Kaum Muslimin dan Muslimat Rohimakumullahu...
Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”
Tahukah anda bahwa sedekah, infak, dan bantuan kita, sekecil apapun itu, tetap akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jalannya dakwah ini
Saat ini Yayasan Pendidikan Islam An-Naas sudah berjalan selama hampir 2 tahun, kini telah memiliki siswa siswi TK sebanyak 33 orang dan siswa SD sebanyak 18 orang dan memiliki 7 guru dan staf
_Dan saat ini pula TKIT AN-NAAS dan SDIT AN-NAAS akan memasuki tahap awal pembangunan gedung sekolah permanen_
Kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk turut andil di dalam ta'awun untuk membantu biaya operasional sarana dan prasarana serta pembangunan gedung TKIT AN-NAAS dan SDIT An-Naas Parepare
Untuk itu kami membuka peluang investasi akhirat untuk menjadi donatur TKIT AN-NAAS dengan nominal 50.000/bulan, (boleh mengambil beberapa paket).
Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank BSI (451) 7166 125 795 atas nama Yayasan Pendidikan Islam An Naas.
Konfirmasi via WA
085299951710
Atas perhatiannya jazaakumullahu khoyron wa barakallahu fiikum
Mengetahui,
Ustadz Abdul Malik Al-buthony
(Pembina Sekolah Islam AN-NAAS Parepare)
💻 Fans page Facebook :
https://m.facebook.com/Sekolah-Islam-An-Naas-104239472094871/?ref=bookmarks
📱 Instagram : https://www.instagram.com/sekolahan.naas/
🖥️ Telegram :
t.me/sitannaas
Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”
Tahukah anda bahwa sedekah, infak, dan bantuan kita, sekecil apapun itu, tetap akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jalannya dakwah ini
Saat ini Yayasan Pendidikan Islam An-Naas sudah berjalan selama hampir 2 tahun, kini telah memiliki siswa siswi TK sebanyak 33 orang dan siswa SD sebanyak 18 orang dan memiliki 7 guru dan staf
_Dan saat ini pula TKIT AN-NAAS dan SDIT AN-NAAS akan memasuki tahap awal pembangunan gedung sekolah permanen_
Kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk turut andil di dalam ta'awun untuk membantu biaya operasional sarana dan prasarana serta pembangunan gedung TKIT AN-NAAS dan SDIT An-Naas Parepare
Untuk itu kami membuka peluang investasi akhirat untuk menjadi donatur TKIT AN-NAAS dengan nominal 50.000/bulan, (boleh mengambil beberapa paket).
Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank BSI (451) 7166 125 795 atas nama Yayasan Pendidikan Islam An Naas.
Konfirmasi via WA
085299951710
Atas perhatiannya jazaakumullahu khoyron wa barakallahu fiikum
Mengetahui,
Ustadz Abdul Malik Al-buthony
(Pembina Sekolah Islam AN-NAAS Parepare)
💻 Fans page Facebook :
https://m.facebook.com/Sekolah-Islam-An-Naas-104239472094871/?ref=bookmarks
📱 Instagram : https://www.instagram.com/sekolahan.naas/
🖥️ Telegram :
t.me/sitannaas
Facebook
Sekolah Islam An-Naas Parepare
Mencetak generasi Muslim yang berilmu & berpedoman pada Al-Qur'an & Sunnah Parepare, South Sulawesi, Indonesia 91121
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
CARA CEPAT MEMBUNGKAM AHLUL BID'AH TANPA DEBAT
Kaum Muslimin dan Muslimat Rohimakumullahu...
Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”
Tahukah anda bahwa sedekah, infak, dan bantuan kita, sekecil apapun itu, tetap akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jalannya dakwah ini
Saat ini Yayasan Pendidikan Islam An-Naas sudah berjalan selama hampir 2 tahun, kini telah memiliki siswa siswi TK sebanyak 33 orang dan siswa SD sebanyak 18 orang dan memiliki 7 guru dan staf
_Dan saat ini pula TKIT AN-NAAS dan SDIT AN-NAAS akan memasuki tahap awal pembangunan gedung sekolah permanen_
Kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk turut andil di dalam ta'awun untuk membantu biaya operasional sarana dan prasarana serta pembangunan gedung TKIT AN-NAAS dan SDIT An-Naas Parepare
Untuk itu kami membuka peluang investasi akhirat untuk menjadi donatur TKIT AN-NAAS dengan nominal 50.000/bulan, (boleh mengambil beberapa paket).
Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank BSI (451) 7166 125 795 atas nama Yayasan Pendidikan Islam An Naas.
Konfirmasi via WA
085299951710
Atas perhatiannya jazaakumullahu khoyron wa barakallahu fiikum
Mengetahui,
Ustadz Abdul Malik Al-buthony
(Pembina Sekolah Islam AN-NAAS Parepare)
💻 Fans page Facebook :
https://m.facebook.com/Sekolah-Islam-An-Naas-104239472094871/?ref=bookmarks
📱 Instagram : https://www.instagram.com/sekolahan.naas/
🖥️ Telegram :
t.me/sitannaas
Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”
Tahukah anda bahwa sedekah, infak, dan bantuan kita, sekecil apapun itu, tetap akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jalannya dakwah ini
Saat ini Yayasan Pendidikan Islam An-Naas sudah berjalan selama hampir 2 tahun, kini telah memiliki siswa siswi TK sebanyak 33 orang dan siswa SD sebanyak 18 orang dan memiliki 7 guru dan staf
_Dan saat ini pula TKIT AN-NAAS dan SDIT AN-NAAS akan memasuki tahap awal pembangunan gedung sekolah permanen_
Kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk turut andil di dalam ta'awun untuk membantu biaya operasional sarana dan prasarana serta pembangunan gedung TKIT AN-NAAS dan SDIT An-Naas Parepare
Untuk itu kami membuka peluang investasi akhirat untuk menjadi donatur TKIT AN-NAAS dengan nominal 50.000/bulan, (boleh mengambil beberapa paket).
Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank BSI (451) 7166 125 795 atas nama Yayasan Pendidikan Islam An Naas.
Konfirmasi via WA
085299951710
Atas perhatiannya jazaakumullahu khoyron wa barakallahu fiikum
Mengetahui,
Ustadz Abdul Malik Al-buthony
(Pembina Sekolah Islam AN-NAAS Parepare)
💻 Fans page Facebook :
https://m.facebook.com/Sekolah-Islam-An-Naas-104239472094871/?ref=bookmarks
📱 Instagram : https://www.instagram.com/sekolahan.naas/
🖥️ Telegram :
t.me/sitannaas
Facebook
Sekolah Islam An-Naas Parepare
Mencetak generasi Muslim yang berilmu & berpedoman pada Al-Qur'an & Sunnah Parepare, South Sulawesi, Indonesia 91121
Bismillah..
Sekedar menambah Wawasan dan Pengetahuan kita.
Semoga Bermanfaat..
🙏🏻
Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah itu BERDASARKAN RUKYAH Hilal di Negeri Masing-Masing,
BUKAN TERGANTUNG Wuqufnya Jama'ah Haji Di Arafah, karena:
[1]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya Nabi tidak menjadikan wukuf di Arafah sebagai patokan ketika beliau dan para sahabatnya puasa Arafah pada tahun ke 2 H, 3 H dst. Tetapi beliau dan para sahabatnya hanya menentukan puasa Arafah dengan ru'yah hilal penduduk Madinah.
Puasa Arafah tanggal 9 dzulhijjah itu telah disyari'atkan jauh sebelum Rasulullah melaksanakan ibadah haji. Puasa Arafah tanggal 9 dzulhijjah sudah disyari'atkan sejak awal beliau berhijrah ke Madinah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menamakan puasa 9 dzulhijjah dengan puasa Arafah meskipun kaum muslimin belum melaksanakan ibadah haji, dan ibadah haji baru beliau kerjakan di tahun ke 10 H.
Pada tahun ke 2 H, ke 3 H, ke 4 H dan ke 5 H Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat telah melaksanakan puasa di tanggal 9 dzulhijjah tanpa ada seorang pun yang melaksanakan wukuf di Arafah. Saat disyari'atkan, puasa Arafah tidak dikaitkan dengan peristiwa wukuf di Arafah (lihat Zaadul Ma'aad II/101 oleh Imam Ibnu Qayyim, Fathul Baari III/442 oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan Subulus Salam I/60 oleh Imam ash-Shon'ani).
Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
"Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa pada tanggal 9 dzulhijjah, hari 'Asyuraa' dan 3 hari setiap bulan yaitu hari senin pada awal bulan dan 2 hari kamis" (HR. Abu Dawud no.2437, Ahmad no.2269, an-Nasaa'i no.2372 dan al-Baihaqi IV/284, lihat Shahiih Sunan Abi Dawud no.2106)
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa beliau berpuasa pada tanggal 9 dzulhijjah (untuk puasa Arafah) dan itu dilakukan sebelum beliau haji wada' tahun 10 H. Dan lafazh itu menunjukkan rutinitas sebuah amalan.
[2]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya tidak ada satu pun riwayat bahwasanya beliau ketika di Madinah bersungguh-sungguh untuk mencari tahu kapan waktu wuquf jama'ah haji di Arafah.
Jadi, Nabi berpuasa Arafah di Madinah selama bertahun-tahun tanpa mengacu kepada ada atau tidak adanya wuquf di Arafah.
Jika di Madinah sudah masuk tanggal 9 dzulhijjah menurut hitungan mereka, maka beliau bersama para sahabat berpuasa Arafah dan tidak memakai ru'yah hilal penduduk Mekkah.
[3]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya Nabi bersabda kepada kaum muslimin untuk menentukan hilal (awal bulan) dzulhijjah dengan ru'yah sebagaimana kita juga melakukan ru'yah ketika akan menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Apabila kamu telah melihat hilal (yaitu awal bulan) dzulhijjah dan salah seorang diantara kamu hendak berkurban, maka jangan sekali-kali kamu memotong rambutnya dan jangan pula memotong kukunya sampai hewan kurban itu disembelih" (HR.Muslim no.1977 (41 & 42), hadits dari Ummu Salamah).
Nampak dengan jelas pada hadits ini bahwa 'Idul Adha dikaitkan dengan terbitnya hilal, sedangkan waktu terbitnya hilal di setiap negeri berbeda dengan negeri lainnya (sebagaimana yang kita pahami ketika menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal).
Dengan demikian, 'Idul Adha dikaitkan dengan waktu (awal hilal) dan bukan dengan aktifitas jamaah haji di Arafah.
Dengan demikian, maka puasa Arafah juga dikaitkan dengan waktu (awal hilal) dan bukan dengan aktifitas jamaah Haji di Arafah.
(4). Bacalah hadits dari Kuraib, bahwa Ummu Fadhl binti al-Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan.
Sekedar menambah Wawasan dan Pengetahuan kita.
Semoga Bermanfaat..
🙏🏻
Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah itu BERDASARKAN RUKYAH Hilal di Negeri Masing-Masing,
BUKAN TERGANTUNG Wuqufnya Jama'ah Haji Di Arafah, karena:
[1]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya Nabi tidak menjadikan wukuf di Arafah sebagai patokan ketika beliau dan para sahabatnya puasa Arafah pada tahun ke 2 H, 3 H dst. Tetapi beliau dan para sahabatnya hanya menentukan puasa Arafah dengan ru'yah hilal penduduk Madinah.
Puasa Arafah tanggal 9 dzulhijjah itu telah disyari'atkan jauh sebelum Rasulullah melaksanakan ibadah haji. Puasa Arafah tanggal 9 dzulhijjah sudah disyari'atkan sejak awal beliau berhijrah ke Madinah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menamakan puasa 9 dzulhijjah dengan puasa Arafah meskipun kaum muslimin belum melaksanakan ibadah haji, dan ibadah haji baru beliau kerjakan di tahun ke 10 H.
Pada tahun ke 2 H, ke 3 H, ke 4 H dan ke 5 H Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat telah melaksanakan puasa di tanggal 9 dzulhijjah tanpa ada seorang pun yang melaksanakan wukuf di Arafah. Saat disyari'atkan, puasa Arafah tidak dikaitkan dengan peristiwa wukuf di Arafah (lihat Zaadul Ma'aad II/101 oleh Imam Ibnu Qayyim, Fathul Baari III/442 oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan Subulus Salam I/60 oleh Imam ash-Shon'ani).
Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
"Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa pada tanggal 9 dzulhijjah, hari 'Asyuraa' dan 3 hari setiap bulan yaitu hari senin pada awal bulan dan 2 hari kamis" (HR. Abu Dawud no.2437, Ahmad no.2269, an-Nasaa'i no.2372 dan al-Baihaqi IV/284, lihat Shahiih Sunan Abi Dawud no.2106)
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa beliau berpuasa pada tanggal 9 dzulhijjah (untuk puasa Arafah) dan itu dilakukan sebelum beliau haji wada' tahun 10 H. Dan lafazh itu menunjukkan rutinitas sebuah amalan.
[2]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya tidak ada satu pun riwayat bahwasanya beliau ketika di Madinah bersungguh-sungguh untuk mencari tahu kapan waktu wuquf jama'ah haji di Arafah.
Jadi, Nabi berpuasa Arafah di Madinah selama bertahun-tahun tanpa mengacu kepada ada atau tidak adanya wuquf di Arafah.
Jika di Madinah sudah masuk tanggal 9 dzulhijjah menurut hitungan mereka, maka beliau bersama para sahabat berpuasa Arafah dan tidak memakai ru'yah hilal penduduk Mekkah.
[3]. Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya Nabi bersabda kepada kaum muslimin untuk menentukan hilal (awal bulan) dzulhijjah dengan ru'yah sebagaimana kita juga melakukan ru'yah ketika akan menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Apabila kamu telah melihat hilal (yaitu awal bulan) dzulhijjah dan salah seorang diantara kamu hendak berkurban, maka jangan sekali-kali kamu memotong rambutnya dan jangan pula memotong kukunya sampai hewan kurban itu disembelih" (HR.Muslim no.1977 (41 & 42), hadits dari Ummu Salamah).
Nampak dengan jelas pada hadits ini bahwa 'Idul Adha dikaitkan dengan terbitnya hilal, sedangkan waktu terbitnya hilal di setiap negeri berbeda dengan negeri lainnya (sebagaimana yang kita pahami ketika menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal).
Dengan demikian, 'Idul Adha dikaitkan dengan waktu (awal hilal) dan bukan dengan aktifitas jamaah haji di Arafah.
Dengan demikian, maka puasa Arafah juga dikaitkan dengan waktu (awal hilal) dan bukan dengan aktifitas jamaah Haji di Arafah.
(4). Bacalah hadits dari Kuraib, bahwa Ummu Fadhl binti al-Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan.
Kuraib melanjutkan kisahnya, setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk 1 Ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam jum'at. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku : "Kapan kalian melihat hilal ?" tanya Ibnu Abbas. Kuraib menjawab : "Kami melihatnya "MALAM JUM'AT". "Engkau melihatnya sendiri ?" tanya Ibnu Abbas. "Ya, saya melihatnya dan penduduk yang ada di negeriku pun melihatnya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa", jawab Kuraib.
Ibnu Abbas menjelaskan : "Kalau kami (di Madinah) melihatnya "MALAM SABTU". Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawwal"
Kuraib bertanya lagi : "Mengapa kalian tidak mengikuti ru'yah Muawiyah dan puasanya Muawiyah ?"
Ibnu Abbas menjawab : "Tidak, seperti inilah yang telah diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kami" (HR.Muslim no. 1087)
Pada hadits ini kita lihat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu tidak memakai ru'yah penduduk Syam, tapi ia tetap menggunakan ru'yah penduduk Madinah karena ia tahu bahwa hilal masing-masing negeri itu bisa berbeda-beda. Bahkan ia berkata bahwa beginilah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan kepada kami.
Meskipun kisah diatas berkaitan dengan awal Ramadhan, tetapi untuk menentukan hilal (awal bulan) dzulhijjah sama dengan bulan lainnya, tidak ada dalil yang membedakannya. Para ulama tidak membedakan untuk hilal dzulhijjah dan hilal bulan lainnya.
Maka puasa Arafah dan idul adha pun juga dikaitkan dengan waktu (awal hilal) di negeri masing-masing dan bukannya dengan aktifitas jamaah Haji di Arafah.
(5). Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya jika seandainya terjadi bencana atau peperangan sehingga jamaah haji tidak bisa wukuf di Arafah pada tahun itu, bukankah puasa Arafah tetap bisa dilakukan meskipun jamaah haji tidak ada yang wukuf di Arafah ? Kenapa ? Karena patokan puasa Arafah itu bukan wukufnya jamaah haji tapi tanggal 9 dzulhijjah.
Ke 5 alasan diatas dan alasan lainnya adalah pendapat dari seluruh ulama dari zaman ke zaman selama ratusan tahun.
Tetapi setelah adanya teknologi informasi beberapa tahun belakangan maka mulailah muncul pendapat yang berkata kita harus mengikuti puasa Arafah dengan berpatokan kepada jama'ah haji yang sedang wukuf di Arafah.
Para ulama berkata bahwa pendapat ini tidak kuat karena menyelisihi alasan-alasan diatas, sehingga mereka tetap dengan pendapat semula meskipun sudah ketahuan kapan wukuf di Arafah.
"Andaikan ru’yah di suatu negeri terlambat dari Makkah, sehingga tanggal 9 di Makkah adalah tanggal 8 di negeri mereka, maka hendaklah mereka berpuasa pada tanggal 9 di negeri mereka yang bertepatan dengan tanggal 10 di Makkah, inilah pendapat yang kuat" (Al-Fatawa XX/29)
Dan ini juga pendapat dari al-Imam an-Nawawi dalam al-Majmuu’ Syarah al-Muhadzzab VI/273, Ibnu Hajar al-Haitami dalam Fatawa al-Fihqiyah al-Kubro II/60.
Ibnu Abbas menjelaskan : "Kalau kami (di Madinah) melihatnya "MALAM SABTU". Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawwal"
Kuraib bertanya lagi : "Mengapa kalian tidak mengikuti ru'yah Muawiyah dan puasanya Muawiyah ?"
Ibnu Abbas menjawab : "Tidak, seperti inilah yang telah diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kami" (HR.Muslim no. 1087)
Pada hadits ini kita lihat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu tidak memakai ru'yah penduduk Syam, tapi ia tetap menggunakan ru'yah penduduk Madinah karena ia tahu bahwa hilal masing-masing negeri itu bisa berbeda-beda. Bahkan ia berkata bahwa beginilah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan kepada kami.
Meskipun kisah diatas berkaitan dengan awal Ramadhan, tetapi untuk menentukan hilal (awal bulan) dzulhijjah sama dengan bulan lainnya, tidak ada dalil yang membedakannya. Para ulama tidak membedakan untuk hilal dzulhijjah dan hilal bulan lainnya.
Maka puasa Arafah dan idul adha pun juga dikaitkan dengan waktu (awal hilal) di negeri masing-masing dan bukannya dengan aktifitas jamaah Haji di Arafah.
(5). Puasa Arafah itu terkait dengan "waktu saja" dan tidak terkait dengan "tempat". Buktinya jika seandainya terjadi bencana atau peperangan sehingga jamaah haji tidak bisa wukuf di Arafah pada tahun itu, bukankah puasa Arafah tetap bisa dilakukan meskipun jamaah haji tidak ada yang wukuf di Arafah ? Kenapa ? Karena patokan puasa Arafah itu bukan wukufnya jamaah haji tapi tanggal 9 dzulhijjah.
Ke 5 alasan diatas dan alasan lainnya adalah pendapat dari seluruh ulama dari zaman ke zaman selama ratusan tahun.
Tetapi setelah adanya teknologi informasi beberapa tahun belakangan maka mulailah muncul pendapat yang berkata kita harus mengikuti puasa Arafah dengan berpatokan kepada jama'ah haji yang sedang wukuf di Arafah.
Para ulama berkata bahwa pendapat ini tidak kuat karena menyelisihi alasan-alasan diatas, sehingga mereka tetap dengan pendapat semula meskipun sudah ketahuan kapan wukuf di Arafah.
"Andaikan ru’yah di suatu negeri terlambat dari Makkah, sehingga tanggal 9 di Makkah adalah tanggal 8 di negeri mereka, maka hendaklah mereka berpuasa pada tanggal 9 di negeri mereka yang bertepatan dengan tanggal 10 di Makkah, inilah pendapat yang kuat" (Al-Fatawa XX/29)
Dan ini juga pendapat dari al-Imam an-Nawawi dalam al-Majmuu’ Syarah al-Muhadzzab VI/273, Ibnu Hajar al-Haitami dalam Fatawa al-Fihqiyah al-Kubro II/60.
🏷️ SEGENAP TIM ADMIN AKUN DAKWAH MP3-KAJIAN-EBOOK-SALAF
Mengucapkan
Selamat Hari Raya
*IDUL ADHA*
10 Dzulhijjah 1444 H
29 Juni 2023 M
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
(Semoga Allah menerima amalan kami & amalan Kalian )
📡 *Yuk Gabung Bersama Kami Di* ⤵⤵
Link Media Dakwah Mp3-kajian-ebook-salaf
http://kontak.link/mp3kajianebooksalaf
*Gabung ke grup WhatsApp komunitas kami di sini* 👇🏽
https://chat.whatsapp.com/L5cfFfpN7XN6s5X6dFUPvH
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙨𝙪𝙗𝙨𝙘𝙧𝙞𝙗𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝘿𝙞𝙨𝙚𝙗𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙜𝙖𝙧 𝙆𝙚𝙗𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙢𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙚𝙗𝙖𝙧, 𝙙𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙙𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙮𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙤𝙝 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖 𝙟𝙖𝙧𝙞𝙮𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙗𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙢𝙪 𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖. 𝙗𝙖𝙖𝙧𝙖𝙠𝙖𝙡𝙡𝙖𝙝𝙪 𝙛𝙞𝙞𝙠𝙪𝙢 𝙬𝙖 𝙟𝙖𝙯𝙖𝙠𝙪𝙢𝙪𝙡𝙡𝙖𝙝𝙪 𝙠𝙝𝙖𝙞𝙧𝙖𝙣
Mengucapkan
Selamat Hari Raya
*IDUL ADHA*
10 Dzulhijjah 1444 H
29 Juni 2023 M
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
(Semoga Allah menerima amalan kami & amalan Kalian )
📡 *Yuk Gabung Bersama Kami Di* ⤵⤵
Link Media Dakwah Mp3-kajian-ebook-salaf
http://kontak.link/mp3kajianebooksalaf
*Gabung ke grup WhatsApp komunitas kami di sini* 👇🏽
https://chat.whatsapp.com/L5cfFfpN7XN6s5X6dFUPvH
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙨𝙪𝙗𝙨𝙘𝙧𝙞𝙗𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝘿𝙞𝙨𝙚𝙗𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙜𝙖𝙧 𝙆𝙚𝙗𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙢𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙚𝙗𝙖𝙧, 𝙙𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙙𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙮𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙤𝙝 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖 𝙟𝙖𝙧𝙞𝙮𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙗𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙢𝙪 𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖. 𝙗𝙖𝙖𝙧𝙖𝙠𝙖𝙡𝙡𝙖𝙝𝙪 𝙛𝙞𝙞𝙠𝙪𝙢 𝙬𝙖 𝙟𝙖𝙯𝙖𝙠𝙪𝙢𝙪𝙡𝙡𝙖𝙝𝙪 𝙠𝙝𝙖𝙞𝙧𝙖𝙣
Kontak.link
Mp3 Kajian Ebook Salaf | Kontak.link
Situs website dan kontak digital saya menggunakan Kontak.link | Kontak.link
🗳️ *Update Donasi Untuk Pengerjaan Jendela Aluminium dan Pintu Tempered Masjid Pondok Pesantren Imam Muslim Nipah Kab.Bone)*
=================
• *Periode Ahad 05 Muharram 1445, 23 Juli 2023*
1. Hamba Allah 1 paket (transfer)
2. Hamba Allah 3 paket (transfer)
3. Hamba Allah 4 paket (tf)
4. Hamba Allah 100 paket (tf)
5. Hamba Allah 10 Paket (tf)
6. Hamba Allah 1 Paket (tf)
7. Hamba Allah 1 Paket (tf)
8. Hamba Allah 200 rb (tf)
9. Hamba Allah 3 paket (tf)
10. Hamba Allah 4 paket (tf)
11. Hamba Allah 200 rb (tf)
12. Hamba Allah 600 rb (tf)
13. Hamba Allah 200 rb (tf)
14. Hamba Allah 100 rb (tf)
15. Hamba Allah 10 Paket (tf)
16. Hamba Allah 6 Paket (tf)
Masuk: 148 Paket ( 37.050.000,- )
Kebutuhan: 400 Paket
Tersisa: 252 Paket (62.950.000,-)
*LELANG KEBAIKAN UNTUK : Pengerjaan Jendela Aluminium dan Pintu Tempered Masjid Imam Muslim (Yayasan Imam Muslim bin Hajjaj Bone)*
*• KEBUTUHAN ±Rp 100.000.000,-*
Kebutuhan Meliputi:
• Jendela 12 Unit
*@ 5.580.000 = Rp. 66.960.000,-*
• Pintu Tempered 6 Unit *@ 5.500.000 = Rp 33.000.000,-*
Salurkan infaq pembangunan anda melalui rekening:
BANK SYARIAH INDONESIA
(kode bank 451) 8888464558
A.n. Yayasan Muslim Bin Hajjaj.
Harap konfirmasi untuk memudahkan pencatatan ke Hp/Wa:
• 085255795809 (Fatris)
• 081355786226 (Safrin abu Nisa)
جزاكم الله خيرا
وبارك الله فيكم
=================
• *Periode Ahad 05 Muharram 1445, 23 Juli 2023*
1. Hamba Allah 1 paket (transfer)
2. Hamba Allah 3 paket (transfer)
3. Hamba Allah 4 paket (tf)
4. Hamba Allah 100 paket (tf)
5. Hamba Allah 10 Paket (tf)
6. Hamba Allah 1 Paket (tf)
7. Hamba Allah 1 Paket (tf)
8. Hamba Allah 200 rb (tf)
9. Hamba Allah 3 paket (tf)
10. Hamba Allah 4 paket (tf)
11. Hamba Allah 200 rb (tf)
12. Hamba Allah 600 rb (tf)
13. Hamba Allah 200 rb (tf)
14. Hamba Allah 100 rb (tf)
15. Hamba Allah 10 Paket (tf)
16. Hamba Allah 6 Paket (tf)
Masuk: 148 Paket ( 37.050.000,- )
Kebutuhan: 400 Paket
Tersisa: 252 Paket (62.950.000,-)
*LELANG KEBAIKAN UNTUK : Pengerjaan Jendela Aluminium dan Pintu Tempered Masjid Imam Muslim (Yayasan Imam Muslim bin Hajjaj Bone)*
*• KEBUTUHAN ±Rp 100.000.000,-*
Kebutuhan Meliputi:
• Jendela 12 Unit
*@ 5.580.000 = Rp. 66.960.000,-*
• Pintu Tempered 6 Unit *@ 5.500.000 = Rp 33.000.000,-*
Salurkan infaq pembangunan anda melalui rekening:
BANK SYARIAH INDONESIA
(kode bank 451) 8888464558
A.n. Yayasan Muslim Bin Hajjaj.
Harap konfirmasi untuk memudahkan pencatatan ke Hp/Wa:
• 085255795809 (Fatris)
• 081355786226 (Safrin abu Nisa)
جزاكم الله خيرا
وبارك الله فيكم
https://fb.watch/mp1-6wrciF/?mibextid=2Rb1fB
📢📢 DENGARKAN SAAT INI
KAJIAN TEMATIK SPESIAL
🎙 Bersama : *Al Ustadz Abu Abdillah Khaidir Bin Muhammad Sunusi _Hafizhahullah Ta'ala_*
🗓 Waktu : Senin, 14 Agustus 2023/14 Muharram 1445H
_Ba'da Subuh-Selesai_
🕌 Tempat :
Ma'had Tahfizhul Qur'an 'Utsman Bin 'Affan
Pettuadae, Kec. Turikale
📝 Penyelenggara :
Masjid 'Utsman bin 'Affan Pappandangan, Kab. Maros
Live Streaming :
Halaman Facebook : Ma'had Utsman bin Affan
Silahkan disebarkan, semoga menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak
📢📢 DENGARKAN SAAT INI
KAJIAN TEMATIK SPESIAL
🎙 Bersama : *Al Ustadz Abu Abdillah Khaidir Bin Muhammad Sunusi _Hafizhahullah Ta'ala_*
🗓 Waktu : Senin, 14 Agustus 2023/14 Muharram 1445H
_Ba'da Subuh-Selesai_
🕌 Tempat :
Ma'had Tahfizhul Qur'an 'Utsman Bin 'Affan
Pettuadae, Kec. Turikale
📝 Penyelenggara :
Masjid 'Utsman bin 'Affan Pappandangan, Kab. Maros
Live Streaming :
Halaman Facebook : Ma'had Utsman bin Affan
Silahkan disebarkan, semoga menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak
بسم الله
Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi حفظه الله mewakili Indonesia di Mukhtamar Internasional di Makkah, beliau حفظه الله menjadi salah seorang pembicara di Mukhatamar (International Islamic Conference)
https://youtube.com/live/TvwqBX_Cdbc?feature=share
Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi حفظه الله mewakili Indonesia di Mukhtamar Internasional di Makkah, beliau حفظه الله menjadi salah seorang pembicara di Mukhatamar (International Islamic Conference)
https://youtube.com/live/TvwqBX_Cdbc?feature=share
YouTube
مؤتمر التواصل مع إدارات الشؤون الدينية والأفتاء والمش
*Menikahlah karna engkau bukan anak anak lagi*
Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah pernah berkata : pemuda yg umur nya sudah 21 tahun dia bukan (di kategorikan) anak anak untuk menikah.
(Karena) Sahabat Amr Ibnul-'Ash beliau menikah di saat umur beliau 11 tahun dan beliau langsung di karuniakan anak, oleh karna nya di katakan : tidaklah antara (umur) beliau dengan (umur) anak nya Abdullah kecuali hanya beda 13 tahun.
Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah pernah berkata : pemuda yg umur nya sudah 21 tahun dia bukan (di kategorikan) anak anak untuk menikah.
(Karena) Sahabat Amr Ibnul-'Ash beliau menikah di saat umur beliau 11 tahun dan beliau langsung di karuniakan anak, oleh karna nya di katakan : tidaklah antara (umur) beliau dengan (umur) anak nya Abdullah kecuali hanya beda 13 tahun.