقة الأهلين، والحاصل أنهم قومٌ معظمون عند الكرماء، ومكرمون عند العظماء، تُعطى مطالبهم وتُقضى مآربهم

"Tamu Allah ada tiga orang atau tiga jenis: Mujahid yang berperang melawan orang kafir untuk meninggikan agama. Orang yang berhaji dan umrah. Mereka ini istimewa dibandingkan yang lain karena menanggung kesusahan badan, mengeluarkan harta serta berpisah dari keluarga. Kesimpulannya, mereka adalah kelompok yang dimuliakan di sisi para pemimpin dan pembesar. Permintaan mereka diberikan dan hajat mereka ditunaikan." (Lihat Mirqatul Mafatih 8/469)

Demikian semoga bermanfaat.

@ Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarramah.

Penyusun: Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK حفظه الله

🌐 Artikel: https://muslim.or.id/75596-alasan-disebut-sebagai-tamu-allah.html

بارڪ اللّـہ فيڪمــ وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈•••○○❁🌻🕋🌻❁○○•••┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
💎📊 ﷽ WAHAI ORANG-ORANG YANG ENGGAN MENUNTUT ILMU
☆☆☆☆☆☆☆☆

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

💎 Asy-Syaikh Muhammad Ghalib Al-'Amri hafizhahullah,

💡 Al-'Allamah Ibnu Sa'di rahimahullah berkata:

Wahai orang-orang yang enggan menuntut ilmu ...

🔹 Apa alasan kalian kepada Allah meninggalkan ilmu, padahal kalian masih merasakan nikmat kesehatan?

🔸 Apa yang menghalangi kalian dari ilmu, padahal kalian berlezat-lezat dengan rizki dari Rabb kalian?

🔹 Apakah kalian ridha menjadi seperti hewan ternak yang digembalakan?

🔸 Apakah kalian lebih memilih hawa nafsu daripada petunjuk, dalam keadaan hati-hati kalian lalai dan bimbang?

🔹 Apalah kalian rela menjalani jalan-jalan kebodohan yaitu jalan-jalan yang tidak berharga, lalu kalian meninggalkan jalan-jalan petunjuk, yaitu jalan-jalan yang jelas lagi bermanfaat?

🔸 Apakah kalian ridha:

☝️ Jika nanti ditanyakan kepada kalian: "Siapa Rabb-mu, apa agamamu dan siapa nabimu, kemudian kalian tidak dapat menjawabnya?"

☝️ Juga ketika kalian ditanya: "Bagaimana cara kamu salat dan beribadah?", lalu kamu salah dalam menjawabnya?

🔹 Bagaimana kamu melakukan jual beli dan bermuamalah sedangkan kamu tidak mengetahui halal haramnya?

Ketahuilah -Demi Allah- sesungguhnya keadaan ini tidaklah dapat diterima kecuali oleh orang-orang yang menyerupai hewan ternak!!

Maka, jadilah kalian -rahimakumullah- para penuntut ilmu!!

Jika kalian tidak mampu melakukannya, maka hadirilah majlis-majlis ilmu sebagai mustami' yang mengambil faedah, bertanyalah kepada ulama dengan tujuan mendapatkan bimbingan dan penjelasan.

Jika kalian tidak juga mau melakukannya, bahkan kalian mengabaikan ilmu secara total, pastilah kalian akan binasa dan menjadi golongan yang rugi.

Apakah kamu tidak mengetahui:

🔹 Bahwa sibuk dengan ilmu termasuk ibadah yang paling mulia, bentuk ketaatan serta pendekatkan diri kepada Allah yang paling utama dan mendatangkan ridho Pemilik langit dan bumi.

🔹 Majelis ilmu yang kamu duduk padanya lebih baik bagimu daripada dunia dan seisinya?

🔹 Faidah yang kamu peroleh dan bermanfaat bagimu, tidak ada sesuatupun dari dunia yang dapat mengimbangi dan menyamainya?

-----------------------

Aku katakan:
Alangkah benar apa yang disampaikan Syaikh Abdurrahman As-Sa'di, alangkah indah dan menakjubkan tegurannya.

☝️ Maka, ilmu itu -Demi Allah- adalah harta karun yang orang-orang cerdas berlomba-lomba mendapatkannya, juga orang-orang berakal bersegera untuk menempuh jalannya.

☝️ Ilmu itu menjaga pemiliknya dari syahwat dan syubhat serta membantunya untuk berpegang teguh dan mantap di atas agamanya.

☝️ Alangkah kurang perhatian manusia tentang ilmu! dan alangkah cepatnya kebinasaan mereka pada perkara selain ilmu!

☝️ Hingga kita berada di satu zaman yang tidaklah kamu temukan seorang penuntut ilmu yang tekun, jujur lagi bersemangat, komitmen dan memiliki tekad yang tinggi, kecuali hanya pada kisah-kisah orang terdahulu dan hanya ada pada kitab-kitab yang tertulis.

💎 Ya Allah, ampunilah kami...

------------💎------------

📮 Oleh tim Salafy Cirebon,
robiul akhir 1439

📁 Referensi: t.me/salafy_cirebon/35

📭 Share yuk,
Semoga saudara-saudara kita mendapatkan faedah.

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ Wanita Sulit Jodoh? Ternyata Tiga Poin Ini Ditinggalkan

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Tidak dipungkiri bahwa keadaan masing-masing wanita bisa berbeda dalam masalah jodoh. Ada yang belum juga menginjak usia 20 tahun tapi sudah menikah, ada yang tak lama lulus kuliah kemudian dilamar oleh seorang pemuda, namun ada pula yang hingga kepala 3 tak kunjung datang jodoh yang dinanti.

Tentu masalah tersebut tidak lepas dari takdir dan ketetapan Allah. Namun beberapa hal boleh jadi menjadi penyebab mengapa sebagian wanita di zaman sekarang susah jodoh, di antaranya karena ada beberapa poin penting yang ditinggalkan. Pada tulisan ringkas ini, kami bawakan tiga poin yang banyak ditinggalkan di zaman ini.

Bersegera menikah adalah perintah Nabi bagi para lelaki yang telah mampu lahir dan batin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR. Bukhari no. 5066 dan Muslim no. 1400)

Hal ini berlaku pula bagi para gadis yang telah siap dan pada saat yang sama ada lelaki yang hendak melamarnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ إِلَّا تَفْعَلُوُاْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ

“Jika seseorang (lelaki) yang kamu ridha terhadap agama dan akhlaknya datang kepadamu untuk melamar, maka nikahkanlah dia. Jika kamu tidak melakukannya akan terjadi fitnah dimuka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi, no. 1004 dengan sanad yang hasan)

Perempuan jika menunda menikah maka dia rentan diliputi kegelisahan, rasa galau yang berlarut-larut. Tak dipungkiri pula, semakin lama dia menunda maka potensi dilirik oleh para lelaki bisa jadi semakin kecil. Dia telah melewatkan masa-masa ranumnya, usia dimana masih banyak lelaki yang akan tertarik kepadanya.

Oleh karena itu, bagi para ayah yang memilik gadis, jika ada lelaki yang baik agamanya baik perangainya datang melamar, maka terimalah ia.

Caranya adalah dengan menawarkannya kepada lelaki shalih yang dia kenal. Menawarkan anak gadis merupakan sunnah yang sudah dikenal sejak dahulu. Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa iddah karena ditinggal mati suaminya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman kemudian ke Abu Bakar radhiyallahu ‘anhum.

Seorang ayah yang menginginkan kebaikan untuk anak gadisnya, dia akan menafkahi dan memenuhi kebutuhannya sedari kecil, kemudian mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Namun tidak berhenti sampai situ saja, setelah anaknya dewasa dia akan berusaha mencarikan pendamping yang terbaik untuk anaknya.

Pilihan dan penilaian ayah akan lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan anaknya, dibanding pilihan anak itu sendiri. Seorang gadis yang memilih sendiri seringkali dipengaruhi oleh perasaan, dia sangka lelaki itu adalah pangeran yang selama ini dia nanti hanya karena tampilannya yang menarik, kata-katanya yang romantis, dan status facebooknya yang religi. Padahal keseharian pemuda tersebut boleh jadi bertolak belakang dengan apa yang selama ini tampak pada mata sang gadis.

Pertimbangan-pertimbangan pendek itulah yang membuat sebagian wanita menyesal telah menikah dengan suaminya sekarang. Baru dia sadar ternyata ganteng saja tidak cukup membawa kebahagiaan ke dalam rumah. Baru dia sadar ternyata status-status facebooknya dulu hanya bermodalkan copas.
Berbeda dengan penilaian ayahnya, ayahnya lebih mengedepankan logika dan pertimbangan jangka panjang. Dia akan memilih pemuda yang baik agamanya plus akhlaknya. Dia akan mencari pemuda yang bertanggung jawab, siap bekerja keras dan bermental tangguh. Dia akan pilihkan yang pantas mendampingi serta membimbing anaknya.

Menawarkan diri kepada lelaki yang shalih dan baik akhlaknya bukanlah hal yang tercela. Selama tidak melanggar rambu-rambu syariat maka sah-sah saja. Cara ini sebagaimana yang dilakukan oleh ibunda Khadijah radhiyallahu ‘anha tatkala melamar Nabi shallallahu ‘alahi wasallam. Andai saja Khadijah enggan melakukannya, mungkin namanya tidak akan tercatat dalam catatan emas sejarah sebagai salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Caranya dengan menawarkan langsung dirinya ke seorang lelaki yang shalih yang dia percaya atau dengan melalui perantara orang lain yang amanah. Apabila lelaki tersebut menyambutnya maka dia persilakan laki-laki tersebut langsung menghadap kepada bapaknya untuk melamarnya secara resmi. Tetapi jika lelaki tersebut pada akhirnya tidak berniat, maka penawaran ini hendaknya dirahasiakan untuk menjaga harga diri wanita tersebut.

Kesimpulannya, seorang gadis atau bapaknya terkadang perlu menempuh sunnah-sunnah di atas agar lebih mudah bertemu dengan jodohnya. Demikian pula sebab-sebab yang lain, seperti mendaftar ke biro jodoh syar’i dan lain sebagainya. Semoga Allah mudahkan para wanita muslimah untuk segara bertemu dengan jodohnya.

🌐 Artikel: https://muslimafiyah.com/wanita-sulit-jodoh-ternyata-tiga-poin-ini-ditinggalkan.html

(Asuhan: Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK حفظه الله, Alumnus: Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allahumma laa sahla illa maa ja'altahu sahlaa, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahlaa.
Artinya: "Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah."

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈•◎❅❀ 🤝 🌺 🤝 ❀❅◎•┈┈•​​​​​​​​​​​​​
﷽ Sebuah Motivasi Untuk Kita Di Tahun 2023

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Ayo.. Yakinlah "KITA BISA".

Allah berfirman, "Siapa yang bersungguh-sungguh BERJIHAD dijalan Allah, maka Allah akan berikan petunjuk untuk istiqamah di jalan-Nya".

Allah berfirman, 👉 "Tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka MERUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI".👈

Lakukan karena Allah...

Berharap pahala dan ampunan-Nya.

------------

"Orang yang PESIMIS selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang OPTIMIS selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan."

-Ali Bin Abi Thalib-

👉 Kerja memang sengsara...
Namun tidak bekerja jauh lebih sengsara...👈
Hidup ini keras, yang kaya dihormati.
Yang miskin Tidak dihargai.

------------

Allah telah menciptakan sebab dan akibatnya. Manusia harus menempuh sebab dan melakukan usaha untuk mendapatkan hasilnya nanti.

Perhatikan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai “tawakalnya burung”.

Seekor burung tidak tahu letak di mana biji-bijian dan makanan yang akan didapatkan, bisa jadi di tempat kemarin yang ia dapatkan, sekarang telah habis persediaan biji tersebut.

Yang penting bagi burung adalah:
1. Berusaha keluar sarang dulu, yang penting berusaha (tidak meninggalkan sebab dan usaha)
2. Tidak stress dulu di sangkar terlalu lama memikirkan nasibnya
3. Optimis dengan rezeki dari Allah, untuk memenuhi kebutuhannya

🌐 BACA selengkapnya:
https://muslim.or.id/42819-salah-paham-tentang-memahami-tawakal.html

Penyusun: Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK حفظه الله

------------

Jangan lupa:
Berdoa memohon bantuan kepada Allah dan menyerahkan hasilnya kepada Allah serta ridha dengan apapun yang Allah takdirkan nanti.

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ain.

❁ ❁ Artinya ❁ ❁

“Wahai Rabb Yang Maha hidup, Wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan (urusanku) kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (Dibaca pagi dan sore 1x).

📲 @IslamAdalahSunnah

✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ SEDEKAH TIDAKLAH MUNGKIN MENGURANGI HARTA

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”

Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua makna: Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya.

Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan mengatakan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”.

Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 ribu, lalu Allah beri ganti dengan 100 ribu.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Allah Ta’ala juga berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Ma Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”.

Allah akan mengganti bagi kalian sedekah tersebut segera di dunia. Allah pun akan memberikan balasan dan ganjaran di akhirat.

Demikian penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.

والله تعالى أعلمُ بالـصـواب

📲 @IslamAdalahSunnah

○○○🌿🍯🍯🍯🍯🌿○○○​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ MENJADI SALAFI, MENGAPA TIDAK?

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Syaikh Salim Al-Hilali menukil keterangan Ibnu Manzhur seorang pakar bahasa Arab mengenai makna kata ’salaf’. Ibnu Manzhur mengatakan di dalam kamus Lisan Al-’Arab (9/159), “Salaf juga bermakna setiap orang yang mendahuluimu, yaitu nenek moyangmu dan orang-orang terdahulu yang masih memiliki hubungan kerabat denganmu; yang mereka itu memiliki umur dan keutamaan yang lebih di atasmu. Oleh sebab itu generasi pertama (umat ini) dari kalangan tabi’in disebut sebagai kaum salafush-shalih/pendahulu yang baik.” (lihat Limadza ikhtartul manhaj salafy, hal. 30).

Kata salaf itu sendiri sudah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya kepada Fathimah, ”Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah aku.” (HR. Muslim [2450/98]). Artinya sebaik-baik pendahulu. Kata salaf juga sering digunakan oleh ahli hadits di dalam kitab haditsnya. Bukhari rahimahullah mengatakan, “Rasyid bin Sa’ad berkata ‘Para salaf' menyukai kuda jantan. Karena ia lebih lincah dan lebih berani.” Al Hafizh Ibnu Hajar menafsirkan kata salaf tersebut, “Maksudnya adalah para sahabat dan orang sesudah mereka.” (lihat Limadza ikhtartul manhaj salafy, hal. 31-32).

Sedangkan menurut istilah para ulama, maka yang dimaksud dengan salaf adalah sebuah karakter yang melekat secara umum pada diri para sahabat radhiyallahu’anhum, dan orang-orang sesudah mereka pun bisa disebut demikian jika mereka mengikuti dan meneladani jejak para sahabat (lihat Limadza ikhtartul manhaj salafy, hal. 30).

Apabila disebut generasi salaf maka yang dimaksud adalah tiga kurun terbaik umat ini; sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Itulah tiga generasi terbaik yang telah dipersaksikan kebaikan dan keutamaannya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah di jamanku (para sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’in), dan kemudian yang setelah mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim, hadits mutawatir). Ini merupakan pemaknaan salaf jika ditinjau dari sisi masa (lihat Limadza ikhtartul manhaj salafy, hal. 33).

Namun, istilah salaf yang sering dipakai oleh para ulama tidak terbatas pada pemaknaan masa (marhalah zamaniyah) semacam itu. Sebab dalam pengertian mereka istilah salaf merupakan label yang layak untuk dilekatkan bagi siapa saja yang senantiasa berupaya untuk menjaga keselamatan aqidah dan manhajnya yaitu dengan konsisten mengikuti cara beragama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya, di manapun dan kapanpun mereka berada (lihat Limadza ikhtartul manhaj salafy, hal. 33).

Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql mengatakan, “Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, red). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebut sebagai "salafi" sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 5-6)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Tidak ada kehinaan bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbatkan diri kepadanya dan bangga dengannya bahkan apa yang dari mereka harus diterima menurut kesepakatan ulama karena sesungguhnya madzhab salaf adalah benar". (Majmu' Fatawa : 4/249)

Allah Ta’ala berfirman mengisyaratkan kelurusan manhaj salaf yang mulia ini dengan firman-Nya (yang artinya), “Dan orang-orang yang lebih dahulu (masuk Islam) dan pertama-tama (berjasa dalam dakwah) yaitu kaum Muhajirin dan Anshar dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah meridhai mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Allah mempersiapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang sangat besar.” (QS. At-Taubah: 100).
Ustadz Abdul Hakim Abdat hafizhahullah mengatakan, “Ayat yang mulia ini merupakan sebesar-besar ayat yang menjelaskan kepada kita pujian dan keridhaan Allah kepada para Shahabat radhiyallahu ‘anhum. Bahwa Allah ‘azza wa jalla telah ridha kepada para Shahabat dan mereka pun ridha kepada Allah ‘azza wa jalla. Dan Allah ‘azza wa jalla juga meridhai orang-orang yang mengikuti perjalanan para Shahabat dari tabi’in, tabi’ut tabi’in dan seterusnya dari orang alim sampai orang awam di timur dan di barat bumi sampai hari ini. Mafhum-nya, mereka yang tidak mengikuti perjalanan para Shahabat, apalagi sampai mengkafirkannya, maka mereka tidak akan mendapatkan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala.” (Al Masaa’il jilid 3, hal. 74)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa hakikat dakwah salafiyah tidak lain ialah mengajak umat untuk senantiasa mengikuti cara beragama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dengan baik. Sehingga dakwah salafiyah bukanlah dakwah hizbiyah yang menyeru kepada kelompok tertentu dan tokoh-tokoh tertentu selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum ajma’in. Maka salafiyah adalah kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para sahabat dan para pengikut setia mereka, tidak lebih dari itu.

🌐 Sumber: edia Hijrah Salaf || https://m.facebook.com/salafhijrah/photos/a.108142887256273/365067138230512/?type=3

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈┈•••○○❁🌻🕋🌻❁○○•••┈┈•​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ PUNCAK KENIKMATAN SURGA: MELIHAT WAJAH ALLAH سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Tahukah anda apa nikmat paling indah yang akan didapat oleh penghuni surga?

Melihat wajah Allah Azza wa Jalla adalah nikmat terbesar dan terindah yang didapat oleh para penghuni surga kelak.

Jarir bin Abdillah radhiallahu’anhu berkata, Suatu hari kami duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kala itu beliau memandang ke arah bulan purnama. Lalu beliau bersabda:

أما إنكم سترون ربكم كما ترون هذا القمر لا تضامون في رؤيته فإن استطعتم أن لا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها فافعلوا يعني العصر والفجر ثم قرأ جرير وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَ‌بِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُ‌وبِهَا

❝Ketahuilah bahwa kalian akan memandang Rabb kalian sebagaimana kalian memandang bulan ini. Kalian tidak berdesakan ketika memandang Allah. Karena itu, jika kalian mampu untuk tidak melewatkan shalat sebelum terbitnya matahari dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (shalat Ashar dan Subuh), maka lakukanlah! (Muttafaqun 'alaih).

Kawan! Wajar bila dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sering mengucapkan doa berikut:

اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا وَالْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى وأسألك نعيما لا ينفد وأسألك قرة عين لا تنقطع وأسألك الرضاء بعد القضاء وأسألك برد العيش بعد الموت وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَأَعُوذُ بِكَ في غير ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ ولا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مَهْدِيِّينَ

❝Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang ghaib dan dengan kekuasaan-Mu atas seluruh makhluk, panjangkanlah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa hidup panjang umur itu membawa kebaikan bagiku. Dan matikanlah aku, bila kematian itu lebih baik bagiku.

Ya Allah, aku mohon untuk memiliki khasyyah (rasa takut) kepada-Mu di saat aku dalam kondisi sunyi dan ramai.

Aku mohon kepada-Mu, agar dapat berpegang teguh dengan kalimat haq di saat aku rela atau marah.

Aku mohon kepada-Mu, agar aku senantiasa bersikap sewajarnya (moderat) ketika sedang fakir dan ketika sedang kaya.

Aku mohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak dapat habis.

Aku minta kepada-Mu, penyejuk mata yang tak pernah terputus.

Aku mohon kepada-Mu agar aku dapat rela setelah setiap ketentuan/takdir-Mu.

Aku mohon kepada-Mu kehidupan yang menyejukkan setelah aku meninggal dunia.

Aku mohon kepada-Mu kelezatan memandang wajah-Mu (di Surga), dan kerinduan bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan serta kekacauan (fitnah) yang menyesatkan.

Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan (lurus) yang memperoleh bimbingan dari-Mu.❞ (Ahmad, an-Nasa'i dan lainnya).

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله

🌐 Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02gKFbMtxffyUKceLL3gU3f4ncMkUxGTMNXf5h9uyRtLCW18xZgZ4fFeD6JaLEQAsxl&id=100044302190144&mibextid=Nif5oz

نسأل الله السلامة والعافية

📲 @IslamAdalahSunnah

▬▬▬▬▬•◇🕌◇•▬▬▬▬▬​​​​​​​​​​​​​​​​​​​
﷽ 1. TAUHID: kunci masuk surga, 2. ILMU: jalan menuju surga, 3. AKHLAK: cara mendapatkan surga tertinggi

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

1. Dari ’Ubadah bin Shomit radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

”Barangsiapa mengucapkan: saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149).

2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699).

3. Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan, dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464).

🌐 Sumber: https://www.instagram.com/p/Ck2Wt3VvH8m/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا

📲 @IslamAdalahSunnah

•━━━❅❀☘️🌸☘️🌸☘️❀❅━━━•​​​​​​​​​​​​​​​​
🍃 ﷽ JANGAN SALAH PAHAM, KURBAN BUKAN IBADAH SEKALI SEUMUR HIDUP, AKAN TETAPI SETIAP TAHUN 🍃

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

🍂🍂🍂
Sebagian orang masih ada yang salah paham tentang ibadah kurban. Sepertinya masih banyak orang yang beranggapan bahwa ibadah kurban itu jika pernah melakukannya sekali, maka tidak perlu berkurban lagi di tahun-tahun berikutnya.

🌴🌴🌴
Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru. Ibadah kurban adalah ibadah tahunan, hukumnya sunnah muakkadah, sangat ditekankan untuk dilaksanakan setiap tahun jika memang memiliki kemampuan.

🌷🌷🌷
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن كان له سَعَةٌ ولم يُضَحِّ ، فلا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانا

“Barang siapa yang mempunyai keluasan rizki, namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami”. (HR. Ibnu Majah 2123 dan Ahmad 8273, hadits hasan)

🍀🍀🍀
Dari Makhnaf bin Sulaim radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ عَلَى أَهْلِ كُلِّ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أَضْحَاةً

“Sesungguhnya bagi setiap satu kelurga sembelihan kurban setiap tahunnya” (HR. Ahmad 20207, al Hafidz Ibnu Hajar dalam “Fathul Baari”: sanadnya kuat)

♻️♻️♻️
Yuk kurban lagi tahun ini dan raih keutamaannya.....

👍 Raih pahala besar dengan menyebarkan kiriman ini.

📲 @IslamAdalahSunnah

•┈•◎❅❀🌻🐫🐄🐏🌻❀❅◎•┈•​​​​​​​​​​​​​​​
🕕💎━━━﷽━━━🕛━━┓
ㅤㅤ  MENGAPA ALLAH
ㅤ  BERSUMPAH DENGAN
ㅤㅤㅤㅤㅤ MASA?
┗━━🕞'💎━━🕡━━━💎🕦

Telegram:
https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99

Rabb kita bersumpah dengan waktu-waktu ini agar kita mengetahui nilainya, dan agar kita memeliharanya, serta kita tidak mempergunakan waktu itu kecuali untuk kebaikan.

Usia yang Anda jalani ini, wahai hamba, adalah ladang yang kelak akan Anda petik hasilnya di negeri akhirat. Jika Anda menanaminya dengan kebaikan dan amal shalih, maka akan Anda memetik buahnya berupa kebahagiaan dan keberuntungan, serta Anda dengan izin Allah termasuk di antara orang-orang yang diseru di negeri akhirat:

كُلُوا۟ وَٱشۡرَبُوا۟ هَنِیۤـَٔۢا بِمَاۤ أَسۡلَفۡتُمۡ فِی ٱلۡأَیَّامِ ٱلۡخَالِیَةِ ٢٤

"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haaqqah: 24)

Sebaliknya, jika Anda menyia-nyiakannya dengan hal-hal yang melalaikan dan menanaminya dengan kemaksiatan dan pelanggaran, maka Anda akan menyesal pada hari di mana penyesalan tidak berguna sama sekali, dan Anda akan berangan-angan sekiranya bisa dikembalikan ke dunia lagi.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

وَهُمۡ یَصۡطَرِخُونَ فِیهَا رَبَّنَاۤ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَیۡرَ ٱلَّذِی كُنَّا نَعۡمَلُۚ ... ٣٧

“Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan...” (QS. Faathir: 37)

Maka dikatakan kepadamu:

أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا یَتَذَكَّرُ فِیهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ ٱلنَّذِیرُۖ فَذُوقُوا۟ فَمَالِلظَّـٰلِمِینَ مِن نَّصِیرٍ ...٣٧

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun.” (QS. Faathir: 37)

Yakni, bukankah Kami telah menjadikan kalian memiliki usia yang panjang?

Usia yang panjang adalah hujjah.

Allah telah memberikan kesempatan kepada hamba yang dihidupkan-Nya hingga 60 atau 70 tahun.

Siapa saja yang merenungkan maka ia akan mengerti bahwa kehidupan kita ini terbatas dan bisa dihitung dengan tahun dan hari, bahkan dengan jam dan detik, tanpa kita bisa menambah satu detik pun. Usia kita ini pendek bila dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu yang berusia ratusan tahun. Seseorang dari mereka ada yang hidup seratus tahun atau lebih, bahkan hingga seribu tahun.

Adapun umat ini, maka usianya sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi صلّى الله عليه و سلّم

أعمار أمّتي ما بين الستين إلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك

“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan hanya sedikit dari mereka yang melampui usia itu.”

“Seandainya seseorang hidup berusia 60 tahun, 20 tahun darinya dipakai untuk tidur (dengan asumsi seseorang tidur delapan jam dalam sehari), 15 tahun sebelum baligh, 5 tahun untuk makan, dan waktu yang dipakai untuk santai 20 tahun. Yang tersisa tinggal 20 tahun yang mencakup waktu-waktu untuk bekerja. Demikianlah, tidak diragukan lagi.”

Jadi berapa tahunkah ibadah yang kita alokasikan dari dunia kita?

Walaupun kita andaikan usia kita seluruhnya adalah untuk ibadah, yaitu 60 tahun, maka itu pun hanya setara dengan tiga menit saja bila dibandingkan dengan hari Kiamat yang seharinya adalah “seratus ribu tahun.” (dalam surat al-Hajj ayat 47: ”…Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” -edit.)