Forwarded from MARKIZ TORAUT
• Terlebih lagi Syaikhuna Abu ‘Abdillah Thoriq Al Ba’daniy hafidzahullah juga telah menvonis ibnu Hizam sebagai mubtadi’ dan beliau adalah baladiyyah (satu negri dengan) bin Hizam.
Kemudian penulis mengutarakan alasannya dengan ucapannya pada poin yang ke 5:
[5. Sehingga wajar saja, para masyayikh yang turun secara langsung dari awal mengurusi masalah ini -termasuk di dalamnya Syaikhuna Yahya Hafizhahullah- merupakan nara sumber yang mu'tabar untuk menjelaskan masalah ini, karena:
🍃 Perkataan Allah Ta'ala:
(وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنَ إِلَّا قَلِیلࣰا)
[Surat An-Nisa' 83]
🍃 Tidaklah orang yang melihat sama dengan orang yang mendengar.
🍃 Mereka yang mengurusi adalah orang-orang ma'ruf di kalangan salafiyyin termasuk orang-orang yang Allah berikan ilmu, kebijaksanaan dan ketenangan.
Karena itu ana sarankan bagi yang betul² ingin tabashshur dalam masalah ini untuk mengikuti saran dan nasehat mereka yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait.]
KAMI KATAKAN:
ucapan anda: “para masyayikh yang turun secara langsung dari awal mengurusi masalah ini -termasuk di dalamnya Syaikhuna Yahya Hafizhahullah- merupakan nara sumber yang mu'tabar untuk menjelaskan masalah ini”
Apabila maksud anda bahwa selain mereka bukanlah nara sumber yang mu’tabar maka kami katakan لقد حجرت واسعا “sungguh kamu telah mempersempit sesuatu yang luas”
na’am mereka termasuk tsiqoot yang teranggap khabarnya namun bukan berarti selainnya yang bukan dari penengah atau di utus oleh Syaikhuna Yahya yang juga mengetahui apa yang berlangsung tidak teranggap berita dan ucapannya selama dibangun diatas hujjah dan bukti,
Demikian dari ucapanmu ini dipahami bahwa hukum atau vonis yang teranggap adalah dari pihak penengah utusan Syaikh Yahya hafidzahullah dan vonis selain mereka tidak teranggap meskipun dia mendatangkan bukti yang akurat dan fakta yang nyata?? Mana dalil anda pada perkara ini?
Bahkan yang benar adalah siapa dari orang yang berilmu yang mengetahui sebab-sebab jarh yang mendatangkan hujjah dan bukti serta argumen akan penyimpangan seseorang dan vonis seseorang dengan bid’ah atau hizbiyyah itu diterima, dan yang menolaknya dituntut mendatangkan argumen yang lebih kuat mematahkan hujjah yang menjarh. Adapun apa yang anda datangkan ini adalah ajakan taqlid pada Ulama tertentu, hadakumullah
Kalau tidak, apakah ketika Syaikhuna Yahya hafidzahullah menjarh Abdurrahman mar’i lalu datang masyaikh selainnya sebagai penengah ketika itu, sementara dahulu mereka teranggap “orang-orang ma'ruf di kalangan salafiyyin termasuk orang-orang yang Allah berikan ilmu, kebijaksanaan dan ketenangan.” di masa tersebut, maka apakah yang mu’tabar adalah ucapan mereka ketika itu dalam fitnah tersebut yang tidak menghizbikan Abdurrahman mar’i dan hanya menyalahkan??
Ataukah para salafiyyin pencari kebenaran mengambil jarh terperinci Syaikhuna Yahya yang di bangun diatas hujjah??
Maka jelaslah bagi pencari kebenaran bahwa ucapan kalian:
“Karena itu ana sarankan bagi yang betul² ingin tabashshur dalam masalah ini untuk mengikuti saran dan nasehat mereka yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait.”
ADALAH AJAKAN TAQLID SECARA TERSELUBUNG, akan tetapi semestinya kalian menyarankan untuk mengambil kebenaran yang dikuatkan dengan dalil dan hujjah dari siapa saja yang membawanya baik itu “yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait” ataukah selain mereka, hadakumullah!!
Ucapan mereka:
[9. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi penuntut ilmu, tidak sepantasnya penuntut ilmu menyepelekan pandangan dan arahan para ulama dalam menyelesaikan permasalahan, menyendiri dengan pandangan dan merasa terdepan dalam pemahaman.
Kemudian penulis mengutarakan alasannya dengan ucapannya pada poin yang ke 5:
[5. Sehingga wajar saja, para masyayikh yang turun secara langsung dari awal mengurusi masalah ini -termasuk di dalamnya Syaikhuna Yahya Hafizhahullah- merupakan nara sumber yang mu'tabar untuk menjelaskan masalah ini, karena:
🍃 Perkataan Allah Ta'ala:
(وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنَ إِلَّا قَلِیلࣰا)
[Surat An-Nisa' 83]
🍃 Tidaklah orang yang melihat sama dengan orang yang mendengar.
🍃 Mereka yang mengurusi adalah orang-orang ma'ruf di kalangan salafiyyin termasuk orang-orang yang Allah berikan ilmu, kebijaksanaan dan ketenangan.
Karena itu ana sarankan bagi yang betul² ingin tabashshur dalam masalah ini untuk mengikuti saran dan nasehat mereka yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait.]
KAMI KATAKAN:
ucapan anda: “para masyayikh yang turun secara langsung dari awal mengurusi masalah ini -termasuk di dalamnya Syaikhuna Yahya Hafizhahullah- merupakan nara sumber yang mu'tabar untuk menjelaskan masalah ini”
Apabila maksud anda bahwa selain mereka bukanlah nara sumber yang mu’tabar maka kami katakan لقد حجرت واسعا “sungguh kamu telah mempersempit sesuatu yang luas”
na’am mereka termasuk tsiqoot yang teranggap khabarnya namun bukan berarti selainnya yang bukan dari penengah atau di utus oleh Syaikhuna Yahya yang juga mengetahui apa yang berlangsung tidak teranggap berita dan ucapannya selama dibangun diatas hujjah dan bukti,
Demikian dari ucapanmu ini dipahami bahwa hukum atau vonis yang teranggap adalah dari pihak penengah utusan Syaikh Yahya hafidzahullah dan vonis selain mereka tidak teranggap meskipun dia mendatangkan bukti yang akurat dan fakta yang nyata?? Mana dalil anda pada perkara ini?
Bahkan yang benar adalah siapa dari orang yang berilmu yang mengetahui sebab-sebab jarh yang mendatangkan hujjah dan bukti serta argumen akan penyimpangan seseorang dan vonis seseorang dengan bid’ah atau hizbiyyah itu diterima, dan yang menolaknya dituntut mendatangkan argumen yang lebih kuat mematahkan hujjah yang menjarh. Adapun apa yang anda datangkan ini adalah ajakan taqlid pada Ulama tertentu, hadakumullah
Kalau tidak, apakah ketika Syaikhuna Yahya hafidzahullah menjarh Abdurrahman mar’i lalu datang masyaikh selainnya sebagai penengah ketika itu, sementara dahulu mereka teranggap “orang-orang ma'ruf di kalangan salafiyyin termasuk orang-orang yang Allah berikan ilmu, kebijaksanaan dan ketenangan.” di masa tersebut, maka apakah yang mu’tabar adalah ucapan mereka ketika itu dalam fitnah tersebut yang tidak menghizbikan Abdurrahman mar’i dan hanya menyalahkan??
Ataukah para salafiyyin pencari kebenaran mengambil jarh terperinci Syaikhuna Yahya yang di bangun diatas hujjah??
Maka jelaslah bagi pencari kebenaran bahwa ucapan kalian:
“Karena itu ana sarankan bagi yang betul² ingin tabashshur dalam masalah ini untuk mengikuti saran dan nasehat mereka yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait.”
ADALAH AJAKAN TAQLID SECARA TERSELUBUNG, akan tetapi semestinya kalian menyarankan untuk mengambil kebenaran yang dikuatkan dengan dalil dan hujjah dari siapa saja yang membawanya baik itu “yang bersinggungan langsung sejak awal masalah dengan seluruh pihak yang berkait” ataukah selain mereka, hadakumullah!!
Ucapan mereka:
[9. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi penuntut ilmu, tidak sepantasnya penuntut ilmu menyepelekan pandangan dan arahan para ulama dalam menyelesaikan permasalahan, menyendiri dengan pandangan dan merasa terdepan dalam pemahaman.
Forwarded from MARKIZ TORAUT
Terlebih masalah yang para ulama telah mengikutinya, dan turun langsung ke dalam kasus untuk menyelesaikannya dari awalnya. Baik untuk kasus ini ataupun kasus-kasus lainnya.]
KAMI KATAKAN:
Ini juga termasuk ucapan global yang kalian ucapkan yang butuh perincian,
Pertama: kasus ini adalah kasus Muhammad bin Hizam, siapakah penuntut ilmu di situ? Semuanya dari kalangan masyaikh antara Muhammad bin Hizam dan yang menyelisihinya dari kalangan ahlis sunnah baik itu di “Ibb” ataupun selainnya dan siapakah yang kalian maksud dengan ulama yang sepantasnya tidak disepelekan pandangan dan arahannya dalam menyelesaikan permasalahan? Jawab agar tampak pada hakikatnya kalian ini menyeru kepada taqlid!
Dan siapa yang menyendiri dengan pandangan? Apakah kalian maksud kedua syaikh tersebut??
Adapun kami penuntut ilmu menukilkan kepada kalian dari ucapan masyaikh yang menghizbikan dan membid’ahkan dengan argument dan hujjah mereka yang mengharuskan di terima, meskipun mungkin belum semuanya berbicara tapi semuanya sepakat mengingkari apa yang dilakukan Muhammad bin Hizam.
Ataukah kalian menganggap Syaikh Jum’an dan Syaikh Thariq hafidzahumallah bukan dari kalangan ulama?? Dan di sisi kalian keduanya hanyalah penuntu ilmu? Perjelas maksud kalian?!
Syaikh Muqbil rahimahullah ditanya:
السؤال: بعض الناس يرد قول الجارح من علماء السنة في بعض المبتدعة، بحجة أن هذا المجروح لم يتكلم فيه باقي علماء السنة قائلا: أين فلان وفلان لماذا لا يتكلمون؟! لو كان حقا لتابعوه، فهل يشترط في الكلام على الشخص وتجريحه، أن يكون أكثر علماء السنة أو كلهم قد جرحوه؟
PERTANYAAN:
Sebagian orang menolak ucapan penjarh (memvonis dengan kebid’ahan) dari kalangan ulama sunnah terhadap sebagian pelaku bid’ah, dengan alasan bahwa yang dijarh ini belum berbicara tentangnya (dengan keburukan) selainnya dari para ulama Sunnah, seraya mengatakan: “Mana fulan dan fulan mengapa mereka tidak berbicara?” andaikan jarh itu benar tentu mereka akan mengikutinya.
maka apakah disyaratkan dalam membicarakan seseorang dan menjarh-nya, mesti mayoritas ulama atau seluruhnya telah menjarhnya?
فقال رحمه الله: (نعم، نعم، المسألة يا إخوان! ما قرأ القوم المصطلح، أو أنهم قرأوه ويلبسون! نقول لكم بأعظم من هذا: هب أن أحمد بن حنبل قال: ثقة، ويحيى بن معين قال: كذاب، فهل يضره قول يحيى، وقد خالفه أحمد بن حنبل، فماذا؟ دع عنك لوجرحه ابن معين وحده، فعلى هذا: إذا قام عالم من علماء العصر، وأبرز البراهين على ضلال محمد الغزالي، أو يوسف القرضاوي، أو منهج الإخوان المفلسين، نقبل ويجب قبوله ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ﴾ فالعبرة إذا جاءنا العدل نقبل، كما هو مفهوم الآية، فأين أنتم من هذه الآية؟ فالمهم القوم ملبسون مخالفون لعلمائنا المتقدمين والمتأخرين، والحمد لله الناس لا يثقون بك أيها المهوس، ولا بكلامك. اهـ
JAWABAN:
Na’am, Na’am, pembahasannya yaa ikhwan! Orang-orang tersebut tidak membaca ilmu mustholah, atau mereka membacanya tapi melakukan pengaburan, kami katakan kepada kalian dengan yang lebih besar dari ini,
Anggaplah Ahmad bin Hanbal mengatakan (terhadap seseorang); “Tsiqoh (dapat dipercaya)”, tapi Yahya bin Ma’in mengatakan (tentangnya): “Pendusta”, apakah memudharatkannya ucapan ibnu Ma’in, sementara Ahmad bin Hanbal menyelisihinya, maka apa?
Terlebih lagi apabila Ibnu Ma’in bersendiri menjarhnya,
Maka berdasarkan ini apabila bangkit salah seorang yang berilmu dari ulama kontemporer, dan menampilkan bukti-bukti akan kesesatan Muhammad Al Ghozaliy, atau Yusuf Al Qordhowiy, atau Manhaj Ikhwan Al Muflisin, KITA TERIMA DAN WAJIB MENERIMANYA
“Hai orang-orang yang beriman apabila datang kepada kalian seorang yang fasiq dengan suatu berita, maka tabayyunlah (cari kejelasan akan kebenaran beritanya), agar kalian tidak menimpakan suatu kaum disebabkan ketidak tahuan hingga kalianpun menyesali perbuatan kalian.”
KAMI KATAKAN:
Ini juga termasuk ucapan global yang kalian ucapkan yang butuh perincian,
Pertama: kasus ini adalah kasus Muhammad bin Hizam, siapakah penuntut ilmu di situ? Semuanya dari kalangan masyaikh antara Muhammad bin Hizam dan yang menyelisihinya dari kalangan ahlis sunnah baik itu di “Ibb” ataupun selainnya dan siapakah yang kalian maksud dengan ulama yang sepantasnya tidak disepelekan pandangan dan arahannya dalam menyelesaikan permasalahan? Jawab agar tampak pada hakikatnya kalian ini menyeru kepada taqlid!
Dan siapa yang menyendiri dengan pandangan? Apakah kalian maksud kedua syaikh tersebut??
Adapun kami penuntut ilmu menukilkan kepada kalian dari ucapan masyaikh yang menghizbikan dan membid’ahkan dengan argument dan hujjah mereka yang mengharuskan di terima, meskipun mungkin belum semuanya berbicara tapi semuanya sepakat mengingkari apa yang dilakukan Muhammad bin Hizam.
Ataukah kalian menganggap Syaikh Jum’an dan Syaikh Thariq hafidzahumallah bukan dari kalangan ulama?? Dan di sisi kalian keduanya hanyalah penuntu ilmu? Perjelas maksud kalian?!
Syaikh Muqbil rahimahullah ditanya:
السؤال: بعض الناس يرد قول الجارح من علماء السنة في بعض المبتدعة، بحجة أن هذا المجروح لم يتكلم فيه باقي علماء السنة قائلا: أين فلان وفلان لماذا لا يتكلمون؟! لو كان حقا لتابعوه، فهل يشترط في الكلام على الشخص وتجريحه، أن يكون أكثر علماء السنة أو كلهم قد جرحوه؟
PERTANYAAN:
Sebagian orang menolak ucapan penjarh (memvonis dengan kebid’ahan) dari kalangan ulama sunnah terhadap sebagian pelaku bid’ah, dengan alasan bahwa yang dijarh ini belum berbicara tentangnya (dengan keburukan) selainnya dari para ulama Sunnah, seraya mengatakan: “Mana fulan dan fulan mengapa mereka tidak berbicara?” andaikan jarh itu benar tentu mereka akan mengikutinya.
maka apakah disyaratkan dalam membicarakan seseorang dan menjarh-nya, mesti mayoritas ulama atau seluruhnya telah menjarhnya?
فقال رحمه الله: (نعم، نعم، المسألة يا إخوان! ما قرأ القوم المصطلح، أو أنهم قرأوه ويلبسون! نقول لكم بأعظم من هذا: هب أن أحمد بن حنبل قال: ثقة، ويحيى بن معين قال: كذاب، فهل يضره قول يحيى، وقد خالفه أحمد بن حنبل، فماذا؟ دع عنك لوجرحه ابن معين وحده، فعلى هذا: إذا قام عالم من علماء العصر، وأبرز البراهين على ضلال محمد الغزالي، أو يوسف القرضاوي، أو منهج الإخوان المفلسين، نقبل ويجب قبوله ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ﴾ فالعبرة إذا جاءنا العدل نقبل، كما هو مفهوم الآية، فأين أنتم من هذه الآية؟ فالمهم القوم ملبسون مخالفون لعلمائنا المتقدمين والمتأخرين، والحمد لله الناس لا يثقون بك أيها المهوس، ولا بكلامك. اهـ
JAWABAN:
Na’am, Na’am, pembahasannya yaa ikhwan! Orang-orang tersebut tidak membaca ilmu mustholah, atau mereka membacanya tapi melakukan pengaburan, kami katakan kepada kalian dengan yang lebih besar dari ini,
Anggaplah Ahmad bin Hanbal mengatakan (terhadap seseorang); “Tsiqoh (dapat dipercaya)”, tapi Yahya bin Ma’in mengatakan (tentangnya): “Pendusta”, apakah memudharatkannya ucapan ibnu Ma’in, sementara Ahmad bin Hanbal menyelisihinya, maka apa?
Terlebih lagi apabila Ibnu Ma’in bersendiri menjarhnya,
Maka berdasarkan ini apabila bangkit salah seorang yang berilmu dari ulama kontemporer, dan menampilkan bukti-bukti akan kesesatan Muhammad Al Ghozaliy, atau Yusuf Al Qordhowiy, atau Manhaj Ikhwan Al Muflisin, KITA TERIMA DAN WAJIB MENERIMANYA
“Hai orang-orang yang beriman apabila datang kepada kalian seorang yang fasiq dengan suatu berita, maka tabayyunlah (cari kejelasan akan kebenaran beritanya), agar kalian tidak menimpakan suatu kaum disebabkan ketidak tahuan hingga kalianpun menyesali perbuatan kalian.”
Forwarded from MARKIZ TORAUT
Jadi yang jadi tolok ukur adalah apabila datang kepada kita seorang yang Adel kita terima, sebagaimana ini yang dipahami dari ayat, mana kalian dari ayat ini,
Yang jelas mereka adalah orang-orang yang membuat pengaburan, yang menyelisihi para ulama kita yang terdahulu dan terakhir, dan Alhamdulillah manusia tidak percaya kepadamu wahai orang yang kurang waras, tidak pula percaya kepada ucapanmu. –selesai-.
Alhamdulillah ahlus sunnah senantiasa memuliakan para ulama as sunnah siapapun mereka tanpa membeda-bedakan, dan tidak menyepelekan pandangan dan arahan mereka selama tidak bertentangan dengan kebenaran dengan Al qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman salaful Ummah, namun bukan berarti mereka pasti benar dan ma’shum dalam setiap apa yang mereka ucapkan, adapun ucapan kalian ini jelas mengarah kepada taqlid!
Sehingga apabila mereka misalkan tidak memvonis dengan kebid’ahan terhadap seseorang kemudian datang yang berilmu dan mengetahui sebab-sebab jarh memvonis seseorang tersebut dengan kebid’ahan dengan perincian hujjah dan bukti maka diterima jarh tersebut dan tidak dikatakan Syaikh kibar fulan tidak mengatakan seperti yang kamu katakan karena itu adalah kebiasaan hizbiyyin dalam membela pembesarnya.
Lalu siapa yang kalian maksud dengannya, apakah Syaikh Jum’ah hafidzahullah yang mendahului menvonis dengan hizbiyyah dengan bukti-buktinya atau Syaikh Thariq Al Ba’daniy yang memtabdi’ ataukah siapa??
Apabila kalian memaksudkan siapa yang kami sebutkan maka mana hujjah kalian mengharuskan mengikuti orang-orang tertentu dari orang yang berilmu tanpa selainnya? Selama dia punya hujjah? Apabila hujjahnya bathil dan tidak benar silakan bantah hujjahnya!
Bukanlah syarat yang boleh menjarh hanyalah siapa dari ulama yang telah mengikutinya, dan turun langsung ke dalam kasus untuk menyelesaikannya dari awalnya, sebagaimana yang telah lalu apalagi kedua Syaikh tersebut juga termasuk dari jajaran orang yang berilmu dan mengemukakan hujjahnya
Dengan ini bihamdillah tampaklah bahwa kalian pada hakikatnya menyeru kepada taqlid ulama tertentu tanpa memperhatikan hujjah dan argumen pengucapnya wallahul musta’an.
Ucapan kalian:
10. Serta berhati-hati dari orang-orang yang menggiring manusia untuk meninggalkan i'tibar dengan ijtihad ataupun taujih para ulama yang berseberangan pendapat dengannya dengan alasan menolak taqlid. Karena pada hakekatnya orang-orang ini sedang mengajak manusia untuk taqlid kepada diri-diri mereka.
KAMI KATAKAN:
Justru pada ucapan mereka inilah pada hakikatnya ajakan kepada taqlid yang sepatutnya manusia hati-hati darinya, sebab i'tibar dengan ijtihad ataupun taujih para ulama, itu apabila berkecocokan dengan hujjah dan bukti Al qur’an dan sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah dengan tetap menghargai dan menghormati siapa yang keliru dalam ijtihadnya, dan apabila tidak demikian maka tidak diikuti, adapun mengharuskan menelan mentah-mentah meskipun jelas-jelas bertentangan dengan kebenaran maka apalagi kalau bukan taqlid?? Wallahul musta’an.
Kami memohon kepada Allah keikhlasan dan keistiqomahan diatas Islam dan sunnah hingga kematian menjemput, Ya Allah jadikanlah kami termasuk dari yang meminum telaga Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hari kiamat kelak, ya Allah selamatkan-lah kami dari penyakit Taqlid buta, dan jadikanlah kami termasuk dari para penolong agama-Mu dan penumpas musuh-musuh-Mu, dan tidak takut cercaan para pencela, sesungguhnya hanya Engkau-lah yang mengijabahi doa, walhamdulillah.
سبحانك اللهم وبحمدك أستغفرك وأتوب إليك
Abu Abdirrahman Shiddiq Al Bugisiy saddahullah
Di Markiz Ahlis sunnah Toraut Harasahallah
3 Muharram 1443.
Yang jelas mereka adalah orang-orang yang membuat pengaburan, yang menyelisihi para ulama kita yang terdahulu dan terakhir, dan Alhamdulillah manusia tidak percaya kepadamu wahai orang yang kurang waras, tidak pula percaya kepada ucapanmu. –selesai-.
Alhamdulillah ahlus sunnah senantiasa memuliakan para ulama as sunnah siapapun mereka tanpa membeda-bedakan, dan tidak menyepelekan pandangan dan arahan mereka selama tidak bertentangan dengan kebenaran dengan Al qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman salaful Ummah, namun bukan berarti mereka pasti benar dan ma’shum dalam setiap apa yang mereka ucapkan, adapun ucapan kalian ini jelas mengarah kepada taqlid!
Sehingga apabila mereka misalkan tidak memvonis dengan kebid’ahan terhadap seseorang kemudian datang yang berilmu dan mengetahui sebab-sebab jarh memvonis seseorang tersebut dengan kebid’ahan dengan perincian hujjah dan bukti maka diterima jarh tersebut dan tidak dikatakan Syaikh kibar fulan tidak mengatakan seperti yang kamu katakan karena itu adalah kebiasaan hizbiyyin dalam membela pembesarnya.
Lalu siapa yang kalian maksud dengannya, apakah Syaikh Jum’ah hafidzahullah yang mendahului menvonis dengan hizbiyyah dengan bukti-buktinya atau Syaikh Thariq Al Ba’daniy yang memtabdi’ ataukah siapa??
Apabila kalian memaksudkan siapa yang kami sebutkan maka mana hujjah kalian mengharuskan mengikuti orang-orang tertentu dari orang yang berilmu tanpa selainnya? Selama dia punya hujjah? Apabila hujjahnya bathil dan tidak benar silakan bantah hujjahnya!
Bukanlah syarat yang boleh menjarh hanyalah siapa dari ulama yang telah mengikutinya, dan turun langsung ke dalam kasus untuk menyelesaikannya dari awalnya, sebagaimana yang telah lalu apalagi kedua Syaikh tersebut juga termasuk dari jajaran orang yang berilmu dan mengemukakan hujjahnya
Dengan ini bihamdillah tampaklah bahwa kalian pada hakikatnya menyeru kepada taqlid ulama tertentu tanpa memperhatikan hujjah dan argumen pengucapnya wallahul musta’an.
Ucapan kalian:
10. Serta berhati-hati dari orang-orang yang menggiring manusia untuk meninggalkan i'tibar dengan ijtihad ataupun taujih para ulama yang berseberangan pendapat dengannya dengan alasan menolak taqlid. Karena pada hakekatnya orang-orang ini sedang mengajak manusia untuk taqlid kepada diri-diri mereka.
KAMI KATAKAN:
Justru pada ucapan mereka inilah pada hakikatnya ajakan kepada taqlid yang sepatutnya manusia hati-hati darinya, sebab i'tibar dengan ijtihad ataupun taujih para ulama, itu apabila berkecocokan dengan hujjah dan bukti Al qur’an dan sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah dengan tetap menghargai dan menghormati siapa yang keliru dalam ijtihadnya, dan apabila tidak demikian maka tidak diikuti, adapun mengharuskan menelan mentah-mentah meskipun jelas-jelas bertentangan dengan kebenaran maka apalagi kalau bukan taqlid?? Wallahul musta’an.
Kami memohon kepada Allah keikhlasan dan keistiqomahan diatas Islam dan sunnah hingga kematian menjemput, Ya Allah jadikanlah kami termasuk dari yang meminum telaga Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hari kiamat kelak, ya Allah selamatkan-lah kami dari penyakit Taqlid buta, dan jadikanlah kami termasuk dari para penolong agama-Mu dan penumpas musuh-musuh-Mu, dan tidak takut cercaan para pencela, sesungguhnya hanya Engkau-lah yang mengijabahi doa, walhamdulillah.
سبحانك اللهم وبحمدك أستغفرك وأتوب إليك
Abu Abdirrahman Shiddiq Al Bugisiy saddahullah
Di Markiz Ahlis sunnah Toraut Harasahallah
3 Muharram 1443.
Forwarded from MARKIZ TORAUT
Menyingkap_ajakan_Taqlid_dan_kebathilan_Abu_Ja'far_Minangkabawi.pdf
293.9 KB
Saya sedang berbagi 'Menyingkap ajakan Taqlid dan kebathilan Abu Ja'far Minangkabawi' dengan Anda
Forwarded from MARKIZ TORAUT
MUHAMMAD BIN HIZAM=ADIB BA HUMAIQ (SI DUNGU YANG HINA)=ASNUR
PERTANYAAN:
Assalamu alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh
Apakah masail fiqhiyyah pada asalnya tidak boleh padanya vonis dengan kefasikan dan tidak pula kebid'ahan?
baarokallahu fiikum
JAWABAN SYAIKH KAMI YUSUF AL JAZAIRIY HAFIDZAHULLAH:
Ini BATHIL, sebab Tabdi' masuk pada perkara ilmiyyah dan amaliyyah.
dan membatasi tabdi' dengan perkara aqidah tanpa fiqhiyyah termasuk dari KEBID'AHAN IBNU HIZAM, DAN PELAKU BID'AH MUWAZANAAT sebelumnya
dan kami telah membantah ini atas ibnu Hizam, demikian saudara kami Asy Syaikh Al Hammadiy punya bantahan atasnya dalam perkara tersebut.
* catatan tambahan: Ketika kami menyamakan, maka maksudnya pada perkara tertentu yang disebutkan, sebagaimana ketika ahlus sunnah mengatakan fulan menyerupai orang kafir ketika melakukan ini dan itu yaitu pada perkara tertentu bukan berarti sama dalam setiap sisi kecuali ada qorinah yang mengarah kesitu
adapun yang disebar oleh sebagian orang dungu tentang perbedaan antara fitnah ibnu Hizam dan Fitnah Abu Hazim
maka yang kami katakan adalah ketika Syaikh Jum'an hafidzahullah mengatakan bahwa "Bid'ah menghinakan pelakunya" maka kami katakan sama dengan Abu Hazim, yaitu sama-sama melakukan bid'ah bukan berarti bid'ahnya sama atau sama dalam segala sisi, wabillahit taufiq
PERTANYAAN:
Assalamu alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh
Apakah masail fiqhiyyah pada asalnya tidak boleh padanya vonis dengan kefasikan dan tidak pula kebid'ahan?
baarokallahu fiikum
JAWABAN SYAIKH KAMI YUSUF AL JAZAIRIY HAFIDZAHULLAH:
Ini BATHIL, sebab Tabdi' masuk pada perkara ilmiyyah dan amaliyyah.
dan membatasi tabdi' dengan perkara aqidah tanpa fiqhiyyah termasuk dari KEBID'AHAN IBNU HIZAM, DAN PELAKU BID'AH MUWAZANAAT sebelumnya
dan kami telah membantah ini atas ibnu Hizam, demikian saudara kami Asy Syaikh Al Hammadiy punya bantahan atasnya dalam perkara tersebut.
* catatan tambahan: Ketika kami menyamakan, maka maksudnya pada perkara tertentu yang disebutkan, sebagaimana ketika ahlus sunnah mengatakan fulan menyerupai orang kafir ketika melakukan ini dan itu yaitu pada perkara tertentu bukan berarti sama dalam setiap sisi kecuali ada qorinah yang mengarah kesitu
adapun yang disebar oleh sebagian orang dungu tentang perbedaan antara fitnah ibnu Hizam dan Fitnah Abu Hazim
maka yang kami katakan adalah ketika Syaikh Jum'an hafidzahullah mengatakan bahwa "Bid'ah menghinakan pelakunya" maka kami katakan sama dengan Abu Hazim, yaitu sama-sama melakukan bid'ah bukan berarti bid'ahnya sama atau sama dalam segala sisi, wabillahit taufiq
Forwarded from Fawaaid_Sulteng
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
Bagaimana dengan orang yang tidak mau menghukumi Sampai Sy Yahya…
Super Effect Record
بسم الله الرحمن الرحيم
Pertanyaan :
Bagaimana dengan orang yang mengatakan " saya tidak mau menghukumi kecuali Syaikh YAHYA (حفظه الله تعالى ) yang berbicara " ?
Jawaban (audio) :
Pertanyaan :
Bagaimana dengan orang yang mengatakan " saya tidak mau menghukumi kecuali Syaikh YAHYA (حفظه الله تعالى ) yang berbicara " ?
Jawaban (audio) :
Forwarded from MARKIZ TORAUT
بسم الله الرحمن الرحيم
*Pertanyaan :*
Bagaimana dengan orang yang mengatakan " saya tidak mau menghukumi kecuali Syaikh YAHYA (حفظه الله تعالى ) yang berbicara " ?
*Jawaban :*
*Ini ucapan taqlid, Syaikh Yahya seorang Ulama, Fadhil, yang utama, yang berilmu, bahkan Syaikh Muqbil رحمه الله تعالى mempersaksikan beliau adalah orang yang paling berilmu di Yaman*
*Ketika ada seseorang yang bertanya kepada Syaikh Muqbil menjelang wafat nya siapakah masyayikh yang paling berilmu di Yaman dan siapakah yang menjadi rujukan di Yaman maka Syaikh Muqbil رحمه الله تعالى menjawab : Syaikh Yahya*
*Dan beliau termasuk dari Ulama Ahli sunnah wal Jama'ah yang memiliki sikap waro', zuhud, demikian lantang menyuarakan kebenaran*
*Dan Allah subhanahu wa ta'ala menyingkap fitan yang banyak terutama yang terjadi di Yaman dari fitnah² hizbiyyah, orang-orang yang terfitnah, fitnah Abul Hasan Al Mishriy, fitnah Sholeh Al Bakriy, fitnah Abdurrohman Mar'i dan Fitnah yang terakhir Muhammad bin Hizam termasuk beliau yang tidak setuju dengan perbuatan Muhammad bin Hizam dan mengingkari nya*
*Namun bukan berarti beliau adalah orang yang mengetahui segala sesuatu, yang tidak mungkin beliau terluputkan dari sesuatu, ini tidak di katakan oleh orang yang berakal bahwasanya Syaikh Yahya mengetahui semua dari kancah dakwah salafiyyah dari setiap negara, tidak...!*
*Syaikhuna Yahya mengetahui apa yang beliau tahu yang Allah subhanahu wa ta'ala mudahkan bagi beliau,*
*Ini Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah bahwasanya seluruh Aimmatut Din dan Ulama setinggi apapun keutamaan mereka, mereka ada tahu dan ada juga yang tidak tahu, tidak semua mereka tahu, dan terkadang sering nya mencocoki kebenaran dan terkadang keliru juga, ini ma'ruf dan telah di berikan isyarat oleh Rosulullah ﷺ dalam ucapan beliau :*
*Apabila seorang hakim berijtihad kemudian mencocoki kebenaran maka bagi nya dua pahala dan apabila keliru bagi nya satu pahala*
*Menunjukkan bahwasanya Mujtahid ada kemungkinan juga dia keliru dan kewajiban bagi kita adalah sebagai mana perintah Allah subhanahu wa ta'ala kembali kepada dalil*
*Ikutilah apa yang di turunkan kepada kalian dari Robb kalian dan janganlah kalian mengikuti selain nya dari para tokoh, sedikit dari kalian yang mengambil pelajaran*
*Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله تعالى siapa yang menjadikan sosok tertentu, individu tertentu (selain Rasulullah shallallahu Alaihi Wa sallam) yang di ikuti semua perkataan nya dan di tinggalkan semua larangan nya (dan dia menyelisihi ijma' -edit)*
*Tidak ada suatu individu pun yang ucapannya semua harus di terima dan yang dia larang harus di tinggalkan, akan tetapi para ulama mengatakan semua ucapan nya di ambil dan di tolak kecuali Rosulullah ﷺ,*
*Yang mencocoki kebenaran berdasarkan Alquran dan As-sunnah, berdasarkan pemahaman salaful ummah, berdasarkan dengan hujjah wal barohin , al waki' dan kenyataan, di terima!!!*
*Dan yang tidak sesuai dengan hujjah wal barohin, waki' dan kenyataan atau bertentangan dengan Alquran dan As-sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah, di tolak!!! *
*Dengarkan secara lengkap pada Audio di atas, semoga bermanfa'at, baarokAllaahu fiikum*
🎙️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
*Download Audio :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut/1149
*Sumber :*
https://t.me/MARKIZTORAUT
#tanya #jawab
*Pertanyaan :*
Bagaimana dengan orang yang mengatakan " saya tidak mau menghukumi kecuali Syaikh YAHYA (حفظه الله تعالى ) yang berbicara " ?
*Jawaban :*
*Ini ucapan taqlid, Syaikh Yahya seorang Ulama, Fadhil, yang utama, yang berilmu, bahkan Syaikh Muqbil رحمه الله تعالى mempersaksikan beliau adalah orang yang paling berilmu di Yaman*
*Ketika ada seseorang yang bertanya kepada Syaikh Muqbil menjelang wafat nya siapakah masyayikh yang paling berilmu di Yaman dan siapakah yang menjadi rujukan di Yaman maka Syaikh Muqbil رحمه الله تعالى menjawab : Syaikh Yahya*
*Dan beliau termasuk dari Ulama Ahli sunnah wal Jama'ah yang memiliki sikap waro', zuhud, demikian lantang menyuarakan kebenaran*
*Dan Allah subhanahu wa ta'ala menyingkap fitan yang banyak terutama yang terjadi di Yaman dari fitnah² hizbiyyah, orang-orang yang terfitnah, fitnah Abul Hasan Al Mishriy, fitnah Sholeh Al Bakriy, fitnah Abdurrohman Mar'i dan Fitnah yang terakhir Muhammad bin Hizam termasuk beliau yang tidak setuju dengan perbuatan Muhammad bin Hizam dan mengingkari nya*
*Namun bukan berarti beliau adalah orang yang mengetahui segala sesuatu, yang tidak mungkin beliau terluputkan dari sesuatu, ini tidak di katakan oleh orang yang berakal bahwasanya Syaikh Yahya mengetahui semua dari kancah dakwah salafiyyah dari setiap negara, tidak...!*
*Syaikhuna Yahya mengetahui apa yang beliau tahu yang Allah subhanahu wa ta'ala mudahkan bagi beliau,*
*Ini Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah bahwasanya seluruh Aimmatut Din dan Ulama setinggi apapun keutamaan mereka, mereka ada tahu dan ada juga yang tidak tahu, tidak semua mereka tahu, dan terkadang sering nya mencocoki kebenaran dan terkadang keliru juga, ini ma'ruf dan telah di berikan isyarat oleh Rosulullah ﷺ dalam ucapan beliau :*
*Apabila seorang hakim berijtihad kemudian mencocoki kebenaran maka bagi nya dua pahala dan apabila keliru bagi nya satu pahala*
*Menunjukkan bahwasanya Mujtahid ada kemungkinan juga dia keliru dan kewajiban bagi kita adalah sebagai mana perintah Allah subhanahu wa ta'ala kembali kepada dalil*
*Ikutilah apa yang di turunkan kepada kalian dari Robb kalian dan janganlah kalian mengikuti selain nya dari para tokoh, sedikit dari kalian yang mengambil pelajaran*
*Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله تعالى siapa yang menjadikan sosok tertentu, individu tertentu (selain Rasulullah shallallahu Alaihi Wa sallam) yang di ikuti semua perkataan nya dan di tinggalkan semua larangan nya (dan dia menyelisihi ijma' -edit)*
*Tidak ada suatu individu pun yang ucapannya semua harus di terima dan yang dia larang harus di tinggalkan, akan tetapi para ulama mengatakan semua ucapan nya di ambil dan di tolak kecuali Rosulullah ﷺ,*
*Yang mencocoki kebenaran berdasarkan Alquran dan As-sunnah, berdasarkan pemahaman salaful ummah, berdasarkan dengan hujjah wal barohin , al waki' dan kenyataan, di terima!!!*
*Dan yang tidak sesuai dengan hujjah wal barohin, waki' dan kenyataan atau bertentangan dengan Alquran dan As-sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah, di tolak!!! *
*Dengarkan secara lengkap pada Audio di atas, semoga bermanfa'at, baarokAllaahu fiikum*
🎙️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
*Download Audio :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut/1149
*Sumber :*
https://t.me/MARKIZTORAUT
#tanya #jawab
Telegram
Dars Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy
Kumpulan Audio dan Faedah ilmiyyah dari Al Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy حفظه الله تعالى
Forwarded from Sunniyyah_salafiyyah
*باسم الله،*
*hizbiy Ahmaq ba najah turun beri muhadharah di masjid hizbiy muhammad bin hizam*
*Kabar dari akhuna Al Ustadz Abu Ayyub Al Jawi hafidzahullah*
*Dari Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله di Majmu'ah Fawaaid Toraut*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut/1143
*hizbiy Ahmaq ba najah turun beri muhadharah di masjid hizbiy muhammad bin hizam*
*Kabar dari akhuna Al Ustadz Abu Ayyub Al Jawi hafidzahullah*
*Dari Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله di Majmu'ah Fawaaid Toraut*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut/1143
[18/8 16:41] ABU FAUZAN: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته..
Ustadz afwan mengganggu waktu antum.. Ustadz ana ada titipan pertanyaan.. Bagaimana hukum kerja sebagai calo yang di mana di sana ada suap menyuap dengan orang dalam agar supaya proses di percepat?
[19/8 07:41] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Apabila menzalimi yang lain, sehingga dia dikedepankan daripada yang sdh lama antri maka tidak boleh
Adapun hanya membayar lebih agar mendapatkan sim atau ktp atau akte tanpa harus memenuhi syarat2 bathil tanpa menzalimi orang lain maka tidak terlarang
[19/8 07:47] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Jawabannya seperti di atas
Kalau membayar lebih karena dia dipersulit mendapatkannya seperti tes yg sangat susah spy tidak dapat SIM dan memang terkadang mereka yg mempersulit agar yg mau sim bayar
Sementara hak kita mengendarai kendaraan maka diapun membayar lebih agar tidak dipersulit dalam mengambilnya dan juga ketika di jalan tidak kena tilang yg akhirnya juga mempersulit dia maka hal ini tdk mengapa dan bukan termasuk suap/risywah
[19/8 07:48] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Karena definisi risywah adalah memberi pemberian baik itu uang atau semisalnya dalam rangka mengubah kebatilan menjadi kebenaran yang menguntungkan pemberi
Adapun memberi pemberian dalam rangka mengambil hak maka bukan termasuk risywah yang terlarang
[19/8 07:51] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Tapi kalau hanya mengedepankan si pemberi dalam antrian sehingga dia lebih dikedepankan daripada yang sdh lebih dulu darinya maka tidak boleh
[18/8 16:46] ABU FAUZAN: Dan bagaimana hukum kerja di BPJS kesehatan?
[19/8 07:36] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Tidak dinasehatkan karena asuransi adalah muamalah riba
Ustadz afwan mengganggu waktu antum.. Ustadz ana ada titipan pertanyaan.. Bagaimana hukum kerja sebagai calo yang di mana di sana ada suap menyuap dengan orang dalam agar supaya proses di percepat?
[19/8 07:41] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Apabila menzalimi yang lain, sehingga dia dikedepankan daripada yang sdh lama antri maka tidak boleh
Adapun hanya membayar lebih agar mendapatkan sim atau ktp atau akte tanpa harus memenuhi syarat2 bathil tanpa menzalimi orang lain maka tidak terlarang
[19/8 07:47] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Jawabannya seperti di atas
Kalau membayar lebih karena dia dipersulit mendapatkannya seperti tes yg sangat susah spy tidak dapat SIM dan memang terkadang mereka yg mempersulit agar yg mau sim bayar
Sementara hak kita mengendarai kendaraan maka diapun membayar lebih agar tidak dipersulit dalam mengambilnya dan juga ketika di jalan tidak kena tilang yg akhirnya juga mempersulit dia maka hal ini tdk mengapa dan bukan termasuk suap/risywah
[19/8 07:48] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Karena definisi risywah adalah memberi pemberian baik itu uang atau semisalnya dalam rangka mengubah kebatilan menjadi kebenaran yang menguntungkan pemberi
Adapun memberi pemberian dalam rangka mengambil hak maka bukan termasuk risywah yang terlarang
[19/8 07:51] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Tapi kalau hanya mengedepankan si pemberi dalam antrian sehingga dia lebih dikedepankan daripada yang sdh lebih dulu darinya maka tidak boleh
[18/8 16:46] ABU FAUZAN: Dan bagaimana hukum kerja di BPJS kesehatan?
[19/8 07:36] Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Hafidzahulloh: Tidak dinasehatkan karena asuransi adalah muamalah riba
Forwarded from Fawaaid_Sulteng
*Apakah karena punya jasa jadi di biarkan saja berbuat bid'ah dan di beri udzur dan tidak boleh di tabdi'⁉️*
*Ucapan status :*
Vonis Mubtadi' Kepada Al Ustadz Abu Hazim Adalah Suatu Yg over, Melampui batas, Demikian Di nyatakan Oleh Syaikh Abu Bilal حفظه الله. Maka Alangkah Baik Nya Kita Diam, Dan Tidak mengambil Sikap2 Yg menyelisihi Fatwa Nya Para Ulama' Terhadap Fitnah Tn Ini.
Maka bertaqwalah Kepada Allah, Dari Ucapan Dan hinaan2 Kepada para Asatidz terhusus AL Ustadz Abu Hazim. Dengan begitu Banyak Jasa Nya Didalam Dakwah Ini Sehingga membuahkan Para Dai Salafiy Penghafal Alqur'an Dan Penyeru Kepada Sunnah.
*Pertanyaan :*
Karena Jasanya Jd Tidak boleh di Tabdi,tidak boleh di Hinakan⁉️
*Jawaban :*
Abdurrahman mar'i juga punya jasa, muhammad bin hizam ,jg punya ,jasa buku fathul Allam yg dipuji oleh Syaikhuna Yahya
Banyak keluar jadi da'i dr markiz bin hizam kemarin
Berarti kalau punya jasa boleh seenaknya membuat bid'ah?
✍️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله*
Sumber:
dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
*Ucapan status :*
Vonis Mubtadi' Kepada Al Ustadz Abu Hazim Adalah Suatu Yg over, Melampui batas, Demikian Di nyatakan Oleh Syaikh Abu Bilal حفظه الله. Maka Alangkah Baik Nya Kita Diam, Dan Tidak mengambil Sikap2 Yg menyelisihi Fatwa Nya Para Ulama' Terhadap Fitnah Tn Ini.
Maka bertaqwalah Kepada Allah, Dari Ucapan Dan hinaan2 Kepada para Asatidz terhusus AL Ustadz Abu Hazim. Dengan begitu Banyak Jasa Nya Didalam Dakwah Ini Sehingga membuahkan Para Dai Salafiy Penghafal Alqur'an Dan Penyeru Kepada Sunnah.
*Pertanyaan :*
Karena Jasanya Jd Tidak boleh di Tabdi,tidak boleh di Hinakan⁉️
*Jawaban :*
Abdurrahman mar'i juga punya jasa, muhammad bin hizam ,jg punya ,jasa buku fathul Allam yg dipuji oleh Syaikhuna Yahya
Banyak keluar jadi da'i dr markiz bin hizam kemarin
Berarti kalau punya jasa boleh seenaknya membuat bid'ah?
✍️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله*
Sumber:
dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
Forwarded from Fawaaid_Sulteng
Penanya :
" Atau karena mereka berprinsip. Hak pentabdiaan itu hak nya SYAIKH YAHYA...... SYAIKH YAHYA SEPERTI MUFTI / QODHI Bagi Ahlussunnah zaman ini,
Itu yang ana bisa simpulkan dari ucapan mereka !?
Berkata Ustadzuna Abu Abdirrohman SHIDDIQ حفظه الله :
" Meyakini bahwa yg bisa mentabdi' hanya syaikh yahya yang lain tidak boleh, (ini) keyakinan bid'ah
Yg syaikh yahya sendiri tidak meyakini hal tersebut
Ini persis keyakinan hizbiyyun terdahulu yang bisa melakukan tabdi' hanya syaikh rabi'...
" Atau karena mereka berprinsip. Hak pentabdiaan itu hak nya SYAIKH YAHYA...... SYAIKH YAHYA SEPERTI MUFTI / QODHI Bagi Ahlussunnah zaman ini,
Itu yang ana bisa simpulkan dari ucapan mereka !?
Berkata Ustadzuna Abu Abdirrohman SHIDDIQ حفظه الله :
" Meyakini bahwa yg bisa mentabdi' hanya syaikh yahya yang lain tidak boleh, (ini) keyakinan bid'ah
Yg syaikh yahya sendiri tidak meyakini hal tersebut
Ini persis keyakinan hizbiyyun terdahulu yang bisa melakukan tabdi' hanya syaikh rabi'...
Forwarded from Fawaaid_Sulteng
Ana tuntut antum dalil bahwasanya bersikap tegas kepada penyelisih sunnah mesti bertanya dulu kpd yg lebih 'Alim atau yg dinyatakan sebagai Syaikh atau semisal itu sebelum sebelum di sikapi apalagi yg membangkang seperti abu hazim
Sekian sikap salaf, seperti abdullah bin mughoffal ketika ada yg disampaikan agar tidak mengetapel ternyata setelah itu dia ttp melakukannya beliau langsung bersikap dan tidak mengajaknya berbicara
Imam Ahmad ketika disampaikan ada yg mengatakan bahwa ahlul hadits adalah qoum yang tiada kebaikannya maka beliaupun mengatakan zindiq-zindiq
Dan ketika beliau dibacakan dari tulisan al karobisy beliaupun langsung mengatakan waspada darinya
Dan selainnya dari sikap salaf
Apakah mereka itu disisi anda melakukan tindakan serampangan? Hadakallah
Sekian sikap salaf, seperti abdullah bin mughoffal ketika ada yg disampaikan agar tidak mengetapel ternyata setelah itu dia ttp melakukannya beliau langsung bersikap dan tidak mengajaknya berbicara
Imam Ahmad ketika disampaikan ada yg mengatakan bahwa ahlul hadits adalah qoum yang tiada kebaikannya maka beliaupun mengatakan zindiq-zindiq
Dan ketika beliau dibacakan dari tulisan al karobisy beliaupun langsung mengatakan waspada darinya
Dan selainnya dari sikap salaf
Apakah mereka itu disisi anda melakukan tindakan serampangan? Hadakallah
Forwarded from Dars Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy
*SYARAT VONIS TABDI' APA YANG BELUM TERPENUHI ⁉️*
*Dan kami tidak akan mundur walau selangkah dari vonis tabdi' hingga mereka sanggup mematahkan hujjah kami atau mereka meninggalkan kebid'ahan*
*SYUBHAT :*
Karena 3 Ulama Yg pernah di magetan Tidak menghukumi Abu hazim Mubtadi maka Mereka Jadikan Itu Hujjah...
*JAWABAN :*
*Itu bukan hujjah akhi, karena terkadang pelaku kejahatan itu berhias di depan orang yang mereka takuti sehingga di depan mereka seakan2 mau menerima nasehat tidak menentang dan membangkang*
*Dan itu terjadi juga pada abu hazim sekian kali hasil pertemuan mereka mengaku akan melakukan perbaikan menyuruh pulang yg tdk ada mahram dst...*
*Tapi realitanya dia terus melanjutkan perbuatannya dan membuka pendaftaran baru*
*Disertai dengan menyebar artikel dan makalah akan pembolehan dan pembenaran akan hal tersebut*
*Dia mengaku hal tersebut belum memenuhi syarat seakan dia tahu syaratnya*
*Sekarang ana mau tagih apa syarat2 vonis tabdi' lalu apa yang belum terpenuhi pada abu hazim?*
*Kalau dia tidak sanggup jawab pertanyaan di atas berarti dia hanya punya hujjah taqlid*
*Sepantasnya dia diam saja, ini biasa yg dilakukan oleh ahlul bathil ketika telah di vonis jarh mereka akan lari kepada ulama yg belum tahu hakikat perkaranya meminta tazkiyyah*
*Dan itu tdk meruntuhkan jarh tersebut selama sifat jarh masih ada pada pelakunya*
*Dan kami tidak akan mundur walau selangkah dari vonis tabdi' hingga mereka sanggup mematahkan hujjah kami atau mereka meninggalkan kebid'ahan*
*Adapun selain itu jangan mimpi*
*Justru ini termasuk langkah2 hizbiyyah yg telah dilakukan oleh hizbiyyun terdahulu yang mereka tempuh juga yaitu mengadu domba antar da'i yang mengingkari mereka dgn selainnya dari ahlil 'ilm dan tidak menyelesaikan inti permasalahan*
*Hanya mencari pendukung dan sokongan dan ini bukti kelemahan*
*Ya akhi sebagaimana pengakuan antm, mengingkari TN, maka kalau antm tdk visa menolong kebenaran jangan jadi pembela kebatilan Allahu yuwaffiquka*
✍️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله di Majmu'ah Fawaaid Toraut*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
*Dan kami tidak akan mundur walau selangkah dari vonis tabdi' hingga mereka sanggup mematahkan hujjah kami atau mereka meninggalkan kebid'ahan*
*SYUBHAT :*
Karena 3 Ulama Yg pernah di magetan Tidak menghukumi Abu hazim Mubtadi maka Mereka Jadikan Itu Hujjah...
*JAWABAN :*
*Itu bukan hujjah akhi, karena terkadang pelaku kejahatan itu berhias di depan orang yang mereka takuti sehingga di depan mereka seakan2 mau menerima nasehat tidak menentang dan membangkang*
*Dan itu terjadi juga pada abu hazim sekian kali hasil pertemuan mereka mengaku akan melakukan perbaikan menyuruh pulang yg tdk ada mahram dst...*
*Tapi realitanya dia terus melanjutkan perbuatannya dan membuka pendaftaran baru*
*Disertai dengan menyebar artikel dan makalah akan pembolehan dan pembenaran akan hal tersebut*
*Dia mengaku hal tersebut belum memenuhi syarat seakan dia tahu syaratnya*
*Sekarang ana mau tagih apa syarat2 vonis tabdi' lalu apa yang belum terpenuhi pada abu hazim?*
*Kalau dia tidak sanggup jawab pertanyaan di atas berarti dia hanya punya hujjah taqlid*
*Sepantasnya dia diam saja, ini biasa yg dilakukan oleh ahlul bathil ketika telah di vonis jarh mereka akan lari kepada ulama yg belum tahu hakikat perkaranya meminta tazkiyyah*
*Dan itu tdk meruntuhkan jarh tersebut selama sifat jarh masih ada pada pelakunya*
*Dan kami tidak akan mundur walau selangkah dari vonis tabdi' hingga mereka sanggup mematahkan hujjah kami atau mereka meninggalkan kebid'ahan*
*Adapun selain itu jangan mimpi*
*Justru ini termasuk langkah2 hizbiyyah yg telah dilakukan oleh hizbiyyun terdahulu yang mereka tempuh juga yaitu mengadu domba antar da'i yang mengingkari mereka dgn selainnya dari ahlil 'ilm dan tidak menyelesaikan inti permasalahan*
*Hanya mencari pendukung dan sokongan dan ini bukti kelemahan*
*Ya akhi sebagaimana pengakuan antm, mengingkari TN, maka kalau antm tdk visa menolong kebenaran jangan jadi pembela kebatilan Allahu yuwaffiquka*
✍️ *Di jawab oleh Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله di Majmu'ah Fawaaid Toraut*
*Join Channel TELEGRAM :*
https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut
Telegram
Dars Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy
Kumpulan Audio dan Faedah ilmiyyah dari Al Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy حفظه الله تعالى