Belajar Bahasa Arab
5.86K subscribers
193 photos
3 videos
40 files
83 links
Download Telegram
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 15'
🖊 9 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 14'
🖊 5 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 13'
🖊 10 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 12'
🖊 8 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 10'
🖊 10 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 9'
🖊 25 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 8'
🖊 10 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 6'
🖊 20 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 5'
🖊 10 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 4'
🖊 15 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 3'
🖊 50 pertanyaan · 10 dtk
🎲 Kuis 'Mufrodat DLA 1 Dars 1 & 2'
🖊 32 pertanyaan · 10 dtk
Materi 19 (bagian II)

قال ابن هشام رحمه الله

وَيُعْرَبُ فِيْمَا عَدَا ذَلِكَ نَحْوُ يَقُوْمُ زَيْدٌ وَلَا تَتَّبِعَآنِّ , لَتُبْلَوُنَّ , فَإِمَّا تَرَيِنَّ , وَلَا يَصُدُّنَّكَ

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

"Dan fi'il mudhori' itu mu'rob pada kondisi selain yang telah disebutkan. Contoh :

يَقُوْمُ زَيْدٌ , وَلَا تَتَّبِعَآنِّ , لَتُبْلَوُنَّ , فَإِمَّا تَرَيِنَّ , وَلَا يَصُدُّنَّكَ "

■ Sebelumnya kita telah membahas fi'il mudhori' yang mabni yaitu ketika bertemu nun niswah atau nun taukid dengan syarat antara fi'il mudhori' dan nun taukid tidak terhalangi aliful isnain, wawul jamaah dan ya' mukhothobah baik nampak maupun tak nampak

■ Selanjutnya adalah pembahasan tetang fi'il mudhori' yang mu'rob dan ini terjadi dalam 2 kondisi;

● 1. Saat fi'il mudhori' tidak bersambung dengan nun niswah dan tidak juga nun taukid. Contoh :

○ يَقُوْمُ زَيْدٌ

○ أَنْتِ تَكْتُبِيْنَ الدَّرْسَ

○ يَجْرِي التِّلْمِيْذُ

يَقُوْمُ , تَكْتُبِيْنَ , يَجْرِي :

Fi'il-fi'il mudhori' marfu' karena ia tidak bersambung dengan sesuatu yang menjadikannya manshub atau pun majzum.

○ pembahasan tentang marfu', manshub dan majzum secara terperinci akan ada babnya tersendiri إن شاء الله . Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari pembahasan mu'rob

● 2. Saat fi'il mudhori' bersambung dengan nun taukid secara tidak langsung karena adanya penghalang yang nampak maupun tak nampak. Penghalang itu ada 3;

●● 1. Aliful isnain

وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيْلَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ (يونس : ٨٩)

تَتَّبِعَآنِّ :

Fi'il mudhori' majzum karena pengaruh dari لا. Huruf alif ا setelah ع adalah aliful isnain dan ia adalah faa'il. ن nun taukid

Faedah : aliful isnain selalu nampak sehingga ia adalah penghalang nun taukid yang pasti nampak

●● 2. Wawul jamaah

هَلْ أَنْتُمْ تَقُوْمُنَّ بِوَاجِبِكُمْ ؟

تَقُوْمُنَّ :

Fi'il mudhori' marfu'. Wawul jamaah yang merupakan faa'il kata kerja ini tidak nampak namun keberadaannya ditunjukkan dengan harokat dhommah di atas م sehingga nun taukid ن tidak bertemu secara langsung dengan fi'il

لَتُبْلَوُنَّ فِيْ أَمْوَالِكُمْ

لَتُبْلَوُنَّ :

Fi'i mudhori' marfu'. Huruf و adalah wawul jamaah dan ia adalah faa'il. ن nun taukid.

Faedah : wawul jamaah adalah penghalang nun taukid yang kadang nampak dan kadang tak nampak

●● 3. Ya' mukhothobah

هَلْ أَنْتِ تَقُوْمِنَّ بِوَاجِبِكِ ؟

تَقُوْمِنَّ :

Fi'il mudhori' marfu'. Ya' mukhothobah yang merupakan faa'il kata kerja ini tidak nampak namun keberadaanya ditunjukkan dengan harokat kasroh pada huruf sebelumnya yaitu م sehingga ن nun taukid tidak bertemu secara langsung dengan fi'il

فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُوْلِيْ إِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا (مريم ٢٦)

تَرَيِنَّ :

Fi'il mudhori' majzum. Huruf ي adalah ya' mukhothobah dan ia adalah faa'il. ن nun taukid.

Faedah : ya' mukhothobah adalah penghalang nun taukid yang kadang nampak dan kadang tak nampak
Materi 20

اَلْحَرْفُ وَمَا يَتَعَلَّقُ بِهِ

قال ابن هشام رحمه الله

وَأَمَّا الْحَرْفُ فَيُعْرَفُ بِأَنْ لَا يَقْبَلَ شَيْئًا مِنْ عَلَامَاتِ الاِسْمِ وَالْفِعْلِ نَحْوُ هَلْ وَبَلْ

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

"Adapun harf maka ia diketahui dengan tidak adanya tanda-tanda isim maupun fi'il padanya. Contoh : ْهَل dan ْبَل "

■ Setelah membahas tetang isim di bab pertama dan fi'il di bab kedua, beliau Ibnu Hisyam رحمه الله menjelaskan tentang harf di bab ketiga ini.

■ Harf الحَرْفُ tidak memiliki tanda khusus sebagaimana isim dan fi'il. Sehingga jika ada sebuah kata yang tidak memiliki tanda isim dan juga tidak memiliki tanda fi'il maka ia adalah harf. Dalam bahasa Indonesia, harf identik dengan partikel seperti: di, ke, dari dan sebagainya

■ Beliau menyebutkan contoh harf :

هَلْ : هَلِ الدَّرْسُ سَهْلٌ ؟

Apakah pelajaran itu mudah ?

بَلْ : لَيْسَ زَيْدٌ فِي الصَّفِّ بَلْ فِي الْمَسْجِدِ

Zaid tidak berada di kelas tapi dia di masjid
Materi 21

قال ابن هشام رحمه الله

وَلَيْسَ مِنْهُ مَهْمَا وَإِذْ مَا بَلْ مَا الْمَصْدَرِيّةُ وَلَمَّا الرَّابِطَةُ فِي الْأَصَحِّ

وَجَمِيْعُ الْحُرُوْفِ مَبْنِيَّةٌ

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

"Tidak termasuk harf; مَهْمَا dan إِذْ مَا , bahkan ُمَا الْمَصْدَرِيَّة dan لَمَّا الرَّابِطَةُ juga bukan harf menurut pendapat yang lebih benar.

Dan semua harf adalah mabni"

■ Selanjutnya, beliau Ibnu Hisyam رحمه الله menyebutkan beberapa kata yang diperselisihkan apakah termasuk harf atau isim:

1. مَهْمَا (apa pun)

Kata ini bukanlah harf. Ia adalah isim syarat. Buktinya adalah :

وَقَالُوْا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِنْ ءَايَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ  الأعراف 132

"Dan mereka berkata (kepada Musa), "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu."

Huruf ه pada ِبِه adalah kata ganti (dhomir) untuk مَهْمَا dan dhomir tidak akan kembali kecuali kepada isim (kata ganti itu menggantikan isim buka harf)

2. إِذْ مَا (kapan pun)

Kata ini adalah isim syarat yang menunjukkan waktu seperti مَتَى

إِذْ مَا تَقُمْ أَقُمْ

"Kapan pun kamu berdiri, aku berdiri"

Namun, beliau Ibnu Hisyam dalam kitabnya yang lain ُأَوْضَح الْمَسَالِكِ menyatakan bahwa إذ ما dalah harf seperti إِنْ الشَّرْطِيَّة. Dan inilah yang lebih tepat menurut Syaikh Abdullah al Fauzan

3. مَا الْمَصْدَرِيَّةُ

سَرَّنِيْ مَا فَعَلْتَ

"Perbuatanmu itu membuatku senang"

Namun, menurut Syaikh Abdullah al Fauzan ini adalah harf seperti أَنْ الْمَصْدَرِيَّة

4. لَمَّا

Kata ini seperti ْلَم yang bermakna tidak dan kata ini juga bisa seperti إِلَّا yang artinya kecuali.

لَمَّا تُشْرِقِ الشَّمْسُ = لَمْ تُشْرِقِ الشَّمْسُ

"Matahari tidak terbit"

إِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ

"Tidaklah setiap jiwa itu kecuali ada penjaganya"

Dengan kedua makna ini, لَمَّا disepakati sebagai harf

Apa pun لَمَّا الرَّابِطَة yang bermakna seperti َحِيْن atau ْإِذ (ketika), ia adalah harf menurut pendapat yang lebih benar.

لَمَّا جَاءَنِيْ أَكْرَمْتُهُ

"Ketika ia datang padaku, aku memuliakanya"

Namun, ada pula yang mengatakan bahwa لما الرابطة adalah isim seperti ٍظَرْفُ زَمَان (keterangan waktu)

■ Di bagian akhir pembahasan harf, beliau Ibnu Hisyam رحمه الله mengatakan bahwa semua harf itu mabni
Materi 22

تَعْرِيْفُ الْكَلَامِ

قال ابن هشام رحمه الله

وَالْكَلَامُ لَفْظٌ مُفِيْدٌ

Pengertian Kalam

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

"Kalam adalah lafadz yang mufid."

■ Materi-materi terdahulu yang dimulai dari isim (materi awal) hingga harf yang baru saja kita lewati merupakan pembahasan tentang alkalimat (kata) yang merupakan bagian penyusun kalam (kalimat). Mulai bab ini, beliau Ibnu Hisyam رحمه الله mulai menjelaskan tentang kalam yang merupakan pembahasan inti ilmu nahwu.

■ Beliau menyebutkan bahwa kalam adalah lafadz yang mufid.

Contoh : ٌزَيْد adalah lafadz, الْكِتَابُ adalah lafadz, يَقْرَأُ adalah lafadz. Masing-masing kata disebut lafadz namun tidak dikatakan mufid karena belum membentuk makna. Jika kita susun sehingga menjadi

يَقْرَأُ زَيْدٌ الْكِتَابَ

"Zaid membaca buku". Barulah ini disebut lafadz yang mufid atau kalam.

Contoh lagi : ٍكِتَابُ خَالِد (buku Kholid), ٌإِنْ حَضَرَ صَالِح (jika Sholeh datang). Meskipun kata-kata tersebut berada dalam sebuah tarkib atau susunan, namun orang yang mendengarnya masih menunggu kata lain untuk melengkapinya atau "pembicaraannya belum titik". Tarkib seperti ini belum disebut kalam.

Jika kita lengkapi :

كِتَابُ خَالِدٍ جَدِيْدٌ

"buku Kholid itu baru"

إِنْ حَضَرَ صَالِحٌ أَكْرَمْتُهُ

"Jika Sholeh datang, aku pasti memuliakannya". Dengan makna yang sudah sempurna seperti ini barulah susunan kata tersebut disebut dengan kalam.

■ Kalam juga disebut dengan aljumlah. Memang ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa dua kata tersebut berbeda makna. Namun, tidak dipungkiri sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa dua kata itu semakna.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Materi 23

قال ابن هشام رحمه الله

وَأَقَلُّ ائْتِلَافِهِ مِنِ اسْمَيْنِ كَزَيْدٌ قَائِمٌ أَوْ فِعْلٍ وَاسْمٍ كَقَامَ زَيْدٌ

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

" Minimal kalam itu terdiri dari 2 isim seperti ٌزَيْدٌ قَائِم atau 1 fi'il dan 1 isim seperti ٌقَامَ زَيْد "

■ Setelah beliau Ibnu Hisyam رحمه الله membahas tentang pengertian kalam (materi 22), beliau menjelaskan bahwa setidaknya kalam tersusun oleh 2 isim atau 1 fi'il dan 1 isim. Contoh :

● Kalam yang terdiri dari 2 isim

زَيْدٌ قَائِمٌ

اَلْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ

أَنْتِ مُدَرِّسَةٌ

● Kalam yang terdiri dari 1 fi'il dan 1 isim

قَامَ زَيْدٌ

يَسْتَفِيْدُ التِّلْمِيْذُ

اِسْتَقِمْ

■ Kalam juga bisa tersusun lebih dari itu.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Materi 24

أَنْوَاعُ الْإِعْرَابِ وَعَلَامَاتُهُ

قال ابن هشام رحمه الله

فَصْلٌ أَنْوَاعُ الْإِعْرَابِ أَرْبَعَةٌ رَفْعٌ وَنَصْبٌ فِي اسْمٍ وَفِعْلٍ نَحْوُ زَيْدٌ يَقُوْمُ وَإِنَّ زَيْدًا لَنْ يَقُوْمَ وَجَرٌّ فِي اسْمٍ نَحْوُ بِزَيْدٍ وَجَزْمٌ فِي فِعْلٍ نَحْوُ لَمْ يَقُمْ فَيُرْفَعُ بِضَمَّةٍ وَيُنْصَبُ بِفَتْحَةٍ وَيُجَرُّ بِكَسْرَةٍ وَيُجْزَمُ بِحَذْفِ حَرَكَةٍ

Ibnu Hisyam رحمه الله berkata,

"Jenis I'rab ada empat:

1. Rofa' dan 2. Nashob yang keduanya ada dalam isim dan fi'il, contoh : ُزَيْدٌ يَقُوْم dan إِنَّ زَيْدًا لَنْ يَقُوْمَ

3. Jarr yang ada dalam isim saja, contoh : ٍبِزَيْد

4. Jazm yang ada dalam fi'il saja, contoh : ْلَمْ يَقُم

Tanda rofa' adalah dhommah, tanda nashob adalah fathah, tanda jarr adalah kasroh dan tanda jazm adalah membuang harokat yaitu sukun."



■ I'rob (الإعراب) adalah perubahan harokat pada akhir kata karena pengaruh 'amil (ٌعَامِل). 'Amil tersebut bisa berupa isim, fi'il atau harf.

■ Jenis i'rob ada 4 yaitu rofa', nashob, jarr dan jazm.

● rofa' dan nashob terjadi pada isim dan fi'il mudhori'

● jarr hanya terjadi pada isim

● jazm hanya terjadi pada fi'il

■ 4 jenis i'rob tersebut memiliki tanda atau alamat masing-masing. Di sini, beliau Ibnu Hisyam رحمه الله menyebutkan tanda atau alamat yang pokok yaitu :

● dhommah untuk rofa'

اَلْعَاقِلُ يُطِيْعُ أُمَّهُ

"orang yang berakal akan mematuhi ibunya"

اَلْعَاقِلُ : اِسْمٌ مَرْفُوْعٌ بِضَمَّةٍ ظَاهِرَةٍ عَلَى الْآخِرِ

(isim yang dirofa' dengan dhommah yang nampak di bagian akhir kata tersebut )

يُطِيْعُ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَرْفُوْعٌ بِضَمَّةٍ ظَاهِرَةٍ

(Fi'il mudhori' dirofa' dengan dhommah yang nampak)

● fathah untuk nashob

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَنْ يَخُوْنَ

"sesungguhnya orang mukmin itu tidak akan berkhianat"

اَلْمُؤْمِنَ : اِسْمٌ مَنْصُوْبٌ بِفَتْحَةٍ ظَاهِرَةٍ

(Isim yang dinashob dengan fathah yang nampak)

يَخُوْنَ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَنْصُوْبٌ بِفَتْحَةٍ ظَاهِرَةٍ

(Fi'il mudhori' yang dinashob dengan fathah yang nampak)

● kasroh untuk jarr

نَظَرْتُ إِلَى الْكَعْبَةِ

"aku telah melihat ka'bah"

اَلْكَعْبَةِ : اِسْمٌ مَجْرُوْرٌ بِكَسْرَةٍ ظَاهِرَةٍ

(Isim yg dijarr dengan kasroh yang nampak)

● sukun untuk jazm

لَمْ يَحْضُرْ أَحَدٌ

"tidak seorang pun datang"

يَحْضُرْ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَجْزُوْمٌ بِالسُّكُوْنِ

(Fi'il mudhori' dijazm dengan sukun)

■ 4 tanda tersebut adalah alamat yang pokok(عَلَامَات أَصْلِيَّةٌ). Ada pun alamat atau tanda yang lain (yaitu ٌعَلَامَات فَرْعِيَّۃ) akan dibahas pada materi berikutnya إن شاء الله

■ Pada contoh-contoh di atas disebutkan : dhommah yang nampak, fathah yang nampak.... Hal ini karena memang tanda i'rob tersebut ada yang nampak (ظاهرة) ada pula yang tidak nampak (مقدرة). Akan ada penjelasannya pada materi selanjutnya إن شاء الله