Belajar Bahasa Arab
5.88K subscribers
193 photos
3 videos
40 files
83 links
Download Telegram
MACAM - MACAM AL ال

Pembagian Alif-Lam ال dalam Ilmu Nahwu :

1. Alif-lam Jinsiyah الجِنْسِيَّة terbagi 3 yaitu :

• Alif-lam Istighroq Haqiqoh الإسْتِغْراق حَقِيْقةً yaitu alif lam yang mencakup seluruh jenis (mencakup seluruh satuannya), tandanya adalah isim yang dimasuki alif-lam ini, cocok dimasuki lafadz كُلّ tanpa merusak maknanya، contohnya :

خُلِق الإنسانُ ضَعِيْفًا

Maka cocok dikatakan :

خلق كُلُّ إنسانٍ ضعيفا

• Alif-lam Istighroq Majaz الإستغراق مَجازًا yaitu mencakup jenis sifat, dalam rangka berlebihan dalam memuji.

أنْتَ الرجلُ عِلْمًا

Yaitu maknanya “engkau benar-benar seorang lelaki yang berilmu”

• Alif-lam Libayanil Haqiqoh لِبَيانِ الحَقِيْقة yaitu untuk menjelaskan hakikat dari suatu jenis atau karakter tanpa melihat satuannya. Alif-lam ini disebut juga alif-lam Mahiyah المَاهِيَّة atau Thobi’iyah الطَبِيعِيَّة contohnya :

الرجلُ خيْرٌ مِن المرأة

“Jenis laki-laki lebih baik daripada perempuan” Yaitu jenisnya bukan satuannya, sebab terkadang terdapat wanita yang lebih baik dari lelaki.

Tanbih : Alif lam Jinsiyah secara makna adalah nakirah meskipun ber-al, sebab ma’rifahnya dia secara lafadz bukan secara makna, maka secara hukum sama seperti nama jenis.

2. Alif-lam Al-Ahdiyah العَهْدِيَّة alif-lam ini terbagi 3 :

• Alif-lam Dzikri الذِكْرِيّ yaitu alif-lam yang masuk pada isim yang telah disebutkan sebelumnya secara lafadz, contohnya :

لقِيْتُ رجلًا فأكرمْتُ الرجلَ

“Aku menemui seorang lelaki, kemudian aku memuliakan lelaki tersebut”

Lelaki yang ditemui adalah lelaki yang sama dengan yang dimuliakan.

Semisal ini, Firman Allah تعالى :

كما أرسَلْنا إلى فرعونَ رسولًا، فعَصَى فرعونُ الرسولَ

Yaitu pada lafadz الرسول

• Alif-lam Dihny الدِهْنِيّ yaitu alif-lam yang masuk pada isim, yang mana “apa” dan “siapa’ yang dimaksud sudah diketahui di benak dari dua orang yang berbicara atau lebih, contohnya :

إذْ هُمَا في الغَارِ

Disini lafadz الغار “gua” sudah diketahui, yaitu Gua Jabal atau disebut juga Gua Tsur.

Contoh lainnya, misalnya seorang Ustadz sedang membahas kitab Ushul min Ushul karya Syaikh Utsaimin, lalu ditengah² kajian Ustadz berkata :

قال الشيْخُ

Maka yang dimaksud lafadz الشيخ sudah dimaklumi dibenak, bahwa yang dimaukan adalah Syaikh Ustaimin.

• Alif-lam Hudhury الحُضُوْرِيّ yaitu alif-lam yang terdapat makna hadir, misalnya ada seorang menelfon temannya yang saat itu sedang kedatangan tamu :

أكرِم الضَيْفَ

“Muliakan tamu.”

Maka yang dimaukan adalah tamu yang sedang hadir saat itu.

جِئْتَ اليومَ

Yaitu “hari” dimana engkau hadir di hari tersebut.

Kebanyakan alif-lam hudhuriy ini terletak setelah isim isyarah, contohnya :

لا أَقسِمُ بهذا البَلَدِ

جاءني هذا الرجلُ

Atau setelah أي pada nida’, contohnya :

يأيّها الرجلُ

3. Alif-lam Mausulah المَوْصُوْلة adalah alif-lam yang masuk pada isim fail, isim maf’ul, dan sifat musyabbahah. Alif-lam ini bermakna الّذِي الّتِي contohnya :

ﺃﻣﺴﻜﺖ ﺍﻟﺸُﺮْﻃﺔ ﺑﺎﻟﻘﺎﺗﻞ

Yaitu ﺑﺎﻟﺬﻱ ﻗَﺘَﻞ

ﻋَﺎﻟَﺞَ ﺍﻟﻄﺒﻴْﺐُ ﺍﻟﻤﺠﺮﻭﺡ

Yaitu ﺍﻟﺬﻱ ﺟُﺮِﺡ

ﺍﺳﺘﻀﻔﺖُ ﺍﻟﺮﺟﻞَ ﺍﻟﺤُﺴْﻦَ ﺍﻟﺴِﻴْﺮﺓ

Yaitu ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺴُﻨﺖ ﺳﻴﺮﺗﻪ

4. Alif-lam Zaidah الزائدة yaitu alif-lam tambahan, alif-lam ini terbagi 3 yaitu :

• Alif-lam yang masuk pada isim alam (nama) contohnya : اللَات dan العُزى

• Alif-lam yang masuk pada kata آن yaitu الآن

• Alif lam yang masuk pada isim-isim maushul الذِي التِي dan cabangnya. Dinamakan alif-lam zaidah karena alif-lam yang masuk pada isim-isim tersebut sudah ma’rifah tanpa adanya alif-lam.

Yang telah lewat dinamakan alif-lam zaidah lazimah yaitu senantiasa menempel pada isim. Terdapat pula alif lam ghoiru lazimah, yaitu alif lam yang masuk pada bait-bait syair, yang mana ditambakan secara darurat agar ketukannya enak didengar, contohnya :

رأيتُ الوَلِيْد بن اليَزِيْد مباركا… شديدا بأعْباء الخلاف كاهلُه

Alif lam masuk pada lafadz اليَزِيْد padahal ia sudah ma’rifah tanpa alif-lam.

Berkata penyair :

رأيتك لما أن عرفتَ وجوهنا… صدرتَ وطِبتَ النَفْس يا قيسُ عن عمرو
Asal lafadz النفس adalah sebagai tamyiz, kemudian ditambahkan alif-lam padanya, padahal yang namanya tamyiz tidak boleh kecuali nakirah. Ini dibangun atas Madzab Basrah yang mengatakan bahwa tamyiz harus nakirah, adapun Madzab Kufa tidak mempersyaratkan tamyiz harus nakirah, maka tidak ada syahid pada bait diatas.

Catatan :

• Semua alif-lam mema’rifahkan kecuali alif-lam za’idah, dan semua alif-lam cocok sebagai tanda isim, kecuali alif-lam maushulah, sebab alif-lam mausulah bisa masuk pada fiil mudhori’, semisal ucapan Farazdaq :

ما أنت بالحَكَم التُرْضَى حُكومتُه… ولا الأصيلِ ولا ذي الرأيِ والجَدَل

Alif-lam masuk pada fi’il mudhori’ تُرْضى

• Berkata Kholil bahwa yang mema’rifahkan adalah alif dan lam, sedangkan Sibawaih mengatakan hanya lam-nya saja, maka hamzah menurut Kholil adalah hamzah qoth’i, sedangkan menurut Sibawaih adalah hamzah wasl.

Terdapat beberapa alif-lam selain yang disebutkan di atas :

• Alif-lam Gholabah الغَلَبَة yaitu alif-lam untuk menunjukkan kekhususan dari suatu nama, semisal البَيْت untuk Ka’bah dan المَدِيْنة untuk Kota Madinah.

• Alif-lam Lamhu Sifat للَمْحِ الصفة alif-lam yang masuk pada nama yang asalnya adalah sifat, semisal الحارِث dan العَبّاس

• Alif-lam yang menggantikan dhomir, semisal contoh :

جناتِ عدْنٍ مفتّحةً لهم الأبوابُ

Yaitu takdirnya أبوابُها

Alif lam ini ditetapkan oleh Madzab Kufa dan Ibnu Malik, adapun Madzab Bashrah mengatakan dhomirnya dihapus yaitu takdirnya لهم الأبوابُ منها

• Alif-lam yang menggantikan hamzah, yaitu pada alif-lam yang masuk pada lafadz الله bagi yang berpendapat asalnya adalah إلاهًا, dan juga pada lafadz الناس asalnya adalah أُناس

• Alif-lam untuk pemuliaan dan pengagungan ini disebutkan oleh Madzab Kufa, dan mereka menjadikan alif-lam yang masuk pada lafadz الله sebagai contoh.

• Alif-lam yang terdapat makna الذي yang masuk pada isim jamid atau fi’il mudhori, semisal contoh :

من القومِ الرسولُ اللهِ منهم

Yaitu takdirnya الذي رسولُ اللهِ منهم

Masuknya alif-lam ini pada fi’il mudhori’, contohnya telah disebutkan sebelumnya :

ما أنتَ بالحُكْمِ التُرْضى حُكومتُهُ..

Rujukan :

• Janaa Daani fi Hurufil Ma’aani, hal 192-254
• Nahwu al-Wafii, Jilid 1, hal 421-436
• Syarah Ibnu Aqil ala Alfiyah Ibni Malik, hal 66
Jami’ud Durus al-Arobiyah, Jilid 1, hal 147-153
• Syarah Qotrin Nada wa Ballis Soda, hal 119-221
• Kawakib ad-Durriyah ‘ala Mutammimah al-Ajrumiyah, hal 149-151
• Syudzur Dzahab fi Ma’rifati Kalamil Arob, hal 84-85

Ardy Perdana
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
KOSA - KATA HARIAN

أغَارَ - يُغِيْرُ عَلَى : menggerebek , menyerbu , menyerang

مَسْؤُوْل : yang bertanggung jawab , yang berwenang , penyelia , manajer , direktur , kepala , ketua , pemimpin , penanggung jawab , pejabat , pegawai

شَاءَ - يَشَاءُ : mau , ingin , menginginkan , hendak , menghendaki , berhasrat , bermaksud

سُوْء : kejahatan , keburukan , kesalahan , kejelekan

شَيْء : hal , obyek , sesuatu

إبِل : unta

أخَّرَ - يُؤَخِّرُ : menunda , menangguhkan , melambatkan , mengakhirkan

مَوْئِل : tempat perlindungan , tempat peristirahatan

تَوَضَّأَ - يَتَوَضَّأُ : berwudu , berwudu' , berwuduk

كَأْس : gelas , gelas minum , gelas besar , cangkir , gelas piala
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
I'RAB FI'L MADHI

🔗رَكِبَ : فعل ماض مبني على الفتح وفاعله ضمير مستتر جوازا تقديره هو

🔗رَكِبَا : فعل ماض مبني على الفتح وألف الإثنين ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗رَكِبُوْا : فعل ماض مبني على الضم و واو الجماعة ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل والألف فارقة بين واو الجمع و واو العطف

🔗رَكِبَتْ : فعل ماض مبني على الفتح والتاء علامة التأنيث حرف مبني على السكون وفاعله ضمير مستتر جوازا تقديره هي

🔗رَكِبَتَا : فعل ماض مبني على الفتح والتاء علامة التأنيث وألف الإثنين ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْنَ : فعل ماض مبني على السكون ونون النسوة (نون الإناث) ضمير متصل مبني على الفتح في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتَ : فعل ماض مبني على السكون والتاء ضمير متصل مبني على الفتح في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتُمَا : فعل ماض مبني على السكون و تما ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتُمْ : فعل ماض مبني على السكون و تم ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتِ : فعل ماض مبني على السكون والتاء ضمير متصل مبني على الكسر في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتُمَا : فعل ماض مبني على السكون و تما ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتُنَّ : فعل ماض مبني على السكون و تن ضمير متصل مبني على الفتح في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْتُ : فعل ماض مبني على السكون والتاء ضمير متصل مبني على الضم في محل رفع فاعل

🔗رَكِبْنَا : فعل ماض مبني على السكون و’نا‘ ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
I'RAB FI'L MUDHARI'

🔗يَطْلُبُ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره  لأنه فعل مضارع صحيح الآخر وفاعله ضمير مستتر فيه جوازا تقديره هو

🔗يَطْلُبَانِ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والألف ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗يَطْلُبُوْنَ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والواو ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبُ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره لأنه فعل مضارع صحيح الآخر وفاعله ضمير مستتر فيه جوازا تقديره هي

🔗تَطْلُبَانِ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والألف ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗يَطْلُبْنَ : فعل مضارع مبني على السكون لاتصاله بنون السوة والنون ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبُ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره لأنه فعل مضارع صحيح الآخر وفاعله ضمير مستتر فيه وجوبا تقديره أنتَ

🔗تَطْلُبَانِ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والألف ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبُوْنَ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والواو ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبِيْنَ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والياء ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبَانِ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ثبوت النون لأنه من أفعال الخمسة والألف ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗تَطْلُبْنَ : فعل مضارع مبني على السكون لاتصاله بنون النسوة والنون ضمير متصل فاعل مبني على السكون في محل رفع

🔗أَطْلُبُ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره لأنه فعل مضارع صحيح الآخر وفاعله ضمير مستتر فيه وجوبا تقديره "أنا"

🔗نَطْلُبُ : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة في آخره لأنه فعل مضارع صحيح الآخر وفاعله ضمير مستتر فيه وجوبا تقديره "نحن"
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
I'RAB FI'L AMR

🔗اُذْكُرْ » فعل أمر مبني على السكون لأنه وفاعله ضمير مستتر فيه وجوبا تقديره أنتَ

🔗اُذْكُرَا » فعل أمر مبني على حذف النون وألف الإثنين ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗اُذْكُرُوْا » فعل أمر مبني على حذف النون و واو الجماعة ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل والألف فارقة بين واو الجمع و واو العطف

🔗اُذْكُرِيْ » فعل أمر مبني على حذف النون، وياء المخاطبة ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗اُذْكُرَا » فعل أمر مبني على حذف النون وألف الإثنين ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع فاعل

🔗اُذْكُرْنَ » فعل أمر مبني على السكون لاتصاله بنون النسوة، ونون النسوة (نون الإناث) ضمير متصل مبني على الفتح في محل رفع فاعل
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
KOSA - KATA HARIAN

Kata : النَّدَى
Arti : Embun 💦

Contoh Kalimat ;

رَأَيْتُ قَطْرَةَ النَّدَى عَلَى الأَوْرَاقِ
Aku telah melihat tetesan embun di atas dedaunan.

#KosaKataHarian
#KosaKataQuran
#BelajarShorof
#BelajarNahwu
#BelajarBahasaArab
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
KOSA - KATA HARIAN

Kata : قَمَرٌ
Makna : Bulan 🌙

سِرْتُ وَنُورَ الْقَمَرِ.
Aku telah berjalan bersama sinar rembulan.

سِرْتُ : فعل ماض مبني على السكون لاتصاله بتاء الفاعل
والتاء ضمير متصل مبني على الضم في محل رفع فاعل

وَ : الواو المعية مبني على الفتح لا محل له من الإعراب

نُورَ : مفعول معه منصوب وعلامة نصبه الفتحة وهو مضاف

الْقَمَرِ : مضاف إليه مجرور وعلامة جره الكسرة

#KosaKataHarian
#KosaKataQuran
#KosaKataDLA
#NahwuSharf
#BelajarBahasaArab
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
BASRAH DAN KUFAH:
DUA MAZHAB UTAMA ILMU NAHU


Oleh Ibnu Jawi

Bahasa Arab merupakan bahasa Mukjizat kerana dengannya diturunkan wahyu al-Quran. Ulama mengkaji, menghurai dan menyusun disiplin bahasa Arab secara sistematik sehingga membentuk 13 cabang ilmu bagi mendalami bahasa Arab aras tinggi. Ilmu tersebut adalah Lughah (filologi), Nahu (grammatika), Sarf (morfologi), Badi’ (balaghah), Bayan (balaghah), Ma’ani (balaghah), Isytiqaq, Arudh, Qawafi, Qardhus Syi’ri, Khat, Insyak dan Mukhodarat.

Penulisan kali ini fokus kepada ilmu Nahu. Ilmu Nahu ini secara ringkasnya bermaksud ilmu tatabahasa Arab. Perbezaan mazhab sistem Nahu ini berkait rapat dengan Qiraat bacaan al-Quran dan juga menyebabkan berbezanya hukum Fiqh terbentuk. Perbezaan mazhab Fekah kadangkala juga adalah disebabkan perbezaan ulama dalam menggunakan sistem Nahu dalam memahami al-Quran dan Hadis.

Sumber penyusunan ilmu Nahu adalah al-Quran, al-Hadis, Syair Arab Jahiliyyah dan Mantiq. Terdapat 5 mazhab Nahu dalam sejarah peradaban Islam. Dua mazhab yang terawal adalah mazhab induk manakala tiga selebihnya adalah penerus legasi mazhab induk. 5 mazhab tersebut adalah :-
1) BASRI (BASRAH)
2) KUFI (KUFAH)
3) Baghdadi (Baghdad)
4) Andalusi (Andalusia)
5) Misri (Mesir)

Dua mazhab induk tersebut iaitu Basrah dan Kufah menjadi kota tumpuan para ulama bagi membahas ilmu Nahu. Ini kerana kedudukan kota-kota tersebut yang amat strategik sebagai sebuah pusat ilmu. Kedua-dua kota ini terletak di Iraq yang dikelilingi oleh dua sungai yang masyhur iaitu Euphrates (Furat) dan Tigris (Dajlah). Ulama di kedua-dua kota ini menyusun teori dan kaedah-kaedah ilmu Nahu tersendiri.

BASRI
Basrah terletak sekitar 545 km dari tenggara kota Baghdad. Basrah merupakan kota kedua terbesar di Iraq. Kota ini merupakan tempat permulaan berkembangnya ilmu Nahu. Para ulama Nahu aliran Basrah mengutamakan sumber aqal iaitu Mantiqi (logika) bagi membentuk mazhab Nahu Basri. Mereka menggunakan argumen akal dan falsafah bagi membentuk disiplin Nahu.

KUFI
Kufah terletak sekitar 170 km selatan kota Baghdad. Kufah sedikit lewat perkembangan ilmu Nahunya kerana ulama disana lebih fokus dalam bidang ilmu Islami lain seperti Qiraat, Tafsir, Hadis dan Fiqh. Kota ini lebih masyhur dalam bidang Syair. Para ulama Nahu aliran Kufah mengutamakan sumber deria iaitu Simaie (pendengaran) bagi membentuk mazhab Nahu Kufi. Mereka memerhatikan ucapan fasih kabilah Arab asli bagi membentuk disiplin Nahu.

TOKOH-TOKOH NAHWI (ULAMA NAHU)
- Saiyidina Ali Karamullahu Wajhah
Ketika pemerintahan Saiyidina Ali, beliau melihat percampuran antara orang Arab dan Ajam (non-Arab) telah menyebabkan kerosakan bahasa di merata-rata. Oleh itu, Saiyidina Ali mula menyusun kaedah asas bahasa Arab secara sistematik. Kemudian, beliau memanggil dan mengarahkan Abu al-Aswad ad-Duali untuk menyambung usaha mengkodifikasikan bahasa Arab. Beliau berkata, “انح هذا النحو; unhu hadzan nahwa! (ikutilah yang semisal ini)”. Dari ucapan Saiyidina Ali inilah munculnya istilah ‘Nahu’.

- Abu al-Aswad ad-Duali
Beliau adalah dari Bani Kinanah yang dilahirkan pada zaman kerasulan Nabi Muhammad. Beliau pernah menjadi Qadhi di Basrah. Setelah mendapat perintah dari Saiyidina Ali, beliau bertambah semangat untuk mengembangkan disiplin ilmu Nahu apabila melihat anak perempuan beliau sendiri pernah tersalah sebut perkataan Arab sehingga merubah makna. Beliau juga orang yang bertanggungjawab dalam meletakkan titik-titik pada huruf Hijaiyyah dalam al-Quran.

- Khalil bin Ahmad al-Farahidi
Beliau merupakan mahaguru kepada ramai ulama Nahu. Beliau merupakan ahli Sufi dan pakar Syair. Suatu ketika, ramai anak muridnya sudah tidak hadir ke majlisnya kerana mereka pergi belajar kepada Sibawayh pula yang juga merupakan anak muridnya yang paling cerdas. Sedih akan hal ini, al-Farahidi pergi membawa diri sambil berdoa agar beliau dikurniakan satu ilmu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ketika berseorangan, beliau terdengar desiran pantai, kicauan burung dan lain-lain bunyi alami yang mensyahdukan jiwa.
Dari bunyi-bunyi itu, beliau mengodifikasikan irama-irama Syair lalu terbentuklah Ilmu Arudh yang belum pernah dilakukan oleh ulama lain.

- Sibawayh
Sibawayh merupakan seorang yang berketurunan Parsi. Suatu hari, dalam pengajian Hadis, beliau telah ditegur oleh gurunya kerana tersalah faham dan salah sebut kalimah Arab dalam Hadis. Sejak itu, beliau berazam, “Aku tidak akan mempelajari ilmu apapun selagimana aku tidak menguasai bahasa Arab”. Oleh itu, beliau pergi ke wilayah Arab untuk mempelajari secara bersungguh-sungguh ilmu bahasa dari kabilah-kabilah asli yang fasih. Kini, sesiapa yang ingin mempelajari ilmu bahasa Arab aras tinggi (muntahi), pasti pengakhirannya akan mempelajari kitab karya Sibawayh. Orang kita kini baru belajar sedikit hadis tanpa belajar bahasa Arab asas, sudah memandai-mandai berfatwa hanya berdasarkan terjemahan Hadis.

- Ali bin Hamzah Kisaie
Suatu ketika, pemerintah Bani Abbasiyyah menjemput tokoh Nahu mazhab Kufah yang diketuai oleh al-Kisaie manakala mazhab Basrah diketuai oleh Sibawayh untuk berdebat. Ramai ulama Nahu turut serta dalam perdebatan itu antaranya al-Farra’. Sibawayh tidak pernah kalah berdebat walaupun dengan gurunya sendiri iaitu Khalil bin Ahmad al-Farahidi. Namun, apabila bertemu dengan al-Kisaie, Sibawayh pertama kali mengalami kekalahan. Ini kerana para hakim telah memberi kemenangan kepada al-Kisaie memandangkan al-Kisaie merupakan pegawai kanan Khalifah. Kecewa dengan campur tangan politik dalam hal ehwal keilmuan, Sibawayh membawa diri lalu meninggal dunia di usia 30-an, usia yang masih sangat muda.

- Al-Zamakhsyari
Beliau merupakan mufasir (ahli Tafsir al-Quran). Bagi penuntut ilmu Tafsir yang ingin mempelajari kitab Tafsir aliran ar-Ra’yi, sudah pasti mereka akan mempelajari kitab Tafsir al-Kasyaf karya al-Zamakhsyari. Ini merupakan kitab aras tinggi (muntahi). Al-Zamakhsyari merupakan seorang pakar Nahu dan Bahasa Arab yang dengan ilmu tersebut beliau menafsirkan al-Quran dengan begitu mantap sekali. Beliau sebenarnya merupakan seorang penganut mazhab akidah Muktazilah. Walaupun begitu, karyanya tetap dipelajari oleh kaum Sunni seperti di al-Azhar dan lain-lain institusi pendidikan masyhur.

Sumber: The Patriots
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉
👉 KATA TUNJUK 👈
—————————————
👇 Ini (Lk) 1 :هٰذَا
👇 Ini (Lk) 2 : هٰذَانِ
👇 Ini (Pr) 1 : هٰذِهِ
👇 Ini (Pr) 2 : هٰتَانِ
👇 Ini (Lk / Pr) Jamak : هٰؤُلَاءِ
—————————————
👆 Itu (Lk) 1 : ذٰلِكَ
👆 Itu (Lk) 2 : ذَانِكَ
👆 Itu (Pr) 1 : تِلْكَ
👆 Itu (Pr) 2 : تَانِكَ
👆 Itu (Lk / Pr) Jamak : أُولٰئِكَ
—————————————