Buletin Al-Faidah
4.89K subscribers
1.09K photos
19 videos
10 files
829 links
Channel Resmi Buletin Al-Faidah | Berbagi Faidah di atas Sunnah

Pembimbing :
• Al-Ustadz Qomar Su'aidi hafizhahullah
• Al-Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah
• Al-Ustadz 'Abdurrahman Mubarak hafizhahullah

Untuk Berlangganan: +62857-8264-3130
Download Telegram
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

BUAH MANIS DARI TAKWA, TAWADHU DAN IKHLAS!

✍🏻 Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullahTa'ala pernah menyampaikan,

إذا أردتَ العلو، فارتق بدرجة التقوى، وإن شئت العز فضع جبهة التواضع، وإن آثرت الرياسة فارفع قواعد الإخلاص، فوالله ما تحصل المناصب بالمُنى

❝ Jika engkau menginginkan (derajat) tinggi, maka naiklah tangga ketakwaan!

Dan jika engkau menghendaki kemuliaan, maka letakanlah kening ketawadhuan!

Dan jika engkau terpengaruh ambisi kepemimpinan, maka tinggikanlah (tegakkanlah) tiang-tiang keikhlasan!

Demi Allah! Engkau tidak akan mendapatkan derajat (mulia) dengan kesenangan (tanpa jerih payah dan tanpa perjuangan -pen). ❞

📖 Kitab Al-Lathaif, hal 22

🔎
Alih Bahasa: al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Takwa #Tawadhu #Ikhlas #Motivasi #Nasihat #Inspirasi


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

SELAMA MASIH ADA YANG MENGAJARI KAMI

✍🏻 Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah menyampaikan,

لَا نَزَالُ نَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مَا وَجَدْنَا مَنْ يُعَلِّمُنَا

❝ Kami akan senantiasa mempelajari ilmu, selama kami masih mendapati sosok yang bersedia memberikan pelajaran kepada kami.

📖 Kitab Hilyatul Auliya Hal. 363, Jilid 6, Cetakan As-Sa'adah.

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Ilmu #Majelis #Guru #TholibulIlmi #MenuntutIlmu


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

REZEKI TAK MUNGKIN TERTUKAR

✍🏻 Abu Hazim rahimahullah pernah menyampaikan,

وَجَدْتُ الدُّنْيَا شَيْئَيْنِ: فَشَيْئاً هُوَ لِي، وَشَيْئاً لِغَيْرِي، فَأَمَّا مَا كَانَ لِغَيْرِي، فَلَوْ طَلبتُهُ بِحِيْلَةِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لَمْ أَصِلْ إِلَيْهِ، فَيُمنعُ رِزْقُ غَيْرِي مِنِّي، كَمَا يُمْنَعُ رِزقِي مِنْ غَيْرِي.

❝ Aku mendapati dunia dua bagian :
Satu bagian untukku dan satu bagian untuk selainku. Maka adapun bagian untuk selainku andaikan aku mencarinya dengan menempuh usaha (yang menembus) langit dan bumi niscaya aku tidak akan sampai kepadanya (tidak mendapatkannya -pen). Maka tertahanlah rezeki selainku kepadaku sebagaimana tertahannya rezekiku kepada selainku.

📖 Kitab Siyar A'lamin Nubala', hal. 100, jilid 6, Cet. Muassasah ar-Risalah.

📝 Alih Bahasa: al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Rezeki #Takdir #Allah #Nasihat #Usaha


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

TAHAPAN MENUNTUT ILMU

✍🏻 Sufyan At-Tsaury rahimahullah pernah menyampaikan,

أَوَّلُ الْعِلْمِ الْإِنْصَاتُ ثُمَّ الِاسْتِمَاعُ ثُمَّ الْحِفْظُ ثُمَّ الْعَمَلُ ثُمَّ النَّشْرُ

Tahapan pertama dari ilmu adalah diam, kemudian menyimak, kemudian menghafal, kemudian beramal, kemudian menyebarkan.

📖 Kitab Jaami'ul Bayan 'Ilmi wa Fadhlih Hal. 377, Jilid 1, Cet. Daar Ibnul Jauzi.

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Ilmu #Majelis #Tahapan #TholibulIlmi #MenuntutIlmu #Adab


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

ASYURO, SAAT TRADISI MENODAI TUNTUNAN NABI ﷺ

✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah mengatakan,

❝ Dengan sebab peristiwa pembunuhan Al-Husain, syaithon membisikkan kepada manusia agar membuat 2 bid'ah, yaitu bid'ah bersedih dan berkabung pada hari Asyura dengan memukul wajah dan berteriak, menangis, menyiksa diri dan sebagainya. Hal ini menyebabkan mereka menghina para salaf, melaknat mereka, dan memasukkan orang yang tidak berdosa ke dalam golongan yang berdosa hingga mereka mencela orang-orang As-Sabiqunal Awwalun (pertama kali masuk Islam). ❞

📖 Kitab Minhajus Sunnah Hal. 174, Jilid 3.

📄
Buletin Al-Faidah Edisi 79
📂 Vol. 2 | Tahun-2 | 1437 H


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI : https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

MERDEKA DARI JERAT-JERAT KESYIRIKAN

Kemerdekaan Negara kita Indonesia dari penjajahan orang-orang kafir merupakan salah satu nikmat terbesar yang Allah subhanahuwaTa'ala karuniakan kepada kita. Dengan kemerdekaan ini keamanan di negeri kita terjaga, tertumpahnya darah-darah kaum muslimin tercegah, kehormatan, harta dan jiwa pun terlindungi. Maka wajib bagi kita mensyukuri nikmat tersebut!

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.' " (QS. Ibrahim: 7)

Namun ketahuilah saudaraku, hakikat merdeka bukanlah semata-mata kita mampu terbebas dari penindasan dan siksaan. Bukan pula dikatakan merdeka tatkala kita mampu terlepas dari kemiskinan. Terlebih dikatakan bahwa merdeka adalah kebebasan diri untuk memilih apa saja yang jiwa ini mencocoki. Bukan itu!

Hakikat merdeka yang sebenarnya adalah tatkala kita merdeka dari penghambaan kepada makhluk dengan hanya menghamba kepada Allah semata.
Yakni tatkala kita mampu beribadah hanya kepada-Nya, terlepas dari jerat-jerat kesyirikan sepenuhnya. Dengan merdeka (terbebas) dari kesyirikan di dunia maka akan menjadikan kita merasakan nikmatnya kemerdekaan di surga. Inilah merdeka!

Allah subhanahuwaTa'ala berfirman,

قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Dia (Nabi Ibrohim) berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah orang yang terbebas (merdeka) dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku hanya kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat syirik." (QS. Al-An'am: 78-79)

Hal itu karena Nabiyullah Ibrohim 'alaihissallam betul-betul memahami bahwa akibat dari kesyirikan itu begitu mengerikan. Kekal di dalam neraka tak mampu merasakan kenikmatan Surga! Allah subhanahuwaTa'ala berfirman,

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.❞ (QS. Al Maa’idah: 72)

Mungkin saja sekarang kita merasa merdeka (bebas) untuk memuaskan berbagai keinginan dan hawa nafsu kita. Rela mengorbankan agama kita, hingga terjatuh ke dalam lembah kesyirikan dan kekufuran demi meraih kenikmatan dunia yang semu lagi hina. Namun tatkala dunia ini sirna, apa yang bisa kita lakukan tatkala berhadapan dengan-Nya, untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita seluruhnya? Kemana kemerdekaan jiwa yang pernah kita rasakan di dunia?

Saudaraku, beribadahlah hanya kepada Allah! Gantungkan harapanmu hanya kepada Allah! Jangan biarkan berbagai bentuk kesyirikan menjajahmu! Jangan mau menjadi budak hawa nafsu! Bebaskan dirimu! Merdekalah wahai jiwa! Merdekalah di atas Tauhid dan Sunnah Nabi Muhammad ﷺ!

فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ

❝ Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah berjaya! ❞ (QS. Ali Imron: 185)

✏️
Penyusun: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: al-Ustadz Abu Muhammad Farhan hafizhahullah

#Merdeka #AntiSyirik #AntiKufur #Nasihat


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

PUASA SUNNAH YANG DIANGAN-ANGANKAN SANG NABI

💬 Rasulullah ﷺ pernah bersabda,

لئِن بقيتُ إلى قابلٍ، لأَصُومنَّ التَّاسِعَ

❝ Kalau seandainya (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa di hari kesembilan (di bulan Muharram -pen).❞ [HR. Muslim: 1134]

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah

#Tasua #Muharram #Asyuro #Puasa


📲
JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI : https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

FATWA ULAMA: BERPUASALAH DI HARI SEBELUM DAN SESUDAH ASYURO!

Al-'Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya dengan suatu pertanyaan,

هل يصح صيام يوم عاشوراء وحده؟ وما حكم من كان يفعل ذلك جهلاً منه؟

❝ ِApakah sah puasa di hari Asyuro saja? Dan apa hukumnya orang yang mengerjakan hal itu dalam keadaan jahil? ❞

💬 Lantas beliau pun menjawab pertanyaan tersebut,

نعم يصح صيام عاشوراء وحده، ويثاب على ذلك؛ لأن النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- قال في صوم عاشوراء: «أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله»

❝ Iya, sah puasa di hari Asyuro (kesepuluh) saja dan diberi ganjaran pahala atas amalan itu. Karena Nabi ﷺ bersabda mengenai puasa Asyuro,

«أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله»

"Aku berharap kepada Allah untuk menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya (dengan sebab puasa itu -pen)."

لكن بعض العلماء كره أن يفرده -أي: أن يصوم العاشر وحده- ولا يصوم يوماً قبله ولا بعده، قال: لأن آخر الأمرين من رسول الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- أنه قال:

Akan tetapi sebagian ulama tidak menyukai (menganggap makruh -pen) untuk menyendirikannya -yakni berpuasa di hari kesepuluh saja- dengan tidak berpuasa sehari sebelumnya maupun setelahnya. Dia (ulama tersebut) menyatakan, dikarenakan dua perkara lain dari (hadits) Rasulullah ﷺ bahwasannya beliau bersabda,

«خالفوا اليهود صوموا يوماً قبله أو يوماً بعده» وقال:

"Selisihilah Yahudi! Berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari setelahnya!"

Beliau pun bersabda,

«لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع»

"Kalau seandainya (usia)ku sampai tahun depan, maka saya akan berpuasa di hari kesembilan."

وعلى هذا فنقول للأخ: صم يوماً قبله أو يوماً بعده.

Berdasarkan ini, maka kami sampaikan kepada saudara, 'Berpuasalah anda sehari sebelumnya (yakni hari kesembilan)!'

📼 Al-Liqousy Syahri, pertemuan ke-27, Pertanyaan ke-14, dinukil dari situs resmi asy-Syaikh Ibnu al-'Utsaimin rahimahullah | https://bit.ly/3yVjbAm

✏️ Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Zainal Arifin hafizhahullah

#Tasua #Muharram #Asyuro #Puasa


📲
JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI : https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

🔥 TRAGEDI KARBALA & SANDIWARA SYI'AH

📄 Buletin Al-Faidah Edisi 79
📂 Vol. 2 | Tahun-2 | 1437 H

🖋 Penulis : Al-Ustadz Abu Rufaidah Yahya hafizhahullah

Kaum muslimin di seluruh dunia setiap tanggal 10 Muharram disuguhkan sebuah sandiwara yang penuh dengan isak tangis, jeritan dan cucuran darah dari kaum Syi'ah. Sebuah sandiwara yang dikenal dengan perayaan Asyura. Para pengikut Syi'ah mulai dari yang tua, muda, laki-laki, perempuan bahkan sampai anak-anak melakukan ritual dengan melukai diri mereka sendiri.

Pembaca Al-Faidah rahimakumullah,

Konon perayaan ini mereka lakukan sebagai bukti kecintaan kepada Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu yang terbunuh di Padang Karbala. Ya, sebuah sandiwara, kenapa dikatakan sebagai sebuah sandiwara? Karena sejatinya perayaan Asyura oleh kaum Syi'ah merupakan upaya menebar kedustaan di kalangan kaum muslimin untuk memelihara dan mendukung aqidah dan ajaran-ajaran serta pemahaman-pemahaman mereka yang menyimpang dan rapuh. Bahkan, lewat perayaan tersebut mereka hendak mengundang simpati kaum muslimin, seolah-olah kaum Syi'ah adalah kaum yang terdzalimi dengan terbunuhnya Al-Husain dan berhak untuk mendapatkan bantuan. Padahal kalau mereka benar-benar mau mencari, mengkaji lalu berpikir, sebenarnya kematian Al-Husain di Padang Karbala justru terjadi atas pengkhianatan orang-orang Syi'ah yang berada di Kufah waktu itu. Pernyataan tersebut tentu bukan tuduhan tanpa bukti dan argumen yang kuat.

Sejarah telah mencatat bagaimana pengkhianatan kaum syi'ah terhadap Al-Husain pada Tragedi Karbala. Berikut ini adalah sejarah (yang diringkas) dari kitab Bidayah wa Nihayah yang ditulis oleh Imam Ibnu Katsir.

Al-Husain bin 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu berada di Madinah ketika Yazid bin Mu'awiyah memegang tampuk kekuasaan sebagai pemimpin (khalifah) kaum muslimin menggantikan Mu'awwiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu'anhu. Kemudian, Yazid mengirim surat kepada gubernur Madinah Al Walid bin 'Utbah, agar mengambil baiat dari Al-Husain bin 'Ali, 'Abdullah bin 'Umar, dan 'Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu'anhum. Ketika Al-Husain mengetahui hal ini, beliau pergi menuju Makkah dan tinggal di sana. Sebagian kaum muslimin ada yang mengikuti beliau dan memberikan kepercayaan padanya.

Para penyulut api fitnah dari penduduk Kufah berbahagia karena mulai ada perpecahan di antara kaum muslimin. Mereka mulai mengambil langkah untuk memecah-belah barisan kaum muslimin. Sejumlah surat mulai mereka layangkan kepada Al-Husain untuk mengharapkan kedatangannya dari Mekah menuju Kufah. Kemudian Al-Husain mengutus anak pamannya yaitu Muslim bin 'Aqil untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sekitar 18.000 orang berkumpul untuk mendukung Al-Husain dan menjanjikan bantuan kepadanya. Kemudian Al-Husain memantapkan pilihannya untuk menuju Kufah. Para sahabat Rasulullah telah memberikan nasehat kepada Al-Husain agar beliau tetap tinggal di Mekah. Akan tetapi beliau dengan ijtihadnya berdasarkan surat yang begitu banyaknya dari penduduk Kufah, beliau tetap berangkat menuju Kufah. Beliau berangkat bersama keluarganya, anak-anaknya, beserta rekan-rekannya yang berjumlah kurang lebih 80 orang.

Kemudian Yazid mengganti gubernur Kufah An-Nu'man bin Basyir dengan 'Ubaidullah bin Ziyad seorang yang berperangai keras dan bengis. Dia menghalau pendukung Muslim bin 'Aqil dan membunuhnya.

Al-Farazdaq (penyair terkenal) di tengah perjalanan menemuinya lalu Al-Husain menanyakan kondisi penduduk Kufah. Dia menjawab: “Hati mereka bersamamu akan tetapi pedang mereka bersama Bani Umayyah, sedangkan takdir telah turun dari langit. Allah Ta'ala mengerjakan apa yang Dia kehendaki.” Namun beliau tetap melanjutkan langkahnya.

Bersambung insyaAllah.


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

🔥 LANJUTAN : TRAGEDI KARBALA & SANDIWARA SYI'AH

📄 Buletin Al-Faidah Edisi 79
📂 Vol. 2 | Tahun-2 | 1437 H

🖋 Penulis : Al-Ustadz Abu Rufaidah Yahya hafizhahullah

🔎 Baca dari awal :
https://t.me/BuletinAlFaidah/1469

Dan di dalam perjalanan Al-Husain berjumpa juga dengan seorang yang berasal dari Bani Asad. Dia mengabarkan bahwa kondisi di Kufah telah berubah, pendukung Al-Husain telah menjauh dan enggan menolong beliau di hadapan keganasan 'Ubaidullah bin Ziyad dan memberitahukan tentang kematian Muslim bin 'Aqil.

Ketika itu, sebagian rekannya mengatakan: “Kami meminta kepadamu dengan nama Allah demi dirimu dan keluargamu, agar engkau kembali ke arah engkau datang. Sesungguhnya tidak ada di Kufah penolong dan pembantu bagimu.“

Akan tetapi saudara-saudara Muslim bin 'Aqil mengatakan: “Demi Allah, kami akan tetap melanjutkan perjalanan sampai kami berhasil mengambil hak kami atau merasakan apa yang dirasakan saudara kami.” Al-Husain radhiyallahu'anhu mengatakan: “Tidak ada lagi kehidupan yang baik setelah mereka.” dan beliau tetap melanjutkan perjalanannya.

Sampailah Al-Husain radhiyallahu'anhu di Karbala dekat dengan Kufah. Mereka dihadapi oleh pasukan besar yang telah disiapkan oleh 'Ubaidullah bin Ziyad yang dipimpin oleh 'Umar bin Sa'd bin Abi Waqqash. Jumlah mereka mencapai 4.000 orang. Sedangkan jumlah pasukan Al-Husain radhiyallahu'anhu tidak mencapai 100 orang sehingga tidak selayaknya dikatakan sebagai perang antara dua pasukan.

Terjadilah pertemuan antara Al-Husain radhiyallahu'anhu dengan 'Umar bin Sa'd. Al-Husain radhiyallahu'anhu menawarkan beberapa opsi sebagai jaminan untuk menahan perang dan saling membunuh. 'Umar bin Sa'd senang dengan hasil yang menggembirakan ini dan segera mengirimkan surat kepada Ibnu Ziyad. Ketika Ibnu Ziyad membaca suratnya, dia mengatakan: “Ini adalah sebuah surat dari seorang pemberi nasehat bagi pimpinannya, dan seorang yang sayang terhadap kaumnya. Ya, aku terima (tawaran ini).”

Akan tetapi seorang provokator/ penggerak kejahatan dan fitnah bernama Syamr bin Dzil Jusyan merubah pemikiran yang bagus ini. Dia mengatakan kepada Ibnu Ziyad bahwa apabila dia menerima tawaran dari Al-Husain, maka dia adalah orang yang lemah dan menyarankan kepadanya untuk memutuskan pasukannya dengan hukumnya. Ibnu Ziyad pun terpengaruh dan mengirimkan utusan kepada 'Umar bin Sa'd. Ibnu Sa'd melaksanakan perintah dari Ibnu Ziyad dan meminta Al-Husain radhiyallahu'anhu untuk menyerah tanpa syarat. Akan tetapi Al-Husain radhiyallahu'anhu tidak menerimanya, sehingga peperangan harus terjadi.

Pada hari kesepuluh bulan Muharram 61 H berkecamuklah perang antara pasukan Irak dengan pengikut Al-Husain. Sampai pada akhirnya beliau gugur di hadapan sejumlah tebasan pedang yang berturut-turut menebasnya. Al-Husain radhiyallahu'anhu meninggal pada usia 57 tahun. Para penduduk Kufah yang merupakan pendahulu Syi'ah dan menjanjikan bantuan melakukan pengkhianatan dan meninggalkan Al-Husain pada peristiwa Karbala.

Bersambung insyaAllah.


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

🔥 LANJUTAN : TRAGEDI KARBALA & SANDIWARA SYI'AH

📄 Buletin Al-Faidah Edisi 79
📂 Vol. 2 | Tahun-2 | 1437 H

🖋 Penulis : Al-Ustadz Abu Rufaidah Yahya hafizhahullah

🔎 Baca dari awal :
https://t.me/BuletinAlFaidah/1469

Pembaca Al-Faidah rahimakumullah,

Perhatikanlah bagaimana pengkhianatan penduduk Kufah (para pendahulu Syi'ah), yang menjanjikan untuk memberikan kesetiaan dan bantuan kepada Al-Husain. Mereka lari dan tidak memberikan bantuan ketika Al-Husain dibunuh di Padang Karbala.

Dan pengkhianatan kaum Syi'ah terhadap Al-Husain juga dipersaksikan sendiri oleh mereka (kaum Syi'ah), sebagaimana yang ditulis oleh seorang ulama Syi'ah yang bernama Al-Mufid di dalam kitabnya Al-Irsyad hal-241, Al-Mufid menulis perkataan Al-Husain :
“Ya Allah jika engkau memanjangkan hidup mereka (Syi'ah) maka porak-porandakanlah barisan mereka, jadikanlah mereka terpecah belah dan janganlah selama-lamanya Engkau ridhai pemimpin-pemimpin mereka. Sesungguhnya mereka mengajak orang untuk membela kami. Namun, ternyata mereka memusuhi dan membunuh kami.”

Dan persaksian ulama Syi'ah yang lainnya, yang bernama Abu Manshur At-Tibhrisi, di dalam kitabnya Al-Ihtijaj 2/29, dia menulis perkataan Ali bin Husain yang dikenal dengan Zainal Abidin. Dia adalah salah seorang yang selamat dalam Tragedi Karbala tentang kaum Syi'ah di Irak, “Sesungguhnya mereka menangisi kematian kami padahal siapa yang membunuh kami, kalau bukan mereka?”

Pembaca Al-Faidah rahimakumullah,

Jelas sudah bagaimana peran kaum Syi'ah di dalam peristiwa Tragedi Karbala. Makar yang nyata terhadap kaum muslimin dan kini mereka menjadikan perayaan Asyura sebagai panggung sandiwara untuk mencari simpati dan mengelabui kaum muslimin bahkan untuk memecah belah kaum Muslimin. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan tentang kematian Al-Husain di dalam kitabnya Minhajus Sunnah jilid 3 halaman 174,

“Dengan sebab peristiwa pembunuhan Al-Husain, syaithon membisikkan kepada manusia agar membuat 2 bid'ah, yaitu bid'ah bersedih dan berkabung pada hari Asyura dengan memukul wajah dan berteriak, menangis, menyiksa diri dan sebagainya. Hal ini menyebabkan mereka menghina para salaf, melaknat mereka, dan memasukkan orang yang tidak berdosa ke dalam golongan yang berdosa hingga mereka mencela orang-orang As-Sabiqunal Awwalun (pertama kali masuk Islam). Dalam perayaan tersebut dibacakan sejarah peperangan yang kebanyakan dusta. Tujuan diadakannya perayaan tersebut adalah untuk membuka fitnah dan perpecahan kaum muslimin. Sungguh menurut kesepakatan kaum Muslimin, ini bukanlah perkara wajib atau sunnah. Bahkan, meratapi dan bersedih terhadap musibah yang telah terjadi merupakan tindakan yang sangat diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.”

Oleh karena itu, hendaknya kita yang telah memahami hakikat dari perayaan Asyura oleh kaum Syi'ah menjelaskan kepada kaum Muslimin hakikat pembunuhan Al-Husain. Siapa yang membunuhnya, siapa yang mengkhianatinya, dan siapa yang beruntung atas kematiannya. Serta mencegah kaum muslimin untuk ikut atau mendukung perayaan Asyura kaum Syi'ah. Karena membiarkan perayaan ini, merupakan bentuk pembiaran terhadap kedustaan sejarah Islam yang dibuat oleh kaum syi'ah serta jalan bagi mereka untuk memecah belah kaum Muslimin.
Wallahu'alam bis showab.

📝 Selesai Walhamdulillah.


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/buletinalfaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

LIMPAHAN KEUTAMAAN SHALAWAT ATAS NABI ﷺ

وَاعْلَمُوا أَنه مَا من عبد مُسلم أَكثر الصَّلَاة على مُحَمَّد عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام إِلَّا نور الله قلبه وَغفر ذَنبه وَشرح صَدره وَيسر أمره

❝ Dan ketahuilah oleh kalian! Sungguh tidaklah seorang hamba muslim itu memperbanyak shalawat atas Nabi Muhammad ﷺ, kecuali (dengan sebab itu) Allah akan menerangi kalbunya, mengampuni dosanya, melapangkan dadanya dan mempermudah urusannya.

فَأَكْثرُوا من الصَّلَاة لَعَلَّ الله يجعلكم من أهل مِلَّته ويستعملكم بسنته ويجعله رفيقنا جَمِيعًا فِي جنته فَهُوَ المتفضل علينا برحمته

Maka perbanyaklah shalawat oleh kalian! Semoga Allah menjadikan kalian termasuk bagian dari ahli millahnya, serta menjadikan kalian dapat beramal dengan sunnahnya, dan menjadikannya (yakni Rasul) sebagai teman kita semua di surgaNya, karena Dialah (Allah) Sang Pemberi keutamaan kepada kita dengan rahmatNya. ❞

📖 Kilauan Faedah dari al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah dalam kitab Bustaanul Wa'izhiin wa Riyaadhus Sami'in Hal. 297, Cet. Muassasah Al-Kutub Ats-Tsaqofiyyah.

✏️ Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Shalawat #Nabi #Rasul #Keutamaan


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

SAMPAI KAU MENGETAHUI AMALAN RAHASIANYA

✍🏻 Abu Hazim rahimahullah pernah menyampaikan,

لاَ تُعَادِيَنَّ رَجُلاً، وَلاَ تُنَاصِبنَّهُ حَتَّى تَنْظُرَ إِلَى سَرِيْرتِهِ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ، فَإِنْ يَكُنْ لَهُ سَرِيْرَةٌ حَسَنَةٌ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَكُنْ لِيَخذِلَهُ بِعَدَاوتِكَ، وَإِنْ كَانَتْ لَهُ سَرِيْرَةٌ رَدِيئَةٌ، فَقَدْ كَفَاكَ مَسَاوِئهُ،

❝ Janganlah engkau memusuhi seseorang dan membencinya, sampai engkau melihat (mengetahui) amalan rahasianya (sarirah) antara dia dengan Allah Azza wa Jalla. Jika dia memiliki sarirah yang baik, maka Allah tidak akan menghinakannya dengan sebab permusuhanmu kepadanya. Dan jika sarirah-nya buruk/jelek, sungguh kejelekannya sudah mencukupi darimu. ❞

📖 Kitab Siyar A'lamin Nubala', hal. 98, jilid 6, Cet. Muassasah ar-Risalah.

📝 Alih Bahasa: al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Adab #Akhlak #Muamalah #Nasihat


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

PERJALANAN JAUH, TAK SIA-SIA KAU TEMPUH

لَوْ أَنَّ رَجُلًا سَافَرَ مِنْ أَقْصَى الشَّامِ إِلَى أَقْصَى الْيَمَنِ فَحَفِظَ كَلِمَةً تَنْفَعُهُ فِيمَا يَسْتَقْبِلُ مِنْ عُمْرِهِ، رَأَيْتُ أَنَّ سَفَرَهُ لَمْ يَضعْ

❝ Andaikan seseorang melakukan perjalanan jauh dari ujung negeri Syam menuju ujung negeri Yaman, kemudian dia menghafal satu kalimat (ilmu) yang bermanfaat baginya di masa mendatang, maka aku berpendapat sungguh perjalanannya itu tidaklah sia-sia.

📖 Untaian kata dari al-Imam asy-Sya'bi rahimahullah, termaktub dalam Hilyatul Auliya', jilid 4, hal. 313 dan Kitab Jami' Bayan Al Ilm wa Fadhlih, hal 189.

📝 Alih Bahasa: al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Ilmu #Rihlah #MenuntutIlmu #PenuntutIlmu #Motivasi


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

SEMUA TERBEDAKAN DENGAN SEBAB KEIKHLASAN

✍🏻 Seuntai hikayat pernah diutarakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,

قالوا لمالك بن أنس رحمه الله تعالى: إن فلانًا عَملَ موطَّأ مثلَ موطَّأِك، فقال: وطَّأوا ووطَّأنا، وما كان لله عزَّ وجلَّ فهوَ يبقى

❝ Mereka mengatakan kepada Malik bin Anas rahimahullah: "Sesungguhnya si fulan telah menyusun Muwaththo' semisal dengan Muwaththo' milikmu."

Lantas beliau pun menimpali: "Mereka menyusun Muwaththo' dan aku pun menyusun Muwaththo'. Sementara sesuatu yang dikerjakan ikhlas karena Allah Azza wa Jalla, niscaya hal itu akan langgeng (senantiasa terjaga -pen)."

📖 Kitab Jaami'ul Masaail libni Taimiyyah Hal. 49, Jilid 1, Cet. Daarul 'Alamul Fawaaid.

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: al-Ustadz Abu Muhammad Farhan hafizhahullah

#Ikhlas #Keikhlasan #Tulus #Nasihat


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

TAK PERLU RISAU, SUMBER REZEKIMU ITU DARI ALLAH SEMATA

وإذا جاءك شيءٌ من المخلوق، فإنَّه من الله عزَّ وجل، ولكن بواسطة هٰذا المَخلوق، الله عزَّ وجل هو الذِّي سخَّره لك، وأرسَله لك، فالرِّزق ليس من المخلوق، وإنَّما من الله سُبحانه وتعالىٰ .

❝ Dan jika datang sesuatu dari makhluk, maka pada hakikatnya itu bersumber dari Allah. Akan tetapi hal itu (bisa sampai) dengan perantara dari makhluk ini. Allah Azza wa Jalla yang mempergunakannya untuk (kepentingan)mu. Dan Dialah yang mengutusnya untukmu. Maka rezeki itu bukanlah bersumber dari makhluk, rezeki itu hanyalah bersumber dari Allah subhanahuwata'ala semata.

📖 Ucapan Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizhahullah dalam Tafsir Juz Tabaarak Pelajaran ke-61

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: al-Ustadz Abu Muhammad Farhan hafizhahullah

#Taqdir #Rezeki #Sabar #Nasihat


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah
▪️┈┉━❁ ﷽ ❁━┉┈▪️

TEMAN YANG SEMESTINYA KAU PILIH

✍🏻 Ibnu Hibban Al-Busty rahimahullah pernah menyampaikan,

الواجب على العاقل أن يستعيذ بالله من صحبة من إذا ذكر الله لم يعنه، وإن نسي لم يذكره، وإن غفل حرضه على ترك الذكر.

❝ Yang wajib bagi orang yang berakal, hendaknya ia memohon perlindungan kepada Allah dari berteman dengan orang yang jika disebut nama Allah, tidak menghiraukannya. Dan jika ia lupa, temannya itu tidak mengingatkannya. Dan jika ia lalai, temannya itu malah mendorongnya untuk meninggalkan zikir. ❞

📖 Kitab Roudhotul 'Uqola wa Nuzhatul Fudhola Hal. 102, Cet. Darul Kutub Al-'Alamiyyah.

✏️
Alih Bahasa: Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah: Al-Ustadz Sirojuddin 'Abbas hafizhahullah

#Teman #Saudara #Muamalah #Persaudaraan


📲 JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI:
https://t.me/BuletinAlFaidah