Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
🔝🎬 Kisah Tawadhunya Syeikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ustadz Nizar Sa'ad bin Jabbal, Lc., M.Pd. hafizhahullah
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1634
https://kisahmuslim.com/5490-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-13.html
https://kisahmuslim.com/5494-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-23.html
https://kisahmuslim.com/5497-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-33.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈• ❀🌸🌼🌹🌼🌸❀ •┈┈•
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ustadz Nizar Sa'ad bin Jabbal, Lc., M.Pd. hafizhahullah
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1634
https://kisahmuslim.com/5490-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-13.html
https://kisahmuslim.com/5494-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-23.html
https://kisahmuslim.com/5497-kehidupan-ulama-rabbani-syaikh-ibnu-baz-33.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈• ❀🌸🌼🌹🌼🌸❀ •┈┈•
BEBERAPA KAIDAH KELIRU DALAM BERAGAMA
________✒
🌐 https://telegra.ph/BEBERAPA-KAIDAH-KELIRU-DALAM-BERAGAMA-04-11
Di tengah masyarakat beredar kaidah-kaidah yang mereka jadikan acuan dalam beragama. Padahal kaidah-kaidah tersebut tidak ada asalnya dari para salafus shalih dan para ulama Ahlussunnah.
Terlebih lagi kaidah-kaidah ini bermasalah dan bertentangan dengan syariat, diantaranya:
🍁 1. Kaidah: “kita tolong-menolong dalam perkara yang kita sepakati, dan kita saling memberi udzur dalam perkara yang kita perselisihkan”.
Jelas kaidah ini keliru, bertentangan dengan firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).
Ayat ini menunjukkan bagwa tolong menolong itu bukan dalam perkara yang disepakati oleh manusia, 👉 namun dalam kebaikan dan ketaatan.
🍁 2. Kaidah: “lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang berkata”.
Yang benar, dalam masalah dunia dan lebih lagi dalam masalah agama, kita harus selektif dan memperhatikan dengan baik siapa yang berkata?
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر
“Diantara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashaghir (ahlul bid’ah)” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2/316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1/230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]).
Dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mewanti-wanti terhadap ahlul bid’ah yang menjadi pengajar. Maka ini menunjukkan harus selektif dalam mengambil ilmu.
🍁 3. Kaidah: “ambil baiknya, buang buruknya”.
Kaidah ini juga bertentangan dengan dalil-dalil di poin kedua di atas tentang wajibnya selektif dalam mencari kebenaran dan mencari ilmu.
Bukan ambil dari sembarang orang lalu merasa bisa mengambil baiknya dan membuang buruknya.
Kaidah ini juga bertentangan dengan akal sehat.
Karena bagaimana mungkin pencari kebenaran dan penuntut ilmu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, padahal dia baru saja ingin belajar dan mencari?!
📌 Padahal mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk butuh kepada ilmu.
● Namun kaidah ini bisa benar jika diterapkan pada orang yang mayoritasnya baik dan di atas kebenaran namun dia tergelincir pada beberapa kekeliruan.
Seperti ketika berguru pada seorang ulama yang berpegang pada sunnah dan akidah yang lurus. Maka tentu saja ulama sebagaimana manusia biasa, ia tidak sempurna, terkadang ada kekurangan dalam dirinya berupa sebagian akhlak yang buruk atau lainnya.
Maka di sini baru diterapkan, “ambil baiknya, buang buruknya”.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أَقِيلُوا ذَوِي الْهَيْئَاتِ زَلَّاتِهِمْ
“Maafkanlah ketergelinciran orang-orang yang baik” (HR. Ibnu Hibban 94).
dalam riwayat lain:
أقيلوا ذوي الهيئات عثراتهم ، إلا الحدود
“Maafkanlah ketergelinciran dzawil haiah (orang-orang yang baik namanya), kecuali jika terkena hadd” (HR. Abu Daud 4375, Dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah, 638).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/55142-beberapa-kaidah-keliru-dalam-beragama.html
🖊 Ustadz Yulian Purnama, Lc. حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
________✒
🌐 https://telegra.ph/BEBERAPA-KAIDAH-KELIRU-DALAM-BERAGAMA-04-11
Di tengah masyarakat beredar kaidah-kaidah yang mereka jadikan acuan dalam beragama. Padahal kaidah-kaidah tersebut tidak ada asalnya dari para salafus shalih dan para ulama Ahlussunnah.
Terlebih lagi kaidah-kaidah ini bermasalah dan bertentangan dengan syariat, diantaranya:
🍁 1. Kaidah: “kita tolong-menolong dalam perkara yang kita sepakati, dan kita saling memberi udzur dalam perkara yang kita perselisihkan”.
Jelas kaidah ini keliru, bertentangan dengan firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).
Ayat ini menunjukkan bagwa tolong menolong itu bukan dalam perkara yang disepakati oleh manusia, 👉 namun dalam kebaikan dan ketaatan.
🍁 2. Kaidah: “lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang berkata”.
Yang benar, dalam masalah dunia dan lebih lagi dalam masalah agama, kita harus selektif dan memperhatikan dengan baik siapa yang berkata?
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر
“Diantara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashaghir (ahlul bid’ah)” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2/316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1/230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]).
Dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mewanti-wanti terhadap ahlul bid’ah yang menjadi pengajar. Maka ini menunjukkan harus selektif dalam mengambil ilmu.
🍁 3. Kaidah: “ambil baiknya, buang buruknya”.
Kaidah ini juga bertentangan dengan dalil-dalil di poin kedua di atas tentang wajibnya selektif dalam mencari kebenaran dan mencari ilmu.
Bukan ambil dari sembarang orang lalu merasa bisa mengambil baiknya dan membuang buruknya.
Kaidah ini juga bertentangan dengan akal sehat.
Karena bagaimana mungkin pencari kebenaran dan penuntut ilmu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, padahal dia baru saja ingin belajar dan mencari?!
📌 Padahal mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk butuh kepada ilmu.
● Namun kaidah ini bisa benar jika diterapkan pada orang yang mayoritasnya baik dan di atas kebenaran namun dia tergelincir pada beberapa kekeliruan.
Seperti ketika berguru pada seorang ulama yang berpegang pada sunnah dan akidah yang lurus. Maka tentu saja ulama sebagaimana manusia biasa, ia tidak sempurna, terkadang ada kekurangan dalam dirinya berupa sebagian akhlak yang buruk atau lainnya.
Maka di sini baru diterapkan, “ambil baiknya, buang buruknya”.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أَقِيلُوا ذَوِي الْهَيْئَاتِ زَلَّاتِهِمْ
“Maafkanlah ketergelinciran orang-orang yang baik” (HR. Ibnu Hibban 94).
dalam riwayat lain:
أقيلوا ذوي الهيئات عثراتهم ، إلا الحدود
“Maafkanlah ketergelinciran dzawil haiah (orang-orang yang baik namanya), kecuali jika terkena hadd” (HR. Abu Daud 4375, Dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah, 638).
Selengkapnya: https://muslim.or.id/55142-beberapa-kaidah-keliru-dalam-beragama.html
🖊 Ustadz Yulian Purnama, Lc. حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
Berhati-hatilah Terhadap Syubhat❗️
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
﷽
Ahad, 18 Sya'ban 1441 H / 12 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Allah Ta'ala berfirman: "Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku kepada-Ku,
dan Aku bersamanya jika dia mengingat-Ku,
Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku,
dan jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku mengingatnya dalam kumpulan yang lebih baik daripada mereka,
jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta,
dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa,
jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan harwalah (lebih cepat dari berjalan)."
#HR_Bukhari 7405
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Ahad, 18 Sya'ban 1441 H / 12 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Allah Ta'ala berfirman: "Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku kepada-Ku,
dan Aku bersamanya jika dia mengingat-Ku,
Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku,
dan jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku mengingatnya dalam kumpulan yang lebih baik daripada mereka,
jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta,
dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa,
jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan harwalah (lebih cepat dari berjalan)."
#HR_Bukhari 7405
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
🇸 🇪 🇲 🇦 🇳 🇬 🇦 🇹
🇵 🇦 🇬 🇮 ⛅
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1637
💧Ikhlas itu ....
▫️seperti langit yang melepaskan hujan,
▫️seperti pohon yang menggugurkan
daunnya di musim kemarau,
▫️seperti udara yang rela dihempaskan menjadi angin
💧Jarak ini taman,
tempat doa-doa tumbuh
dan mekarkan banyak wangi harapan
💧Rindu ini jalan,
rentang musim yang mengirim pesan waktu
kepada setiap cuaca kebaikan
💧Cinta ini rumah,
arah pulang dari segala jenis kepergian
🌷 Teringat nasehat agung dari
Ibnul Qayyim -rahimahullah- :
"Seorang mukmin yang ikhlas
kepada Allah adalah orang
▫️yang paling baik kehidupannya,
▫️paling merasakan kenikmatan,
▫️paling berlapang dada,
▫️dan paling berbahagia
Dan ini adalah Surga yang disegerakan
sebelum Surga yang sebenarnya."
🌸 Nikmati Hidupmu
Anda tidak harus selalu punya rencana.
Terkadang hanya perlu bernafas saja,
percaya diri, dan membiarkan segala sesuatu berjalan sesuai kehendak-Nya.
Berbahagialah orang yang hari-harinya menikmati hidupnya,
tidak gampang mengeluh,
dan tetap bersyukur atas nikmat sekecil apapun.
Stay At Home!
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
🔰 @IslamAdalahSunnah
••••○❁🌼🌼❁○••••••○❁🌼🌼❁○••••
🇵 🇦 🇬 🇮 ⛅
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1637
💧Ikhlas itu ....
▫️seperti langit yang melepaskan hujan,
▫️seperti pohon yang menggugurkan
daunnya di musim kemarau,
▫️seperti udara yang rela dihempaskan menjadi angin
💧Jarak ini taman,
tempat doa-doa tumbuh
dan mekarkan banyak wangi harapan
💧Rindu ini jalan,
rentang musim yang mengirim pesan waktu
kepada setiap cuaca kebaikan
💧Cinta ini rumah,
arah pulang dari segala jenis kepergian
🌷 Teringat nasehat agung dari
Ibnul Qayyim -rahimahullah- :
"Seorang mukmin yang ikhlas
kepada Allah adalah orang
▫️yang paling baik kehidupannya,
▫️paling merasakan kenikmatan,
▫️paling berlapang dada,
▫️dan paling berbahagia
Dan ini adalah Surga yang disegerakan
sebelum Surga yang sebenarnya."
🌸 Nikmati Hidupmu
Anda tidak harus selalu punya rencana.
Terkadang hanya perlu bernafas saja,
percaya diri, dan membiarkan segala sesuatu berjalan sesuai kehendak-Nya.
Berbahagialah orang yang hari-harinya menikmati hidupnya,
tidak gampang mengeluh,
dan tetap bersyukur atas nikmat sekecil apapun.
Stay At Home!
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
🔰 @IslamAdalahSunnah
••••○❁🌼🌼❁○••••••○❁🌼🌼❁○••••
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
🎥 BAGAIMANA CARANYA IKHLAS ?
🎙 Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله
🎙 Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله
Meramal Akhir Covid-19 dengan (Memanipulasi) Hadis Nabi
https://alif.id/read/moch-nur-ichwan/meramal-akhir-covid-19-dengan-memanipulasi-hadis-nabi-b227823p/
Seseorang membagikan sebuah video di WAG yang saya ikuti di kampung. Dalan video itu tampak seseorang lelaki muda memakai jubah hitam, seperti jubah khas Saudi, dengan kopiah putih. Latar belakangnya perpustakaan yang penuh dengan kitab berjilid-jilid. Semua itu mendukung sekali ceramah singkatnya yang berjudul “Corona Berakhir Menurut Hadits”.
Di sebelah kiri bagian bawah, ada info IG dan FB dia, dan nama sebuah yayasan. Tapi semua itu tidak perlu disebutkan di sini. Saya tidak tahu seberapa banyak video itu di-share dan ditonton. Tetapi, sebagaimana video lain, hampir dapat dipastikan ada yang mempercayainya, lalu dalam sekejap menjadi bagian obrolan.
Simak videonya: https://youtu.be/-TKfDMe-7Uw
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈•
https://alif.id/read/moch-nur-ichwan/meramal-akhir-covid-19-dengan-memanipulasi-hadis-nabi-b227823p/
Seseorang membagikan sebuah video di WAG yang saya ikuti di kampung. Dalan video itu tampak seseorang lelaki muda memakai jubah hitam, seperti jubah khas Saudi, dengan kopiah putih. Latar belakangnya perpustakaan yang penuh dengan kitab berjilid-jilid. Semua itu mendukung sekali ceramah singkatnya yang berjudul “Corona Berakhir Menurut Hadits”.
Di sebelah kiri bagian bawah, ada info IG dan FB dia, dan nama sebuah yayasan. Tapi semua itu tidak perlu disebutkan di sini. Saya tidak tahu seberapa banyak video itu di-share dan ditonton. Tetapi, sebagaimana video lain, hampir dapat dipastikan ada yang mempercayainya, lalu dalam sekejap menjadi bagian obrolan.
Simak videonya: https://youtu.be/-TKfDMe-7Uw
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈•
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
🎙 PENJELASAN HADITS YANG BEREDAR TENTANG KAPAN BERAKHIRNYA COVID-19
👤 Ustadz DR. Sufyan Baswedan, MA حفظه الله
(Doktor Lulusan Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)
👤 Ustadz DR. Sufyan Baswedan, MA حفظه الله
(Doktor Lulusan Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)
🌺 UNTUKMU WAHAI HATI ❤️
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1639
Wahai…
Hati yang lemah dan rentan berpaling ini…
Tak sadarkah jiwamu mudah sekali ternoda,
Terayu bujuk duniawi yang menyilap mata…
Duhai,,,
Tak kah kau rasakan lara,,
Lara merindu kebeningan diri yang tak jua menyapa,
Hingga mana kau biarkan titik hitam itu mulai menggunung menyelimuti…
Tak kah pula kau dengar rintih ini,,
Rintih lelah oleh permainan jiwa dan perasaan…
Betapa batas goda itu samar dan tak kasat mata,,
Batas yang justru dimulai dari hatimu sendiri…
Tak sanggupkah kau atur kendali itu,,
Tak kuasakah kau sedikit tegas dengan dirimu sendiri,,,
Tak mampukah kau menjadi pentitah indah bagi jiwamu sendiri…
Kumohon wahai hatiku…tariklah erat pelana itu…
Agar tak kau berikan sedikit pun kesempatan,,
Untuk serahkan diri pada nafsumu walau sekejap mata..
Wahai diriku,,,yang sangat kusayangi,,,
Sejenak…Rasa yang indah itu memang sangat menggoda…
Sekilas…kilaunya amat sangat memikat jiwa,,
Namun Bukankah,,, sangat kau pahami,
Itu hanya akan meracuni jika tak kau bijaki
Jangan kau hinakan dirimu dengan mengabdi padanya,,,
lebih lagi jika kau bawa jiwa lain ikut terjebak kedalamnya…
Jangan…
Kumohon jangan…
Bersabarlah…
Kuasailah…dan biarkan waktu yang akan menjawabnya…
Kau tahu semua punya masanya sendiri…
Tinta telah mengering dan lembaran telah dilipat,,,
Allah telah Menuliskan keindahanmu jauh-jauh hari,,,
Dan kau akan menemuinya,,, dengan sendirinya,
Tak perlu seperti yang kau minta…
Tapi sesuai apa yang Allah Punya untukmu,
karena itulah yang terbaik, dan akan selalu menjadi yang terbaik…
bukankah seperti itu yang kau yakini…
Apakah kau melupakan itu wahai diriku yang kusayangi…
Siapakah yang bisa menyembuhkan kesakitanmu?
Bukankah hanya Allah melalui ikhtiarmu sendiri,,
Tiada makhluk yang bisa menopangmu,,
Tersenyumlah duhai diriku…
percayalah…kau tidak seburuk itu,,,
Janganlah putus asa dengan kerikil yang menyandungmu…
karena Allah telah Menciptamu dengan segala kurang dan lebihmu…
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈◎ ❅ ❀ 🌸 💓 🌸 ❀ ❅ ◎┈┈•
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1639
Wahai…
Hati yang lemah dan rentan berpaling ini…
Tak sadarkah jiwamu mudah sekali ternoda,
Terayu bujuk duniawi yang menyilap mata…
Duhai,,,
Tak kah kau rasakan lara,,
Lara merindu kebeningan diri yang tak jua menyapa,
Hingga mana kau biarkan titik hitam itu mulai menggunung menyelimuti…
Tak kah pula kau dengar rintih ini,,
Rintih lelah oleh permainan jiwa dan perasaan…
Betapa batas goda itu samar dan tak kasat mata,,
Batas yang justru dimulai dari hatimu sendiri…
Tak sanggupkah kau atur kendali itu,,
Tak kuasakah kau sedikit tegas dengan dirimu sendiri,,,
Tak mampukah kau menjadi pentitah indah bagi jiwamu sendiri…
Kumohon wahai hatiku…tariklah erat pelana itu…
Agar tak kau berikan sedikit pun kesempatan,,
Untuk serahkan diri pada nafsumu walau sekejap mata..
Wahai diriku,,,yang sangat kusayangi,,,
Sejenak…Rasa yang indah itu memang sangat menggoda…
Sekilas…kilaunya amat sangat memikat jiwa,,
Namun Bukankah,,, sangat kau pahami,
Itu hanya akan meracuni jika tak kau bijaki
Jangan kau hinakan dirimu dengan mengabdi padanya,,,
lebih lagi jika kau bawa jiwa lain ikut terjebak kedalamnya…
Jangan…
Kumohon jangan…
Bersabarlah…
Kuasailah…dan biarkan waktu yang akan menjawabnya…
Kau tahu semua punya masanya sendiri…
Tinta telah mengering dan lembaran telah dilipat,,,
Allah telah Menuliskan keindahanmu jauh-jauh hari,,,
Dan kau akan menemuinya,,, dengan sendirinya,
Tak perlu seperti yang kau minta…
Tapi sesuai apa yang Allah Punya untukmu,
karena itulah yang terbaik, dan akan selalu menjadi yang terbaik…
bukankah seperti itu yang kau yakini…
Apakah kau melupakan itu wahai diriku yang kusayangi…
Siapakah yang bisa menyembuhkan kesakitanmu?
Bukankah hanya Allah melalui ikhtiarmu sendiri,,
Tiada makhluk yang bisa menopangmu,,
Tersenyumlah duhai diriku…
percayalah…kau tidak seburuk itu,,,
Janganlah putus asa dengan kerikil yang menyandungmu…
karena Allah telah Menciptamu dengan segala kurang dan lebihmu…
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈◎ ❅ ❀ 🌸 💓 🌸 ❀ ❅ ◎┈┈•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
🎥 JANGAN KAU HINAKAN JIWAMU SENDIRI
🎙 Ustadz Mufy Hanif Thalib, Lc. حفظه الله
🎙 Ustadz Mufy Hanif Thalib, Lc. حفظه الله
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
﷽
Senin, 19 Sya'ban 1441 H / 13 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ
قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari Abdullah Busr radhiyallahu 'anhu bahwasanya ada seorang berkata: "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya syari'at Islam itu sangat banyak.
Terangkanlah kepadaku sesuatu yang dapat saya pegangi."
Beliau bersabda: "(Hendaknya) lisanmu senantiasa basah dengan dzikrullah."
#HR_Tirmidzi 3375
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Senin, 19 Sya'ban 1441 H / 13 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ
قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari Abdullah Busr radhiyallahu 'anhu bahwasanya ada seorang berkata: "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya syari'at Islam itu sangat banyak.
Terangkanlah kepadaku sesuatu yang dapat saya pegangi."
Beliau bersabda: "(Hendaknya) lisanmu senantiasa basah dengan dzikrullah."
#HR_Tirmidzi 3375
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
💎🌷 SAYYIDUL ISTIGHFAR 🤲🏻🍃
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1641
✒️ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
▪️ Ada sebuah dzikir yang disebut Nabi sebagai ‘Sayyidul Istighfar’ (Pemuka Istighfar). Keistimewaannya luar biasa.
▪️ Barangsiapa yang;
√- membacanya di waktu pagi
√- dengan penuh keyakinan,
√- kemudian meninggal sebelum datangnya waktu malam,
√- maka dia masuk ke dalam Surga.
▪️ Barangsiapa yang;
√- membacanya di waktu malam
√- dengan penuh keyakinan
√- dan meninggal sebelum datangnya Pagi,
√- maka dia masuk ke dalam Surga.
▪️ Bacaan Sayyidul Istighfar itu adalah sebagai berikut:
{ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. }
ALLAAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA. KHOLAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU. ABUU-U LAKA BI NI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZANBII. FAGHFIR LII. FA INNAAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA.
“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau menciptakan aku, aku hamba-Mu, dan aku akan berusaha memenuhi perjanjian dengan-Mu semaksimal mungkin sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui seluruh nikmat-Mu untukku dan aku mengakui seluruh dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
[HR al-Bukhari, dari Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu]
▪️ Sayyidul Istighfar;
(•) Tidak cukup hanya dibaca.
(•) Harus diiringi dengan keyakinan yang kuat.
▪️ Beberapa makna yang terkandung dalam Sayyidul Istighfar:
1️⃣ Ikrar Tauhid:
-- Ya Allah engkaulah Tuhanku.
-- Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau.
2️⃣ Pengakuan:
-- Sebagai hamba Allah.
-- Berlimpahnya nikmat yang Allah berikan kepada kita.
-- Banyaknya dosa yang kita lakukan.
-- Tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah.
3️⃣ Berlindung kepada Allah dari Keburukan Perbuatan Kita.
4️⃣ Berupaya untuk selalu menjalankan ketaatan kepada Allah.
-- Aku akan Berusaha Memenuhi Perjanjian dengan-Mu Semaksimal mungkin sesuai Kemampuanku.
-- Perjanjian dengan Allah itu adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya, Itulah taqwa yang sebenarnya.
▪️ Poin-poin di atas adalah Tawassul (kalimat-kalimat pengantar untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah), sedangkan inti permintaannya adalah: “Maka Ampunilah Aku (Ya Allah).”
📮 https://www.alfawaaid.net/2020/04/sayyidul-istighfar.html
✍🏻 File PDF: “Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat”, hal. 47
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈• ❀🍃🌸🌼🌹🌼🌸🍃❀ •┈┈┈•
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1641
✒️ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
▪️ Ada sebuah dzikir yang disebut Nabi sebagai ‘Sayyidul Istighfar’ (Pemuka Istighfar). Keistimewaannya luar biasa.
▪️ Barangsiapa yang;
√- membacanya di waktu pagi
√- dengan penuh keyakinan,
√- kemudian meninggal sebelum datangnya waktu malam,
√- maka dia masuk ke dalam Surga.
▪️ Barangsiapa yang;
√- membacanya di waktu malam
√- dengan penuh keyakinan
√- dan meninggal sebelum datangnya Pagi,
√- maka dia masuk ke dalam Surga.
▪️ Bacaan Sayyidul Istighfar itu adalah sebagai berikut:
{ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. }
ALLAAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA. KHOLAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU. ABUU-U LAKA BI NI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZANBII. FAGHFIR LII. FA INNAAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA.
“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau menciptakan aku, aku hamba-Mu, dan aku akan berusaha memenuhi perjanjian dengan-Mu semaksimal mungkin sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui seluruh nikmat-Mu untukku dan aku mengakui seluruh dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
[HR al-Bukhari, dari Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu]
▪️ Sayyidul Istighfar;
(•) Tidak cukup hanya dibaca.
(•) Harus diiringi dengan keyakinan yang kuat.
▪️ Beberapa makna yang terkandung dalam Sayyidul Istighfar:
1️⃣ Ikrar Tauhid:
-- Ya Allah engkaulah Tuhanku.
-- Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau.
2️⃣ Pengakuan:
-- Sebagai hamba Allah.
-- Berlimpahnya nikmat yang Allah berikan kepada kita.
-- Banyaknya dosa yang kita lakukan.
-- Tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah.
3️⃣ Berlindung kepada Allah dari Keburukan Perbuatan Kita.
4️⃣ Berupaya untuk selalu menjalankan ketaatan kepada Allah.
-- Aku akan Berusaha Memenuhi Perjanjian dengan-Mu Semaksimal mungkin sesuai Kemampuanku.
-- Perjanjian dengan Allah itu adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya, Itulah taqwa yang sebenarnya.
▪️ Poin-poin di atas adalah Tawassul (kalimat-kalimat pengantar untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah), sedangkan inti permintaannya adalah: “Maka Ampunilah Aku (Ya Allah).”
📮 https://www.alfawaaid.net/2020/04/sayyidul-istighfar.html
✍🏻 File PDF: “Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat”, hal. 47
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈• ❀🍃🌸🌼🌹🌼🌸🍃❀ •┈┈┈•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
Bacaan Dzikir Istighfar TERBAIK
💎🌷KIAT MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 🗝️🌙
✒️ Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1642
📍 Saudaraku, andai saja ada tamu istimewa yang akan datang ke rumah kita, tentu kita akan sibuk setengah mati mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya sebagai bentuk penghormatan kita kepadanya.
📍 Lantas, bagaimana jika sang tamu tersebut datang dengan membawa segudang berkah untuk kita semua?!
📍 Sekarang tak lama lagi, tamu istimewa tersebut akan datang mampir menyapa kita semua, lantas apa yang telah kita siapkan untuk menyambutnya?
📍 Berikut beberapa tips menyambut bulan suci ramadhan:
1. Doa
Doa adalah kunci semua kebaikan dunia dan akherat. Maka mari banyak berdoa kepada Allah agar:
- Allah mempertemukan kita dengan ramadhan.
-Allah memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita untuk berlomba-lomba mengejar pahala.
-Allah menerima amal ibadah kita semua.
2. Ilmu
Ilmu adalah sumber semua kebaikan. Maka sebelum memasuki bulan puasa, mari kita siapkan diri kita dengan mempelajari seluk beluk puasa agar:
- Kita memuliakan bulan ramadhan dan tidak menyia-nyiakannya.
-Kita beribadah dengan ilmu dan sesuai sunnah Nabi ﷺ.
- Kita tidak terjatuh dalam kesalahan dan kebid'ahan.
3. Tekad yang bulat
Mari kita bulatkan tekad kita dan rancang program sebaik-baiknya agar kita bisa panen pahala sebanyak-banyaknya.
Mari kita latih diri kita sejak sekarang dengan ibadah puasa, baca Al Quran, sedekah, doa dan lain sebagainya.
4. Taubat dan Istighfar
Mari kita sucikan hati kita dari segala noda dosa dengan taubat dan istighfar, sebab noda-noda dosa adalah pemberat langkah kita untuk ibadah di bulan mulia.
📍 Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan puasa dan memberikan kemudahan untuk memanfaatkannya dengan banyak ibadah. Amin.
~ Mutiara Ilmu ~
♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini, semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
🔰 @IslamAdalahSunnah
┈•┈•••◎❅❀❖💠❖❀❅◎•••┈•┈
✒️ Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1642
📍 Saudaraku, andai saja ada tamu istimewa yang akan datang ke rumah kita, tentu kita akan sibuk setengah mati mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya sebagai bentuk penghormatan kita kepadanya.
📍 Lantas, bagaimana jika sang tamu tersebut datang dengan membawa segudang berkah untuk kita semua?!
📍 Sekarang tak lama lagi, tamu istimewa tersebut akan datang mampir menyapa kita semua, lantas apa yang telah kita siapkan untuk menyambutnya?
📍 Berikut beberapa tips menyambut bulan suci ramadhan:
1. Doa
Doa adalah kunci semua kebaikan dunia dan akherat. Maka mari banyak berdoa kepada Allah agar:
- Allah mempertemukan kita dengan ramadhan.
-Allah memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita untuk berlomba-lomba mengejar pahala.
-Allah menerima amal ibadah kita semua.
2. Ilmu
Ilmu adalah sumber semua kebaikan. Maka sebelum memasuki bulan puasa, mari kita siapkan diri kita dengan mempelajari seluk beluk puasa agar:
- Kita memuliakan bulan ramadhan dan tidak menyia-nyiakannya.
-Kita beribadah dengan ilmu dan sesuai sunnah Nabi ﷺ.
- Kita tidak terjatuh dalam kesalahan dan kebid'ahan.
3. Tekad yang bulat
Mari kita bulatkan tekad kita dan rancang program sebaik-baiknya agar kita bisa panen pahala sebanyak-banyaknya.
Mari kita latih diri kita sejak sekarang dengan ibadah puasa, baca Al Quran, sedekah, doa dan lain sebagainya.
4. Taubat dan Istighfar
Mari kita sucikan hati kita dari segala noda dosa dengan taubat dan istighfar, sebab noda-noda dosa adalah pemberat langkah kita untuk ibadah di bulan mulia.
📍 Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan puasa dan memberikan kemudahan untuk memanfaatkannya dengan banyak ibadah. Amin.
~ Mutiara Ilmu ~
♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini, semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
🔰 @IslamAdalahSunnah
┈•┈•••◎❅❀❖💠❖❀❅◎•••┈•┈
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
PERSIAPAN MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN
🚇 SIAPAKAH PARA ULAMA?
❱ Ditulis oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1643
+ Terlalu banyak dan mudahnya orang digelari ulama. Di negeri ini saja, mungkin ada jutaan orang bergelar “ULAMA”.
(※) Namun siapakah sesungguhnya ulama itu?
— Hingga kini banyak perbedaan dalam mendefinisikan ulama sehingga perlu dijelaskan siapa hakekat para ulama itu. Untuk itu kita akan merujuk kepada penjelasan para ulama Salafus Shalih dan orang-orang yang menelusuri jalan mereka.
— Kata ulama itu sendiri merupakan bentuk jamak dari kata ‘alim, yang artinya orang berilmu. Untuk mengetahui siapa ulama, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu dalam istilah syariat, karena kata ilmu dalam bahasa yang berlaku sudah sangat meluas.
— Adapun makna ilmu dalam syariat lebih khusus yaitu mengetahui kandungan Al-Qur’anul Karim, Sunnah Nabawiyah dan ucapan para shahabat dalam menafsiri keduanya dengan mengamalkannya dan menimbulkan khasyah (takut) kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:
“Seluruh ilmu selain Al-Qur’an adalah hal yang menyibukkan kecuali hadits dan fiqh, serta memahami agama. Ilmu adalah yang padanya terdapat haddatsana (telah mengkabarkan kepada kami yakni ilmu hadits) dan selainnya adalah bisikan-bisikan setan.”
Ibnul Qayyim menyatakan:
“Ilmu adalah berkata Allah subhanahu wa ta'ala, berkata Rasul-Nya, berkata para shahabat yang akal sehat tiada menyelisihinya.” [Al-Haqiqatusy-Syar’iyah: 119-120]
(※) Dari penjelasan makna ilmu dalam syariat, maka orang alim atau ulama adalah
√- orang yang menguasai ilmu tersebut,
√- mengamalkan ilmunya,
√- dan ilmunya menumbuhkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
— Oleh karenanya dahulu sebagian ulama menyatakan ulama adalah orang yang mengetahui Allah subhanahu wa ta'ala dan mengetahui perintah-Nya. Ia adalah orang yang takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mengetahui batasan-batasan syariat-Nya dan kewajiban-kewajiban-Nya.
Rabi’ bin Anas menyatakan:
“Barangsiapa tidak takut kepada Allah bukanlah seorang ulama.”
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama.” [Qs. Fathir: 29]
(※) Kesimpulannya, orang-orang yang pantas menjadi rujukan dalam masalah ini adalah;
√- yang berilmu tentang kitab Allah subhanahu wa ta'ala
√- dan Sunnah Rasul-Nya
√- serta ucapan para shahabat.
= Dialah yang berhak berijtihad dalam hal-hal yang baru. [Ibnu Qoyyim, I’lam Muwaqqi’in 4/21, Madarikun Nadhar 155]
Ibnu Majisyun, salah seorang murid al-Imam Malik mengatakan:
“Dahulu (para ulama) menyatakan, ‘Tidaklah seorang itu menjadi imam dalam hal fiqh sehingga menjadi imam dalam hal al-Qur’an dan Hadits. Dan tidak menjadi imam dalam hal hadits sehingga menjadi imam dalam hal fiqh.” [Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818]
Al-Imam Asy-Syafi’i menyatakan:
“Jika ada sebuah perkara yang musykil (rumit) jangan mengajak musyawarah kecuali kepada orang yang terpercaya dan berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah, ucapan para shahabat, pendapat para ulama’, qiyas dan bahasa Arab.” [Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818]
— Merekalah ulama yang hakiki, bukan sekedar pemikir harakah, orator, mubaligh penceramah, aktivis gerakan dakwah, ahli membaca kitabullah, ahli taqlid dalam madzhab fiqh, dan ulama suu’ (jahat), atau ahlu bid’ah. Tapi ulama hakiki yang istiqamah di atas As-Sunnah.
Wallahu a’lam.
Sumber: https://asysyariah.com/siapa-para-ulama/
📚[Majalah "Syariah" Edisi 1]
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
❱ Ditulis oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1643
+ Terlalu banyak dan mudahnya orang digelari ulama. Di negeri ini saja, mungkin ada jutaan orang bergelar “ULAMA”.
(※) Namun siapakah sesungguhnya ulama itu?
— Hingga kini banyak perbedaan dalam mendefinisikan ulama sehingga perlu dijelaskan siapa hakekat para ulama itu. Untuk itu kita akan merujuk kepada penjelasan para ulama Salafus Shalih dan orang-orang yang menelusuri jalan mereka.
— Kata ulama itu sendiri merupakan bentuk jamak dari kata ‘alim, yang artinya orang berilmu. Untuk mengetahui siapa ulama, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu dalam istilah syariat, karena kata ilmu dalam bahasa yang berlaku sudah sangat meluas.
— Adapun makna ilmu dalam syariat lebih khusus yaitu mengetahui kandungan Al-Qur’anul Karim, Sunnah Nabawiyah dan ucapan para shahabat dalam menafsiri keduanya dengan mengamalkannya dan menimbulkan khasyah (takut) kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:
“Seluruh ilmu selain Al-Qur’an adalah hal yang menyibukkan kecuali hadits dan fiqh, serta memahami agama. Ilmu adalah yang padanya terdapat haddatsana (telah mengkabarkan kepada kami yakni ilmu hadits) dan selainnya adalah bisikan-bisikan setan.”
Ibnul Qayyim menyatakan:
“Ilmu adalah berkata Allah subhanahu wa ta'ala, berkata Rasul-Nya, berkata para shahabat yang akal sehat tiada menyelisihinya.” [Al-Haqiqatusy-Syar’iyah: 119-120]
(※) Dari penjelasan makna ilmu dalam syariat, maka orang alim atau ulama adalah
√- orang yang menguasai ilmu tersebut,
√- mengamalkan ilmunya,
√- dan ilmunya menumbuhkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
— Oleh karenanya dahulu sebagian ulama menyatakan ulama adalah orang yang mengetahui Allah subhanahu wa ta'ala dan mengetahui perintah-Nya. Ia adalah orang yang takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mengetahui batasan-batasan syariat-Nya dan kewajiban-kewajiban-Nya.
Rabi’ bin Anas menyatakan:
“Barangsiapa tidak takut kepada Allah bukanlah seorang ulama.”
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama.” [Qs. Fathir: 29]
(※) Kesimpulannya, orang-orang yang pantas menjadi rujukan dalam masalah ini adalah;
√- yang berilmu tentang kitab Allah subhanahu wa ta'ala
√- dan Sunnah Rasul-Nya
√- serta ucapan para shahabat.
= Dialah yang berhak berijtihad dalam hal-hal yang baru. [Ibnu Qoyyim, I’lam Muwaqqi’in 4/21, Madarikun Nadhar 155]
Ibnu Majisyun, salah seorang murid al-Imam Malik mengatakan:
“Dahulu (para ulama) menyatakan, ‘Tidaklah seorang itu menjadi imam dalam hal fiqh sehingga menjadi imam dalam hal al-Qur’an dan Hadits. Dan tidak menjadi imam dalam hal hadits sehingga menjadi imam dalam hal fiqh.” [Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818]
Al-Imam Asy-Syafi’i menyatakan:
“Jika ada sebuah perkara yang musykil (rumit) jangan mengajak musyawarah kecuali kepada orang yang terpercaya dan berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah, ucapan para shahabat, pendapat para ulama’, qiyas dan bahasa Arab.” [Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818]
— Merekalah ulama yang hakiki, bukan sekedar pemikir harakah, orator, mubaligh penceramah, aktivis gerakan dakwah, ahli membaca kitabullah, ahli taqlid dalam madzhab fiqh, dan ulama suu’ (jahat), atau ahlu bid’ah. Tapi ulama hakiki yang istiqamah di atas As-Sunnah.
Wallahu a’lam.
Sumber: https://asysyariah.com/siapa-para-ulama/
📚[Majalah "Syariah" Edisi 1]
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
TANDA² AKHIR ZAMAN: SEDIKITNYA ULAMA BANYAKNYA PENCERAMAH
Tingkatan Ma'rifat Tidak Lagi Ibadah
By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1644
Beribadah sampai yakin? Apa maksudnya? Apakah maksudnya beribadah sampai tingkatan ma’rifat? Jika sampai tingkatan tersebut, maka tidak ada lagi kewajiban untuk beribadah pada Allah seperti yang diyakini oleh kaum sufi.
Makna Yakin dalam Ayat adalah "Kematian"
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah pada Allah sampai datang kepada kalian yakin (ajal atau kematian).” (QS. Al-Hijr: 99)
Dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan al-yaqin adalah al-maut (kematian).
Hal yang sama disebutkan oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya (Taisir Al-Karim Ar-Rahman), yang dimaksud dengan al-yaqin dalam ayat adalah al-maut yaitu kematian. Maksudnya adalah diperintahkan beribadah setiap waktu kepada Allah dengan berbagai macam ibadah.
Imam Bukhari berkata dari Salim, al-yaqin dalam ayat bermakna al-maut (kematian). Yang mengartikan seperti itu di antaranya adalah Salim bin ‘Abdillah, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, dan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Ini yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
Al-yaqin diartikan dengan kematian didukung oleh firman Allah Ta’ala,
لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ
“Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” (QS. Al-Mudattsir: 43-47)
Dari ayat tersebut diambil kesimpulan bahwa shalat dan lainnya wajib dilakukan terus menerus pada Allah selama akalnya masih ada. Shalatnya sesuai keadaan masing-masing orang. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah sambil duduk. Jika tidak mampu, maka kerjakanlah sambil berbaring.”
Tingkatan Ma’rifat Tidak Lagi Ibadah, Pemahaman Sesat
Menurut Ibnu Katsir, ayat yang dikaji saat ini menunjukkan kesalahan dari kaum sesat yang menyatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat, “Beribadahlah sampai yakin”, yaitu beribadahlah sampai pada tingkatan ma’rifat. Ketika sudah sampai tingkatan ma’rifat, maka tidak ada lagi beban syari’at. Tidak lagi wajib shalat dan ibadah lainnya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa keyakinan semacam itu adalah kufur, sesat dan jahil. Karena para Nabi ‘alaihimush shalaatu was salaam, begitu pula para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling mengenal Allah. Mereka tahu cara menunaikan kewajiban pada Allah. Mereka juga tahu bagaimanakah sifat Allah yang mulia. Mereka tahu bagaimanakah mengagungkan Allah dengan benar.
Walau mereka sudah ma’rifat (mengenal Allah seperti itu, pen.), mereka ternyata paling rajin dan paling banyak ibadahnya pada Allah Ta’ala. Mereka terus beribadah pada Allah hingga mereka meninggalkan dunia. Jadi yang benar, makna al-yaqin di sini adalah al-maut (KEMATIAN) sebagaimana dikemukakan sebelumnya.
Baca Selengkapnya: https://rumaysho.com/11511-tingkatan-marifat-tidak-lagi-ibadah.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
ا•┈•❖◎❂ 📖 ❂◎❖•┈•ا
By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1644
Beribadah sampai yakin? Apa maksudnya? Apakah maksudnya beribadah sampai tingkatan ma’rifat? Jika sampai tingkatan tersebut, maka tidak ada lagi kewajiban untuk beribadah pada Allah seperti yang diyakini oleh kaum sufi.
Makna Yakin dalam Ayat adalah "Kematian"
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah pada Allah sampai datang kepada kalian yakin (ajal atau kematian).” (QS. Al-Hijr: 99)
Dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan al-yaqin adalah al-maut (kematian).
Hal yang sama disebutkan oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya (Taisir Al-Karim Ar-Rahman), yang dimaksud dengan al-yaqin dalam ayat adalah al-maut yaitu kematian. Maksudnya adalah diperintahkan beribadah setiap waktu kepada Allah dengan berbagai macam ibadah.
Imam Bukhari berkata dari Salim, al-yaqin dalam ayat bermakna al-maut (kematian). Yang mengartikan seperti itu di antaranya adalah Salim bin ‘Abdillah, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, dan ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Ini yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
Al-yaqin diartikan dengan kematian didukung oleh firman Allah Ta’ala,
لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ
“Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” (QS. Al-Mudattsir: 43-47)
Dari ayat tersebut diambil kesimpulan bahwa shalat dan lainnya wajib dilakukan terus menerus pada Allah selama akalnya masih ada. Shalatnya sesuai keadaan masing-masing orang. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah sambil duduk. Jika tidak mampu, maka kerjakanlah sambil berbaring.”
Tingkatan Ma’rifat Tidak Lagi Ibadah, Pemahaman Sesat
Menurut Ibnu Katsir, ayat yang dikaji saat ini menunjukkan kesalahan dari kaum sesat yang menyatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat, “Beribadahlah sampai yakin”, yaitu beribadahlah sampai pada tingkatan ma’rifat. Ketika sudah sampai tingkatan ma’rifat, maka tidak ada lagi beban syari’at. Tidak lagi wajib shalat dan ibadah lainnya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa keyakinan semacam itu adalah kufur, sesat dan jahil. Karena para Nabi ‘alaihimush shalaatu was salaam, begitu pula para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling mengenal Allah. Mereka tahu cara menunaikan kewajiban pada Allah. Mereka juga tahu bagaimanakah sifat Allah yang mulia. Mereka tahu bagaimanakah mengagungkan Allah dengan benar.
Walau mereka sudah ma’rifat (mengenal Allah seperti itu, pen.), mereka ternyata paling rajin dan paling banyak ibadahnya pada Allah Ta’ala. Mereka terus beribadah pada Allah hingga mereka meninggalkan dunia. Jadi yang benar, makna al-yaqin di sini adalah al-maut (KEMATIAN) sebagaimana dikemukakan sebelumnya.
Baca Selengkapnya: https://rumaysho.com/11511-tingkatan-marifat-tidak-lagi-ibadah.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
ا•┈•❖◎❂ 📖 ❂◎❖•┈•ا
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
🎥 Penyimpangan Ajaran Tasawuf
🎙 Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالى
🎙 Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالى
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
﷽
Selasa, 20 Sya'ban 1441 H / 14 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ
وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur'an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan
dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali.
Aku tidak mengatakan Alif Laam miim satu huruf,
tetapi Alif itu satu huruf,
Laam satu huruf dan mim satu huruf"
#HR_Tirmidzi 2910
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Selasa, 20 Sya'ban 1441 H / 14 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ
وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur'an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan
dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali.
Aku tidak mengatakan Alif Laam miim satu huruf,
tetapi Alif itu satu huruf,
Laam satu huruf dan mim satu huruf"
#HR_Tirmidzi 2910
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Belajar Mana Dulu? Jelas Akidah Dulu
✍ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1646
Tidak sedikit yang sudah menimba ilmu agama sejak lama, namun sayang ia tak tahu arah. Tidak ada skala prioritas ketika belajar. Padahal ilmu agama itu begitu banyak. Walau kita akui semua itu penting, namun ada yang jelas lebih penting.
Apa yang lebih penting?
Maka belajar yang tepat adalah dengan mempelajari akidah lebih dahulu sebelum ilmu lainnya. Dalam dakwah pun demikian. Dakwah pada akidah dan tauhid itulah yang mesti jadi prioritas.
Apa dalilnya, belajar itu mulai dari akidah, sebelum lainnya?
عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا »
Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an. (HR. Ibnu Majah, no. 61. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Ada beberapa faedah dari hadits di atas:
● Para sahabat ketika kecil sangat semangat mempelajari hal iman (berbagai hal terkait rukun iman) sebelum perkataan dan perbuatan.
● Para sahabat kecil juga semangat mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.
● Para sahabat sangat semangat belajar agama.
● Pentingnya membekali diri dengan iman dan mempelajarinya, mulai dari beriman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada para Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir. Inilah asas akidah yang mesti ditanamkan dalam diri. Itulah yang kita kenal dengan rukun iman yang enam. Iman seperti ini yang harus ditanamkan dengan benar sebelum mempelajari Al-Qur’an.
● Mempelajari Al-Qur’an jadi bermanfaat jika memiliki bekal iman yang shahih.
● Akidah hendaklah sudah ditanamkan pada anak-anak kita sejak dini. Sudah benarkah imannya pada Allah, sebagai penciptanya, pemberi rezeki, dan pengatur alam semesta. Semisal pula, sudah benarkan ia jadikan Allah sebagai satu-satunya ilah.
Dalam dakwah juga mesti memprioritaskan dakwah pada akidah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
لَمَّا بَعَثَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مُعَاذًا نَحْوَ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ « إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ ، فَإِذَا صَلُّوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِى أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ »
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz ke Yaman, ia pun berkata padanya, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah memahami hal tersebut, maka kabari mereka bahwa Allah telah mewajibkan pada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah shalat, maka kabari mereka, bahwa Allah juga telah mewajibkan bagi mereka zakat dari harta mereka, yaitu diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan disalurkan untuk orang-orang fakir di tengah-tengah mereka. Jika mereka menyetujui hal itu, maka ambillah dari harta mereka, namun hati-hati dari harta berharga yang mereka miliki.” (HR. Bukhari, no. 7372; Muslim, no. 19).
Selengkapnya: https://rumaysho.com/13351-belajar-mana-dulu-jelas-akidah-dulu.html
Wallahu waliyyut taufiq.
🔰 @IslamAdalahSunnah
ا•┈•❖◎❂ 📖 ❂◎❖•┈•ا
✍ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1646
Tidak sedikit yang sudah menimba ilmu agama sejak lama, namun sayang ia tak tahu arah. Tidak ada skala prioritas ketika belajar. Padahal ilmu agama itu begitu banyak. Walau kita akui semua itu penting, namun ada yang jelas lebih penting.
Apa yang lebih penting?
Maka belajar yang tepat adalah dengan mempelajari akidah lebih dahulu sebelum ilmu lainnya. Dalam dakwah pun demikian. Dakwah pada akidah dan tauhid itulah yang mesti jadi prioritas.
Apa dalilnya, belajar itu mulai dari akidah, sebelum lainnya?
عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا »
Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an. (HR. Ibnu Majah, no. 61. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Ada beberapa faedah dari hadits di atas:
● Para sahabat ketika kecil sangat semangat mempelajari hal iman (berbagai hal terkait rukun iman) sebelum perkataan dan perbuatan.
● Para sahabat kecil juga semangat mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.
● Para sahabat sangat semangat belajar agama.
● Pentingnya membekali diri dengan iman dan mempelajarinya, mulai dari beriman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada para Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir. Inilah asas akidah yang mesti ditanamkan dalam diri. Itulah yang kita kenal dengan rukun iman yang enam. Iman seperti ini yang harus ditanamkan dengan benar sebelum mempelajari Al-Qur’an.
● Mempelajari Al-Qur’an jadi bermanfaat jika memiliki bekal iman yang shahih.
● Akidah hendaklah sudah ditanamkan pada anak-anak kita sejak dini. Sudah benarkah imannya pada Allah, sebagai penciptanya, pemberi rezeki, dan pengatur alam semesta. Semisal pula, sudah benarkan ia jadikan Allah sebagai satu-satunya ilah.
Dalam dakwah juga mesti memprioritaskan dakwah pada akidah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
لَمَّا بَعَثَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مُعَاذًا نَحْوَ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ « إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ ، فَإِذَا صَلُّوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِى أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ »
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz ke Yaman, ia pun berkata padanya, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah memahami hal tersebut, maka kabari mereka bahwa Allah telah mewajibkan pada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah shalat, maka kabari mereka, bahwa Allah juga telah mewajibkan bagi mereka zakat dari harta mereka, yaitu diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan disalurkan untuk orang-orang fakir di tengah-tengah mereka. Jika mereka menyetujui hal itu, maka ambillah dari harta mereka, namun hati-hati dari harta berharga yang mereka miliki.” (HR. Bukhari, no. 7372; Muslim, no. 19).
Selengkapnya: https://rumaysho.com/13351-belajar-mana-dulu-jelas-akidah-dulu.html
Wallahu waliyyut taufiq.
🔰 @IslamAdalahSunnah
ا•┈•❖◎❂ 📖 ❂◎❖•┈•ا
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
🎥 Pentingnya Belajar Ilmu Tauhid Aqidah Manhaj Salaf
🎙 Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالى
🎙 Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالى
PERSELISIHAN UMATKU ADALAH RAHMAT ?
https://youtu.be/csgarEJyLcs
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1647
Hadits ini TIDAK ADA ASALNYA.
Para pakar hadits telah berusaha untuk mendapatkan sanadnya, tetapi mereka tidak mendapatkannya,
Al-Hafizh as-Suyuthi berkata dalam al-Jami’ ash-Shaghir:
“Barangkali saja hadits ini dikeluarkan dalam sebagian kitab ulama yang belum sampai kepada kita!”
Syaikh Al-Albani berkata:
“Menurutku ini sangat jauh sekali, karena konsekuensinya bahwa ada sebagian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang luput dari umat Islam. Hal ini tidak layak di yakini.
Al-Allamah Ibnu Hazm setelah menjelaskan bahwasanya ini bukanlah hadits:
“Dan ini adalah perkataan yang paling rusak. Sebab, jika perselisihan itu adalah rahmat, maka berarti persatuan adalah adzab. Ini tidak mungkin dikatakan seorang muslim, karena tidak akan berkumpul antara persatuan dan perselisihan, rahmat dan adzab”.
Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah: 57
Al-Maqoshidul Hasanah hlm. 47 oleh as-Sakhowi.
Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (5/64)
Diringkas dari tulisan Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi:
https://abiubaidah.com/469-kritik-perselisihan-rahmat.html
• • • • • • • • • • • • • • •
📋 HAKIKAT PERSATUAN DALAM ISLAM
Sahabat yang Mulia Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata,
الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك
"Jama'ah adalah apa yang sesuai dengan kebenaran walau pun engkau seorang diri." [Al-Baa’its ‘ala Inkaril Bida’ wal Hawadits: 22]
Maka bersatu dan berjama'ah dalam Islam bukanlah sekedar asal ngumpul, tetapi bersatu di atas kebenaran, di atas agama Allah 'azza wa jalla, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman generasi Salaf.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” [QS. Ali Imron: 103]
Dan tali agama Allah 'azza wa jalla yang paling kuat adalah tauhid dan sunnah, maka mengajak kepada tauhid dan sunnah adalah ajakan kepada persatuan yang hakiki.
Sebaliknya, berbuat dosa syirik dan bid'ah, mengada-ada dan menambah-nambah dalam agama adalah sebab terjadinya perpecahan dan perselisihan umat.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa inilah adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al-An’am: 153]
Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata,
السبل البدع والشهوات
“Jalan-jalan yang memecah belah umat adalah bid’ah-bid’ah dan syahwat-syahwat.” [Fathul Majid, hal. 28]
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam,
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Dan akan berpecah umatku menjadi 73 kelompok, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti aku dan para sahabatku.” [HR. At-Tirmidzi dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Shohihul Jami: 9474]
Asy-Syaikh Al-'Allaamah Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata,
لا يمكن الاجتماع مع اختلاف المنهج والعقيدة
"Tidak mungkin bersatu jika berbeda manhaj dan aqidah." [Al-Ajwibah Al-Mufidah: 93]
Sumber: https://web.facebook.com/sofyanruray.info/videos/243295686376531/
Allahu A'lam.
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
https://youtu.be/csgarEJyLcs
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1647
Hadits ini TIDAK ADA ASALNYA.
Para pakar hadits telah berusaha untuk mendapatkan sanadnya, tetapi mereka tidak mendapatkannya,
Al-Hafizh as-Suyuthi berkata dalam al-Jami’ ash-Shaghir:
“Barangkali saja hadits ini dikeluarkan dalam sebagian kitab ulama yang belum sampai kepada kita!”
Syaikh Al-Albani berkata:
“Menurutku ini sangat jauh sekali, karena konsekuensinya bahwa ada sebagian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang luput dari umat Islam. Hal ini tidak layak di yakini.
Al-Allamah Ibnu Hazm setelah menjelaskan bahwasanya ini bukanlah hadits:
“Dan ini adalah perkataan yang paling rusak. Sebab, jika perselisihan itu adalah rahmat, maka berarti persatuan adalah adzab. Ini tidak mungkin dikatakan seorang muslim, karena tidak akan berkumpul antara persatuan dan perselisihan, rahmat dan adzab”.
Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah: 57
Al-Maqoshidul Hasanah hlm. 47 oleh as-Sakhowi.
Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (5/64)
Diringkas dari tulisan Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi:
https://abiubaidah.com/469-kritik-perselisihan-rahmat.html
• • • • • • • • • • • • • • •
📋 HAKIKAT PERSATUAN DALAM ISLAM
Sahabat yang Mulia Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata,
الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك
"Jama'ah adalah apa yang sesuai dengan kebenaran walau pun engkau seorang diri." [Al-Baa’its ‘ala Inkaril Bida’ wal Hawadits: 22]
Maka bersatu dan berjama'ah dalam Islam bukanlah sekedar asal ngumpul, tetapi bersatu di atas kebenaran, di atas agama Allah 'azza wa jalla, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman generasi Salaf.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” [QS. Ali Imron: 103]
Dan tali agama Allah 'azza wa jalla yang paling kuat adalah tauhid dan sunnah, maka mengajak kepada tauhid dan sunnah adalah ajakan kepada persatuan yang hakiki.
Sebaliknya, berbuat dosa syirik dan bid'ah, mengada-ada dan menambah-nambah dalam agama adalah sebab terjadinya perpecahan dan perselisihan umat.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa inilah adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al-An’am: 153]
Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata,
السبل البدع والشهوات
“Jalan-jalan yang memecah belah umat adalah bid’ah-bid’ah dan syahwat-syahwat.” [Fathul Majid, hal. 28]
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam,
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Dan akan berpecah umatku menjadi 73 kelompok, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti aku dan para sahabatku.” [HR. At-Tirmidzi dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Shohihul Jami: 9474]
Asy-Syaikh Al-'Allaamah Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata,
لا يمكن الاجتماع مع اختلاف المنهج والعقيدة
"Tidak mungkin bersatu jika berbeda manhaj dan aqidah." [Al-Ajwibah Al-Mufidah: 93]
Sumber: https://web.facebook.com/sofyanruray.info/videos/243295686376531/
Allahu A'lam.
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
PERSELISIHAN AMAT DIBENCI OLEH ALLAH ﷻ
LANTAS BAGAIMANA HAKEKAT PERSATUAN DALAM ISLAM?
LANTAS BAGAIMANA HAKEKAT PERSATUAN DALAM ISLAM?
📱🌿 JANGAN ENGGAN MEMBAGIKAN STATUS KEBAIKAN KEPADA ORANG LAIN
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1648
Menyebarkan status sendiri, atau copas dari orang lain, sama-sama dapat pahala menunjukkan kebaikan.
Karena sebenarnya, mereka semua sama-sama mengambil ilmu dari yang lain.
Yang satu mengambil ilmu dari ulama lain, sedangkan yang ngopas mengambil ilmu dari pembuat status.
Dan dua-duanya masuk dalam sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Siapa yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya.”
[ HR. Muslim: 1893 ]
Ingat pula bila Anda tidak mampu menyaingi orang lain dalam membuat sendiri ‘Pesan Kebaikan’,
maka paling tidak Anda tidak kalah dalam menyebarkannya kepada orang lain.
Mari berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan.
Semoga itu semua menjadi ‘Tabungan Kebaikan’ bagi kita semua.
Mari berlomba-lomba dalam kebaikan, dosa-dosa kita sudah terlalu banyak, dan ketaatan kita sangatlah sedikit, maka mengais pahala dengan cara apapun harus diusahakan,
dan ingatlah.. dakwah ada di pundak setiap kita.
Maka jangan hiraukan celaan orang-orang yang mencela, atau mencibir dengan kata-kata...
"sok agamis lu!"
"nggak usah sok suci" "jadi ustadz(ah) sekarang ya?" dLL
💪 Semangat... !!!!!
"BERDAKWAH SAMPAI MATI !!!"
☕ Silahkan disebarkan, mudah- mudahan anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
✒ Ustadz DR. Musyaffa Ad-Dariny, Lc. MA حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○ ○ ❁ 🌿 ❁ ○ ○•••┈┈•
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1648
Menyebarkan status sendiri, atau copas dari orang lain, sama-sama dapat pahala menunjukkan kebaikan.
Karena sebenarnya, mereka semua sama-sama mengambil ilmu dari yang lain.
Yang satu mengambil ilmu dari ulama lain, sedangkan yang ngopas mengambil ilmu dari pembuat status.
Dan dua-duanya masuk dalam sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Siapa yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya.”
[ HR. Muslim: 1893 ]
Ingat pula bila Anda tidak mampu menyaingi orang lain dalam membuat sendiri ‘Pesan Kebaikan’,
maka paling tidak Anda tidak kalah dalam menyebarkannya kepada orang lain.
Mari berlomba-lomba dalam menyebarkan kebaikan.
Semoga itu semua menjadi ‘Tabungan Kebaikan’ bagi kita semua.
Mari berlomba-lomba dalam kebaikan, dosa-dosa kita sudah terlalu banyak, dan ketaatan kita sangatlah sedikit, maka mengais pahala dengan cara apapun harus diusahakan,
dan ingatlah.. dakwah ada di pundak setiap kita.
Maka jangan hiraukan celaan orang-orang yang mencela, atau mencibir dengan kata-kata...
"sok agamis lu!"
"nggak usah sok suci" "jadi ustadz(ah) sekarang ya?" dLL
💪 Semangat... !!!!!
"BERDAKWAH SAMPAI MATI !!!"
☕ Silahkan disebarkan, mudah- mudahan anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
✒ Ustadz DR. Musyaffa Ad-Dariny, Lc. MA حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈┈•••○ ○ ❁ 🌿 ❁ ○ ○•••┈┈•
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
💝📚 SEMANGAT DALAM MENYEBARKAN ILMU || SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
﷽
Rabu, 21 Sya'ban 1441 H / 15 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} [آل عمران : ١٠٢]
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam"
#QS_Ali_Imron 102
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
Rabu, 21 Sya'ban 1441 H / 15 April 2020
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SELAMAT PAGI
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} [آل عمران : ١٠٢]
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam"
#QS_Ali_Imron 102
🔰 @IslamAdalahSunnah
➖✽ஜ🌺🌻🌺🌻🌺🌻🌺ஜ✽➖
🇫 🇦 🇪 🇩 🇦 🇭
🇵 🇦 🇬 🇮
💎🌷 SIFAT PENGHAMBAAN KEPADA ALLAH ☝🏻⭐
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1650
🔹 Fadhilatus Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
قال بعض السلف: من عبد الله بالحُبِ وحده فهو زنديق ومن عبده بالرجاءِ وحده فهو مُرجىء ومن عبده بالخوفِ وحده فهو حروري ومن عبده بالحبِ والخوفِ والرجـاءِ فهو مؤمن موحد.
"Sebagian ulama salaf mengatakan,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta semata, maka ia seorang Zindiq,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa harap semata, maka ia seorang murji'ah,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa takut semata, maka ia seorang haruri (khawarij),
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta, takut dan harap sekaligus, maka ia seorang mukmin yang bertauhid."
📚 Aqidatut Tauhid, hal. 70
📲 Miftahussalam
♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini, semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈•◎ ❅ ❀ 🌻 ❤️ 🌻 ❀ ❅ ◎•┈•
🇵 🇦 🇬 🇮
💎🌷 SIFAT PENGHAMBAAN KEPADA ALLAH ☝🏻⭐
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1650
🔹 Fadhilatus Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
قال بعض السلف: من عبد الله بالحُبِ وحده فهو زنديق ومن عبده بالرجاءِ وحده فهو مُرجىء ومن عبده بالخوفِ وحده فهو حروري ومن عبده بالحبِ والخوفِ والرجـاءِ فهو مؤمن موحد.
"Sebagian ulama salaf mengatakan,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta semata, maka ia seorang Zindiq,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa harap semata, maka ia seorang murji'ah,
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa takut semata, maka ia seorang haruri (khawarij),
📌 Siapa saja yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta, takut dan harap sekaligus, maka ia seorang mukmin yang bertauhid."
📚 Aqidatut Tauhid, hal. 70
📲 Miftahussalam
♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini, semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
🔰 @IslamAdalahSunnah
•┈•◎ ❅ ❀ 🌻 ❤️ 🌻 ❀ ❅ ◎•┈•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
🎥 Mukmin sejati adalah yang beribadah berdasarkan rasa: CINTA, TAKUT DAN HARAP hanya kepada Allah
🎙 Ustadz Ariful Bahri, Lc.MA. حفظه الله
🎙 Ustadz Ariful Bahri, Lc.MA. حفظه الله
BAGAIMANA MENGATUR RASA TAKUT DAN RASA HARAP KEPADA ALLAH
________✒
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1651
Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah pernah mengatakan:
"Rasa takut lebih baik daripada rasa harap selama seseorang dalam keadaan sehat.
Lalu apabila ajal menghampirinya, maka rasa harap lebih baik daripada rasa takut.
________
● Jika pada saat keadaannya sehat dia melakukan kebaikan, tentu akan menjadi besar rasa harap dan husnuzhannya (kepada Allah) saat kematian (menghampirinya).
● (Tapi) bila pada saat sehatnya dia melakukan keburukan, tentu dia akan suuzhan ketika kematian (menghampirinya), dan tidak akan bertambah rasa harapnya (kepada Allah)".
[Hilyatul Auliya' 8/89].
📌 Inilah cara yang sangat baik dalam mengatur hati kita.
🍁 Dengan rasa takut saat keadaan baik, maka kita tidak akan terlena dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kita akan menggunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan pahala yang dapat memuliakan kita nantinya.
🍁 Dan dengan rasa berharap baik kepada Allah saat ajal menjemput kita, maka kita akan tenang, bahagia, dan bisa menghadapi kematian dengan baik, sehingga Allah akan memudahkan kita dalam menutup hidup ini dengan kalimat "la ilaaha illallah".
Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
Semoga Allah memberikan kita semua husnul khotimah... aamiin.
🖊 Ustadz DR. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. حفظه الله
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam
🔰 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
________✒
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1651
Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah pernah mengatakan:
"Rasa takut lebih baik daripada rasa harap selama seseorang dalam keadaan sehat.
Lalu apabila ajal menghampirinya, maka rasa harap lebih baik daripada rasa takut.
________
● Jika pada saat keadaannya sehat dia melakukan kebaikan, tentu akan menjadi besar rasa harap dan husnuzhannya (kepada Allah) saat kematian (menghampirinya).
● (Tapi) bila pada saat sehatnya dia melakukan keburukan, tentu dia akan suuzhan ketika kematian (menghampirinya), dan tidak akan bertambah rasa harapnya (kepada Allah)".
[Hilyatul Auliya' 8/89].
📌 Inilah cara yang sangat baik dalam mengatur hati kita.
🍁 Dengan rasa takut saat keadaan baik, maka kita tidak akan terlena dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kita akan menggunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan pahala yang dapat memuliakan kita nantinya.
🍁 Dan dengan rasa berharap baik kepada Allah saat ajal menjemput kita, maka kita akan tenang, bahagia, dan bisa menghadapi kematian dengan baik, sehingga Allah akan memudahkan kita dalam menutup hidup ini dengan kalimat "la ilaaha illallah".
Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
Semoga Allah memberikan kita semua husnul khotimah... aamiin.
🖊 Ustadz DR. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. حفظه الله
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam
🔰 @IslamAdalahSunnah
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
🎥 RASA CINTA, TAKUT, DAN HARAP KEPADA ALLAH
🎙 Ustadz DR. Firanda Andirja, MA حفظه الله
🎙 Ustadz DR. Firanda Andirja, MA حفظه الله
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
APAKAH SHALAT ISYRAQ SAAT WABAH SAAT INI MASIH BISA DILAKUKAN DI RUMAH?
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1652
Jawabannya bisa ditemukan dalam video ini. Untuk kelengkapan artikel shalat isyraq bisa baca pada beberapa tulisan web Rumaysho:
🔘 DUDUK SETELAH SHALAT SHUBUH LALU SHALAT ISYRAQ
https://rumaysho.com/16517-duduk-setelah-shalat-shubuh-lalu-shalat-isyraq.html
🔘 SHALAT ISYRAQ BAGI WANITA DI RUMAH
https://rumaysho.com/15673-shalat-isyraq-bolehkah-dilakukan-wanita-di-rumah.html
🔘 MERAIH PAHALA HAJI DAN UMRAH LEWAT SHALAT ISYRAQ
https://rumaysho.com/784-meraih-pahala-haji-dan-umroh-melalui-shalat-isyroq.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
•••┈••••○ ❁ 🌻 ❁ ○••••┈•••
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1652
Jawabannya bisa ditemukan dalam video ini. Untuk kelengkapan artikel shalat isyraq bisa baca pada beberapa tulisan web Rumaysho:
🔘 DUDUK SETELAH SHALAT SHUBUH LALU SHALAT ISYRAQ
https://rumaysho.com/16517-duduk-setelah-shalat-shubuh-lalu-shalat-isyraq.html
🔘 SHALAT ISYRAQ BAGI WANITA DI RUMAH
https://rumaysho.com/15673-shalat-isyraq-bolehkah-dilakukan-wanita-di-rumah.html
🔘 MERAIH PAHALA HAJI DAN UMRAH LEWAT SHALAT ISYRAQ
https://rumaysho.com/784-meraih-pahala-haji-dan-umroh-melalui-shalat-isyroq.html
🔰 @IslamAdalahSunnah
•••┈••••○ ❁ 🌻 ❁ ○••••┈•••
Lagu yang Menyayat Hati Bunda 'Aisyah & Rasulullah
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1653
Di tengah semua orang sedang berjibaku dgn Corona, lagu berjudul "Aisyah Istri Rasulullah" tiba² viral. Jutaan sudah yg dengar dan share.
Ngomong² soal 'Aisyah radhiallahu'anha... Sobat tau nggak siapa wanita mulia ini?
Dia wanita paling cerdas sedunia. Termasuk salah satu wanita paling suci yg pernah lahir ke muka bumi. Dia ibunda kita, ibunda segenap orang beriman.
Coba dipikir deh! Andai Ibunda 'Aisyah radhiallahu'anha mendengarkan lagu ini, apakah beliau akan bahagia? Apakah akan mendoakan pencipta lagu dan penyanyinya? Mungkin iya, tapi nggak yakin do'anya bakal doa kebaikan, boleh jadi malah sebaliknya.
Betapa tdk. Ibunda 'Aisyah tau betul, nyanyian dan musik termasuk hal melalaikan yg diharamkan Allah:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡتَرِي لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٖ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٞ مُّهِينٞ
"Dan diantara manusia (ada) orang yg mempergunakan lahwal-hadits (yaitu; nyanyian, sbgmn tafsiran Ibnu Mas'ud-pen) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu, dan menjadikannya olok²an. Mereka itu akan memperoleh azab yg menghinakan." (Sura Luqman, Ayah 6).
Ibunda ''Aisyah radhiallahu'anha" benar² paham, betapa sang suami tercinta, Rasulullah ﷺ, begitu membenci nyanyian dan alat musik. Nggak percaya? Simak deh sabda beliau;
ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف
"Akan ada beberapa kaum dari umatku yg menghalalkan zina, sutra (bagi laki²), khomer, dan alat² musik" (al-Bukhari)
Coba renungin sobat, hadits tsb. Alat² musik bakal dihalalkan, kata Nabi. Berarti asalnya haram, ya kan? Renungin juga bagaimana Nabi menyebut alat² musik dalam satu konteks tsb disejajarkan dgn zina dan khomer yg keduanya jelas² haram. Silakan disimpulkan sendiri deh sobat.
Nabi juga bersabda:
صوتان ملعونان، صوت مزمار عند نعمة، وصوت ويل عند مصيبة» (إسناده حسن، السلسلة الصحيحة 427)
"Ada dua suara yg dilaknat; suara seruling (musik) tatkala senang, dan suara ratapan -tak ridho dgn ketetapan Allah- ketika musibah." (Hasan, as-Silsilah as-Shahihah: 427)
Sekarang kita balik lagi ke Ibunda 'Aisyah dalam lirik lagu itu. Kira² nih sobat, apakah Ibunda 'Aisyah akan ridho dan senang jika mendengar nyanyian tsb? Justru sebaliknya. Air mata kesedihan bercampur kesal akan mengalir di pipi beliau yg kemerahan itu. Sedih, karena banyak Ummat Muhammad ﷺ justru lebih doyan nyanyian dibanding lantunan al-Quran. Kesal, karena kisah indah beliau bersama Rasulullah diangkat jadi lirik lagu. Sementara lagu, dibenci Rasulullah.
══
"Loh, liriknya kan bagus, berisi pujian buat istri tercinta Rasulullah. Ini justru ungkapan cinta kita buat Rasulullah."
Sebagian orang mungkin beralasan demikian...
Sobat, perlu dipahami dgn baik,
إن المحب لمن يحب مطيع
Pecinta sejati adalah yg selalu ta'at pada kemauan yg dicinta.
Nah, persoalannya adalah; apakah Rasulullah senang istri beliau dipuji dgn nyanyian dan musik? Tentu tdk lah! Simak lagi ayat dan hadits di atas. Jika demikian, beralihlah pada apa yg diinginkan dan diridhoi Rasulullah untuk umatnya. Yaitu; al-Quran.
══
"Kita nggak ada niat sama sekali buat ngeselin Bunda Aisyah dan Rasulullah. Yang ada justru sebaliknya."
Orang niatnya mau muji, niatnya mau menghargai, tapi dgn cara yg tdk disukai oleh yg dipuji. Kira² baik ga tuh? Ya jelas nggak lah.
Sobat, apapun alasannya, sesuatu yg haram ga lantas jadi halal gara² niat yg baik. Niat harus baik, cara harus baik juga.
══
Entah apa sebabnya lagu ini begitu viral. Mungkin untuk mengusir suntuk selagi #StayAtHome gegara Covid-19. Satu yg pasti, banyak diantara kita yg nonton, dengar, lalu share.
Sobat, di saat² musibah seperti ini, mestinya kita tambah mendekat dan bersimpuh di hadapan Allah. Mohon ampunan-Nya.
📝 Ustadz Johan Saputra Halim, M.H.I. حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
══ ❁✿❁ ══
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1653
Di tengah semua orang sedang berjibaku dgn Corona, lagu berjudul "Aisyah Istri Rasulullah" tiba² viral. Jutaan sudah yg dengar dan share.
Ngomong² soal 'Aisyah radhiallahu'anha... Sobat tau nggak siapa wanita mulia ini?
Dia wanita paling cerdas sedunia. Termasuk salah satu wanita paling suci yg pernah lahir ke muka bumi. Dia ibunda kita, ibunda segenap orang beriman.
Coba dipikir deh! Andai Ibunda 'Aisyah radhiallahu'anha mendengarkan lagu ini, apakah beliau akan bahagia? Apakah akan mendoakan pencipta lagu dan penyanyinya? Mungkin iya, tapi nggak yakin do'anya bakal doa kebaikan, boleh jadi malah sebaliknya.
Betapa tdk. Ibunda 'Aisyah tau betul, nyanyian dan musik termasuk hal melalaikan yg diharamkan Allah:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡتَرِي لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٖ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٞ مُّهِينٞ
"Dan diantara manusia (ada) orang yg mempergunakan lahwal-hadits (yaitu; nyanyian, sbgmn tafsiran Ibnu Mas'ud-pen) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu, dan menjadikannya olok²an. Mereka itu akan memperoleh azab yg menghinakan." (Sura Luqman, Ayah 6).
Ibunda ''Aisyah radhiallahu'anha" benar² paham, betapa sang suami tercinta, Rasulullah ﷺ, begitu membenci nyanyian dan alat musik. Nggak percaya? Simak deh sabda beliau;
ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف
"Akan ada beberapa kaum dari umatku yg menghalalkan zina, sutra (bagi laki²), khomer, dan alat² musik" (al-Bukhari)
Coba renungin sobat, hadits tsb. Alat² musik bakal dihalalkan, kata Nabi. Berarti asalnya haram, ya kan? Renungin juga bagaimana Nabi menyebut alat² musik dalam satu konteks tsb disejajarkan dgn zina dan khomer yg keduanya jelas² haram. Silakan disimpulkan sendiri deh sobat.
Nabi juga bersabda:
صوتان ملعونان، صوت مزمار عند نعمة، وصوت ويل عند مصيبة» (إسناده حسن، السلسلة الصحيحة 427)
"Ada dua suara yg dilaknat; suara seruling (musik) tatkala senang, dan suara ratapan -tak ridho dgn ketetapan Allah- ketika musibah." (Hasan, as-Silsilah as-Shahihah: 427)
Sekarang kita balik lagi ke Ibunda 'Aisyah dalam lirik lagu itu. Kira² nih sobat, apakah Ibunda 'Aisyah akan ridho dan senang jika mendengar nyanyian tsb? Justru sebaliknya. Air mata kesedihan bercampur kesal akan mengalir di pipi beliau yg kemerahan itu. Sedih, karena banyak Ummat Muhammad ﷺ justru lebih doyan nyanyian dibanding lantunan al-Quran. Kesal, karena kisah indah beliau bersama Rasulullah diangkat jadi lirik lagu. Sementara lagu, dibenci Rasulullah.
══
"Loh, liriknya kan bagus, berisi pujian buat istri tercinta Rasulullah. Ini justru ungkapan cinta kita buat Rasulullah."
Sebagian orang mungkin beralasan demikian...
Sobat, perlu dipahami dgn baik,
إن المحب لمن يحب مطيع
Pecinta sejati adalah yg selalu ta'at pada kemauan yg dicinta.
Nah, persoalannya adalah; apakah Rasulullah senang istri beliau dipuji dgn nyanyian dan musik? Tentu tdk lah! Simak lagi ayat dan hadits di atas. Jika demikian, beralihlah pada apa yg diinginkan dan diridhoi Rasulullah untuk umatnya. Yaitu; al-Quran.
══
"Kita nggak ada niat sama sekali buat ngeselin Bunda Aisyah dan Rasulullah. Yang ada justru sebaliknya."
Orang niatnya mau muji, niatnya mau menghargai, tapi dgn cara yg tdk disukai oleh yg dipuji. Kira² baik ga tuh? Ya jelas nggak lah.
Sobat, apapun alasannya, sesuatu yg haram ga lantas jadi halal gara² niat yg baik. Niat harus baik, cara harus baik juga.
══
Entah apa sebabnya lagu ini begitu viral. Mungkin untuk mengusir suntuk selagi #StayAtHome gegara Covid-19. Satu yg pasti, banyak diantara kita yg nonton, dengar, lalu share.
Sobat, di saat² musibah seperti ini, mestinya kita tambah mendekat dan bersimpuh di hadapan Allah. Mohon ampunan-Nya.
📝 Ustadz Johan Saputra Halim, M.H.I. حفظه الله
🔰 @IslamAdalahSunnah
══ ❁✿❁ ══
Telegram
IG/TG || @IslamAdalahSunnah
🎙 Jika Ngefans Sama Bunda Aisyah, Ikuti Amal dan Ilmu Beliau
👤 Ustadz dokter Raehanul Bahraen, M. Sc. Sp. PK حفظه الله
👤 Ustadz dokter Raehanul Bahraen, M. Sc. Sp. PK حفظه الله
🍃🌷💪 ISTRI YANG TANGGUH
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1654
🎙Hasan Al-Bashriy rohimahulloh berkata :
Suatu hari aku pernah mendatangi sebuah toko pakaian disalah satu sudut kota Makkah Ingin membeli sebuah baju,
❌ ketika aku berada di toko tersebut mulailah si pedagang memuji-muji barangnya dan bersumpah, akupun meninggalkannya sambil berkata pada diriku:
“tidak pantas membeli barang kepada orang seperti ini.” Dan aku membeli dari pedagang yang lain.
Dan dua tahun kemudian aku berhaji dan pergi ke tempat orang itu dan kali ini aku tidak lagi mendapati dia memuji-muji pakaiannya dan tidak suka bersumpah, Akupun bertanya kepadanya :
"Bukankah anda dahulu yg saya temui berjualan disini?
Dia jawab : iya benar !!
Lalu aku katakan kepada laki laki tersebut:
"apa yang membawamu kepada perubahan yang aku saksikan sekarang dan aku tidak melihatmu memuji dan bersumpah lagi?!"
Dia laki laki itu bercerita :
“Dulu aku memiliki seorang istri yang kalau aku datang membawa sedikit rizki dia cela dan remehkan, kalau aku bawakan dia banyak rizki dia malah anggap sedikit dan kurang, Allah Ta'ala melihatku (keadaanku) dan (mewafatkannya) istriku tersebut.!
👍👍 Lalu aku pun menikahi wanita lain yang memiliki agama dan akhlak yang baik, jika aku hendak pergi memenuhi kewajiban harianku ke pasar ia tarik bajuku lalu memesankan kepadaku :
يَا فُلانُ ، اتَّقِ اللَّهَ ، وَلا تُطْعِمْنَا إِلا طَيِّبًا ، إِنْ جِئْتَنَا بِقَلِيلٍ كَثَّرْنَاهُ ، وَإِنْ لَمْ تَأْتِنَا بِشَيْءٍ أَعَنَّاكَ بِمِغْزَلِنَا !
Wahai FULAN (suamiku)... Takutlah kepada Allah, Berikanlah kami dari makanan yang baik baik saja, kalau engkau datang membawa rizki yang sedikit kami akan buat dia banyak (akan dicukupkan penggunaannya / berhemat), kalaupun engkau tidak membawa pulang apapun kami akan membantumu mencari rizki dengan alat pintalan kami ini (alat untuk menjahit)."
📚 Al-Mujalasah Karya Addinawaariy 2166
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
🔰 @IslamAdalahSunnah
•━━━❅❀☘️🌸☘️🌸☘️❀❅━━━•
🌐 t.me/s/IslamAdalahSunnah/1654
🎙Hasan Al-Bashriy rohimahulloh berkata :
Suatu hari aku pernah mendatangi sebuah toko pakaian disalah satu sudut kota Makkah Ingin membeli sebuah baju,
❌ ketika aku berada di toko tersebut mulailah si pedagang memuji-muji barangnya dan bersumpah, akupun meninggalkannya sambil berkata pada diriku:
“tidak pantas membeli barang kepada orang seperti ini.” Dan aku membeli dari pedagang yang lain.
Dan dua tahun kemudian aku berhaji dan pergi ke tempat orang itu dan kali ini aku tidak lagi mendapati dia memuji-muji pakaiannya dan tidak suka bersumpah, Akupun bertanya kepadanya :
"Bukankah anda dahulu yg saya temui berjualan disini?
Dia jawab : iya benar !!
Lalu aku katakan kepada laki laki tersebut:
"apa yang membawamu kepada perubahan yang aku saksikan sekarang dan aku tidak melihatmu memuji dan bersumpah lagi?!"
Dia laki laki itu bercerita :
“Dulu aku memiliki seorang istri yang kalau aku datang membawa sedikit rizki dia cela dan remehkan, kalau aku bawakan dia banyak rizki dia malah anggap sedikit dan kurang, Allah Ta'ala melihatku (keadaanku) dan (mewafatkannya) istriku tersebut.!
👍👍 Lalu aku pun menikahi wanita lain yang memiliki agama dan akhlak yang baik, jika aku hendak pergi memenuhi kewajiban harianku ke pasar ia tarik bajuku lalu memesankan kepadaku :
يَا فُلانُ ، اتَّقِ اللَّهَ ، وَلا تُطْعِمْنَا إِلا طَيِّبًا ، إِنْ جِئْتَنَا بِقَلِيلٍ كَثَّرْنَاهُ ، وَإِنْ لَمْ تَأْتِنَا بِشَيْءٍ أَعَنَّاكَ بِمِغْزَلِنَا !
Wahai FULAN (suamiku)... Takutlah kepada Allah, Berikanlah kami dari makanan yang baik baik saja, kalau engkau datang membawa rizki yang sedikit kami akan buat dia banyak (akan dicukupkan penggunaannya / berhemat), kalaupun engkau tidak membawa pulang apapun kami akan membantumu mencari rizki dengan alat pintalan kami ini (alat untuk menjahit)."
📚 Al-Mujalasah Karya Addinawaariy 2166
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
🔰 @IslamAdalahSunnah
•━━━❅❀☘️🌸☘️🌸☘️❀❅━━━•
Telegram
━ الإسلام هو السنَّة ━
🎥 Mendidik Istri Menjadi Qona'ah Dengan Cinta ❤️
🎙 Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله
🎙 Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA حفظه الله