Muh Ihsan Zainuddin
3.28K subscribers
335 photos
54 videos
5 files
583 links
Berbagi inspirasi dan motivasi Islami
Download Telegram
TERTUSUK!

“Kematian itu satu sahaja.
Namun jalan-jalannya sungguh beragam…”

Begitulah jalan manusia berakhir di dunianya.
Selalu berakhir dengan maut.
Tiada akhir bagi manusia selain itu.
Meski jalan ke sana sungguh tak terduga ragamnya.
Tapi akhirnya satu jua: mati!

Jika engkau tak mati karena tusukan,
engkau akan mati karena penyakitan.
Jika engkau tak mati karena penyakit,
engkau akan mati sehat belaka tanpa sakit.

Maka soalannya bukanlah soal:
“Engkau mati dengan cara apa?”
Tapi soalannya adalah:
“Engkau mati untuk apa?”
“Engkau mati sebagai apa?”


*

Maka Umar yang mulia,
terkoyak perutnya di suatu subuh,
tersobek oleh hunjaman musuh Allah,
hingga ia syahid dalam kesyukuran:
“…aku terbunuh oleh musuh Allah,
dan bukan oleh seorang muslim!”
Ia tersyahid bukan di medan perang,
tapi di kota Sang Nabi kekasihnya:
al-Madinah yang dirindukan…

Itu adalah kematian bertabur keindahan.

Tapi kisah manusia tak jarang pula berkisah:
ada banyak insan yang tertusuk dan mati,
tapi kematiannya disesaki kenistaan.
Kematiannya menghadirkan kelegaan,
bahkan kebahagiaan!

Itulah kematian para durjana
yang hidup bergelimang kezhaliman tak terkira.
Itulah kematian para pengkhianat.
Pengkhianat negeri dan rakyat.
Pengkhianat para pemikul amanat.
Tertusuk tapi bukan di jalan kemuliaan.
Kematiannya bukanlah peristirahatan,
tapi awal dari “tusukan-tusukan adzab” tak terkira:
di gelap alam kuburnya,
di gelap buta pandang jalan akhiratnya.


*


Duhai Allah…
Karuniakan kami kematian terindah yang Kau ridhai.
Jadikan kematian kami sebagai awal dari kebahagiaan abadi,
sebagai penghujung segala derita dan kepayahan dunia yang sunyi ini.


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin
https://IhsanZainuddin.com
Gabung di Telegram saya:
https://t.me/IhsanZainuddin

=========================

INFO PENTING:
Hari ini (Jum’at, 11 Oktober 2019) adalah HARI TERAKHIR
untuk mendapatkan BEASISWA KURSUS ONLINE ADAB ILMU
yang diselenggarakan oleh Ahsantum Institute bersama saya.

BEASISWAnya berupa diskon dari Rp. 675ribu menjadi Rp. 195ribu.
Artinya HANYA dengan Rp. 195ribu saja, Anda sudah:
1. Menjadi peserta kursus online ini seumur hidup (dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja).
2. Mengakses 4 diktat dan 124 video kursus (yang mengkaji Kitab “Ta’lim al-Muta’allim” karya al-Zarnujy)

Jangan lewatkan beasiswanya, hari ini –sekali lagi- TERAKHIR!
Dapatkan di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
KITA SUDAH MATI...


Kita akan mati,
bukan hanya saat ruh melepaskan jasad saja.

Tapi kita sudah mati sebelum itu:
jika hari-hari yang kita lalui
selalu sama dan begitu-begitu saja.
Jika kita berhenti untuk berubah,
dan tidak ada kebaikan yang bertambah,
tiada keshalihan yang berkecambah,

Kita sudah mati,
jika hanya usia dan berat badan saja yang dapat bertambah!
Sementara amal semakin payah,
ilmu pun semakin parah dan goyah!

***

Maka, agar kita tidak mati sebelum waktunya:
agar engkau tak mati, padahal engkau "masih" bernafas:

Tuliskanlah target pekananmu!
Pelajarilah hal baru!
Tunaikan kesuksesan kecilmu!
Selesaikan dzikirmu di awal pagi dan di ujung petang!
Tuntaskan sejuzu' bacaan al-Qur'an-mu!
Sedekahkan sedikit rupiahmu!

Intinya:
Bereksplorasilah dalam ragam ranah kebajikan!
Karena itu sajalah yang menghidupkan jiwamu yang memang tercipta untuk menghamba padaNya...

Jadi, jangan mati sebelum waktunya, Kawan!

(Inspirasi: Prof. Khalid al-Durais...)


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin


NB:

Belum daftar Kursus Online Adab Ilmu?
Insya Allah bersama hamba yang faqir ini
mengkaji kitab "Ta'lim al-Muta'allim"
dalam 4 diktat dan 124 video!

Berapa biayanya?
Biayanya 675rb, tapi Anda sudah bisa
mengakses kursus ini seumur hidup!

Tapi tenang dulu...
Hari ini, Ahsantum Institute memberi
BONUS DisKoN BEsAR!
Anda cukup bayar Rp. 285ribu saja.

Segera daftar di sini:

https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
ADAB ITU BERKAH…

Meski engkau hebat begitu rupa:
Sekolah di tempat terbaik,
Berguru di bumi paling suci,
Menimba ilmu dari para guru terhandal,
Bermajlis pada para “masyayikh” terhebat,
Tiadalah artinya semua itu
Jika ilmumu tidak diperindah adab,
Maka ilmu itu hanya akan menjadi musibah.

Seperti ungkap sang penyair:
“Ilmu itu musuh bagi pemuda tinggi hati,
Seperti air takkan sampai ke permukaan tinggi.”

Pernah kudengar dari guruku:
Syekh Ibn Baz mungkin bukanlah yang terhebat,
Pasti ada ulama yang lebih hebat darinya.
Tapi adabnya yang mulia,
Akhlaknya yang seindah-indahnya,
Ketawadhuannya tak terkira,
Membumbung tinggilah namanya di antara
Bintang-bintang ilmu zaman terkini…

Maka adab itulah sesungguh-sungguhnya bekal,
karena agama ini bersendi adab sejak semula.


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

=========================

Sudah donlot “Bahasa Arab itu Gampang”?
Di sini:
https://IhsanZainuddin.com

Sudah gabung di Telegram?
Di sini:
https://t.me/IhsanZainuddin

=======================

Oh iya, ada BEASISWA SANGAT MENARIK untuk Anda!

Beasiswa mengikuti Kursus Online Adab Ilmu
(mengkaji kitab “Ta’lim al-Muta’allim” bersama hamba yang faqir ini)
bersama AHSANTUM INSTITUTE.

Harusnya Anda bayar Rp. 675ribu
untuk menjadi Peserta seumur hidup kursus online ini,
tapi dengan BEASISWA ini, Anda CUKUP membayar:
Rp. 295 ribu saja!

Artinya dengan Rp. 295 ribu itu,
Anda dapat mengakses 4 diktat dan 124 video
yang telah kami siapkan dalam kursus online ini.

Tapi:
beasiswa ini HANYA sampai
Hari Ahad, 20 Oktober 2019 ini!

Jadi segera dapatkan BEASISWAnya di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
BAHAGIA DALAM SEDIH…

Apakah hidup bahagia itu
berarti tiada tangis dalam hidupmu?
Apakah hidup bahagia itu
berarti kesedihan tak mewarnai kisahmu?

Tengoklah kisah hidup manusia paling bahagia di semesta:
Rasulullah –baginya shalawat dan salam-,
apakah tiada pernah bersemi sedih dalam kisahnya?

Duhai, itulah nabi yang diliputi lara dan duka
dalam episode-episode juangnya.

Maka hidup bahagia itu
bukan hidup tanpa air mata,
tapi hidup bahagia adalah
jika sedih itu hinggap di hatimu,
engkau tahu bahwa itu saatnya
bersandar diri dan jiwa pada Sang Mahakuasa.

Maka hiduplah dalam bahagia,
meski ada air mata di pelupuk mata,
meski ada sedih dalam hari-harimu,
selama hati dan jiwa tak putus berserah,
bersandar sepenuh cinta padaNya.


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

=========================

Sudah donlot “Bahasa Arab itu Gampang”?
Di sini:
https://IhsanZainuddin.com

Sudah gabung di Telegram?
Di sini:
https://t.me/IhsanZainuddin

=======================

Oh iya, ada BEASISWA SANGAT MENARIK untuk Anda!

Beasiswa mengikuti Kursus Online Adab Ilmu
(mengkaji kitab “Ta’lim al-Muta’allim” bersama hamba yang faqir ini)
bersama AHSANTUM INSTITUTE.

Harusnya Anda bayar Rp. 675ribu
untuk menjadi Peserta seumur hidup kursus online ini,
tapi dengan BEASISWA ini, Anda CUKUP membayar:
Rp. 295 ribu saja!

Artinya dengan Rp. 295 ribu itu,
Anda dapat mengakses 4 diktat dan 124 video
yang telah kami siapkan dalam kursus online ini.

Tapi:
beasiswa ini HANYA sampai
Hari Ahad, 20 Oktober 2019 ini!

Jadi segera dapatkan BEASISWAnya di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
MENUNTASKAN ILMU…

“Ilmu itu 3 jengkal:
Sesiapa yang menjejak jengkal pertama,
ia akan sombong sepenuh jiwa.

Sesiapa yang menjejak jengkal kedua,
ia akan tawadhu’ merendah jiwa.

Sesiapa yang menjejak jengkal ketiga,
ia akan sadar: dirinya tak tahu apa-apa…”

(Syekh Bakr Abu Zaid, dalam Hilyah Thalib al-‘Ilm)

***

Sepagi tadi,
Seorang peserta Kursus Online Adab Ilmu
yang telah menuntaskan kursusnya
mengirim kesan seperti ini:

“Alhamdulillaah...banyak sekali faidah yg bisa kami ambil dr kursus ini ustadz.
Sadar bahwa msh banyak kekurangan kami dlm menuntut ilmu.
Terutama dalam mengatur waktu.
Sejujurnya sejak awal sangat bersemangat mengikuti kursus ini.
Namun ternyata banyak kendala setelah masuk dalam proses pembelajaran.
Termasuk kendala teknis, pengaturan waktu dan jg kelalaian pribadi.

Alhamdulillaah, akhirnya bisa jg menyelesaikan, menyimak seluruh video kursus.
Walaupun hectic luar biasa!
Baru benar2 bisa konsentrasi kurang lebih sepekan terakhir.

Tp justru ketika benar2 meluangkan waktu dan konsentrasi,
walaupun lelah, tapi terasa ada kelezatan yg dirasakan.
Terutama membayangkan bgmn para penuntut ilmu dahulu
begitu bersungguh-sunggih menerapkan adab, shg mampu mencapai puncak ilmu.
Rasanya ikut larut di dalamnya.

Tentu PR masih banyak. Harus terus muraja'ah.
Jazaakallaahu khairan yaa ustadzii.
Semoga kita semua mendapat keberkahan ilmu ini. Aamiin…”

***

Sungguh sangat tidak mudah menyiapkan Kursus ini.
Menyiapkan bahan, mengkaji ulang hingga merekam materinya dalam video.
Anda tentu bisa membayangkan:
Bagaimana menyelesaikan rekaman 124 video, bukan?

Pada saat yang sama,
dalam kepenatan episode merekam itu,
terbayang pula di benak hamba yang faqir ini:
“Adakah yang sudi mendengarkannya?”
Kalau pun ada,
“Bersabar hatikah ia untuk menuntaskan 124 video itu?”

Duhai, betapa besar rasa masygul di hati ini,
di sepanjang kisah berkhidmat pada jalan ilmu ini!

***

Dan betapa bahagianya jiwa:
Saat ternyata ada juga pecinta ilmu
yang sanggup menuntaskannya.

Dan begitulah jalan keindahan ilmu itu sesungguhnya:
Melatihmu bersabar di jalan panjang.
Melatihmu meninggikan obsesi, meski jalan tak mudah.
Melatihmu berdisiplin diri, meski tiada janji kemilau duniawi.
Melatihmu pikiranmu: bahwa rasa manis dan lezat itu bukan di sini,
bukan sekarang ini, tapi nanti:
di ujung segala perjalanan itu
rasa manis itu akan kau kecup
sepenuh hati, sepenuh sejati…

***

Maka pantaskah diri bergelar “penuntut ilmu”:
Jika engkau hanya mengutip ilmu sana-sini.
Jika engkau hanya sepenuh semangat pada festival.
Jika engkau hanya menonton mana yang senang,
tapi tak bersabar mengunyah ilmu yang panjang.

Sekali lagi,
“Ilmu itu 3 jengkal…”
Dan mungkin hingga matimu:
engkau tak pernah beranjak dari jengkal pertama!

Itulah sebabnya:
Jiwamu bergemuruh takabur.
Hatimu bak cermin penuh jelaga hingga kabur.
Dirimu tetap terduduk di bumi,
tak beranjak membubung tinggi menuju Firdausi,
meski engkau merasa:
telah hadir di “majlis-majlis ilmu”!


***

Maka siapakah yang sudi:
Bersabar hati, singgah di majlis-majlis ilmu,
Melewati lembar- demi lembar, helai demi helai,
bebaris kitab-kitab lusuh penuh cahaya hati,
yang ditorehkan oleh tinta para Rembulan zaman
yang bersanding indah bersama darah para Syuhada?

Itu sungguh tidak mudah, Kawan…


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

=========================

Sudah donlot “Bahasa Arab itu Gampang”?
Di sini:
https://IhsanZainuddin.com

Sudah gabung di Telegram?
Di sini:
https://t.me/IhsanZainuddin

=======================

Oh iya,
Masih ada BEASISWA SANGAT MENARIK untuk Anda!

Beasiswa mengikuti Kursus Online Adab Ilmu
(mengkaji kitab “Ta’lim al-Muta’allim” bersama hamba yang faqir ini)
bersama AHSANTUM INSTITUTE.

Harusnya Anda bayar Rp. 675ribu
untuk menjadi Peserta seumur hidup kursus online ini,
tapi dengan BEASISWA ini, Anda CUKUP membayar:
Rp. 375 ribu saja!

Dengan Rp. 375 ribu itu,
Anda dapat mengakses 4 diktat dan 124 video
yang telah kami siapkan dalam kursus online ini:
SEUMUR HIDUP!
SEBUAH KESAN...

“Alhamdulillaah...
banyak sekali faidah yg bisa kami ambil dr kursus ini, ustadz.
Sadar bahwa msh banyak kekurangan kami dlm menuntut ilmu.
Terutama dalam mengatur waktu.
Sejujurnya sejak awal sangat bersemangat mengikuti kursus ini.
Namun ternyata banyak kendala setelah masuk dalam proses pembelajaran.
Termasuk kendala teknis, pengaturan waktu dan jg kelalaian pribadi.

Alhamdulillaah, akhirnya bisa jg menyelesaikan, menyimak seluruh video kursus.
Walaupun hectic luar biasa!
Baru benar2 bisa konsentrasi kurang lebih sepekan terakhir.

Tp justru ketika benar2 meluangkan waktu dan konsentrasi,
walaupun lelah, tapi terasa ada kelezatan yg dirasakan.
Terutama membayangkan bgmn para penuntut ilmu dahulu
begitu bersungguh-sunggih menerapkan adab, shg mampu mencapai puncak ilmu.
Rasanya ikut larut di dalamnya.

Tentu PR masih banyak. Harus terus muraja'ah.
Jazaakallaahu khairan yaa ustadzii.
Semoga kita semua mendapat keberkahan ilmu ini. Aamiin…”

(Ummu Husain, Bandung)

Begitulah salah satu kesan peserta Kursus Online Adab Ilmu.
Memang tidak mudah, tapi...
setidaknya rasakanlah lezatnya meski sekali seumur hidupmu:
lezatnya menuntaskan satu kitab ilmu hingga penghujungnya!


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

=======================

Oh iya,
Jika Anda ingin menerima tantangan:
menyelesaikan kaji satu kitab hingga selesai,
Masih ada BEASISWA untuk Anda!

Beasiswa mengikuti Kursus Online Adab Ilmu
(mengkaji kitab “Ta’lim al-Muta’allim” karya al-Imam al-Zarnujy
bersama hamba yang faqir ini)
bersama AHSANTUM INSTITUTE.

Harusnya Anda bayar Rp. 675ribu
untuk menjadi Peserta seumur hidup kursus online ini,
tapi dengan BEASISWA ini, Anda CUKUP membayar:
Rp. 375 ribu saja!

Dengan Rp. 375 ribu itu,
Anda dapat mengakses 4 diktat dan 124 video
yang telah kami siapkan dalam kursus online ini:
SEUMUR HIDUP!

Jadi segera dapatkan BEASISWAnya di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
LANJUTKAN HIDUPMU…

Akhirnya beliau berdua pun resmi dilantik.
Mungkin beliau bukan calon yang kau pilih.
Terlepas dari beragam isu miring seputarnya,
tapi faktanya: itulah taqdir Allah,
Rabb yang kau sembah selamanya.

Bukan Ia telah pesankan kepadamu:
“Dan boleh jadi kalian membenci sesuatu,
padahal itu yang paling baik untuk kalian.
Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu,
padahal itu adalah hal yang buruk untuk kalian.
Dan Allah itu (Maha) mengetahui,
sementara kalian tidak mengetahui (apa-apa).”
(Q.S. al-Baqarah: 216)

*

Hidupmu hanya akan bahagia dengan itu.
Dengan meyakini pesan Allah nan indah itu.
Karena selalunya:
Kita hanya berasumsi:
“Ini yang baik untuk saya…”
“Ini yang terbaik untuk umat…”
Tapi yang terbaik selalunya adalah
apa yang Allah tetapkan dan takdirkan.

Setiap episode kehidupan yang berat
selalu mengajarkan untuk tidak putus harapan, bukan?
Putus harapan itu haram dalam kamus seorang muslim, Kawan!

Maka meski calon besutanmu tak terpilih
(bahkan meski itu disebabkan kecurangan!),
harapan kebaikan dan keindahan tak boleh musnah.
Meski calon yang paling kau benci nyata teresmikan,
jangan pernah berikan sebuah celah sekecil apapun:
untuk berburuk sangka kepada Allah-mu!
Karena engkau tak pernah tahu:
mana yang terbaik untukmu, untuk akhiratmu…

*


Sama saja dengan kaya atau miskin:
Engkau tak pernah tahu: apakah kekayaanmu,
atau jangan-jangan kemiskinanmu-lah
yang akan mengantarmu mengetuk Jannah Firdaus?

Engkau bahkan tak pernah tahu: apakah kekayaanmu,
atau justru kefakiranmu-lah
yang akan menyelimuti hayatmu dengan bahagia?

Tapi satu hal yang pasti:
Pilihan Allah selalu yang terbaik,
jika engkau menerimanya dan menjalaninya
dengan cara terbaik sebagai hamba.

***

Ah, sudahlah…
Lanjutkan sajalah hidupmu dengan sepenuh harapan.
Harapan terbaik kepada Sang Maha Besar.
Lanjutkan sajalah kebaikan-kebaikanmu.
Teruskan sajalah keshalihan-keshalihanmu.
Gigihlah membangun obsesimu.

Karena mungkin, di ujung jalan sana,
Ada cahaya yang sedang menantimu.


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

======================

Putus asa belajar Bahasa Arab?
Coba motivasi kembali diri Anda
dengan membaca E-BOOK (GRATIS)
“Bahasa Arab itu Gampang!” di sini:
https://IhsanZainuddin.com

Sekalian saja gabung di Telegram saya:
https://t.me/IhsanZainuddin

Nah, jika mau sekalian saja gabung di Kursus Online Adab Ilmu
(mengkaji Kitab “Ta’lim al-Muta’allim” karya al-Imam al-Zarnujy)
di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM

Masih ada BEASISWA dalam bentuk diskon Rp. 300ribu.
Tadinya Anda harus bayar Rp. 675ribu,
tapi sekarang HANYA bayar Rp. 375ribu.

Apa yang Anda dapatkan? Antara lain:
1. Ada 4 diktat dan 124 video kursus.
2. Akses SEUMUR HIDUP untuk semua diktat dan video.

Jika Anda mendaftar sekarang, berarti Anda menjadi peserta Batch #03
yang kursusnya dimulai tanggal 7 November 2019, insya Allah.
Foto dari Muhammad Ihsan Zainuddin
AYAHKU…
.


Anak muda nan gagah itu adalah ayahku.
Kisahnya adalah kisah insan yang pilu.
Terpisah dari ayah dan bundanya sejak dahulu.
Tapi ia sungguh anak manusia tangguh sepertimu!
.


Bagiku:
Menyimak kisahnya, seperti membaca kisah Yusuf –‘alaihissalam-.
Kisah seorang pemuda yang membawa hatinya,
berlari sekuat jiwanya, diliputi rasa takut pada Rabbnya.
Segala fitnah menggoda jiwa diterabasnya.
Ia telah mengikat hatinya di dinding-dinding mesjidNya.
Hingga sejak semula hingga penghujung hayatnya:
Jiwanya sepenuh rindu hidup berdamping dengan rumah Tuhannya.
.


Seperti juga ayahmu:
Ayahku terkadang keras, tapi semuanya karena cinta.
Ia begitu cintaimu, hingga tak ingin kulitmu tersentuh neraka.
.


Itulah ayahku.
Hari ini, aku tetiba menyeruak rindu padanya.
Semoga Allah ampunkan dosanya,
dan semerbakkan wewangi surga untuknya.
.


Lalu: apa pula kisah tentang ayahmu, Kawan?
.


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

(Teriring ta’ziyah atas wafatnya ayahanda sahabatku:
Ust. Rahmat Abdurrahman,
semoga Allah mengampuni dan memuliakannya…)
.

==================
.

Aku menulis sebuah E-book motivasi belajar Bahasa Arab.
Kuniatkan sebagai wakaf ilmu untuk ayahku.
Jika berkenan, Anda dapat membacanya (tentu saja GRATIS) di sini:
https://IhsanZainuddin.com
.

Anda juga bisa gabung di grup Telegram saya:
https://t.me/IhsanZainuddin
.

Nah, kalau di sini Anda bisa ikut
Kursus Online Adab Ilmu bersama saya:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
MADINAH (MUNGKIN) TIADA...
.

Yah, nama "Madinah" mungkin takkan ada
jika Allah tak takdirkan anak muda itu
meretas jalan dakwah di pusat peradaban terindah di dunia itu...
.

Ibunya adalah wanita terkaya di Mekkah. Maka tak gadis, tak pula pria,
semua mengenalnya sebagai keindahan!
Jalan-jalan Mekkah terhirup wangi anak muda itu. Dunia telah tergenggam di tangannya.
.

Tapi...
Kabar dakwah Sang Rasul mulia hinggap di telinganya.
Saat nyaris tiada sesiapapun yang sudi mendengarnya. Pemuda semerbak itu mendatangi Sang Mulia itu di rumah al-Arqam.
Anak muda kaya itu bersyahadat!
Bukan, bukan...
bukan sekedar bertutur dua kalimat syahadat!
Tapi ini adalah ikrar sepenuh jiwa:
tentang penyerahan diri segenap-genapnya
untuk jalan juang tegakkan La ilaha illallah!
.

Tidak mudah baginya, tapi ia tahu:
itu harga yang harus ditunaikannya untuk Jannah.
Ia tanggalkan "keindahan" yang selama ini ia termasyhur dengannya.
Tak terkira pedih siksa yang melibasnya
saat bunda dan kaumnya mencium aroma wangi keTauhidannya.
.

Maka saat hijrah digesakan ke Habasyah,
anak muda itu tak menunggu waktu.
Langkahnya tegap berbaris dalam barisan.
.

Seusai Baiat Aqabah,
Rasulullah mengutusnya bersama 12 pribumi Yatsrib. "Pahamkan mereka agama ini, dan ajarkan al-Qur'an kepada mereka, " begitu titah Sang Rasul padanya.
Tiada lagi kemewahan.
Tiada lagi semerbak itu.
Pemuda itu beranjak ke bumi Yatsrib.
Konon,
shalat Jum'at pertama di sana, Pemuda itulah yang pertama kali menegakkannya.
.

Entah apa yang dilakukan anak muda itu.
Tapi penduduk negeri itu sepenuh rindu hatinya pada Sang Rasul.
Puluhan jiwa takluk syahadat di hadapnya.
Maka, pemuda "semerbak" itulah yang menanam rindu di tanah itu:
menanti kehadiran pria agung akhir zaman:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
.


Hingga pertempuran Uhud bergelora...
Engkau pasti tahu ironi-ironi di Tanah Uhud.
Dan saat petempur Musyrikin terpongah-pongah,
pemuda berbudi itu teguh menegakkan panji perang dalam genggam tangannya.
Tetiba muncullah Ibnu Qum'ah (Qam'ah?) melibas tangan kanannya.
Panji itu ditegakkannya di tangan kirinya.
Tapi yang kiri itupun tertebas.
Pemuda itu tetap teguh. Didekapnya panji jihad di dada mulianya.
Hingga sebilah tombak keji menghunjam dada nan mulia itu!
.

Akhirmu sungguh indah, wahai Hamba Allah!
.

Yah,
dialah pemuda bangsawan nan hartawan di Mekkah,
yang saat pakaian yang dikenakannya tak pernah mampu menutupi jasad mulianya.
.

Yah,
dialah pemuda yang (mungkin) tanpa kepeloporannya,
nama "Madinah" tak kita kenal dalam lintas sejarah keindahan peradaban.
Namanya: Mush'ab bin 'Umair.
.

Engkaukah "Mush'ab" zaman ini, Kawan?
.

Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin
(Secarik catatan melintas
dalam Tarbiyah Gabungan yang indah
di pagi yang merekah...)
.

=========
.

Dapatkan beasiswa Kursus Online Adab Ilmu di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM
.

Batch #03 dimulai tgl 7 Nov 2019 ini, insya Allah.
#AL-NAWAWI YANG MEMPESONA...

Sosok anak muda ini sungguh mempesona...
Hidupnya singkat,
tapi jangan tanya soal nilainya!

Wafat di batas usia 44 tahun (kurang lebih),
tapi karya-karya menggetarkan dunia.
"Arba'in Nawawi".
"Riyadh al-Shalihin".
"Al-Adzkar".
"Al-Minhaj fi Syarh Shahih Muslim".
"Al-Majmu'".
"Raudhah al-Thalibin".
Itu hanya segelintir karya menakjubkan
anak muda hebat itu...

***

Tidak banyak yang sepertinya.
Mungkin "pesaing ketat"nya hanyalah:
Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah
-rahimahumaLlah-.
Dan fakta dahsyatnya adalah:
keduanya sama-sama jomblo penuh kemuliaan!

Maka aku selalu terpesona padanya.
Pada pemuda dari Desa Nawa,
yang namanya penuh berkas cahaya.

Yah, siapa lagi yang kumaksud,
jika bukan al-Imam al-Nawawi -rahimahullah-.

Siapkah engkau menggesa diri
menapaki jalan kemuliaannya?

Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

NB:
Dalam waktu dekat,
bersama KuliahIslamOnline.com,
kami akan "menggelar" Kuliah Online Gratis:
mengkaji seluruh isi Kitab "Arba'in Nawawi"
(Insya Allah).

Info pendaftarannya cek di sini, Kawan:

http://ihsanzainuddin.com/kuliah-hadits-arbain-nawawi-grat…/
INFO PENTING:

MAU KULIAH KITAB ARBA'IN NAWAWI ONLINE GRATIS?

Belum pernah tuntas mengkaji 1 kitab hadits pun
dalam hidup Anda?

Ingin merasakan “sensasi” menuntaskan 1 kitab hadits?

Pilihan paling tepat adalah mengikuti KULIAH KITAB HADITS ARBA’IN NAWAWI (KURBAIN) .

Mengapa?

1. Kitab HADITS ARBA’IN adalah salah satu kitab hadits paling direkomendasikan para ulama selama berabad-abad lamanya.

2. Isi kitab HADITS ARBA’IN dipilih dan disarikan oleh Imam al-Nawawi untuk mewakili prinsip-prinsip paling mendasar dalam ajaran Islam.

3. Kitab HADITS ARBA’IN sangat cocok dan pasa untuk para pemula dalam belajar Islam (Anda SANGAT TIDAK DIREKOMENDASIKAN membaca kitab-kitab hadits besar sebelum mempelajari HADITS ARBA’IN).

4. HADITS ARBA’IN sudah banyak diterjemahkan dan harganya sangat murah di toko-toko buku.

5. (Ini yang paling penting!) KULIAH ini GRATIS tanpa dipungut biaya.

6. Karena KULIAH ini sifatnya online: Anda dapat mengikutinya dari mana pun Anda berada.

Kuliah ini akan berlangsung selama 40 pertemuan secara online; akan mengulas satu per satu hadits dalam kitab ARBA’IN NAWAWI.

Kuliah Online ini Insya Allah akan disajikan oleh al-Ustadz DR. Muh. Ihsan Zainuddin, Lc. M.Si.
Beliau adalah dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar dan founder KuliahIslamOnline.com.
(Lebih jauh tentang beliau, silahkan baca biografinya di sini: http://ihsanzainuddin.com/about/)

Apa yang akan Anda dapatkan?

1. Kesempatan belajar GRATIS alias FREE.
2. Kesempatan belajar kapan dan di mana saja.
3. Akses mengikuti 40 sesi secara online.
4. Ijazah sanad kepada penulis kitab, al-Imam al-Nawawi –rahimahullah-.
(bagi peserta yang mendapatkan nilai minimal 60 pada evaluasi akhir kuliah).

BAGAIMANA CARA DAFTARNYA?

Silahkan daftar via WA dengan mengKLIK link ini sekarang juga:
https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN
https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN

Kuliah akan dimulai –insya Allah- pada tanggal 20 Desember 2019.


NB:
Mau dapat pahala mengajarkan ilmu meski Anda tak mengajarkannya?

Bagikan informasi berharga ini kepada keluarga, sahabat dan siapapun yang Anda kenal, sekarang juga!

Jangan ditunda, siapa tahu Anda keburu mati…
ADA KESALAHAN, KAWAN....

Assalamu 'alaikum...

Maaf, singkat saja.

Ternyata kami salah membagikan link pendaftaran Kuliah Kitab Hadits Arba'in Nawawi.

Ada 493 pendaftar yang "tersesat" untuk mendaftar. Sekali lagi, mohon maaf...

Linknya yang benar adalah:

https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN-FIX
https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN-FIX

Itu saja...


Salam ukhuwah,
Muhammad Ihsan Zainuddin

https://IhsanZainuddin.com
KISAH KITAB LUSUH...

Zaman ini,
jika engkau tak kenal Syekh Ahmad Deedat,
maka itu artinya engkau manusia “kurang piknik”.
Atau mungkin manusia kecebong dalam ungkapan:
“Bagai katak dalam tempurung”!

“Ahmad Deedat” adalah rangkaian huruf yang menggetarkan!
Kita bahkan (mungkin) bisa menyebutnya
sebagai salah satu “Keajaiban Dunia”.
Sosok putus sekolah itu adalah pendebat ulung berilmu luas.
Debatnya penuh pesona.
Lawannya selalunya hanya bisa tersenyum pahit.

Ahmad Deedat –rahimahullah-:
telah menjadi jalan hidayah bagi banyak orang.
Kita pun memandangnya sebagai pahlawan dakwah.

*

Tapi tidak sedikit yang tidak tahu:
Kisah kehebatan Ahmad Deedat itu
sebenarnya bermula dari sebuah kitab lusuh.
Kitab lusuh berjudul “Izhar al-Haq”,
yang ditemukannya di gudang berdebu;
tempat dimana ia bekerja semasa muda dulu.

Nama penulisnya pun tak seberapa terkenal.
Syekh Rahmatullah al-Kairanawi.
Engkau bahkan lebih mengenal Ahmad Deedat;
si pembaca buku itu daripada penulisnya.
Tapi dari buku itulah,
Deedat Muda belajar meneguhkan hujjah,
mematahkan argumentasi para misionaris penuh kelabu.

Hingga kau kenallah sosok Ahmad Deedat,
yang sungguh harum dan dahsyat!

*


Sebuah kitab lusuh.
Tak masuk kategori “best-seller”.
Sebuah nama yang tak popular.
Tak pernah terima penghargaan.

Tapi,
itu semua tak seberapa penting, Kawan...
Jika hatimu menyerbak wangi keikhlasan,
Allah pasti akan hantarkan kebaikanmu:
hingga ke merata-merata negeri
dengan jalan dan sebab yang tak pernah kau kira dan mengerti!
Seperti “Izhar al-Haq” yang ditorehkan penulisnya di India,
tapi entah bagaimana,
ia menjadi “cahaya” bagi Deedat Muda
dari sebuah gudang lusuh berdebu di bumi Afrika Selatan...

Maka hikmah terindahnya adalah:
“Jangan sekali-kali engkau meremehkan
satu kebaikan, sekecil apapun ia...”

So,
Apa rencana kebaikanmu hari ini, Kawan?


Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

Daftar Kursus Online Adab Ilmu (berbayar) di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KOTAM

Jangan lupa donlot “Bahasa Arab itu Gampang!” di sini:
https://IhsanZainuddin.com
Jangan lupa juga gabung di Telegram saya:
https://t.me/IhsanZainuddin

NB:
Salah satu jejak kebaikan yang patut
Anda pertimbangkan hari ini adalah:
membagikan informasi KULIAH ONLINE KITAB ARBA’IN NAWAWIYAH-GRATIS
kepada siapa saja yang Anda kenal
(tak peduli Anda suka atau benci padanya!)

Kuliah Online Gratis ini akan dimulai 20 Desember 2019, insya Allah.
Untuk pendaftaran silahkan di sini:
https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN-FIX
https://bit.ly/DAFTAR-KURBAIN-FIX